Anda di halaman 1dari 26

Tugas Ke-Satu

(Konsep Pembelajaran Seni Berbahasa)

Makalah disusun untuk memenuhi tugas


KETERAMPILAN BERBAHASA
INDONESIA
Dosen pengampu: Zulfadli Hamdi M.pd

Oleh :

Asfari

2001021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HAMZANWADI

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Swt. karena berkatnyalah penulis
dapat menyelesaikan makalah ini sebagaimana mestinya. Sholawat dan salam
semoga dilimpahkan Allah Swt. kepada Nabi Muhammad Saw. Dan saya
mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu atas bimbinganya.

Makalah yang berjudul Memahami Konsep Pembelajaran seni berbahasa ini


diharapkan agar pembaca dapat memahaminya dan bisa bermanfaat bagi orang
lain. Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah
satu tugas terstruktur dari mata kuliah Keterampilan Berbahasa Indonesia.

Pancor,21 Maret 2022

Syaiful Jihad
Daftar Isi

KATA PENGANTAR........................................................................................................

iBAB I..................................................................................................................................

1PENDAHULUAN .............................................................................................................

A. Latar Belakang.....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah................................................................................................2

C. Tujuan...................................................................................................................2

D. Manfaat.................................................................................................................2

BAB II ................................................................................................................................

4PEMBAHASAN ................................................................................................................

A. Hakikat Bahasa.....................................................................................................4

B. Seni Berbahasa.....................................................................................................8

C. Teknik Belajar Berbahasa Anak.......................................................................11

D. Implikasi Pembelajaran Seni Bahasa................................................................15

BAB III.............................................................................................................................

18PENUTUP........................................................................................................................

18

A. Kesimpulan.........................................................................................................18

B. Saran...................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa adalah hal terpenting dalam kehidupan sehari-hari, karena dengan
bahasa semua orang bersosialisasi dengan baik, menyampaikan aspirasi dan
bahkan menolak aspirasi yang tidak sesuai dengan pendapat atau pengetahuan
sendiri. Bahasa kadang menjadi sesuatu yang sangat sensitive di kalangan
masyarakat luas dikarenakan pembedaan bahasa yang berkembang
dimasyarakat. Perbedaan bahasa tersebut menjadi salah satu landasan adanya
bahasa pemersatu yang bisa di gunakan untuk semua kalangan dan semua daerah
tentu dengan aturan bahasa yang baik dan benar yang dilanjasi dengan aturan
kaidah berbahasa.

Peran dan pentingnya aturan dalam berbahasa memerlukan wadah untuk


mempelajarinya sehingga perlu adanya Pendidikan bahasa. Saat ini Pendidikan
bahasa sudah lumrah diajarkan bahkan ada di setiap jejnjang Pendidikan mulai
dari Pendidikan sekolah dasar sampai perguruan tinggi, hanya saja materi dan
ranah penerapanya yang berbeda. Bahasa pada dasarnya adalah sebuah symbol
atau lambing yang digunakan manusia dalam kehidupan sehari-hari yang
berinovatif dan beragam.

Adanya perbedaan dan variasi dalam berbahasa inilah yang menjadikan


Pendidikan berbahasa karena bahasa yang baik dan dibenarkan itu memiliki
aturan-aturan serta kajian yang baik dalam berbahasa. Salah satu kajian yang ada
dalam berbahasa meliputi seni bahasa yang didalamnya mencakup menyimak,
membaca, menulis dan berbicara. Seni secara sederhananya dikatakan sebagai
sebuah keterampilan yang dimana bisa dikembangkan dalam dunia Pendidikan
terlebih khusus lagi dalam Pendidikan anak sd.

Bahasa yang diajarkan dengan baik pada tahap awal perkembangan anak,
akan menjadikan anak lebih mengerti dan faham tentang aturan dalam
berbahasa. Perbedaan karakter, latar belakang, serta pemahaman siswa tentu
1
menjadi hal

2
pertama yang dipertimbangkan dalam pembelajaran bahasa anak. Karena faktor-
faktor tersebut dalam belajar berbahasa seorang pendidik juga menemukan
Teknik yang cocok serta penerapan yang berkesinambungan dalam Pendidikan.
Suatu Tindakan yang kecil bisa berdampak bagi penerima Tindakan.

Pembelajaran bahasa anak yang diajarkan oleh seorang guru, memiliki


implikasi atau akibat yang bisa dirasakan langsung oleh si penerima Tindakan
yakni peserta didik. Implikasi yang terjadi pada anak atau dunia Pendidikan
dalam bisang seni berbahasa. Seni berbahasa yang diberikan oleh seorang orang
guru dalam Pendidikan bisa memiliki yang mengena langsung kepada pelaku
Pendidikan.

B. Rumusan Masalah
Dalam pembahasan makah ini yang menjadi rumusan masalahnya yaitu :
1. Apa itu hakikat bahasa?
2. Apa itu seni berbahasa?
3. Apa saja Teknik yang ada dalam belajar bahasa anak?
4. Memahami implikasi atau dampak dari pembelajaran seni berbahasa?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui hakikat bahasa.
2. Untuk mengetahui seni berbahasa.
3. Untuk mengetahui teknik yang ada dalam belajar bahasa sasak.
4. Untuk mengetahui implikasi atau dampak dari pembelajaran seni bahasa.

Dan tujuan yang paling utama dalam penulisan makalah ini adalah
menginformasikan, menganalisi dan membujuk dengan cara lugas dan
memungkinkan pembaca untuk terlibat secara kritis dalam suatu topik ilmiah.

D. Manfaat
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan dapat bermanfaat baik untuk
pembaca maupun untuk penulis sendiri dan juga bisa digunakan sebagaimana

3
mestinya. Dan terlebih bagi kita bisa membedakan mana bahasa Indonesia yang
baik dan benar.

4
BAB II

PEMBAHASA

A. Hakikat Bahasa
Para pakar lingustik mendefinisikan bahasa sebagai “ satu sistem
lambang bunyi yang bersifat arbitrer,” yang kemudian lazim ditambah dengan
“yang digunakan oleh kelompok anggota masyarakat untuk berintraksi dan
mengidentifikasi diri.” (chaer, 2015). Definisi diatas menggambarkan tentang ap
aitu bahasa sebenarnya dan menyatakan bahwa fungsi bahasa itu sendiri.
Baian pertama definisi di atas menyatakan bahwa bahasa itu adalah satu
sistem, sama dengan sistem-sistem lain, yang sekaligus bersufat sistematis dan
bersifat sistemis. Jadi, bahasa itu bukan merupakan satu sistem tunggal
melainkan dibangun oleh sejumlah subsistem. Karena tersusun dari beberapa hal
tersebut, bahasa tidak bisa berddiri sendiri karena harus tersusun dari beberapa
hal yang menunjang bahasa itu bisa dipergunakan dengan semestinya dan
berfungsi sebagaimana definisi yang sudah dijelaskan pada pengertian yang
tertera diatas.
Sistem bahasa ini merupakan sistem lambing lalu lintas serta bentuk
lambang yang lainya. Hanya, sistem lambang bahasa ini berupa bunyi, bukan
gambar atau tanda lain, dan bunyi itu adalah bunyi bahasa yang dilahirkan oleh
alat ucap manusia. Sama dengan sistem lambang lain, sistem lambang bahasa ini
juga bersifat arbitrer. Artinya, antara lambang yang berupa bunyi itu tidak
memiliki hubungan wajib dengan konsep yang dilambangkanya. Maka,
pertsnyaan, misalnya “mengapa binatang berkaki empat yang biasa dikendarai
disebut [kuda].” Tidaklah bisa dijelaskan. Pada suatu saat nanti bisa saja atau
mungkin saja tidak di sebut [kuda], melainkan disebut dengan lambang bunyi
lain, sebab bahasa itu bersifat dinamis.
Makna bahasa diatas juga mendefinisikan juka setiap lambang bahasa
baik itu kata, kalimat ataupun wacana tersebut memiliki makna yang bisa
berubah setiap waktu sesuai dengan perkembangan atau gaya hidup setiap

5
pelaku atau pengguna bahasa. Bahasa yang baik dan benar memiliki aturan dan
konsep yang seharusnya difahami oleh setiap pelaku Pendidikan.

6
Bagian tambahan dari definisi diatas menyiratkan fungsi bahasa dilihat
dari segi sosial, yaitu bahwa bahasa itu adalah alat interaksi ayau alat
komunikasi didalam masyarakat. Tentu saja konsep linguistic deskriftif tentang
bahasa itu tidak lengkap, sebab bahasa bukan hanya alat interaksi sosial,
melainkan juga memiliki fungsi dalam berbagai bidang lain. Itulah sebabnya
mengapa psikologi, antropologi, etnologi, neurologi dan filosofi juga
menjadikan bahasa sebagai salah satu objek kajianya dari sudut atau segi yang
berbeda-beda.
Kridakslana (1983 dan juga dalam Djoko Kentjono 1982) Bahasa adalah
system lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota
kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasikan
diri.
Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional bangsa Indonesia dan bahasa
Malaysia adalah bahasa nasional banga Malaysia. Oleh karena itu, meskipun
bahasa itu tidak pernah lepas dari manusia, dalam arti, tidak ada kegiatan
manusia yang tidak disertai bahasa, tetapi karena “rumahnya” menentukan suatu
parole bahasa atau bukan, hanya dialeg saja dari bahasa yang lain, maka hingga
kini belum pernah ada angka yang pasti berapa jumlah bahasa yang ada didunia
ini.
1. Bahasa Sebagai Sistem
Kata system sudah biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dengan
makna ‘cara’ atau ‘aturan’ seperti dalam kalimat “ kalau tahu sistemnya ,
tentu mudah mengerjakanya”
2. Bahasa Sebagai Lambang
Berbeda dengan tanda, lambang atau symbol tidak bersifat langsung dan
alamiah lambang menandai suatu yang lain secara konvesional, karena
lambang bisa menunjukan suatu hal yang memiliki makna yang berbeda
tergantung dari keadaan penggunanya dan secara alamiah dan langsung.
3. Bahasa Adalah Bunyi
Bunyi adalah kesan pada pusat saraf sebagai akibat dari getaran gendang
telinga yang bereaksi karena perubahan-perubahan dalam tekanan udara.
Bahasa yang dilisankan inilah yang pertama-tama menjadi objek linguistic

7
akibat dari bunyi yang dihasilkan dari getaranya.
4. Bahasa Itu Bermakna

8
Lambang-lambang bunyi bahasa yang bermakna itu didalam bahasa berupa
satuan-satuan bahasa yang berwujud morfem, kata, frase, klausa, kalimat dan
wacana. Semua satuan itu memiliki makna. Namun, karena ada perbedaan
tingkatnya, maka jenis maknanyapun tidak sama
5. Bahasa Itu Arbiter
Kata arbiter bisa diartikan ‘semena-mena, berubah-ubah, tidak tepat, makna
suka’. Yang dimaksud dengan istilah arbiter ini adalah tidak adanya
hubungan wajib antara lambang bahasa.
6. Bahasa Itu Konvensional
Meskipun hubungan antara lambang bunyi dengan yang dilambangkanya
bersifat arbitrer, tetapi penggunaan lambang tersebut untuk suatu konsep
tertentu bersifat konvensional.
7. Bahasa Itu Produktif
Kata produktif adalah bentuk sjektif dari kata benda produksi. Arti produktif
adalah “banyak hasilnya” atau lebih tepat “terus-menerus menghasilakan”.
8. Bahasa Itu Unik
Unik artinya memiliki ciri khas yang spesifik yang tidak dimiliki orang lain.
Lalu bahasa dikatakan bersifat unik, maka artinya setiap bahasa mempunyai
ciri khas sendiri yang tidak dimiliki oleh bahasa lainya.
9. Bahasa Itu Universal
Ciri-ciri universal ini tentunya merupakan unsur bahasaa yang paling umun,
yang biasa diaktifkan dengan ciri-ciri atau sifat-sifat bahasa lain.
1. Leutke – Stahlman & Luckner
Bahasa adalah perpaduan antara fungsi, isi dan bentuk. Dimana
bahasa sebagai topik yang dikomunikasikan yang dapat diartikan secara
struktur bahasa.
2. Owens
Bahasa adalah sebagai kode atau system konvensional, dimana
secara sosial bahasa tersebut sudah disepakati sebagai sarana untuk
menyampaikan berbagai pesan melalui symbol.
3. Parera

9
Pengertian bahasa menurut parera sebagai alat berkomunikasi. Tentu
saja peran bahasa sebagai cara memudahkan orang untuk melakukan
interaksi dengan orang lain. Menurut parera, bahasa merupakan gejala
sosial yang digunakan untuk membangun komunikasi antara satu orang
dengan yang lainya.
4. Uhlenbeck
Pengertian bahasa adalah bunyi yang diutrakan yang didengar
kepada orang lain, dimana bunyi yang dimaksud ini upaya untuk
menunjuk atau membicarakan berbagai hal kepada orang lan. Umumnya
ungkapan seperti ini dilakukan untuk mengekspresikan sikap terhadap
sesuatu.
5. Kridaklana dan Djoko Kentjo
Hakikat bahasa adalah system atau lambang bunyi yang digunakan
untuk anggota kelompok sosial digunakan untuk berkomunikasi,
Kerjasama, dan identiikasi diri.
6. Widjono
Hakikat bahasa menurut widjono diambil dari kata bahasa yang
berarti sebagai system lambang bunyi yang di praktekkan untuk
bekomunikasi dengan masyarakat.
7. Keraf
Sementara keraf mendefinisikan bahasa sebagai symbol yang
digunakan untuk alat komunikasi yang diterapkan untuk alat berinteraksi
dengan orang lain.
Dari beberapa pendapat pengertian bahasa menurut ahli diatas,
makna symbol dapat diartikan sebagai kode yang digunakan untuk
mengekspresikan gagasan, ide, konsep guna untuk menyampaikan pesan
menggunakan perelambang sesuai dengan aturan yang telah disepakati.
Bahasa juga sebagai sarana untuk mengungkapkan perasaan, fikiran dan
hati kita kepada orang lain, atau menunjukkan perasaan kita kepada orang
lain.

1
B. Seni Berbahasa
Seni pada lumrahnya kebanyakan orang mengartikanya sebagai sebuah
hiburan yang dimiliki oleh Sebagian orang tertentu saja. Seni adalah subjek yang
didapat secara kreatif dianyam didalam subjek-subjek yang lain atau
dihubungkan dengan berbagai subjek dalam program pendidika. Seni tidak
hanya didapat pada Pendidikan formal seni saja. Seni hisup dalam diri manusia.
Seni memiliki banyak asfek mulai dari seni tari, drama, rupa, music dan teater.
Seni adalah semua milik manusia yang diolah sendiri oleh manusia
menggunakan kemampuan mental, kognitif dan psikologis yang ada didalam
dirinya. Tidak hanya menyangkut kreasi, seni berbahasa juga ditujukkan dalam
kehidupan sehari-hari. Penggunaan bahasa dalam konteks tertentu terdapat
perbedaan baik guru, teman, orang tua, tempat ramai dan lain-lain.
Lintas seni berbahasa juga meliputi keterampilan-keterampilan yang ada
didalam berbahasa yang mencakup keterampilan membaca, menulis, menyimak
dan berbicara. Keterampilan atau seni inilah yang dikembangkan oleh diri
manusia untuk meningkatkan kemampuanya.
Pada hakikatnya, keterampilan berbahasa terdiri dari empat komponen,
yaitu menulis, membaca, berbicara dan menyimak. Setiap keterampilan itu erat
sekali berhubungan dengan tiga keterampilan lainya dengan cara yang beraneka
ragam. Keterampilan berbahasa diperoleh melalui suatu hubungan urutan yang
teratur. Mula-mula pada masa kecil kita belajar meyimak, kemudian berbicara,
setelah itu kita belajar membaca dab menulis. Menyimak dan berbicara kita
pelajari sebelum dan memasuki sekolah. Keempat keterampilan ini pada
dasarnya merupakan suatu kesatuan.
Setiap keterampilan itu erat pula berhubungan dengan proses-proses
mendasari bahasa. Sebab, bahasa seseorang mencerminkan pikiranya. Semakin
terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pila jalan fikiranya.
Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan
banyak Latihan, melatih keterampilan bebahasa berarti juga melatih kemampuan
berfikir.

Berbicara sebagai suatu ketarmpilan berbahasa

1
Berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang
dikehidupan anak, yang banyak didahului oleh keterampilan menyimak, dan
pada masa tersebutlah kemampuan berbicara dipelajari. Berbicara sudah barang
tentu berhubungan erat dengan perkembngan kosa kata yang diperoleh oleh sang
anak melalui kegiatan menyimak dan membaca. Berikut ini hubungan antara:
a. Menyimak dan berbicara
Menyimak dan berbicara adalah suatu kegiatan berkomunikasi
secara langsung atau tidak tatap muka langsung. Antara bercicara dan
menyimak terdapat hubungan yang erat, hubungan ini terdapat pada
hal-hal berikut:
1. Ujaran biasanya dipelajari melalui meyimak dan meniru.
2. Kata-kata yang akan dipakai serta dipelajari oleh perangsang
yang mereka temui.
3. Ucapan sang anak menggambarkan penggunaan bahasa
dirumah dan kehidupan dalam bermasyarakat.
4. Anak yang memiliki usia yang lebih muda lebih mmahami
kalimat yang disimaknya dari pada kalimat yang
diucapkanya.
5. Memperbaiki kemampuan menyimak bisa membantu
meningkatkan tingkat kualitas seseorang dalam berbicra.
6. Faktor terpenting dalam meningkatkan cara pemakaian
kalimat dan bahasa seorang anak.
b. Hubungan antara membaca dab berbicara
Berbicara dan membaca memiliki hubungan dalam
meningkatkan kualitas berbahasa seseorang, difokuskan dalam
kegiatan lisan dan membaca. Hubungan antara kedua hubungan ini
adalah:
1. Perubahan sertta penampilan membaca berbeda dengan
kemampuan dalam berbahasa lisan atau ucapan.
2. Pola ucapan pada anak yang tidak bisa membaca bisa
mengganggu proses pembelajaran pada anak-anak, seperti
anak yang mengalami tuna-aksara.

1
3. Kalau pada tahun-tahun anak sekolah, ajaran membentuk
suatu dasar bagi peljaran membaca, maka membaca bagi
anak- anak kelas yang lebih tinggi turut membantu
meningkatkan bahasa lisan mereka.
4. Kosa kata khusus mengenai bahan bacaan harulah diajarkan
secara langsung.
c. Hubungan antara Ekspresi lisan dan Ekspresi tulis
Berkomunikasi lisan dan berbicara dengan cara tulisan memiliki
banyak kesamaan, diantaranya:
1. Anak bisa berbicara seblum anak bisa menulis
2. Anak yang telah dapat menulis dengan lancer biasanya dapat
pula menuliskan pengalaman-pengalaman pertamanya meski
perlu membacakan ide-ide rumit yang didapatnya.
3. Perbedaan juga terjadi antara komunikasi lisan dan
komunikasi dalam bentuk tertulis
4. Baik dalam membaca maupun menyimak, kesatuan
pemahaman lebih tertuju pada frase, kalimat atau paragraph
ketimbang pada kata tunggal itu sendiri.
5. Sebagai tambahan terhadap pemahaman suatu kalimat atau
bagian secara tepat dan alamiah, baik membaca ataupun
menyimak dapat melibatkan interpretasi kritis dan kreatif
terhadap bahan.
6. Menyimak dan membaca memiliki situasi individual maupun
bersifat sosial tergantung dari situasi yang ada.
d. Berbicara sebagai seni dan ilmu
Berbicara biasanya dibagi menjadi dua bidang umum wilayah,
yakni:
1. Berbicara terapan atau berbicara fungsional
2. Pengetahuan dasar berbicara
Berbicara dapat dilihat sebagai seni dan sebagai sumber ilmu.
Jika berbicara tentang serbicara sebagai seni ilmu, maka
penekanan

1
diletakkan pada penerapanya sebagai alat komunikasi dimasyarakat
serta butir-butir mendapat perhatian antara lain sebagai berikut:
1. Berbicara dimuka umum
2. Somantic: pemahaman mankna kata
3. Diskusi kekompok.

Hubungan bahasa dengan seni bahasa dengan seni adalah bahasa


berperan dalam penamaan atau pengistilahan unsur-unsur seni baru
sehingga dapat disampaikan dan dimengeri oleh orang yang
menerimanya. Setiap unsur kesenian, dari unit yang terkecil sampai
yang terbesar diberi nama atau istilah. Dalam proses pembelajaran dan
pengajaran kesenian, nama atau istilah itu digunakan untuk
menginventarisasi kesenian untuk pengembangan selanjutnya.

Bahasa tidak hanya berupa bahasa lisan dn tulisan, tetapi bahasa


dapat berupa bahasa isyarat. Bahasa isyarat ini dilakukan dengan
gerakan-gerakan anggota tubuh. Baik itu mata, jari, kepala, bahu,
tangan dan sebagainya. Misalnya memalui seni tari, seniman
menyamoaikan pesan yang terkandung dalam tarian tersebut melalui
bahasa tubuh.

C. Teknik Belajar Berbahasa Anak


1. Fase Fonologis
Saecara etimologi Fonologi berasal dari dua kata Yunani yaitu phone
yang berrti “bunyi” dan logos yang berarti “ilmu” . Maka pengertian harfiah
fonologi adalah “ilmu bunyi”. Fonologi merupakan bagian dari ilmu bahasa
yang mengkaji bumi.
Pada fase ini tentunya anak dengan orang dewasa memiliki visiologis
yang berbeda. Anak pada usia 6 minggu baru bisa menhasilkan bunyi refletif
dan vegetative. Anak mengeluarkan bunyi-bunyi yang mirip bunyi fokal atau
konsonan. Pada usia 8-10 minggu anak berada pada tahap mendengkut
(cooing) dengan bunyi sejenin konsonan /c/, /g/, /x/, dan /k/ yang diikuti
vocal
/i/ kemudian oleh vocal belakang /u/. Bunyi inipun belum jelas indeknya.

1
Pada usia 6 bulan, anak mulai mencampur konsonan dan vocal
sehingga menghasilkan bunyi celoteh (babbing). Celotehan diawali oleh
konsonan dan diakhiri oleh vocal. Pada awal usia sekolah, anak-anak dapat
mengucapkan semua bunyi bahasa. Namun pada bunyi-bunyi tertentu
terutama yang berupa klister, masih sulit untuk mengucapkan.
Kajian fonologi terbagi menjadi dua cabang: fonetik dan fonemik.
Bunyi-bunyi tidak membedakan makna disebut dengan fon dan dikenal
dengan sebutan fonetik. Sedangkan bunyi-bunyi yang membedakan makna
disebut dengan fonem atau fonemik. Tentunya dua cabang fonologi memiliki
tujuan studi yang berbeda pula. Bagi seorang ahli fonetik, tujuan studinya
adalah untuk menemukan kebenaran umum dan memformulasikan hukum-
hukum tentang bunyi-bunyi dan pengucapanya dan pengenalan produksi
bunyi-bunyi ujar itu. Di damping itu, tujuan teoritis dari studi fonemik ini
adalah untuk mendeskripsikan, mengklarifikasikan, dan menunjukkan fungsi
hubungan yang satu dengan yang lain. Sedangkan bagi ahli fonemik
(fisiologi) tujuan teoritis kajianya adalah menemukan dan memformulasikan
hkum-hukum bunyi bahasa tertentu, dan pengenalan akan fungsi-fungsi bunyi
bahasa itu. Disamping itu, tujuan teoritis dari kajian fonemik ini adalah untuk
mendeskripsikan, memgklarifikasikan dan menunjukka fungsi hubungan
antara satu bunyi dengan bunyi yang lain.
Kajian fonemik menjadi cabang studi fonologi yang mempelajari
bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi
sebagai pembeda makna atau tidak. Fonemik ada tiga jenis yakni:
a. Artikulatoris yakni fonemik yang melihat bunyi bahasa itu dari segi cara
menghasilkanya.
b. Akustis yakni fonemik yang melihat bunyi dari segi wujudnya sebagai
gelombang bunyi.
c. Auditoris yakni fonemik yang melihat bunyi bahasa dari segi
penangkapanya.
2. Fase Sintaksis

1
Sintaksis adalah penggabungan kata menjadi kalimat berdasarkan
aturan sistematika yang berlaku pada bahasa tertentu. Kata sintaksis berasal
dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti “dengan” dan kata lattein yang
berarti “menempatkan”. Jadi secara etimologi berarti menempatkan Bersama-
sama kata-kata menjadi kelopok kata atau kalimat. Ruang lingkup kajian
sintaksi:
a. Frase
Frase adalah suatu kelompok kata yang terdiri atas dua atau lebih
yang membentuk suatu kesatuan yang tidak melampaui batas subjek dan
batas predikat. Frase adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat
nonpredikatif atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah
satu fungsi sintaksis didalam kalimat.
Dari beberapa pernyataan yang telah dikemukakan diatas dapat
ditarik kesimpulan bahwa frasa merupakan gabungan atau rangkaian kata
yang tidak mempunyai batas sujek dan predikat, yang biasanya rangkaian
kata yang tidak mempunyai satu makna yang tidak bisa dipisahkan.
b. Klausa
Adalah sebuah kontruksi yang didalamnya terdapat bebrapa kata
yang mengandung unsur predikatif. Klausa berpotensi menjadi kalimat.
Manaf menjelaskan bahwa yang membedakan klausa dan kalimat adalah
intinasi final diakhir satuan bahasa itu. Kalimat diakhiri dengan intonasi
final, sedangkan klausa tidak diakhiri intonasi final. Intinasi final itu dapat
berupa intonasi berita, tanya, perintah dan kagum
Klausa adalah satuan gramatikal yang setidak-tidaknya terdiri atas
subjek dan predikat. Klausa berpotensi menjadi kalimat. Klausa dapat
dibedakan berdasarkan distribusi satuanya dan berdasarkan funsinya. Pada
umunya klausa, baik tunggal maupun jamak, berpotensi menjadi kalimat.
Klausa adalah satuan sintaksis berupa runtunan kata-kata
berkonstruksi predikatif artinya, didalam kontruksi itu ada komponen
berupa kata atau frase, yang berfungsi sebagai predikat, dan yang lain
berfungsi sebagai subjek, objek dan sebagai keterangan. Fungsi yang

1
bersifat wajib pada konstruksi ini adalah subjek dan predikat sedangkan
yang lain tidak wajib.
c. Kalimat
Adalah turunan yang mempunyai arti penuh dan turunanya suara
menjadi ciri sebagai batas keseluruhanya. Jadi, kalimat adalah tuturan yang
diakhiri dengan intinasi final. Kalimat adalah suatu bentuk linguistic yang
terdiri atas komponen kata-kata , frase atau klausa. Kalimat dibagi menjadi
yaitu :
1. Kalimat tunggal
Adalah kalimat yang hanya mempunyai satu pola
kalimat, yaitu hanya memiliki satu subjek dan satu predikat,
serta satu keterampilan (jika perlu)
2. Kalimat majemuk
Adalah kalimat yang mempunyai dua pola kalimat atau
lebih. Kalimat majemuk ini terdiri dari induk dan anak kalimat.
Cara membedakan anak kalimat dan induk kalimat yaitu dengan
melihat letak konjungsi. Induk kalimat tidak memuat konjungsi
di dalamnya, konjungsi hanya terdapat pada anak kalimat. Setiap
kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang berbeda,
sehingga jenis kalimat tersebut dapat diketahui dengan cara
melihat kata penghubung yang digunkanya. Jenia-jenis kalimat
majemuk adalah:
a. Kalimat Majemuk Setara
Merupakan penggabungan dua atau lebih kalimat tunggal
yang kedudukanya sejajar atau sederajat.
b. Kalimat Majemuk rapatan
Adalah gabungan beberapa kalimat tunggal yang karena
subjek, predikat atau objek yang sama. Bagian yang sama
hanya di sebutkan sekali.
c. Kalimat majemuk bertingkat

1
Adalah penggabungan dua atau lebih kalimat tunggal yang
kedudukanya brbeda. Didalam kalimat majemuk bertingkat
terdapat unsur induk kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat
timbul akibat perkuasan pola yang terdapat pada induk
kalimat.
d. Kalikat majemuk campuran
Ialah gsbungsn sntsrs kalimat majemuk setara dan kalimat
bajemuk bertingkat.
3. Fase Sematik
Semantik adalah ilmu yang mempelajari arti makna dari
suatu bahasa yang dibentuk dalam suatu kalimat. Semantik
adalah bagian dari struktur bahasa yang berhubungan dengan
makna ungkapan dan dengan struktur makna suatu wicara.
Definisi lain semantic adalah ilmu yang berkaitan dengan makna
atau arti kata. Makna adalah makna pembicaraan, pengaruh
satuan bahasa dalam pemahaman persepsi, serta perilaku
manusia atau kelopok.
Pendapat lain dikemukakan oleh Chaer yang menyatakan
bahwa dalam semantic yang dibicarakan adalah hubungan antara
kata dengan konsep atau makna dari kata tersebut, serta benda
atau hal-hal yang dirujuk oleh makna itu yang berada diluar
bahasa. Makna dari sebuah kata, ungkapan atau wacana
ditentukan oleh konteks yang ada.
Berdasarkan bebrapa pendapat diatas dapat diimpilkan
bahwa semantic adalah ilmu yang menelaah lambang-lambang
atau tanda-tanda yang menyatakan makna, hubungan makna
yang satu dengan yang lain, serta hubungan antara kata dengan
konsep atau makna dari kata tersebut.

D. Implikasi Pembelajaran Seni Bahasa


Kata implikasi itu sendiri sesungguhnya memiliki cakupan yang sangat
luas dan beragam, sehingga dapat digunkan dalam berbagai kalimat dalam

1
cakupan bahasa yang berbeda-beda. Kata implikasi dapat dipergunakan dalam
brbagai keadaan maupun situasi yang mengharuskan seseorang untuk
berpendapat atau beragumen.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) makna kata implikasi
adalah keterlibatan atau suasana terlibat. Sehingga setiap kata imbuhan berasal
dari implikasi atau mengimplikasikan yakni berarti membawa jalinan
keterlibatan dengan suatu hal.
Pembelajaran seni berbahasa yang ada dalam pembelajaran disekolah
memiliki implikasi atau dampak yang dirasakan oleh setiap pelaku proses
pembelajaran. Implikasi pembelajaran seni berbahasa ada yang terlibat,
melibatkan guru, murid dan Tindakan yang dilakukan yakni pembelajaran seni
berbahasa. Implikasi yang dirasakan dalam pembelaharan ini terjadi pada siswa
yang diberikan Tindakan oleh guru. Bagaimana anak-anak belajar berbahasa
serta berbicara memiliki implikasi terhadap perkembangan bahasa anak. Ada
tujuh implikasi dalam pembelajaran seni berbahasa, yakni:
1. Anak-anak belajar berbicara dengan menyerap bahasa dari lingkungan
sekitarnya, bukan kemampuan berbicara melalui contoh yang
diajarkan, karena bahasa anak Sebagian besar menyerap bahasa dari
sosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain.
2. Anak-anak menggunakan empat system berbahasa secara bersamaan,
yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis, mempelajari
seni berbahasa dan meningkatkan kemampuan seni berbahasanya
dengan terus melatih keempat keterampilan-keterampilan tersebut.
3. Anak-anak mengontruksi pengetahuan mereka sebagaimana yang
mereka buat dab menguji hipotesis, dengan meningkatkan
kemampuan berbicara mereka, sikap sosialisasi anak.
4. Anak-anak belajar menggunakan bahasa yang meaningful sesuai
dengan fungsi bahasa melalui berbicara dan menulis.
5. Anak-anak belajar mulai menggunakan tujuh fungsi bahasa memalui
berbicara dan menulis

1
6. Orang dewasa menyiapkan model untuk mendukung proses
pembelajaran anak
7. Orang tua dan yang lainya memberikan harapan kepada anak-anak
bahwa mereka akan sukses dalam belajar berbicara.

2
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahasa itu adalah satu system, sama dengan system-sisten lain, yang
sekaliguk bersifat sistematis. Bahasa itu bukan merupakan satu system
tunggal melainkan dibangin oleh sebuah subsistem. Sistem lambang bahasa
ini berupa bunyi, bukan gambar atau tanda lain, dan bunyi itu adalah bunyi
bahasa yang dilahirkan oleh alat ucap manusia. Sama dengan system lambang
lain, system lambang bahasa ini juga bisa berupa arbitrer. Artinya, antara
lambang yang berupa bunyi itu tidak memiliki hubungan wajib dengan konsep
yang dilambangkanya.
Seni adalah subjek yang didapat secara kreatif dianyam dalam subjek-
subjek yang lain atau dihubungkan dengan berbagai dalam program Pendidikan.
Seni adalah milik semua manusia yang diolahmanusia menggunakan
kemampuan mental, kognitif dan psikologis yang ada didalam dirinya. Konteks
seni berbahasa meliputi keterampila-keterampilan yang ada dalam berbahasa
yang mencakup keterampilan membaca, menulis, menyimak dan berbicara.
Keterampilan atau seni inilah yang dikembangkan oleh diri manusia untuk
meningkatkan kemampuanya.

B. Saran
Sebaiknya guru dalam mengajarkan berbahasa dengan mempraktikkan
juga didepan siswa walaupun itu diluar mata pelajaran karena praktik
menggunakan bahasa yang baik dan benar diterapkan siswa salam kehidupan
sehari-hari. Guru juga memberikan arahan dan pembelajaran tentang berbahasa
secara berkesinambungan.

2
DAFTAR PUSTAKA

Chaer Abdul. (2015). Psikolinguistik. Jakarta : PT Rineka Cipta.


Aminuddin. (20015). Semenatik Pengantar Studi Tentang
Makna.
Bandung : Penerbit Sinar Baru Algensindo Bandung.
Guntur, Henry. (2015). Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung : CV Angkasa.
Surtanti, Rin. “Pembelajaran Seni Bahasa Dalam Konteks Lintas
Kurikulum Melalui Drama”. Jurnal Kajian Seni Vol.02 (2015)
Makalah Sintaksis. http://rikavert.blogspot.co.id. Fungsi-fungsi Sintaksis
dama Kalimat. (Diakses, Kamis, 23 Maret 2017)
‘A Jamiy, Jurnal Bahasa dan Sastra Arab Volume 07, No. 1, Juni 2018
Oetomo. 2015. Melatih Kemampuan Berbicara. Online.

Anda mungkin juga menyukai