IDENTITAS NASIONAL
A. Pengertian Identitas Nasional
Pada hakekatnya manusia hidup tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri,
manusia senantiasa membutuhkan orang lain. Pada akhirnya manusia hidup
secara berkelompok-kelompok. Aristoteles seorang filsuf Yunani mengatakan
manusia adalah zoon politicon, yang artinya mansuia adalah makhluk yang
berkelomok (Winarno, 2009 : 29)
Kelompok terbesar disebut negara, jadi manusia hidup dalam bernegara,
negara sebagai persekutuan hidupnya. Negara memiliki cita-cita bersatu, hidup
dalam daerah tertentu dan mempunyai pemerintahan yang sama.
Baik bangsa maupun negara memiliki ciri khas yang membedakan bangsa atau
negara tersebut dengan bangsa atau negara lain didunia. Ciri khas sebuah
bangsa merupakan identitas dari bangsa yang bersangkutan. Ciri khas yang
dimiliki negara juga merupakan identitas dari negara yang bersangkutan.
Identitas-identitas yang disepakati dan diterima oleh bangsa menjadi identitas
nasional bangsa.
Identitas berarti ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri yang dimiliki seorang,
kelompok atau masyarakat atau suatu bangsa sehingga dengan identitas itu
bisa membedakannya dengan yang lain. Sedangkan nasional merupakan
identitas yang melekat pada kelompok yang lebih besar yang diikat oleh
kesamaan-kesamaan, baik fisik maupun non fisik seperti keinginan, cita-cita
dan tujuan.
1. Wilayah Geografis
Ketika bangsa Indonesia menyatakan diri menjadi bangsa yang merdeka,
maka secara politik para pendiri bangsa (the founding father) menetapakan
bahwa wilayah geografis yang menjadi identitas nasional adalah seluruh
wilayah nusantara yang meliputi seluruh wilayah bekas jajahan Belanda.
2. Suku bangssa
Suku bangsa ini ada 2 yaitu suku bangsa askriptif dan kelompok migran. Suku
bangsa askriptif adalah suku bangsa yang sudah ada di wilayah geografi
nusantara sebelum Indonesia terbentuk, sedang kelompok migran yang telah
menyatakan diri menjadi warga negara dan setia terhadap Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa, ideologi negara, dasar negara.
3. Agama
Memahami kemajemukan agama yang ada di Indonesia maka pemerintah
mengakui kemajemukan tersebut. Bagi bangsa Indonesia kemajemukan
dalam beragama merupakan anugerah Tuhan YME yang wajib disyukuri,
sehingga harus dikelola dengan wajar tidak menimbulkan dampak negatif
terhadap keutuhan dan kelangsungan hidup bangsa dan negara karena dapat
menjadi sumber konflik dan pemicu perpecahan. Untuk menghindari
pecahnya konflik maka harus saling mengakui secara positif dan saling
menghormati prinsip satu sama lainnya.
4. Kebudayaan
Kebudayaan yang dipelihara dan berkembang di dalam lingkungan setiap
suku bangsa, berisi nilai-nilai dasar yang secara kolektif digunakan oleh para
pendukungnya untuk menafsirkan lingkungan serta digunakan sebagai
pedoman berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan lingkungan yang
dihadapi. Disamping berisi nilai-nilai dasar yang bersifat kerohanian atau
filosofis. Dan kemudian oleh para pendiri bangsa ditetapkan sebagai nilai-nilai
dasar Pancasila. Terdapat ratusan kebudayaan yang membentuk identitas
nasional sebagai bangsa yang dilahirkan dengan pluralisme identitas, Tapi
kesemuanya itu membangun satu kesatuan yang utuh yaitu sebagai
kebudayaan nasional bangsa Indoensia.
5. Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia sebelumnya dikenal dengan bahasa Melayu yang menjadi
bahasa penghubung ( lingua franca) berbagai etnis yang mendiami kepulauan
nusanatara. Disamping itu bahasa Melayu juga dipakai sebagai bahasa
transaksi perdagangan Internasional dikawasan kepulauan Nusanatara.
Keberadaan bahasa Melayu ini pada tahun 1928 setelah adanya kesadaran
berbangsa dan bernegara , maka 28 Oktober 1928 diikrarkan bahwa bahasa
Indonesia. ( bersumber dari bahasa Melayu karena sudah dipergunakan
meluas di seluruh Nusantara versi Majapahit – termasuk Malaysia)
Proses bersatu dalam kelompok besar manusia pelbagai suku bangsa dari
berbagai pulau nusantara yang kemudian diperbesar dengan keturunan asing,
merupakan kodrat manusia dalam hidup bersama, berkeinginan yang kuat
untuk hidup bersama dan bersatu dalam satu kesatuan sekolompok manusia
yang akhirnya menjadai bangsa besar yang menegara atau bangsa negara.
Proses bersatu ini hasilnya adalah kesatuan besar bangsa Indonesia terwujud
nasionalisme Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor persamaan dan cita-
cita sama dalam satu negara dengan pandangan hidup yang sama yaitu
Pancasila, yang sekaligus sebagai dasar negara. Pancasila sebagai alat
pemersatu dan kesatuan yang merupakan konsensus nasional. (Bakry,
2009 :86)
juga memberi inspirasi para mahasiswa School tot Opleding van Indische
Artsen (STOVIA) atau Sekolah Kedokteran Pribumi dipimpin Sutomo, yang
saat itu untuk mendirikan organisasi pergerakan. Organisasi ini dikenal
dengan organissi masa Budi Utomo tanggal 20 Mei 1908.
Gerakan inilah yang merupakan awal pergerakan nasional yang merintis
kebangkitan nasional menuju cita-cita Indonesia merdeka, setelah itu muncul
berbagai organisasi lainnya yang cita-citanya pada dasarnya sama yaitu
Indonesia merdeka. Kelanjutan dari cita-cita tersebut adalah lahirnya Sumpah
Pemuda yang diikrarkan para pemuda pelopor persatuan bangsa Indonesia
dalam Kongres pemuda 28-10-1928 di jakarta
Proses Bernegara
Dalam proses bernegara ada dua tonggak sejarah yang sangat penting yaitu
masa sidang BPUPKI dan masa sidang PPKI. Karena Jepang gagal
memberikan kemerdekaan pada Indonesia, maka pada tanggal 17 Agustus
1945 Indonesia memproklamirkan sendiri kemerdekaannya tanpa Jepang
maupun sekutu. Tanggal 18 Agustus 1945 dilakukan sidang PPKI ala
Indonesia, yang menghasilkan UUD 1945 yang didalam UUD tersebut
terdapat rumusan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Hal
ini merupakan realisasi tumpuan cita-cita dari amanat bangsa Indonesia untuk
membentuk satu bangsa dan satu negara merdeka, yang bersatu, berdaulat,
adil dan makmur dalam alam perdamaian dunia.