Pertemuan Ke 12
IDENTITAS NASIONAL
Pengantar
Penting bagi kita untuk mengetahui Identitas Nasional Bangsa Indonesia, namun sebelum itu mari pahami
dulu pengertian, faktor-faktor dan jenis identitas nasional.
Setiap Negara memiliki identitas nasional yang berbeda-beda. Hal ini sama saja seperti manusia, memiliki
identitas yang berbeda setiap individunya. Identitas ini tentunya berguna untuk membedakan setiap
negara.
Identitas ini bisa disebut sebagai sifat atau jati diri yang melekat pada sesuatu. Identitas Nasional ini
merupakan hal buatan karena identitas nasional ini dibuat, dan disepakati oleh warga dari suatu bangsa
sebagai identitasnya.
Untuk memahami identitas nasional bangsa Indonesia, simak tulisan di bawah ini.
Istilah natie atau Nation yang memiliki arti bangsa atau nasional, nasionalisme, atau paham kebangsaan.
Istilah bangsa ini memiliki arti masyarakat yang bentuknya terwujud dalam sejarah dan memiliki unsur-
unsur satu kesatuan bahasa, satu kesatuan daerah, satu kesatuan ekonomi, satu kesatuan hubungan
ekonomi, satu kesatuan jiwa.
Syarat mutlak adanya sebuah bangsa adalah persetujuan bersama yang mengandung keinginan untuk
hidup bersama dan bersedia untuk berkorban demi mencapai tujuan. Jika warga dari suatu bangsa rela
mengorbankan jiwa raganya demi eksistensi bangsanya, maka bangsa tersebut akan tetap bersatu.
Dalam segi sosiologis, bangsa adalah persekutuan hidup pada masyarakat yang awalnya berdiri sendiri
namun akhirnya merasa kesatuan ras, bahasa, keyakinan dan budaya. Dari segi politis, bangsa adalah
masyarakat dalam suatu daerah yang sama dan mereka patuh pada kedaulatan negara, dan kedaulatan
negara itu merupakan kekuasaan tertinggi. Dalam kata lain, mereka terikat oleh kekuasaan politik.
Identitas Nasional merupakan istilah yang terdiri dari dua kata yaitu identitas dan nasional. Secara harfiah,
identitas adalah ciri-ciri, jatidiri atau tanda yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang berguna untuk
membedakannya dengan sesuatu yang lain.
Kata nasional adalah identitas yang melekat pada kelompok-kelompok yang terikat karena kesamaan, baik
kesamaan budaya, agama, fisik, keinginan, atau cita-cita.
Identitas nasional adalah kepribadian nasional atau jati diri nasional yang dimiliki suatu bangsa yang
membedakan bangsa satu dengan bangsa yang lainnya.
Berdasarkan hal itu, setiap bangsa yang ada saat ini memiliki identitasnya masing-masing sesuai dengan
keunikan, sifat dan karakter dari suatu bangsa. Hal ini tergantung dari bagaimana suatu bangsa terbentuk
secara historis. Identitas nasional yang dimiliki oleh suatu bangsa tidak bisa dipisahkan dengan jati diri
suatu bangsa.
Menurut Kaelan (2007), identitas nasional pada hakikatnya adalah manisfestasi nilai-nilai budaya yang
tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan satu bangsa (nation) dengan ciri-ciri khas, dan dengan
ciri-ciri yang khas tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam kehidupannya.
Identitas nasional mencerminkan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat di suatu negara, hal itu merupakan
suatu yang terus menerus berkembang dan bersifat terbuka.
Identitas nasional dalam konteks bangsa cenderung mengacu pada kebudayaan, adat istiadat, serta
karakter khas suatu negara. Seperti bahasa daerah, tarian daerah, musik-musik daerah, dan lain
sebagainya.
Sedangkan identitas nasional dalam konteks negara tercermin dalam simbol-simbol kenegaraan seperti:
Pancasila, Bendera Merah Putih, Bahasa Nasional yaitu Bahasa Indonesia, Semboyan Negara yaitu
Bhinneka Tunggal Ika, Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila, Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu
UUD 1945 serta Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat, pahlawan –
pahlawan rakyat pada masa perjuangan nasional seperti Pattimura, Hasanudin, Pangeran Antasari dan
lain – lain.
Dari banyaknya simbol kenegaraan, Pancasila menjadi ciri khas untuk bangsa indonesia itu sendiri. Tanpa
Pancasila, negara dan bangsa ini ibarat kapal tanpa kompas yang tengah berlayar di samudra luas tanpa
tujuan jelas.
Pembentukan identitas nasional suatu negara tentunya mengalami proses yang panjang dan
membutuhkan perjuangan yang besar. Hal ini karena identitas nasional adalah sebuah hasil dari
kesepakatan masyarakat bangsa tersebut. Tidak setujunya masyarakat tentang identitas nasional di
sebuah negara tentu saja bisa terjadi.
Umumnya, setiap kelompok masyarakat menginginkan identitasnya diangkat menjadi identitas nasional.
Hal ini yang menyebabkan sebuah negara yang baru merdeka akan mengalami perdebatan dan pertikaian
yang berlarut-larut
Identitas nasional dapat kita artikan sebagai sebuah kesatuan yang dikaitkan dengan nilai-nilai yang ada di
tanah air. Nilai tersebut memperlihatkan ciri khas yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain, atau
umumnya dikenal dengan nasionalisme. Hakikat identitas nasional indonesia dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara adalah Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam kehidupan orang Indonesia.
Di dalam Buku Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan yang ditulis oleh Ani Sri Rahayu, dikatakan bahwa
pada dasarnya untuk bisa mempertahankan identitas yang dimiliki oleh bangsa Indonesia adalah melalui
penanaman nilai-nilai yang ada di dalam pancasila ke dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Faktor-Faktor Pembentuk Identitas Nasional
Ada banyak faktor-faktor yang membentuk identitas nasional suatu bangsa. Faktor-faktor tersebut meliputi:
1. Faktor Objektif
Faktor objektif ini meliputi faktor geografis dan demografis. Kondisi geografi yang membentuk Indonesia
sebagai negara kepulauan yang memiliki iklim tropis. Indonesia juga terletak di wilayah Asia Tenggara, hal
ini mempengaruhi adanya perkembangan kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya bangsa Indonesia.
2. Faktor Subjektif
Faktor subjektif ini meliputi faktor sosial, politik, kebudayaan dan juga sejarah yang dimiliki bangsa
Indonesia. Faktor-faktor ini sangat mempengaruhi proses terbentuknya masyarakat Indonesia dan juga
identitas bangsa Indonesia.
3. Faktor Primer
Faktor primer ini meliputi etnis, teritorial, bahasa, dan juga agama. Indonesia sendiri merupakan bangsa
yang memiliki berbagai macam budaya, bahasa dan agama. Meskipun unsur-unsur tersebut berbeda-beda
dan memiliki ciri khas masing-masing, namun hal tersebut bisa menyatukan masyarakat menjadi bangsa
Indonesia.
Persatuan yang terjadi itu tidak serta merta menghilangkan keanekaragaman yang memang sudah ada di
dalam masyarakat Indonesia, maka dari itu lahirlah istilah Bhinneka Tunggal Ika, yang memiliki arti
berbeda-beda tapi tetap satu jua.
4. Faktor Pendorong
Faktor ini meliputi komunikasi dan teknologi, seperti lahirnya angkatan bersenjata dalam kehidupan
negara. Dalam hubungan ini, ilmu pengetahuan dan teknologi dalam suatu bangsa merupakan identitas
nasional yang dinamis.
Maka dari itu, pembentukan identitas nasional yang dinamis ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan
prestasi masyarakat Indonesia. Semuanya tergantung apakah bangsa Indonesia mau dan mampu
membangun bangsa untuk memajukan bangsa dan negara Indonesia.
5. Faktor Penarik
Faktor penarik ini meliputi bahasa, birokrasi yang tumbuh dan sistem pendidikan. Bahasa Indonesia
merupakan bahasa yang sudah ditetapkan menjadi bahasa nasional dan kesatuan nasional. Masing-
masing suku yang ada di Indonesia masih tetap menggunakan bahasa dari daerahnya masing-masing.
6. Faktor Reaktif
Faktor reaktif ini meliputi dominasi, pencarian identitas dan juga penindasan. Seperti yang sudah diketahui
bahwa bangsa Indonesia pernah dijajah beratus-ratus tahun oleh bangsa asing. Hal ini mewujudkan
memori bagi rakyat Indonesia. Memori akan perjuangan, penderitaan dan semangat yang hadir dalam
masyarakat untuk memperjuangkan kemerdekaan.
Faktor-faktor di atas pada dasarnya merupakan proses dalam sebuah pembentukan identitas nasional. Hal
ini tentunya terus berkembang, mulai dari era sebelum kemerdekaan, sampai saat ini.
Bangsa Indonesia dibangun dari masyarakat lama sehingga membentuk kesatuan dengan prinsip
nasionalis modern. Maka dari itu, dalam pembentukan identitas nasionalnya, sangat erat dengan unsur-
unsur sosial, ekonomi, budaya, geografis, dan juga agama.
Identitas nasional Indonesia terbentuk karena beberapa unsur. Suku bangsa Indonesia yang beragam dan
sudah ada sejak lama, terdapat ratusan suku bangsa yang ada di Indonesia.
Karena suku bangsa yang banyak, tentunya budaya di Indonesia juga majemuk. Budaya yang majemuk ini
menjadi salah satu unsur terbentuknya identitas nasional. Budaya yang beragam ini merupakan identitas
dari nenek moyang terdahulu.
Bahasa juga menjadi salah satu unsur penting dalam pembentukan identitas nasional. Keberagaman suku
dan budaya menjadi salah satu faktor mengapa Indonesia memiliki keberagaman bahasa.
Lalu, bagaimana caranya bangsa Indonesia bersatu walaupun menggunakan bahasa daerah yang
beragam?. Hal ini karena bahasa Indonesia ditetapkan menjadi bahasa nasional. Sehingga masyarakat
Indonesia tetap bisa hidup harmonis dan bersatu dengan bahasa Indonesia.
Selain suku, budaya dan bahasa, agama yang beragam menjadi salah satu unsur terbentuknya identitas
nasional Indonesia. Terdapat lima agama resmi yang ada di Indonesia, Islam, Katolik, Protestan, Budha
dan Hindu. Namun sejak pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi ini dihilangkan.
Masyarakat Indonesia yang religius ini tercermin dari Pancasila sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa.
Dari unsur-unsur pembentuk identitas nasional, jenis-jenis identitas nasional bisa dikelompokkan dengan
mudah, yaitu:
1. Identitas Fundamental
Istilah fundamental bisa diartikan sebagai hal yang pokok. Hal pokok ini menjadi penunjang, berdirinya
sebuah bangunan. Ibarat membangun rumah, tentu hal fundamentalnya harus kokoh, yaitu pondasinya.
Identitas fundamental ini memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan negara.
Identitas fundamental meliputi dasar negara, falsafah dan juga ideologi.
Jika merujuk pada falsafah dan dasar negara tentunya menuju pada Pancasila. Pancasila yang terdiri dari
lima sila sudah memuat hal-hal yang fundamental untuk menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.
2. Identitas Instrumental
Istilah instrumental bisa diartikan sebagai sebuah alat atau media. Identitas instrumental dalam identitas
nasional indonesia adalah UUD 1945. Di dalam UUD 1945 sudah terdapat aturan mengenai instrumen lain
sebagai identitas nasional negara Indonesia.
Hal ini meliputi, bendera merah putih, garuda pancasila sebagai lambang negara, lagu kebangsaan
Indonesia Raya dan juga semboyan negara Bhinneka Tunggal Ika. Selain karena sebagai dasar dan
ideologi negara, pancasila juga menjadi salah satu dari empat pilar kebangsaan, selain UUD 1945, NKRI,
dan Bhineka Tunggal Ika.
3. Identitas Alamiah
Selain identitas fundamental dan instrumental, ada juga identitas alamiah. Berbeda dengan kedua identitas
sebelumnya, identitas yang satu ini merupakan yang bersifat alami. Hal yang alami ini tercipta dari kuasa
Tuhan Yang Maha Esa. Identitas alamiah meliputi negara Indonesia yang berbentuk kepulauan dengan
jumlah ribuan.
Fungsi pertama dari identitas nasional yang pertama adalah sebagai alat untuk mempersatukan bangsa,
sehingga kehidupan sosial yang dijalani bisa berjalan dengan aman dan damai. Dengan kata lain, tanpa
adanya identitas nasional, suatu bangsa akan sulit untuk diperasatukan.
Setiap negara pastinya memiliki landasan negara supaya bisa membuat suatu negara terus berkembang.
Landasan negara itu menjadi fungsi kedua dari identitas nasional. Adanya landasan negara bisa membuat
cita-cita bangsa dan negara menjadi terwujud.
Fungsi ketiga dari identitas nasional yang ketiga adalah sebagai karakteristik bangsa, sehingga berbeda
dengan negara lain. Dengan begitu, suatu negara tidak pernah kehilangan jati dirinya dan tetap
mempertahankan nilai-nilai kebudayaannya.
Karakteristik Identitas Nasional
Identitas nasional yang ada di Indonesia juga memiliki beberapa ciri yang bisa ketahui. Karakteristik
identitas nasional sebagai berikut.
Semua masyarakat Indonesia pastinya mengetahui bahwa bangsa dan negara Indonesia pernah dijajah
oleh bangsa asing. Bahkan, penjajahan tersebut terjadi dalam kurun waktu yang cukup lama, hingga
menimbulkan beberapa perbudakan dan kerja paksa di banyak tempat.
Dengan alasan untuk merdeka, maka semua bangsa Indonesia berusaha untuk melawan semua
penjajahan yang dilakukan oleh bangsa lain. Selain itu, dengan bangsa Indonesia juga ingin bersama-
sama lepas dari belenggu para penjajah. Karena alasan itulah, maka muncullah karakteristik identitas
nasional.
Indonesia adalah negara kepulauan, pulau yang ada Indonesia sangatlah banyak mulai dari Sabang
hingga Merauke. Setiap pulau pasti memiliki adat, kebudayaan, bahasa, dan tradisinya masing-masing,
sehingga setiap masyarakat Indonesia harus saling menghargai setiap perbedaan tersebut. Oleh sebab itu,
karakteristik identitas nasional yang kedua adalah persatuan dan kesatuan Indonesia.
Para pendiri negara Indonesia sudah menyepakati unsur-unsur identitas nasional. Identitas nasional
negara Indonesia dituliskan secara resmi dalam UUD 1945 Pasal 35 sampai 36. Berikut adalah unsur-
unsur identitas nasional:
1. Bendera Indonesia
Pasal 35 UUD 1945 berbunyi ‘Bendera Negara Indonesia ialah Sang merah Putih’. Merah memiliki arti
berani dan putih memiliki arti suci. Lambang merah putih ini sudah tidak asing lagi sejak masa kerajaan.
Tidak hanya dipakai oleh kerajaan Majapahit saja, kerajaan kediri juga memakai panji merah putih sebagai
lambang kebesarannya. Bendera merah putih ini pertama kali digunakan di Jawa pada Oktober 1928,
tepatnya hari sumpah pemuda.
Namun ketika pemerintahan kolonialisme, bendera merah putih dilarang untuk dikibarkan. Akhirnya,
bendera merah putih menjadi bendera resmi pada tanggal 17 Agustus 1945.
2. Bahasa Indonesia
Pasal 36 UUD 1945 berbunyi ‘Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia’. Bahasa Indonesia menjadi bahasa
nasional atau bahasa persatuan. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu Riau.
Seiring waktu bahasa ini selalu berkembang dan mengalami perubahan. Bahasa Indonesia diawali sejak
Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928. Penggunaan bahasa Indonesia merupakan usulan dari Muhammad
Yamin.
Pada saat itu ia mengatakan bahwa hanya ada dua bahasa yang bisa menjadi bahasa persatuan, antara
bahasa Jawa dan bahasa Melayu, namun dalam kedepannya, bahasa Melayu lah yang akan menjadi
bahasa persatuan.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan, karena bangsa Indonesia memiliki berbagai jenis
bahasa.
Pasal 36A UUD 1945 berbunyi “Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhineka
Tunggal Ika”. Garuda pancasila dan semboyan Bhineka Tunggal Ika dipilih menjadi lambang negara dan
semboyan negara.
Burung Garuda yang dikenal dari mitologi kuno merupakan kendaraan Wishnu. Burung Garuda ini
menggambarkan bahwa Indonesia merupakan bangsa yang besar dan kuat. Burung Garuda sebagai
simbol ikatan persatuan dan menyatunya rakyat Indonesia yang heterogen.
Lambang Garuda Pancasila dirancang oleh panitia Lencana Negara yang diketuai Sultan Hamid II.
Lambang ini akhirnya disempurnakan oleh Soekarno dan diresmikan pertama kali pada tanggal 11
Februari 1950.
Di dalam burung Garuda Pancasila terdapat simbol-simbol untuk setiap sila. Sila pertama bergambar
bintang emas, sila kedua dilambangkan dengan tali rantai berwarna emas, sila ketiga dilambangkan
dengan pohon beringin, sila keempat dilambangkan dengan kepala banteng, dan untuk sila kelima
dilambangkan dengan padi dan kapas.
Melalui banyak hal mengenai lahirnya Pancasila seperti ditandai oleh pidato yang dilakukan oleh Presiden
pertama Indonesia, Soekarno dalam sidang Dokuritsu Junbi Cosakai (Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan). Pidatonya pertama kali mengemukakan konsep awal Pancasila yang menjadi dasar negara
Indonesia pada 1 Juni 1945 sehingga di tetapkan Hari lahir Pancasila jatuh pada tanggal 1 Juni.
Sedangkan semboyan Bhinneka Tunggal Ika memiliki arti ‘berbeda-beda tapi tetap satu jua’. Semboyan
negara ini merupakan kutipan dari Kitab Sutasoma dari Mpu Tantular. Semboyan ini dipilih untuk
menggambarkan persatuan negara Indonesia yang memiliki keberagaman suku, ras, agama, budaya, dan
bahasa.
5. Lagu Kebangsaan Indonesia
Pasal 36B UUD 1945 berbunyi ‘Lagu kebangsaan ialah Indonesia Raya’. Lagu Indonesia Raya dipilih
menjadi lagu kebangsaan Indonesia. Lagu ini diciptakan oleh Wage Rudolf Soepratman, dan diperkenalkan
pertama kali pada sumpah pemuda, 28 Oktober 1928 di Batavia.
Lirik lagu Indonesia Raya pertama kali dipublikasi di surat kabar Sin Po. Lagu kebangsaan Indonesia
pertama kali dikumandangkan di depan Kongres Pemuda Kedua, namun setelah itu pemerintah kolonial
melarang penyebutan lagu Indonesia Raya. Meski begitu, pemuda Indonesia tidak gentar dan mereka
tetap menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Pasal 36C UUD 1945 merupakan pasal ketentuan lebih lanjut tentang unsur-unsur identitas nasional.
“Ketentuan lebih lanjut mengenai bendera, bahasa dan lambang negara serta lagu kebangsaan diatur
dengan undang-undang.”
Pancasila menjadi dasar falsafah negara. Terdiri dari lima dasar yang menjadi ideologi negara bangsa
Indonesia. Pancasila adalah identitas nasional Indonesia yang memiliki kedudukan sebagai ideologi dan
dasar negara.
UUD 1945 menjadi konstitusi atau hukum dasar negara. UUD 1945 merupakan hukum yang tertulis dan
memiliki kedudukan tertinggi dalam peraturan perundangan. UUD 1945 dijadikan sebagai pedoman dalam
kehidupan dan bernegara. UUD 1945 sudah digunakan sejak Indonesia merdeka. Sehari setelah
proklamasi , atau pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
mengesahkan naskah yang kini menjadi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.
Bentuk negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berkedaulatan rakyat. Negara indonesia berbentuk
kesatuan dan memiliki bentuk pemerintahan republik.
9. Sistem Indonesia
Sistem pemerintahan yang digunakan di Indonesia adalah sistem demokrasi, dengan sistem yang
menjunjung kedaulatan rakyat. Sampai saat ini sudah disepakati bahwa Indonesia tidak akan melakukan
perubahan identitas sebagai negara kesatuan.
Makna atau arti Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia adalah kristalisasi pengalaman-
pengalaman hidup dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia yang telah membentuk sikap, watak,
perilaku, tata nilai, pandangan filsafat, moral, etika yang telah melahirkannya. Dengan Pancasila sebagai
dasar Negara itu pula para pendiri Negara dengan genius menyiapkan sistem ketatanegaraan NKRI
sebagai “sistem sendiri”.
Pada dasarnya, ada banyak sekali contoh identitas nasional Indonesia, di bawah ini akan dijelaskan
beberapa contoh identitas nasional Indonesia.
Demikian pembahasan tentang identitas nasional, mulai dari pengertian hingga contohnya. Setelah
membaca artikel ini sampai selesai, semoga kita semua bisa menjadi warga negara yang bisa menjaga
persatuan dan kesatuan.
Kesimpulan:
Identitas nasional adalah kepribadian nasional atau jati diri nasional yang dimiliki suatu bangsa yang
membedakan bangsa satu dengan bangsa yang lainnya. Menurut Kaelan (2007), identitas nasional pada
hakikatnya adalah manisfestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan
satu bangsa (nation) dengan ciri-ciri khas, dan dengan ciri-ciri yang khas tadi suatu bangsa berbeda
dengan bangsa lain dalam kehidupannya.
Contoh Identitas Nasional: 1. Bendera Indonesia 2. Bahasa Indonesia 3. Lambang Negara Indonesia 4.
Semboyan Bangsa Indonesia 5. Lagu Kebangsaan Indonesia 6. Dasar Falsafah Negara 7. Konsitusi
Negara Indonesia 8. Bentuk Negara Indonesia 9. Sistem Indonesia
Fungsi Identitas Nasional 1. Sebagai alat mempersatukan bangsa 2. Sebagai landasan negara 3. Sebagai
karakteristik bangsa dan pembeda dari bangsa lain
Materi Kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Pertemuan Ke 13
INTEGRASI NASIONAL
Integrasi nasional diartikan sebagai proses penyatuan atau asimilasi dari bangsa-bangsa hingga
menjadi satu kesatuan yang utuh. Penjelasan mengenai integrasi nasional mempunyai banyak macam.
Dalam Kamus Besar Bangsa Indonesia (KBBI), Integrasi didefinisikan proses asimilasi sampai
membentuk satu kesatuan yang utuh.Maka, Integrasi nasional disimpulkan sebagai tahap-tahap dari
penyatuan wilayah yang menyatukan berbagi macam perbedaan yang ada. Dalam pengertian politik,
integrasi nasional ialah dimana berbagai macam kelompok sosial maupun budaya disatukan menjadi
kesatuan wilayah nasional yang mengembangkan identitas nasional. Dari sisi antropologis, integrasi
nasional merupakan tahapan penyesuaian diri dengan macam-macam faktor budaya dalam mencapai
kesesuaian fungsi-fungsi yang terdapat dalam kehidupan bermasyarakat.
Jadi dapat disimpulkan bahwa integrasi nasional adalah konsep yang sangat penting untuk
dipahami oleh semua warga negara. Dalam hal ini, integrasi nasional mencakup syarat-syarat, formasi-
formasi serta hambatan- hambatannya.
Beberapa contoh perbedaan yang menjadi masalah Integrasi Nasional di dalam kehidupan
berbangsa serta bernegara:
1. Adanya kepentingan yang berbeda : Kepentingan ada karena adanya dasar dari
munculnya sikap suatu individu. Seorang individu bersikap karena memiliki dorongan
dalam mencukupi kepentingannya, begitu juga halnya dengan konflik. Konflik biasanya
ada dikarenakan terciptanya perbedaan yang sesuai dengan individu di dalam suatu
interaksi sosial. Perbedaan- perbedaan tersebut mencakup hal-hal yang berkaitan dengan
ciri fisik, kepintaran, ilmu pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain-lain. Dengan
tingkah yang dimiliki seorang individual dalam berinteraksi sosial, konflik merupakan hal
yang wajar dalam kehidupan masyarakat dan setiap individu pasti pernah mengalami
konflik dengan setiap orang baik dengan antar anggotanya atau dengan kelompok
masyarakat lainnya, konflik bisa hilang jika masyarakat itu sendiri yang juga menghilang.
Tetapi sering juga secara terioristis, adanya perbedaan kepentingan juga menciptakan
permasalahan yang begitu pelik bagi orang yang melakukannya. Dilihat dari sudut
pandang perilaku, konflik berupa bentuk minteraktif yang kejadiannya ada pada tingkatan
individual, interpersonal, kelompok atau pada tingkatan organisasi. Konflik ini ada
terutama di tingkatan individual yang mudah stres.
2. Dendam karena kalah dari sekolah lain: Umumnya terjadi ketika adanya kompetisi antar
sekolah. Tim sekolah A kalah dari sekolah B. Hal ini bisa menjadi penyebab rasa
kekecewaan dan peliknya pikiran mereka, dan melampiaskan rasa kekecewaannya
dengan mengajak berkelahi tim dari sekolah B tersebut. Hal ini merupakan bentuk
ketidaksportifan pelajar dalammenerima kekalahan.
3. Konflik Sosial : Kepentingan ini menjadi dasar dari munculnya tingkah laku seorang
individu. Individu bertingkah laku dikarenakan munculnya dorongan dalam memenuhi
kepentingan dirinya. Dengan berpedoman pada prinsip bahwa tingkah laku seorang
individu adalah suatu cara atau alat untuk mencukupi kebutuhannya, maka kegiatan-
kegiatan yang dilaksanakan oleh individu dalam masyarakat pada hakikatnya
merupakan kepuasan pemenuhan dari kepentingan tersebut.
Jadi, individu mempunyai arti bahwa tiada dua orang yang mirip dalam pribadinya, jadi
dengan sendirinya muncul adanya perbedaan individu dalam hal kebutuhannya.
Diskriminasi ialah kejadian yang umumnya ada di dalam masyarakat, yang menjadi
penyebabnya ialah karena kecondongan individa dalam membeda- bedakan dengan
individu lain.
4. Etnosentrisme merupakan suatu kecondongan dalam melihat dunia yang hanya dari
sudut pandang budaya sendiri. Maksudnya etnosentrisme merupakan suatu kecondongan
yang mengamati nilai-nilai dan norma-norma budaya sendiri sebagai suatu hal yang prima,
terbaik, mutlak, dan digunakan sebagai tolak ukur dalam menilai dan membedakan
dengan budaya lain. Permasalahan yang dihadapi Indonesia setelah merdeka ialah
integrasi antara masyarakat majemuk. Integrasi bukanlah penyatuan tetapi kesamaan
dalam persatuan. Masyarakat majemuk tetap ada pada kemajemukkannya, mereka
hidup selaras dan berdampingan (Bhinneka Tunggal Ika), berbeda-beda tetapi
merupakan kesatuan.
Tantangan Integrasi nasional
Penting untuk diketahui, posisi silang negara Indonesia tidak hanya mencakup dari aspek
wilayah saja, tetapi juga mencakup aspek-apek kehidupan sosial, diantaranya:
a. Penduduk Indonesia dominan berada pada daerah yang berpenduduk padat di utara dan
daerah selatan yang jarang berpenduduk.
b. Ideologi Indonesia yang berada diantara ideologi komunis di utara dan liberalis di selatan.
c. Demokrasi Pancasila diantara demokrasi rakyat di utara (Asia daratan bagian utara) dan
demokrasi liberal di selatan.
d. Ekonomi Indonesia diantara sistem ekonomi sosialis di utara dan sistemekonomi kapitalis di
selatan.
e. Masyarakat Indonesia berada antara masyarakat sosialis di utara dan masyarakat
individualis di selatan.
f. Kebudayaan Indonesia diantara kebudayaan timur di utara dan kebudayaan barat di
selatan.
Sistem pertahanan dan keamanan Indonesia berada diantara sistem pertahanan kontinental di utara
dan sistem pertahanan maritim di barat, selatan dan timur.
Posisi silang Indonesia yang telah diuraikan di atas dapat menjadi potensi sekaligus ancaman
bagi integrasi nasional bangsa Indonesia.
Dijelaskan potensi karena memberikan efek yang positif untuk kemajuan bangsa Indonesia dan akan
memperkuat keberadaan negara Indonesia sebagai negara yang tidak dapat diremehkan perannya untuk
menunjang kemajuan serta menciptakan perdamaian dunia. Tetapi, posisi silang ini juga membuat negara
Indonesia sebagai negara yang tidak lepas dari ancaman yang dapat menghancurkan bangsa itu sendiri.
Apa yang menjadi ancaman bagi integrasi nasional negara Indonesia? Ancaman bagi integrasi nasional
tersebut datang dari luar maupun dari dalam negeri Indonesia sendiri dalam berbagai dimensi kehidupan.
Ancaman tersebut biasanya berupa ancaman militer dan non- militer.
Berikut ini diuraikan secara singkat ancaman yang dihadapi Bangsa Indonesia baik yang berupa
ancamanmiliter maupun non-milter.
a. Ancaman Militer
Ancaman militer yang merupakan ancarnan yang memakai kekuatan bersenjata yang
terorganisasi yang dinilai mampu untuk membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah
negara, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman militer dapat berbentuk agresi,
pelanggaran wilayah, spionase, sabotase, aksi teror bersenjata, pemberontakan, serta perang
saudara. Ancaman militer ini dibagi menjadi dua yaitu:
1. Ancaman Militer Dalam Negeri
o Disintegrasi bangsa, meliputi berbagai macam gerakan separatis yang berlandaskan
pada sebuah sentimen kesukuan atau pemberontakan akibat ketidakpuasan daerah
mengenaikebijakan pemerintah pusat.
o Keresahan sosial merupakan dampak dari adanya ketimpangan kebijakan di bidang
ekonomi serta pelanggaran hak asasi manusia yang pada gilirannya bisa
mengakibatkan kerusuhan massal.
o Upaya mengganti ideologi Pancasila menjadi ideologi yang lain ekstrim atau tidak
sinkron dengan kebiasaan masyarakat indonesia.
o Makar dan penggulingan pemerintahan yang sah dan konstitusional
Ketentuan di dalam UUD tersebut menitikberatkan bahwa dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara Indonesia ini menjadi tanggungjawab seluruh Warga Negara Indonesia.
Dengan kata lain, pertahanan dan keamanan negara tidak hanya TNI dan POLRI yang
bertanggung jawab; tetapi masyarakat sipil juga mempunyai tanggung jawab dalam
mempertahankan pertahanan dan kemanan negara; sehingga TNI dan POLRI bersama
masyarakat sipil dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Mengapa integrasi Bangsa Indonesia perlu secara terus menerus dipupuk dan dibina dari
generasi ke generasi
?. Jawabannya adalah karena adanya faktor-faktor dominan yang secara alamiah melekat
pada bangsa Indonesia seperti yang sudah dijelaskan pada awal tulisan ini.
Karena permasalahan integrasi nasional sangat kompleks, maka penting untuk dipilah
prioritas yang sesuai dalam menentukan kebijakan dan strategi pembinaannya, yang akan
diwujudkan melalui sasaranjangka pendek dan jangka panjang.
1) Jangka Pendek :
Tegaknya kedaulatan NKRI di Irian Jaya.
Terciptanya keamanan dan ketertiban masyarakat.
Tegaknya hukum dan pemberantasan KKN.
Meningkatnya kesejahteraan rakyat yang makin merata.