Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Identitas nasional merupakan ciri khas yang dimiliki satu bangsa yang tentunya
berbeda antara satu bangsa, dengan bangsa yang lain. Indonesia adalah salah satu Negara
yang memiliki bermacam identitas nasional yang mengkhaskan dan tentunya berbeda
dengan Negara-negara lainnya. Mayoritas dari masyarakat mengasosiakan identitas
nasional mereka dengan negara dimana mereka dilahirkan. Beragamnnya suku bangsa
serta bahasa di Indonesia, merupakan suatu tantangan besar bagi bangsa ini untuk tetap
dapat mempertahankan identitasnnya. Untuk itu, sebagai generasi muda Indonesia
seharusnnya sudah mengetahui apa itu identitas nasional bangsa kita. Namun pada
kenyataannya masih banyak generasi muda indonesia yang belum tahu tentang apa itu
identitas nasional dan apa saja wujud dari identitas nasional bangsa Indonesia itu sendiri.
Identitas Nasional merupakan pengertian dari jati diri suatu Bangsa dan Negara,
Selain itu pembentukan Identitas Nasional sendiri telah menjadi ketentuan yang telah di
sepakati bersama. Menjunjung tinggi dan mempertahankan apa yang telah ada dan
berusaha memperbaiki segala kesalahan dan kekeliruan di dalam diri suatu Bangsa dan
Negara sudah tidak perlu di tanyakan lagi,

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari identitas nasional ?
2. Bagaimana peranan dalam integrasi nasional ?
3. Bagaimana Sejarah kelahiran paham nasionalisme Indonesia ?
4. Bagaimana Identitas Nasional sebagai Karakter Bangsa?

C. TUJUAN MAKALAH
1. untuk menetahui apa pengertian dari identitas nasional
2. untuk menetahui peranan dalam integrasi nasional
3. untuk menetahui Sejarah kelahiran paham nasionalisme Indonesia
4. untuk menetahui Pancasila sebagai identitas nasional

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Identitas Nasional


Identitas sendiri memiliki arti sebagai ciri yang dimiliki setiap pihak yang
dimaksud sebagai suatu pembeda atau pembanding dengan pihak yang lain. Sedangkan
nasional atau Nasionalisme memiliki arti suatu paham, yang berpendapat bahwa kesetiaan
tertinggi individu harus diserahkan kepada Negara kebangsaan. Identitas nasional adalah
kepribadian nasional atau jati diri nasional yang dimiliki suatu bangsa yang membedakan
bangsa satu dengan bangsa yang lainnya.
Identitas nasional dalam konteks negara tercermin dalam symbol simbol
kenegaraan seperti: Pancasila, Bendera Merah Putih, Bahasa Nasional yaitu Bahasa
Indonesia, Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika, Dasar Falsafah negara yaitu
Pancasila, Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945 serta Bentuk Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat. Pahlawan – pahlawan rakyat
pada masa perjuangan nasional seperti Pattimura, Hasanudin, Pangeran Antasari dan lain-
lain.
Dengan terwujudnya identitas bersama sebagai bangsa dan Negara Indonesia
dapat mengikat eksistensinya serta memberikan daya hidup. Sebagai bangsa dan negara
yang merdeka, berdaulat dalam hubungan internasional akan dihargai dan sejajar dengan
bangsa dan negara lain. Identitas bersama itu juga dapat menunjukkan jati diri serta
kepribadiannya Rasa solidaritas sosial, kebersamaan sebagai kelompok dapat mendukung
upaya mengisi kemerdekaan. Dengan identitas bersama itu juga dapat memberikan
motivasi untuk mencapai kejayaan bangsa dan negara di masa depan.
Oleh karena itu, agar bangsa Indonesia tetap eksis dalam menghadapi globalisasi
maka harus tetap meletakkan jati diri dan identitas nasional yang merupakan kepribadian
bangsa Indonesia sebagai dasar pengembangan kreatifitas budaya globalisasi.
Sebagaimana terjadi di berbagai negara di dunia, justru dalam era globalisasi dengan
penuh tantangan yang cenderung menghancurkan nasionalisme, muncullah kebangkitan
kembali kesadaran Nasional.
Setelah Indonesia lahir maka dibentuk terkait karakteristik negaraIndonesia yang
di dalamnnya berisikan Identitas nasional Indonesia.Setiap negara Indonesia memiliki
identitas untuk melambangkan keagungan suatu negara. Seperti negara Indoenesia yang
memiliki
2
identitas yang dapat menjadi penciri atau pembangun jati diri bangsa Indonesia. Identitas
Indonesia menjadikan bangsa Indonesia sebagai pemersatu dan simbol kehormatan negara.
Selain itu identitas Nasional menjadikan negara Indonesia yang bermartabat diantara
negara-negara lain yang memiliki beragam kebudayaan, agama dan memiliki jiwa
toleransi maupun solidaritas tinggi.
Berikut penjelesan mengenai identitas Negara Indonesia yaitu bendera Negara
Sang Merah Putih, Bahasa indonesia, Lambang Negara Indonesia beserta symbol simbol
Pancasila, lagu kebangsaan dan Hukum.
a) Bendera Negara Sang Merah Putih Bendera negara diatur dalam Undang-Undang No.
24 Tagun 2009 pasal 4 sampai 24, bendera warna merah putih dikibarkan pertama kali
pada tanggal 17 Agustus 1945. Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih disimpan dan
dipelihara di Monumen Nasional Jakarta.
b) Bahasa Negara Indonesia Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara merupakan hasil
kesepakatan para pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bahasa
Indonesia berasal dari rumpun bahasa melayu yang dipergunakan sebagai bahasa
pergaulan (lingua franca), setelah itu diangkat dan diikrarkan srbagai bahasa
persatuan pada kongkres Pemuda II tanggal 28 oktober 1928. Bangsa Indonesia
merupakan bahasa nasional sekaligus jati diri dan Identitas nasional Indonesia
c) Lambang Negara Garuda Pancasila dan Simbol-simbol Pancasila Pada tanggal 13 juli
1945, dalam rapat panitia perancangan Undang-undang Dasar 1945. Salah seorang
anggota panitia bernama Parada Harahap mengusulkan tentang lambang negara .
tanggal 16 November 1945 baru dibentuk panita Indonesia Raya, panitia ini bertugas
menyelidiki arti lambang-lambang dalam peradaban bangsa Indonesia sebagai
langkah awal untuk mempersiapkan bahan kajian tentang lambang negara. Panitia
Indonsia Raya diketua oleh Ki Hajar Dewantara dengan seketaris Muhammad Yamin.

B. Peranan Dalam Integrasi Nasional


Konsep persatuan bangsa atau kesatuan bangsa secara umum di dalam ilmu
politik diistilahkan sebagai integrasi nasional. Istilah integrasi nasional merujuk pada
integrasi atau keterpaduan di dalam segala aspek kehidupan bangsa, yang secara
umum meliputi sosial, budaya, politik dan ekonomi. Dengan demikian, integrasi
biasanya menunjuk suatu proses untuk penyatuan berbagai kelompok masyarakat
yang berbeda-beda secara sosial, budaya, maupun politik ke dalam satu kesatuan

3
wilayah untuk membangun kesetiaan yang lebih besar dan bersifat nasional. Sebagai
suatu proses, integrasi nasional menekankan pada persatuan persepsi dan perilaku di
antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Mengacu pada pendapat ahli di atas, bahwa integrasi nasional termasuk
integrasi politik dan teritorial secara homogen, dalam perbedaan baik kultur maupun
kepercayaan dan agama ke dalam satu identitas bangsa. Untuk itu, di dalam setiap
kehidupan masyarakat, kita akan menemukan integrasi dalam dua wujudnya, yaitu:
dimensi vertical dan dimensi horizontal. Dalam dimensi vertikal, integrasi nasional
bertujuan mengintegrasikan persepsi dan perilaku elite dan massa, yaitu dengan
menghilangkan atau mengurangi kesenjangan- kesenjangan antara kelompok yang
berpengaruh dan kelompok yang dipengaruhinya.
Sementara di dalam horizontal, integrasi nasional berkaitan dengan kadar
integrasi antar kelompok-kelompok masyarakat. pada dimensi ini, proses integrasi
diarahkan pada upaya untuk menjembatani perbedaan yang dilahirkan oleh faktor-
faktor teritorial (termasuk kultural) dengan mengurangi kesenjangankesenjangan yang
ditimbulkan oleh faktor-faktor tersebut. Dalam pengertian yang sederhana, integrasi
nasional pada dasarnya mencakup dua masalah pokok. Pertama, bagaimana membuat
rakyat tunduk dan patuh pada tuntutantuntutan negara. Masalah ini mencakup perkara
pengakuan rakyat terhadap hakhak yang dimiliki negara, sehingga yang dipersoalkan
di sini sebenarnya adalah bagaimana hubungan antara rakyat dengan negara. Kedua,
bagaimana meningkatkan konsensus normatif yang mengatur perilaku politik setiap
anggota masyarakat. Bidang masalah ini lebih banyak bersifat pembinaan kesepakatan
antara sesame warga negara berkenaan dengan perilaku yang diperlakukan oleh
sistem politik agar ia dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Konsensus normatif
ini dengan sendirinya tumbuh dari dan berkembang di atas nilai-nilai dasar yang
dimiliki bangsa itu secara keseluruhan.
Secara vertikal, faktor-faktor yang dapat menghambat proses integrasi terselip
di dalam perbedaan-perbedaan yang ada pada kelompok elite dan massa. Perbedaan-
perbedaan ini dapat berupa perbedaan latar belakang pendidikan, kehidupan ekonomi,
ataupun politik. Dalam masyarakat sering kita temukan perbedaan yang sangat
menyolok antara elite dan massa dalam tiga bidang tersebut. Dalam bidang
pendidikan, terdapat kesenjangan yang cukup besar antara kelompok elite dan massa,
yang meliputi jenjang, jenis dan mutu pendidikan. Begitu juga, dalam gaya kehidupan
masyarakat. pada masa sekarang, ada kecenderungan elite politik untuk hidup gaya
4
yang tidak sama dengan gaya hidup massa rakyat. Gaya hidup yang demikian, tentu
tidak akan dapat dipertautkan dengan gaya kehidupan massa yang jauh berbeda. Ke
dalam perbedaan ini masih dapat ditumbuhkan kesenjangan-kesenjangan lain, seperti
antara desa dengan kota, industri besar dan industri kecil, dan lain-lain. Dalam bidang
politik, ada pula kesenjangan ideology antara kelompok elite dengan massa.
Kesenjangan ini dapat dimunculkan oleh adanya perbedaan ideologi formal, seperti
ideologi negara atau partai, selain karena adanya ideologi dalam pengertian yang tidak
formal. Sementara wujud ideology formal selalu jelas dalam masyarakat, manifestasi
ideologi yang tidak formal itu antara lain bersumber pada perbedaan latar belakang
kehidupan antara kelompok elite dengan massa. Hal ini umpamanya terdapat dalam
ideologi yang dimiliki oleh kelompok atas, menengah dan bawah dari masyarakat itu
sendiri. Perbedaanperbedaan yang demikian memberi dampak terhadap pemilihan
ideology formal beserta interpretasinya, dan persepsi terhadap kebijaksanaan Negara
dan kebijakan lainnya.
Dari sudut horizontal, di antara faktorfaktor yang menghambat proses integrasi
adalah nilai-nilai primordial yang sering begitu menonjol dalam masyarakat yang
majemuk. Faktor primordial itu adalah daerah kelahiran, suku, ikatan darah, ras,
agama, dan bahasa. Adanya berbagai kelompok dalam masyarakat yang memiliki
faktor atau kombinasi faktor-faktor yang berbeda-beda dapat menimbulkan
kesenjangan atau bahkan pertentangan-pertentangan dalam masyarakat. Tidak jarang
terjadi bahwa pertentangan-pertentangan itu atau konflik itu tajam sifatnya. Ikatan-
ikatan primordial tidak hanya berpengaruh dalam satu aspek kehidupan saja.
Kenyataan yang sering kita jumpai di mana pun ialah bahwa primordialisme itu justru
menjadi penting karena ia bergerak dalam keseluruhan aspek kehidupan masyarakat.
Masyarakat yang majemuk akan dengan mudah dapat mengkaitkan aspek-aspek
kehidupannya dengan ikatan-ikatan primordial. Kebijaksanaan- kebijaksanaan dalam
bidang ekonomi, misalnya, bisa menjadi lain bila dilihat dengan kacamata
primordialisme.

C. Sejarah kelahiran paham nasionalisme Indonesia


Ide-ide yang muncul pada masa pergerakan nasional hanya terbatas pada para
bangsawan terdidik saja.Selain merekalah yang mempunyai tingkat pendidikan yang
tinggi juga karena hanya kelompok bangsawanlah yang mampu mengikuti pola pikir
pemerintah kolonial. Mereka menyadari bahwa pemerintah kolonial yang memiliki
5
organisasi yang rapi dan kuat tidak mungkin dihadapi dengan cara tradisional
sebagaimana perlawanan rakyat sebelumnya. Inilah letak arti penting organisasi
modern bagi perjuangan kebangsaan.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan lahirnya nasionalisme Indonesia.
Secara umum bisa dikelompokkan menjadi dua yaitu:
Faktor dari dalam antara lain sebagai berikut:
 Seluruh Nusantara telah menjadi kesatuan politik, hukum, pemerintahan, dan
berada di bawah kekuasaan kolonial Belanda. Ironisnya adalah eksploitasi
Barat itu justru mampu menyatukan rakyat menjadi senasib sependeritaan.
 Munculnya kelompok intelektual sebagai dampak sistem pendidikan Barat.
Kelompok inilah yang mampu mempelajari beragam konsep Barat untuk
dijadikan ideologi dan dasar gerakan dalam melawan kolonialisme Barat.
 Beberapa tokoh pergerakan mampu memanfaatkan kenangan kejayaan masa
lalu (Sriwijaya, Majapahit, dan Mataram) untuk dijadikan motivasi dalam
bergerak dan meningkatkan rasa percaya diri rakyat di dalam berjuang
menghadapi kolonialisme Barat.
Kondisi itulah yang mampu memompa harga diri bangsa untuk bersatu, bebas, dan
merdeka dari penjajahan.Meskipun begitu, harus diakui bahwa munculnya kesadaran
berbangsa itu juga merupakan dampak tidak langsung dari perluasan
kolonialisme.Oleh karena itu, para mahasiswa yang menjadi penggerak utama
nasionalisme Indonesia bisa disebut sebagai tokoh penggerak dari masyarakat.
Faktor dari luar antara lain sebagai berikut.
 Gerakan Nasionalisme Cina
Dinasti Manchu (Dinasti Ching) memerintah di Cina sejak tahun 1644 sampai
1912.Dinasti ini dianggap dinasti asing oleh bangsa Cina karena dinasti ini
bukan keturunan bangsa Cina. Masuknya pengaruh Barat menyebabkan
munculnya gerakan rakyat yang menuduh bahwa Dinasti Manchu sudah lemah
dan bekerja sama dengan imperialis Barat. Oleh karena itu muncul gerakan
rakyat Cina untuk menentang penguasa asing yaitu para imperialis Barat dan
Dinansti Manchu yang juga dianggap penguasa asing.Munculnya gerakan
nasionalisme Cina diawali dengan terjadinya pemberontakan Tai Ping (1850 –
1864) dan kemudian disusul oleh pemberontakan Boxer. Gerakan ini ternyata
berimbas semangatnya di tanah air Indonesia.

6
 Kemenangan Jepang atas Rusia
Selama ini sudah menjadi suatu anggapan umum jika keperkasaan Eropa
(bangsa kulit putih) menjadi simbol superioritas atas bangsa-bangsa lain dari
kelompok kulit berwarna.Hal itu ternyata bukan suatu kenyataan
sejarah.Perjalanan sejarah dunia menunjukkan bahwa ketika pada tahun 1904-
1905 terjadi peperangan antara Jepang melawan Rusia, ternyata yang keluar
sebagai pemenang dalam peperangan itu adalah Jepang.Hal ini memberikan
semangat juang terhadap para pelopor pergerakan nasional di Indonesia.
 Partai Kongres India
Dalam melawan Inggris di India, kaum pergerakan nasional di India
membentuk All India National Congress (Partai Kongres India), atas inisiatif
seorang Inggris Allan Octavian Hume pada tahun 1885.Di bawah
kepemimpinan Mahatma Gandhi, partai ini kemudian menetapkan garis
perjuangan yang meliputi Swadesi, Ahimsa, Satyagraha, dan Hartal.Keempat
ajaran Ghandi ini, terutama Satyagraha mengandung makna yang memberi
banyak inspirasi terhadap perjuangan di Indonesia.
 Gerakan Turki Muda
Gerakan nasionalisme di Turki pada tahun 1908 dipimpin oleh Mustafa Kemal
Pasha.Gerakannya dinamakan Gerakan Turki Muda.Ia menuntut adanya
pembaruan dan modernisasi di segala sektor kehidupan masyarakatnya.
Gerakan Turki Muda memberikan pengaruh politis bagi pergerakan bangsa
Indonesia sebab mengarah pada pembaruan-pembaruan dan modernisasi
 Filipina di bawah Jose Rizal
Filipina merupakan jajahan Spanyol yang berlangsung sejak 1571 –
1898.Dalam perjalanan sejarah Filipina muncul sosok tokoh yang bernama
Jose Rizal yang merintis pergerakan nasional dengan mendirikan Liga
Filipina.Pada tahun 1892 Jose Rizal melakukan perlawanan bawah tanah
terhadap penindasan Spanyol.Tujuan yang ingin dicapai adalah bagaimana
membangkitkan nasionalisme Filipina dalam menghadapi penjajahan
Spanyol.Dalam perjuangannya Jose Rizal dihukum mati pada tanggal 30
Desember 1896, setelah gagal dalam pemberontakan Katipunan. Sikap
patriotisme dan nasionalisme yang ditunjukkan Jose Rizal membangkitkan

7
semangat rela berkorban dan cinta tanah air bagi para cendekiawan di
Indonesia.

Tahapan perkembangan nasionalisme Indonesia adalah sebagai berikut:


a. Periode Awal Perkembangan
Dalam periode ini gerakan nasionalisme diwarnai dengan perjuangan untuk
memperbaiki situasi sosial dan budaya.Organisasi yang muncul pada periode
ini adalah Budi Utomo, Sarekat Dagang Indonesia, Sarekat Islam, dan
Muhammadiyah.
b. Periode Nasionalisme Politik
Periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia mulai bergerak dalam bidang
politik untuk mencapai kemerdekaan Indonesia.Organisasi yang muncul pada
periode ini adalah Indische Partij dan Gerakan Pemuda.
c. Periode Radikal
Dalam periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia ditujukan untuk
mencapai kemerdekaan baik itu secara kooperatif maupun non kooperatif
(tidak mau bekerjasama dengan penjajah).Organisasi yang bergerak secara non
kooperatif, seperti Perhimpunan Indonesia, PKI, PNI.
d. Periode Bertahan
Periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia lebih bersikap moderat dan
penuh pertimbangan.Diwarnai dengan sikap pemerintah Belanda yang sangat
reaktif sehingga organisasi-organisasi pergerakan lebih berorientasi bertahan
agar tidak dibubarkan pemerintah Belanda.Organisasi dan gerakan yang
berkembang pada periode ini adalah Parindra, GAPI, Gerindo.

Dari perkembangan nasionalisme tersebut akhirnya mampu menggalang semangat persatuan


dan cita-cita kemerdekaan sebagai bangsa Indonesia yang bersatu dari berbagai suku di
Indonesia.

8
D. Identitas Nasional sebagai Karakter Bangsa

Karakter merupakan ciri khas seseorang atau sekelompok orang yang


mengandung nilai, kemampuan, kapasitas moral, dan ketegaran dalam menghadapi
kesulitan dan tantangan. Karakter bangsa adalah kualitas perilaku kolektif kebangsaan
yang khas-baik yang tercermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan
perilaku berbangsa dan bernegara sebagai hasil olah pikir, olah hati, olah rasa dan
karsa, serta olah raga seseorang atau sekelompok orang. Karakter bangsa Indonesia
akan menentukan perilaku kolektif kebangsaan Indonesia yang khas-baik yang
tecermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan
bernegara Indonesia yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila, norma, UUD 1945,
keberagaman dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen terhadap NKRI.
Karakter bangsa dilakukan secara koheren melalui proses sosialisasi, pendidikan dan
pembelajaran, pemberdayaan, pembudayaan, dan kerja sama seluruh komponen
bangsa dan Negara.

1. Fungsi dan Tujuan Pembentukan Karakter Bangsa


 Fungsi Pembentukan dan Pengembangan Potensi Pembangunan karakter
bangsa berfungsi membentuk dan mengembangkan potensi manusia atau
warga negara Indonesia agar berpikiran baik, berhati baik, dan berperilaku
baik sesuai dengan falsafah hidup Pancasila.
 Fungsi Perbaikan dan Penguatan karakter bangsa berfungsi memperbaiki dan
memperkuat peran keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, dan pemerintah
untuk ikut berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam pengembangan potensi
warga negara dan pembangunan bangsa menuju bangsa yang maju, mandiri,
dan sejahtera.
 Fungsi Penyaring Pembangunan karakter bangsa berfungsi memilah budaya
bangsa sendiri dan menyaring budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan
nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang bermartabat.
2. Tujuan Pembentukan Karakter Bangsa

Karakter bangsa bertujuan untuk membina dan mengembangkan karakter


warga negara sehingga mampu mewujudkan masyarakat yang ber-Ketuhanan Yang
Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berjiwa persatuan Indonesia,
berjiwa kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan

9
perwakilan, serta berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pembangunan
Karakter Bangsa adalah upaya kolektif-sistemik suatu negara kebangsaan untuk
mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang sesuai dengan dasar dan
ideologi, konstitusi, haluan negara, serta potensi kolektifnya dalam konteks kehidupan
nasional, regional, dan global yang berkeadaban untuk membentuk bangsa yang
tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong,
patriotik, dinamis, berbudaya, dan berorientasi Ipteks berdasarkanPancasila dan
dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karakter yang
berlandaskan falsafah Pancasila artinya setiap aspek karakter harus dijiwai ke lima
sila Pancasila secara utuh dan komprehensif yang dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Bangsa yang Ber-Ketuhanan Yang Maha Esa Karakter Ber-Ketuhanan


Yang Maha Esa seseorang tercermin antara lain hormat dan bekerja sama
antara pemeluk agama dan penganut kepercayaan, saling menghormati
kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya
itu; tidak memaksakan agama dan kepercayaannya kepada orang lain.
2. Bangsa yang Menjunjung Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Karakter
kemanusiaan seseorang tercermin antara lain dalam pengakuan atas
persamaan derajat,hak, dan kewajiban; saling mencintai; tenggang rasa;
tidak semena-mena; terhadap orang lain; gemar melakukan kegiatan
kemanusiaan; menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
3. Bangsa yang Mengedepankan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Komitmen
dan sikap yang selalu mengutamakan persatuan dan kesatuan Indonesia di
atas kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan merupakan karakteristik
pribadi bangsa Indonesia. Karakter kebangsaan seseorang tecermin dalam
sikap menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan, dan keselamatan
bangsa di atas kepentingan pribadi atau golongan; rela berkorban untuk
kepentingan bangsa dan negara.
4. Bangsa yang Demokratis dan Menjunjung Tinggi Hukum dan Hak Asasi
Manusia Karakter kerakyatan seseorang tecermin dalam perilaku yang
mengutamakan kepentingan masyarakat dan negara; tidak memaksakan
kehendak kepada orang lain; mengutamakan musyawarah untuk mufakat
dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.

10
5. Bangsa yang Mengedepankan Keadilan dan Kesejahteraan Karakter
berkeadilan sosial seseorang tecermin antara lain dalam perbuatan yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
3. Ciri-ciri Karakter Bangsa Indonesia
 Saling menghormati & saling menghargai
 Rasa kebersamaan & tolong menolong
 Rasa persatuan dan kesatuan sebagai suatu bangsa
 Rasa perduli dlam kehidupan bermasyarakat, berbangsa & bernegara
 Adanya moral, ahlak yang dilandasi oleh nilai-nilai agama
 Adanya perilaku dlm sifat-sifat kejiwaan yang saling menghormati & saling
menguntungkan
 Adanya kelakuan dan tingkah laku yang senantiasa menggambarkan nilai-nilai
agama, nilai-nilai hukum dan nilai-nilai budaya
 Sikap dan perilaku yang menggambarkan nilai-nilai kebangsaan.
4. Nilai-nilai yang Membangun Bangsa Indonesia
 Nilai Semangat
 Nilai Kebersamaan / Gotong royong
 Nilai Kepedulian / Solidaritas
 Nilai Sopan santun
 Nilai Persatuan & Kesatuan
 Nilai Kekeluargaan
 Nilai Tanggung Jawab

Karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. Keberlanjutan
proses ini memerlukan komitmen, konsistensi, dan waktu yang lama. Tak lupa pula,
pembentukan karakter bangsa diperlukan keterlibatan seluruh komponen bangsa guna
membangun Indonesia yang maju, mandiri, kuat, dan berkepribadian.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Identitas nasional adalah suatu ciri yang di miliki oleh suatu bangsa yang
secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain.
Identitas nasional merupakan sesuatu yang terbuka untuk diberi makna baru
agar tetap relevan dan fungsional dalam kondisi aktual yang berkembang dalam
masyarakat. Identitas nasional penting karena memiliki fungsi sebagai pedoman dan
pegangan dalam berinterakasi di kehidupan berbangsa dan bernegara. Identitas
nasional memeiliki ciri khasa yang berbeda-beda dari setiap negara.
B. Saran

Pengidentitasan Nasional sangat besar peranannya dalam berkehidupan


berbangsa dan bernegara sehingga diharapkan kepada kita semua untuk selalu
mengetahui dan memperdalam pemahaman tentang identitas nasional yang telah
dijelaskan diatas dan menerapkan didalam kehidupan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto, MM, Drs. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Erlangga

Raharjo Widi, M.Pd, Drs. Dkk. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Sunardi, H.S, Drs, Mas’udi, Asy, Drs. 2004. Pengetahuan Sosial Kewarganegaraan. Solo:
Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
A. Ubaidillah, dkk. Pendidikan Kewargaan (Civic Education), Jakarta: IAIN Jakarta Press,
2000.
Lubis, Maulana Arafat, Pembelajaran PPKn di SD/MI, Yogyakarta: Samudra Biru, 2018.

Nazaruddin Sjamsuddin, (1989), Integrasi Politik Indonesia, Jakarta, Gramedia

http://makalahmahasiswariau.blogspot.com/2015/05/identitas-nasional.html

13

Anda mungkin juga menyukai