Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

DI SUSUN OLEH:

SHERLY WELISA SAFUTRI 22351002


ANDRI TENRI SANNA 22351006
SRI WAHYUNI SM 22351001
AISYA SAFA AISYAWA 22351005
MUH. ILMAN YASIN 22351008
WAWAN 22351007

DOSEN PENGAMPU :
(Dr. ISHAK BAGEA, S. Pd, M. A)

PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI
KENDARI

2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pengantar Perkuliahan Bahasa Indonesia dan Ejaan yang disempurnakan
(EYD) Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)”.Sebagai mata
kuliah Bahasa Indonesia. Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan
dalam makalah ini karena itu, kami sangat mengharapkan kritikan dan saran dari
para pembaca untuk melengkapi segala kekurangan dan kesalahan makalah ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
selama proses penyusunan makalah ini

Penulis

Hujan Di Malam Minggu


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................

DAFTAR ISI ......................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................

A. Latar Belakang .......................................................................................


B. Rumusan Masalah ..................................................................................
C. Tujuan Masalah ......................................................................................
D. Manfaat ..................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................

A. Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa


B. Berkenalan Dengan Bahasa Indonesia ...................................................
C. Negeri Melayu Asalnya Bahasa Indonesia ............................................
D. Bahasa Indonesia Diresmikan ................................................................
E. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia..............................................
F. Ragan Lisan dan Ragam Tulis ...............................................................
G. Ragam Bahasa Baku dan Ragam Bahasa Tidak Baku ...........................
H. Dasar atau Kriteria Penetuan Bahasa Baku ............................................
I. Ragam Bidang Ilmu dan Profesi ............................................................
J. Bahasa Indonesia Yang Baik dan Benar ................................................

BAB III PENUTUP ...........................................................................................

A. Kesimpulan ............................................................................................
B. Saran .......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang disampaikan seseorang
kepada orang lain agar bisa mengetahui apa yang bisa mejadi maksud dan
tujuannya. Pentingnya bahasa sebagai identitas manusia, tidak bisa dilepaskan
dari adanya pengakuan manusia terhadap pemakaian bahasa dalam kehidupan
bermasyarakat sehari hari. Untuk menjalankan tugas kemanusiaan, manusia
hanya punya satu alat, yakni bahasa. Dengan bahasa, manusia dapat
mengungkapkan apa yang ada dibenak mereka. Sesuatu yang sudah dirasakan
sama dan serupa dengannya, belum tentu rasa serupa, karena belum terungkan
dan diungkapkan. Hanya dengan bahasa, manusia dapat membuat sesuatu terasa
nyata dan terungkap.
Era globalisasi dewasa ini mendorong perkembangan bahasa secara pesat,
terutama bahasa yang datang dari luar atau bahasa inggris. Bahasa Inggris
merupakan bahasa internasional yang digunakan pengantar dalam
berkomunikasi antar bangsa. Dengan ditetapkannya bahasa inggris sebagai
bahasa internasional (lingua franca), maka orang akan cenderung memilih untuk
menguasai bahasa inggris agar mereka tidak kalah dengan persaingan di kancah
internasioanal sehingga tidak buta akan informasi dunia. Tak dipungkiri
memang pentingnya mempelajari bahasa asing, tapi alangkah jauh lebih baik
bila kita tetap menjaga, melestarikan dan membudayakan bahasa Indonesia.
Karena seperti yang kita ketahui, bahasa merupakan identitas suatu bangsa.
Untuk memperdalam mengenai bahasa Indonesia, kita perlu mengetahui
bagaimana perkembangannya sampai saat ini sehingga kita tahu mengenai
bahasa pemersatu dari berbagai suku dan adat-istiadat yang beraneka ragam
yang ada di Indonesia yang termasuk kita didalamnya. Maka dari itu melalui
makalah ini penulis ingin menyampaikan sejarah tentang perkembangan bahasa
Indonesia.
B. Rumusan Masalah
a. Apa pentingnya bagi mahasiswa dalam belajar bahasa Indonesia?
b. Kapan Bahasa Indonesia diresmikan ?
c. Apa fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia?
d. Apa saja kriteria penentuan bahasa baku?
e. Bagaimana cara menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar?
C. Tujuan Masalah
Makalah ini di tulis dengan tujuan agar kita lebih memahami
bagaimana cara berbahasa yang baik dan benar, mengetahui kapan
bahasa Indonesia itu diresmikan serta mengetahui fungsi dan kedudukan
bahasa Indonesia itu sendiri.
D. Manfaat
Dengan mempelajari sejarah dan perkembangan bahasa
Indonesia,maka kita secara tidak langsung telah melestarikan bahasa
Indonesia.Selain itu,kita juga meningkatkan kemampuan berkomunikasi
dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar.Bahasa Indonesia sendiri
merupakan bahasa yang akan mempersatukan seluruh masyarakat
Indonesia,terlepas dari perbedaan perbedaan yang ada .
BAB II
PEMBAHASAN

A. Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa


Bahasa Indonesia dijadikan sebagai salah satu mata kuliah yang diajarkan
kepada mahasiswa di semua perguruan tinggi. Bahasa Indonesia sebagai mata
kuliah, ada yang dijadikan sebagai mata kuliah wajib dan ada pula yang
dijadikan sebagai mata kuliah pilihan.
Tujuan mendasar diajarkannya mata kuliah Bahasa Indonesia untuk
mahasiswa adalah untuk membantu, menuntun dan menunjang mereka dalam
menyusun karya ilmiah, baik untuk menulis resume, ringkasan, proposal
kegiatan, laporan akhir, makalah, skripsi, tesis dan disertasi, serta karya
ilmiah lainnya. Serta tujuan Mata Kuliah Pengembang Kepribadian (MPK)
Bahasa Indonesia untuk di kalangan mahasiswa adalah agar mahasiswa
menjadi ilmuan dan profesional yang memiliki sikap bahasa yang positif
terhadap Bahasa Indonesia.
Sikap positif yang diimplementasikan mahasiswa dapat dibuktikan melalui,
antara lain:
(1) Setia terhadap bahasa, yang mendorong mahasiswa memelihara bahasa
Nasional, dan apabila perlu, mencegah adanya pengaruh bahasa asing
(2) Bangga terhadap Bahasa Indonesia, yang mendorong mahasiswa
mengutamakan bahasanya dan menggunakan- nya sebagai lambang
identitas bangsanya.
(3) Kesadaran akan adanya norma bahasa, yang mendorong mahasiswa
menggunakan bahasanya sesuai dengan kaidah dan aturan yang berlaku
(Arifin dan Tasai, 2009:2). Sebagai mata kuliah Pengembang
Kepribadian (MPK) pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar
mahasiswa, calon sarjana cerdas, terampil menggunakan Bahasa
Indonesia dengan baik dan benar, secara lisan, dan terutama secara
tertulis sebaga media dan sarana pengungkapan gagasan ilmiah.
Secara mendasar, tujuan dan manfaat diberikannya mata kuliah Bahasa
Indonesia untuk mahasiswa adalah untuk membantu dan menunjang
mahasiswa dalam menyusun karya tulis ilmiah secara benar, logis, dan
rasional. Pada saat mahasiswa membuat karya tulis ilmiah, tentu harus
mengikuti aturan-aturan dalam penggunaan Bahasa Indonesia yang benar
sesuai dengan kaidah-kaidah dalam Bahasa Indonesia. Selain itu, mata kuliah
Bahasa Indonesia juga dapat membantu mahasiswa dalam melakukan
kegiatan berbahasa yang praktis.

B. Berkenalan Dengan Bahasa Indonesia


1. Fakta Arkeologis-
Fakta-fakta secara arkeologis yang membuktikan bahwa Bahasa
indonesia berasal dari Bahasa Melayu antara lain:
a. Prasasti Kedudukan Bukit (683) ditemukan di Palembang. Prasasti
Kedudukan bukit ditemukan di tepi Sungai Tatang dekat Palembang.
Prasasti ini berangka tahun 628 Maschi Bahasa yang digunakan dalam
Prasasti Kedudukan Bukit ini bertuliskan huruf palawa dan berbahasa
Melayu kuno, jumlahnya hanya 10 baris.
b. Prasasti Talang Tuo (684) ditemukan di Palembang. Prasasti Talang Tuo
ditemukan di daerah Talang Tuo sebelah barat Kota Palembang. Prasasti
ini angka tahunnya 606 Saka. Bahasa yang digunakan dalam Prasasti
Talang Tuo bertuliskan huruf palawa dan berbahasa Melayu Kuno,
prasasti talang terdiri dari 14 baris.
c. Prasasti Kota Kapur (686) Menduk di Pulau Bangka. Bahasa yang
dipergunakan dalam Prasasti Kota Kapur menggunakan huruf palawa dan
berbahasa Melayu kuno
d. Prasasti Karang Brahi (688) ditemukan di antara Jambi dan Sungai Musi.
Prasasti ini ditemukan di tepi Sungai Merangin yang merupakan cabang
Sungai Batang Hari di Jambi Hulu Prasasti ini menceritakan dan
menjelaskan kutukan-kutukan.
e. Prasasti Gandasuli (832) ditemukan di Jawah Tengah. Prasasti Gandasuli
merupakan prasasti peninggalan Kerajaan Mataram Kuno ketika dikuasai
oleh Wangsa Syailendra. Prasasti ini ditemukan di reruntuhan Candi
Gondosuli di Desa Gondosuli, Kecamatan Bulu, Temanggung, Jawa
Tengah. Bahasa yang dipergunakan dalam prasasti ini menggunakan
bahasa Melayu kuno dengan aksara Kawi (Jawa kuno) berangka tahun
792 M.
f. Prasasti Bogor (942) ditemukan di Jawa Barat. Bahasa Melayu kuno
zaman itu telah berperan sebagai Lingua Franca atau sebagai bahasa
resmi pada zaman Sriwijaya. Kesimpulan ini diperkuat oleh penjelasan I
Tsing tentang bahasa itu bahwa bersama dengan Bahasa Sansekerta,
bahasa Melayu (diistilahkan kw'en lun) memegang peranan penting di
dalam kehidupan politik dan keagamaan di Negara itu (Sriwijaya)
2. Fakta Literasi
Asal-usul Bahasa Melayu, selain ditemukan bukti-bukti atau fakta
secara arkeologis, ini juga diperkuat dengan temuan atau fakta secara
literasi seperti yang dijelaskan dalam sejarah kuno negeri Cina
membuktikan tentang keberadaan Bahasa Melayu yaitu pada awal
penyebaran agama Kristen, pengembara-pengembara Cina yang datang
berdagang di kepulauan Nusantara menemukan adanya Li- ngua Franca
yang mereka namai Kw'en Lun di Asia Tenggara. Salah satu di antara
Kw'en Lun itu oleh 1 Tsing diidentifikasi di dalam Chronicle-nya sebagai
Bahasa Melayu,
Fakta perkembangan Bahasa Melayu menjadi Bahasa Indonesia, dapat
juga dibuktikan dengan Perjanjian London (Traktat London) pada tahun
1824 antara Pemerintah Inggris dan Belanda merupakan tonggak sejarah
yang sangat penting. Perjanjian London tersebut menjelaskan
kesepakatan pembagian dua wilayah yaitu:
a. Semenanjung Melayu dan Singapura beserta pulau-pulau kecilnya
menjadi kekuasaan Kolonial Inggris.
b. Kepulauan Nusantara (Kepulauan Sunda Besar yaitu pulau- pulau
Sumatera, Jawa, sebagian Borneo/Kalimantan, dan Sulawesi, Kepulauan
Sunda Kecil: Pulau-pulau Bali, Lombok, Flores, Sumbawa, Sumba,
sebagian Timor, dan lain-lain. Kepulauan Maluku, dan sebagian Irian
menjadi kekuasaan Kolonial Belanda. Oleh karena itu, perkembangan
Bahasa Melayu dapat dikelompokkan menjadi dua periode yaitu: (1)
Periode sebelum Traktat London, dan (2) Periode setelah Traktat
London.
Selain fakta yang sudah dijelaskan di atas bahwa pada zaman Kerajaan
Sriwijaya, Bahasa Melayu berfungsi sebagai berikut:
a. Bahasa Melayu berfungsi sebagai bahasa kebudayaan, yaitu bahasa buku-
buku yang berisi aturan-aturan hidup dan sastra
b. Bahasa Melayu berfungsi sebagai bahasa perhubungan (Lin -gua Franca)
antara suku di Nusantara.
c. Bahasa Melayu berfungsi sebagai bahasa perdagangan, terutama di
sepanjang pantai, baik bagi suku yang ada di Nusantara, maupun bagi
pedagang-pedagang yang datang dari luar Nusantara.
d. Bahasa Melayu berfungsi sebagai bahasa resmi kerajaan.

C. Negeri Melayu Asal Bahasa Indonesia


Negeri Melayu merupakan asalnya Bahasa Indonesia. Mengapa Bahasa
Melayu diangkat menjadi Bahasa Indonesia? Karena ada empat faktor yang
menjadi alasan atau penyebab Bahasa Melayu diangkat menjadi Bahasa
Indonesia, yaitu:
a. Bahasa Melayu merupakan Lingua Franca di Indonesia, bahasa
perhubungan, juga sebagai bahasa perdagangan.
b. Satuan-satuan kebahasaan Bahasa Melayu, sederhana, mudah dipelajari,
karena dalam Bahasa Melayu tidak mengenal tingkatan-tingkatan bahasa,
seperti halnya Bahasa Jawa (ngoko, kromo, kromo inggil dan lain-lain)
atau perbedaan bahasa halus dan bahasa kasar yang ada dalam Bahasa
Sunda (kasar, lemes).
c. Suku Jawa, Suku Sunda, dan suku-suku yang lain dengan suka rela
menerima Bahasa Melayu menjadi Bahasa Indonesia sebagai bahasa
Nasional.
d. Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa
kebudayaan.
Empat faktor penyebab diangkatnya Bahasa Melayu menjadi Bahasa
Indonesia itu tentu merupakan langkah yang sangat strategis dan sebagai
kekuatan yang menjamin kelangsungan Bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan atau sebagai salah satu perekat bagi keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
D. Bahasa Indonesia Diresmikan
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang sangat dinamis, artinya
bahasa yang mengikuti perkembangan zaman. Bahasa Indonesia kini
berkembang dan tumbuh terus. Pada akhir-akhir ini, perkembangan dan
kemajuan Bahasa Indonesia sangat pesat, sehingga Bahasa Indo nesia
menjelma menjadi bahasa modern yang kaya akan kosakata, dan mantap
dalam struktur satuan-satuan kebahasaannya.
Awal penciptaan Bahasa Indonesia sebagai jati diri, kepribadian, dan
identitas bangsa bermula dari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober
1928. Para pemuda kita mengikrarkan Sumpah Pemuda yang berisi tiga butir
kebulatan tekad sebagai berikut:
1. Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, tanah air
Indonesia.
2. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu yaitu bangsa
Indonesia.
3. Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, yaitu
Bahasa Indonesia..

Dengan dikrarkannya Sumpah Pemuda, resmilah Bahasa Melayu yang


sudah dipergunakan sebagai alat komunikasi di Nusantara sejak pertengahan
Abad VII menjadi Bahasa Indonesia.
E. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
a. Kedudukan Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat strategis dan
penting, ini sesuai dengan bunyi ikrar ketiga Sumpah Pemuda pada a
tahun 1928 yaitu: Kami putra dan putri Indonesia menjunjung -bahasa
persatuan, Bahasa Indonesia
b. Fungsi Bahasa Indonesia
Fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional yang diikrarkan
pada saat Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 berfungsi
sebagai:
1. Lambang kebanggaan kebangsaan.
2. Lambang identitas Nasional.
3. Alat perhubungan antara warga, antara daerah, dan antara budaya.
4. Alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan
latar belakang sosial budaya dan bahasanya masing- masing ke dalam
kesatuan kebangsaan Indonesia.

Sesuai dengan Bab XV pasal 36 undang undang dasar 1945 kedudukan


bahasa Indonesia sebagai bahasa negara berfungsi sebagai:

1. Bahasa resmi kenegaraan.


2. Bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan mulai Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD) sampai dengan perguruan tinggi di seluruh
Indonesia.
3. Alat perhubungan pada tingkat Nasional untuk perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan Nasional.
4. Alat pengembangan kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK). Penjelasan fungsi Bahasa Indonesia sebagai
bahasa Negara yang pertama adalah sebagai bahasa resmi kenegaraan,
yaitu Bahasa Indonesia dipergunakan di dalam segala upacara,
peristiwa, dan kegiatan kenegaraan, baik dalam bentuk lisan maupun
tulisan. Seperti dalam penulisan dokumen-dokumen dan keputusan-
keputusan serta surat- surat yang dikeluarkan oleh pemerintah dan
lembaga-lembaga kenegaraan lainnya, serta pidato-pidato kenegaraan

c. Fungsi Bahasa Secara Umum Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai
berikut:
a. Bahasa sebagai sarana, media komunikasi.
b. Bahasa sebagai alat untuk integrasi dan adaptasi sosial.
c. Bahasa sebagai sarana kontrol sosial.
d. Bahasa sebagai sarana memahami diri sendiri.
e. Bahasa sebagai alat untuk ekspresi diri.
f. Bahasa sebagai sarana memahami orang lain.
g. Bahasa sebagai sarana mengamati lingkungan sekitar. (h) Bahasa
sebagai alat untuk berpikir logis (masuk akal).
h. Bahasa sebagai alat untuk membangun kecerdasan.
i. Bahasa untuk mengembangkan kecerdasan ganda.
j. Bahasa untuk membangun karakter.
k. Bahasa untuk mengembangkan profesi.
l. Bahasa sebagai sarana untuk menciptakan kreativitas baru (Widjono,
2008:15-23).
Menurut Chaer (2003:33), bahasa memiliki sifat atau ciri-ciri sebagai
berikut:
a. Bahasa itu sebuah sistem.
b. Bahasa itu berwujud lambang.
c. Bahasa itu berupa bunyi.
d. Bahasa itu bersifat arbitrer.
e. Bahasa itu bermakna.
f. Bahasa itu bersifat konvensional.
g. Bahasa itu bersifat unik.
h. Bahasa itu bersifat universal.
i. Bahasa itu bersifat produktif.
j. Bahasa itu bervariasi.
k. Bahasa itu bersifat dinamis.
l. Bahasa itu berfungsi sebagai alat interaksi sosial.
m. Bahasa itu merupakan identitas penuturnya.

F. Ragam Lisan dan Ragam Tulis


Ragam bahasa merupakan macam-macam wujud bahasa dan kaitannya
dengan bidang kajian atau kegiatan tertentu. Secara mendasar, ragam bahasa
ada yang pula yang berwujud ragam tulis., berwujud ragam lisan dan ada
1. Ragam Lisan
Ragam Lisan 'Bahasa Indonesia ragam lisan sangat berbeda dengan bahasa
Indonesia dalam ragam tulis. Ragam tulis adalah pengalihan ragam lisan ke
ragam tulis (huruf)
Ragam lisan berarti wujud bahasa yang dituturkan atau penggunaan secara
lisan. Asal-usul bahasa memang berupa tuturan atau dilisankan.
Perbedaan ragam lisan dan ragam tulis adalah sebagai berikut.
a. Ragam lisan menghendaki adanya orang kedua, teman berbicara yang
berada di depan pembicara, sedangkan ragam tulis tidak mengharuskan
adanya teman bicara.
b. Ragam lisan unsur-unsur fungsi gramatikal seperti subjek, predikat,
dan objek tidak selalu dinyatakan. Unsur-unsur itu kadang-kadang
dapat ditinggalkan. Hal ini disebabkan oleh bahasa yang digunakan itu
dapat dibantu oleh gerak, mimik pandangan, anggukan atau intonasi
c. Ragam lisan sangat terikat pada kondisi, situasi, ruang, dan waktu.
Apa yang dibicarakan secara lisan di dalam sebuah ruang perkuliahan,
hanya akan berarti dan berlaku untuk waktu itu saja. Apa yang
diperdebatkan dalam suatu ruang diskusi, belum tentu dapat
dimengerti oleh orang yang berada di luar ruang itu
2. Ragam Tulis
Ragam tulis mencerminkan adanya kemajuan budaya manusia. Ragam
tulis berarti secara langsung berpusat pada penggunaan bahasa secara
tertulis! Dengan adanya tulisan, manusia dapat mengabadikan berbagai
informasi dan ilmu pengetahuan untuk diwariskan ke generasi berikutnya.

G. Ragam Bahasa Baku dan Ragam Bahasa Tidak Baku


1. Definisi Bahasa Baku
Pembakuan bahasa menurut (Chaer dan Agustina, 1995:24), adalah
proses pemilihan satu ragam bahasa untuk dijadikan ragam bahasa resmi
kenegaraan maupun kedaerahan, serta usaha-usaha pembinaan dan
pengembangannya yang bisa dilakukan terus-menerus tanpa henti.
Sementara itu, (Arifin dan Tasai, 2000:18), menyatakan bahwa ragam
baku adalah ragam yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar
warga masyarakat pemakainya sebagai bahasa resmi dan sebagai
kerangka rujukan norma bahasa dalam penggunaannya. Sedangkan
ragam tidak baku adalah ragam yang tidak dilembagakan dan ditandai
oleh fitur-fitur yang menyimpang dari norma ragam baku.
2. Fungsi Bahasa Baku
Grafin dan Mathiot (1956, dalam Chaer dan Agustina, 1995: 252- 254),
ragam bahasa baku selain digunakan untuk situasi-situasi resmi, juga
mempunyai fungsi lain yang bersifat sosial politik yakni sebagai:
a. Fungsi pemersatu.
b. Fungsi pemisah.
c. Fungsi harga diri.
d. Fungsi kerangka acuan.
Sedangkan dalam buku "Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia yang
diterbitkan oleh Balai Pustaka (2003:14-16), dijelaskan bahwa fungsi
bahasa baku antara lain sebagai:
a. Fungsi pemersatu.
b. Fungsi pemberi kekhasan.
c. Fungsi pembawa kewibawaan.
d. Fungsi kerangka acuan.
H. Dasar Atau Kriteria Penentuan Bahasa Baku
Menurut Baradja (1975, dalam Chaer dan Agustina, 1995: 256).
menjelaskan bahwa ada beberapa dasar atau kriteria yang dapat digunakan
untuk menentukan atau memilih sebuah ragam menjadi ragam bahasa baku.
Dasar atau kriteria itu, antara lain:
a. Otoritas.
b. Bahasa penulis-penulis terkenal.
c. Demokrasi.
d. Logika.
e. Bahasa orang-orang yang dianggap terkemuka dalam masyarakat.
1. Dasar Otoritas
Dasar otoritas ini tidak berdasarkan pada kewenangan orang yang
dianggap ahli atau kewenangan pada buku tata bahasa atau kamus. Dasar
otoritas diajukan pada umumnya manusia belum merasa puas bahwa
yang dikerjakan atau yang dikatakannya itu benar. Oleh karena itu,
mereka akan bertanya kepada dosen, guru atau kepada orang yang
dianggap cerdas, atau kepada buku pegangan yang ada.
2. Bahasa Penulis Orang Terkenal
Jika dasar bahasa para penulis terkenal yang dijadikan bahasa baku, akan
terlihat tiga macam kelemahan, yaitu:
a. Bahasa itu bukan hanya bahasa tulis, tetapi ada juga bahasa lisan.
b. Para penulis terkenal belum tentu menguasai aturan tata bahasa baku
dan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, sesuai dengan ejaan yang
berlaku di Indonesia.
c. Jika para penulis terkenal itu hidup pada masa lalu, masih relevankah
bahasa yang mereka gunakan atau mereka pakai untuk kondisi pada
zaman now
3. Dasar Demokrasi
Dasar demokrasi ini, menggunakan data statistik untuk menentukan
benar atau tidak benar suatu bahasa atau baku dan tidaknya suatu bahasa.
Setiap satuan-satuan kebahasaan harus diselidiki atau diteliti, dicatat, lalu
dihitung frekuensi penggunaannya. Frekuensi terbanyak itulah yang
dianggap benar, sedangkan yang frekuensinya sedikit dianggap tidak
benar.
4. Dasar Logika
Salah satu ciri bahasa baku adalah bersifat rasional atau cendekia.
Artinya, bahasa yang disampaikan penutur harus masuk akal (logis) serta
berterima secara akal. Namun, dasar logika tidak dapat digunakan
sebagai landasan atau alat penentu pembakuan bahasa, sebab benar
tidaknya struktur bahasa baku seringkali tidak sesuai dengan pemikiran
logika.Perhatikan contoh berikut:
a. Orang itu mengangkat sampah.
b. la berusaha menggali lubang sedalam mungkin.
Kalimat (1) berterima baik secara struktur maupun logika. Akan
tetapi, kalimat (2) hanya berterima secara struktur, tetapi tidak berterima
secara logika. Kalimat yang logis adalah "la berusaha menggali tanah
sedalam mungkin". Sebab, menurut logika, lubang ina tidak perlu digali,
tetapi yang perlu digali adalah tanah yang belum berwujud lubang.
5. Bahasa Orang-orang Terkemuka
Bahasa orang-orang terkemuka adalah pemimpin, guru, dosen,
wartawan, pengarang dan sebagainya. Dasar ini diambil dengan alasan
bahwa orang-orang itulah yang paling banyak memiliki kesempatan
untuk berkomunikasi dengan masyarakat baik komunikasi secara verbal
maupun nonverbal
I. Ragam Bidang Ilmu Dan Profesi
Bidang ilmu tertentu juga memiliki kekhasan dalam penggunaan
bahasa sebagai sarana pengungkapan kandungan ilmu tersebut. Demikian
pula bidang profesi pun memiliki kekhasan bahasa dalam lingkungan
profesinya. Karena itu, ilmuan dan pengemban suatu profesi sudah
seharusnya mengetahui dan menguasai secara memadai bahasa, termasuk
istilah-istilah yang ditekuninya.
a. Ragam Bahasa Bidang Kesehatan
Mahasiswa yang lulus dan memilih bidang kesehatan, seperti
program studi analis kesehatan, kebidanan, keperawatan, farmasi, ilmu
gizi, elektromedik, kedokteran dan lain sebagainya haruslah lebih banyak
dan selalu berupaya untuk memahami, menguasai dan
mengimplementasikan sesuai dengan keilmuannya, termasuk istilah-
istilah yang berkaitan dengan bahasa bidang kesehatan.
b. Ragam Bahasa Bidang Ekonomi
Mahasiswa yang menekuni bidang ekonomi, seperti Program Studi
Manajemen, Akuntasi, dan lain sebagainya, maka ia harus mempelajari
lebih banyak istilah-istilah yang secara langsung berhubungan dengan
bidang ekonomi. Berikut ini akan dikemukakan contoh penggunaan
bahasa bidang ekonomi:
Transaksi yang terjadi di bursa efek bukanlah transaksi tunai. Untuk
itu, penyelesaian transaksi di bursa efek berlaku ketentuan sebagai
berikut. Atas transaksi yang terjadi hari ini, penyerahan dan pembayaran
saham baru dapat dilakukan pada hari kelima setelah hari transaksi
(T+4). Tempat penyerahan dan penerimaan saham dilakukan melalui PT
Kostodian Depositori Efek Indonesia (KDEI). Selanjutnya, sertifikat
saham didaftarkan pada Biro Administrasi Efek (BAE) sebagai saham
atas nama pemodal selambat-lambatnya 7 hari. Bila pemodal telah
melakukan peregistrasian, pemodal telah terdaftar sebagai pemegang
efek perusahaan. Sebagai pemegang saham, pemodal berhak
mendapatkan deviden, hadir dalam rapat umum pemegang saham
(RUPS) dan dapat bagian jika perusahaan (karena suatu sebab)
dilikuidasi (Sarino, 2007:56-57)
c. Ragam Bahasa Bidang Agama
Mahasiswa yang menekuni agama, maka ia harus mempelajari lebih
banyak istilah-istilah yang secara langsung berhubungan dengan bidang
agama. Berikut ini akan dikemukakan contoh penggunaan bahasa bidang
agama:
Kita sebagai manusia beryukur kepada Tuhan bahwa kita termasuk
makhluk yang dijadikan dengan proses kejadian yang sebaik- baiknya.
Kita diberi Allah bekal akal, pikiran dan perasaan serta bekal lainnya,
sehingga kita dapat menjalani kehidupan ini dengan baik.
d. Ragam Bahasa Bidang Pendidikan
Pembangunan bidang pendidikan harus menjadi tanggung jawab
bersama. Proses pendidikan tidak hanya menjadi tanggung jawab
pemerintah melalui berbagai lembaga pendidikan, tetapi harus dipikirkan
bersama, termasuk pihak orang tua (keluarga) dan masyarakat.
Perwujudan dari tanggungjawab bersama antara lain dengan melibatkan
berbagai stake holder dalam mengambil suatu kebijakan yang berkaitan
dengan pendidikan, baik Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), SD, SMP,
MTS, SMA, SMK, MA, dan lembaga pendidikan lainnya.
e. Ragam Bahasa Bidang Politik
Mahasiswa yang menekuni bidang politik, seperti Program Studi Ilmu
Pemerintahan dan lain sebagainya, maka ia harus mempelajari lebih
banyak istilah-istilah yang secara langsung berhubungan dengan bidang
politik. Berikut ini akan dikemukakan contoh penggunaan bahasa bidang
politik:
Pemilihan umum (Pemilu) merupakan salah satu wujud pelaksanaan
demokrasi. Melalui pemilu, rakyat menyatakan pilihannya secara
langsung, bebas, dan rahasia untuk memilih pemimpinnya, baik untuk
memilih Presiden, DPR, DPD, DPRD, Gubernur, Walikota, dan Bupati.
f. Ragam Bahasa Bidang Hukum
Mahasiswa yang menekuni bidang hukum, seperti Program Studi Ilmu
Hukum, konsentrasi Ilmu Pidana, Ilmu Perdata dan lain sebagainya,
maka ia harus mempelajari lebih banyak istilah-istilah yang secara
langsung berhubungan dengan bidang hukum. Berikut ini akan
dikemukakan contoh penggunaan bahasa bidang hukum:
Prospekti hukum dalam bahasa tulis mempunyai fungsi yang sangat
penting dalam pengembangan dan penataan system hukum yang
responsif dan kepastian, dengan pendekatan semiotik. Apabila kita ingin
memahami hukum, maka kita berurusan dengan bahasa dan kegiatan
pikiran. Pemahaman makna hukum secara komprehen- sif terdapat
hubungan erat antara bahasa, kegiatan berpikir dan hukum. Hubungan
ketiga hal tersebut merupakan satu tematik yang dalam tinjauan teoritikal
bidang hukum mendapat perhatian utama.
g. Ragam Bahasa Bidang Bahasa
Bahasa merupakan salah satu alat paling penting yang dimiliki oleh
manusia dalam mengembangkan kebudayaan atau peradabannya. Hampir
seluruh aktivitas manusia tidak dapat dilepaskan dari kegiatan
menggunakan bahasa (Wijana, 2010: 2). Manusia mengenal dirinya dan
orang lain melalui bahasa dan budaya. Bahasa adalah pembentuk jati diri
dalam suatu model budaya. Sedangkan budaya memandu manusia dalam
menyiptakan gagasan, berperilaku menurut suatu sistem nilai, dan
membuat benda-benda untuk keperluan hidupnya (Djawanai, 2009: 13)
h. Ragam bahasa bidang teknologi
Komputer adalah mesin mengolah informasi. Berjuta juta fakta dan
bagan yang berbeda dapat disimpan dalam komputer dan dapat dicari
kembali apabila diperlukan. Komputer dapat juga mengerjakan
perhitungan yang rumit dengan kecepatan luar biasa. Hanya dalam waktu
beberapa detik komputer dapat melaksanakan pekerjaan yang kalau
dikerjakan oleh tenaga manusia akan memakan waktu berminggu-
minggu.
i. Ragam Bahasa Bidang Teknik
Mahasiswa yang menekuni bidang teknik, seperti Program Studi
Teknik Sipil, Teknik Bangunan, Teknik Elektro dan lain sebagainya,
maka ia harus mempelajari lebih banyak istilah-istilah yang secara
langsung berhubungan dengan bidang teknik. Berikut ini akan
dikemukakan contoh penggunaan bahasa bidang teknik:
Studi kelayakan dapat dilakukan untuk proyek yang sudah ditentukan
lokasinya maupun untuk proyek yang belum ditentukan lokasi bangunannya,
misalnya untuk lokasi (mendirikan) real estate, dimana lokasi sangat dominan
dalam menentukan apakah proyek tersebut layak atau tidak. Peraturan
pemerintah dan peraturan- peraturan daerah perlu dijadikan masukan pada
waktu studi kelayakan itu dibuat.

J. Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar


Bahasa Indonesia yang benar adalah Bahasa Indonesia yang
pemakaiannya sesuai kaidah tata bahasa yang baku. Sedangkan Bahasa
Indonesia yang baik adalah bahasa yang mempunyai nilai rasa yang tepat dan
sesuai dengan situasi pemakaiannya. Jadi, bahasa yang baik dan benar adalah
bahasa yang disamping mempunyai nilai rasa yang tepat dan sesuai dengan
situasi pemakaiannya juga menerapkan kaidah bahasa dengan konsisten.
Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa penggunaan bahasa yang baik dan
benar adalah penggunaan bahasa yang sesuai dengan situasi dan kondisinya.
Menurut (Alwi, dkk. 1993: 22), pemakaian bahasa yang mengikuti
kaidah yang dibakukan atau tidak yang dianggap baku itulah yang merupakan
bahasa yang benar. Sedangkan menurut (Widjono, 2008), bahasa yang benar
penggunaan bahasa tulis yang sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku.
Penggunaan bahasa yang benar, yaitu bahasa yang sesuai dengan aturan dan
kaidah Bahasa Indonesia. Berdasarkan kriteria tersebut, berarti ada empat
macam kemungkinan pemakaian Bahasa Indonesia yaitu:
a. Pemakaian Bahasa Indonesia yang baik dan benar: terjadi pada
pemakaian Bahasa Indonesia baku di dalam situasi for mal. Misalnya:
bahasa ragam baku yang dipakai di dalam penulisan karya ilmiah.
b. Pemakaian Bahasa Indonesia yang baik, tetapi tidak benar terjadi pada
pemakaian Bahasa Indonesia yang tidak sesuai dengan kaidah tata
bahasa, akan tetapi sangat sesuai dengan situasi pemakaiannya dan
komunikatif. Misalnya: bahasa ragam informal yang dipakai pada situasi
santai.
c. Pemakaian Bahasa Indonesia yang benar, tetapi tidak baik: terjadi pada
pemakaian bahasa yang sesuai dengan kaidah tata bahasa, akan tetapi
tidak komunikatif. Misalnya: Bahasa Indonesia ragam baku yang dipakai
pada saat berpacaran atau situasi santai.
d. Pemakaian Bahasa Indonesia yang tidak baik dan tidak benar: terjadi
pada pemakaian Bahasa Indonesia ragam santai yang situasi
pemakaiannya tidak cocok. Misalnya, bahasa ragam santai dipakai di
dalam penulisan karya ilmiah.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bahasa indonesia dijadikan sebagai salah satu mata kuliah yang diajarkan
kepada mahasiswa di semua perguruan tinggi.Bahasa Indonesia sebagai mata
kuliah ada yang dijadikan mata kuliah wajib dan ada pula yang dijadikan
mata kuliah pilihan.Dalam konteks ini ragam bahasa meliputi bahasa lisan
dan bahasa baku tulis.Pada ragam bahasa buku tulis diharapkan para penulis
mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta
menggunakan ejaan bahasa yang telah disempurnakan(EYD)sedangkan untuk
ragam bahasa lisan diharapkan para warga Negara Indonesia mampu
mengucapkan dan memakai bahasa Indonesia dengan baik serta bertutur kata
sopan bagaimana pedoman yang ada
B. Saran
Sebagai warga Negara indonesia,sudah seharusnya kita semua
mempelajari ragam bahasa yang kita miliki,kemudian mempelajari dan
mengambil hal-hal yang baik,yang dapat kita amalkan dan kita pakai untuk
berintersksi dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

Alwi,hasan,dkk.1993.Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi


kedua.jakarta:Depdikbud Republik Indonesia

Alwi,hasan et al.2003.Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.Edisi


Ketiga.jakarta:Balai pustaka

Arifin,dan Tasai,2002.Cermat berbahasa Indonesia.edisi


Revisi.jakarta:Akademika pressindo

Arifin,dan Tasai,2002.Cermat berbahasa Indonesia untuk perguruan


Tinggi.jakarta:CV.Akademika Pressindo

Badudu,J.S.1995.Inilah Bahasa Indonesia yang benar.jakarta:PT.Gramedia


Pustaka Utama

Anda mungkin juga menyukai