Anda di halaman 1dari 5

MATERI IV

IDENTITAS NASIONAL
A. Pengertian Identitas Nasional
Pada hakekatnya manusia hidup tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri,
manusia senantiasa membutuhkan orang lain. Pada akhirnya manusia hidup
secara berkelompok-kelompok. Aristoteles seorang filsuf Yunani mengatakan
manusia adalah zoon politicon, yang artinya mansuia adalah makhluk yang
berkelomok (Winarno, 2009 : 29)
Kelompok terbesar disebut negara, jadi manusia hidup dalam bernegara,
negara sebagai persekutuan hidupnya. Negara memiliki cita-cita bersatu, hidup
dalam daerah tertentu dan mempunyai pemerintahan yang sama.
Baik bangsa maupun negara memiliki ciri khas yang membedakan bangsa atau
negara tersebut dengan bangsa atau negara lain didunia. Ciri khas sebuah
bangsa merupakan identitas dari bangsa yang bersangkutan. Ciri khas yang
dimiliki negara juga merupakan identitas dari negara yang bersangkutan.
Identitas-identitas yang disepakati dan diterima oleh bangsa menjadi identitas
nasional bangsa.

Identitas berarti ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri yang dimiliki seorang,
kelompok atau masyarakat atau suatu bangsa sehingga dengan identitas itu
bisa membedakannya dengan yang lain. Sedangkan nasional merupakan
identitas yang melekat pada kelompok yang lebih besar yang diikat oleh
kesamaan-kesamaan, baik fisik maupun non fisik seperti keinginan, cita-cita
dan tujuan.

Himpunan kelompok inilah yang disebut dengan identitas bangsa atau


identitas nasional, yang pada hakikatnya melahirkan tindakan kelompok
(collective action) yang diwujudkan dalam bentuk organisasi yang diberi
atribut nasional.
Dalam konteks ke-Indonesia-an, identitas nasional merupakan manifestasi
(pewujudan) nilai-nilai dasar yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat
Indonesia, dan merupakan suatu living reality. Nilai-nilai dasar tersebut
kemudisn diformulasikan dan diberi nama Pancasila.

Dengan demikian hakikat identitas nasional bangsa Indonesia adalah Pancasila


yang aktualisasinya tercermin dalam penataan kehidupan dalam arti luas. ..
Secara fundamerntal Pancasila sebagai identitas nasional bangsa Indonesia
memiliki kedudukan paling tinggi dalam tatanan kehidupan berbangsa dan
bernegara. (Supriatnoko, 2008 : 32)

B. Unsur Pembentuk Identitas Nasional

Unsur pembentuk identitas nasional Indonesia adalah wilayah geografis, suku


bangsa, agama, kebudayaan, dan bahasa Indonesia.

1. Wilayah Geografis
Ketika bangsa Indonesia menyatakan diri menjadi bangsa yang merdeka,
maka secara politik para pendiri bangsa (the founding father) menetapakan
bahwa wilayah geografis yang menjadi identitas nasional adalah seluruh
wilayah nusantara yang meliputi seluruh wilayah bekas jajahan Belanda.

2. Suku bangssa
Suku bangsa ini ada 2 yaitu suku bangsa askriptif dan kelompok migran. Suku
bangsa askriptif adalah suku bangsa yang sudah ada di wilayah geografi
nusantara sebelum Indonesia terbentuk, sedang kelompok migran yang telah
menyatakan diri menjadi warga negara dan setia terhadap Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa, ideologi negara, dasar negara.

3. Agama
Memahami kemajemukan agama yang ada di Indonesia maka pemerintah
mengakui kemajemukan tersebut. Bagi bangsa Indonesia kemajemukan
dalam beragama merupakan anugerah Tuhan YME yang wajib disyukuri,
sehingga harus dikelola dengan wajar tidak menimbulkan dampak negatif
terhadap keutuhan dan kelangsungan hidup bangsa dan negara karena dapat
menjadi sumber konflik dan pemicu perpecahan. Untuk menghindari
pecahnya konflik maka harus saling mengakui secara positif dan saling
menghormati prinsip satu sama lainnya.

4. Kebudayaan
Kebudayaan yang dipelihara dan berkembang di dalam lingkungan setiap
suku bangsa, berisi nilai-nilai dasar yang secara kolektif digunakan oleh para
pendukungnya untuk menafsirkan lingkungan serta digunakan sebagai
pedoman berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan lingkungan yang
dihadapi. Disamping berisi nilai-nilai dasar yang bersifat kerohanian atau
filosofis. Dan kemudian oleh para pendiri bangsa ditetapkan sebagai nilai-nilai
dasar Pancasila. Terdapat ratusan kebudayaan yang membentuk identitas
nasional sebagai bangsa yang dilahirkan dengan pluralisme identitas, Tapi
kesemuanya itu membangun satu kesatuan yang utuh yaitu sebagai
kebudayaan nasional bangsa Indoensia.

5. Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia sebelumnya dikenal dengan bahasa Melayu yang menjadi
bahasa penghubung ( lingua franca) berbagai etnis yang mendiami kepulauan
nusanatara. Disamping itu bahasa Melayu juga dipakai sebagai bahasa
transaksi perdagangan Internasional dikawasan kepulauan Nusanatara.
Keberadaan bahasa Melayu ini pada tahun 1928 setelah adanya kesadaran
berbangsa dan bernegara , maka 28 Oktober 1928 diikrarkan bahwa bahasa
Indonesia. ( bersumber dari bahasa Melayu karena sudah dipergunakan
meluas di seluruh Nusantara versi Majapahit – termasuk Malaysia)

C. Proses Berbangsa dan Bernegara

Proses bersatu dalam kelompok besar manusia pelbagai suku bangsa dari
berbagai pulau nusantara yang kemudian diperbesar dengan keturunan asing,
merupakan kodrat manusia dalam hidup bersama, berkeinginan yang kuat
untuk hidup bersama dan bersatu dalam satu kesatuan sekolompok manusia
yang akhirnya menjadai bangsa besar yang menegara atau bangsa negara.
Proses bersatu ini hasilnya adalah kesatuan besar bangsa Indonesia terwujud
nasionalisme Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor persamaan dan cita-
cita sama dalam satu negara dengan pandangan hidup yang sama yaitu
Pancasila, yang sekaligus sebagai dasar negara. Pancasila sebagai alat
pemersatu dan kesatuan yang merupakan konsensus nasional. (Bakry,
2009 :86)

Pembentukan Bangsa Indonesia


Dengan adanya sumpah pemuda 28-10-1928 maka jelaslah bahwa bangsa
Indonesia bangsa yang menyatu dalam negara, (bukan bangsa alami) yang
sering disebut bangsa negara. Bangsa negara yaitu sekelompok manusia yang
mempunyai cita-cita hidup bersama dalam satu negara, jika bubar negaranya
bubarlah bangsanya, maka membutuhkan semangat persatuan dan kesatuan

Peristiwa Proses Berbangsa


Dalam sejarah terkandung kenangan masa lampau dalam hidup berbangsa
baik kenangan dalam kejayaan bersama kerajaan-kerajaan dan penderitaan
bersama dibawah penjajahan asing, keduanya merupakan pembentukan dalam
bangsa, yang akhirnya menjadi dasar pembentukan dalam bernegera. Dalam
kejayaan ini dapat kita lihat kehidupan pada masa kejayaan Sriwijaya,
Majapahit.
Kebangkitan akan kesadaran berbangsa dipelopori oleh dr Wahidin
Sudirohusodo sebagai penggerak organisasi kebangkitan nasional, yang

juga memberi inspirasi para mahasiswa School tot Opleding van Indische
Artsen (STOVIA) atau Sekolah Kedokteran Pribumi dipimpin Sutomo, yang
saat itu untuk mendirikan organisasi pergerakan. Organisasi ini dikenal
dengan organissi masa Budi Utomo tanggal 20 Mei 1908.
Gerakan inilah yang merupakan awal pergerakan nasional yang merintis
kebangkitan nasional menuju cita-cita Indonesia merdeka, setelah itu muncul
berbagai organisasi lainnya yang cita-citanya pada dasarnya sama yaitu
Indonesia merdeka. Kelanjutan dari cita-cita tersebut adalah lahirnya Sumpah
Pemuda yang diikrarkan para pemuda pelopor persatuan bangsa Indonesia
dalam Kongres pemuda 28-10-1928 di jakarta

Proses Bernegara
Dalam proses bernegara ada dua tonggak sejarah yang sangat penting yaitu
masa sidang BPUPKI dan masa sidang PPKI. Karena Jepang gagal
memberikan kemerdekaan pada Indonesia, maka pada tanggal 17 Agustus
1945 Indonesia memproklamirkan sendiri kemerdekaannya tanpa Jepang
maupun sekutu. Tanggal 18 Agustus 1945 dilakukan sidang PPKI ala
Indonesia, yang menghasilkan UUD 1945 yang didalam UUD tersebut
terdapat rumusan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Hal
ini merupakan realisasi tumpuan cita-cita dari amanat bangsa Indonesia untuk
membentuk satu bangsa dan satu negara merdeka, yang bersatu, berdaulat,
adil dan makmur dalam alam perdamaian dunia.

D. Karakteristik Identitas Nasional


Himpunan kelompok-kelompok yang membesar sebagai suku bangsa
kemudian bersatu antar suku menjadi bangsa, yang mempunyai sifat-sifat khas
sesuai dengn perwatakan tertentu sebagai integrasi bangsa atau integrasi
nasional.
Integrasi nasional bagi bangsa Indonesia adalah kompleks dan
multidimensional, sebagai identitas nasional Indonesia merujuk satu bangsa
yang majemuk. Untuk mewujudkannya diperlukan kebijaksanaan pemerintah
dengan tidak membedakan suku, agama, kebudayaan dan bahasa.
Dengan melaksanakan isi pokok alinia kedua Pembukaan UUD 1945 yaitu
dalam menegakan NKRI, harus bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Integrasi
nasional yang paling dominan adalah integrasi kebudayaan antar suku bangsa,
maupun integrasi kebudayaan dengan bangsa Indonesia keturunan asing.
E. Integralistik kehidupan nasional
Negara Indonesoia yang berdasarkan Pancasila, intinya adalah kekeluargaan
dan kebersamaan, termasuk negara yang beraliran pikiran integralistik yaitu
negara integralistik dengan ciri-ciri tertentu yang disebut dengan integralistik
Indonesia atau integralistik Pancasila. Integralistik Indonesia adalah
berdasarkan atas struktur sosial Indonesia sebagai ciptaan budaya bangsa
Indonesia yang monodualistik atas semangat kekeluargaan dan semangat
kebatinan struktur kerohanian bangsa.
Dalam integralistik Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan sebagai
negara monodualis, negara merupakan organisasi masyarakat dalam hidup
bersama dengan sistem kekeluargaan, tidak ada dualisme individu dan negara,
individu merupakan bagian organik dari negara yang mempunyai kedudukan
dan kewajiban tersendiri untuk turut menyelenggarakan kemuliaan negara,
dan negara bukan suatu badan kekuasaan atau raksasa politik yang berdiri di
luar lingkungan suasana kemerdekaan seseorang (Bakry, 2009 : 113)
Cara pandang integralistik Indonesia ini akan mendasari dan mewarnai pada
kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia. Nilai-nilai luhur yang diyakini
kebenarannya dalam Pancasila yang mendasari integralistik Indonesia,
sehingga Pancasila merupakan aksioma (kebenaran) kehidupan bernegara,
dalam arti sebagai moral negara yang sekaligus juga merupakan moral dalam
kehidupan nasional. Integralistik kehidupan nasional meliputi bidang
poleksosbud hankam.

Anda mungkin juga menyukai