Anda di halaman 1dari 21

MARI BERBAHASA INDONESIA DENGAN BAIK

Disusun guna memenuhi tugas makalah mata kuliah Bahasa Indonesia

Dosen pengampu : Drs. Kardimin, M. Hum

Disusun oleh :

1. Indri Nur Anggraini ( 17106090010 )


2. Riski Ridho Pratama ( 17106090023 )
3. Septi Nur Fauziah ( 17106090029 )
4. Niswah Husnia Wijaya ( 17106090031 )
5. Moh lutfi Salim Al Hanani ( 17106090053 )

PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS SAINS dan TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA


PERIODE 2017/2108
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, anugerah, inayah dan nikmat-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan
dengan tepat waktu sesuai yang diharapkan.Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami
tidak dapat menyusun makalah ini dengan baik. Selanjutnya, shalawat serta salam
kami lantunkan kepada Nabi Muhammad SAW agar kelak kita semua mendapatkan
syafa’atnya di akhirat, Aaamiiin.

Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Bahasa Indonesia.Di samping itu, agar para pembaca dapat memperluas ilmu
mengenai bahasa Indonesia serta mampu berbahasa Indonesia dengan baik dan benar
setelah mempelajari makalah ini.

Tentunya makalah ini jauh dari kata sempurna, saran dan kritik yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan dari berbagai pihak. Semoga makalah ini bisa
menjadi referensi dalam pembelajaran.

Yogyakarta, 25 Februari 2018

Atas nama penyusun

Kelompok 04

BAHASA INDONESIA | Mari Berbahasa Indonesia dengan Baik 2


DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................. ii

Daftar Isi........................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN 4

A. Latar Belakang........................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah................................................................................... 5
C. Tujuan .................................................................................................... 5

BAB II ISI 6

A. Pengertian Bahasa.................................................................................. 6
B. Makna Dan Pemilihan Kata Dalam Kalimat......................................... 11
C. Ketrampilan Berbahasa Indonesia......................................................... 15

BAB III PENUTUP 20

A. Kesimpulan ........................................................................................... 20
B. Saran ..................................................................................................... 20

Daftar Pustaka................................................................................................... 21

BAHASA INDONESIA | Mari Berbahasa Indonesia dengan Baik 3


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara kesatuan yang berbentuk Republik. Negara


kesatuan yang terdiri dari pulau-pulau, ribuan pulau yang menyatakan kesatuannya
menjadi sebuah Negara yang merdeka, berdaulat dibawah satu pemerintahan dengan
nama Indonesia.

Bangsa Indonesia sebagai bangsa kesatuan, bangsa kepulauan yang terdiri dari
berbaga suku daerah dengan peradaban, adat dan macam bahasa daerah yang sangat
variatif serta latar belakang budaya yang berbeda-beda, sangat memungkinkan bagi
Negara yang besar dan luas ini terdapat kendala yang dialami masyarakat dalam
berinteraksi antar daerah, suku untuk berkomunikasi dan menjalin kerjasama dengan
perbedaan bahasa yang digunakan oleh masyarakat. Bahasa Indonesia merupakan
bahasa pemersatu masyarakat antar daerah dinegara Indonesia yang antar daerahnya
terpisah-pisah baik dalam sudut pandang geografis maupun dalam hal berbahasa,
khususnya. Bahkan masyarakat dalam satu pulau pun terdapat perbedaan bahasa,
missal di pulau jawa, sebagai salah satu dari lima pulau besar Indonesia pulau paling
padat penduduk di Indonesia. Meskipun dinamakan pulau jawa, jika dilihat dari jika
dilihat dari pulau ini tidak hanya dihuni oleh suku jawa kesuskuannya pulau jawa.
Pulau jawa memiliki penduduk dengan beberapa suku asli dari jawa, suku jawa
sebagai penduduk mayoritas dengan bahasa jawanya, suku sunda di jawa barat
dengan bahasa sundanya, suku betawi di Jakarta dengan bahasa bahasa betawinya.
Bahkan masyarakat sesama sukupun memiliki perbedaan dalam berbahasa, semisal
sesama suku jawa pada daerah satu dan daerah lainnya memiliki dialek bahasa yang
berbeda, pemilihan kata yang berbeda pula. Oleh sebab itu, dalam berbangsa dan
bernegara perlu adanya bahasa pemersatu masyarakat antar pulau, suku, daerah,
bahasa nasional negara. Dengan menggunakan bahasa kesatuan Republik Indonesia,

BAHASA INDONESIA | Mari Berbahasa Indonesia dengan Baik 4


bahasa Indonesia, bahasa yang telah diatur kaidah-kaidah berbahasanya, kaidah
penulisan, kaidah susunan kata, susunan kalimat.

Meskipun dalam pelafalan kata oleh masyrakat terdapat perbedaan karena


dialek masing-masing daerah, diharapkan masyarakat Indonesia mampu berbahasa
Indonesia dengan baik dan benar, dengan tujuan mampu memudahkan interaksi
masyarakat antar daerah di Indonesia untuk berkomunikasi, menjalin kerjasama guna
mendukung kemajuan peradaban masyarakat Indonesia dan menunjukkan idetitas
kenegaraan didunia. Dalam makalah ini, masyarakat dihimbau untuk melatih diri
untuk bisa berbahasa Indonesia yang baik dan benar, serta terampil pula dalam
berbahasa guna menunjang kemajuan hidup, kemajuan peradaban masyarakat
Indonesia, serta menunjukkan bahwa Indonesia adalah Negara yang besar serta
berdaulat.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan bahasa, fungsi bahasa dan ciri bahasa baku ?
2. Bagaimana makna dan pemilihan kata dalam kalimat ?
3. Bagaimana untuk terampil berbahasa Indonesia dengan baik ?
C. TUJUAN
1. Mempelajari apa yang dimaksud dengan bahasa, fungsi bahasa dan ciri bahasa
baku.
2. Memahami makna dan pemilihan kata dalam kalimat.
3. Memahami serta mempelajari bagaimana untuk terampil berbahasa Indonesia
dengan baik.

BAHASA INDONESIA | Mari Berbahasa Indonesia dengan Baik 5


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bahasa
Bahasa adalah suatu sistem lambang berupa bunyi, bersifat arbitrer,
digunakanoleh suatu masyarakatbn tutur untuk bekerjasama,berkomunikasi, dan
mengidentifikasi diri. Sebagai sebuah sistem, maka bahasa terbentuk oeh suatu
aturan, kaidah atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang tata bunyi, tata bentuk kata,
maupun tata kalimat. Bila aturan, kaidah, atau pola ini dilanggar, maka komunikasi
dapat terganggu.Lambang yang digunakan dalam sistem bahasa adalah berupa bunyi,
yaitu bunyi dihasilkan oleh alat ucap manusia. Karena lambang yang digunakan
berupa bunyi, maka yang dianggap primer di dalam bahasa adalah bahsa yang
diucapkan, atau yang sering disebut bahasa lisan. Karena itu pula, bahasa tulisan,
yang walaupun dalam dunia modern sangat penting, hanyalah bersifat sekunder.
Bahasa tulisan sesungguhnya tidak lain adalah rekaman visual, dalam bentuk huruf-
huruf dan tanda-tanda baca dari bahasa lisan. Dalam dunia modern, penguasa
terhadap bahasa lisan dan bahsa tulisan sama pentingnya. Jadi, kedua macam bentuk
bahasa itu harus pula dipelajari dengan sungguh-sungguh.

Lambang-lambang bahasa yang berupa bunyi itu bersifat arbitrer. Maksudnya,


tidak ada ketentuan, atau hubungan antara suatu lambang bunyi dengan benda atau
konsep yang dilambangkannya. Umpamanya antara kata atau lambang, yang berupa
bunyi, [kuda] dengan bendanya, yaitu sejenis binatang berkaki empat yang biasa
dikendarai atau untuk menarik beban. Kalau memang ada hubungan antara lambang
bunyi[kuda] dengan binatangnya itu, tentu orang Jawa Tengah juga akan
menyebutnya kuda bukannya jaran.Begitu juga orang London, Inggris, tidak akan
menyebutnya yang dieja dengan horse, dan orang Amsterdam, Belanda, tidak akan
menyebutbya yang dieja dengan paard.Namun, walaupun lambang-lambang bahsasa
bersifat arbiter, tetapi bila terjadi penyimpangan terhadap penggunaan lambang, pasti
akan terjadi kemacetan komunikasi. Komunikasi akan terganggu jika aturan-aturan
sistem lambang tidak dipatuhi.

BAHASA INDONESIA | Mari Berbahasa Indonesia dengan Baik 6


A. Fungsi Bahasa

Fungsi bahasa yang terutama adalah sebagai alat untuk bekerja sama atau alat
berkomunikasi di dalam kehidupan manusia bermasyarakat. Bahasan
Indonesia sendiri, yang mempunyai kedudukan sebagai bahasa nasional dan
bahasa resmi negara di tengah-tengah berbagai macam bahasa daerah
mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Alat untuk menjalankan adminitrasi negara. Ini berarti, segala kegiatan


administrasi kenegaraan, seperti surat menyurat dinas, rapat-rapat dinas,
pendidikan dan sebagainya harus diselenggarakan dalam bahasa
Indonesia.
2. Alat pemersatu pelbagai suku bangsa di Indonesia. Komunikasi diantara
anggota suku bangsa yang berbeda kurang mungkin dilakukan dalam salah
satu bahasa daerah dari anggota suku bangsa itu. Komunikai lebih
mungkin dilakukan dalam Bahasa Indonesia. Karena komunikasi antar
suku ini dilakukan dalam Bahasa Indonesia, maka akan terciptalah
perasaan ”satu bangsa“ diantara anggota suku-suku bangsa itu.
3. Media untuk menampung kebudayaan nasioanal. Kebudayaan daerah
dapat ditampung dengan media bahasa daerah, tetapi kebudayaan nasional
Indonesia dapat dan harus ditampung dengan media bahasa indosesia.

B. Ciri-ciri Bahasa Baku

Yang dimaksud bahasa baku adalah sala satu ragam bahasa yang
dijadikan pokok, yang dijadikan dasar ukuran atau yang dijadikan standar.
Ragam bahasa baku ini lazim digunakan dalam :
a. Komunikasi Resmi , yakni dalam surat menyurat resmi, surat
menyurat dinas, pengumuman-pengumuman yang dikeluarkan
oleh instansi resmi, perundang-undangan, penamaan dan
peristilahan resmi, dan sebagianya.

BAHASA INDONESIA | Mari Berbahasa Indonesia dengan Baik 7


b. Wacana teknis, seperti dalam laporan resmi, karangan ilmiah, buku
pelajaran, dan sebagainya.
c. Pembicaraan di depan umum, seperti dala ceramah,
kuliah ,khotbah, dan sebagainya.
d. Pembicaraan dnegan orang yang dihormati, dan sebagainya.

Ragam bahasa baku dapat ditandai dengan ciri-cirinya, yang antara


lain sebagai berikut:

a. Penggunaan kaidah tata bahasa normatif


Kaidah tata bahasa normatif selalu digunakan secara eksplisit dan
konsisten. Misalnya:
1. Pemakaian awalan me- dan awalan ber- secara eksplisit dan
konsisten, misalnya:

Bahasa Baku :

 Gubernur meninjau daerah kebakaran


 Pintu pelintasan kereta itu bekerja secara otomatis

Bahasa Tidak Baku

 Gubernur tinjau daerah kebakaran


 Pintu pelinasan kereta itu kerja secara otomatis
b. Pemakaian kata penghubung bahwa dan karena dalam kalimat
majemuk secara eksplisit dan konsisten, misalnya:

Bahasa Baku :

 Iya tidak tahu bahwa anaknya serimg membolos


 Ibuguru marah kepada Sudin karena ia sering membolos

Bahasa Tidak Baku

 Ia tidak tau anaknya sering membolos

BAHASA INDONESIA | Mari Berbahasa Indonesia dengan Baik 8


 Ibuguru marah kepada Sudin, ia sering membolos
c. Pemakain pola frase bentuk predikat aspek + pelaku + kata kerja
secara konsisten, misalnya:

Bahasa Baku :

 Surat anda sudah saya terima


 Rencana itu sedang kami garap

Bahasa Tidak Baku

 Surat anda saya sudah terima


 Rencana itu kami sedang garap
d. Pemakaian konstruksi sintesis, misalnya:
Bahasa Baku
 Membersihkan
 Memberitahukan

Bahasa Tidak Baku

 Bikin bersih
 Kasih tahu
e. Menghindari pemakaian unsur gramatikal dialek regional atau
unsur gramatikal bahasa daerah, misalnya:

Bahasa Baku

 Dia mengontrak rumah di Kebayoran

Bahasa Tidak Baku

 Dia ngontrak rumah di Kebayoran


C. Penggunaan kata-kata baku

BAHASA INDONESIA | Mari Berbahasa Indonesia dengan Baik 9


Maksudnya, kata-kata yang digunakan adalah kata-kata umum yang sudah
lazim digunakan atau yang frekuensi penggunaannya cukup tinggi, misalnya:
Bahasa Baku:
 Cantik sekali
 Tidak mudah

Bahasa Tidak Baku

 Cantik banget
 Enggak gampang
D. Penggunaan Ejaan Resmi dalam Ragam Tulis
Ejaan yang kini berlaku dalam Bahasa Indonesia adalah ejaan yang disebut
dengan ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan(EYD), misalnya:
Bahasa Baku
 Pergi ke pasar
 Sistem

Bahasa Tidak Baku

 Pergi kepasar
 Sistim
E. Penggunaan Lafal Baku dalam Ragam Lisan
Hingga saat ini lafal yang benar atau baku dalam Bahasa Indonesia belum
pernah ditetapkan. Tetapi ada pendapat umum bahwa lafal baku dalam Bahasa
Indonesia adalah lafal yang bebas dari ciri-ciri lafal dialek setempat atau ciri-
ciri lafal bahasa daerah, misalnya:
Bahasa Baku
 Kalau
 Habis
Bahasa Tidak Baku
 Kalo

BAHASA INDONESIA | Mari Berbahasa Indonesia dengan Baik 10


 Abis
F. Penggunaan Kalimat Secara Efektif
Maksudnya, kalimat-kalimat yang digunakan dapat dengan tepat
menyampaikan pesan pembicara atau penulis kepada pendengar atau
pembaca, persis seperti yang dimaksud oleh si pembicara atau si penulis
Keefektifan kalimat ini dapat dicapai, antara lain dengan:
1. Susunan kalimat menurut aturan bahasa yang benar, misalnya:
Bahasa Baku
 Pulau Buton banyak menghasilkan aspal

Bahasa Tidak Baku

 Di Pulau Buton banyak menghasilkan aspal


2. Adanya kesatuan pikiran dan hubungan yang logis di dalam kalimat,
misalnya:
Bahasa Baku
 Dia datang ketika kami sedang makan

Bahasa Tidak Baku

 Ketika kami sedang makan dan dia datang


3. Penggunaan kata secara tepat dan efisien, misalnya:
Bahasa Baku:
 Korban kecelakaan lalu lintas bulan ini bertambah
 Nama gadis yang berbaju merah itu Siti Aminah
Bahasa Tidak Baku

B. Makna dan Pemilihan Kata Dalam Kalimat

Kalimat atau kalimat-kalimat yang kita susun dalam sebuah wacana kita
gunakan untuk menyampaikan amanat atau pesan kepada lawan bicara kita. Agar

BAHASA INDONESIA | Mari Berbahasa Indonesia dengan Baik 11


amanat yang kita sampaikan itu dapat diterima dengan baik, persis seperti yang kita
inginkan, maka kata-kata yang kita gunakan harus kita pilih sebaik-baiknya, sesuia
dengan konsep amanat yang hendak kita sampaikan.

Secara umum ada dua macam kata, yaitu :

(1) Kata-kata yang mengandung makna, konsep, atau pengertian


(2) Kata-kata yang tidak mengandung makna, melainkan hanya memiliki
fungsi gramatikal

Penggunaakan kedua macam golongan katai itu secara gramatikal sudah


dibicarakan di muka. Namun, penggunaan yang benar secara gramatikal saja
belumtentun menghasilkan bentuk-bentuk wacana yang dapat menyampaikan amanat
dengan tepat dan benar. Misalnya kalimat

- Kucing itu menulis surat

Secara gramatikal kalimat tersebut adalah sebuah kalimat yang benar. Tetapi
secara semantik kalimat tersebut tidak dapat diterima, sebab tidak ada
hubungan semantik antara kata kerja menulis yang menjadi predikat kalimat
itu dengan kata benda kucing yang menjadi subjeknya.

- Lurah itu menulis surat

Maka kalimat tersebut secara gramatikal dan secara sematik bisa diterima.
Lurah adalah kata benda manusia, yang bisa melakukan perbuatan menulis.
Jadi, ada hubungan semantik antara subjek dengan predikat di dalam kalimat
tersebut.

Kita baru bisa dengan baik menggunakan kata-kata tersebut kalaun kita
mengerti hal hal yang menyangkut masalah hubungan kata dengan maknanya tersebut
seperti masalah: (1) konsep makna, (2) homonimi, (3) polisemi, (4) hipernimi dan
hiponimi, (5) sinonim, (6) antonimi, dan (7) konotasi.

BAHASA INDONESIA | Mari Berbahasa Indonesia dengan Baik 12


1. Konsep Makna

Makna menyangkut bsemua komponen konsep yang terdapat pada sebuah


kata, sedangkan informasi hanya menyangkut komponen konsep dasar saja. Kalau
kita bandingkan kata mati dan meninggal , maka akan kita dapati komponen-
komponen konsep maknanya sebagai berikut:

Mati meninggal
1) tidak bernyawa 1)tidak bernyawa lagi
2) untuk umum (manusia,binatang) 2) hanya manusia
3) kasar 3) sopan

2. Hominimi

Homonimi adalah dua buah kata atau lebih yang sama bentuknya tetapi
maknanya berlainan. Kata-kata yang berhomonimi ini sesungguhnya memang
merupakan kata-kata yang b erlainan yang kebetulan saja bentuknya sama. Misalnya,
kata bisa yang bermakna ‘racun ular’ adalah berhomonimi dengan kata bisa yang
berarti ‘sanggup,dapat’. Contoh lain, kata buku yang bermakna ‘kitab’ dengan buku
yang bermakna ‘ruas pada bambu (tebu), dan juga dengan kata buku yang bermakna
‘tulang,persendian’.

3. Polisemi

Polisemi adalah kata-kata yang maknanya lebih dari dari satu, sebagai akibat
terdapatnya lebih dari sebuah komponen konsep makna pada kata-kata tersebut.
Umpamanya kata kepala yang antara lain mengandung komponen konsep makna:

- Anggota tubuh manusia (binatang)


- Sangat pentung (orang bisa hidup tanpa kaki tetapi tidak mungkin tanpa
kepala)
- Terletak di sebelah atas
- Bentuknya bulat

BAHASA INDONESIA | Mari Berbahasa Indonesia dengan Baik 13


4. Hipernimi dan Hipernomi

Hipernimi adalah kata-kata yang maknanya melingkupi makna kata-kata yang


lain. Misalnya kata burung maknanya melingkupi makna kata-kata seperti merpati,
kepodang ,tekukur, perkutut. cucakrawa dan murai. Dengan kata lain yang disebut
burung bukan hanya merpati saja atau terkukur saja, tetapi termasuk juga perkutut,
murai, kepodang dan sebagainya.
Hipermini adalah kata atau ungkapan yang maknanya melingkupinmakana
kata atau ungkapan lain maka hiponimi adalah kata atau ungkapan yang maknanya
termasuk di dalam makana kata atau ungkapan lain.

5. Sinonimi

Sinonimi adalah dua buah kata atau lebih yang maknanya kurang lebih sama.
Dikatakan “kurang lebih” karena memang, seperti sudah dibicarakan di atas, tidak
akan ada dua buah kata berlainan yang maknanya persis sama. Yang sama
sebebnarnya hanya informasinya saja, sedangkan maknanya tidak persisi sama. Kita
lihat kata mati dan meninggal , kedua kata ini disebut bersinonim. Demikian juga
kata bunga,kembang, dan puspa.

6. Antonimi

Antonimi adalah dua buah kata yang maknanya “dianggap” berlawanan.


Dikatakan “dianggap” karena sifat berlawanan dari dua kata yang berantonim ini
sangat relatif. Ada kata-kata yang mutlak berlawanan, seperti kata mati dengan kata
hidup kata siang dengan kata malam.Beberapa contoh kaliamat Antonim sebagai
berikut :

- Guru x murid
- Banyak x sedikit
- Gelap x terang

BAHASA INDONESIA | Mari Berbahasa Indonesia dengan Baik 14


- Lautan x daratan
- Berkumpul x bubar
7. Konotasi

Konotasi atau nilai rasa kata adalah pandangan baik-buruk atau positif –
negatif yang diberikan oleh sekelompok masyarakat bahasa terhadap sebuah kata.
Nilai-rasa-kata ini sangat ditentukan oleh pengalaman,kebiasaan,dan pandangan
hidup yang dianut masyarakat pemakai bahasa itu. Misalnya kata amplop yang
sebenarnya bermakan’sampul surat’, dalam masyarakat kita dewasa ini memiliki
konotasi yang buruk atau negatif, karena amplop itu memiliki pula makna ‘uang
sogok’ atau ‘uang suap’ , seperti tampak pada kalimat.

C. Keterampilan Berbahasa Indonesia

Keterampilan berbahasa adalah kemampuan dan kecakapan dalam menggunakan


bahasa yang dapat meliputi mendengarkan atau menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis. Dilihat dari sifatnya, keterampilan menyimak dan membaca bersifat reseptif,
yaitu menerima atau memahami pesan yang disampaikan oleh pembicara atau
penulis. Sedangkan berbicara dan menulis bersifat produktif, artinya menghasilkan
pembicaraan atau tulisan.

1. Keterampilan Reseptif
A. Menyimak

Menyimak adalah kegiatan berbahasa dengan tujuan memahami pesan


yang disampaikan pembicara. Menimak dan mendengar memiliki beberapa
perbedaan. Diantaranya yaitu jika menyimak memiliki tujuan, sedangkan
mendengar tidak memiliki tujuan.

Menyimak bersifat interaktif dan noninteraktif. Menyimak interaktif adalah


menyimak dengan melakukan tanya jawab dengan pembicara atau dengan
penyimak yang lain. Menyimak noninteraktif adalah kegiatan menyimak yang

BAHASA INDONESIA | Mari Berbahasa Indonesia dengan Baik 15


tidak disertai dengan tanya jawab atau interaktif antara pembicara dan
penyimak.

B. Membaca

Membaca adalah kegiatan berbahasa dalam rangka memahami


pesan.Dalam kuliah ini, keterampilan yang dipelajari adalah keterampilan
membaca pemahaman.. Bloom(2001) menerjemahkan pemahaman sebagai
suatu proses dalam rangka mengetahui isi sebuah komukasi atau gagasan yang
dikomunikasikan baik dalam bentuk lisan maupun tulis. Di dalam pemahaman
terdapat unsur tujuan, sikap, dan respon yang dapat mewakili sesuatu
pengertian dai pesan yang disampaikan.

2. Keterampilan Produktif
A. Berbicara

Berbicara yang dimaksudkan di sini adalah berbicara yang berkaitan


dengan kegiatan ilmiah dalam rangka memperoleh dan menyampaikan
pengetahuan untuk mempraktikkan keterampilan berbahasa. Berbicara juga
berarti kegiatan menyampaikan pesan kepada orang lain(penyimak) dengan
media bahasa lisan.

B. Menulis

Menulis adalah menyampaikan pesan, gagasan, atau buah pikiran dengan


menggunakan bahasa tulis.Amran Halim, dkk. (1976) mengemukakan lima
komponen penting yang terdapat di dalam sebuah karangan. Komponen-
komponen tersebut adalah

a. Isi atau substansi karangan


Yaitu hal-hal yang dituangkan ke dalam karangan. Isi karangan
dapat berupa ide, pengalaman, fakta, atau informasi-informasi
yang diperoleh melalui bacaan.

BAHASA INDONESIA | Mari Berbahasa Indonesia dengan Baik 16


b. Bentuk karangan

Bentuk karangan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu karanagn


dalam bentuk formal dan nonformal.

c. Tata bahasa

Tata bahasa merupakan aturan-aturan bahasa yang berlaku.


Tata bahasa dalam tulisan meliputi meliputi tata cara
menggabungkan kata atau morfem(morfologi), penyusunan
kalimat(sintaksis), serta aturan-aturan atau tata cara penulisan.

d. Gaya ejaan

Gaya berhubungan dengan pilihan kata(diksi) dan gaya bahasa


yang digunakan oleh seorang penulis. Komponen inibesar
pengaruhnya terhadap isi tulisan. Pilihan kata banyak memiliki
keterkaitan dengan komponen-komponen lain dalam tulisan,
terutama keterkaitannya dengan tujuan, bentuk tulisan, terutama
keterkaitannya dengan pembaca.

e. Tanda baca

Penerapan ejaan dan tanda baca dalam sebuah tulisanharus


disesuaikan dengan ejaan yang berlaku. Penggunaan ejaan yang
tidak mengikuti aturan-aturan kebahasaan akan mengganggu
pemahaman pembaca terhadap isi tulisan, hal ini menimbulkan
tulisan menjadi tidak komunikatif. Hal yang fatal juga dapat timbul
dari informasi yang disampaikan dengan cara yang tidak
komunikatif, yaitu terjadinya salah penafsiran.

BAHASA INDONESIA | Mari Berbahasa Indonesia dengan Baik 17


3. Hubungan Antar Keterampilan Berbahasa
Empat keterampilan berbahasa di atas baik lisan(menyimak dan
berbicara) maupun tulis(membaca dan menulis) memiliki keterkaitan yang
sangat erat.
1. Hubungan antar keterampilan berbahasa dari segi ragam, yaitu:
a. Pada ragam lisan ketika dilakukan secara tatap muka,
penyimak dan pembicara dapat bertukar atau berganti peran.
b. Keterampilan membaca dan menulis juga dapat berganti peran.
2. Hubungan keterampilan bahasa dari segi sifat
a. Keterampilan menyimak dan membaca keduanya bersifat
reseptif. Pengetahuan seseorang yang diperoleh melalui
kegiatan menyimak akan menjadi skemata yang akan
membantunya ketika memahami isi bacaan, demikian pula
sebaliknya.
b. Antar keterampilan berbahasa produktif juga memiliki
hubungan yang erat. Pada sebuah kegiatan seminar, penyaji
tidak mungkin langsung berbicara dihadapan peserta seminar.
Jauh hari sebelum kegiatan seminar berlangsung penyaji sudah
menyiapkan makalah sebagai bahan seminar. Ini artinya,
seorang pembicara yang baik juga adalah seorang penulis yang
baik atau sebaliknya.
3. Hubungan antara keterampilan menyimak(lisan resptif) dengan
keterampilan menulis(tulis produktif). Ide, gagasan, atau pesan
yang akan disampaikan melalui bahasa tulis dapat diperoleh
seseorang(penulis) melalui kegiatan membaca dan juga menyimak.
Artinya, keterampilan menyimak yang dimiliki seseorang dapat
digunakan untuk memperoleh atau meningkatkan keterampilan
menulisnya.

BAHASA INDONESIA | Mari Berbahasa Indonesia dengan Baik 18


4. Hubungan antara keterampilan membaca dan berbicara
Pengetahuan yang diperoleh seseorang dari membaca dapat
digunakannya ketika ia mengemukakan gagasan pada kegiatan
berbicara. Artinya keterampilan membaca yang dimiliki seseorang
dapat meningkatkan keterampilan berbicaranya.

BAHASA INDONESIA | Mari Berbahasa Indonesia dengan Baik 19


BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang di dapat dari isi makalah di atas yaitu kita sebagai warga
negara Indonesia harus bisa tahu bagaimana berbahasa Indonesia yang baik,
dengan adanya bahasa dapat terjalin komunikasi antar individu. Berbahasa
yang baik sangatlah penting di gunakan untuk semua kalangan apalagi
khususnya warga negara Indonesia, sebagai bahasa pemersatu Bahasa
Indonesia juga sebgai alat untuk administrasi negara dalam berbagai pidato
kenegaraan yang bersifat resmi. Berbahasa Indonesia yang baik yaitu
menggunakan tata bahasa yang sesuai dengan ejaan yang di sempurnakan dan
menggunakan bahasa yang baku. Pemaknaan klimat dalam bahasa Indonesia
juga termasuk dalam keberhasilan komunikasi yang terjadi anatar individu,
pengolahan makna yang tepat merupakan kunci dalam komunikasi.Selain
berhasa Indonesia yang baik kita juga harus memiliki ketrampilan seperti
membaca,menyimak, dan juga menulis.

B. SARAN
Dengan di susunnya makalah ini kita sebagai warga negara Indonesia dapat
berbahasa Indonesia lebih baik lagi. Dan penyususnan makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca. Apabila ada kesalahan mohon kritikannya
bagi para pembaca.

BAHASA INDONESIA | Mari Berbahasa Indonesia dengan Baik 20


DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul.1998.Tata Bahasa praktis Bahasa Indonesia.Jakarta : Rineka Cipta

Mulyati, Yeti.2014.Bahasa Indonesia.Banten : Universitas Terbuka

Pamungkas, Sri.2012.Bahasa Indonesia berbagai prespektif dilengkapi dengan teori,


aplikasi dan analisis pengunaan Bahasa Indonesia saat ini.Yogyakarta : ANDI

Wardah, Ernawati.2013.EYD Ejaan Yang Disempurnakan dan seputar kebahasan


Indonesiaan.Bandung : Ruang kata

BAHASA INDONESIA | Mari Berbahasa Indonesia dengan Baik 21

Anda mungkin juga menyukai