Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KORBAN TRAFFICKING

DOSEN PEMBIMBING

Ns.Heppi sasmita,M.kep

DISUSUN OLEH :

Hafizah Rahmi

Lina

Leli suriani

Losi anggrini

M iqbal

Maysa opi rahayu

INSTITUT KESEHATAN PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KESMAS

PRODI S1 KEPERAWATAN

TAHUN PELAJARAN 2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunianya kami dapat menyelesaikan yang berjudul ” ASUHAN
KEPERAWATAN KORBAN TRAFFICKING”

Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu


Ns.Heppi sasmita,M.kep selaku dosen mata kuliah Keperawatan jiwa II yang
sudah memberikan kepercayaan kepada kami untuk menyelesaikan tugas ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah
pengetahuan dan juga wawasan.

Kami pun menyadari bahwa di dalam askep ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, Kami mengharapkan
adanya kritik dan saran demi perbaikan askep yang kami buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Mudah-mudahan makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang


khususnya bagi para pembaca.Kami mohon maaf yang sebesar-
besarnyajikaterdapat kata-kata yang kurang berkenan.

Bukittinggi, 31 oktober 2021

                   Penyusun kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................ ii
DAFTAR ISI.............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah................................................................ 1


Rumusan Masalah.......................................................................... 1
Tujuan Penulisan............................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

Definisi Human Trafficking............................................................ 5


Faktor- Faktor Penyebab Human Trafficking..............................6
Bentuk dan Modus Human Trafficking........................................ 8
Undang- undang tentang Human Trafficking............................10
Dampak/ Pengaruh Human Trafficking..................................... 11
Pencegahan dan Penanggulangan Human Trafficking.............13

BAB III PENUTUP

Kesimpulan................................................................................... 18
Saran.............................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perdagangan orang (human trafficking) merupakan bentuk
perbudakan secara modern, terjadi baik dalam tingkat nasional dan
internasional. Dengan berkembangnya teknologi informasi, komunikasi
dan transformasi maka modus kejahatan perdagangan manusia semakin
canggih. “Perdagangan orang/manusia bukan kejahatan biasa (extra
ordinary), terorganisir (organized), dan lintas negara (transnational),
sehingga dapat dikategorikan sebagai transnational organized crime
(TOC)”.
Demikian canggihnya cara kerja perdagangan orang yang harus
diikuti dengan perangkat hukum yang dapat menjerat pelaku. Diperlukan
instrument hukum secara khusus yang meliputi aspek pencegahan,
perlindungan, rehabilitasi, repratriasi, dan reintegrasi sosial. Perdagangan
orang dapat terjadi pada setiap manusia, terutama terhadap perempuan,
dengan demikian upaya perlindungan terhadap perempuan dan anak
merupakan hal yang harus diimplementasikan.

B. Rumusan Masalah

Adapun Rumusan Masalah pada Makalah ini yaitu:

1. Jelaskan Definisi Trafficking Human!

2. Jelaskan Faktor- Faktor Penyebab Human Trafficking!

3. Jelaskan Bentuk dan Modus Human Trafficking

4. Jelaskan Undang- undang tentang Human Trafficking

5. Jelaskan Dampak/ Pengaruh Human Trafficking!

6. Jelaskan Pencegahan dan Penanggulangan Human Trafficking

1
C. Tujuan Penulisan

Adapun Tujuan Penulisan pada Makalah ini yaitu:

1. Untuk Mengetahui dan Memahami Definisi Human Trafficking

2. Untuk Mengetahui dan Memahami Faktor- Faktor Penyebab


Human Trafficking.

3. Untuk Mengetahui dan Memahami Bentuk dan Modus Human


Trafficking

4. Untuk Mengetahui dan Memahami Undang- undang tentang


Human Trafficking

5. Untuk Mengetahui dan Memahami Dampak/ Pengaruh Human


Trafficking

6. Untuk Mengetahui dan Memahami Pencegahan dan


Penanggulangan Human Trafficking

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Definisi
Trafficking adalah konsep dinamis dengan wujud yang berubah dari
waktu kewaktu, sesuai perkembangan ekonomi, sosial dan politik.
Human trafficking adalah sebuah kejahatan tansnasional yang
menjadikan manusia sebagai obyek komersial yang dapat diuangkan atau
diperjualbelikan seperti layaknya barang properti (Rianto Adi (2012)
dalam (Mardiyati, 2017).
Human trafficking atau perdagangan manusia oleh Perserikatan
Bangsabangsa (PBB) mendefinisikan sebagai perekrutan, pengiriman,
pemindahan, penampungan atau penerimaan seseorang dengan ancaman,
penggunaan kekerasan, perbudakan, pemaksaan, pemerangkapan utang
ataupun bentuk-bentuk penipuan yang lainnya dengan tujuan eksploitasi
(Course Instruction, 2011:2)
Perdagangan manusia berhubungan dengan menjajakan diri
(memperdagangkan), tawar-menawar, membuat kesepakatan, melakukan
transaksi dan hubungan seksual (Taiwan Medicare, 2012).
Tiga unsur yang berbeda yang saling berkaitan satu sama lainnya

 Tindakan atau perbuatan yang dilakukan, yaitu perekrutan,


pengiriman, pemindahan, penampungan atau penerimaan
seseorang.

 Cara: menggunakan ancaman, penggunaan kekerasa atau bentuk-


bentuk paksaan lain, penculikan, tipu daya, penipuan, pemberian
atau penerimaan pembayaran atau keuntungan untuk
memperoleh persetujuan dari orangorang.

 Tujuan atau maksud, untuk tujuan eksploitsi. Eksploitasi


mencakup setidaktidaknya eksploitasi pelacuran dari orang lain
atau bentuk-bentuk eksplotasi seksual lainnya, kerja paksa,
perbudakan, pengahambaan atau pengambilan organ tubuh.

3
2. Faktor- Faktor Penyebab Trafficking Human

 Faktor Ekonomi

Ekonomi yang minim atau disebut kemiskinan menjadi


factor penyebab utama terjadinya Human Trafficking. Ini
menunjukkan bahwa perdagangan manusia merupakan ancaman
yang sangat membahayakan bagi orang miskin. Sudah bukan
menjadi rahasia umum lagi bahwa rendahnya ekonomi membawa
dampak bagi prilaku sebagian besar masyarakat

 Posisi Subordinat Perempuan dalam Sosial dan Budaya

Kondisi perekonomian yang lemah serta kontrusksi


masyarakat yang ada menempatkan hakperempuan dalam posisi
yang lebih tidak menguntungkan. Meskipun dalam pasal 3
perjanjian tentang hak Ekonomi, Sosial dan Budaya tahun 1966
menyatakan bahwa adanya persamaan bagi laki- laki dan
perempuan untuk memperoleh hak ekonomi, sosial dan budaya.
Namun kenyataannya HAM di Indonesia masih belum menyentuh
masyarakat karena masih kuatnya diskriminasi terhadap
perempuan.

 Faktor Pendidikan

Tingkat pendidikan yang rendah juga sangat mempengaruhi


kekerasan dan eksploitasi terhadap anak dan perempuan.
Banyaknya anak yang putus sekolah, sehingga mereka tidak
mempunyai skill yang memadai untuk mempertahankan hidup.
Implikasinya, mereka rentan terlibat kriminalitas.

 Tidak Ada Akta Kelahiran

Sebuah studi yang dipublikasikan oleh UNICEF APADA


mei 2002 yang lalu memperkirakan bahwa hingga tahun 2000 lalu,
37% balita Indonesia belum mempunyai akta kelahiran. Pasal 9

4
konvensi mengenai hak-hak anak menentukan bahwa semua anak
harus didaftarkan segera setelah kelahirannya dan juga harus
mempunyai nama serta kewarganegaraan. Ada bermacam- macam
alasan mengapa banyak anak tidak terdaftar kelahirannyaa. Orang
tua yang miskin mungkin merasa biaya pendaftaran terlalu mahal
atau mereka tidak menyadari pentingtnya akata kelahiran.

 Kebijakan yang Bias Gender

Perempuan di Indonesia umumnya menikmati kesetaraan


gender di mana hukum Undang-undang Dasar 1945 menjamin
kesetaraan hak untuk laki- laki dan perempuan. Indonisia juga telah
meratifikasi beberapa konvensi PBB yang menjamin kesetaraan
hak bagi perempuan, antara lain rativikasi konvensi untuk
penghpusan deskriminasi untuk perempuan (CEDAW) pada tahun
1984. Namun kenyataannya hukum perlindungan hanya di atas
kertas sedangkan prakteknya masih jauh dari yang diaharapkan.
Kesetaraan gender belum sepenuhnya terwujud, perempuan masih
tertinggal secara sosial, politik, dan ekonomi dari kaum laki-laki.

 Pengaruh Globalisasi

Pemberitaan tentang trafficking (perdagangan manusia),


pada beberapa waktu terakhir ini di Indonesia semakin marak dan
menjadi isu yang aktual, baik dalam lingkup domistik maupun
yang telah bersifat lintas batas negara. Perdagangan manusia yang
paling menonjol terjadi khususnya yang dikaitkan dengan
perempuan dan kegiatan industri seksual, ini baru mulai menjadi
perhatian masyarakat melalui media massa pada beberapa tahun
terakhir ini. Kemungkinan terjadi dalam skala yang kecil, atau
dalam suatu kegiatan yang terorganisir dengan sangat rapi

5
3. Bentuk Trafficking

1. Eksploitasi Seksual

 Eksploitasi seksual komersial untuk prostitusi.

Misalnya perempuan yang miskin dari kampung atau


mengalami perceraian karena akibat kawin muda atau putus
sekolah kemudian diajak bekerja ditempat hiburan kemudian
dijadikan pekerja seks atau panti pijat. Korban bekerja untuk
mucikari atau disebut juga germo yang punya peratutan yang
eksploitatif, misalnya jam kerja yang tak terbatas agar
menghasilkan uang yang jumlahnya tidak ditentukan.8 Korban
tidak berdaya untuk menolak melayani laki-laki hidung belang
yang menginginkan tubuhnya dan jika ia menolak maka sang
mucikari tidak segan-segan untuk menyiksanya karena biasanya
mereka punya bodigard-budigard yang mengawasi mereka.

Kesempatan untuk melepaskan diri sangatlah sulit sekali,


sehingga korban bagaikan buah si malakama. Jika korban protes
maka mereka diharuskan membayar sejumlah uang sebagai ganti
dari biaya hidup yang digunakan oleh korban. Dalam prakteknya
korban dalam posisi yang lemah dan diskenariokan untuk selalu
tergantung atau merasa membutuhkan aktor baik untuk kebutuhan
rasa aman maupun kebutuhan secara ekonomis.

 Eksploitasi non komersia

Eksploitasi seksual baik yang komersial maupun yang non


komersial kedua-duanya sama-sama menjadi penyakit penyebar
HIV dan AIDS, sebuah virus yang menggerogoti sistem kekebalan
tubuh sehingga jika seseorang sudah tertular maka kekebalan
tubuhnya sudah tidaki ada lagi. Dari tahun ke tahun penularan
penyakit ini perkembangannya semakin pesat, yang tertular tidak
hanya di kalangan masyarakat kota tapi juga sampai ke pelosok

6
desa seperti papua. Ini adalah masalah yang sangat besar, satu sisi
agama dan negara mencegah dengan peraturan- peraturannya
namun disisi lain kejahatan semakin merajalela dan semakin
canggih.

2. Pekerja Rumah Tangga

3. Penjualan Bayi

4. Jeratan Hutang

5. Pengedar Narkoba dan Pengemis

6. Pengantin Pesanan Pos (Mail order bride)

Metode yang dikembangkan dalam melihat perkawinan sebagai salah


satu penipuan.

 Perkawinan digunakan sebagai jalan penipuan untuk mengambil


perempuan tersebut dan membawa ke wilayah lain yang sangat
asing, namun sesampai di wilayah tujuan perempuan tersebut
disalurkan dalam industri seks atau prostitusi.

 Perkawinan untuk memasukkan perempuan ke dalam rumah tangga


untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan domistik yang sangat
eksploitatif bentuknya

1. Donor Paksa Organ Tubuh

Modus Trafficking

 Tawaran Kerja

Salah satu modus human trafficking yang sering dilakukan


adalah penawaran kerja ke luar pulau atau luar negeri dengan gaji
tinggi. Pelaku biasanya mendatangi rumah calon korbannya dan
saat pemberangkatan juga tanpa dilengkapi surat keterangan dari
pemerintah desa setempat.

7
Cara tersebut dilakukan untuk menghilangkan kecurigaan
sejumlah pihak, termasuk memberi kemudahan kepada keluarga
korban untuk dapat diterima kerja tanpa harus mengurus sejumlah
surat kelengkapan kerja di luar daerah atau negeri. Dari pihak
orang tua korban

 Bius

Rayuan dan iming-iming pekerjaan bukan lagi menjadi


modus yang paling sering dilakukan dalam human trafficking,
tetapi saat ini orang bisa menjadi korban perdagangan manusia
dengan kekerasan seperti dibius

4. Undang- Undang Tentang Trafficking

• Undang Undang No. 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan


Tindak Pidana Perdagangan Orang.

• Berdasarkan Pasal 1 ayat 1 Undang Undang Nomor 21 Tahun 2007


Tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang, definisinya adalah
tindakan perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman,
pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan ancaman
kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan,
pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan,
penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat, sehingga
memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas
orang lain tersebut,baik yang dilakukan di dalam negara maupun
antar negara, untuk tujuan eksploitasi atau mengakibatkan orang
tereksploitasi.

Berdasarkan pasal tersebut, unsur tindak pidana perdagangan


orang ada tiga yaitu: unsurproses, cara dan eksploitasi. Jika
ketiganya terpenuhi maka bisa dikategorikan sebagai perdagangan
orang.

8
1. Proses: tindakan perekrutan, pengangkutan, penampungan,
pengiriman, pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan
ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan,
penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan
atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran atau
manfaat, sehingga memperoleh persetujuan dari orang yang
memegang kendali atas orang lain tersebut

2. Cara: ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan,


penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan
atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran atau
manfaat, sehingga memperoleh persetujuan dari orang yang
memegang kendali atas orang lain tersebut.

3. Eksploitasi: tindakan dengan atau tanpa persetujuan korban


yang meliputi tetapi tidak terbatas pada pelacuran, kerja atau
pelayanan paksa, perbudakan atau praktik serupa perbudakan,
penindasan, pemerasan, pemanfaatan fisik, seksual, organ
reproduksi, atau secara melawan hukum memindahkan atau
mentransplantasi organ dan/atau jaringan tubuh atau
memanfaatkan tenaga atau kemampuan seseorang oleh pihak
lain untuk mendapatkan keuntungan baik materiil maupun
immateriil.

4. Lokus: Tempat kejadian tindak pidana perdagangan orang bisa


terjadi di dalam negara ataupun antar negara.

Sanksi bagi pelaku tindak pidana perdagangan orang

 Kurungan Penjara dan atau Denda. Sanksi kurungan penjara, minimal


3 tahun maksimal 15 tahun. Sanksi denda bagi pelaku perorangan Rp
150-600 juta, sementara untuk perusahaan sanksi penjaranya minimal
9 tahun dan maksimal 45 tahun, atau denda minimal sebesar Rp 360
juta, dan maksimal Rp 1,8 miliar.

9
Korban Human Trafficking

Korban adalah seseorang yang mengalami penderitaan psikis,


mental. fisik, seksual, dan atau sosial yang diakibatkan tindak pidana
perdagangan orang (Pasal 1 ayat 3 UU No 21 Tahun 2007).

Ciri-ciri perdagangan orang dalam konteks migrasi ketenagakerjaan?

1. Perekrutan tanpa Perjanjian Penempatan;

2. Ditempatkan tanpa perjanjian Kerja;

3. Perekrutan dibawah umur (-18 thn) dokumen dipalsukan;

4. Perekrutan tanpa izin suami/orang tua/wali;

5. Ditempatkan tanpa sertifikat kompetensi (tidak dilatih);

6. Hanya menggunakan paspor dengan visa kunjungan;

7. Ditempatkan oleh perorangan, bukan Perusahaan yang


memiliki izin dari Menteri Tenaga Kerja;
8. Dipindahkan ke majikan lain tanpa perjanjian Kerja;

9. Dipindahkan ke negara lain yang peraturannya terbuka


walaupun tidak sesuai dengan peraturan Indonesia.
10. Beban biaya diatas ketentuan yang ditetapkan pemerintah (over
charging).

5. Dampak/ Pengaruh Trafficking Human

1. Dampak Psikologi dan Kesehatan Mental

 perempuan korban trafficking sering mengalami, menyaksikan,


atau dihadapkan dengan suatu peristiwa atau kejadian yang
melibatkan cedera aktual atau terancam kematian yang serius,
atau ancaman terhadap integritas fisik diri sendiri atau orang
lain" dan tanggapan mereka terhadap peristiwa ini sering

10
melibatkan "rasa takut yang sangat, dan ketidakberdayaan,
sebagai reaksi umum dari post traumatic stress disorder (PTSD)
(Williamson et al. (2010).

 Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)

ada 3 tipe gejala yang sering terjadi pada PTSD, yaitu:

 Pengulangan pengalaman trauma

 Penghindaran dan emosional yang dangkal

 Sensitifitas yang meningkat, ditunjukkan dengan


susah tidur.

 Kecemasan

Kecemasan adalah kebingungan, kekhawatiran pada


sesuatu yang akan terjadi dengan penyebab yang tidak jelas
dan dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak
berdayan

 Ketidakberdayaan

Ketidakberdayaan adalah persepsi yang


menggambarkan perilaku seseorang yang tidak akan
berpengaruh secara signifikan terhadap hasil, suatu keadaan
dimana individu kurang dapat mengendalikan kondisi
tertentu atau kegiatan yang baru dirasakan

2. Dampak Sosial
 Secara sosial para perempuan korban trafficking teralenasi,
karena sejak awal direkrut, diangkut atau ditangkap oleh
jaringan trafficker mereka sudah disekap, diisolir agar tidak
berhubungan dengan dunia luar atau siapapun sampai mereka
tiba ditempat tujuan

11
 Persoalan sosial yang sangat tragis dan semakin meningkatkan
stress dan depresi para korban adalah ketika keluarga dan
masyarakat menolak untuk menerima mereka kembali. Selain
itu, para pria sering melihat perempuan korban trafficking
sebagai orang yang kotor, telah ternodai dan karena itu
menolak untuk menikahi mereka.

3. Dampak Kesehatan Fisik

 Secara fisik, cedra aktual para perempuan korban trafficking


terjadi, karena mereka mengalami kekerasan fisik dan seksual.
 Mereka tidak memiliki gizi yang cukup dan dikenakan
penyiksaan secara brutal pada fisik dan psikis, apabila mereka
tidakmemberikan pelayanan seksual yang diinginkan
pelanggan (“lelaki hidung belang”) atau karena penolakan para
korban terhadap eksploitasi seksual.
 Korban sering tidak memiliki akses ke perawatan medis yang
memadai dan tinggal dilingkungan yang najis dan tidak layak.
6. Pencegahan dan Penanggulangan Human Trafficking

 Mencegah sejak dini tindakan trafficking.

 Memberikan perlindungan terhadap orang dari eksploitasi dan


perbudakan manusia.

 Menyelamatkan dan merehabilitasi korban trafficking.

 Memberdayakan pendidikan dan perekonomian korban trafficking


beserta keluarganya

 Pengumpulan dan pertukaran informasi

 kerjasama yang memadai baik sesame apparat penegak hokum seperti


kepolisian

12
 kejaksaan, hakim maupun dengan pihak- pihak lain yang terkait yaitu
lembaga pemerintah (Kementrian terkait) dan lembaga non pemerintah
(LSM) baik local maupun internasional.

Asuhan keperawatan Korban Trafficking

a) Pengkajian
Hal hal yang perlu dikaji pada pasien dengan korban trafficking ialah
sebagai berikut:

 Identitas pasien

Pada identitas pasien yang perlu dikaji seperti nama,umur , jenis


kelamin, pekerjaan ,alamat dan nomor telepon ,penanggung jawab
pasien dan apa hubungan penanggung jawab tersebut.

 Keluhan utama

 Riwayat kesehatan pasien

 Lama keluhan ,factor yang memperberat keluhan dan upaya untuk


mengatasi keluhan.

 Riwayat penyakit terdahulu

 Riwayat kesehatan keluarga

 Aktivitas dan istirahat

1. Gangguan tidur
2. Mimpi buruk
3. Hipersomnia
4. Mudah letih

 Sirkulasi

13
1. Denyut jantung meningkat
2. Palpasi
3. Tekanan darah meningkat
4. Terasa panas

 Integritas ego

1. Derajat ansietas bervariasai dengan gejala yang berlangsung


berhari-hari,berminggu-minggu dan berbulan-bulan.
2. Gangguan stress akut terjadi 2 hari sampai 4 minggu peristiwa
traumatic
3. Kesulitan mencari bantuan atau menggerakkan sumber personal
(menceritakan pengalaman pada anggota keluarga /teman)
4. Perasaan bersalah ,tidak berdaya ,isolasi.
5. Perasaan tentang masa depan yang suram atau memendek

 Neurosensori

1. Gangguan kognitif : sulit konsentrasi


2. Kewaspadaan tinggi
3. Ketakutan berlebihan
4. Pengendalian keinginan yang buruk dengan ledakan perilaku
agresif
5. Perubahan perilaku ( pemurung , pesimis)
6. Ketegangan otot,gemetar ,kegelisahan motoric

 Pernapasan

1. Frekuensi nafas meningkat


2. Dipsneu

 Keamanan

1. Marah yang meledak-ledak


2. Perilaku kekerasan terhadap lingkungan atau individu yang lain
3. Gagasan bunuh diri

14
 Intraksi social

1. Menghindari orang /tempat/ kegiatan yang menimbulkan ingatan


tentang traumati
2. Hilang nya minat nyata pada kegiatan yang signifikan termasuk
pekerjaan
b) Diagnose keperawatan
 ansietas
 harga diri rendah
 isolasi sosial

c) Intervensi keperawatan

no diagnosa Luaran intervensi

1 ansietas Setelah dilakukan intervensi Reduksi ansietas


keperawatan selama ….x24
jam maka tingkat ansietas Observasi
menurun dengan Kriteria hasil:
-idebtifikasi saat tingkat ansietas
o Verbalisasi khawatir akibat
berubah
kondisi yang dihadapi
menurun -monitor tanda –tanda ansietas
o Keluhan pusing menurun
o Pola tidur membaik Terapeutik
- gunakan pendekatan yang
tenang
- motivasi mengidentifikasi
situasi yang memicu kecemasan
Edukasi
- Latih kegiatan pengalihan
untuk mengurangi ketenangan
- latih teknik relaksasi
Kolaborasi
- kolaborasi pemberian obat jika
perlu

2 Harga diri Setelah dilakukan intervensi Manajemen perilaku

15
rendah keperawatan selama ….x24
jam maka harga diri meningkat
dengan Kriteria hasil: Observasi
o Perasaan malu menurun -identifikasi harapan untuk
o Perasaan bersalah mengendalikan perilaku
menurun
o Mengatasi masalah Terapeutik
menurun
-bicara dengan nada rendah dan
tenang
-cegah perilaku pasif dan agresif
Edukasi
- informasikan keluarga bahwa
keluarga sebagai dasar
pembentukan kognitif

3 Isolasi Setelah dilakukan tindakan Promosi sosialisasi


social keperawatan selama…x24
jam,maka keterlibatan social Observasi
meningka tDengan kriteria
-identifikasi kemampuan
hasil:
melakukan interaksi dengan
o minatinteraksimeningkat
orang lain
o verbalisasiisolasimenurun
o afekmurung/sedihmenurun -idenfikasi hambatan melakukan
interaksi dengan orang lain
Terapeutik
-diskusikan perencanaan
kegiatan di masa depan
-berikan umpan balik positif
dalam perawatan
Edukasi
-anjurkan berbagi pengalaman
dengan orang lain
-latih mengekspresikan marah
yang tepat

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Trafficking adalah perdagangan manusia, lebih khususnya
perdangan perempuan dan anak-anak yang dilakukan oleh pelaku
perdagangan manusia ‘trafficker’ dengan cara mengendalikan korban
dalam bentuk paksaan, penggunaan kekerasan, penculikan, tipu daya,
penipuan ataupun penyalahgunaan kekuasaan atau kedudukan.
Jenis-jenis trafficking ini meliputi perkawinan transinternasional,
eksploitasi seksual phedopilia, pembantu rumah tangga dalam kondisi
buruk, dan penari erotis. Faktor penyebab utama terjadinya tindakan
trafficking ini adalah karena kemiskinan dan beberapa diantaranya adalah,
karena tingkat pendidikan yang rendah, penganiyaan terhadap perempuan,
perkawinan usia muda, dan kondisi sosial budaya masyarakat yang
patriarkhis. Dampak yang bisa ditimbulkan dari trafficking ini adalah
kecemasan, stress, dan ketidakberdayaan.

17
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang
menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak
kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul
makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi
sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan-
kesempatan berikutnya

DAFTAR PUSTAKA

Capernito, Lyda Juall. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Ed. 13. Jakarta:
EGC

Farhana. 2010. Aspek Hukum Perdagangan Orang di Indonesia. Jakarta: Sinar


Grafika

Riyadi, Sujono dan Teguh Purwanto. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa.

Yogyakarta: Graha Ilmu

Syafaat, Rachmad. 2002. Dagang Manusia-Kajian Trafficking Terhadap


Perempuan dan Anak di Jawa Timur. Yogyakarta: Lappera Pustaka Utama

18

Anda mungkin juga menyukai