IDENTITAS NASIONAL
Pertanyaan yang muncul seiring dengan mulai terasanya pengaruh globalisasi
di hampir semua sektor kehidupan manusia adalah mengapa suatu bangsa
memerlukan identitas? Bagi bangsa Indonesia, berbagai persoalan dalam negeri yang
tumbuh berbarengan dengan munculnya penomena globalisasi seakan-akan memberi
peringatan akan kesadaran nasional untuk memperteguh identitas diri sebagai suatu
bangsa.
Kesadaran tentang globalisasi menuntut semua bangsa untuk menyegarkan
kembali identitas nasional, tanpa harus menjadi eksklusif. Asykuri ibn Chamim dkk.
(2002) mengemukakan, penyegaran identitas nasional berarti pengungkapan unsurunsur positif yang mendukung kiprah sebuah bangsa di tengah pergaulan internasional
tetapi tidak mengembangkan nasionalisme sempit. Sebab tidak ada satupun bangsa di
dunia ini yang dapat maju tanpa kerjasama dengan bangsa-bangsa lain.
Setelah mempelajari bagian ini, mahasiswa diharapkan :
1. Memahami identitas nasional, bagaimana identitas itu terbentuk, dan apa
pentingnya identitas nasional.
2. Dapat menjelaskan unsur-unsur pembentuk identitas nasional
3. Memahami realitas masyarakat yang majemuk dan dapat menempatkan diri di
tengah-tengah masyarakat dengan baik.
4. Memahami kedudukan Pancasila sebagai ideologi yang merupakan bagian identitas
nasional
A. Pengertian Identitas Nasional
Identitas Nasional terdiri dari dua kata yaitu identitas dan nasional. Identitas
diartikan sebagai ciri, tanda, atau jatidiri; sedangkan nasional dalam kontek
pembahasan ini berarti kebangsaan. Dengan demikian Identitas Nasional dapat
diartikan sebagai jati diri nasional atau kepribadian nasional. Jatidiri nasional suatu
bangsa tentu saja berbeda dengan jati diri bangsa lain, hal ini disebabkan oleh
perbedaan latar belakang sejarah, kebudayaan, maupun geografi. Jatidiri nasional
bangsa Indonesia terbentuk karena rakyat Indonesia memiliki pengalaman sejarah
yang sama. Berawal dari pengalaman masing-masing daerah dalam menghadapi kaum
Identitas Nasional 45
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, ideologi negara, dan sebagai dasar negara
membentuk identitas nasional bangsa Indonesia, menjadi cita-cita bersama berisi
konsep, prinsip, dan nilai-nilai dasar. Secara instrumental, unsur identitas nasional
meliputi UUD 1945 dan tata peraturan perundang-undangan, lembaga negara,
semboyan negara, bendera negara, dan lagu kebangsaan.
B. Unsur Pembentuk Identitas Nasional
1. Wilayah geografi
Wilayah geografi Indonesia secara historis adalah wilayah yang semula
menjadi wilayah kekuasaan dua kerajaan besar yaitu Sriwijaya dan Majapahit, yang
meliputi seluruh wilayah nusantara, sebagian wilayah Thailand, Malaysia, Singapura
hingga wilayah Filipina terutama dibawah pemerintahan Raja Sriwijaya :
Balaputradewa, dan dibawah pemerintahan Raja Majapahit : Hayamwuruk. Ketika
Bangsa Indonesia menyatakan diri menjadi Bangsa yang merdeka, bersatu, dan
berdaulat, secara politik para pendiri bangsa menetapkan bahwa wilayah geografi
yang menjadi identitas nasional Republik Indonesia adalah seluruh wilayah nusantara
yang meliputi seluruh wilayah bekas jajahan Belanda.
2. Suku Bangsa
Suku bangsa sebagai unsur pembentuk identitas nasional dapat dibagi kedalam
dua kelompok yaitu suku bangsa Askriptif dan kelompok migran. Suku bangsa
Askriptif adalah suku bangsa yang sudah ada di wilayah geografi nusantara,
sedangkan kelompok migran yang telah menyatakan diri menjadi warga negara dan
setia terhadap Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, ideologi negara, dan dasar
negara, meliputi kelompok migran asal Asia seperti Tionghoa, Arab, dan India.
Kelompok migran asal Eropa seperti Belanda, Jerman, dan Italia. Kelompok migran
asal Amerika seperti Kanada dan Amerika Serikat. Kelompok migran asal Afrika
seperti Mesir dan Nigeria. Oleh karena itu bangsa Indonesia terbentuk dari RAS dan
suku bangsa yang majemuk, sebagian besar termasuk suku bangsa Askriptif. Di
Indonesia terdapat lebih kurang 300 suku bangsa dengan bahasa dan dialek yang
berbeda.
3. Agama
Agama menjadi unsur pembentuk identitias nasional berdasarkan realitas
bahwa bangsa Indonesia tergolong sebagai rakyat agamis, yang secara sadar bersamasama membangun hubungan yang rukun antara umat se-agama dan antar umat
Identitas Nasional 47
merdeka, berdaulat, dan mengatur diri sendiri. Dr. Wahidin Sudiro Husodo merupakan
orang yang berjasa membangkitkan kesadaran untuk membangun jiwa kebangsaan.
Pada tanggal 20 Mei 1908 Beliau mendirikan Budi Utomo yaitu organisasi pergerakan
nasional pertama yang didirikan oleh mahasiswa sekolah dokter pribumi antara lain
Sutomo, Suradji, dan Gunawan Mangunkusumo, di Jakarta. Sejak itu semangat
kebangsaan semakin berapi-api dengan lahirnya berbagai organisasi pergerakan
nasional seperti Serikat Islam (1912), Indische Partij (1912), Partai Nasional
Indonesia (1927), Partai Indonesia (1931), PNI Baru (1933), serta berbagai organisasi
pemuda seperti Jong Java, Jong Sumatera dan Jong Celebes.
Pada tahun 1926 tokoh-tokoh organisasi pergerakan nasional mengadakan
Kongres Pemuda I dengan menghsilkan kesepakatan untuk menggalang persatuan dari
seluruh organisasi untuk melawan penjajah Belanda. Kebulatan tekad untuk menjadi
bangsa Indonesia di tindak lanjuti dengan mengadakan Kongres Pemuda II dan pada
tanggal 28 Oktober 1928 menghasilkan ikrar yang dikenal dengan Sumpah Pemuda.
Sosok perjuangan semakin jelas baik secara politik maupun secara fisik. Diantara para
tokoh-tokoh pergerakan dan tokoh pemuda itu Ir.Soekarno tercatat sebagai sosok yang
mampu menggelorakan semangat kebangsaan (Nasionalisme).
Perang Dunia II berperan dalam menghentikan penjajahan Belanda, tetapi
kemudian bangsa Indonesia jatuh kedalam cengkraman Jepang. Guna mendapatkan
simpati rakyat Indonesia agar membantu Jepang melawan tentara sekutu, pemerintah
pendudukan Jepang membentuk BPUPKI pada tanggal 29 April 1945 yang diberi
tugas untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Setelah BPUPKI dibubarkan,
para tokoh pergerakan nasional yang menjadi anggota BPUPKI mengusulkan
pembentukan badan baru bernama Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
kepada pemerintah pendudukan Jepang pada tanggal 7 Agustus 1945 dengan anggota
yang mewakili seluruh wilayah Indonesia. Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang
menyerah tanpa syarat kepada sekutu, keesokan harinya 15 Agustus 1945 para tokoh
pemuda meminta Ir. Soekarno menyatakan kemerdekaan Indonesia, tetapi Ir.
Soekarno menolak sebelum membicarakannya terlebih dahulu dengan PPKI. Ir.
Soekarno dan Drs. Moh. Hatta diboyong ke Rengasdengklok dan didesak untuk
segera melaksanakan proklamasi kemerdekaan. Pada malam harinya kedua tokoh
tersebut dijemput oleh Ahmad Soebardjo kembali ke Jakarta untuk menyelenggarakan
rapat PPKI di rumah Laksana Muda Maeda di jalan Imam Bonjol 1 Jakarta.
Menjelang rapat PPKI, Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta menemui Mayjen Nisyimura
Identitas Nasional 49
Identitas Nasional 50
Identitas Nasional 52