Anda di halaman 1dari 24

0

MAKALAH

BAHASA INDONESIA DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN

Makalah disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok

Matakuliah Pendidikan Bahasa Indonesia di SD

DISUSUN OLEH :

1. NIA AVANDA AZIZ (23102219)


2. M. RAFFI RAMADHAN (23102214)
3. SYIFA FILZAH (23102188)

DOSEN PEMBIMBING:

Drs, JUNAIDI ARIF, M. Pd.

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) NASIONAL

2023
1

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa‟atnya di
akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini,
supayamakalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Pariaman, 21 februari 2024

Penulis

i
2

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................. i

Daftar Isi ......................................................................................................... ii

Pendahuluan ................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................ 4
C. Tujuan .................................................................................................. 5

Pembahasan .................................................................................................... 6

A. Arti Bahasa dan Berbahasa .................................................................. 6


B. Karakteristik Berbahasa ....................................................................... 13

Penutup ........................................................................................................... 20

A. Kesimpulan .......................................................................................... 20
B. Saran..................................................................................................... 20

Daftar Pustaka................................................................................................ 21

ii
1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah bahasa adalah sesuatu yang sangat familiar di telinga kita. Namun tidak
sedikit orang yang belum begitu memahami makna dasar dari bahasa itu sendiri.
Padahal kita tahu, bahwa bahasa telah ada bahkan sejak awal manusia diciptakan.
Bahasa merupakan salah satu aspek yang tidak bisa lepas dari manusia.
Keberadaan bahasa dalam suatu komunitas masyarakat menjadi salah satu tanda
bahwa masyarakat itu memang nyata adanya. Bahasa yang merupakan karunia
Tuhan senantiasa hadir dan dihadirkan serta menjadi bahan perbincangan yang
tidak pernah ada habisnya.

Namun seperti yang telah dituliskan di awal, masih sedikit orang yang belum
memahami secara mendalam tentang makna dasar suatu bahasa.Bahasa merupakan
hal yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat, pada hakikatnya manusia
tidak pernah terlepas dari pemakaian bahasa. Manusia sebagai makhluk sosial
pada dasarnya selalu menginginkan adanya kontak dengan manusia lain,
sedangkan alat yang paling efektif untuk keperluan itu adalah bahasa, dengan
bahasa seseorang dapat menunjukkan peranan dan keberadaannya dalam
lingkungan. Pemakaian bahasa dapat dijumpai dalam berbagai segi kehidupan.
Kenyataan menunjukkan bahwa pemakaian bahasa dalam suatu segi kehidupan
yang satu berbeda dengan pemakaian bahasa dalam segi kehidupan yang lain.
Termasuk di dalamnya bahasa yang dipakai dalam suatu pembelajaran di lembaga
pendidikan.

Peranan bahasa dalam lembaga pendidikan, memegang peranan yang sangat


penting, karena bahasa merupakan salah satu alat interaksi belajar mengajar.
Bahasa merupakan wahana yang lazim digunakan oleh guru dan siswa dalam

1
2

mencapai kompetensi materi pelajaran. Melalui bahasa, siswa mampu memahami


penjelasan yang disampaikan guru dan sesama siswa. Namun, cara guru dalam
mengungkapkan sesuatu seperti memberikan perintah, menyuruh, memberikan
instruksi harus memiliki nilai rasa yang tidak hanya sekedar kata-kata. Contoh,
bila seorang guru ingin menyuruh siswa untuk melakukan sesuatu, maka guru
tidak hanya dapat menyuruh secara langsung, namun guru dapat menggunakan
pertanyaan, saran, atau pernyataan yang bermakna menyuruh. Jadi, guru dapat
menyuruh atau mengarahkan secara langsung atau tidak langsung dengan
menggunakan tindak tutur yang berbeda.

Bahasa dan pendidikan merupakan dua hal yang bertalian sangat erat. Bahasa
adalah alat utama dalam pendidikan. Sebaliknya, pendidikan menyumbangkan
sahamnya yang tidak ternilai untuk mengembangkkan dan membina bahasa.
Kedua-duanya saling bekerjasa sama tunjang-menunjang dalam membentuk,
memelihara, serta mengangkat martabat manusia. Sebaliknya, martabat manusia
yang meningkat, akan menjadi pangkal tolak berikutnya bagi bahasa dan
pendidikan dan seterusnya.

Bahasa dan pendidikan adalah dua hal penting yang paling mengembangkan
dan saling meningkatkan dalam aspek kehidupan masyarakat. Keduanya juga
merupakan motor penggerak bagi peningkatan aspek-aspek kebudayaan lainya,
baik yang bersifat lahiriah maupun batiniah. Pada saat pembelajaran di kelas, guru
dan siswa banyak mengungkapkan keinginannya, baik secara langsung maupun
tidak langsung melalui komunikasi secara lisan sehingga terjadi tindak tutur dalam
komunikasi antara guru dan siswa di dalam pembelajaran.

Tindak tutur yang terjadi di dalam kelas dapat dimanfaatkan sebagai


pengajaran ilmu pragmatik. Pragmatik adalah studi yang mempelajari tentang
makna yang berhubungan dengan situasi ujar Leech (edisi terjemahan Oka,
1993:8). Pragmatik mengkaji makna tuturan yang dikehendaki oleh penutur dan
3

menurut konteksnya. Konteks dalam hal ini berfungsi sebagai dasar pertimbangan
dalam mendeskripsikan makna tuturan dalam rangka penggunaan bahasa dalam
komunikasi. Salah satu objek kajian pragmatik yaitu tindak tutur. Tindak tutur
dalam proses pembelajaran merupakan salah satu bentuk pemakaian bahasa yang
sesuai dengan topik pembicaraan, tujuan pembicaraan, situasi dan tempat
berlangsungnya pembicaraan tersebut.

Kaitannya dalam proses pembelajaran, guru memegang peran yang sangat


penting. Peran guru yaitu membimbing siswa agar mampu menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar untuk berkomunikasi. Selain itu, guru harus mampu
membimbing dan menarik minat siswanya agar dapat mengikuti kegiatan belajar
mengajar dengan baik. Dengan semikian, penggunaan tindak tutur dan konteks
yang baik dalam prosos pembelajaran akan menimbulkan suasana belajar yang
menyenangkan bagi guru dan siswa yang terlibat dalam pembelajaran tersebut.

Hal besar yang berpengaruh dalam komunikasi pembelajaran Bahasa dan


Sastra Indonesia adalah karakteristik kemampuan pengetahuan berbahasa yang
dimiliki oleh pendidik dan peserta didik. Oleh karena itu, guru harus mampu
memahami semua karakteristik pembelajaran agar interaksi dalam proses belajar
mengajar yang terjadi pada guru dan siswa berlangsung efektif dan sesuai apa
yang diharapkan. Selain itu, guru profesional harus mampu melaksanakan kegiatan
belajar mengajar yang mendidik, berkepribadian, dan selalu berusaha untuk dapat
memecahkan masalah ketika pembelajaran berlangsung.

Kemahiran dalam berbahasa dapat dikuasai oleh siswa apabila guru dapat
memperlihatkan kemahiran bertindak tutur yang baik dalam menyampaikan
pelajaran di kelas maupun di luar kelas. Kemahiran guru dalam tindak tutur
berperan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa siswa dengan menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis.
4

Penggunaan bahasa Indonesia dalam kegiatan pembelajaran di kelas


merupakan realitas komunikasi yang berlangsung secara formal. Komunikasi
menjadi salah satu alat utama dalam berinteraksi, guru selalu menggunakan bahasa
Indonesia untuk memperlancar proses menyampaikan maksud dan tujuan. Guru
sebagai orang yang mempunyai peran penting dalam pembelajaran maka guru
harus selalu menggunakan tuturan sebagai media untuk menyampikan ide-idenya
kepada siswa. Penggunaan tuturan guru sebagai media penyampai ide kepada
siswa tidak selalu setia pada satu ragam tindak tutur tertentu.

Penggunaan tindak tutur direktif dalam kegiatan pembelajaran merupakan


salah satu bentuk penggunaan ragam tindak tutur. Melalui tindak tutur direktif
guru dapat memanfaatkan jenis-jenis tindak tutur direktif (meminta, menanya,
memerintah, melarang, memberi izin, menasihati) untuk menghidupkan interaksi
belajar mengajar. Setiap jenis-jenis tindak tutur direktif tersebut mempunyai
fungsi-fungsi yang penting dalam interaksi belajar mengajar.

Dengan demikian, guru dapat mempergunakan jenis tindak tutur direktif


secara bergantian yang disesuaikan dengan fungsi ujaran dan sesuai konteksnya.
Mempelajari dan mengkaji bahasa Indonesia merupakan hal yang sangat penting
karena secara langsung melestarikan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu.
Dalam makalah ini penulis akan menjelaskan arti bahasa dan berbahasa serta
karakteristik berbahasa.

B. Rumusan Masalah

Dari paparan pendahuluan diatas, untuk itu dalam pembuatan makalah ini
penulis menjelaskan bahasa Indonesia dalam interaksi pembelajaran. Maka penulis
mengemukakan pokok masalah sebagai berikut:

1. Apa Arti Bahasa dan Berbahasa


2. Apa Karakteristik Berbahasa
5

C. Tujuan

Adapun tujuan utama penulisan makalah ini ialah sebagai berikut :

1. Untuk Mengetahui Arti Bahasa dan Berbahasa


2. Untuk Mengetahui Karakteristik Berbahasa
6

PEMBAHASAN

A. Arti Bahasa dan Berbahasa

Bahasa dan berbahasa merupakan dua hal yang sejatinya berbeda. Bahasa
secara garis besar merupakan alat verbal yang digunakan untuk berkomunikasi.
Sedangkan berbahasa merupakan penyampaian informasi tersebut.

1. Arti Bahasa

Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan


masyarakat, pada hakikatnya manusia tidak pernah terlepas dari pemakaian
bahasa. Manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya selalu menginginkan
adanya kontak dengan manusia lain, sedangkan alat yang paling efektif untuk
keperluan itu adalah bahasa, dengan bahasa seseorang dapat menunjukkan
peranan dan keberadaannya dalam lingkungan. Pemakaian bahasa dapat
dijumpai dalam berbagai segi kehidupan. Kenyataan menunjukkan bahwa
pemakaian bahasa dalam suatu segi kehidupan yang satu berbeda dengan
pemakaian bahasa dalam segi kehidupan yang lain. Termasuk di dalamnya
bahasa yang dipakai dalam suatu pembelajaran di lembaga pendidikan.

Peranan bahasa dalam lembaga pendidikan, memegang peranan yang


sangat penting, karena bahasa merupakan salah satu alat interaksi belajar
mengajar. Bahasa merupakan wahana yang lazim digunakan oleh guru dan
siswa dalam mencapai kompetensi materi pelajaran. Melalui bahasa, siswa
mampu memahami penjelasan yang disampaikan guru dan sesama siswa.
Namun, cara guru dalam mengungkapkan sesuatu seperti memberikan perintah,
menyuruh, memberikan instruksi harus memiliki nilai rasa yang tidak hanya
sekedar kata-kata. Contoh, bila seorang guru ingin menyuruh siswa untuk
melakukan sesuatu, maka guru tidak hanya dapat menyuruh secara langsung,
6
7

namun guru dapat menggunakan pertanyaan, saran, atau pernyataan yang


bermakna menyuruh. Jadi, guru dapat menyuruh atau mengarahkan secara
langsung atau tidak langsung dengan menggunakan tindak tutur yang berbeda.
Mempelajari dan mengkaji bahasa Indonesia merupakan hal yang sangat
penting karena secara langsung melestarikan bahasa Indonesia sebagai bahasa
pemersatu.

Kata bahasa kerap digunakan dalam berbagai konteks dengan bermacam


makna. Kita sering mendengar ungkapan bahasa tubuh, bahasa isyarat, bahasa
cinta, bahasa prokem, bahasa bunga, bahasa lisan, bahasa militer, serta berbagai
ungkapan lain yang disandingkan dengan kata bahasa. Beberapa pengertian
bahasa yang telah dirumuskan beberapa ahli.

a. Bahasa adalah sebuah simbol bunyi yang arbitrer yang digunakan untuk
komunikasi manusia (Wardhaugh, 1972).
b. Bahasa adalah sebuah alat untuk mengomunikasikan gagasan atau
perasaan secara sistematis melalui penggunaan tanda, suara, gerak atau
tanda-tanda yang disepakati, yang memiliki makna yang dipahami
(Webster's New Collegiate Dictionary, 1981).
c. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan
oleh para anggota sosial untuk berkomunikasi, bekerjasama, dan
mengidentifikasi diri (Kentjono, Ed., 1984:2).
d. Bahasa adalah salah satu dari sejumlah sistem makna yang secara
bersama-sama membentuk budaya manusia (Halliday dan Hasan, 1991).
e. Menurut Ahmad & Abdullah (2012) bahasa merupakan suatu sistem
bahasa yang memiliki lambang dan bunyi secara arbitrer digunakan
anggota kelompok dalam melakukan kerjasama, berkomunikasi, dan
mengidentifikasikan diri. Jadi, bahasa adalah sistem yang tersusun
secara teratur. Bahasa berupa bunyi yang dihasilkan dari alat ucap
manusia dan bahasa juga berkaitan dengan pikiran. Berbahasa berarti
8

aktivitas menggunakan suatu bahasa. Seperti yang telah dikemukakan


sebelumnya bahwa bahasa merupakan suatu alat yang dimiliki oleh
manusia yang digunakan untuk berkomunikasi, mengekspresikan diri,
dan mengaktualisasi diri.
f. Chear (2007:32) mengemukakan definisi tentang bahasa yaitu “bahasa
adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para
anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan
mengidentifikasikan diri.”
g. Sementara itu Brown (2000:5) menjelaskan bahwa “bahasa itu
sistematis, bahasa itu adalah satuan yang arbitrer, bahasa tidakhanya
tentang bunyi, namun juga dapat divisalisasikan, bahasa sebagai symbol
yang secara konvensional memiliki arti, bahasa digunakan untuk
berkomunikasi, bahasa sebagai alat berbicara dalam suatu masyarakat
dan budaya, bahasa pada dasarnya adalah untuk manusia, bahasa dapat
diterima oleh seluruh masyarakat dengan cara yang sama, bahasa dan
pembelajaran bahasa keduanya memiliki karakteristik yang universal.

Secara sederhana, bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk


berkomunikasi atau menyampaikan sesuatu yang terlintas di dalam hati.
Namun, lebih jauh bahasa adalah alat untuk berinteraksi, dalam arti alat untuk
menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan. Bahasa dapat diartikan
sebagai sebuah sistem lambang, berupa bunyi, bersifat arbitrer, produktif,
dinamis, beragam dan manusiawi.

Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk


berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Bahasa yang baik berkembang
berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh
pemakainya. Sistem tersebut mencakup unsur-unsur berikut:
9

a. Sistem lambang yang bermakna dan dapat dipahami oleh masyarakat


pemakainya.
b. Sistem lambang tersebut bersifat konvensional yang ditentukan oleh
masyarakat pemakainya berdasarkan kesepakatan.
c. Lambang-lambang tersebut bersifat arbiter (kesepakatan) digunakan secara
berulang dan tetap.
d. Sistem lambang tersebut bersifat terbatas, tetapi produktif. Artinya, dengan
system yang sederhana dan jumlah aturan yang terbatas dapat menghasilkan
jumlah kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf, dan wacana yang tidak terbatas
jumlahnya.
e. Sistem lambang bersifat unik, khas, dan tidak sama dengan lambang bahasa
lain.
f. Sistem lambang dibangun berdasarkan kaidah yang bersifat universal. Hal
ini memungkinkan bahwa suatu sistem bisa sama dengan sistem bahasa
lain.

Halliday (1975, dalam Tompkins dan Hoskisson, 1995) secara khusus


mengidentifikasi fungsi-fungsi bahasa sebagai berikut:

a. Fungsi personal, yaitu penggunaan bahasa untuk mengungkapkan pendapat,


pikiran, sikap atau perasaan pemakainya.
b. Fungsi regulator, yaitu penggunaan bahasa untuk mempengaruhi sikap atau
pikiran/pendapat orang lain, seperti bujukan, rayuan, permohonan atau
perintah.
c. Fungsi interaksional, yaitu penggunaan bahasa untuk menjalin kontak dan
menjaga hubungan sosial, seperti sapaan, basa-basi, simpati atau
penghiburan.
d. Fungsi informatif, yaitu penggunaan bahasa untuk menyampaikan
informasi, ilmu pengetahuan atau budaya.
10

e. Fungsi heuristik, yaitu penggunaan bahasa untuk belajar atau memperoleh


informasi, seperti pertanyaan atau permintaan penjelasan atas sesuatu hal.
f. Fungsi imajinatif, yaitu penggunaan bahasa untuk memenuhi dan
menyalurkan rasa estetis (indah), seperti nyanyian dan karya sastra.
g. Fungsi instrumental, yaitu penggunaan bahasa untuk mengungkapkan
keinginan atau kebutuhan seseorang.

2. Arti Berbahasa

Hal besar yang berpengaruh dalam komunikasi pembelajaran Bahasa


dan Sastra Indonesia adalah karakteristik kemampuan pengetahuan berbahasa
yang dimiliki oleh pendidik dan peserta didik. Oleh karena itu, guru harus
mampu memahami semua karakteristik pembelajaran agar interaksi dalam
proses belajar mengajar yang terjadi pada guru dan siswa berlangsung efektif
dan sesuai apa yang diharapkan. Selain itu, guru profesional harus mampu
melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang mendidik, berkepribadian, dan
selalu berusaha untuk dapat memecahkan masalah ketika pembelajaran
berlangsung.

Kemahiran dalam berbahasa dapat dikuasai oleh siswa apabila guru


dapat memperlihatkan kemahiran bertindak tutur yang baik dalam
menyampaikan pelajaran di kelas maupun di luar kelas. Kemahiran guru dalam
tindak tutur berperan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa siswa
dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik secara lisan
maupun tertulis.

Berbahasa merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh manusia


setiap saat dan setiap waktu. Berbahasa bukanlah kegiatan yang sulit, setiap
orang mampu berbahasa untuk berkomunikasi. Oleh sebab itulah, bahasa
dikatakan sebagai media komunukasi. Tanpa bahasa, menusia tidak akan
mampu berinteraksi antara satu dengan yang lain. Berbahasa dapat dikatakan
11

sebagai aktivitas komunikasi antara penutur dan mitra tutur. Sebagian besar dari
mereka dapat berbicara, namun tidak dapat menggunakan kemampuan
bahasanya dalam berkomunikasi dengan baik.

Menurut Nida, 1957: 19; Harris; 1977: 9 keterampilan berbahasa


mempunyai empat komponen, yaitu:

a. Keterampilan Menyimak (listening skills)

Menyimak lebih dari sekadar mendengar atau mendengarkan.


Secara harfiah, mendengar berarti menangkap bunyi atau suara dan
mendengarkan berarti mendengar sesuatu dengan sungguh-sungguh,
keduanya dilakukan secara tidak sengaja. Sementara menyimak
diartikan sebagai kegiatan mendengarkan dengan sengaja dan sungguh-
sungguh untuk menangkap makna dari apa yang didengar.

Keterampilan menyimak merupakan keterampilan berbahasa


yang kompleks karena meliputi beberapa hal, yakni mendengarkan,
memahami, menafsirkan, memaknai, dan merespon bunyi yang
didengarnya. Saat menyimak, seseorang tidak hanya pasif, tetapi juga
berperan aktif untuk menyusun ulang pesan yang disampaikan oleh
sumber suara. Dalam kata lain, menyimak dapat diartikan sebagai
kegiatan mendengarkan dan memahami isi simakan.

b. Keterampilan Berbicara (speaking skills)

Berbicara merupakan bagian dari komunikasi lisan, yakni proses


penyampaian pesan yang dilakukan melalui bunyi-bunyi artikulasi atau
kata-kata. Lebih jauh, berbicara diartikan sebagai aktivitas penyampaian
pesan menggunakan bahasa lisan yang disusun dan dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan penerima pesan, dengan tujuan pesan tersebut
dapat dipahami oleh orang lain.
12

Keterampilan berbicara berarti terampil dalam mengemukakan


keinginan, perasaan, ide, atau pesan lisan. Agar dapat menyampaikan
segala sesuatunya dengan efektif, pembicara harus memahami apa yang
akan disampaikan. Keterampilan ini termasuk keterampilan berbahasa
yang produktif. Hal ini karena keterampilan berbicara berfungsi sebagai
sarana transformasi informasi yang mengandung pengetahuan.

c. Keterampilan Membaca (reading skills)

Pada hakikatnya, membaca merupakan kegiatan fisik dan mental


untuk menemukan makna dari tulisan. Membaca dikatakan sebagai
kegiatan fisik karena ketika membaca ada bagian tubuh, khususnya
mata, yang bekerja. Sementara dikatakan kegiatan mental karena
pikiran, persepsi, dan ingatan dilibatkan ketika membaca.

Tujuan utama dari membaca adalah menemukan makna dari


bacaan. Hal ini berarti, membaca bukan sekadar mengeja huruf dan
tulisan, tetapi juga memahami apa yang dibaca. Dengan begitu,
pemahaman terhadap sumber bacaan merupakan inti dari keterampilan
membaca ini.

d. Keterampilan Menulis (writing skills)

Menulis berarti menuangkan buah pikiran ke dalam bentuk


tulisan atau menyampaikan pesan kepada orang lain melalui rangkaian
kata yang ditulis. Menulis juga diartikan sebagai ungkapan atau ekspresi
perasaan seseorang yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Sama halnya
dengan berbicara, keterampilan menulis juga termasuk keterampilan
berbahasa yang produktif karena menulis bersifat menghasilkan suatu
produk atau karya.
13

B. Karakteristik Berbahasa

Adapun beberapa karakteristik bahasa sebagai berikut:

1. Bahasa adalah sebuah sistem

Sifat bahasa sebagai sebuah sistem, berarti bahasa memiliki suatu pola
yang teratur, tidak acak, dan bukan merupakan susunan yang tunggal. Pola
yang teratur dalam bahasa inilah yang membentuk bahasa menjadi bermakna
dan memiliki fungsi.

Sebagai sebuah sistem, bahasa bersifat sistematis dan sistemis. Sistematis


artinya bahasa itu dapat diuraikan atas satuan-satuan terbatas yang
berkombinasi dengan kaidah-kaidah yang dapat diramalkan. Seandainya
bahasa itu tidak sistematik maka bahasa itu akan kacau, tidak bermakna, dan
tidak dapat dipelajari. Sistemis artinya bahasa terdiri dari sejumlah subsistem,
yang satu sama lain saling terkait dan membentuk satu kesatuan utuh yang
bermakna. Bahasa terdiri dari tiga subsistem, yaitu subsistem fonologi (bunyi-
bunyi bahasa), subsistem gramatika (morfologi, sintaksis, dan wacana), serta
subsistem leksikon (perbendaharaan kata). Ketiga subsistem itu menghasilkan
dunia bunyi dan dunia makna, yang membentuk sistem bahasa.

2. Bahasa itu berlambang

Pada dasarnya lambang sering diidentikkan dengan simbol, dan bahasa


sangat erat kaitannya dengan simbol. Karena bahasa tidak pernah lepas dari
kata, maka dalam hal ini suatu “kata” adalah lambang atau simbol dalam
bahasa.

3. Bahasa berupa bunyi

Bunyi yang dimaksudkan disini bukan semua bunyi yang mampu


didengar oleh gendang telinga, akan tetapi bunyi yang dihasilkan oleh alat
14

ucap manusia. Jika sebelumnya dijelaskan bahwa bahasa memiliki


lambangnya sendiri, maka dalam bahasan ini bahasa memiliki wujudnya
sendiri berupa bunyi.

4. Bahasa bersifat arbitrer

Sifat bahasa yang arbitrer mengandung pengertian bahwasannya bahasa


tidak terikat dengan suatu konsep apapun. Arbitrer disini menekankan
penjelasan tentang bahasa yang asal bunyi, manasuka, seenaknya, dan tidak
terikat dengan hubungan yang mewajibkan harus adanya keterkaitan antara
lambang bunyi dengan pengertian yang dimaksudkan.

5. Bahasa memiliki makna

Setiap bahasa pastilah memiliki maknanya tersendiri, tidak peduli makna


yang terkandung dalam bahasa tersebut bersifat tunggal atau ganda. Dalam hal
lain telah dijelaskan bahwa bahasa memiliki lambang, dan setiap lambang
tentu memiliki pengertian tersendiri, yang mana kaitannya dengan hal ini,
berarti jelas bahwa bahasa memiliki makna.

6. Bahasa bersifat konvensional

Meskipun bersifat manasuka (arbitrer), namun bahasa ternyata juga


bersifat konvensional. Konvensional disini dapat dilihat dari penggunaan
bahasa dalam suatu komunitas yang sudah sama-sama saling sepakat untuk
mematuhi konvensi bahwa ada lambang yang hanya dapat digunakan untuk
menyebutkan konsep tertentu yang diwakilinya.

7. Bahasa bersifat dinamis

Karena bahasa adalah segala sesuatu yang tidak pernah lepas dari unsur
gerak gerik manusia, maka tentu bahasa senantiasa menyesuaikan diri dengan
penuturnya. Keadaan bahasa yang berubah-ubah sesuai masa penuturnya,
15

serta adanya perkembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi,


menyebabkan istilah-istilah baru bermunculan, maka dari itulah bahasa
bersifat dinamis.

8. Bahasa memiliki variasi, unik, dan universal

Indonesia memiliki keberagaman budaya dan keunikan dari masing-


masing daerahnya. Kaitannya dengan hal ini, dari daerah yang satu dengan
yang lain tentu ada perbedaan dalam berbahasa. Keberagaman itu pada
akhirnya memunculkan variasi bahasa yang unik. Dengan bervariasinya
bahasa tersebut sekaligus menandakan bahwa bahasa juga bersifat universal
(umum).

Bahasa tercipta karena kebutuhan manusia dan sebagai upaya untuk


mempertahankan kelangsungan dan eksistensi hidup manusia. Dengan bahasa
kita dapat mengekspresikan pikiran, perasaan, dan nilai-nilai yang dianut
sehingga dapat dipahami dan juga memahami orang lain. Dengan bahasa
manusia dapat saling memahami dan bekerja sama. Dengan demikian, bahasa
memiliki fungsi sebagai alat komunikasi. Suatu bahasa digunakan untuk
berbagai kebutuhan dan tujuan dalam konteks yang berbeda-beda. Oleh
karena itu, suatu bahasa tidak pernah tampil seragam. Keragaman itu terjadi
karena perbedaan kelompok atau setiap individu pemakainya.Perbedaan
penggunaan bahasa oleh suatukelompok itu disebut variasi atau ragam bahasa.

9. Bahasa bersifat produktif

Sejak kemunculannya hingga saat ini, bahasa telah memiliki banyak


ragam. Meskipun unsur-unsur dalam bahasa itu terbatas, namun terbukti
dengan unsur-unsur itulah, perkembangan bahasa terus saja berkembang. Hal
ini menandakan sisi bahasa yang bersifat produktif.

10. Bahasa bersifat manusiawi


16

Sebagai suatu alat komunikasi, bahasa manusia memang sangat berbeda


jika dibandingkan dengan bahasa hewan. Jika penelitian mengatakan bahwa
bahasa hewan itu bersifat tetap, dan statis, maka bahasa manusia justru lebih
dinamis, dan produktif. Hal inilah yang kemudian mendorong para pakar
untuk mensifati bahasa dengan kata manusiawi.

Secara umum, bahasa memiliki karakteristik yang menunjukkan ciri khas


atau ciri khusus bagi hakikat bahasa. Karakteristik bahasa secara umum meliputi:

1. Oral (bunyi)

Ciri bahasa ialah bunyi. Oleh sebab itu, pengalaman berbahasa


yang paling umum pada manusia ialah berbicara dan menyimak. Kehadiran
bunyi bahasa lebih dulu daripada kehadiran tulisan. Hal itu senada dengan
yang dinyatakan oleh Bloomfield yang dikutip oleh Oka dan Suparno
(1994:10) bahasa pada hakikatnya adalah bunyi.

2. Sistematis, sistemis, dan komplit

Bahasa memiliki sifat sistematis, yakni dalam bahasa terdapat


aturan atau kaidah. Beroperasinya bahasa selalu terikat pada aturan-aturan
atau kaidah-kaidah yang berlaku. Oleh sebab itu, bahasa dapat dikatakan
bahwa bahasa itu teratur. Bahasa dinyatakan sebagai sistemis, karena
sistem bahasa bukan merupakan sistem yang tunggal. Akan tetapi, terdiri
atas sejumlah subsistem, seperti fonologi, morfologi, sintaksis, dan
leksikon. Bahasa itu komplit. Di dalamnya ada semua alat yang kita
perlukan untuk mengkomunikasikan seluruh pengalaman dan gagasan kita
kepada orang lain. Bahasa kita memiliki semua unsur yang kita butuhkan
untuk berkomunikasi, meskipun kadang-kadang kita perlu menciptakan
kata-kata baru atau meminjam dari bahasa lain, sehingga kita dapat
menyampaikan berita kepada mitra bicara.
17

3. Arbitrer dan simbolis

Bahasa bersifat abritrer artinya hubungan antara lambang dengan


yang dilambangkan tidak bersifat wajib, bisa berubah dan tidak dapat
dijelaskan mengapa lambang tersebut mengonsepi makna tertentu.
Meskipun bersifat abritrer, tetapi juga konvensional. Artinya setiap penutur
suatu bahasa akan mematuhi hubungan antara lambang dengan yang
dilambangkannya.

4. Konvensi

Sebagaimana telah dinyatakan bahwa sifat arbitrer bahasa itu


berlaku secara sosial, tidak individual. Sifat itu merupakan hasil
kesepakatan masyarakat pemakai bahasa. Oleh sebab itu, bahasa disebut
bersifat konvensional, sebagai sifat hasil kesepakatan. Adapun yang perlu
disadari ialah kesepakatan itu bukanlah formal yang dinyatakan melalui
rapat, sidang, musyawarah, kongres, atau rapat raksasa untuk menentukan
lambang tertentu. Meskipun forum formal tidak ada, tetapi setiap pemakai
bahasa harus tunduk kepada kesepakatan atau konvensi itu. Disadari atau
tidak, pemakai bahasa sudah melakukan hal itu. Adapun pelambangan
yang menyimpang menyebabkan bahasa yang digunakan seseorang
menjadi tidak komunikatif.

5. Unik dan universal

Setiap bahasa memiliki ciri khas sendiri yang tidak terdapat pada
bahasa lain. Setiap bahasa memiliki ciri-ciri yang diskrit yang memberikan
identitas diri sebagai bahasa yang berbeda dengan bahasa yang lain.
Bahasa memiliki ciri-ciri yang universal, yaitu ciri-ciri yang berlaku pada
semua bahasa. Misalnya, pada setiap bahasa terdapat unsur bunyi yang
terpilah menjadi dua, yakni vokal dan konsonan. Adapun dalam tataran
18

jenis kalimat, setiap bahasa memiliki jenis kalimat berita, kalimat tanya,
dan kalimat perintah.

6. Beragam

Bahasa itu beragam. Keragaman bahasa itu disebabkan oleh


kenyataan bahwa bahasa dipakai oleh kelompok manusia. Adapun
kelompok manusia itu banyak, ada laki-laki, ada yang perempuan, ada tua
dan muda, ada yang berkelas sosial tinggi, menengah, dan rendah.

7. Produktif dan kreatif

Produktif atau kreatif yang merupakan karakter bahasa, bertumpu


pada pemakai bahasa. Pemakai bahasa dengan pola-pola dan lambang-
lambang yang terbatas dapat mengkreasi hal-hal baru (new world) melalui
bahasa. Dengan konstruksi posesif dalam satuan frasa, misalnya, penutur
bahasa Indonesia dapat menciptakan frasa-frasa dan dapat melanjutkannya
secara tak terbatas.

8. Fenomena sosial

Bahasa tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan. Antara bahasa


dengan kebudayaan memiliki kaitan yang sangat erat. Bahasa itu sudah
menyatu dengan orang yang menggunakan dan yang memilikinya. Hal itu
disebabkan bahasa berkembang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik
kebudayaan, maka bahasa merefleksikan kebudayaan masyarakat
pemakainya. Bahasa itu merupakan bagian dari tata nilai, kebiasaan, dan
keyakinan yang kompleks yang membentuk suatu kebudayaan.

9. Bersifat insani (manusiawi)

Hanya manusia yang memiliki kemambuan berbahasa. Bahasa


merupakan aspek perilaku yang bisa dipelajari hanya oleh manusia. Bahasa
19

menumbuh kembangkan kemampuan manusia untuk berkomunikasi dan


menempatkan peradabannya jauh di atas berbagai bentuk kehidupan
makhluk yang lainnya.

Berikut ini adalah beberapa karakteristik berbahasa, yaitu:

1. Bahasa Motorik

Meliputi bahasa tubuh dan ekspresi wajah untuk mengungkapkan


maksud tertentu. Misalnya, senyum, cara berdiri atau gerak tubuh. Bahasa
gestrual disebut juga bahasa gerak tubuh.

2. Bahasa Vokal

Ada empat elemen bahasa vokal : melodi , nada suara, ritme, dan
warna suara.

3. Bahasa semantik (pengertian)

Kata-kata dasar berbentuk simbol atau nada.

4. Bahasa sintatik (hubungan)

Pengelompokan bahasa yang berkaitan dengan aspek bahasa.


Misalnya, preposisi, adjective, adverb. Kemampuan berbahasa melibatkan
berbagai fungsi di otak. Bila dilihat dari fungsi dan kebutuhannya, bahasa
sintatik bisa berupa pengungkapan secara spontan, mengulang sesuatu,
memahami ungkapan, penanaman, membaca dan menulis.
20

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk berkomunikasi atau


menyampaikan sesuatu yang terlintas di dalam hati. Namun, lebih jauh bahasa
adalah alat untuk berinteraksi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran,
gagasan, konsep atau perasaan. Bahasa dapat diartikan sebagai sebuah sistem
lambang, berupa bunyi, bersifat arbitrer, produktif, dinamis, beragam dan
manusiawi. Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk
berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Bahasa yang baik berkembang
berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh
pemakainya. Bahasa dan berbahasa merupakan dua hal yang sejatinya berbeda.
Bahasa secara garis besar merupakan alat verbal yang digunakan untuk
berkomunikasi. Sedangkan berbahasa merupakan penyampaian informasi tersebut.
Berikut ini adalah beberapa karakteristik berbahasa, yaitu: 1) Bahasa Gestural
(Motorik). 2) Bahasa Prosody (Vokal). 3) Bahasa semantik (pengertian). 4)Bahasa
sintatik (hubungan)

B. Saran

Dengan adanya makalah ini mahasiswa diharapkan mampu dalam


memahami bagaimana bahasa Indonesia dalam interaksi pembelajaran.

20
21

DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, Henry Guntur. 1979. Berbicara sebagai Suatu Keterampilan Bahasa.


Bandung: Angkasa.

Abidin Yunus. 2019. Konsep Dasar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Solchan, dkk. 2007. Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Banten: Universitas


Terbuka.

21

Anda mungkin juga menyukai