Disusun Oleh:
1. Ervina
2. Giantini
3. Kasyanti
4. Maya Silvana Wijayanti
5. Nurhayati Tanzi
6. Perpelitama Mangunsong
7. Ratna Puspita Sari
8. Sri Handrianti
9. Wahyu Kurniawan
2022
Kata Pengantar
Puji dan syukur Tim penulis panjatkan kepada Tuhan Yang maha Esa atas Rahmat-Nya
yang telah dilimpahkan sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Pada Trafficking Human” yang merupakan salah satu tugas Mata
Kuliah Keperawatan Jiwa II. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan masih
terdapat beberapa kekurangan, hal ini tidak lepas dari terbatasnya pengetahuan dan
wawasan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik
dan saran yang konstruktif untuk perbaikan di masa yang akan datang, karena manusia
yang mau maju adalah orang yang mau menerima kritikan dan belajar dari suatu kesalahan.
Akhir kata dengan penuh harapan penulis berharap semoga makalah yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Pada Trafficking Human” mendapat ridho dari Allah SWT, dan dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya. Amiin....
Tim Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I Pendahuluan 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penulisan 3
3.1Kasus 36
3.2Asuhan Keperawatan Pada Isolasi Sosial berdasarkan Kasus 39
BAB IV Penutup 59
4.1 Kesimpulan 59
4.2 Saran 59
Daftar Pustaka 60
ii
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN TEORI
Pengertian di atas tidak menekankan pada perekrutan dan pengiriman yang menentukan suatu
perbuatan tersebut adalah tindak pidana perdagangan orang, tetapi juga kondisi eksploitatif
terkait ke dalam mana orang diperdagangkan.
Dari pengertian tersebut ada tiga unsur yang berbeda yang saling berkaitan satu sama lainnya,
yaitu :
a. Tindakan atau perbuatan yang dilakukan, yaitu perekrutan, pengiriman, pemindahan,
penampungan atau penerimaan seseorang.
b. Cara: menggunakan ancaman, penggunaan kekerasa atau bentuk-bentuk paksaan lain,
penculikan, tipu daya, penipuan, pemberian atau penerimaan pembayaran atau keuntungan
untuk memperoleh persetujuan dari orang orang.
c. Tujuan atau maksud, untuk tujuan eksploitsi. Eksploitasi mencakup setidak tidaknya
eksploitasi pelacuran dari orang lain atau bentuk-bentuk eksplotasi seksual lainnya,
kerja paksa, perbudakan, pengahambaan atau pengambilan organ tubuh.
Dari definisi di atas ada beberapa hal yang menjadi ciri utama dari beberapa pengertian
trafficking yaitu:
a. Adanya proses perekrutan, pengiriman, eksploitasi, pemindahan, penampungan atau
penerimaan manusia baik itu lintas wilayah maupun negara.
b. Ada pihak-pihak yang mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan perempuan
maupun anak untuk melakukan sebuah pekerjaan (dibayar atau tidak), sebagai
hubungan kerja yang eksploitatif (secara ekonomi atau seksusal), baik itu TKW,
prostitusi, buruh manual atau industri, perkawinan paksa, atau pekerjaan lainnya.
c. Ada korban baik perempuan maupun anak yang karena keperempuanan dan
kekanakannya dimanfaatkan dan di eksploitasi baik secara ekonomi maupun seksual,
guna kepentingan pihak-pihak tertentu dengan cara paksa, disertai ancaman, maupun
tipuan ataupun penculikan, penipuan, kebohongan, kecurangan atau penyalahgunaan
kekuasaan. Dalam hal ini termasuk juga terhadap beberapa korban yang menyatakan
persetujuan yang mana dipahami bahwa situasi-situai tertentu yang mengakibatkan para
korban setuju, misalnya karena kebutuhan ekonomi, ada tekanan kekuasaan dan lain
sebagainya.
Melihat dari beberapa definisi yang telah dipaparkan tentang pengertian trafficking di atas dapat
diambil benang merahnya bahwa kategori trafficking akan terpenuhi apabila memenuhi tiga
unsur yaitu: proses, jalan atau cara dan tujuan.
Proses disni meliputi perekrutan, pengiriman, pemindahan, penampungan dan penjualan,
sedangkan cara atau jalannya ialah dengan kekerasan, pemaksaan, penipuan, kebohongan dan
penculikan. Adapun tujuannya adalah untukeksploitasi, baik seksual atupun ekslpoitasi yang
lain seperti perbudakan dan menjadikan pelayan.
Sanksi bagi pelaku tindak pidana perdagangan orang Kurungan Penjara dan atau Denda.
Sanksi kurungan penjara, minimal 3 tahun maksimal 15 tahun. Sanksi denda bagi pelaku
perorangan Rp 150-600 juta, sementara untuk perusahaan sanksi penjaranya minimal 9 tahun dan
maksimal 45 tahun, atau denda minimal sebesar Rp 360 juta, dan maksimal Rp 1,8 miliar.
2. Dampak Sosial
Secara sosial para perempuan korban trafficking teralenasi, karena sejak awal direkrut,
diangkut atau ditangkap oleh jaringan trafficker mereka sudah disekap, diisolir agar tidak
berhubungan dengan dunia luar atau siapapun sampai mereka tiba ditempat tujuan.
Eksploitasi seksual yang di alami para korban ditempat pekerjaan membatasi mereka
untuk bertemu dengan orang lain (Course Instructions, 2011: 3, 4), kecuali harus melayani
nafsu bejat para tamu (lelaki hidung belang). Para korban semestinya memandang dunia
dan masa depan dengan mata bersinar, hidup aman tentram bersama perlindungan dan
kasih sayang keluarganya, tibatiba harus tercabut masuk ke dalam situasi yang eksploitatif
dan kejam, menjadi korban sindikat trafficking.
Konsekuensi sosial tersebut sebagai salah satu dampak yang banyak dialami oleh
perempuan. Korban trafficking. Korban mengalami isolasi sosial, yang berfungsi sebagai
strategi untuk perbudakan dan eksploitasi seksual. Sementara diperbudak, para korban
terutama anak-anak biasanya kehilangan kesempatan pendidikan dan sosialisasi dengan
teman sebayanya (Stotts & Ramey, 2009: 10). Karena trafficking perempuan tampaknya
mengorbankan seluruh masyarakat, anak dan wanita, isolasi sosial merupakan upaya untuk
mencegah mereka mendapatkan pendidikan dan meningkatkan kerentanan masa depan
mereka untuk diperdagangkan.
Menurut Chatterjee et al. (Wickham, 2009: 12, 13), persoalan social yang sangat tragis dan
semakin meningkatkan stress dan depresi para korban adalah ketika keluarga dan
masyarakat menolak untuk menerima mereka kembali. Selain itu, para pria sering
melihat perempuan korban trafficking sebagai orang yang kotor, telah ternodai dan
karena itu menolak untuk menikahi mereka. Diskriminasi terhadap para perempuan
korban trafficking terjadi dalam berbagai sector dan berbagai bentuk. Kenyataan ini
telah menggugah rasa kemanusiaan dari berbagai pihak untuk terus berjuang agar nilai-nilai
kemanusiaan seperti keadilan, kesederajatan, bisa diwujudkan. Jadi dampak sosial yang
dimaksud adalah isolasi sosial, penolakan dari keluarga dan masyarakat mengakibatkan
perempuan korban trafficking kehilangan makna dan tujuan hidup serta penghargaan atas
dirinya.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Trafficking adalah perdagangan manusia, lebih khususnya perdangan perempuan dan
anak-anak yang dilakukan oleh pelaku perdagangan manusia ‘trafficker’ dengan cara
mengendalikan korban dalam bentuk paksaan,penggunaan kekerasan, penculikan, tipu daya,
penipuan ataupun penyalahgunaan kekuasaan atau kedudukan. Jenis-jenis trafficking ini
meliputi perkawinan transinternasional, eksploitasi seksual phedopilia, pembantu rumah tangga
dalam kondisi buruk, dan penari erotis. Faktor penyebab utama terjadinya tindakan trafficking ini
adalah karena kemiskinan dan beberapa diantaranya adalah, karena tingkat pendidikan yang
rendah, penganiyaan terhadap perempuan, perkawinan usia muda, dan kondisi sosial
budaya masyarakat yang patriarkhis. Dampak yang bisa ditimbulkan dari trafficking ini
adalah kecemasan, stress, dan ketidakberdayaan.
4.2 Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik
dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan
makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Capernito, Lyda Juall. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Ed. 13. Jakarta: EGC
Farhana. 2010. Aspek Hukum Perdagangan Orang di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika
Riyadi, Sujono dan Teguh Purwanto. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Graha Ilmu
Syafaat, Rachmad. 2002. Dagang Manusia-Kajian Trafficking Terhadap Perempuan dan Anak di
Jawa Timur. Yogyakarta: Lappera Pustaka Utama.