Anda di halaman 1dari 11

PERAN INTERNATIONAL ORGANIZATION FOR MIGRATION (IOM) DALAM

MENANGANI PENGUNGSI DI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2015-2017

Oleh: Leny Marlina


Leny123.lm@gmail.com
Pembimbing: Irwan Iskandar, S.IP., MA
Bibliografi: 13 Books, 8 Journals, 4 documents, 2 Thesis,
4 Interview, 15 website
Jurusan Hubungan Internasional
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Riau
Kampus Bina Widya Jl. HR. Soebrantas Km. 12,5 Simp. Baru Pekanbaru 28294
Telp/Fax. 0761-63277

Abstract

Every country that occurs in a conflict allows for a number of casualties to


arise, and victims, especially their countries have fled to other countries. International
Organizational for Migration (IOM) is an international organization between
governments in this case required play a role in protecting refugees. The data of
research obtained from some resources such as, books, journals, official documents,
and website to support the hypothesis. The researcher will be used pluralist perspective
and analisysis of organizational group. The theory used in this research is the theory of
international organization. the method this research will be used qualitative research
method. Based on the analysis that found from literature studies and field studies by
direct interview with considered information about this study. The result of this
research to show that International Organization for Migration (IOM) has important
role in handling refugee in Kepulauan Riau, such as facilitating refugee shelters, food
assistance, voluntarily return of refugee, providing healt services and so on.

Keywords: Role, Refugee, IOM, Kepulauan Riau, International Organization.

JOM FISIP Vol . 6 Edisi I Januari – Juni 2019 Page 1


PENDAHULUAN dijamin oleh negara tujuan. Suaka
Kekacauan di beberapa negeri adalah penanugerahan perlindungan
menyebabkan perpindahan populasi dalam wilayah suatu negara kepada
yang cukup besar ke berbagai negara. orang-orang dari negara lain yang
Akibat dari adanya peperangan, konflik datang ke negara bersangkutan karena
berdarah, bahkan mungkin genosida menghindari pengejaran atau bahaya
yang terjadi di sejumlah negara seperti besar.3
Irak, Iran, Afghanistan, Sri Lanka, Di Indonesia terdapat dua
Pakistan dan Myanmar, memaksa organisasi Internasional sekaligus yang
sejumlah orang mencari perlindungan menangani masalah pengungsi, yaitu
ke berbagai negara, salah satunya United Nations High Commissioner for
adalah Indonesia. 1 Refugees (UNHCR) dan International
Permasalahan mengenai Organization of Migration (IOM).
pengungsi menjadi salah satu isu global Orang Asing yang menyatakan diri
yang banyak dibicarakan oleh sebagai pengungsi atau pencari suaka,
masyarakat internasional. Permasalahan tidak dapat dikenakan sanksi seperti
pengungsi menjadi perhatian khusus imigran ilegal. Namun, mereka akan
dari dunia internasional karena diserahkan kepada pihak UNHCR dan
jumlahnya terus meningkat dan telah IOM dalam penanganannya hingga
menjadi isu yang membutuhkan penempatan ke negara ketiga. UNHCR
perhatian khusus dari masyarakat merupakan salah satu badan
internasional. Timbulnya pengungsi kemanusiaan yang didirikan oleh PBB,
disebabkan oleh keadaan yang dengan adanya badan kemanusiaan ini
memburuk dalam ranah politik, diharapkan para korban atas konflik
ekonomi, dan sosial suatu negara yang terjadi di lingkungan mereka
tersebut sehingga memaksa mendapatkan keamanan, dapat mencari
masyarakatnya untuk pergi suaka, mendapat tempat yang aman di
meninggalkan negara tersebut dan wilayah lain ataupun di negara lain.
mencari tempat berlindung yang lebih Pada penelitian ini peneliti
aman di negara lain,dengan alasan ingin memfokuskan pada International
mencari perlindungan serta Organization For Migration (IOM)
menyelamatkan diri mereka dari bahaya sebagai organisasi internasional dalam
yang mengancam fisik. menangani pengungsi. IOM adalah
Dalam Kamus Besar Bahasa organisasi antar-pemerintah terkemuka
Indonesia, pengungsi diartikan sebagai dalam bidang migrasi. Ia bekerja erat
orang yang mencari tempat yang aman dengan mitra pemerintah, organisasi
ketika daerahnya ada bahaya yang antar pemerintah, dan non pemerintah
mengancam. 2 Setiap pengungsi yang dan didirikan pada tahun 1951. Saat ini
mencari suaka ke negara lain berhak IOM memiliki 173 negara anggota,
untuk mendapatkan perlindungan dengan 8 negara berstatus sebagai
hukum serta keselamatan dan keamanan negara pengamat, termasuk negara
dari bahaya yang mengancam yang Indonesia. IOM bertujuan untuk
mempromosikan migrasi yang tertib
1 dan manusiawi yang menguntungkan
Eva Johan, 2013, Kebijakan Indonesia
Terhadap Imigran Ilegal Dan Hubungannya semua pihak, dengan cara memberikan
Dengan Kedaulatan Negara, Jurnal Yuridika,
Volume 28 No 1, hal 2. 3
Ajat Sudrajat Havid, 2004, Pengungsi dalam
2
Yus Badudu, 1994, Kamus Bahasa Indonesia, Rangka Kebijakan Keimigrasian Indonesia Kini
Jakarta: Sinar Harapan, hal 54 dan yang Akan Datang, Volume 2 Nomor 1

JOM FISIP Vol . 6 Edisi I Januari – Juni 2019 Page 2


layanan jasa dan nasihat bagi negara hubungan internasional empat asumsi
dan bagi para migran. perspektif puralisme adalah:5
Permasalahan pengungsi sampai 1. Aktor non-negara memiliki
saat ini masih menjadi persoalan yang peranan penting dalam politik
hampir ada di berbagai negara di dunia, internasional, seperti organisasi
termasuk di Kepulauan Riau. Fenomena internasional, baik pemerintahan
ini terus berlanjut dengan beragam maupun non-pemerintah,
bentuk sampai pada abad ke-21 ini. MNCs, kelompok ataupun
Pengungsi yang ada di Kepulauan Riau individu. dalam penelitian ini
berasal dari Afganistan, Irak, Sri IOM berdiri sebagai salah satu
Langka, Myanmar (Rohingya) dan lain organisasi internasional yang
sebagainya. Mereka datang ke bergerak dalam menangani
Kepulauan Riau disebabkan oleh negara pengungsi.
mereka yang sedang berkonflik dan 2. Negara bukanlah aktor tunggal,
mengharuskan mereka untuk pergi karena aktor-aktor lain selain
meninggalkan negara mereka dan negara juga memiliki peran yang
mencari perlindungan di negara lain sama pentingnya dengan negara
yang lebih aman. Kepulauan Riau dan menjadikan negara bukan
merupakan salah satu Provinsi yang satu-satunya aktor. Dalam hal
sering menjadi tempat transit bagi para ini Indonesia membutuhkan
imigran yang mencari suaka di negara aktor lain untuk menangani
lain. para imigran yang transit ke masalah pengungsi.
Kepulauan Riau biasanya adalah 3. Negara bukan aktor rasional.
imigran yang pergi ke Australia, dimana Dalam kenyataannya pembuatan
Australia merupakan tempat tujuan kebijakan luar negeri suatu
mereka. Seringnya Kepulauan Riau negara merupakan proses yang
menjadi tempat transit bagi para diwarnai konflik, kompetisi, dan
imigran tidak terlepas dari letak kompromi antar aktor di dalam
Kepulauan Riau yang sangat strategis. negara.
4. Masalah-masalah yang ada tidak
KERANGKA TEORI lagi terpaku pada power atau
a. Perspektif: Pluralis national security, tetapi meluas
Perspektif yang peneliti gunakan pada masalah-masalah sosial,
ialah perspektif Pluralis. Ada empat ekonomi dan lain-lain.
asumsi dasar Pluralis. Pertama, bahwa
ada aktor non-negara dalam hubungan b. Tingkat Analisa: Perilaku
internasional, Kedua, bahwa negara Kelompok
bukanlah aktor tunggal. Ketiga, negara Mochtar Mas’oed dalam
bukanlah aktor rasional. Keempat bukunya menjelaskan lima tingkat
agenda dalam politik internasional analisa dalam menelaah semua
adalah luas. 4 kemungkinan unit analisa yaitu
Menurut Paul R, Viotti dan individu, kelompok, Negara bangsa,
Mark V. Kauppi, plurarisme merupakan pengelompokkan Negara-negara, dan
paradigma dalam menganalisa ilmu sistem internasional. 6

5
Paul R, Viotti dan Mark V. Kauppi, 2011,
4
M. Saeri. 2012, Teori Hubungan Internasional International Relations Theory, Person. hal 225.
6
sebuah pendekatan Paradigma. Jurnal Mochtar Mas’oed, Ilmu Hubungan
Transnasional, Vol 3, no. 2. Hal 13. Internasional : Disiplin dan Metodologi, (

JOM FISIP Vol . 6 Edisi I Januari – Juni 2019 Page 3


c. Teori Organisasi Internasional menjalankan aksinya melakukan peran
Teori merupakan seperangkat konsep, sebagai:10
definisi, dan proposi yang berhubungan 1. Inisiator : sebagai inisiator,
satu sama lain, yang menunjukkan organisasi internasional akan
fenomena-fenomena sistematis dan melakukan peranan dalam
bertujuan menjelasakan serta bentuk memprakarsai kerja serta
meramalkan fenomena-fenomena mengajukan suatu masalah
tersebut.7 maupun fenomena pada
Kerangka teori yang digunakan komunitas internasionaluntuk
oleh peneliti ialah teori Organisasi mencari solusi terhadap hal
Internasional. Menurut Clive Archer, tersebut. Bentuk kerja sama ini
Organisasi Internasional dapat dapat dilakukan dengan negara,
didefinisikan sebagai sebuah struktur organisasi, masyarakat atau
formal yang berkesinambungan, yang komunitas hingga individu.
pembentukannya didasarkan pada 2. Fasilitator : sebagai fasilitator,
perjanjian antar anggota anggotanya peranan yang dilakukan
dari dua atau lebih negara untuk organisasi internasional adalah
mencapai tujuan bersama. 8 upaya untuk menyediakan
Selain itu peneliti juga fasilitas yang diberikan untuk
menggunakan teori peran dalam menyelesaikan masalah dan
organisasi internasional yaitu Peran mencapai tujuan organisasi.
merupakan seperangkat perilaku yang 3. Determinator : peranan
diharapkan dari seseorang atau dari organisasi internasional sebagai
struktur yang menduduki suatu posisi determinator adalah upaya dari
dalam sistem. Peran dari struktur organisasi internasional dalam
organisasi internasional, maupun memberi dan mengambil
bersusun ditentukan oleh harapan orang keputusan pada suatu masalah.
lain atau perilaku peran itu sendiri, juga 4. Mediator atau rekonsiliator :
ditentukan oleh pemegang peran sebagai mediator/rekonsiliator,
terhadap tuntutan dan situasi yang organisasi internasional akan
mendorong dijalankan perannya tadi. melakukan peranan sebagai
Peran merupakan aspek dinamis penengah guna menyelesaikan
kedudukan. Apabila seseorang masalah atau konflik yang
melaksanakan hak dan kewajibannya terjadi diantara anggotanya.
sesuai dengan kedudukannya, maka ia
menjalankan suatu peran.9 HASIL DAN PEMBAHASAN
Menurut Situmorang Mangandar, Pengungsi di Kepulauan Riau
organisasi internasional dalam Provinsi Kepulauan Riau
terletak pada posisi 00029' Lintang
Selatan dan 04040' Lintang Utara, serta
Jakarta: PT Pustaka LP3ES Indonesia, 1990), 103022' dan 10904' Bujur Timur. Luas
hal. 41 wilayah Kepulauan Riau yang berupa
7
Subiyantoro arief. Metode dan teknik daratan adalah seluas 8.201,72 Km2.
penelitian sosial. Yogyakarta: Penerbit Andi. Berdasarkan Undang-Undang No.
2007
8
Clive Archer, 1983, International
10
Organization, London : University of Aberdeen. Situmorang Mangandar dalam Andre Pareira,
Hal. 35 1999, Perubahan Global dan Perkembangan
9
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Studi Hubungan Internasional, Bandung: Citra
Edisi Baru, Jakarta: Pres. 2009. Hlm 268 Aditya Bakti. Hal 135.

JOM FISIP Vol . 6 Edisi I Januari – Juni 2019 Page 4


25/2002 Provinsi Kepulauan Riau tidak menginginkan perlindungan dari
ditetapkan sebagai provinsi di Indonesia negara asalnya dan atau telah
dengan 4 kabupaten dan 2 kota, yaitu mendapatkan status pencari suaka atau
Kabupaten Karimun, Kabupaten Bintan, status pengungsi dari Perserikatan
Kabupaten Natuna, Kabupaten Lingga, Bangsa-Bangsa melalui Komisariat
serta Kota Batam dan Kota Tinggi Urusan Pengungsi di
Tanjungpinang. Sejak tahun 2008, Indonesia. 13
berdasarkan Undang-Undang
No.33/2008 terbentuk Kabupaten Sejarah Pengungsi di Pulau Galang
Kepulauan Anambas sebagai hasil (Kepulauan Riau)
pemecahan wilayah Kabupaten Indonesia, walaupun secara
Natuna.11 geografis merupakan kawasan yang
Berdasarkan posisi strategis bagi jalur lalu lintas pelayaran
geografisnya, sebagai salah satu yang menghubungkan benua Asia dan
provinsi yang berbatasan langsung Australia, dan menghubungkan dua
dengan beberapa negara ASEAN, samudera yaitu Samudera Hindia dan
Provinsi Kepulauan Riau memiliki Pasifik, bukanlah merupakan tujuan
posisi yang sangat strategis. Selain itu, utama para pengungsi dari benua Asia.
Provinsi Kepulauan Riau juga Namun karena letak geografisnya itu
berbatasan langsung dengan beberapa negara Indonesia menjadi kawasan
provinsi lainnya di Indonesia. persinggahan pengungsi, terutama para
Batasbatas wilayah tersebut meliputi: pengungsi yang berasal dari daratan
Batas Utara: Vietnam dan Kamboja, Indo-Cina sebelum mereka meneruskan
Batas Selatan: Sumatera Selatan dan perjalanan ke negara-negara tujuan.14
Jambi, Batas Barat: Singapura, Pengungsi di Pulau galang di
Malaysia, dan Provinsi Riau, Batas dominasi oleh orang-orang vietnam
Timur: Malaysia, Brunei dan yang mencari perlindungan ke
12
Kalimantan Barat. Indonesia. Pengungsi Vietnam dimulai
Provinsi Kepulauan Riau sejak jatuhnya ibukota Saigon (Vietnam
merupakan salah satu wilayah tujuan Selatan) ke tangan Vietnam Utara, pada
dari pengungsi dikarenakan lokasi dari tanggal 10 Mei 1975, yang setahun
Kepulauan Riau ini sangat strategis, kemudian membentuk Sosialis Vietnam
sehingga menyebabkan provinsi (RSV) yang resmi berdiri sejak 2 Juli
tersebut menjadi poros maritim 1976. Pengungsi Vietnam ini
pengungsi dari berbagai negara. meninggalkan negaranya karena
mendapat perlakuan kasar serta
Definisi Pengungsi perlakuan intimidasi di negara asalnya.
Pengungsi adalah orang asing Pengungsi ini meninggalkan Vietnam
yang berada di wilayah Negara dengan menggunakan perahu sehingga
Kesatuan Republik Indonesia yang mereka disebut manusia perahu.
disebabkan karena ketakutan yang
beralasan akan persekusi dengan alasan 13
Peraturan Presiden Republik Indonesia
ras, suku, agama, kebangsaan, Nomor 125 Tahun 2016 Tentang Penanganan
keanggotaan kelompok sosial tertentu, Pengungsi Dari Luar Negeri.
14
Debilla Farah Diah, Kerjasama International
dan pendapat politik yang berbeda serta Organization for Migration (IOM) Dengan
Pemerintah Indonesia Dalam Menangani
11
Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Pengungsi Afganistan Tahun 2010-2013,
Riau. Skripsi, Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan
12
Ibid,. Politik hlm. 36

JOM FISIP Vol . 6 Edisi I Januari – Juni 2019 Page 5


Kepulauan Riau merupakan Negara Asing yang mengungsi ke
wilayah yang cukup strategis, dan Kepulauan Riau. 15
rentan didatangi oleh pengungsi dari 1. Faktor Pendorong WNA
negara lain. banyak negara yang mengungsi ke Kepulauan Riau
berdatangan ke Kepulauan Riau untuk yaitu:
meminta perlindungan maupun mencari a. Konflik yang
kehidupan yang jauh lebih baik berkepanjangan di negara
daripada sebelumnya. asal mereka terkait dengan
Terjadinya banyak peristiwa di aspek politik, keamanan, dan
dunia yang diantaranya seperti bencana lainnya.
alam dan perang, membawa dampak b. Keadaan ekonomi dan
yang sangat besar bagi kehidupan kampung halaman yang
banyak orang (manusia). Kondisi buruk sebagai akibat dari
negara yang tidak kondusif akibat konflik tersebut (keinginan
peristiwa-peristiwa tersebut untuk memperoleh
mengakibatkan banyak dari masyarakat kehidupan yang lebih baik).
suatu negara untuk pergi mencari 2. Faktor Penarik WNA datang ke
perlindungan kenegara lain. mereka Kepulauan Riau yaitu:
berusaha untuk mencari suaka dinegara a. Letak geografis Kepulauan
yang menjadi tujuan mereka. Konflik Riau yang sangat strategis
dan perang membawa dampak yang untuk melintas ke Australia
merugikan bagi kelangsungan hidup (didukung dengan
manusia di sebuah negara. Salah kelemahan bidang
satunya yaitu jatuhnya korban, keamanan dan pengawasan
kehilangan tempat tinggal, kehilangan perbatasan)
akses terhadap kehidupan politik dan b. Kultur masyarakat
ekonomi, serta kehilangan rasa aman Kepulauan Riau yang
didaerah tempat tinggalnya. Hal-hal terkesan dapat menerima
inilah yang menyebabkan korban pendatang baru serta ramah.
memilih untuk meninggalkan negaranya
dan mencari negara lain sebagai tempat Gambaran Umum IOM
berlindung demi mendapatkan kembali International Organization for
hak-hak mereka sebagai manusia. Pasca Migration merupakan sebuah organisasi
Perang Dunia II, Isu-isu mengenai Hak antar pemerintah (Intergovernmental
Asasi Manusia menjadi sebuah Organization) yang bergerak dalam
pembahasan yang sangat penting dalam bidang migrasi. Didirikan pada tahun
dunia internasional hingga saat ini, 1951. Saat ini IOM sudah memiliki 173
melihat banyaknya tragedi kemanusiaan negara anggota dan 8 negara sebagai
yang terjadi pada saat Perang Dunia II. negara pengamat. Kantor pusat IOM
yang terletak di Jenewa, Swiss, dan
Faktor Kedatangan Pengungsi Direktur Jendralnya bernama William
Datang Ke Kepulauan Riau Lacy Swing. IOM juga memiliki kantor
Dari tahun ke tahun jumlah perwakilan di berbagai negara seluruh
pengungsi terus bertambah di dunia. Terdapat sembilan kantor
Kepulauan Riau, Ada beberapa faktor
pendong dan juga penarik dari Warga 15
Hasil Wawancara dengan Bapak Khairul
Bahri, Bagian Operations, Kantor IOM
Tanjungpinang (Kepulauan Riau) pada 11
Februari 2019 Pukul 14:00 wib

JOM FISIP Vol . 6 Edisi I Januari – Juni 2019 Page 6


regional yang menaungi kantor-kantor mencegah penyalahgunaan dan
perwakilan di seluruh dunia dan dua ekploitasi imigran, terutama
kantor perwakilan khusus di Adis pada saat poin tempat transit
Dabba dan New York. dan tujuan dimana mereka
IOM bekerja untuk membantu rentan menjadi korban dari hal
menjamin pengaturan migrasi secara tersebut, selain itu IOM juga
tertib dan sesuai dengan menyediakan layanan
prikemanusiaan dan hak asasi manusia, pemulangan sukarela
untuk mempromosikan kerjasama (Voluntary return) dan bantuan
internasional dan permasalahan migrasi, integrasi yang berkelanjutan.
untuk mendampingi negara dalam 4. Forced Migration, migrasi yang
pemberian solusi secara praktis untuk dilakukan karena adanya faktor
menangani permasalahan migrasi yang koersif (paksaan) yang
sering terjadi, dan untuk menyediakan berpotensi mengancam
pendampingan secara manusiawi yang keselamatan jiwa baik yang
dibutuhkan oleh imigran, para bersumber dari bencana alam
pengungsi dan juga orang orang (natural disaster ) dan faktor
terlantar. manusia (peperangan). Dalam
4 (empat) tugas management hal ini, IOM menjamin para
migrasi yang ditangani IOM antara lain: pelaku migran yang masuk
1. Migration and Development , dalam kategori ini (pengungsi)
salah satu misi utama IOM untuk tetap mendapatkan
ialah memberikan kontribusi jaminan dan hak-hak hidup
dan pengertian bahwa proses mereka.
migrasi dan pengembangan IOM pertama kalinya dikenal
mampu membuat migran sebagai Provisional Intergovermental
mengembangkan potensi yang Committee for the Movement of
bermanfaat tidak hanya untuk Migration from Europe (PICMME).
dirinya sendiri namun juga Organisasi yang berdiri pada tahun
untuk negara tujuan mereka. 1951 ini dibentuk dengan tujuan untuk
IOM membangun jembatan membantu pemerintah negara-negara
antara komunitas migran eropa untuk menghadapi kekacauan
dengan pemerintah negara guna yang terjadi di Eropa barat paska Perang
membuat lingkungan migrasi Dunia II. Pasalnya, setelah perang dunia
yang aman dan terkendali. II, 11 juta orang yang menjadi tawanan
2. Facilitating Migration, IOM perang selama masa perang dunia II
membantu setiap migran dalam belum dapat kembali kenegara asal
mendapatkan bantuan masing-masing. Selain itu pada tahun
operasional (operational 1950-an, banyak terjadi migrasi besar
assistance) terkait masalah besaran ke kawasan Eropa Barat dan
migrasi seperti pengajuan visa, pemerintah negara-negara tersebut
pengumpulan data migran serta susah untuk mengendalikan laju migrasi
meningkatkan standar tersebut. Konstitusi Internasional
pelayanan. Organization for Migration
3. Regulating Migration, IOM ditandatangani pada tanggal 19 Oktober
bekerja sama dengan 1953 di Venice yang disebut sebagai
pemerintah negara dan institusi Constitution of the Intergovermental
masyarakat setempat untuk Commmittee for European Migration (

JOM FISIP Vol . 6 Edisi I Januari – Juni 2019 Page 7


Konstitusi Komite Antar Negara untuk sukarela ke negara asal pengungsi
Negara Eropa). Berawal dari di (voluntary return), kesehatan, dan hak
prakasainya konstitusi tersebut, penempatan ke negara ketiga.18
kemudian pada tanggal 30 November Aktifitas IOM selain memberikan
1945, dibentuklah organisaasi yang bantuan langsung terhadap pengungsi,
menangani permasalahan migrasi di IOM juga berusaha untuk
Eropa.16 mempromosikan kerjasama
internasional dalam menangani masalah
Struktur IOM pengungsi. Hal ini sangat diperlukan
IOM memiliki struktur mengingat masih banyak negara di
organisasi yang dipimpin oleh seorang dunia yang belum meratifikasi
Direktur Jenderal. Direktur Jenderal Konevensi Pengungsi 1951 dan
membawahi ketua-ketua staf yang Protokol 1967 termasuk negara
terbagi atas Office of the Inspector Indonesia.
General, Office of Legal Affairs, Senior
Regional Advisers, Spokesperson, Staff Peran IOM sebagai inisiator
Security Unit, Ombudsperson, Gender Sebagai sebuah Organisasi
Coordination Unit, Occupational Internasional dibawah badan PBB, IOM
Health Unit. Sejak tahun 2008, William berdiri dengan tujuan utama sebagai
Lacy Swing terpilih menjadi Direktur organisasi yang menangani masalah
Jenderal IOM. Kantor Pusat IOM pengungsi di seluruh dunia, termasuk
berada di Jenewa, Swiss dan IOM juga masalah munculnya pengungsi di
memiliki kantor perwakilan di berbagai Kepulaun Riau. Berdasarkan Konvensi
negara seluruh dunia. Terdapat Pengungsi 1951 bahwasanya masalah
sembilan kantor regional yang pengungsi telah dimandatkan kepada
menaungi kantor-kantor perwakilan di dua organisasi internasional yaitu
seluruh dunia dan dua kantor UNHCR dan IOM. IOM merupakan
perwakilan khusus di Adis Dabba dan organisasi dibawah PBB yang memiliki
New York.17 tugas utama untuk mengatasi masalah
pengungsi yang semakin banyak di
Peran IOM Dalam Menangani seluruh dunia termasuk di Kepulauan
Pengungsi di Kepulauan Riau Riau.
IOM pertama kali hadir di
Indonesia pada tahun 1979, IOM Peran IOM sebagai Fasilitator
merupakan salah satu organisasi Para pengungsi pada umumnya
internasional yang bergerak dalam membutuhkan bantuan perlindungan
bidang migrasi. Menjamin hak asasi dan kebutuhan pangan. Kebutuhan
manusia khususnya hak bermigrasi bagi tersebut mereka cari dari negara lain
para pengungsi. IOM memberikan yang mereka anggap dapat memenuhi
pelayanan berupa bantuan akomodasi kebutuhannya. Salah satunya tempat
bagi pengungsi, fasilitas kembali secara pengungsian mereka ialah di Kepulauan
Riau. Peran IOM sebagai fasilitator
yaitu dengan memberikan bantuan
16
“History” International Organization for
Migration diakses dari
18
https://www.iom.int/iom-history pada tanggal Laporan Tahunan IOM Indonesia. 2009.
15 Maret 2019 Pukul 10:00 wib International Organization For Migration:
17
Laporan Tahunan IOM Indonesia 2009, Jakarta
International Organization For Migration:
Jakarta

JOM FISIP Vol . 6 Edisi I Januari – Juni 2019 Page 8


langsung untuk memenuhi kehidupan meninggalkan negara tersebut dan
para pengungsi yang ada di Kepulauan mencari tempat berlindung yang lebih
Riau. IOM yang menangani aman di negara lain,dengan alasan ingin
permasalahan pengungsi ini, ikut serta mencari perlindungan serta
membantu memfasilitasi setiap menyelamatkan diri mereka dari bahaya
pengungsi yang berada di wilayah yang mengancam fisik.
Kepulauan Riau tersebut. Kegiatan penyebrangann secara
ilegal yang dilakukan oleh pengungsi
KESIMPULAN ini dapat dikategorikan sebagai
Kehadiran organisasi pelanggaran hukum Indonesia, akan
internasional dalam hubungan tetapi Pemerintah Indonesia tidak bisa
internasional sangat memberi pengaruh menindak secara hukum pengungsi
baik secara langsung maupun secara yang melanggar keimigrasian tersebut
tidak langsung terhadap tingkah laku dikarenakan dalam Konvensi Pengungsi
suatu negara. Hal ini terlihat ketika 1951, pengungsi dikategorikan sebagai
peran yang ditunjukkan oleh organisasi korban dan wajib untuk dilindungi.
internasional berdasarkan kebutuhan Walaupun status Indonesia sebagai
manusia maupun negara yang sesuai negara non ratifikasi Konvensi
untuk menjawab setiap permasalahan- Pengungsi 1951 akan tetapi Indonesia
permasalahan yang terjadi. Dengan tetap menghormati hak-hak pengungsi
adanya permasalahan yang sebagai manusia sesuai Deklarasi HAM
terjadi,membuat setiap negara 1948. Atas dasar kemanusiaan ini, pihak
memanfaatkan organisasi internasional Kepulauan Riau memberikan
yang ada dan menjalin kerjasama. kelonggaran terhadap para pengungsi
Kekacauan di beberapa negeri Afganistan yang menetap sementara di
menyebabkan perpindahan populasi Kepulauan Riau. Proses penempatan
yang cukup besar ke berbagai negara. negara ketiga bagi pengungsi
Akibat dari adanya peperangan, konflik membutuhkan waktu yang lama dan
berdarah, bahkan mungkin genosida sulit untuk direalisasikan. Kepulauan
yang terjadi di sejumlah negara Riau yang sangat strategis menjadikan
memaksa sejumlah orang mencari Kepulauan Riau sebagai jalur lintas
perlindungan ke berbagai negara, salah yang sangat ramai. Selain ramai dengan
satunya adalah Indonesia kesibukan perdagangan, jalur laut
Permasalahan mengenai Kepulauan Riau juga disalahgunakan
pengungsi menjadi salah satu isu global oleh para pengungsi dari berbagai
yang banyak dibicarakan oleh negara. Kegiatan penyebrangan ilegal
masyarakat internasional. Permasalahan yang dilakukan oleh pengungsi
pengungsi menjadi perhatian khusus
dari dunia internasional karena Referensi:
jumlahnya terus meningkat dan telah Jurnal:
menjadi isu yang membutuhkan Handayani, Irwati. Jurnal HI UNPAD.
perhatian khusus dari masyarakat Perlindungan terhadap
internasional. Timbulnya pengungsi Pengungsi Domestik dalam
disebabkan oleh keadaan yang Sengketa Bersenjata Internal
memburuk dalam ranah politik, Menurut Hukum Internasional.
ekonomi, dan sosial suatu negara Vol. 1, No.
tersebut sehingga memaksa Havid, Ajat Sudrajat 2004, Pengungsi
masyarakatnya untuk pergi dalam Rangka Kebijakan

JOM FISIP Vol . 6 Edisi I Januari – Juni 2019 Page 9


Keimigrasian Indonesia Kini Mangandar, Situmorang. 1999.
dan yang Akan Datang, Vol. 2, Perubahan Global dan
No. 1 (Oktober 2004) Perkembangan Studi Hubungan
Johan, Eva. Jurnal Yuridika. Kebijakan Internasional. Bandung: Citra
Indonesia Terhadap Imigran Aditya Bakti.
Ilegal Dan Hubungannya Mas’oed, Mohtar. 1990. Ilmu
Dengan Kedaulatan Negara. Hubungan Internasional:
Vol. 28, No 1. Disiplin dan Metodologi.
Krustiyati, Atik. 2012. Law Review. Jakarta: LP3ES.
Kebijakan Penanganan Pujayanti. 2009. Penyeludupan
Pengungsi di Indonesia: Kajiab Manusia dan Ancaman
dari Konvensi Pengungsi tahun Keamanan di Era Globalisasi:
1951 dan Protokol 1967. Vol Kasus Penyeludupan Manusia
XII, No. 2 (November 2012) ke Australia. Jakarta: P3DI
Maya I Notoprayitno. Jurnal Cita Romsan, Achmad. 2003. Pengantar
Hukum. Suaka dan Hukum Hukum Pengungsi Internasional.
Pengungsi Internasional. Vol. 1, Bandung.
No. 1 (Juni 2013). Rudi, T. May. 2009. Hukum
Nainggolan, Poltak Partogi. 2010. Internasional 2. Cetakan Ketiga.
Imigran Gelap di Indonesia: Bandung: Refika Aditama.
Masalah dan Penagganan. Vol. Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian
15, No.1 (Maret 2010) Sosial. Bandung: PT Refika
Olivia, Yessi. 2013. Jurnal Aditama
transnasional. Level analisis Singarimbun, Masri dan Efendi Sofwan.
sistem dan teori hubungan 1989. Metode Penelitian Survei.
internasional. Vol. 5, No. 1. Jakarta: LP3S
Olli, Mohammad Irvan. Jurnal Viotti, Paul R dan Mark V. Kauppi.
Kriminologi Indonesia. 2011. International Relations
Sempitnya Dunia, Luasnya Theory. Person.
Kejahatan? Sebuah Telaah Winarno Surakmat, 1968. Pengantar
Ringkas tentang Transnational Metodologi Ilmiah. Bandung:
Crime. Vol. 4, No. 1, Badan Penerbit IKIP.
(September 2005)
Dokumen Resmi:
Buku: Laporan Tahunan IOM Indonesia. 2009.
Archer, Clive. 1983. International International Organization For
Organization. London : Migration: Jakarta
University of Aberdeen. Laporan Tahunan IOM Indonesia. 2012.
Arief, Subiyantoro. 2007. Metode dan International Organization For
teknik penelitian sosial. Migration. Jakarta
Yogyakarta: Penerbit Andi. Peraturan Presiden Republik Indonesia
Badudu, Yus. 1994. Kamus Bahasa Nomor 125 Tahun 2016 Tentang
Indonesia. Jakarta: Sinar Penanganan Pengungsi Dari
Harapan. Luar Negeri.
Idrus, Muhammad. 2009. Metode Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999
Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta: tentang Hubungan Luar Negeri.
Erlangga.

JOM FISIP Vol . 6 Edisi I Januari – Juni 2019 Page 10


Website: Pengungsi.aspx (Diakses 07
About International Organization for Maret 2019)
Migration (IOM). Member State IOM,
https://www.iom.int/about-iom https://www.iom.int/member-
(Diakses 15 Maret 2019 ) states, (Diakses pada 27 Maret
Constitution International Organization 2019)
for Migration, Struktur Organisasi International
https://www.iom.int/constitution Organization For Migration,
#ch1, (Diakses 06 Maret 2019) www.iom.int/organizational-
Fokus Strategi IOM, http://iom.int/, structure, (Diakses 27 Maret
(Diakses pada 28 Maret 2019) 2019)
History International Organization for UNHCR Indonesia,
Migration diakses dari http://www.unhcr.org/id/pengungsi
https://www.iom.int/iom-history (Diakses 08 Maret 2019)
(Diakses 15 Maret 2019) UNHCR Indonesia,
http://repository.umy.ac.id/bitstream/ha https://www.unhcr.org/id/pengu
ndle/123456789/6223/BAB%20 ngsi (Diaskes 06 Januari 2019)
IV.pdf?sequence=11&isAllowed
=y diakses pada tanggal 22
Februari 2019
http://www.imigrasi.go.id/phocadownlo
adpap/Juklak/Tahun2016/imi%2
00352%20gr%2002%2007%20t
entang%20penanganan%20imig
rasi%20ilegal.pdf diakses pada
tanggal 04 Februari 2019
https://indonesia.iom.int/id/iom-
seluruh-dunia (Diakses 27 Desember
2018)
https://www.kemlu.go.id/id/berita/siara
n-pers/Pages/Pemerintah-
Indonesia-Tandatangani-
Naskah-Pengaturan-Kerjasama-
untuk-Penanganan-Masalah-
Pengungsi.aspx (Diakses 04
Februari 2019)
Kementrian Luar Negeri Republik
Indonesia. Pemerintah
Indonesia Tandatangani Naskah
Pengaturan Kerjasama untuk
Penanganan Masalah
Pengungsi,https://www.kemlu.g
o.id/id/berita/siaran-
pers/Pages/Pemerintah-
Indonesia-Tandatangani-
Naskah-Pengaturan-Kerjasama-
untuk-Penanganan-Masalah-

JOM FISIP Vol . 6 Edisi I Januari – Juni 2019 Page 11

Anda mungkin juga menyukai