Anda di halaman 1dari 5

NAMA : ASER TONAPA

NIM : 221611022

KELAS : A1

GLOBALISASI DAN TANTANGAN IDENTITAS NASIONAL INDONESIA

A. Pengertian Identitas Nasional

Identitas nasional merupakan ciri khas yang dimiliki satu bangsa yang tentunya berbeda
antara satu bangsa, dengan bangsa yang lain. Indonesia adalah salah satu Negara yang memiliki
bermacam identitas nasional yang mengkhaskan dan tentunya berbeda dengan Negara-negara
lainnya. Mayoritas dari masyarakat mengasosiakan identitas nasional mereka dengan negara dimana
mereka dilahirkan. Beragamnnya suku bangsa serta bahasa di Indonesia, merupakan suatu
tantangan besar bagi bangsa ini untuk tetap dapat mempertahankan identitasnnya. Untuk itu,
sebagai generasi muda Indonesia seharusnnya sudah mengetahui apa itu identitas nasional bangsa
kita. Namun pada kenyataannya masih banyak generasi muda indonesia yang belum tahu tentang
apa itu identitas nasional dan apa saja wujud dari identitas nasional bangsa Indonesia itu sendiri.
Seringkali kita marah ketika aset identitas nasional kita direbut atau ditiru oleh Negara lain, tapi
dalam pengaplikasiannya kita sebagai warga negara Indonesia hanya bersikap pasif dan enggan
untuk menggembangkannya. Identitas Nasional merupakan pengertian dari jati diri suatu Bangsa
dan Negara, Selain itu pembentukan Identitas Nasional sendiri telah menjadi ketentuan yang telah di
sepakati bersama. Menjunjung tinggi dan mempertahankan apa yang telah ada dan berusaha
memperbaiki segala kesalahan dan kekeliruan di dalam diri suatu Bangsa dan Negara sudah tidak
perlu di tanyakan lagi, Terutama di dalam bidang Hukum.

Identitas sendiri memiliki arti sebagai ciri yang dimiliki setiap pihak yang dimaksud sebagai
suatu pembeda atau pembanding dengan pihak yang lain. Sedangkan nasional atau Nasionalisme
memiliki arti suatu paham, yang berpendapat bahwa kesetiaan tertinggi individu harus diserahkan
kepada Negara kebangsaan. Identitas nasional adalah kepribadian nasional atau jati diri nasional
yang dimiliki suatu bangsa yang membedakan bangsa satu dengan bangsa yang lainnya. Identitas
nasional dalam konteks negara tercermin dalam simbolsimbol kenegaraan seperti: Pancasila,
Bendera Merah Putih, Bahasa Nasional yaitu Bahasa Indonesia, Semboyan Negara yaitu Bhinneka
Tunggal Ika, Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila, Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945
serta Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat. Pahlawan – pahlawan
rakyat pada masa perjuangan nasional seperti Pattimura, Hasanudin, Pangeran Antasari dan lain –
lain. Dengan terwujudnya identitas bersama sebagai bangsa dan negara Indonesia dapat mengikat
eksistensinya serta memberikan daya hidup. Sebagai bangsa dan negara yang merdeka, berdaulat
dalam hubungan internasional akan dihargai dan sejajar dengan bangsa dan negara lain. Identitas
bersama itu juga dapat menunjukkan jati diri serta kepribadiannya Rasa solidaritas sosial,
kebersamaan sebagai kelompok dapat mendukung upaya mengisi kemerdekaan. Dengan identitas
bersama itu juga dapat memberikan motivasi untuk mencapai kejayaan bangsa dan negara di masa
depan.
Oleh karena itu, agar bangsa Indonesia tetap eksis dalam menghadapi globalisasi maka harus
tetap meletakkan jati diri dan identitas nasional. yang merupakan kepribadian bangsa Indonesia
sebagai dasar pengembangan kreatifitas budaya globalisasi. Sebagaimana terjadi di berbagai negara
di dunia, justru dalam era globalisasi dengan penuh tantangan yang cenderung menghancurkan
nasionalisme, muncullah kebangkitan kembali kesadaran Nasional.

B. Faktor Pembentuk Identitas Nasional

Terdapat dua faktor penting dalam pembentukan identitas nasional yaitu faktor primodial dan
faktor kondisional. Faktor primodial atau faktor objektif adalah faktor bawaan yang bersifat alamiah
yang melekat pada bangsa tersebut seperti geografi, ekologi dan demografi. Kondisi geografis-
ekologis yang membentuk Indonesia sebagai wilayah kepulauan yang beriklim tropis dan terletak di
persimpangan jalan komunikasi antara wilayah dunia di Asia Tenggara, ikut mempengaruhi
perkembangan kehidupan demografis, ekonomis, sosial dan kultural bangsa Indonesia. Sedangkan
faktor kondisional atau faktor subyektif adalah keadaan yang mempengaruhi terbentuknya identitas
nasional. Faktor subyektif meliputi faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang dimiliki
bangsa Indonesia. Faktor historis ini mempengaruhi proses pembentukan masyarakat dan bangsa
Indonesia, beserta identitasnya, melalui interaksi berbagai faktor yang terlibat di dalamnya. Hasil
dari interaksi dari berbagai faktor tersebut.

Faktor yang tak kalah penting yaitu sejarah. Persepsi yang sama diantara warga masyarakat
tentang sejarah mereka dapat menyatukan diri dalam satu bangsa. Persepsi yang sama tentang
pengalaman masa lalu, seperti sama-sama menderita karena penjajahan, tidak hanya melahirkan
solidaritas tetapi juga melahirkan tekad dan tujuan yang sama antar anggota masyarakat itu.
Perkembangan ekonomi (industrialisasi) akan melahirkan spesialisasi pekerjaan profesi sesuai
dengan aneka kebutuhan masyarakat. Semakin tinggi mutu dan variasi kebutuhan masyarakat,
semakin saling tergantung diantara jenis pekerjaan. Setiap orang akan saling bergantung dalam
memenuhi kebutuhan hidup. Semakin kuat saling ketergantungan anggota masyarakat karena
perkembangan ekonomi, akan semakin besar solidaritas dan persatuan dalam masyarakat.

C. Identitas Negara Indonesia

Identitas Negara Indonesia yaitu bendera negara Sang Merah Putih, Bahasa indonesia, Lambang
Negara Indonesia beserta simbol-simbol Pancasila, lagu kebangsaan dan Hukum.

a. Bendera Negara Sang Merah Putih Bendera negara diatur dalam Undang-Undang No. 24
Tagun 2009 pasal 4 sampai 24, bendera warna merah putih dikibarkan pertama kali pada
tanggal 17 Agustus 1945. Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih disimpan dan dipelihara
di Monumen Nasional Jakarta.
b. Bahasa Negara Indonesia
Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara merupakan hasil kesepakatan para pendiri
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bahasa Indonesia berasal dari rumpun bahasa
melayu yang dipergunakan sebagai bahasa pergaulan (lingua franca), setelah itu diangkat
dan diikrarkan srbagai bahasa persatuan pada kongkres Pemuda II tanggal 28 oktober
1928. Bangsa Indonesia merupakan bahasa nasional sekaligus jati diri dan Identitas
nasional Indonesia.
c. Lambang Negara Garuda Pancasila dan Simbol-simbol Pancasila
Pada tanggal 13 juli 1945, dalam rapat panitia perancangan Undang-undang Dasar 1945.
Salah seorang anggota panitia bernama Parada Harahap mengusulkan tentang lambang
negara . tanggal 16 November 1945 baru dibentuk panita Indonesia Raya, panitia ini
bertugas menyelidiki arti lambang-lambang dalam peradaban bangsa Indonesia sebagai
langkah awal untuk mempersiapkan bahan kajian tentang lambang negara. Panitia
Indonsia Raya diketua oleh Ki Hajar Dewantara dengan seketaris Muhammad Yamin.

Adapun makna yang terkandumg dalam simbol-simbol Pancasila


1. Bintang yang memiliki lima sudut melambangkan sila pertama pancasila, yaitu
Ketuhanan Yang Maha Esa. Bintang melambangkan sebuah cahaya, seperti cahaya
yang dipancarkan oleh Tuhan kepada setiap manusia.
2. Rantai melambangkan sila kedua Pancasila yaitu kemanusian yang adil dan
beradab. Rantai tersebut terdiri atas mata rantai yang berbentuk segi empat dan
lingkaran yang saling berkaitan membentuk lingkaran. Mata rantai segi empat
melambangkan laki-laki, sedangkan yang lingkaran melambaikan perempuan mata
rantai yang saling berkaitpun melambangkan bahwa setiap manusia, laki-laki dan
perempuan, menumbuhkan satu sama lain dan perlu bersatu sehingga menjadi kuat
seperti sebuah rantai.
3. Pohon beringin melambangkan sila ketiga, yaitu persatuan Indonesia. Pohon
beringin melambaikan pohon besar yang bisa digunakan oleh banyak orang sebagai
tempat berteduh dibawahnya. Hal ini mewakili keragaman suku bangsa yang
menyatu di Indonesia.
4. Kepala banteng melambangkan sila keempat pancasila, yaitu kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Kepala
banteng melambangkan hewan sosial yang suka berkumpul, seperti halnya
musyawarah dimana orang-orang harus berkumpul untuk mendiskusikan sesuatu.
5. Padi dan kapas melambangkan sila kelima pancasila yaitu keadilan sosial bagi
seluruh rakyat indonesia. Padi dan kapas dapat mewakili sila kelima, karena padin
dan kapas merupakan kebutuhan dasar setiap manusia, yakni pangan dan sandang
sebagai syarat utama untuk mencapai kemakmuran.

d. Lagu Kebangsaan Indonesia

Raya Lagu Kebangsaan Indonesia Raya diatur dalam undang-undang No. 24 Tahun 2009
mulai Pasal 58-64, sebagai lagu kebangsaan pertama kali dinyanyikan pada Kongres pemuda
II tanggal 28 Oktober 1928. Selanjutnya menjadi lagu kebangsaan yang diperdengar pada
setiap upacara kenegaraan.

e. Hukum

Negara indonesia adalah negara hukum, demikian bunyi pasal 1 Ayat 3 UUD 1945 setelah
diamandemen ketiga disahkan 10 November 2001. Penegasan ketentuan konstitusi ini
bermakna, bahwa segala aspek kehidupan dalam kemasyarakatan, kenegaraan dan
pemerintahan harus senantiasa berdasarkan hukum.
D. GLOBALISASI

GLOBALISASI adalah suatu perubahan sosial dalam bentuk semakin bertambahnya keterkitan
antara masyarakat dengan faktorfaktor yang terjadi akibat transkulturasi dan perkembangan
teknologi modern. Globalisasi merupakan fenomena berwajah majemuk.

Istilah globalisasi sering diidentikan dengan :

1) Internasionalisasi, yaitu hubungan antar negara, meluasnya arus perdagangan dan


penanaman modal

2) Liberalisasi, yaitu pencabutan pembatasanpembatasan pemerintah untuk membuka ekonomi


tanpa pagar (boderless).

3) Universalisasi, yaitu ragam selera atau gaya hidup seperti pakaian, makanan, kendaraan, di
seluruh pelosok penjuru dunia

4) Westernisasi atau Amerikanisasi, yaitu ragam hidup model budaya Barat atau Amerika 5) De-
Teritorialisasi, yaitu perubahanperubahan geografi sehingga ruang sosial dalam perbatasan, tempat,
dan jarak menjadi berubah.

Apa yang harus dilakukan ?

1.Membangun konsensus nasional (common platform) .

2. Membangun dialog antar kelompok agama, etnis, dan kelas sosial

3. Meneguhkan dan mengaktualisasikan kembali nilai-nilai budaya bangsa .

4. Meningkatkan rasa nasionalisme dan patriotism.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Pembentukan Identitas Bersama ;

1. PRIMORDIAL, yaitu ikatan kekerabatan (darah & keluarga) serta kesamaan suku bangsa, daerah,
bahasa, adat istiadat.

2. SAKRAL, yaitu kesamaan agama yang dipeluk.

3. TOKOH, yaitu kepemimpinan dari seorang tokoh yang disegani dan dihormati secara luas oleh
masyarakat.

4. SEJARAH, yakni persepsi yang sama tentang asalusul nenek moyang dan atau persepsi yang sama
tentang pengalaman masa lalu

5. Bhineka Tunggal Ika, yaitu prinsip bersatu dalam perbedaan.

6. Perkembangan Ekonomi,

7. Kelembagaan, yaitu lembaga-lembaga pemerintahan dan politik, seperti birokrasi, angkatan


bersenjata, dan partai politik.
NASIONALISME

Beberapa prinsip umum, terbentuknya nasionalisme (Nurcholis Madjid, 1987) :

1. Kesatuan (unity),

2. Kebebasan (liberty),

3. Kesamaan (equlity),

4. Kepribadian (identity)

5. Kepribadian (identity)

6. Prestasi

4 elemen dalam Nasionalisme

1. Semangat ketaan kepada suatu bangsa (semacam patriotisme)

2. Dalam aplikasinya menunjukkan kepada kecondongan untuk mengutamakan kepentingan bangsa


sendiri, khususnya jika kepentingan bangsa itu berlawanan dengan kepentingan bangsa lain.

3. Sikap yang melihat amat pentingnya penonjolan cirri khusus suatu bangsa. Karena itu, doktrin
yang memandang perlunya kebudayaan bangsa dipertahankan.

4. Nasionalisme adalah teori politik atau teori antropologi yang menekankan bahwa umat manusia
secara alami terbagi-bagi menjadi berbagai bangsa, dan bahwa ada kriteria yang jelas untuk
mengenali suatu bangsa beserta para anggota bangsa itu.

Anda mungkin juga menyukai