Anda di halaman 1dari 17

A.

Pengertian identitas nasional

Identitas berasal dari kata dalam bahasa Inggris identity yang


memiliki pengertian ciri-ciri, tanda-tanda, atau jati diri yang melekat pada
seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan sesuatu yang lain
1
Identitas adalah suatu sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan
kesadaran diri sendiri, golongan, kelompok, komunitas, atau negara
sendiri. Identitas tidak terbatas pada individu tetapi berlaku pula pada
suatu kelompok2

Nasional merupakan identitas yang melekat pada kelompok-


kelompok besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan fisik seperti budaya,
agama, dan bahasa, dan non fisik seperti keinginan, kehendak, cita-cita,
dan tujuan. Himpunan kelompok ini disebut identitas bangsa atau identitas
nasional. Ia melahirkan tindakan kelompok yang diwujudkan dalam
bentuk organisasi yang merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang
tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan ratusan suku
yang dihimpun dalam satu kesatuan Indonesia. Dalam konteks tersebut
Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika menjadi dasar dan arah
pengembangannya. Hakikat identitas nasional adalah Pancasila yang
aktualisasinya tercemin dalam penataan kehidupan. Nilai-nilai budaya
yang tercermin di dalam identitas nasional tersebut terbuka. Identitas
nasional merupakan sesuatu yang terbuka untuk ditafsir dengan makna
baru agar tetap relevan dan fungsional bagi kondisi yang berkembang
dalam masyarakat pada masanya.3

Nasional Identitas nasional merupakan pandangan hidup,


kepribadian bangsa, dan ideologi negara Indonesia sehingga negara
mempunyai kedudukan paling tinggi dalam kehidupan 4berbangsa dan

1
(Hadi, 1998).
2
Siswomiharjo, 1996)
3
(Suseno, 2009)
4
(Prayitno, 2000)
bernegara. Pancasila sebagai identitas nasional harus dijunjung tinggi oleh
semua warga negara. Rule of law yang mengatur

B. Faktor dan unsur yang membentuk identitas nasional


1. Factor-faktor Identitas Nasional Kelahiran identitas nasional suatu
bangsa memiliki sifat, ciri khas serta keunkan sendiri-sendiri, yang
sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang mendukung kelahiran
identitas nasional terebut. Adapun faktor-faktor yang mendukung
kelahiran identitas nasional bangsa Indonesia meliputi:
a) Faktor objektif, yang meliputi faktor geografis ekologis dan
demografis Kondisi geografi – ekologis yang membentuk Indonesia
sebagai wilayah kepulauan yang beriklim tropis dan terletak di
persimpangan jalan komunikasi antarwilayah dunia Asia Tenggara,
ikut mempengaruhi perkembangan kehidupan demografis, ekonomis,
sosial dan kultural bangsa Indonesia
b) Faktor subjektif, yaitu faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan
yang dimiliki bangsa Indonesia (Suryo, 2002). Faktor historis yang
dimiliki Indonesia ikut mempengarui proses pembentukan
masyarakat dan bangsa Indonesia beserta identitasnya, melalui
interaksi berbagai faktor yang ada di dalamnya. Hasil dari interaksi
dari berbagai faktor tersebut melahirkan proses pembentukan
masyarakat, bangsa dan negara bangsa beserta identitas bangsa
Indonesia, yang muncul tatkala nasionalisme berkembang di
Indonesia pada awal abad XX.
Sedangkan menurut Robert de Ventos, sebagaimana dikutip
Manuel Castell dalam bukunya, The Power of Identity (Suryo,
2002), mengemukakan teori tentang munculnya identitas nasional
suatu bangsa sebagai hasil interaksi antara empat faktor penting,
yaitu :
a) Faktor primer Faktor ini mencakup etnisitas, teritorial, bahasa,
agama dan yang sejenisnya. Bagi bangsa Indonesia yang tersusun
5
atas berbagai macam etnis, bahasa, agama wilayah serta bahasa
daerah, merupakan suatu kesatuan meskipun berbeda-beda dengan
kekhasan masing-masing. Unsur-unsur yang beraneka ragam yang
masing-masing memiliki ciri khasnya sendiri-sendiri menyatukan
diri dalam suatu persekutuan hidup bersama yaitu bangsa Indonesia.
Kesatuan tersebut tidak menghilangkan keberanekaragaman, dan hal
inilah yang dikenal dengan Bhinneka Tunggal Ika.
b) Faktor pendorong Faktor in terdiri dari pembangunan komunikasi
dan teknologi, lahirnya angkatan bersenjata modern dan
pembangunan lainnya dalam kehidupan Negara. Dalam hubungan ini
bagi suatu bangsa kemauan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
pembangunan negara dan bangsanya juga merupakan suatu identitas
nasional yang bersifat dinamis. Oleh karena itu bangsa Indonesia
proses pembentukan identitas nasional yang dinamis ini sangat
ditentukan oleh tingkah kemampuan dan prestasi bangsa Indonesia
dalam mebangun bangsa dan kesatuan bangsa, serta langkah yang
sama dalam memajukan bangsa dan Negara Indonesia.
c) Faktor penarik Faktor ini mencakup kodifikasi bahasa dalam
gramatika yang resmi, tumbuhnya birokrasi, dan pemantaan sistrm
pendidikan nasional. Bagi bangsa Indonesia unsur bahasa telah
merupakan bahasa persatuan dan kesatuan nasional, sehingga bahasa
Indonesia telah merupakan bahasa resmi negara dan bangsa
Indonesia. Nahasa Melayu telah dipilih sebagai bahasa antar etnis
yang ada di Indonesia, meskipun masing- masing etnis atau daerah di
5
Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928, untuk 22 Kaelan dan Achmad Zubaidi, Pendidikan
Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi, Paradigma, Yogyakarta, 2012, hlm 42.
23 Tim Nasional Dosen Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Kewarganegaraan Paradigma
Terbaru Untuk Mahasiswa, Alfabeta, 2011, hlm 67. 24
Robert de Vantos, sebagaimana dikutip dalam Muhamad Erwin, hlm 43. 25
Robert de Vantos, sebagaimana dikutip dalam Muhamad Erwin, hlm 43. 26
Kaelan dan Achmad Zubaidi, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi, Paradigma,
Yogyakarta, 2012, hlm 51
Indonesia telah memiliki bahasa daeah masing-masing. Demikian
pula menyangkut birokrasi serta pendidikan nasional telah
dikembangkan sedemikian rupa meskipun sampai saat ini masih
senantiasa dikembangkan.
d) Faktor reaktif. Faktor ini meliputi penindasan, dominasi, dan
pencarian identitas alternatif melalui memori kolektif rakyat. Bangsa
Indonesia yang hampir tiga setengah abad dikuasai oleh bangsa lain
sangat dominan dalam mewujdkan faktor keempat melalui memori
kolektif rakyat Indonesia. Penderitaan, dan kesengsaraan hidup serta
semangat bersama dalam memperjuangkan kemerdekaan merupakan
faktor yang sangat strategis dalam membentuk memori kolektif
rakyat. Semangat perjuangan, pengorbanan, menegakkan kebenaran
dapat merupakan identitas untuk memperkuat persatuan dan
kesatuan bangsa dan Negara Indonesia. Keempat faktor tersebut pada
dasarnya tercakup dalam proses pembentukan identitas nasional
bangsa Indonesia, yang telah berkembang dari masa sebelum bangsa
Indonesia mencapai kemerdekaan dari penjajahan bangsa lain.
Pencarian identitas nasional bangsa Indonesia pada dasarnya melekat
erat dengan perjuangan bangsa Indonesia untuk membangun bangsa
dan Negara dengan konsep nama Indonesia. Bangsa dan negara
Indonesia ini dibangun dari unsur-unsur masyarakat lama dan
dibangun menjadi suatu kesatuan bangsa dan negara dengan prinsip
nasionalisme modern. Oleh karena itu pembentukan identitas
nasional Indonesia melekat erat dengan unsur- unsur lainnya seperti
sosial, ekonomi, budaya, etnis, agama serta geografis, yang saling
berkaitan dan terbentuklah melalui suatu proses yang cukup panjang.
2. Unsur yang membentuk identitas nasional
Unsur-unsur Identitas Nasional Identitas nasional Indonesia
merujuk pada keadaan bangsa yang majemuk. Kemajemukan atau
keanekaragaman itu merupakan gabungan unsur-unsur pembentukan
identitas (Winoto, 2012) yaitu:
a) Suku Bangsa merupakan golongan sosial yang ada sejak lahir,
yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin.
b) Agama merupakan Agama-agama yang tumbuh dan berkembang
di nusantara adalah agama Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha
dan Kong Hu Cu.
c) Kebudayaan: pengetahuan yang isinya perangkat-perangkat atau
modelmodel pengetahuan digunakan untuk menafsirkan dan
memahami lingkungan dan sebagai pedoman bertindak.
d) Bahasa: bahasa sebagai sistem perlambangan secara arbriter
dibentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan digunakan
sebagai sarana interaksi. Di samping itu,
ada tiga bagian identitas yaitu:
a) Identitas Fundamental, yaitu Pancasila yang merupakan falsafah
bangsa, dasar negara, dan ideologi negara.
b) Identitas Instrument, yaitu UUD 1945 dan tata perundangannya,
bangsa Indonesia, lambang negara, bendera negara, lagu
kebangsaan Indonesia Raya.
c) Identitas Alamiah, yaitu negara kepulauan (archipelago) dan
pluralitas dalam suku, bahasa, budaya dan agama serta
kepercayaan.
C. Karakteristik identitas nasional
Sifat Negara merupakan suatu keadaan dimana hal tersebut dimiliki
agar dapat menjadikannya suatu Negara yang bertujuan. Sifat-sifat tersebut
umumnya mengikat bagi setiap warga negaranya dan menjadi suatu
identitas bagi Negara tersebut..Sifat suatu Negara terkadang tidaklah sama
dengan Negara lainnya, ini tergantung pada landasan ideologi Negara
masing-masing. Namun ada juga beberapa sifat Negara yang bersifat
umum dan dimiliki oleh semua Negara, yaitu:
1. Sifat memaksa.
Negara merupakan suatu badan yang mempunyai kekuasaan terhadap
warga negaranya, hal ini bersifat mutlak dan memaksa.
2. Sifat monopoli,6
Negara dengan kekuasaannya tersebut mempunyai hak atas kekayaan
alam yang terkandung di dalamnya, hal ini menjadi sesuatu yang
menjadi landasan untuk menguasai sepenuhnya kekayaan alam yang
terkandung di dalam wilayah Negara tersebut.
3. Sifat mencakup semua,
Kekuasaan Negara merupakan kekuasaan yang mengikat bagi seluruh
warga negaranya. Tidak ada satu orang pun yang menjadi pengecualian
di hadapan suatu Negara. Tidak hanya mengikat suatu golongan atau
suatu adat budaya saja, tetapi mengikat secara keseluruhan masyarakat
yang termasuk kedalam warga negaranya.
4. Sifat menentukan,
Negara memiliki kekuasaan untuk menentukan sikap-sikap untuk
menjaga stabilitas Negara itu. Sifat menentukan juga membuat Negara
dapat menentukan secara unilateral dan dapat pula menuntut bahwa
semua orang yang ada di dalam wilayah suatu Negara (kecuali orang
asing) menjadi anggota politik Negara.
Ada pula sifat-sifat yang hanya dimiliki suatu Negara berdasarkan
pada landasan ideologi Negara tersebut, misalnya Negara Indonesia
memiliki sifat-sifat yang sesuai dengan Pancasila, yakni:
1. Ketuhanan, ialah sifat-sifat keadaan Negara yang sesuai dengan hakikat
Tuhan (yaitu kesesuaian dalam arti sebab dan akibat)(merupakan suatu
nilai-nilai agama).
2. Kemanusiaan adalah sifat-sifat keadaan Negara yang sesuai dengan
hakikat manusia.
3. Persatuan yaitu sifat-sifat dan keadaan Negara yang sesuai dengan
hakikat satu, yang berarti membuat menjadi satu rakyat, daerah dan
keadaan negara Indonesia sehingga terwujud satu kesatuan.

6
Letak geografis tersebut 27 Tim Nasional Dosen Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan
Kewarganegaraan Paradigma Terbaru Untuk Mahasiswa, Alfabeta, 2011, hlm 67. 28
Srijanti dkk, 2011, Pendidikan Kewarganegaraan di PT: Mengembangkan Etika Berwarga Negara,
Penerbit Salemba Empat, Jakarta, hlm 40
4. Kerakyatan yaitu sifat-sifat dan keadaan Negara yang sesuai dengan
hakikat rakyat.
5. Keadilan yaitu sifat-sifat dan keadaan Negara yang sesuai dengan
hakikat adil

D. Masalah identitas nasional


1. Pengklaiman tanah air oleh Negara-negara tetangga contohnya kasus
kepulauan sipadan dan ligitan serta pulau ambalat yang diklaim oleh
Malaysia
2. Pencampuradukan bahasa Indonesia dengan bahasa asing dan daerah
3. Kecendurungan untuk lebih mencintai produk luar negeri daripada
produk buatan dalam negeri
4. Pengklaiman kebudayaan oleh bangsa lain,contohnya tarian reog
ponorogoyang diklaim malasiya sebagai tarian barongan dan
pengklaiman makanan khas dan lagu daerah
5. Penganiayaan TKI diluar negri
E. Solusi untuk mengatasi masalah identitas nasional
1. Berusaha menemukan kembalidan membangun jati diri yang berarti
membangun karakter yaitu dengan menerapkan nilai-nilai pancasila
dalam kehidupan sehari-hari
2. Mengembangkan jati diri dan siap menjadi pemimpian yang
berkarakter dan siap menggemakan semangat bangkit dari
keterpurukan
3. Mencintai dan menggunakan produk dalam negeri dan mengurangi
konsumsi dan ketergantungan terhadap produk luar negeri
4. Menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benarsesuai dengan
kaidah kebahasaan dan menghindari pencampuradukan bahasa
5. Mencintai,menjaga,mengembangkan,dan melestarikan kebudayaan
daerah semoga dengan upaya upaya tersebut kita bias meningkatkan
nasionalisme
F. Kegiatan budaya yang menjadi identitas nasional

Pengertian Kebudayaan Edward B. Tylor mengartikan kebudayaan


sebagai " kese lurohan yang romit . yang mencakup pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dansemua kemampuan
dan kebiasaan yang didapat manusia ·sebagai anggota masyarakat"7.
Seorang antropolog budaya Amerika Frans Boas, mengartikan "
Kebudayaan mencakup semua manifestasi kebudayaan sosial dari suatu
masyarakat, reaksi-reaksi seorang individu yang timbul karena pengaroh
kebiasaan masyarakat dimana ia tinggal, dan basil karya kegiatan
manusiawi sebagaimana ditentukan oleh kebiasaan-kebiasaan itu "8Clyde
Kluekhon mengartikan kebudayaan sebagai keselumban cam hidup suatu
rakyat sebagai warisan sosial yang diperoleh individu dari kelompoknya
".9 Beberapa pengertian mengenai kebudayaan tidak dimaksudkan sebagai
inventarisasi definisi kebudayaan. Banyaknya definisi kebudayaan tidak
menambah pemahaman mengenai kebudayaan. Beberapa pengertian
kebudayaan dimaksudkan untuk menunjukkan adanya berbagai dimensi
dari kebudayaan. Kebudayaan terkait dengan eiri manusia sebagai
makhluk yang "belum selesai" dan hams berkembang, sehingga
kebudayaan juga terkait dengan usaha pemenuhan kebutuhan manusia
yang asasi. Kebudayaan dapat dipahami juga sebagai suatu strategi
manusia dalam menghadapi lingkungannya. Kebudayaan mempakan
suatu·sistem dan terkait dengan sistem sosial. Kebudayaan bukan suatu
yang mandiri lepas dari·sistem sosial-ekonomis. Kebudayaan dari satu sisi
mengkondisikan sistem sosial dalam arti ikut serta·membentuk atau

7
(Theodore Brameld, 1973, h.7)
8
(Theodore Brameld, 1973, h.9).
9
(Franz-Joseph Eilers, 1987, h.16)
mengarahkan, akan tetapi juga dikondisikan oleh sistem sosial-ekonomi
dalam arti dipengamhi olehnya.

2. Perkembangan Alam Pikiran Kebudayaan Indonesia

a. Kebudayaan Indonesia Asli Pandangan hidup yang tercermin dari


kebudayaan Indonesia asli bersumber pada kepercayaan tentang roh-roh
dan hal-hal gaib yang meresapi seluruh kehldupan, baik kehidu~ manusia
individu, maupun kehidupan masyarakat. Pikiran dan perbuatan tertuju
pada bagaimana menghalangi atau menjauhkan pengamh rohroh yang
mengganggu10 Pandanganhidup· kebudayaan Indonesia asli bereorak
religius. Segala sesuatu temrai dalam aktivitasaktivitas keagamaan~
Pemikiran mitis pada dasamya adalah pemikiran-pemikiran tradisional.
Cara berpikir primitif memandang bahwa tidak ada hal yang telah selesai
dari pada kesesuian waktu, atan usia. Seseorang wajib memmuskan dan
melestarikan tata manusia dengan bentuk yang terns talc bembah dalam
rangka mempertabankan kehormatan ini. Setiap usaha memutuskan
kontinyuitas ini akan menghancurkan intisari hidup mitis dan religius.
Pandangan primitif, mempercayai bahwa pembahan)cecil saja dalam pola-
pola yang mapan dlanggap mendatangkan malapetaka 11
Dasar sistem
kemasyarakatan yang a asar sistem kemasyarakatan yang amat menonjol
adalah ttnilai solidaritas". 15 Susunan masyarakat meropakan
persekutuanpersekutuan kecil yang hidup dalam desa. Keputusan-
keputusan yang penting .diambil secara permufakatan 12
Prinsip kerukunan
mempakan sesuatu yangsangat berarti dalam kehidupan masyarakat pada
kebudayaan Indonesia asti. Tujuan prinsip kerukunan ialah
mempertahankan keadaan -masyarakat yang hannonis dan'berosaha untuk
menghilangkan tanda-tand8 ketegangan dalam masyarakat atau antar
pribadi, sehingga bubunganhubungan sosial tetap harmonise Alam pikiran

10

(S. Takdir Alisyahbana, 1977, h.13)


11
Ernst Cassirer, 1987, h.340)
12
(S. Takdir Alisyahbana, 1977, P.14).
mitis sangat dominan mewamai kebudayaan Indonesia asti, dimana bentuk
kepercayaannya adalah animisme dan dinamisme. Masyarakatnya bersifat
komunalistik, dan perekonomiannya bersifat autarkis dalam lingkUngan
desa yang kecil. Susunan pemerintahannya bersifat patriarkbat demo-
kratis. Aspek.ontologis dan aspek fungsional terdapat juga .dalam
kebudayaan Indonesia asli ini dan ikut mewamai, meskipun dalam kadar
yang sangat terbatas dankecil.

b. Kebudayaan Indonesia zaman HinduBudha Kebudayaan Hindu adalah


kebudayaan yang berasal dari India, tennasuk di dalamnya kebudayaan
Budha. Pada permulaan Masehi bangsa Indonesia berkenalan dengan
kebudayaan Hindu yang datang dari India. Meskipun kebudayaan· Hindu
yang datang dari India itu telah telah maju daripada kebudayaan Indonesia
asli, namun pada pokoknya kebudayaan Hindu itupun bersahaja, karena
dalam kebudayaan itupun kuasa "agama" berdasarkan cara berpikir yang
kompleks dan emosional13 Kebudayaan Indonesia jaman Hindu - Budha
pada dasarnya mempunyai pandangan hidup yang tidak berbeda dengan
kebudayaan Indonesia asli. yaitu, pandangan. hidup yang bercorak
retigius, bersumber pada kepercayaan akan·rob-rob dan kekuatan.gaib.
Meskipun pada dasarnya sama dengan kebudayaan Indonesia asli,
kebudayaan Hindu-Budha telahlebih maju dalam rasionalisasinya,karena
telah dahulu mengenal tulisan dan hurof-hurofsebagai sarana untuk
komunikasidan ·berguna untuk mewariskan tradisikepada keturunannya.
Perkembangan daIam kehidupan masyarakat yang paling pokok· setelah
datangnya pengaroh dari kebudayaan Hindu Budha adalah timbulnya suatu
sistem pemerfutahan bentuk kerajaan yang lengkap dengan susunan
pegawai dan tentara, sehingga tumbuh pribadi-pribadi manusia sebagai
individu. Aspek ontologis muncul dan mewamai secara
dominankebudayaan 'lndonesia jaman Hindu-Budha. Kebudayaan
Indonesia· asli susunan pikirannya masih kabur dalam selubung mitos dan
ada1. Di India lambat- . laun timbul' 1pribadi.pribadi yang dengan sadar
13
(S. Takdir Alisyahbana, 1977, h.15).
memikirkan dan mengatur susunan pikirannya tentang roh-roh dan
kekuatan gaib, manusia dalam hubungannya dengan alam dan masyarakat,
bahasa, bangunanbangunan dan sebagainya. Di India telah dikenal ilmu
dan filsafat, yang telah terlepas dari cara berpikir yang kompleks dan
emosional, seperti: ilmu matematik dan kedokteran

c. Kebudayaan Indonesia Jaman Islam Kebudayaan Islam yang datang


ke Indonesia bersamaan dengan saat kerajaankerajaan Hindu-Budha di
Indonesia sedang mengalami kemun4uran. Pengaruh Islam datang berupa
agama Islam, tulisan Arab dan keseni Kebudayaan Islam itupun
bersumber kepada kepercayaan tentang kekuatan gaib, yang dalam
kebudayaan Islam dinamakan Allah. Berbeda dengan animisme dan 16
dinamisme (kepercayaan kebudayaan Indonesia asli), berbeda dengan
hierarki dewa-dewa dan imanentisme kebudayaan India, karena dalam
kepercayaan Islam ada suatu jarak antara manusia dan Allah serta manusia
dan alam14 Agama Islammendasarkan bentuk kepercayaannya pada satu
Tuhan yang menjadikan seluruh alam semesta ini, dengan aktivitas.
upacara penyembahan kepada satu Toban juga. Inilah yang mempakan ciri
khas yang utama dati agama Islam sekaligus membedakannya dengan
kebudayaankebudayaan lain yang datang lebih dahulu. Agama Islam yang
datang tidak dirasakan sebagai suatu yang asing dantidak banyak .berbeda
dati yang sudah ada pada jaman Hindu. Apabila dahulunya orang loom
menitik- beratkan alam pikirannya kepada keajaiban dan
kegaiban·alam.sekitar, maka di dalam Islam dijumpai juga dalam tasawuf
Islam.

d.Kebudayaan Indonesia Jaman Modem Berbeda dengan kedatangan


pengaroh Hindu dan pengaroh agama Islam, bangsa Barat yang datang ke
Indonesia disambut dengan sikap melawan oleh penduduk pribumi.
Sejarah Perge- rakan kebangsaan mencatat perjuangan para pahlawan yang
telah berosaha mengenyahkan bangsa Barat meskipun banyak yang

14
(S. Takdir Alisyahbana, 1977, P.24)
menemui kegagalan. Pengaruh Barat masuk ke masyarakat Nusantara
loom melalui jalur fisik, jalur material. Motivasi utama dati
penjelajahpenjelajah itu pada dasarnya memang motivasi ekonomi sebagai
akibat perkembangan pengetahuan dan teknologi, meskipun bersamaan
dengan itu .ada juga kelompok-kelompok zending Kristen ataupun
kelompok misi Katholik 15
Pada masa inilah perkembangan kebudayaan
khususnya kebudayaan rohani di Indonesia mengalami kelesuan, untuk
kemudian dihadapkan pada kebudayaan Barat yang modern. Eropa saat itu
sedang mengalami kebangkitan yang terkenal sebagai "Renaissance" yang
sejalan dengan aliran humanisme dan reformasi. Manusia lambatlaun
bertambah percaya kepada rasio atau kemampuan pikimya, serta
kesanggupannya untuk mengetahui dan menguasai alam sekitarnya.
Kepercayaan terhadap kemampuan akal sebagai sarana dalam menjalani
hidupnya inilah yang dipakai sebagai dasar "rasionalisme"
16
Perkembangan ilmu menumbuhkan suatu sikap yang· barn terhadap alam
Kemajuan ilmu manusia berarti juga kemajuan kekuasaan manusia atas
alamo Kalau pengaroh Hindu dan pengaroh, Islam telah mendatangkan
bentuk-bentuk bam di dalam sistem kemasyarakatan, bahasa, kesenian,
danreligi, maka dengan datangnya kebudayaan Barat, kebudayaan
Indonesia dibadapkan pada sistem pengetahuan, sistem ekonomi, dan
sistem teknologi yang berbeda, dan yang pada hakikatnya belum maju dati
apa yang. berkembang di dalam masyarakat dan kebudayaan Indonesia.
Unsur-unsur budaya tersebut penting bagi terbuka lebarnya komunikasi
dengan budaya internasional. Indonesia yang sejak awal abad ke-19 resmi
meropakan bagian dati Kerajaan Belanda secara tidak langsung
mendapatkan penganter kebudayaan Barat. Pembawaan dunia Barat yang
sudah modem ito belum banyak yang dapat dirasakan oleh bangsa
Indonesia (kecua1i teka Dan-tekanan faham imperalisme dan politik:
kolonial). Perkembangan selanj1itnya membuka mata rakyat Indonesia

15
(Ali Moertopo, 1982, P.292).
16
(S. Takdir Alisyahbana, 1977, P.31)
akan haknya sebagai manusia yang ,tDerdeka, sehingga berani bangkit
melawan penjajah. Langkah-langkah yang diambil Belanda dengan politik:
etis sempat menimbulkan implikasi budaya, yaitu munculnya beberapa
orang pemikir atau 17 cendekiawan Indonesia, yang akhimya menjadi
pelopor pergerakan Nasional dan membawa situasi barn bagi kultur
bangsa Indonesia. Secara keseluruhan dapat dikatakan, bahwa kebudayaan
Indonesia jaman modem secara kultural sangat dipengaruhi oleh
perkembangan sistem pengetahuan" sistem teknologi dan sistem ekonomi
yang begitu pesat, dan mempakan kekuatan-kekuatan bam yang
menentukan perlcembangan kebudayaan di kemudian .bari. Aspek
fungsional mewarnai secara dominan dalam periode ini.

3.Proses Perkembangan Budaya Politik Nasional Indonesia Pertemuan


dengan kebudayaan Barat yang telah lebih maju dalam ilmu pengetabuan,
teknologi, dan sistem pendidikannya membawa pengaruh yang besar bagi
perkembangan pemikiran rakyat Indonesia dan kesadaran kebangsaan atau
nasionalisme Indonesia. Pendidikan Barat mulai menjalar secara berarti
pada pertukaran budaya dan telah menjadi salah satu faktor penting yang
menggerakkan perkembangan pemikiran. Kolonialisme Barat-sudah lama
menjadi sebab bagi bangsa Indonesia untuk bersatu dalam melawan
penjajah dan memerdekakan diri. Kebudayaan Barat menjadi sebab untuk:
memahami diri dan memikirkan mengapa bangsa Indonesia sampai begitu
lemah, sehingga memungkinkan bangsa yang membawa kebudayaan Barat
itu menjajah selama ratusan tahun. Suatu sikap yang amat kritis terhadap,
diri sendiri dalam mencari makna yang sesungguhnya dari kehidupan
yang tertindas dan terbelakang. Akibatnya muncul semangat bam yang
didorong oleh basrat yang kuat untuk melepaskan diri dari segala macam
belenggu. Bangsa Indonesia mendambakan perubahan dan pembaharuan
diri dan itu berarti suatu kesadaran bam. Suatu idealisme kebangsaan
telah .bersinar. Titik awal dari kebangkitan Nasionaldan
perjuangan,kebangsaan telah dimulai 17
Titik awal dan landasan dari
berbagai pemikiran telah tumbuh dan berkembang. Kaum .cendekiawan
muncul sebagai ujoog tombak dari kesadaran dan idealisme bam itu. Kaum
cendekiawan menjadi pelopor pergerakan nasional. Secara singkat dapat
dikatakan, bahwa pertemuan dengan kebudayaan Barat telah membuka
jalan pikjran rakyat Indonesia yang akhimya merumuskan jiwa tertekan
menjadi suatu kesadaran politik, kesadaran nasional serta menggerakkan
kebangkitan nasional. Kebangkitan Nasional yang ditandai dengan
berdirinya perkumpulan "Budi Utomo" pada tanggal 20 Mei 1908. Cita-
cita BudiUtomo ialah kehormatan bangsa, dan kedudukan bangsa supaya
menjadi bangsa yang terhormat di cantata bangsa-bangsa di dunia. Budi
Utomo dianggap sebagai permulaan Pergerakan Nasional ataU
Kebangkitan,Nasional. Kebangkitan Nasional yang pada awalnya adalah
rangkaian 'dari proses perkembangan kebudayaan Indonesia akhimya
mengekspresikan diri di dalam konsepsi politik, ukaan Undangoodang
Dasar tersebut terdapat Pancasila sebagai dasar negara. Perkembangan
kebudayaan Indonesia beilar-benar mendapatkan wujudnya yang bam,
khususnya dalam bentuk politik, kenegaraan dan konstitusional.

4. Pancasila dan Kebudayaan Indonesia Pancasila adaIah dasar filsafat Negara


dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Pancasila berfungsi sebagaidasar
dari tata kehidupan, sikap, dan, cam hidup. Pancasila sebagai pedoman dan
tujuan hidup manusia, baik dalam bidup perseorangan, sosial
kemasyarakatan, Notonagoro berpendapat,bahwa rakyat Indonesia, bangsa
Indonesia, penguasa Negara Indonesia, di dalam menyelenggarakan segala
sesuatu menganai kehidupan rakyat, kebidupan bangsa, kehidupan
masyarakat, ,dan 'kehidupan negara, sehamsnya berpikir, beraSa,
berangan-angan, berkehendak, bersikap, berbuat, bertujuan, pendek
kataberpribadi yang sesuai dengansegala,kenyataan dalam obyektivanya
yang telah dijadikan landasan dari dasar filsafat Negara 18.Arab pembinaan
17
(Alfian, 1982, P.95)
18
(Notonagoro, 1980, P.65).
kebudayaan Nasional Indonesia hams berpijak pada dasar filsafat bangsa
yaitu Pancasila, artinya bahwa bentuk-bentuk kebudayaan sebagai
pengejawantahan pribadi manusia Indonesia hams menunjukkan,
nilai·nilai esensial dari Pancasila sebagai dasar filsafat Negara.
Sartollo'Kartodirdjo berpendapat bahwa permulaan kehidupan bangsa
Indonesia dalam kerangka kebudayaan Nasional yang berdasarkan
Pancasila, adaIah proses yang timbal balik antara yang ideal .dan yang
aktual, antara "das sollen" dan "das Sein", antara "kebenaran ideal" dengan
realitas sebagai polaritas antara yang ideal dan yang aktual, antara nilai-
nilai dan kelakuan individu antara kelembagaan dan interaksi sosial, dan
lain sebagainya. Hubungan kultur dapat dipandang sebagai proses yang
menyembatani polaritas itu 19. Pembiasaankelakuan manusiamenurut pola
kelakuan atau norma sosial tertentu akan menciptakan suatu kelembagaan
sebagai realitas nilai-nilai ideal tertentu. Disinilah muncul apa yang
disebut ethos kebudayaan suatu., bangsa. Ethos merupakan kompleks niIa-
nilai yangkoheren ·serta memberi "watak" atau identitas khusus kepada
kebudayaan yang diresapinya Pancasila 'sebagai· pandangan hidup
20

bangsa, di dalamnya terkandung nilai-nilai yang dapat berfungsi sebagai


ethos Kebudayaan Nasional, sehingga mewujudkan kesatuan yang koheren
dan "berjiwa". Pancasila beserta norma-norma moral yang ideal apabila
akan .dijadikan realitas dalam kehidupan sehari-hari, maka setiap warga
masyarakat Indonesia perlu mengalami kulterasi. Pembinaan kebudayaan
Nasional Indonesia relevan dengan Pancasila'terutama terletak pada sila
kedua, 'meskipun tetap dalam hubungannya dengan sila-sila yang lain.
Rumusan isi arti Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, ialah
kesesuaian sifat dan keadaan dengan hakikat manusia sebagai makhluk
bersusun majemuk atau monopluralis dari unsur-unsur jiwa raga, akal
rasakehendak, dan sifat perseorangan, sifat makhluk sosial dan
berkedudukan sebagai pribadi berdiri seodiri dan kedudukan sebagai

19
(Sartono Kartodirdjo, 1990, P.36
20
(Sartono Kartodirdjo, 1990, P.37).
makhluk Tuhan. Kesemua unsur tersebut merupakan suatu kesatuan atau
keutuhan dalam diri manusia yang penjelmaannya akan terwujud dalam
setiap perbuatan dan tindakan manusia. Susunan kodrat manusia yang
terdiri dari unsur jiwa dan raga .merupakan hal yang merupakan
kesatuan.· Tanpa kejiwaan atau tanpa kecurigaan tidak mungkin terwujud
adanya' petrgertian manusia. Manusia bokan hanya sebagai benda atau
hanya sebagai rokh. Aspek kejiwaan dan keragaan tersebut dapat diperinci
atas unsur-unsumya yang 20 kemudian dapat dipergunakan sebagai
referennya~ Berpikir, berasa dan berkehendak adalah sebagai gejala-gejala
kejiwaan manusia. Sedangkan raga manusia itu 'mempunyai unsur-unsur
yang sesuai dengan benda-benda mati,
Alfian, 1980, Politik, Kebudayaan, dan Manusia Indonesia,
LP3ES, Jakarta.

Ali Moertopo, 1982, Strategi Pembangunan Nasiona/, eSIS,


Jakarta. Brameld, Th., 1973,

Cultural Foundations of 'Education, Greenwood Press, Publishers,


USA. Cassirer, E., 1987, Manusia dan Kebudayaan, sebuah Esei tentang
manusia, alih bahasa alois A. Nugroho, PT Gramedia, Jakarta. Eilers, F.Y.,
1987,

Communication Between Cultures, Universita Gregorianas, Roma.


Kohn, H., 1974,

Nationalisme, An Anvil Original, Canada. Notonagoro, 1974,


Pidato Penerimaan Gelar Doctor Honoris Causa Da/am Ilmu Fi/safat,
Gama Press, Yogyakarta.1980,

Pancasi/a Secora Ilmiah Populer, Pancuran Tujh, Jakarta. Sartono


Karto Dirdjo, 1994,

Pembangunan Bangsa, Aditya Media, Yogyakarta. ___ , 1990,


Kebudayaan Pemhangunan Dalam Perspektif Sejarah, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta S. Takdir Alisyahbana, 1977,

Perkembangan Sejarah Kebudayaan Indonesia dilihat Dari Jurusan


Nilai-ni/ai, Idayu Press, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai