I. PENDAHULUAN
Isu global mengenai perpindahan lintas batas manusia semakin menarik perhatian dan
menjadi perbincangan sebagai isu internasional. Permasalahan tersebut biasanya terjadi
karena di dalam suatu negara terjadi konflik internal yang membuat masyarakatnya tidak
aman sehingga harus berpindah ke negara lain yang masih berada dalam lingkup negara asal
mereka. Tercatat dalam statistik UNCHR bahwa hingga tahun 2018, kawasan Timur Tengah
adalah penyumbang pengungsi terbanyak yaitu sekitar 5,6 persen dari total populasi di Timur
Tengah terpaksa menjadi pengungsi. Palestina adalah salah satu negara dari kawasan Timur
Tengah yang menyumbang pengungsi sebanyak 700 ribu jiwa dan tersebar di beberapa
wilayah, yaitu Yordania, Suriah, Lebanon, Tepi Barat, dan Jalur Gaza (UNCHR, 2018). Pada
tulisan ini akan lebih di fokuskan terhadap para pengungsi Palestina yang berada di wilayah
negara Yordania.
Pada bulan Februari 2018, Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa sudah
saatnya bagi Indonesia untuk membantu negara-negara lain yang sedang menghadapi
bencana kemanusiaan. Hal tersebut dapat dilihat dalam kondisi negara Indonesia saat ini yang
adalah sebagai negara yang berpendapatan menengah. Oleh karena itu Presiden
menginstruksikan untuk mengaktifkan diplomasi kemanusiaan dengan tujuan guna untuk
menghadapi krisis akibat dari konflik serta untuk memelihara perdamaian dunia. Keputusan
yang di buat oleh Presiden tersebut diinstruksian dalam kesempatan saat rapat koordinasi
bersama dengan semua duta besar Indonesia yang di laksanakan di Jakarta. Dalam rapat
tersebut Jokowi juga mengatakan bahwa salah satu negara yang tepat untuk pelaksanaan
diplomasi kemanusiaan Indonesia adalah Yordania. Presiden melihat Yordania adalah negara
yang berbatasan langsung dengan negara-negara yang memiliki konflik, seperti Palestina,
Irak, dan Suriah, untuk itu pastinya di Yordania telah menjadi negara yang menampung
banyak pengungsi di Timur Tengah.
Yordania adalah salah satu negara yang menerima pengungsi dari beberapa negara
wilayah Timur Tengah, salah satunya Palestina. Ada sekitar 2,3 juta mayoritas pengungsi
Palestina yang tinggal di Yordania sejak tahun 1948. Indonesia sendiri diketahui sangat dekat
dengan negara Palestina, dimana hubungan diplomatik antara kedua negara tersebut sudah
terjalin cukup lama yaitu sejak awal kemerdekaan Indonesia, lewat dukungan Palestina yang
saat itu mengakui kedaulatan negara Indonesia. Selain itu Indonesia juga merupakan negara
pertama yang mengakui kedaulatan dan kemerdekaan Palestina sebagai negara, setelah
deklarasi yang dilakukan Palestina di Aljazair pada 5 November 1988. Saling mendukung
antara kedua negara tersebut masih berjalan sampai saat ini. Dapat kita lihat dari tindakan
Indonesia yang terus memberikan bantuan kepada pengungsi Palestina yang berada di
Yordania. Sedangkan hubungan diplomatik antara Indonesia dan Yordania dikenal sangat
baik oleh dunia internasional yang dimana hubungan bilateral mereka sudah terjalin slama 70
tahhun. Kedua negara tersebut sangat solid dan saling membantu dalam bidang ekonomi dan
peningkatan kapasitas perdagangan berupa ekspor dan impor. Selain itu tentu saja kedua
negara tersebut berada dalam posisi yang sama dalam mendukung Palestina. Untuk itu
Indonesia terus memberikan dukungan dan bantuan kepada pengungsi Palestina lewat
Yordania.
Diplomasi Kemanusiaan
Teori Liberalisme
di masa kini isu permasalahan mengenai human security sangat tidak asing lagi untuk
dibahas, apalagi pada konsep keamanan dari human security ini telah mengalami perubahan
dimana konsep ini membahas isu militer dan politik, kini lebih mengarah mengenai kondisi
yang terjadi di dalam individu dan masyarakat. Konsep human security yang bersifat
universal dimana konsep keamanan ini tidak hanya terbatas oleh sebuah negara saja namun
umum juga berlaku. Konsep ini mengingatkan bahwa ancaman bisa datang dari mana saja
tanpa memandang negara dan individu itu berada. Menurut Barry Buzan dalam makalahnya
yang berjudul human security what it means, and what it entails mengatakan bahwa
keamanan manusia merupakan suatu hal yang kerap menjadi masalah, maksud dari kontek ini
adalah dimana keamanan suatu negara selalu berkaitan dengan kelangsungan hidup .
Keamanan dalam sebuah negara tentunya pengawasan, adanya kerjasama kepada perserikatan
bangsa-bangsa membuat negara-negara yang ikut serta menjadi merasa aman dari ancaman
bahaya, namun hal ini perlu diperhatikan dalam membuat kesepakatan, pasti ada konsekuensi
yang telah dibuat. Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya perlindungan terhadap
masyarakat maupun individu yang bersifat universal yang telah sepekati bersama.
Keamanan manusia tentunya sangat penting dalam mewujutkan kemanan
internasional, maka dari hal tersebut PBB sebagai organisasi internasional memiliki agenda
tambahan mengenai masalah keamanan kemanusiaan yang diutamakan korban perang, anak-
anak, perempuan, pengungsi hingga diskriminasi rasial. Kemanan manusia berfokus pada
terhadap perlindungan individu dari segala bentuk kekerasan politik, sehingga keamanan
manusia memiliki tujuan untuk melindungi kehidupan manusia dari beberapa aspek ancaman.
Commision of Human Security memiliki dua acara yang dapat digunakan untuk memberikan
keamanan manusia, aktor negara dapat berperan dan memberikan perlindungan untuk
keamanan masyarakat dari berbagai ancaman. Perlindungan dapat dilakukan menggunakan
sebuah pendekatan “Top-down” yang dimana pemerintah memiliki tanggung jawab utama
untuk dapat memberikan kemanan terhadap masyarakatnya, ancaman yang dapat muncul
akibat adanya bencana alam, krisis keuangan maupun konflik. Cara yang kedua melalui
pemberdayaan dengan melalui pendekatan “bottom-up” yang memiliki tujuan untuk
mengembangkan kemampuan individu dalam membuat pilihan dan berdasarkan informasi
dan bertindak sendiri.