Anda di halaman 1dari 7

SOP PENATALAKSANAAN HIV/AIDS PADA ORANG TUA

DOSEN PEMBIMBING :
Ns. Maria Valentina Sibarani.M.Kep

DISUSUN OLEH:
Kelompok 2

1. Hafifatul khairiyah

2. Fauzia herdila

3. Leli suriani

4. Hafizah rahmi

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
INSTITUT KESEHATAN PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI
TP: 2020/2021

1
SOP PENATALAKSAAN HIV/AIDS PADA ANAK DAN BAYI

1 Pengertian
Penatalaksanaan atau tindakan yang dilakukan
untuk orang tua / lansia dengan HIV AIDS.

2 Tujuan 1. Untuk mencegah penularan kepada pasien/orang


terdekat dan petugas Kesehatan
2. Untuk memberikan asuhan keperawatan untuk
orang tua dan lansia dengan HIV AIDS
3. Untuk menentukan tindakan keperawatan khusus
klien HIV/AIDS

3 Pencegahan dan Pengobatan Apabila terinfeksi Human Immunodeficiency Virus


(HIV), maka terapinya yaitu :
a. Pengendalian Infeksi Opurtunistik
Bertujuan
menghilangkan,mengendalikan, dan
pemulihan infeksi opurtunistik,
nasokomial, atau sepsis. Tidakan
pengendalian infeksi yang aman untuk
mencegah kontaminasi bakteri dan
komplikasi penyebab sepsis harus
dipertahankan bagi pasien dilingkungan
perawatan kritis.
b. Terapi AZT (Azidotimidin)
Disetujui FDA (1987) untuk
penggunaan obat antiviral AZT yang
efektif terhadap AIDS, obat ini
menghambat replikasi antiviral Human
Immunodeficiency Virus (HIV) dengan
menghambat enzim pembalik
traskriptase. AZT tersedia untuk pasien
AIDS yang jumlah sel T4 nya <>3 .
Sekarang, AZT tersedia untuk pasien
dengan Human Immunodeficiency
Virus (HIV) positif asimptomatik dan
sel T4 > 500 mm3

c. Terapi Antiviral Baru

2
Beberapa antiviral baru yang
meningkatkan aktivitas system imun
dengan menghambat replikasi virus /
memutuskan rantai reproduksi virus
pada prosesnya. Obat-obat ini adalah :
Didanosin, Ribavirin, Diedoxycytidine,
Recombinant CD 4 dapat larut
d. Vaksin dan Rekonstruksi Virus
Upaya rekonstruksi imun dan
vaksin dengan agen tersebut seperti
interferon, maka perawat unit khusus
perawatan kritis dapat menggunakan
keahlian dibidang proses keperawatan
dan penelitian untuk menunjang
pemahaman dan keberhasilan terapi
AIDS.

4 Hal yang perlu diperhatikan  harus memperhatikan berbagai faktor yang


dapat mempengaruhi keberhasilan
pengobatan. Melakukan pengkajian
kepatuhan berobat, komorbid yang ada pada
pasien dan penggunaan obat-obat lain selain
terapi ARV juga harus dilakukan.
 Hal yang penting juga untuk dilakukan pada
pasien HIV usia lanjut yaitu pemeriksaan
berkala gangguan kognitif, penapisan depresi
dengan Geriatric Depression Scale dan
gangguan cemas. Pada pasien dengan
gangguan cemas, sebaiknya diterapi dengan
selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI).
Untuk terapi jangka pendek, dapat digunakan
benzodiazepin kerja cepat-sedang, sedangkan
untuk kontrol jangka panjang, sebaiknya
gunakan obat selain benzodiazepin.
 Pada pasien dengan diabetes, penapisan
dilakukan secara berkala, yaitu sebelum dan

3
sesudah memulai terapi ARV dengan
menggunakan HbA1C. Pemeriksaan tersebut
setidaknya dilakukan setahun dua kali. Target
HbA1C pada pasien yang frail adalah 8%,
khususnya jika angka harapan hidupnya
 Setelah diketahui bahwa pasien menderita
HIV, harus dilakukan pengkajian mengenai
beban penyakit yang ada, termasuk penyakit
di luar HIV dan status fungsional. Selain itu
perlu juga dilakukan pengkajian terkait
kepatuhan berobat, efek samping yang dapat
timbul, interaksi obat dan perlunya
penyesuaian dosis. Hal lain yang perlu dikaji
yaitu penyalahgunaan alkohol dan substansi
lain (termasuk obat resep), status mental dan
kognitif, serta dukungan sosial.
 pemberikan obat lain yang dimetabolisme
oleh sitokrom yang sama harus diperhatikan
karena dapat meningkatkan atau menurunkan
kadar masing-masing obat. Sementara itu,
nucleoside reverse transcriptase inhibitor
(NRTI) pada umumnya diekskresi oleh ginjal,
sehingga diperlukan penyesuaian dosis pada
pasien dengan gangguan fungsi ginjal.
Berlainan dengan NNRTI, NRTI tidak
dimetabolisme oleh sitokrom P450, sehingga
jarang dijumpai interaksi obat.

5 Penatalaksanaan orang tua / lansia  Penatalaksanaan untuk kasus HIV (human


HIV Positif immunodeficiency virus) pada orang tua adalah
dengan memberikan terapi antiretroviral (ARV)

4
yang berfungsi untuk mencegah sistem imun
semakin berkurang yang berisiko
mempermudah timbulnya infeksi oportunistik.
Hingga kini, belum terdapat penatalaksanaan
yang bersifat kuratif untuk menangani infeksi
HIV. Walau demikian, terdapat
 penatalaksanaan HIV yang diberikan seumur
hidup dan bertujuan untuk mengurangi aktivitas
HIV dalam tubuh  penderita sehingga memberi
kesempatan bagi sistem imun, terutama CD4
untuk dapat diproduksi dalam jumlah yang
normal. Pengobatan kuratif dan vaksinasi HIV
masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
 Indikasi memulai terapi ARV pada pasienusia
lanjut tidak berbeda dengan pasien HIV lainnya.
Perlu diperhatikan pemilihan jenis obat ARV
sesuai dengan kondisi, misalnya pasien dengan
diabetes atau hiperinsulinemia, sebaiknya tidak
menggunakan protease inhibitor ritonavir.
 penatalaksanaannya dilakukan sesuai panduan
yang ada. Target tekanan darah tidak lebih
rendah dari 130/70 mmHg.Terapi anti hipertensi
dilakukan dengan dosis awal yang kecil serta
memantau efek samping yang ada sebelum
menaikkan dosis untuk mencapai target. Hal
tersebut disebabkan oleh tingginya risiko
hipotensi ortostatik dan gangguan elektrolit.
6 Prinsip Penatalaksanaan Prinsip penatalaksanaan HIV pada orang tua
menggunakan ARV dengan golongan ARV 3 jenis
yaitu :
 NRTI (nucleoside and nucleotide reverse
transcriptaser inhibitors) dan NNRTI (non-

5
nucleoside reverse transcriptase inhibitors):
berfungsi sebagai penghambat kinerja
enzim reverse transcriptase (enzim yang
membantu HIV untuk berkembang dan aktif
dalam tubuh pejamu)
 PI (protease inhibitors), menghalangi proses
penyatuan dan maturasi HIV
 INSTI (integrase strand transfer inhibitors),
mencegah DNA HIV masuk ke dalam
nukleus

7 Komplikasi  Penyakit Kardiovaskuler


 Kanker
 Penyakit hati, ginjal dan tulang
 Resistensi insulin dan sindroma metabolic
 Depresi

6
7

Anda mungkin juga menyukai