DOSEN
DISUSUN OLEH
1. FITRIYANTY OKYAVIANI
2. FRISKAWATY S. AHMAD
3. HENDRA JAMIL
4. IJUL ADHI SATRIA
5. INDRIANITAMI LIHU
6. IZRAK HABU
7. LARA SISWATI ALIWU
8. LILIS NUGRAWATI
9. MARYAM KAU
KELOMPOK 3
Puji dan syukur Tim penulis panjatkan kepada Tuhan Yang maha Esa atas
Rahmat-Nya yang telah dilimpahkan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Korban Trafficking ” yang merupakan
salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa II.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan masih terdapat beberapa
kekurangan, hal ini tidak lepas dari terbatasnya pengetahuan dan wawasan yang
penulis miliki. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran
yang konstruktif untuk perbaikan di masa yang akan datang, karena manusia yang
mau maju adalah orang yang mau menerima kritikan dan belajar dari suatu
kesalahan.
Akhir kata dengan penuh harapan penulis berharap semoga tugas yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Korban Trafficking ” mendapat ridho dari
Allah SWT, dan dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
umumnya. Amiin....
Kelompok 3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB IV Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perdagangan orang (human trafficking) merupakan bentuk perbudakan
secara modern, terjadi baik dalam tingkat nasional dan internasional. Dengan
berkembangnya teknologi informasi, komunikasi dan transformasi maka
modus kejahatan perdagangan manusia semakin canggih. “Perdagangan
orang/manusia bukan kejahatan biasa (extra ordinary), terorganisir
(organized), dan lintas negara (transnational), sehingga dapat dikategorikan
sebagai transnational organized crime (TOC)”.
Demikian canggihnya cara kerja perdagangan orang yang harus diikuti
dengan perangkat hukum yang dapat menjerat pelaku. Diperlukan instrument
hukum secara khusus yang meliputi aspek pencegahan, perlindungan,
rehabilitasi, repratriasi, dan reintegrasi sosial. Perdagangan orang dapat
terjadi pada setiap manusia, terutama terhadap perempuan, dengan demikian
upaya perlindungan terhadap perempuan dan anak merupakan hal yang
harus diimplementasikan.
Kasus perdagangan orang yang terjadi, hampir seluruh kasus yang
ditemukan dalam perdagangan manusia korbannya adalah perempuan dan
anak. Diperkirakan setiap tahunnya 600.000-800.000 laki-laki, perempuan
dan anak-anak diperdagangkan menyeberangi perbatasan-perbatasan
internasional. Di Indonesia jumlah anak yang tereksploitasi seksual sebagai
dampak perdagangan anak diperkirakan mencapai 40.000-70.000 anak.
Disamping itu, dalam berbagai studi dan laporan NGO menyatakan bahwa
Indonesia merupakan daerah sumber dalam perdagangan orang, disamping
juga sebagai transit dan penerima perdagangan orang.
Dari berbagai macam kejahatan yang ada, masalah perdagangan
orang sangat kompleks, sehingga upaya pencegahan maupun
penanggulangan korban perdagangan harus dilakukan secara terpadu.
Adapun beberapa factor pendorong terjadinya perdagangan orang antara lain
meliputi kemiskinan, desakan kuat untuk bergaya hidup materialistik,
ketidakmampuan system pendidikan yang ada maupunmasyarakat untuk
mempertahankan anak supaya tidak putus sekolah dan melanjutkan ke
jenjang yang lebih tinggi serta petugas Kelurahan dan Kecamatan yang
membantu pemalsuan KTP.
Secara umum korban perdagangan orang terutama perempuan yang
dilacurkan dan pekerja anak adalah korban kriminal dan bukan pelaku
kriminal. Elemen perdagangan orang meliputi pelacuran paksa, eksploitasi
seksual, kerja paksa mirip perbudakan, dan transplantasi organ tubuh.
Korban perdagangan orang memerlukan perlindungan, direhabilitasi, dan
dikembalikan kepada keluarganya.
I. IDENTITAS
KLIEN
Nama : Ny. B
Umur : Lahir tahun 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : SPG
Alamat dan No. Telp : Rawamangun, Palopo
IBU
Penanggung Jawab : Ny. S (45 Tahun)
Hubungan dg Klien : sebagai Ibunya
II. POLA PERSEPSI KESEHATAN ATAU PENANGANAN KESEHATAN
a. Keluhan Utama:
Menurut Ny. S “Anak saya mungkin frustasi dan tidak tahan kondisi
keluarga kami,”
b. Riwayat Penyakit Sekarang :
Anak frustasi dan tidak tahan kondisi keluarga
c. Lamanya Keluhan :
dimulai ketika mereka menginjakkan kaki di tempat kerja mereka.
d. Faktor yang Memperberat :
Menurut Ny. S “Keluarga kami broken home. Anak-anak melihat
orangtua tidak akur. Mungkin itu yang menyebabkan dia
memutuskan pergi,”
e. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi Keluhan :
Menurut Ny. S bersama dengan teman lama dan sahabatnya, Bella
pergi diam-diam meninggalkan desa dan merasa bahwa mencari
nafkah sendiri merupakan jawaban akan kegalauannya.
f. Riwayat Penyakit Dahulu :
perna menjadi korban perdagangan orang pada akhir 2013.
g. Persepsi Klien tentang status kesehatan dan kesejahteraan :
merasa bahwa mencari nafkah sendiri merupakan jawaban akan
kegalauannya.
h. Riwayat Kesehatan Keluarga : ibu sulis perna menjadi korban
perdangan.
DATA SOBJEKTIF:
Ibu Klien mengatakan klien frustasi dan tidak tahan kondisi keluarga
ibu klien mengatakan bahwa klien perna menjadi korban
perdagangan orang
Menurut Ny. S “Tidak bisa saya bayangkan ketakutannya., Dia jauh
dari rumah, bekerja untuk rumah biadab itu. Dia melihat semuanya.,
Dia seperti jadi orang lain ketika saya pertama kali mendengar
suaranya (melalui telepon) setelah sekian lama tidak berhubungan,”
Menurut Ny. S “Mereka membuat perempuan menjadi binatang.
Menjerat dengan hutang yang jelas-jelas tidak akan sanggup
mereka bayar. Ada ibu-ibu yang sama sekali tidak bisa
meninggalkan tempat itu karena hutang banyak, anak banyak dan
tidak jelas siapa saja bapaknya.”
Menurut Ny. S “Dia magang untuk 3 bulan baru boleh dibawa keluar.
Selama itu dia kerja melayani tamu, menemani minum. Setiap hari
dia disuruh memakai pakaian seminim mungkin dan dipajang di
ruang kaca. Bisa saya katakan separuh telanjang,”
DATA OBJEKTIF:
V. POHON MASALAH
Isolasi Sosial
Riwayat korban
perilku kekerasan
Perubahan status
mental
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Trafficking adalah perdagangan manusia, lebih khususnya perdangan
perempuan dan anak-anak yang dilakukan oleh pelaku perdagangan manusia
‘trafficker’ dengan cara mengendalikan korban dalam bentuk paksaan,
penggunaan kekerasan, penculikan, tipu daya, penipuan ataupun
penyalahgunaan kekuasaan atau kedudukan.
Jenis-jenis trafficking ini meliputi perkawinan transinternasional,
eksploitasi seksual phedopilia, pembantu rumah tangga dalam kondisi buruk,
dan penari erotis. Faktor penyebab utama terjadinya tindakan trafficking ini
adalah karena kemiskinan dan beberapa diantaranya adalah, karena tingkat
pendidikan yang rendah, penganiyaan terhadap perempuan, perkawinan usia
muda, dan kondisi sosial budaya masyarakat yang patriarkhis. Dampak yang
bisa ditimbulkan dari trafficking ini adalah kecemasan, stress, dan
ketidakberdayaan.
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi
sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan
berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, M,E., Morhouse, F.,& Muur, A. C.(2013) Nersing Diagnosis Manual
Planning, Individualizing And Documenting Client Care. 4 th Ed.
Philandelphia: F. A. Davis Company
Ackley, B. J., Ladwing. G. B., & Makic, M. B. F. (2017). Nursing Diagnosis
Handbook An Evidence-Based Guide To Planning Care. 11 th Ed. Lous:
Elsevier.
Townsed, M. (2014). Psychiatric Nursing: Assesment, Care Plans, And
Medications. (9th Ed.) Piladelphia: F. A. Davis Company.