Anda di halaman 1dari 8

BAB IV

IDENTITAS NASIONAL
Pertanyaan yang muncul seiring dengan mulai terasanya pengaruh globalisasi
di hampir semua sektor kehidupan manusia adalah mengapa suatu bangsa
memerlukan identitas? Bagi bangsa Indonesia, berbagai persoalan dalam negeri yang
tumbuh berbarengan dengan munculnya penomena globalisasi seakan-akan memberi
peringatan akan kesadaran nasional untuk memperteguh identitas diri sebagai suatu
bangsa.
Kesadaran tentang globalisasi menuntut semua bangsa untuk menyegarkan
kembali identitas nasional, tanpa harus menjadi eksklusif. Asykuri ibn Chamim dkk.
(2002) mengemukakan, penyegaran identitas nasional berarti pengungkapan unsurunsur positif yang mendukung kiprah sebuah bangsa di tengah pergaulan internasional
tetapi tidak mengembangkan nasionalisme sempit. Sebab tidak ada satupun bangsa di
dunia ini yang dapat maju tanpa kerjasama dengan bangsa-bangsa lain.
Setelah mempelajari bagian ini, mahasiswa diharapkan :
1. Memahami identitas nasional, bagaimana identitas itu terbentuk, dan apa
pentingnya identitas nasional.
2. Dapat menjelaskan unsur-unsur pembentuk identitas nasional
3. Memahami realitas masyarakat yang majemuk dan dapat menempatkan diri di
tengah-tengah masyarakat dengan baik.
4. Memahami kedudukan Pancasila sebagai ideologi yang merupakan bagian identitas
nasional
A. Pengertian Identitas Nasional
Identitas Nasional terdiri dari dua kata yaitu identitas dan nasional. Identitas
diartikan sebagai ciri, tanda, atau jatidiri; sedangkan nasional dalam kontek
pembahasan ini berarti kebangsaan. Dengan demikian Identitas Nasional dapat
diartikan sebagai jati diri nasional atau kepribadian nasional. Jatidiri nasional suatu
bangsa tentu saja berbeda dengan jati diri bangsa lain, hal ini disebabkan oleh
perbedaan latar belakang sejarah, kebudayaan, maupun geografi. Jatidiri nasional
bangsa Indonesia terbentuk karena rakyat Indonesia memiliki pengalaman sejarah
yang sama. Berawal dari pengalaman masing-masing daerah dalam menghadapi kaum
Identitas Nasional 45

penjajah, timbullah perasaan senasib untuk menghadapi para penjajah. Perasaan


senasib ini kemudian mendorong tumbuhnya kesadaran bahwa kita memang banyak
memiliki perbedaan, tetapi perbedaan itu tidak dapat menutup kenyataan bahwa kita
memiliki kesamaan sejarah dalam melawan kaum penjajah. Pengalaman sejarah yang
sama ini kemudian menumbuhkan kesadaran kebangsaan yang akhirnya melahirkan
identitas nasional.
Lahirnya identitas nasional suatu bangsa tidak dapat dilepaskan dari dukungan
faktor obyektif, yaitu faktor yang berkaitan dengan geografis-ekologis dan
demografis; dan faktor subyektif, yaitu faktor-faktor historis, politik, sosial, dan
kebudayaan yang dimiliki bangsa itu. Kondisi geografis-ekologis yang membentuk
Indonesia sebagai daerah kepulauan yang beriklim tropis dan terletak di persimpangan
jalan komunikasi antar wilayah dunia di Asia Tenggara ikut mempengaruhi
perkembangan kehidupan demografis, ekonomis, sosial, dan kultural bangsa
Indonesia.
Robert de Ventos yang dikutip Manuel Castells (Asykuri ibn Chamim dkk,
2002) mengemukakan teori tentang munculnya identitas nasional sebagai hasil
interaksi historis antara empat faktor penting yaitu :
1. Faktor primer mencakup etnisitas, teritorial, bahasa, agama dan yang
sejenis.
2. Faktor pendorong meliputi pembangunan komunikasi dan teknologi,
lahirnya angkatan bersenjata moderen, dan sentralisasi monarkis
3. Faktor penarik mencakup kodifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi,
tumbuhnya birokrasi, dan pemantapan sistem pendidikan nasional.
4. Faktor reaktif meliputi penindasan, dominasi, dan pencarian identitas
alternatif melalui memori kolektif rakyat
Dalam kontek ke-Indonesiaan, identitas nasional merupakan manifestasi nilainilai dasar yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat Indonesia. Nilai-nilai
dasar tersebut kemudian diformulasikan dan diberi nama Pancasila. Dengan demikian
hakikat identitas nasional bangsa Indonesia adalah Pancasila yang aktualisasinya
tercermin dalam penataan kehidupan dalam arti luas, misalnya dalam aturan
perundang-undangan dan hukum, sistem pemerintahan, serta nilai etika dan moral
yang secara normatif diterapkan di dalam pergaulan nasional maupun internasional.
Secara fundamental, Pancasila sebagai identitas nasional bangsa Indonesia
memiliki kedudukan paling tinggi dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Identitas Nasional 46

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, ideologi negara, dan sebagai dasar negara
membentuk identitas nasional bangsa Indonesia, menjadi cita-cita bersama berisi
konsep, prinsip, dan nilai-nilai dasar. Secara instrumental, unsur identitas nasional
meliputi UUD 1945 dan tata peraturan perundang-undangan, lembaga negara,
semboyan negara, bendera negara, dan lagu kebangsaan.
B. Unsur Pembentuk Identitas Nasional
1. Wilayah geografi
Wilayah geografi Indonesia secara historis adalah wilayah yang semula
menjadi wilayah kekuasaan dua kerajaan besar yaitu Sriwijaya dan Majapahit, yang
meliputi seluruh wilayah nusantara, sebagian wilayah Thailand, Malaysia, Singapura
hingga wilayah Filipina terutama dibawah pemerintahan Raja Sriwijaya :
Balaputradewa, dan dibawah pemerintahan Raja Majapahit : Hayamwuruk. Ketika
Bangsa Indonesia menyatakan diri menjadi Bangsa yang merdeka, bersatu, dan
berdaulat, secara politik para pendiri bangsa menetapkan bahwa wilayah geografi
yang menjadi identitas nasional Republik Indonesia adalah seluruh wilayah nusantara
yang meliputi seluruh wilayah bekas jajahan Belanda.
2. Suku Bangsa
Suku bangsa sebagai unsur pembentuk identitas nasional dapat dibagi kedalam
dua kelompok yaitu suku bangsa Askriptif dan kelompok migran. Suku bangsa
Askriptif adalah suku bangsa yang sudah ada di wilayah geografi nusantara,
sedangkan kelompok migran yang telah menyatakan diri menjadi warga negara dan
setia terhadap Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, ideologi negara, dan dasar
negara, meliputi kelompok migran asal Asia seperti Tionghoa, Arab, dan India.
Kelompok migran asal Eropa seperti Belanda, Jerman, dan Italia. Kelompok migran
asal Amerika seperti Kanada dan Amerika Serikat. Kelompok migran asal Afrika
seperti Mesir dan Nigeria. Oleh karena itu bangsa Indonesia terbentuk dari RAS dan
suku bangsa yang majemuk, sebagian besar termasuk suku bangsa Askriptif. Di
Indonesia terdapat lebih kurang 300 suku bangsa dengan bahasa dan dialek yang
berbeda.
3. Agama
Agama menjadi unsur pembentuk identitias nasional berdasarkan realitas
bahwa bangsa Indonesia tergolong sebagai rakyat agamis, yang secara sadar bersamasama membangun hubungan yang rukun antara umat se-agama dan antar umat
Identitas Nasional 47

beragama. Memahami kemajemukan agama yang ada di Indonesia pemerintah


Republik Indonesia mengakui kemajemukan tersebut yaitu Hindu, Budha, Kristen,
Katholik, Islam, dan Konghuchu. Pada era pemerintahan Presiden Soeharto (Orde
Baru) agama-agama tersebut sebagai agama resmi negara kecuali konghuchu. Sejak
pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara dihapuskan
dan Konghuchu diakui sebagai agama yang dianut oleh bangsa Indonesia.
Bagi bangsa Indonesia, kemajemukan dalam beragama merupakan anugerah
dari Tuhan Yang Maha Esa yang wajib disyukuri, sehingga harus dikelola dengan
wajar agar tidak menimbulkan dampak negatif terhadap keutuhan dan kelangsungan
hidup bangsa dan negara Republik Indonesia karena dapat menjadi sumber konflik
dan pemicu perpecahan atau disintegrasi bangsa. Sebagai upaya mencegah resiko
konflik antar umat beragama diantaranya adalah saling mengakui secara positif
keberadaan agama dan para pemeluknya serta saling menghormati prinsip satu sama
lainnya.
4. Kebudayaan
Kebudayaan menjadi unsur pembentuk identitas nasional karena realitas
bahwa kebudayaan yang dipelihara dan bekembang didalam lingkungan setiap suku
bangsa berisi nilai-nilai dasar yang secara kolektif digunakan oleh para pendukungnya
untuk menafsirkan dan memahami lingkungan serta digunakan sebagai pedoman
berpikir, bersikap, dan bertindak sesuai dengan lingkungan yang dihadapi. Disamping
berisi nilai-nilai dasar yang bersifat kerohanian atau filosofis, kebudayaan dapat
bersifat material berupa himpunan benda-benda kongkrit yang diam atau bergerak
sebagai hasil teknologi.
5. Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia yang sekarang digunakan sebagai bahasa pemersatu Bangsa
Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Dalam interaksi antar suku bangsa yang
mendiami kepulauan nusantara, bahasa Melayu menjadi bahasa penghubung jauh
sebelum kemerdekaan. Dalam fungsinya sebagai bahasa penghubung itulah bahasa
Melayu kemudian ditetapkan oleh para pemuda dari Sabang sampai Marauke sebagai
bahasa persatuan yang diikrarkan dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 di Jakarta.
C. Perjuangan Menjadi Satu Bangsa
Kesadaran Bangsa Indonesia untuk berbangsa sejalan dengan terjadinya
pergolakan kebangkitan bangsa-bangsa terjajah di dunia untuk membentuk negara
Identitas Nasional 48

merdeka, berdaulat, dan mengatur diri sendiri. Dr. Wahidin Sudiro Husodo merupakan
orang yang berjasa membangkitkan kesadaran untuk membangun jiwa kebangsaan.
Pada tanggal 20 Mei 1908 Beliau mendirikan Budi Utomo yaitu organisasi pergerakan
nasional pertama yang didirikan oleh mahasiswa sekolah dokter pribumi antara lain
Sutomo, Suradji, dan Gunawan Mangunkusumo, di Jakarta. Sejak itu semangat
kebangsaan semakin berapi-api dengan lahirnya berbagai organisasi pergerakan
nasional seperti Serikat Islam (1912), Indische Partij (1912), Partai Nasional
Indonesia (1927), Partai Indonesia (1931), PNI Baru (1933), serta berbagai organisasi
pemuda seperti Jong Java, Jong Sumatera dan Jong Celebes.
Pada tahun 1926 tokoh-tokoh organisasi pergerakan nasional mengadakan
Kongres Pemuda I dengan menghsilkan kesepakatan untuk menggalang persatuan dari
seluruh organisasi untuk melawan penjajah Belanda. Kebulatan tekad untuk menjadi
bangsa Indonesia di tindak lanjuti dengan mengadakan Kongres Pemuda II dan pada
tanggal 28 Oktober 1928 menghasilkan ikrar yang dikenal dengan Sumpah Pemuda.
Sosok perjuangan semakin jelas baik secara politik maupun secara fisik. Diantara para
tokoh-tokoh pergerakan dan tokoh pemuda itu Ir.Soekarno tercatat sebagai sosok yang
mampu menggelorakan semangat kebangsaan (Nasionalisme).
Perang Dunia II berperan dalam menghentikan penjajahan Belanda, tetapi
kemudian bangsa Indonesia jatuh kedalam cengkraman Jepang. Guna mendapatkan
simpati rakyat Indonesia agar membantu Jepang melawan tentara sekutu, pemerintah
pendudukan Jepang membentuk BPUPKI pada tanggal 29 April 1945 yang diberi
tugas untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Setelah BPUPKI dibubarkan,
para tokoh pergerakan nasional yang menjadi anggota BPUPKI mengusulkan
pembentukan badan baru bernama Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
kepada pemerintah pendudukan Jepang pada tanggal 7 Agustus 1945 dengan anggota
yang mewakili seluruh wilayah Indonesia. Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang
menyerah tanpa syarat kepada sekutu, keesokan harinya 15 Agustus 1945 para tokoh
pemuda meminta Ir. Soekarno menyatakan kemerdekaan Indonesia, tetapi Ir.
Soekarno menolak sebelum membicarakannya terlebih dahulu dengan PPKI. Ir.
Soekarno dan Drs. Moh. Hatta diboyong ke Rengasdengklok dan didesak untuk
segera melaksanakan proklamasi kemerdekaan. Pada malam harinya kedua tokoh
tersebut dijemput oleh Ahmad Soebardjo kembali ke Jakarta untuk menyelenggarakan
rapat PPKI di rumah Laksana Muda Maeda di jalan Imam Bonjol 1 Jakarta.
Menjelang rapat PPKI, Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta menemui Mayjen Nisyimura
Identitas Nasional 49

untuk meminta pendapat mengenai pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia.


Nisyimura tidak bisa memberikan keputusan apapun karena Jepang dalam kondisi
bangsa yang kalah perang. Hal ini mendorong bangsa Indonesia untuk mengambil
keputusan menyatakan diri sebagai bangsa merdeka, berdaulat dan mengatur diri
menurut kekuatan sendiri tanpa campur tangan pemerintah kolonial Jepang. Malam
itu teks proklamasi dirumuskan oleh Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan Ahmad
Soebardjo, selanjutnya diserahkan kepada Sayuti Melik untuk diketik. Setelah
disetujui oleh anggota PPKI dan para pemuda yang hadir di jalan Imam Bonjol I
Jakarta, atas saran Soekarni teks proklamasi ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs.
Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Pada saat itu juga diputuskan bahwa teks
proklamasi akan dibacakan di kediaman Ir. Soekarno jalan Pegangsaan Timur 56
Jakarta, pada pukul 10 WIB. Keesokan harinya 17 Agustus 1945 pukul 10 WIB teks
proklamasi dikumdangkan melalui siaran radio milik pemerintahan jajahan Jepang ke
seluruh dunia. Proklamasi kemerdekaan tahun 1945 serta perang kemerdekaan yag
berlangsung antara tahun 1945-1949 merupakan wujud yang paling nyata dari
meluapnya kesadaran kebangsaan di kalangan rakyat Indonesia.
D. Pemberdayaan Pancasila menjadi Identitas Nasional
Untuk memberdayakan Pancasila menjadi identitas nasional dalam konteks
kehidupan kebangsaan Indonesia, Supriatnoko (2008) mengemukakan upaya-upaya
pokok yang terus-menerus dilakukan adalah :
a. Memperkuat kesadaran terhadap ideologi Pancasila
Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila harus mampu diwujudkan
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai nilai praksis yang
mencerminkan nilai-nilai dasar tersebut.
b. Memperkuat daya tahan
Pengaruh sistem ideologi liberal sebagai misi utama globalisasi harus mampu
ditempatkan dalam proporsinya sebagai nilai praksis milik ideologi asing, sehingga
kualitas kesadaran dan komitmen dari bangsa Indonesia untuk memegang teguh
nilai-nilai dasar ideologi Pancasila harus tetap terjaga dan direalisasikan dalam
kehidupan berbangsa yang mencakup bidang politik, ekonomi, sosial-budaya, dan
pertahanan keamanan.

Identitas Nasional 50

c. Meningkatkan daya tahan


Karena manusia Indonesia sebagai mahluk monoprulalis, maka berbagai aspek
individu harus secara berkelanjutan dikembangkan agar terbentuk kepribadian
tangguh meliputi aspek intelektual, motivasi dan kreativitas, moral dan sikap
sebagai bangsa Indonesia. Realisasi Pancasila sebagai Dasar/Ideologi negara dan
Pancasila sebagai Pandangan Hidup bangsa oleh setiap warga negara akan
meningkatkan daya tahan bangsa kita.
d. Memperkuat semangat kebangsaan
Revitalisasi ideologi Pancasila sebagai identitas nasional didalam percaturan
globalisasi membutukan kesadaran, dukungan dan semngat dari seluruh rakyat
Indonesia melalui motor penggeraknya yaitu elite politik, insan pers, anggota
legislatif, yudikatif tokoh agama, pendidik, cendekiawan, pemuda, wanita, tokoh
adat dan masyarakat serta para penguasa. Mereka semua merupakan agen vital
yang dapat membangkitkan kembali ideologi Pancasila sebagai identitas nasional
bangsa Indonesia.
Upaya memperkuat Pancasila sebagai identitas nasional memerlukan langkahlangkah pembinaan seperti berikut :
1. Pengamalan Pancasila secara obyektif dan subyektif terus dikembangkan dan
ditingkatkan
2. Pancasila sebagai ideologi terbuka perlu terus direlevansikan dan diaktualisasikan
nilai instrumentalnya agar tetap mampu membimbing dan mengarahkan kehidupan
dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, selaras dengan peradaban dunia
yang berubah dengan cepat, tanpa kehilangan jati diri sebagai bangsa Indonesia
3. Bhinneka Tunggal Ika dan konsep Wawasan Nusantara yang bersumberdari
Pancasila harus terus dikembangkan dan ditanamkan dalam masyarakat yang
majemuk sebagai upaya untuk selalu menjaga persatuan bangsa dan kesatuan
wilayah serta moralitas yang royal dan bangga terhadap bangsa dan negara.
4. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar negara harus dihayati dan
diamalkan secara nyata oleh setiap penyelenggara negara, lembaga kenegaraan,
lembaga kemasyarakatan, serta setiap warga negara Indonesia agar kelestarian dan
keampuhannya terjaga dan tujuan nasional serta cita-cita bangsa Indonesia
terwujud.
5. Pembangunan sebagai pengamalan Pancasila, harus menunjukkan keseimbangan
antara fisik material dengan mental spiritual untuk menghindari tumbuhnya
Identitas Nasional 51

materialisme dan sekularisme. Pembangunan harus adil dan merata di seluruh


wilayah negara dengan memperhatikan kondisi geagrafis negara untuk memupuk
rasa persatuan bangsa dan kesatuan wilayah.
6. Pendidikan Moral Pancasila harus ditanamkan sejak dini melalui kurikulum setiap
tingkat pendidikan dengan cara mengintegrasikan ke dalam setiap mata pelajaran.
Pendidikan Moral Pancasila juga perlu diberikan kepada masyarakat melalui
pendidikan pendidikan luar sekolah dengan mengintegrasikan kedalam setiap
program pendidikan non formal yang ada di masyarakat.
E. Identitas Nasional Indonesia
1. Bahasa Nasional (Bahasa Indonesia)
2. Bendera Negara (Sang Merah Putih)
3. Lagu Kebangsaan (Indonesia Raya)
4. Lambang Negara (Garuda Pancasila)
5. Semboyan Negara (Bhinneka Tunggal Ika)
6. Dasar Negara (Pancasila)
7. Hukum Dasar Negara (UUD 1945)
8. Bentuk Negara (NKRI)
9. Cara Pandang Bangsa (Wawasan Nusantara)
10. Kebudayaan Nasional (Pengakuan terhadap kebudayaan daerah)
Latihan :
1. Jelaskan pengertian Identitas Nasional !
2. Sebutkan unsur-unsur pembentuk identitas nasional !
3. Mengapa suatu bangsa memerlukan identitas nasional?
4. Apa yang diperlukan oleh negara yang masyarakatnya majemuk seperti
Indonesia untuk menjaga integrasi nasional ?
5. Jelaskan pendapat saudara tentang Pancasila menjadi unsur pemersatu bangsa
Indonesia sekaligus menjadi identitas bangsa Indonesia ?
6. Jelaskan langkah-langkah memperkuat Pancasila sebagai identitas nasional !

Identitas Nasional 52

Anda mungkin juga menyukai