Anda di halaman 1dari 22

Makalah Alternatif Media Untuk Menguasai dan Mengajarkan Mufradat

Disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Al-Mufrodat wa Al-Ma’ajim

Dosen pengampu: Dr. Siti Sanah, M.Ag.

Disusun oleh:

Kelompok 9 PBA 3C

Muhammad Rali Razzaaq 1202030082

Neng Nova Rosmiati 1202030089

Nisa Atun Niswah 1202030091

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG
DJATI BANDUNG
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................iii
Bab I.................................................................................................................1
Pendahuluan.....................................................................................................1
A. Latar belakang..............................................................................................1
B. Rumusan masalah........................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................2
BAB II................................................................................................................3
PEMBAHASAN..................................................................................................3
A. Pembelajaran kosa kata (mufradat)..............................................................3
B. Komponen- Komponen Pembelajaran Mufradat.........................................5
C. Media Pembelajaran.....................................................................................6
D. Media Permainan.........................................................................................8
E. Teka-Teki Silang........................................................................................10
BAB III.............................................................................................................15
PENUTUP........................................................................................................15
A. Kesimpulan................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16

ii
iii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Bismillahirahmanirahim

Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Allah SWT. atas izin dan
Karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa kami
haturkan Shalawat serta Salam kepada junjungan kita Rasulullah Saw.
semoga Syafaatnya sampai kepada kita dihari akhir kelak.

Penulisan Makalah berjudul ‘Alternatif Media Untuk Menguasai


dan Mengajarkan Mufradat’ ini bertujuan untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Al-Mufradat wa Al-Ma’ajim.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna,


karena kami masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu, mohon
maaf jika masih terdapat banyak kesalahan atau kekurangan dalam segala
hal. Kami berharap pembaca berkenan memberikan kritik dan saran
kepada kami. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Aamiin,

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Bandung, 18 Setember 2021

Penulis

iv
Bab I

Pendahuluan
A. Latar belakang

Pembelajaran bahasa Arab merupakan salah satu mata pelajaran yang


membutuhkan kemampuan guru dalam mengelola kelas, terutama kemampuan
guru dalam memanfaatkan media yang bisa menciptakan suasana nyaman dan
menyenangkan sehingga dapat menarik minat dan mengaktifkan peserta didik
untuk mengikuti pelajaran baik secara mandiri atau kelompok.

Pembelajaran bahasa Arab di madrasah ibtidaiyah atau Diniyah bukan hal


yang baru didunia pendidikan Indonesia. Secara mentalitas peserta didik
menganggap bahwasanya bahasa Arab ialah sebagai mata pelajaran yang sukar
untuk dipelajari dan merekapun mengalami kesulitan menghafal mufradat yang
baru didalam pelajaran bahasa Arab, dikarenakan oleh pengucapannya yang agak
sedikit sulit dan peserta didik belum terbiasa, sehingga peserta didik kurang
tertarik dan bergairah dalam belajar, dan efeknya peserta didik mudah lupa
mufradat yang telah dipelajari sehingga merekapun menjadi malas untuk
membiasakan percakapan bahasa Arab.

Hal ini disebabkan karena kesulitan peserta didik dalam mempelajari


sesuatu yang asing, selain itu metode dan media yang digunakan masih terpaku
dalam buku-buku pelajaran dalam suasana formal hingga yang dirasakan peserta
didik menjadi jenuh tidak menyenangkan.

Seseorang tidak akan dapat memahami suatu bahasa sebelum ia mampu


memahami sedikit atau banyaknya kosakata bahasa tersebut. Kosakata mencakup
segala aspek dari segala sesuatu yang terlihat dalam mengetahui semua kata yang
mencakup makna, bentuk, dan penggunaannya.

Menurut KBBI kosa kata adalah pembendaharaan kata. Kosa kata adalah
semua kata yang terdapat dalam suatu bahasa, kekayaan kata yang dimiliki oleh
seorang pembicara atau penulis, kata yang dipakai dalam suatu bidang ilmu
pengetahuan. Daftar kata yang disusun seperti kamus disertai penjelasan secara

1
singkat dan praktis. Pemahaman terhadap bacaan sangat penting sebagai salah
satu sarana untuk memahami hubungan bahasa dengan konteksnya, baik konteks
bahasa maupun konteks non bahasa. Dengan pemahaman bacaan ini akan
menciptakan komunikasi yang efektif antara penulis dan pembaca.

Sebagai alternatif penyelesaian masalah tersebut dalam proses


pembelajaran, dapat digunakan suatu metode baru, dan penggunaan strategi yang
tepat sehingga akan sangat berpengaruh pada penciptaan suasana pembelajaran
yang efektif dan efisien serta membuat peserta didik senang dan bergairah dalam
belajar, apalagi jika didukung oleh adanya media belajar yang sesuai.

Ada beberapa cara untuk mengukur kemampuan kosa kata yang dimiliki
seseorang dengan cara Fahmul masmu’. Drill ( Mumaarosah), memberikan
tarooduf (persamaan kata), menanyakan tadzooodz ( lawan kata),menuangkan
cerita, komunikasi lisan atau tulisan dan lain-lain Hal ini menunjukkan bahwa
penguasaan kosa kata merupakan mendasar dalam belajar suatu bahasa.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian media pembelajaran?
2. Apa saja komponen komponen yang termasuk kedalam media
pembelajaran?
3. Media apa saja yang alternatif dipakai dalam pembelajaran bahasa arab?
4. Langkah-langkah apa saja yang dilakukan dalam media tersebut?

C. Tujuan
1. Memberikan alternatif kegiatan pembelajaran bahasa Arab

2. Memperbaiki proses kegiatan belajar mengajar mata pelajaran bahasa


Arab, terlebih dalam media yang digunakan.

3. Mengembangkan kualitas para pendidik dalam mengajarkan bahasa Arab.

4. Agar dapat mempersiapkan pembelajaran bahasa arab yang kreatif, aktif,


dan nyaman.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pembelajaran kosa kata (mufradat)

Menurut kamus bahasa Indonesia kosa kata adalah pembendaharaan


kata.1Kosa kata adalah semua kata yang terdapat dalam suatu bahasa,
kekayaan kata yang dimiliki oleh seorang pembicara atau penulis, kata yang
dipakai dalam suatu bidang ilmu pengetahuan. Daftar kata yang disusun
seperti kamus disertai penjelasan secara singkat dan praktis.
Pemahaman terhadap wacana sangat penting sebagai salah satu sarana
untuk memahami hubungan bahasa dengan konteksnya, baik konteks bahasa
maupun konteks non bahasa. Dengan pemahaman wacana ini akan
menciptakan komunikasi yang efektif antara penulis dan pembaca.
Secara garis besar wacana adalah suatu rangkaian bahasa yang
berkesinambungan, selesai, bermakna lebih luas dari pada kalimat. Jadi, unit
ini dapat berupa paragraf, percakapan, cerpen, dan lain-lain. Wacana dapat
berbentuk lisan maupun tulisan. Menurut Soeparno unsur pembangun sebuah
wacana meliputi (1) Unsur bahasa seperti kata, frasa, klausa, dan kalimat; (2)
Konteks yang terdapat disekitar wacana; (3) Makna dan maksud; (4)
Koherensi; dan (5) Kohesi.2 Pembentukan sebuah wacana berawal dari kata,
yang kemudian berkembang ke bentuk yang tinggi, yaitu frasa, klausa dan
kalimat. Melalui unsur kebahasaan inilah gagasan penulis tersampaikan pada
pembaca.
Kuantitas dan kualitas kosa kata seorang siswa turut menentukan
keberhasilan dalam kehidupan. Kualitas dan kuantitas, tingkatan dan
kedalaman kosa kata seorang merupakan indeks pribadi yang terbaik bagi
perkembangan mentalnya. Perkembangan kosa kata adalah merupakan
perkembangan konseptual, merupakan suatu tujuan pendidikan dasar bagi
setiap sekolah atau perguruan. Semua pendidikan pada prinsipnya adalah
perkembangan kosa kata yang juga merupakan perkembangan konseptual.

1
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat
Bahasa. 2008. h. 757
2
Soeparno, Media Pengajaran Bahasa, Yogyakarta: IKIP Yogyakarta. 1996. h. 19
3
Sesuai hakikatnya pembelajaran bahasa, pembelajaran kosa kata tidak diajar
kata-kata lepas atau kalimatkalimat lepas, tetapi terlibat dalam konteks
wacana, berkaintan dengan mata pelajaran dan berkaintan pula dengan bidang-
bidang tertentu.
Pembelajaran mufradat adalah mampu menguasai mufradat,
menerjemahkannya, dan mampu menggunakannya dalam jumlah (kalimat)
yang benar. Artinya tidak hanya sekedar hafal kosa kata tanpa mengetahui
bagaimana menggunakannya dalam komunikasi yang sesungguhnya. Jadi
dalam prakteknya setelah siswa memahami kosa kata kemudian mereka diajari
untuk menggunakannya baik dalam bentuk ucapan maupun tulisan.3
Menurut Ahmad Djanan Asifuddin, pembelajaran kosa kata (mufradat)
yaitu proses penyampaian bahan pembelajaran yang berupa kata atau
perbendaharaan kata sebagai unsur dalam pembelajaran bahasa Arab.4
Prinsip-prinsip dalam pemilihan mufradat yang akan diajarkan kepada
pembelajar asing (selain penutur arab) adalah sebagai berikut:
a. Tawwatur (Frequency), yaitu frekuensi penggunaan kata-kata yang tinggi
dan sering itulah yang harus menjadi pilihan.
b. Tawazzu’ (Range), yaitu mengutamakan kata-kata yang banyak digunakan
baik di negara Arab maupun di negara-negara non Arab atau di suatu negara
tertentu yang mana kata-kata itu lebih sering digunakan.
c. Mutaahiyah (Availability), mengutamakan kata-kata atau kosa kata yang
mudah dipelajari dan digunakan dalam berbagai media atau wacana.
d. Ulfah (Familiarity), yakni mendahulukan kata-kata yang sudah dikenal dan
cukup familiar didengar, seperti penggunaan kata lebih sering digunakan dari
pada kata , padahal keduanya sama maknanya.
e. Syumuul (Coverage), yakni kemampuan daya cakup suatu kata untuk
memiliki beberapa arti, sehingga menjadi luas cakupannya.
f. Ahammiyah (Significance), yakni mengutamakan kata-kata yang memiliki
arti yang signifikan untuk menghindari kata-kata umum yang banyak
ditinggalkan atau kurang lagi digunakan.
g. ‘Uruubah, yakni mengutamakan kata-kata Arab dari kata-kata serapan yang

3
http://saifulmustofauin.blogspot.com/2010/10/strategi-pembelajaran-mufradat.html
4
Ibid
4
diarabisasi dari bahasa lain.5

B. Komponen- Komponen Pembelajaran Mufradat


1) Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran mufradat adalah supaya peserta didik bisa
menghafal mufradat dan bisa mengaplikasikan mufradat baik dalam
tulisan maupun dalam muhadastah.
2) Bahan Pelajaran Mufradat
Bahan adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses
interaksi edukatif. Tanpa bahan pelajaran proses interaksi edukatif tidak
akan berjalan. Bahan pelajaran harus mutlak dikuasai guru dengan baik.
Ada dua permasalahan dalam penguasaan bahan pelajaran ini, yakni bahan
pelajaran pokok dan bahan pelajaran pelengkap.
Bahan atau materi merupakan fungsi khusus dari kurikulum
pendidikan formal adalah memilih dan menyusun isi (komponen kedua
dari kurikulum) supaya keinginan tujuan kurikulum dapat tercapai dengan
cara paling efektif dan supaya pengetahuan paling penting yang diinginkan
pada jalurnya dapat disajikan secara efektif .
3) Metode dan Teknik Pembelajaran Mufradat
Metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan, jadi metode pembelajaran adalah suatu cara atau
jalan yang ditempuh sesuai untuk menyajikan suatu hal sehingga akan
tercapai tujuan pembelajaran yang efektif sesuai yang diharapkan. Metode
yang digunakan dalam mempelajari bahasa Arab setidaknya ada empat
macam metode, yaitu; metode gramatika dan terjemah, metode langsung,
metode audio lingual, dan metode elektik.
Dalam pembelajaran mufradat ada baiknya dimulai dengan
kosakata dasar yang tidak mudah berubah, seperti halnya istilah
kekerabatan, nama-nama bagian tubuh, kata ganti, kata kerja pokok serta
beberapa kosakata lain yang mudah untuk dipelajari.
4) Langkah-Langkah Pembelajaran Mufradat
a. Mendengarkan kata

5
Ibid
5
Ini merupakan tahapan pertama yaitu dengan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mendengarkan kata yang diucapkan guru
atau media lain, baik berdiri sendiri maupun di dalam kalimat.
b. Mengucapkan kata
Dalam tahap ini, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengucapkan kata yang telah didengarnya. Mengucapkan kata baru akan
membantu siswa mengingat kata tersebut dalam waktu yang lebih lama.
c. Mendapatkan makna kata
Pada tahap ini guru hendaknya menghindari terjemahan dalam
memberikan arti kata kepada siswa, karena bila hal itu dilakukan maka
akan cepat dilupakan oleh siswa.
d. Membaca kata
Setelah melalui tahap mendengar, mengucapkan, dan memahami
makna kata-kata (kosakata) baru, guru menulisnya di papan tulis.
Kemudian siswa diberikan
kesempatan membaca kata tersebut dengan suara keras.
e. Menulis kata
Penguasaan kosakata siswa akan sangat terbantu bilamana ia
diminta untuk menulis kata-kata yang baru dipelajarinya (dengar, ucap,
paham, baca) mengingat
karakteristik kata tersebut masih segar dalam ingatan siswa.
f. Membuat kalimat
Tahap terakhir dari kegiatan pembelajaran kosakata adalah
menggunakan kata-kata baru itu dalam sebuah kalimat yang sempurna,
baik secara lisan maupun tulisan.6

C. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa Latin yang adalah bentuk jamak
dari medium batasan mengenai pengertian media sangat luas, namun
dibatasi media pembelajaran saja yakni media yang digunakan sebagai alat
dan bahan kegiatan pembelajaran. Kata “media” berasal dari kata lain,

6
Astuti, Berbagai Strategi Pembelajaran Kosakata Bahasa Arab. (Jurnal Komunikasi dan
Pendidikan Islam;2016), Volume 5, Nomor 2. hlm. 184-185
6
merupakan bentuk jamak dari kata “medium”. Secara harfiah kata tersebut
mempunyai arti perantara atau pengantar. Akan tetapi sekarang kata
tersebut digunakan, baik untuk bentuk jamak maupun mufrad.7
Media bahasa Arabnya adalah wasail yang berarti perantara atau
pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Menurut Abdul
Alim Ibrahim media adalah (sarana untuk memperjelas).
Media adalah hal-hal yang dapat membantu menyampaikan pesan
dari pemberi pesan (guru) kepada penerima pesan (siswa). Dengan
demikian media berfungsi sebagai alat penyampai pesan dari pemberi
kepada penerima pesan. Dengan demikian ketepatan dan tingkat
representasi sebuah media terhadap pesan yang akan disampaikan.
b. Manfaat Media
1 Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir sehingg
mengurangi verbalisme.
2 Memperbesar perhatian siswa.
3 Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar,
sehingga membuat pelajaran lebih mantap.
4 Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan
berusaha sendiri dikalangan siswa.
5 Membantu tumbuhnya pengertian sehingga membantu perkembangan
kemampuan siswa.
6 Memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak diperoleh dengan cara
lain serta membantu berkembangnya efisiensi yang lebih mendalam
sertakeragaman yang lebih banyak.8
c. Cara Memilih Media
1 Karakteristik media. Apakah media yang digunakan sudah sesuai dengan
pesan atau informasi yang akan dikomunikasikan atau belum.
2 Tujuan yang akan dicapai. Misalnya untuk meningkatkan atau
memperkaya kemampuan penguasaan. kosa kata (mufradat) siswa dapat
menggunakan media Teka-teki Silang
3 Metode yang digunakan. Umpamanya, metode yang akan digunakan

7
Rudi Susilana dkk, Media Pembelajaran, Bandung: Wacana Prima. 2008. h. 5.
8
Oemar Hamalik, Media Pendidikan, Bandung: Citra Aditya Bhakti. 1989. h. 15
7
dalam pembelajaran kosa kata adalah permainan.

8
4 Materi yang akan disampaikan. Misalnya pokok bahasan kosa kata
dalam bidang tertentu.
5 Situasi dan kondisi. Yaitu yang berhubungan dengan sarana dan
prasarana dimiliki oleh sekolah tersebut.
6 Keadaan siswa. Dapat dilihat dari jumlah siswa, usia siswa, jenis
kelamin siswa, maupun tingkat pendidikan siswa.
7 Biaya. Hendaknya biaya yang dikeluarkan harus seimbang dengan hasil
yang akan dicapai.

D. Media Permainan
a. Pengertian Permainan
Kata permainan berasal dari kata main, yang berarti berbuat untuk
menyenangkan hati atau melakukan perbuatan untuk menyenangkan hati
dengan alat kesenangan atau tidak.9
Menurut Fathul Mujib, permainan adalah situasi atau kondisi tertentu
saat seseorang mencari kesenangan atau kepuasan melalui suatu aktivitas
atau kegiatan bermain.10
Sementara menurut Semiawan berbagai permainan dapat dibuat secara
sengaja (intentionally) dengan maksud agar anak meningkatkan beberapa
kemampuan tertentu berdasarkan pengalaman belajar. Melalui aktivitas
bermain, berbagai pekerjaannya terwujud. Bermain adalah aktivitas yang
dipilih sendiri oleh anak, karena menyenangkan bukan karena akan
memperoleh hadiah atau pujian.11
Hakikat permainan bahasa merupakan kelompok media pengajaran
bahasa yang hanya sesuai untuk dilaksanakan pada kelas kecil. Permainan
adalah setiap kontes antara pemain yang berinteraksi satu sama lain
dengan mengikuti aturan-aturan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu

9
Tim Penyusun Kamus Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. h.
897
10
Fathul Mujib dan Nailur Rahmawati, Metode Permainan-permainan Edukatif dalam
Belajar Bahasa Arab, Jogjakarta: Diva Press. 2011.
h. 26
11
Conny R. Semiawan, Landasan Pembelajaran dalam Perkembangan Manusia, Jakarta:
CHDC. 2007. h.19-20
9
pula.12
Untuk melatih keterampilan dalam bidang kebahasaan dapat dilakukan
dengan menggunakan berbagai permainan bahasa. Permainan bahasa
mempunyai tujuan ganda, yakni (1) untuk memperoleh kegembiraan, (2)
untuk melatih keterampilan tertentu dalam bidang kebahasaan. Apabila
ada jenis permainan yang menimbulkan kegembiraan akan tetapi
keterampilan bahasa yang terlatihkan, maka permainan tersebut tidak
tergolong permainan bahasa.
Bermain mempunyai manfaat dalam kemajuan perkembangan
kehidupan sehari-hari seorang anak,yaitu:
1 Bermain memiliki berbagai arti, pada permulaan, setiap pengalaman
bermain memiliki unsur risiko.
2 Pengulangan, dengan pengulangan, anak memperoleh kesempatan
mengkonsolidasikan keterampilannya yang harus diwujudkannya dalam
berbagai permainan dengan berbagai nuansa yang berbeda.
3 Aktivitas permainan sederhana dapat menjadi sarana untuk membentuk
permainan yang begitu kompleks, dapat dilihat dan terbukti pada saat
mereka menjadi remaja.
4 Melalui bermain anak secara aman dapat menyatakan kebutuhannya
tanpa dihukum atau terkena teguran.
b. Permainan Kosa kata (mufradat) dengan Teknik Permainan
Menurut Soeparno ada beberapa kelebihan dari permainan bahasa sebagai
media pembelajaran. Kelebihan itu antara lain:
1. Permainan bahasa merupakan media pembelajaran bahasa yang dapat
dipakai untuk meningkatkan kadar kreatifan pembelajar dalam proses belajar
mengajar.
2. Permainan bahasa dapat dipakai untuk membangkitkan kembali kegairahan
pembelajar dalam belajar yang sudah mulai lesu.
3. Sifat kompetitif yang ada dalam permainan dapat mendorong pembelajar
untuk berlomba-lomba maju.
4. Selain untuk menimbulkan kegairahan dan melatih keterampilan berbahasa
tertentu, permainan bahasa memupuk berbagai sikap yang positif seperti
12
Arif Sadiman, Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya,
Jakarta: Karya Grafindo Persada. 1996. h.7
10
solidaritas, kreatifitas, dan rasa percaya diri.
5. Materi yang dikomunikasikan lewat permainan bahasa biasanya
mengesankan sehingga sulit dilupakan.

11
Dalam alat atau media pembelajaran dimasukkan juga segala permainan
yang dapat dimainkan oleh pelajar berkelompok, sekelas, atau berdua.
Contoh-contoh yang disajikan di sini ialah:
1. Permainan teka-teki silang,
2. Permainan untuk melatih struktur kalimat (pola kalimat),
3. Permainan untuk melatih kosa kata,
4. Permainan untuk melatih membaca dan menjawab pertanyaan secara
tertulis,
5. Permainan untuk melatih pendengaran untuk membedakan dan
mengidentifikasikan kata-kata.
Bermacam-macam jenis permainan dalam pembelajaran bahasa
dipaparkan sebagai berikut:
a. Permainan gambar (pictures games)
b. Permainan psikologi (psichology games)
c. Permainan sulap (magic tricks)
d. Permainan dengan perhatian dan pembagian (caring and sharing games)
e. Permainan dengan kartu dan papan (card and board games)
f. Permainan dengan bunyi (sound games)
g. Permainan cerita (story games)
h. Permainan kata (word games)
i. Permainan benar salah (true/false games)
j. Permainan dengan daya ingat (memory games)
k. Permainan tanya jawab (question and answer games)
l. Permainan teka-teki (guessing and speculating games)
m. Permainan serbaneka (miscellaneous games)
n. Permainan dengan meringkas (summary of the games ).13

E. Teka-Teki Silang
a. Pengertian
Teka-teki silang merupakan sebuah permainan yang cara permainannya
yaitu mengisi ruang-ruang kosong yang berbentuk kotak dengan huruf-huruf
13
Betteridge, Games for Language Learning, New York: Universiti Press Crombridge. 1994.
h. 113
12
sehingga membentuk sebuah kata yang sesuai dengan petujuk. Selain itu
mengisi teka-teki silang memang sungguh sangat mengasyikkan, selain juga
berguna untuk mengingat kosa kata (mufradat) yang populer, selain itu juga
berguna untuk pengetahuan yang bersifat umum dengan cara santai. Melihat
karakteristik teka-teki silang yang santai dan lebih mengedepankan persamaan
dan perbedaan kosa kata, maka sangat sesuai kalau misalnya dipergunakan
sebagai sarana siswa untuk latihan dikelas yang diberikan oleh guru yang
tidak monoton hanya berupa pertanyaan-pertanyaan baku saja14
b. Teka-Teki Silang sebagai Media dalam Pembelajaran Bahasa Arab
(mufradat)
Mengisi sebuah teka-teki silang membuat seseorang berpikir untuk
mencari jawaban. Dan apabila belum menemukan jawabannya maka perasaan
penasaran melanda dan mencari cara untuk memecahkanya. Biasanya orang
mengisi teka-teki silang dalam keadaan santai dan mengisi teka-teki silang
untuk mengisi waktu luang. Mengisi teka-teki silang dalam pembelajaran
bahasa dengan memilih topik tertentu akan menambah kosa kata dalam
berbagai tema yang berbeda, misalnya rumah, tubuh kita, baju atau makanan. 15
Selama ini pembelajaran bahasa Arab cenderung membosankan dikalangan
para siswa, ini dikarenakan pembelajarannya yang monoton, tanpa adanya
sesuatu yang menarik pada pembelajran bahasa Arab itu sendiri. Oleh karena
itu, tidak ada salahnya mencoba sesuatu yang baru dalam pembelajaran bahasa
Arab yaitu dengan cara menggunakan media permainan.
Teka-teki silang bisa dijadikan media dalam pembelajaran bahasa Arab,
mengingat karakteristik permainan teka-teki silang yang mudah dan
menyenangkan, diharapkan dapat mempermudah proses pembelajaran selain
itu karakteristik siswa yang umumnya senang untuk diajak bermain.
c. Langkah-langkah Permainan Teka-teki Silang
1. Guru mendemonstrasikan terlebih dahulu permainan teka-teki silang kepada
siswa di depan kelas, kemudian memberitahukan cara memainkannya.
2. Guru membuat teka-teki silang sesuai bahan yang akan diajarkan. Caranya

14
http://niahidayati.net/manfaat-teka-teki-silang-sebagai-penambah-wawasan-dan-mengasah-
kemampuan.html
15
Julie Medikawati, Membuat Anak Gemar dan Pintar Bahasa Asing, Jakarta: Visimedia.
2012. h. 77
13
guru menyiapkan bahan yang akan diajarkan, misalnya kita dapat mengambil
contoh pelajaran bahasa Arab.

3. Setelah bahan dipersiapkan guru membuat sebuah contoh pertanyaan dan


contoh jawaban yang singkat saja misal jenisnya sinonim ( ), antonim ( ), dan
lain sebagainya.
4. Jawaban dari soal teka-teki silang yang diinginkan bisa saja dari isim dan
fi’il. Kemudian guru membuat kolom yang memanjang dan mendatar serta
memanjang dan menurun, tentunya ini berbeda kolomnya dengan kolom teka-
teki silang biasanya dikarenakan mufradat Arab tulisannya yang bersambung
yang tidak mungkin dipisahkan hurufnya satu persatu.
5. Lalu guru menuliskan teka-teki silang tersebut di papan tulis tapi mungkin
kalau ditulis di papan tulis membutuhkan waktu yang lama, maka alangkah
efisiennya apabila sebelumnya teka-teki silang tersebut sudah ditulis di kertas
yang ukurannya besar (kertas Asturo, Manila, Samson, dll) sehingga tinggal
ditempel di papan tulis. Semua siswa harus mengerjakannya kemudian disuruh
maju ke depan atau bisa dibuat seperti kuis.
6. Setelah Siswa menyelesaikan soal tersebut, mereka disuruh membuat teka-
teki silang yang meliputi soal dan jawaban. Apabila waktunya tidak cukup
maka pembuatan teka-teki silang diselesaikan di rumah.
7. Kemudian pertemuan selanjutnya hasil pembuatan teka-teki silang masing-
masing siswa ditukarkan dengan teman beda bangku. Dan mereka disuruh
mengerjakan teka-teki silang tersebut, lalu setelah selesai dikembalikan
kepada yang punya.
8. Selanjutnya yang punya teka-teki silang mengevaluasi dan hasilnya
disampaikan oleh guru.
9. Guru memberikan komentar dan klarifikasi terhadap keseluruhan proses
yang telah dilakukan, termasuk isi dari masing-masing teka-teki silang yang
telah dikerjakan Siswa.
F. Media Kartu Kata Bergambar
Media adalah sarana untuk menyampaikan suatu informasi dari suatu
sumber, dimana sarana disini dapat berupa apa saja yang dapat memberikan atau
menjadi sumber informasi. Hal yang senada juga diungkapkan oleh Sadiman
dalam Hamdani yang mengungkapkan bahwa media dalam pembelajaran adalah
14
merupakan jamak dari medium yang secara harfiah berarti perantara/pengantar
atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Hamdani: 2011, 72)
yang merupakan sarana komunikasi pada apa saja yang membawa informasi
antara sebuah sumber dan penerima. Dari pernyataan tersebut, yang dapat menjadi
media atau perantara ialah apa saja yang dapat membantu guru untuk
menyampaikan informasi kepada siswa, media ini dapat berupa benda, peristiwa
maupun manusia.
Menurut Taufik, kartu adalah kertas tebal berukuran kecil dan berbentuk
persegi panjang, sedangkan kata adalah unsur bahasa yang memiliki makna dan
yang dapat diucapkan atau dituliskan dan digunakan dalam berbahasa. Gambar
merupakan hasil penyederhanaan dari bentuk sebenarnya (Taufik: 2010, 629).
Jadi, dapat difahami bahwa kartu kata bergambar adalah salah satu media
berbentuk persegi panjang yang terbuat dari karton atau kertas tebal, memiliki
ukuran yang relatif kecil, yang di atasnya terdapat gambar dan kata.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kartu
kata bergambar merupakan salah satu media pembelajaran yang salah satu
kegunaanya yakni untuk meningkatkan penguasaan kosakata, selain itu media ini
dapat memudahkan guru dalam memperkenalkan siswa pada bentuk-bentuk huruf,
simbol, warna, dapat juga digunakan sebagai alat untk mengenalkan kata benda
maupun kata kerja yang ada di sekitar.
Penggunaan media kartu kata bergambar dilakukan untuk meningkatkan
penguasaan kosakata bahasa Arab (mufradat). Pemberian kegiatan menggunakan
media kartu kata bergambar dilakukan secara bertahap sesuai dengan jadwal mata
pelajaran Bahasa Arab.
Melalui kegiatan bermain kartu bergambar, dapat membangun pemahaman
siswa mengenai tema yang akan dipelajari dan kegiatan bermain yang akan
dilakukan. Siswa lebih bersemangat ketika pembelajaran, siswa mulai terbiasa
dengan peraturan dalam bermain, siswa terbiasa untuk bertanya dan
mengungkapkan pendapatnya, serta siswa dapat belajar dengan cara menemukan
sendiri melalui kegiatan bermain yang menyenangkan.
G. Evaluasi

15
Evaluasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan data
tentang sejauh mana keberhasilan anak didik dalam belajar dan keberhasilan guru
dalam mengajar. Evaluasi bertujuan untuk mengumpulkan data-data yang
membuktikan taraf kemajuan anak didik dalam mencapai tujuan yang diharapkan,
memungkinkan guru menilai aktivitas/pengalaman yang didapat, dan menilai
metode mengajar yang dipergunakan.
Tes dalam pembelajaran kosakata dapat dikelompokkan menjadi tes
pemahaman dan tes penggunaan. Tes pemahaman lebih ditekankan pada
pengukuran kemampuan siswa dalam memahami arti kosakata, sedangkan Tes
penggunaan lebih dititikberatkan pada kemampuan siswa menggunakan kosakata
dalam suatu kalimat. Khusus untuk tes pemahaman kosakata, indikator
kompetensi yang diukur dapat berupa arti kosakata, padanan kata, antonim kata,
sinonim kata, pengertian kata, dan kelompok kata.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pembelajaran mufradat adalah mampu menguasai mufradat,


menerjemahkannya, dan mampu menggunakannya dalam jumlah (kalimat)
yang benar. Artinya tidak hanya sekedar hafal kosa kata tanpa mengetahui
bagaimana menggunakannya dalam komunikasi yang sesungguhnya. Jadi
dalam prakteknya setelah siswa memahami kosa kata kemudian mereka diajari
untuk menggunakannya baik dalam bentuk ucapan maupun tulisan.
Langkah-langkah pembelajaran mufradat: (1) Mendengarkan kata (2)
Mengucapkan kata (3) Mendapatkan makna kata (4) Membaca kata (5)
Membuat kalimat.
Beberapa alternatif media yang dapat digunakan dalam menguasai dan
mengajarkan mufradat:
a. Permainan teka teki silang;
b. Kartu kata bergambar;
c. Animasi kartun;
d. Permainan kata.

17
DAFTAR PUSTAKA

Khalilullah, (2012). Permainan Teka Teki Silang Sebagai Media dalam


Pembeajaran Bahasa Arab (Mufrodat): Uin Suska Riau.
Fazriah, (2015). Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Arab Melalui

Penggunaan Media Kartu Kata Bergambar. JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI


Volume 9.
Astuti, (2016). Berbagai Strategi Pembelajaran Kosakata Bahasa Arab. urnal
Komunikasi dan Pendidikan Islam, Volume 5, Nomor 2

18

Anda mungkin juga menyukai