Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

Ejaan yang disempurnakan dan pembuatan presentasi, pidato, ringkasan


dan resensi

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu: Susi wulandari, M. Pd

Oleh : kelompok 1

1.Siti Fatimah, NIM : 5422030068

2.Della sartini, NIM:5422030072

3.Arman D. Zainal,NIM:

4.Sumiati , NIM:5422030053

Kelas: PGMI

Semester : 3

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) AL-HIKMAH

BUMI AGUNG WAY KANAN


T.P 2023

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena
atas berkah, rahmat, karunia dan hidayah-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Adapun tujuan disusunnya makalah ini ialah sebagai salah satu agenda kegiatan
akademis yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa/mahasiswi untuk memenuhi tugas Ibuk
Susi wulandari,M.pd pada Mata kuliah Bahasa Indonesia . Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu sebagai dosen pada mata kuliah Bahasa
Indonesia, yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan.

Sangatlah disadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan didalam


penyusunannya dan jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan masukan baik
saran maupun kritik yang kiranya dapat membangun dari para pembaca. Akhir kata semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi kita semua.

Riau, 29 September 2023


DAFTAR ISI

KATA PEENGANTAR...........................................................................................................i

DAFTARISI..........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................1

1.1 Latar Belakang ...............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................1

1.3 Tujuan .............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 2

2.1 Ejaan yang disempurnakan .......................................................................................2

A. Pengertian Ejaan yang disempurnakan .....................................................................2

B. Sejarah perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia ......................................................3

C. Fungsi Ejaan dalam penulisan Bahasa Indonesia......................................................3

D. Ruang lingkup EYD..............................................................................................3

2.2 Presentasi ........................................................................................................3

A. Pengertian Presentasi ...............................................................................4

B. Tahap Presentasi .......................................................................................5

C. Melakukan Presentasi ..............................................................................6

D. Petunjuk dalam Presentasi .......................................................................7


2.3 Pidato ...............................................................................................................9

A. Pengertian Pidato .....................................................................................9

B. Tujuan Pidato ...........................................................................................9

C. Jenis-jenis Pidato ......................................................................................9

D. Metode Pidato .........................................................................................10

E. Persiapan Pidato .....................................................................................10

F. Kerangka Susunan Pidato......................................................................10.

2.4 Ringkasan ......................................................................................................11

A. Pengertian Ringkasan ............................................................................11

B. Cara Membuat Ringkasan .....................................................................12

2.5 Resensi ...........................................................................................................14

A. Pengertian Resensi .................................................................................14

B. Tujuan Resensi ........................................................................................15

C. Unsur-unsur Resensi ..............................................................................15

D. Langkah-langkah Melakukan Resensi .................................................16

BAB III PENUTUP ...........................................................................................................21

3.1 kesimpulan ...................................................................................................21

3.2 Saran-saran ...................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................21


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan, karena selain digunakan sebagai
alat komunikasi secara langsung, bahasa juga dapat digunakan sebagai alat
komunikasi secara tulisan, di zaman era globalisasi dan pembangunan reformasi
demokrasi ini, masyarakat dituntut secara aktif untuk dapat mengawasi dan
memahami informasi di segala aspek kehidupan sosial secara baik dan benar, sebagai
bahan pendukung kelengkapan tersebut, bahasa berfungsi sebagai media penyampaian
informasi secara baik dan tepat, dengan penyampaian berita atau materi secara
tertulis, diharapkan masyarakat dapat menggunakan media tersebut secara baik dan
benar. Dalam memadukan satu kesepakatan dalam etika berbahasa, di sinilah peran
aturan baku tersebut di gunakan, dalam hal ini kita selaku warga Negara yang baik
hendaknya selalu memperhatikan rambu-rambu ketata bahasaan Indonesia yang baik
dan benar. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah sub. Materi dalam ketata
bahasaan Indonesia, yang memilik peran yang cukup besar dalam mengatur etika
berbahasa secara tertulis sehingga diharapkan informasi tersebut dapat di sampaikan
dan di pahami secara komprehensif dan terarah. Dalam praktiknya diharapkan aturan
tersebut dapat digunakan dalam keseharian Masyarakat sehingga proses penggunaan
tata bahasa Indonesia dapat digunakan secara baik dan benar. Seperti halnya dalam
pembuatan presentasi yang baik, cara berpidato yang baik, membuat ringkasan yang
benar dan melakukan resensi sesuai dengan panduan mutlak kepada teman-teman
semua. Sehingga dalam penerapannya tidak ada yang keliru, karena
menurut pandangan kami kebanyakan
orang bisa menyampaikan presentasi dan pidato, bisa membuatringkasan dan resensi
tapi tidak mengetahui definisi sebenarnya dan unsur-unsur yang harus di penuhi
dalam penerapannya, semoga pembahasan yang kami sajikan ini dapat bermanfaat
untuk perbaikan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penulis


merumuskan masalah menjadi beberapa, diantara-Nya:
1. Apa pengertian ejaan dan EYD, bagaimana sejarah perkembangan Ejaan
Bahasa Indonesia, apa fungsi Ejaan dalam penulisan Bahasa Indonesia dan apa
saja ruang lingkup EYD?
2. Apa pengertian dan tujuan presentasi, serta bagaimana tahap persiapan dan
menyampaikan presentasi yang baik ?
3. Apa pengertian pidato, tujuan pidato, jenis-jenis pidato dan bagaimana
metode pidato, persiapan pidato dan kerangka susunan pidato ?
4. Apa arti sebenarnya dari ringkasan dan bagaimana cara membuat ringkasan ?
5. Apa pengertian resensi, tujuan resensi, unsur-unsur yang ada di dalamnya dan
langkah-langkah melakukan resensi ?

C. Tujuan
Tujuan penulisan pembuatan makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui serta memahami tentang pengertian, sejarah, fungsi dan ruang
lingkup EYD dalam penulisan Bahasa Indonesia agar dapat membuat dan
mengembangkan tulisan dengan tanda baca yang baik dan benar. Juga untuk
memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
2. Mengetahui apa pengertian dan tujuan presentasi, serta bagaimana tahap
persiapan dan menyampaikan presentasi yang baik.
3. Mengetahui apa pengertian pidato, tujuan pidato, jenis-jenis pidato,
metode pidato, persiapan pidato dan kerangka susunan pidato.
4. Mengetahui arti sebenarnya dari ringkasan dan cara membuat ringkasan.
5. Mengetahui pengertian resensi, tujuan resensi, unsur-unsur yang ada di
dalamnya dan langkah-langkah melakukan resensi.
6. Dapat mengetahui secara jelas perbedaan antara presentasi dan pidato.
7. Dapat mengetahui secara jelas perbedaan antara ringkasan dan resensi.

BAB II

PEMBAHASAN
1. Ejaan yang di sempurnakan
A. Pengertian ejaan yang disempurnakan Merupakan upaya penyempurnaan
ejaan yang sudah dipakai selam dua puluh lima tahun sebelumnya yang
dikenal dengan nama Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi. Sebelum Ejaan
Soewandi telah ada ejaan yang merupakan ejaan pertama Bahasa Indonesia
yaitu Ejaan Van Ophuysen (nama seorang guru besar Belanda yang juga
pemerhati bahasa) yang diberlakukan pada tahun 1901 oleh pemerintah
Belanda yang menjajah Indonesia pada masa itu.

B. Sejarah Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia sebagai


bahasa nasional lahir pada awal tahun dua puluhan. Namun dari segi ejaan,
bahasa Indonesia sudah lama memiliki ejaan tersendiri. Berdasarkan sejarah
perkembangan ejaan, sudah mengalami perubahan sistem ejaan, yaitu :
1. Ejaan Van Ophuysen (1901-1947) Ejaan Van Ophuysen merupakan ejaan pertama yang
dimiliki oleh bahasa Indonesia. Ejaan ini ditetapkan tahun 1901. Perancang ejaan Van
Ophuysen adalah orang Belanda yakni Charles Van Ophuysen dengan dibantu Tengku
Nawawi yang bergelar Soetan Ma’moer dan M. Taib Soetan Ibrahim. Ejaan ini menggunakan
huruf latin untuk menuliskan kata-kata Melayu menurut model yang dimengerti oleh orang
Belanda dan bunyinya hampir sama dengan tuturan Belanda. Dulu, bahasa Melayu yang
menjadi cikal bakal BI ditulis menggunakan huruf Jawi (Arab Melayu atau Arab
gundul).Meskipun bahasa ini tetap hidup di masyarakat, para sarjana Belanda menilai bahasa
Melayu tidak cocok menggunakan huruf Arab karena penulisan huruf vokal seperti e, i, o
ditulis sama saja saat ingin menuliskan kata yang memiliki vocal a dan u.
2. Ejaan Seowandi (1947-1972) Ejaan ini disebut sebagai Ejaan Soewandi karena diresmikan
tanggal 17 Maret 1947 oleh Menteri Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan saat itu, yaitu
Raden Soeawandi, menggantikan ejaan Ophuijsen. Faktor kebangsaan Indonesia yang sudah
merdeka dan ingin mengikis citra Belanda yang diwakili oleh ejaan Ophuijsen membuat
pentingnya adanya perubahan ejaan.
3. Ejaan Pembaharuan (1957) Melalui Kongres Bahasa Indonesia II di Medan tahun 1954,
Prof. M. Yamin menyarankan agar ejaan Soewandi disempurnakan. Pembaharuan yang
disarankan panitia yang diketuai Prijono dan E. Katoppo antara lain: membuat standar satu
fonem satu huruf, dan diftong ai, au, dan oi dieja menjadi ay, aw, dan oy. Selain itu, tanda
hubung juga tidak digunakan dalam kata berulang yang memiliki makna tunggal seperti
kupukupu dan alunalun. Ejaan Pembaharuan ini dibuat dengan maksud menyempurnakan
Ejaan Soewandi dan juga disebut dengan Ejaan.
Ejaan ini berlaku sejak 16 Agustus 1972 oleh Presiden Soeharto sampai 2015. Ejaan ini
mengatur secara lengkap tentang kaidah penulisan bahasa Indonesia, antara lain: tentang
unsur bahasa serapan, tanda baca, pemakaian kata, pelafalan huruf “e”. Penggunaan huruf
kapital, dan penggunaan cetak miring. Selain itu, huruf “f”, “v”, “q”, “x”, dan “z” yang kental
dengan unsur bahasa asing resmi menjadi bagian Bahasa Indonesia. Perubahan pemakaian
huruf dalam tiga ejaan Bahasa Indonesia. Ejaan yang Disempurnakan (EYD) (mulai 16
Agustus 1972) Ejaan Republik (Ejaan Soewandi) 1947- Ejaan Ophuysen (1901-1947) Khusus
Jumat Yakni chusus Djum’at Jakni Choesoes Djoem’at Ja’ni
C. Fungsi Ejaan Ejaan tidak semata-mata hanya digunakan untuk menulis
kata/kalimat dengan benar. Ejaan juga memiliki fungsi yang cukup penting
dalam penulisan Bahasa Indonesia. Berikut fungsi ejaan diantaranya:
1. Sebagai pembakuan dalam membuat tata bahasa agar semakin baku.
2. Membuat pemilihan kosa kata dan istilah menjadi lebih baku.
3. Sebagai penyaring unsur bahasa asing ke Bahasa Indonesia sehingga dalam
penulisannya tidak menghilangkan makna aslinya.
4. Penggunaan ejaan dapat membantu mencerna informasi dengan lebih cepat dan
mudah, karena penulisan bahasa yang lebih teratur.

D. Ruang Lingkup EYD Ruang lingkup EYD mencakup lima aspek yaitu
pemakaian huruf, penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan,
dan pemakaian tanda baca. Pemakaian Huruf Ejaan bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan (EYD) dikenal paling banyak menggunakan huruf abjad.
Sampai saat ini jumlah huruf abjad yang digunakan sebanyak 26 buah. 1
Huruf abjad Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas
huruf berikut. Nama setiap huruf disertakan disebelahnya. Huruf Nama Huruf
Nama Huruf Nama A a B b C c D d E e F f G g , A be ce de e ef ge, J j K k L l
M m N n O o P p , Je ka el em en o pe , S s T t U u V v W w X x Y y, Es te u
ve we eks ye, J k l m n p q r s t v w x y z jalan kami lekas maka nama pasang
Quran raih sampai tali varia wanita xenon yakin zeni, Manja paksa alas kami
anak apa Furqan bara asli mata lava hawa – payung lazim, Mikraj politik kesal
diam daun siap – putar lemas rapat - - - - Juz 1 Huruf diftong Di dalam bahasa
Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au, dan oi. Huruf
Diftong Di awalContoh pemakaian dalam kata Di tengah Di akhir ai au oi Ain
aula – syaitan saudara boikot Pandai harimau amboi ,1 Gabungan huruf
konsonan

Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan konsonan,
yaitu : kh, ng, ny, dan sy. Masing- masing melambangkan satu bunyi konsonan. Gabungan
huruf konsonan,Contoh pemakaian dalam kata Di awal Di tengah Di akhir Kh ng ny sy
Khusus ngilu nyata syarat ,Akhir bangun hanyut isyarat,Tarikh senang – arasy

Penulisan Huruf Dua hal yang harus diperhatikan dalam penulisan huruf berdasarkan EYD,
yaitu penulisan huruf besar, dan penulisan huruf miring. Lebih jelasnya dapat dilihat pada
pembahasan berikut 2 Penulisan huruf besar (Kapital) Kaidah penulisan huruf besar dapat
digunakan dalam beberapa hal, yaitu

 Digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. Misalnya: Dia menulis
surat di kamar. Tugas bahasa Indonesia sudah dikerjakan.
 Digunakan sebagai huruf pertama petikan langsung. Misalnya: Ayah bertanya,
“Apakah mahasiswa sudah libur?”.
 Digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan nama bahasa.
Misalnya: bangsa Indonesia suku Sunda bahasa Inggris
 Digunakan sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa
sejarah. Misalnya: tahun Hijriyah hari Jumat bulan Desember hari Lebaran
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
 Digunakan sebagai huruf pertama nama geografi unsur nama diri. Misalnya: Laut
Jawa Jazirah Arab Asia Tenggara Tanjung Harapan
 Digunakan sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah,
ketatanegaraan, dan nama dokumen resmi, kecuali terdapat kata penghubung.
Misalnya: Republik Indonesia Majelis Permusyawaratan Rakyat
 Digunakan sebagai huruf pertama penunjuk kekerabatan atau sapaan dan pengacuan.
Misalnya: Surat Saudara sudah saya terima. Mereka pergi ke rumah Pak Lurah.
 Digunakan sebagai huruf pertama kata ganti Anda. Misalnya: Surat Anda telah saya
balas. Sudahkah Anda Shalat?
 Digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat dan sapaan
Misalnya: Dr. Doktor S. Sarjana hukum
 Digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat
pada nama badan lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
Misalnya: Perserikatan Bangsa-Bangsa Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.
 Digunakan sebagai huruf pertama semua kata di dalam judul, majalah, surat kabar,
dan karangan ilmiah lainnya, kecuali kata depan dan kata penghubung.

Kata dasar adalah kata yang belum mengalami perubahan bentuk, yang ditulis sebagai suatu
kesatuan. 3 Kata turunan (kata berimbuhan) Kaidah dalam penulisan kata turunan. Imbuhan
semuanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Awalan dan akhiran ditulis serangkai
dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya jika bentuk dasarnya berupa
gabungan kata. Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat awalan
dan akhiran, kata itu ditulis serangkai. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai
dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai. 3 Kata ulang Kata ulang ditulis secara
lengkap dengan menggunakan tanda (-). Kata ulang memiliki beberapa jenis yaitu sebagai
berikut: Dwipurwa yaitu pengulangan suku kata awal. Dwilingga yaitu pengulangan utuh
atau secara keseluruhan. Dwilingga salin suara yaitu pengulangan variasi fonem.
Pengulangan berimbuhan yaitu pengulangan yang mendapat imbuhan. 3 Gabungan kata
 Gabungan kata lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus. Bagian-
bagiannya pada umumnya ditulis terpisah.
 Gabungan kata, termasuk istilah khusus yang menimbulkan kemungkinan salah baca
saat diberi tanda hubung untuk menegaskan pertalian di antara unsur bersangkutan.
 Gabungan kata yang sudah dianggap sebgai satu kata ditulis serangkai. 3 Kata ganti
(ku, mu, nya, kau) Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya. Sedangkan kata ganti ku, mu, nya ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya. 3 Kata depan (di, ke, dari) Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah
dengan kata yang mengikutinya, kecuali pada gabungan kata yang dianggap padu
sebagai satu kata, seperti kepada dan daripada. 3 Kata sandang (si dan sang) Kata si
dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. 3 Partikel Partikel merupakan
kata tugas yang mempunyai bentuk yang khusus, yaitu sangat ringkas atau kecil
dengan mempunyai fungsi- fungsi tertentu. Berikut kaidah penulisan partikel: Partikel
–lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Partikel pun
ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya kecuali yang dianggap sudah menyatu.

2. Presentasi
A. Pengertian Presentasi
Presentasi adalah penyampaian suatu materi atau masalah kepada pendengar
dan khalayak yang mengikuti presentasi. Presentasi dapat pula diartikan
sebagai kegiatan seseorang yang berbicara di hadapan public, baik dalam
kegiatan seminar, kuliah, mengajar di kelas, ataupun kegiatan sejenis. Orang
yang menyampaikan presentasi disebut presentator atau presenter, sedangkan
orang yang menghadiri presentasi disebut audience.Selain makalah, juga
menyiapkan media/alat bantu yang diperlukan dalam presentasi. Kemudian
latihan sebelum melakukan presentasi agar benar-benar siap dan
menyesuaikan penyampaian materi dengan waktu yang disediakan.
B . Tahap Persiapan
Persiapan pertamanya adalah menyusun makalah, penyusunan tersebut juga
harus dilakukan dengan maksimal agar penyampaian bisa sistematis dan
lengkap. Sesuaikan judul dengan pemahaman dan pengetahuan Anda. Setelah
menentukan judul, buat kerangka tulisan meliputi: pendahuluan, isi atau
pembahasan, dan kesimpulan.
1. Pendahuluan berisi uraian singkat tentang tiga hal pokok, yaitu: a. Latar
belakang pemilihan judul, b. Masalah atau perumusan masalah. Tujuan dan
manfaat penyampaian masalah.
2. Isi atau pembahasan Di sini diuraikan secara lengkap dan rinci mengenai
permasalahan yang dibahas. Oleh karena itu, presentator harus membaca
resensi sebanyak-banyaknya.
3. Kesimpulan atau saran Di sini presentator menuliskan kesimpulan dari
pembahasan dan saran yang berkaitan dengan isi makalah.

C.Melakukan Presentasi Tahapan dalam sebuah presentasi adalah sebagai berikut:


1. Menguasai presentasi Mengawalinya dengan salam pembuka, perkenalan
diri, dan sikap yang simpatik dan sopan.
2. Penyampaian materi Sampaikan judul materi, pendahuluan, isi atau
pembahasan, kesimpulan dan saran. Perhatikan waktu yang telah ditetapkan.
Sediakan pula waktu untuk sesi tanya jawab.
3. Mengelola tanya jawab Berikan kesempatan pada audience untuk
memberikan pertanyaan, pelajari pertanyaan tersebut kemudian jawablah
secara jelas dan singkat.
4. Mengakhiri presentasi Akhiri presentasi dengan ucapan terima kasih dan
permohonan maaf jika ada kesalahan kemudian tutup dengan ucapan salam.

D. Petunjuk dalam Presentasi Beberapa hal yang perlu diperhatikan agar dapat melakukan
presentasi dengan baik adalah sebagai berikut:
1. Jangan membiasakan diri bergantung pada teks. Hal itu akan membatasi kebebasan
Berbicara karena Anda akan selalu terfokus pada teks. Lebih baik hanya menggunakan
catatan kecil (pointers) untuk membantu mengingatkan materi yang dibahas.
2. Pelajari terlebih dahulu siapa audience yang ada di depan Anda. Bagaimana latar belakang,
jalan pikiran, dan tingkat pendidikan mereka, karena hal ini menentukan ragam bahasa apa
yang akan Anda gunakan. Dan jangan sampai audience tidak mengerti.
3. Sajikan hal-hal yang orisinal, yaitu hal-hal yang baru dan menarik untuk disampaikan.
Sehingga mampu menarik minat audience untuk mengikuti presentasi yang disiapkan.
4. Jaga volume suara. Jangan sampai terlalu lemah atau terlalu keras. Aturlah nada suara
sesuai dengan tekanan pembicaraan agar tidak membosankan.
5. Periksa ruangan dan fasilitas presentasi, termasuk sound sistem. Ada baiknya sebelum
presentasi dilakukan geladi resik, hingga tidak merusak konsentrasi saat presentasi.
6. Jangan asyik bicara sendiri. Berikan kesempatan pada audience untuk menyampaikan
pertanyaan, atau menanggapi pembicaraan yang Anda lakukan agar komunikasi terjalin.
7. Jangan melakukan gerakan yang merusak penampilan pada saat presentasi.
8. Berpakaianlah yang rapi dan sopan agar elok dipandang. Karena penampilan adalah faktor
penentu keberhasilan seseorang terutama dalam presentasi.
9. Gunakan bahasa resmi dan bahasa percakapan yang layak dan sederhana, tidak berbelit-
belit agar mudah dipahami.
10. Gunakan media atau alat bantu yang Anda kuasai. Hal itu akan mendukung agar materi
yang disajikan akan semakin menarik audience.
11. Perhitungkan waktu secara cermat untuk menyampaikan pembukaan, isi dan penutup
sesuai waktu yang tersedia yang bertujuan agar presentator siap dengan segala sesuatu baik
mental maupun bahan presentasi dan supaya presentator lebih matang dalam persiapan dan
melakukan yang dilakukan berjalan dengan sempurna.

3. Pidato
A. Pengertian Pidato ,Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk
disampaikan kepada orang banyak. Contoh pidato yaitu seperti pidato kenegaraan,
pidato menyambut hari besar, pidato pembangkit semangat, pidato sambutan acara
atau Event, dan lain sebagainya. Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan
positif bagi orang-orang yang mendengar pidato tersebut. Kemampuan berpidato atau
berbicara yang baik di depan publik / umum dapat membantu untuk mencapai jenjang
karier yang baik.

B. Tujuan Pidato ,Pidato umumnya melakukan satu atau beberapa hal berikut ini :1.
Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan kita dengan suka rela.2.
Memberi suatu pemahaman atau informasi pada orang lain.3. Membuat orang lain
senang dengan pidato yang menghibur sehingga orang lain senang dan puas dengan
ucapan yang kita sampaikan.

C. Jenis-Jenis / Macam-Macam / Sifat-Sifat Pidato Berdasarkan pada sifat dari isi


pidato, pidato dapat dibedakan menjadi :
1. Pidato Pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembaca acara atau
mc.
2. Pidato pengarahan adalah pidato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan.
3. Pidato Sambutan, yaitu merupakan pidato yang disampaikan pada suatu acara
kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan
waktu yang terbatas secara bergantian.
4. Pidato Peresmian, adalah pidato yang dilakukan oleh orang yang berpengaruh
untuk meresmikan sesuatu.
5. Pidato Laporan, yakni pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau
kegiatan.
6. Pidato Pertanggungjawaban, adalah pidato yang berisi suatu laporan
pertanggungjawaban.

D. Metode Pidato Teknik atau metode dalam membawakan suatu pidato di depan umum
1. Metode mengapal, yaitu membuat suatu rencana pidato lalu mengapalkannya kata
perkata.
2. Metode serta merta, yakni membawakan pidato tanpa persiapan dan hanya
mengandalkan pengalaman dan wawasan. Biasanya dalam keadaan darurat tak
terduga banyak menggunakan teknik serta merta.
3. Metode naskah, yaitu berpidato dengan menggunakan naskah yang telah dibuat
sebelumnya dan umumnya dipakai pada pidato-pidato resmi.
E. Persiapan Pidato Sebelum memberikan pidato di depan umum, ada baiknya untuk
melakukan persiapan berikut ini :
1. Mengetahui wawasan pendengar pidato secara umum
2. Mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan
3. Menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti.
4. Mengetahui jenis pidato dan tema acara.
5. Menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato, dsb.

F. Kerangka Susunan Pidato Skema susunan suatu pidato yang baik :


1. Pembukaan dengan salam pembuka
2. Pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi
3. Isi atau materi pidato secara sistematis : maksud, tujuan, sasaran, rencana, langkah,
dll.
4. Penutup (kesimpulan, harapan, pesan, salam penutup, dll.)
Contoh Pidato Sederhana Yang terhormat Bapak Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu
Guru, serta teman-teman yang saya cintai. Pertama-tama marilah kita panjatkan puji
syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat-Nya pada hari ini
kita dapat berkumpul bersama guna mengadakan acara perpisahan sekolah.
Para hadirin yang saya hormati, ijin kan saya mewakili teman-teman untuk
menyampaikan sepatah dua patah kata dalam rangka perpisahan ini.Selama
bersekolah, kami sebagai siswa sangat bangga dan berterima kasih dengan semuaguru
yang telah mengajar di sekolah ini, yang dengan sangat baik, tidak pernah pilih kasih
dalam mendidik, sangat sabar dan tidak kenal lelah dalam membimbing kami. Berkat
jerih payah semua guru, kami pun dapat lulus dari SMP ini.Mudah-mudahan semua
guru yang bertugas mengajar di sekolah ini dapat diberikankesehatan yang baik dan
diberi kebahagiaan selalu. Juga untuk teman2 semua. Sungguh berat rasanya berpisah
dengan kalian semua, karena kita sudah bersama2 selama 3 tahun ini. Tapi tetap saya
juga mendoakan teman2 semua dapat melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi,
baik ke SMA, ke SMK, ke STM maupun institusi pendidikan lainnya untuk dapat
mencapai cita2 yang selama ini diangan2kan.Akhir kata, saya mau mengucapkan
sukses selalu buat teman2, doa saya menyertai teman2semua.

Para hadirin yang saya hormati, ijin kan saya mewakili teman-teman untuk menyampaikan
sepatah dua patah kata dalam rangka perpisahan ini. Selama bersekolah, kami sebagai siswa
sangat bangga dan berterima kasih dengan semua guru yang telah mengajar di sekolah ini,
yang dengan sangat baik, tidak pernah pilih kasih dalam mendidik, sangat sabar dan tidak
kenal lelah dalam membimbing kami. Berkat jerih payah semua guru, kami pun dapat lulus
dari SMP ini. Mudah-mudahan semua guru yang bertugas mengajar di sekolah ini dapat
diberikan kesehatan yang baik dan diberi kebahagiaan selalu. Juga untuk teman2 semua.
Sungguh berat rasanya berpisah dengan kalian semua, karena kita sudah bersama2 selama 3
tahun ini. Tapi tetap saya juga mendoakan teman2 semua dapat melanjutkan ke pendidikan
yang lebih tinggi, baik ke SMA, ke SMK, ke STM maupun institusi pendidikan lainnya untuk
dapat mencapai cita2 yang selama ini diangan2kan.Akhir kata, saya mau mengucapkan
sukses selalu buat teman2, doa saya menyertai teman2semua...
3. Ringkasan
A. Pengertian Ringkasan(Percis) merupakan suatu cara yang efektif untuk mengungkapkan
suatu karangan yang panjang dalam bentuk yang singkat. Ringkasan bertolak dari suatu
naskah asli, secara singkat. Maka dari itu ringkasan disebut reproduksi. Kata PréciS berarti
‘memotong atau memangkas.’ Oleh karena itu membuat ringkasan. Dari sebuah karangan
yang panjang dapat diumpamakan seperti memotong atau memangkas batang pohon,
sehingga tinggal batang, cabang-cabang, dan ranting-ranting, serta daun-daun yang
diperlukan. Jadi esensi dari pohon tersebut tetap dipertahankan. Dalam ringkasan, gaya
bahasa, ilustrasi, dan penjelasan-penjelasan yang rinci dihilangkan. Sari karangan dibiarkan
tanpa hiasan. Walaupun bentuknya ringkas, précis tetap mempertahankan pikiran pengarang
dan pendekatannya yang asli. Seorang pengarang atau penulis sebuah ringkasan, berbicara
dengan suara pengarang/penulis asli. Oleh sebab itu, ia tidak boleh memulai ringkasannya,
misalnya dengan mengatakan: Dalam karangan ini pengarang berkata … tetapi ia harus
langsung mulai dengan membuat . Ringkasan karangan itu, berupa meringkaskan kalimat-
kalimat, paragraf-paragraf, bagian- bagian, dst. Selain tetap mempertahankan keaslian sudut
pandang pengarang/penulis, ringkasan juga tetap mempertahankan urutan isi karangan
tersebut. Dengan kata lain, ringkasan tetap sesuai dengan urutan isi dari pengarang asli, hanya
saja dipersingkat.
B. Cara Membuat Ringkasan
1.Membaca Naskah Asli, Bacalah naskah asli sekali atau dua kali, kalau perlu berulang kali
agar Anda mengetahui kesan umum tentang karangan tersebut secara menyeluruh. Penulis
ringkasan juga perlu mengetahui maksud dan sudut pandangan penulis naskah asli. Untuk
mencapainya, judul dan daftar isi tulisan (kalau ada) dapat dijadikan pegangan karena
perincian daftar isi memunyai pertalian dengan judul dan alinea-alinea dalam tulisan
menunjang pokok-pokok yang tercantum dalam daftar isi.
2.Mencatat Gagasan Utama, Jika Anda sudah menangkap maksud, kesan umum, dan sudut
pandangan pengarang asli, silakan memperdalam dan mengonkretkan semua hal itu. Bacalah
kembali karangan itu bagian demi bagian, alinea demi alinea sambil mencatat semua gagasan
yang penting dalam bagian atau alinea itu. Pokok-pokok yang telah dicatat dipakai untuk
menyusun sebuah ringkasan. Langkah kedua ini juga menggunakan judul dan daftar isi
sebagai pegangan. Yang menjadi sasaran pencatatan adalah judul-judul bab, judul anak bab,
dan alinea, kalau perlu gagasan bawahan alinea yang betul-betul esensial untuk memperjelas
gagasan utama tadi juga dicatat.
3.Mengadakan Reproduksi, Pakailah kesan umum dan hasil pencatatan untuk membuat
ringkasan. Urutan isi disesuaikan dengan naskah asli, tapi kalimat-kalimat dalam ringkasan
yang dibuat adalah kalimat-kalimat baru yang sekaligus menggambarkan kembali isi dari
karangan aslinya. Bila gagasan yang telah dicatat ada yang masih kabur, silakan melihat
kembali teks aslinya, tapi jangan melihat teks asli lagi untuk hal lainnya agar Anda tidak
tergoda untuk menggunakan Kalimat dari penulis asli. Karena kalimat penulis asli hanya
boleh digunakan bila kalimat itu dianggap penting karena merupakan kaidah, kesimpulan,
atau perumusan yang padat.
4.Ketentuan Tambahan, Setelah melakukan langkah ketiga, terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan agar ringkasan itu diterima sebagai suatu tulisan yang baik.
a.Susunlah ringkasan dalam kalimat tunggal daripada kalimat majemuk.
b.Ringkaskanlah kalimat menjadi frasa, frasa menjadi kata. Jika rangkaian gagasan p
panjang, gantilah dengan suatu gagasan sentral saja.
c.Besarnya ringkasan tergantung jumlah alinea dan topik utama yang akan dimasukkan
dalam ringkasan. Ilustrasi, contoh, deskripsi, dsb. Dapat dihilangkan, kecuali yang dianggap
penting.
d. Jika memungkinkan, buanglah semua keterangan atau kata sifat yang ada, meski
terkadang sebuah kata sifat atau keterangan masih dipertahankan untuk menjelaskan gagasan
umum yang tersirat dalam rangkaian keterangan atau rangkaian kata sifat yang terdapat
dalam naskah.
e.Anda harus mempertahankan susunan gagasan dan urutan naskah. Tapi yang sudah
dicatat dari karangan asli itulah yang harus dirumuskan kembali dalam kalimat ringkas
ananda. Jagalah juga agar tidak ada hal yang baru atau pikiran Anda sendiri yang dimasukkan
dalam ringkasan.
f. Agar dapat membedakan ringkasan sebuah tulisan biasa (bahasa tak langsung) dan
sebuah pidato/ceramah (bahasa langsung) yang menggunakan sudut pandang orang pertama
tunggal atau jamak, ringkasan pidato atau ceramah itu harus ditulis dengan sudut pandangan
orang ketiga.
h.Dalam sebuah ringkasan ditentukan pula panjangnya. Karena itu, Anda harus
melakukan seperti apa yang diminta. Bila diminta membuat ringkasan menjadi seperseratus
dari karangan asli, maka haruslah membuat demikian. Untuk memastikan apakah ringkasan
yang dibuat sudah seperti yang diminta, silakan hitung jumlah seluruh kata dalam karangan
itu dan bagilah dengan seratus. Hasil pembagian itulah merupakan panjang karangan yang
harus ditulisnya. Perhitungan ini tidak dimaksudkan agar Anda menghitung secara tepat
jumlah riil kata yang ada. Tapi perkiraan yang dianggap mendekati kenyataan. Jika Anda
harus meringkaskan suatu buku yang tebalnya 250 halaman menjadi sepersepuluhnya,
perhitungan yang harus Anda lakukan adalah sebagai berikut:
- Panjang karangan asli (berupa kata) adalah: Jumlah halaman x Jumlah baris per halaman
xJumlah kata per baris = 250 x 35 X 9 kata = 78.750 kata.- Panjang ringkasan berupa jumlah
kata adalah: 78.750 : 10 = 7.875 kata. Panjang ringkasan berupa jumlah halaman ketikan
adalah: jika kertas yang dipergunakan berukuran kuarto, jarak antar baris dua spasi, tiap baris
rata-rata sembilan kata, pada halaman kertas kuarto dapat diketik 25 baris dengan jarak dua
spasi, maka: Jumlah kata per halaman adalah: 25x 9 kata =225. Jumlah halaman yang
diperlukan adalah: 7.875:225 = 35 halaman.
4. Resensi
A. Pengertian Resensi-resensi /resensi/ n menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
adalah pertimbangan atau pembicaraan tentang buku; ulasan buku: Sedangkan kata
“mengulas” v itu sendiri mempunyai arti memberikan penjelasan dan komentar; menafsirkan
(penerangan lanjut, pendapat, dsb.); mempelajari (menyelidiki) dan kata “ulasan” n
mempunyai arti kupasan; tafsiran; komentar: Resensi berasal dari bahasa Latin, yaitu dari
kata kerja revidere atau recensere.Artinya melihat kembali, menimbang, atau menilai. Arti
yang sama untuk istilah itu dalam bahasa Belanda dikenal dengan recensie, sedangkan dalam
bahasa Inggris dikenal dengan istilah review. Tiga istilah itu mengacu pada hal yang sama,
yakni mengulas buku.Tindakan meresensi dapat berarti memberikan penilaian, mengungkap
kembali isi buku, membahas, atau mengkritik buku. Dengan pengertian yang cukup luas itu,
maksud ditulisnya resensi buku tentu menginformasikan isi buku kepada masyarakat luas
Secara singkat, resensi ialah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya.
Tujuan resensi adalah menyampaikan kepada para pembaca apakah sebuah buku atau hasil
karya itu patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak.

B.Tujuan Resensi
1. Memberikan informasi atau pemahaman yang komprehensif (mendalam) tentang apa
yang tampak dan terungkap dalam sebuah buku.
2. Mengajak pembaca untuk memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan lebih jauh
fenomena atau Problema yang muncul dalam sebuah buku.
3. Memberikan pertimbangan kepada pembaca apakah buku itu pantas mendapat
sambutan dari masyarakat atau tidak.

C. Unsur-unsur ResensiDaniel Samad (1997: 7-8) menyebutkan unsur-unsur resensi adalah


sebagai berikut:
1. Membuat judul resensiJudul resensi yang menarik dan benar-benar menjiwai seluruh
tulisan atau inti tulisan,tidakharus ditetapkan terlebih dahulu. Judul dapat dibuat
sesudah resensi selesai. Yang perlu diingat, judul resensi selaras dengan keseluruhan
isi resensi.
2. Menyusun data buku Data buku biasanya disusun sebagai berikut:- Judul buku
(Apakah buku itu termasuk buku hasil terjemahan. Kalau demikian, tuliskan judul
aslinya.);- Pengarang (Kalau ada, tulislah juga penerjemah, editor, atau penyunting
seperti yang tertera pada buku.);- Penerbit;- Tahun terbit beserta cetakannya (cetakan
ke berapa);- Tebal buku;- Harga buku (jika diperlukan).
3. Membuat pembukaan- Pembukaan dapat dimulai dengan hal-hal berikut ini:-
Memperkenalkan siapa pengarangnya, karyanya berbentuk apa saja, dan prestasi apa
sajayang diperoleh;- Membandingkan dengan buku sejenis yang sudah ditulis, baik
oleh pengarang sendiri maupun oleh pengarang lain;- Memaparkan kekhasan atau
sosok pengarang;- Memaparkan keunikan buku;
4. Merumuskan tema buku;- Mengungkapkan kritik terhadap kelemahan buku;-
Mengungkapkan kesan terhadap buku;- Memperkenalkan penerbit;- Mengajukan
pertanyaan;- Membuka dialog.
Tubuh atau isi pernyataan resensi buku Tubuh atau isi pernyataan resensi biasanya memuat
hal-hal di bawah ini:
a. Sinopsis atau isi buku secara bernas dan kronologis;
b. Ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya;
c. Keunggulan buku;
d. Kelemahan buku;
e. Rumusan kerangka buku;
f. Tinjauan bahasa (mudah atau berbelit-belit);
g. Adanya kesalahan cetak.
Penutup resensi buku Bagian penutup, biasanya berisi buku itu penting untuk siapa dan
mengapa.
E. Langkah-langkah Melakukan ResensiKetika melakukan kegiatan meresensi,
hendaklah perhatikan langkah-langkah meresensi buku sebagai berikut:
1. Penjajakan atau pengenalan terhadap buku yang diresensi, mulai dari tema buku
yang diresensi, disertai deskripsi isi buku, siapa yang menerbitkan buku itu, kapan
dan di mana diterbitkan, tebal (jumlah bab dan halaman), format, hingga harga.Siapa
pengarangnya: nama, latar belakang pendidikan, reputasi dan prestasi, buku atau
karya apa saja yang ditulis, hingga mengapa ia menulis buku itu. Buku itu termasuk
golongan buku yang mana: ekonomi, teknik, politik, pendidikan, psikologi, sosiologi,
filsafat, bahasa, atau sastra.
2. Membaca buku yang akan diresensi secara komprehensif, cermat, dan teliti. Peta
permasalahan dalam buku itu perlu dipahami secara tepat dan akurat.
3. Menandai bagian-bagian buku yang diperhatikan secara khusus dan menentukan
bagian- bagian yang dikutip untuk dijadikan data.
4. Membuat sinopsis atau inti sari dari buku yang akan diresensi.
5. Menentukan sikap dan menilai hal-hal berikut.- Organisasi atau kerangka
penulisan; bagaimana hubungan antara bagian yang satu dan bagian yang lain,
bagaimana sistematikanya, dan bagaimana dinamikanya.- Isi pernyataan; bagaimana
bobot ide, analisis, penyajian data, dan kreativitas pemikirannya, bahasa; bagaimana
ejaan yang disempurnakan diterapkan, kalimat dan penggunaan kata, terutama untuk
buku ilmiah.- Aspek teknis; bagaimana tata letak, tata wajah, kerapian dan kebersihan,
dan pencetakannya(banyak salah cetak atau tidak).Sebelum menilai, alangkah baiknya
jika terlebih dahulu dibuat semacam garis besar (Outline)resensi itu. Outline ini
sangat membantu kita ketika menulis, mengoreksi dan merevisi hasil resensi dengan
menggunakan dasar dan kriteria yang kita tentukan sebelumnya.
Untuk melengkapi pemaparan mengenai resensi, saya sertakan bentuk resensi sebuah cerpen
di bawah ini:

RESENSI CERPEN
1). Identitas Cerpennya. Judul Cerpen : Setangkai Bunga Bermahkota Biru b. Nama
Pengarang : Umar Saidc. Tempat Terbit : Yogyakarta. Tanggal Terbit : 5 April 2009e. Jumlah
Halaman : 3 Halaman. Jumlah kata-kata : 1253 kata2). Sinopsis Cerpen Puspita, seorang
gadis yang banyak tahu akan tentang makna bunga mulai dari jenis bunga, makna tiap bunga
yang ia kenal, warna bunga, dan semua bagian-bagian bunga ia dapat mengartikan setiap
bagian dari bunga yang dikenalnya. Suatu hari ada seorang pria dengan sangat
memprihatinkannya duduk di sebuah taman bersama seorang adiknya yang bermain ditaman
ditaman tersebut. Puspita yang heran lantas menghampiri seorang pria yang tengah
Termenung juga. Kebetulan juga pria tersebut menyukai bunga walaupun ia sempat berkata
“Aku juga tidak tahu kapan aku mulai menyukai bunga” pria itu berkata kepada Puspita
Tentang satu bunga yang pernah pria itu milikki, tanpa enggan Puspita menikmati cerita pria
tersebut. Sekuntum bunga bukan anggrek dan bukan juga mawar. Puspita yang
mendengarnya langsung seloroh saja bercerita tentang bunga anggrek sepengetahuannya;
“Aku mengenal anggrek. Tahukah kau, an
Ggrek adalah simbol cinta, kemewahan, dan
Keindahan.” Si pria hanya menjawab “aku tahu.” “Bangsa yunani menggunakan anggrek
Sebagai simbol kejantanan. Dan bangsa tiongkok percaya aroma anggrek berasal dari
tubuhkaisar mereka. Jika anggrek muncul di mimpi seseorang, hal itu dipercaya sebagai
simboldari kebutuhan akan kelembutan, romantisme, dan kesetiaan. Bahkan anggrek jadi
bahan
Baku utama dari ramuan cinta. Begitu dahsyat bukan?” Gadis itu panjang lebar menceritakan
Kembali tentang bunga anggrek. Lama-kelamaan si pria justru ingin mendengar tentang
Bunga mawar dan dengan senang hati Puspita bercerita; “Dari budaya barat, kita
mengenalmawar sebagai cinta dan kecantikan,” imbuh si gadis. Bahkan di Inggris mawar
dijadikan
Bunga nasional. Di Kanada, bunga mawar liar merupakan bunga provinsi Alberta.
DiAmerika Serikat, bunga mawar merupakan bunga negara bagian Iowa, North Dakota,
Georgia, dan New York. “Mawar merupakan lambang dunia!,” teriak gadis itu lantang
bersemangat. Puspita melanjutkan; “Biasanya untu
K menyatakan seberapa besar cinta. Satutangkai berarti cintaku hanya untukmu seorang. Dua
tangkai, kau dan aku saling mencintai.
Tiga tangkai, aku cinta kamu. “Semakin banyak, semakin kuat maknanya.” 100 tangkai,
Jadilah pasangan yang mengasihi sampai lanjut usia. 144 tangkai, mencintaimu pagi
hinggamalam selama-lamanya. 365 tangkai, memikirkanmu setiap hari, mencintaimu setiap
hari.
Hingga 1001 tangkai yang melambangkan cinta selamanya.” Si pria hanya berkata “banyak
Sekali, aku hanya memiliki setangkai.
” Dan pria itu menekankan bila pria itu memiliki satu
Tangkai bunga namun memiliki banyak makna akan bunganya itu, lebih dari seribu
tangkai,dan mengartikannya sebagai Cinta Sepenuhnya ujar pria itu, seketika membuat
Puspita diam.Kemudian si Gadis bertanya kepada si pria tentang apa warna bunga pria yang
dimiliki pria
Itu, sempat tidak ada jawaban dari mulut si pria. Puspita berkata;”Aku paham tentang warna
-
Warna bunga.” Namun akhirnya si pria berkata “bungaku berwarna biru.” Namun Puspita
Tidak percaya d
Engan diperkuat dengan pengetahuaannya tentang warna bunga; “Di mawar
Saja, merah lambang cinta romantis. Putih, kesucian dan rahasia. Merah jambu,
keanggunandan kelembutan. Kuning, persahabatan dan kegembiraan. Jingga, hasrat dan
semangat, cintayang mul
Ai tumbuh. Tak ada warna biru,” jelas gadis itu. Namun pria itu bersikeras bila
Bunganya berwarna biru;
“Tapi aku ingat, bunga itu bermahkota biru.”

“Apakah kau merasa kehilangan? Seperti aku kehilangan makna warna biru.”

“Bisa jadi.”

“Jadi warna itu tinggal kenangan? Mengapa kau tak memanamnya lagi?”

“Tidak.”

“Mengapa?”

“Karena aku takkan menanam bunga yang telah layu.”


Si gadis menatap heran. Ia tak mengerti. Seharusnya bukankah pria itu bisa
menanamnyalagi. Lelaki itu hanya menatap taman yang penuh dengan bunga putih. Namun
setelah berpikir beberapa saat, si gadis baru mengerti. Tiba-tiba langit mendung. Suasana
sedikittemaram. Romantis. Titik-titik gerimis menyirami. Sejuk rasanya. Tercium aroma
wangitanah.
“Dan sekarang inginkah kau memiliki bunga lagi?”

“Tentu saja.”

“Benarkah?”
“Benar. Kenapa tidak.”

“Jika ada bunga berwarna biru, benar mau?”

“Yakin. Mau.”

“Kau tahu namaku Puspita?”

“Iya. Aku tahu.”

“Tahukah kau maknanya?”

“Tidak. Memangnya?”

“Puspita itu bunga. Sekarang jadikan aku bungamu.”


Seketika si lelaki mengalihkan pandang dari taman. Bola matanya haru menatap tajam
kegadis bergaun biru itu.3). Analisis Unsur Instrinsika. Tema : Bunga yang Melambangkan
Cinta b. Setting : Suatu sore yang mendung di suatu taman dengan penuh bunga putihc. Alur :
Campurand. Tokoh : Si Pria kaku dan Puspita, gadis banyak tahu tentang makna bungae.
Perwatakan : Si Pria ( kaku dan banyak diam ), Puspita (cerdas dan sangat ingin tahu)f. Sudut
Pandang : Pengarang sebagai orang ketiga yang banyak tahu
g. Amanat
: “Segala sesuatu yang telah tercipta dalam kehidupan ini
Tidak dilahirkan begitu saja tanpa makna dan sebuah arti. Contoh ringanya setangkai bunga
yang tiap-tiap bentuk, jumlah tangkai, warna mahkota, dan harumnya. Seperti yang Puspita
ceritakan. Jadi,semua yang ada pada kehidupan kita ini memiliki artinya sendiri sama seperti
manusia yang memiliki arti hidupnya masing-masing dengan bunganya masing-m
Asing.”
4). Analisis Unsur Ekstrinsika. Nilai moral : cinta selalu membawa keindahan bagi setiap
memilikinya beribu-ribu kaliindahnya dari memiliki seribu tangkai bunga mawar. B. Nilai
sosial : semua hal yang telah tercipta memiliki maknanya sendiri-sendiri, tidakterlahir tanpa
mempunyai maksud dan tujuannya.5). Keunggulan Cerpena. Menawarkan banyak
pengetahuan didalam isi cerita cerpen ini seperti halnya makna bunga-bunga yang indah. B.
Bahasanya yang ringan dan mudah dimengerti.c. Tokohnya terdiri dari dua tokoh yang
membuat cerita menjadi satu-kesatuan cerita yang padu, tanpa menghadirkan tokoh yang
berlebihan didalam cerita.d. Ceritanya menganut cerita yang mudah dipahami oleh kalangan
remaja saat inisehingga memungkinkan menarik minat baca kaum muda.6). Kelemahan
Cerpena. Cerita yang terlalu panjang dan menggantung. B. Pembaca harus benar-benar
mengerti jalan ceritanya karena pemikiran pengarang yangtinggi sehingga ceritanya sulit
untuk dicerna.7). Kesimpulan
“Berdasarkan dari keungglan dan kelemahan cerpen diatas, sebagai
Perensensi suatu bacaan menilai
Cerpen atau bacaan ini layak untuk di publikasikan di masyarakat.”

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Di atas sudah di uraikan penjelasan mengenai Ejaan yang disempurnakan, pembuatan
presentasi, pidato, ringkasan dan resensi, yang mana ke lima pembahasan tersebut merupakan
elemen penting yang selalu diulas rinci dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, baik di tingkat
SMP, SMA atau pun di Perguruan Tinggi. Dari uraian di atas pula dapat kita ambil
kesimpulan secara garis besar, yang mana ejaan yang disempurnakan Merupakan upaya
penyempurnaan ejaan yang sudah dipakai selam dua puluh lima tahun sebelumnya yang
dikenal dengan nama Ejaan Republik tata bahasa dalam Bahasa Indonesia yang mengatur
penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian dan penulisan huruf
Capital dan huruf miring, serta penulisan unsurserapan.EYD disini diartikan sebagai tata
bahasa yang disempurnakan. Dalam penulisan karya ilmiah perlu adanya aturan tata bahasa
yang menyempurnakan sebuah karya tulis. Karena dalam sebuah karya tulis memerlukan
tingkat kesempurnaan yang mendetail ,presentasi itu adalah suatu kegiatan berbicara di
hadapan banyak hadirin. Tujuan dari presentasi bermacam-macam, misalnya untuk
membujuk (biasanya dibawakan oleh wiraniaga), untuk memberi informasi(biasanya oleh
seorang pakar), atau untuk meyakinkan (biasanya dibawakan oleh seseorang yang ingin
membantah pendapat tertentu).Berbeda dengan pidato yang lebih sering dibawakan dalam
acara resmi dan acara politik, presentasi lebih sering dibawakan dalam acara bisnis.
Ringkasan merupakan suatu cara yang efektif untuk mengungkapkan suatu karangan yang
panjang dalam bentuk yang singkat. Ringkasan bertolak dari suatu naskah asli, secara
singkat. Maka dari itu ringkasan disebut reproduksi. Walaupun bentuknya ringkas, ringkasan
tetap mempertahankan pikiran pengarang dan pendekatannya yang asli. Seorang pengarang
atau penulis sebuah ringkasan, berbicara dengan suara pengarang/penulis asli. Sedangkan
resensi ialah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya yang sesuai dengan
naskah aslinya. Tujuan resensi adalah menyampaikan kepada para pembaca apakah sebuah
buku atau hasil karya itu patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak.
3.2 Saran-saran
Ke lima elemen penting di atas sangat penting apabila benar-benar dipelajari dan dapat
diterapkan dalam forum-forum kegiatan, dan sangat diharapkan penjelasan secara langsung
dari dosen pengajar mata kuliah Bahasa Indonesia dan dapat dijadikan bahan diskusi dalam
pertemuan pada jam mata kuliah.

DAFTAR PUSTAKA

Sugihastuti, dkk. 2006.Editor Bahasa


Yogyakarta: Pustaka Pelajar,Finoza, Lamudin. 1993. Komposisi Bahasa Indonesia
Jakarta: Diksi Insan Mulia,.Alwi, Hasan. Dkk. 2003,Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
Edisi-2.
Jakarta: Balai Pustaka.Anonim. 1992,
Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan, Jakarta: Balai
Sumber lain: http://www.google.comhttp://www.alltheweb.com
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2155440-definisi-ringkasan-dan-ikhtisar/
#ixzz26v46rZQm Ambarwati, Sri. 2011.
Bahasa Indonesia untuk SMA dan MA Kelas XII Klaten: VivaPakarindo.S Pramono, Agung
dan Binur Huda, M. 2011.
Bahasa Indonesia untuk PerguruanTinggi Madiun : IKIP PGRI
Madiun.http://www.wikipedia.com/http://www.wikipedia/resensi/Enesti, Pamusuk (ed). 2001.
Buku Pintar Bahasa Indonesia.Jakarta: Gramedia

Anda mungkin juga menyukai