Anda di halaman 1dari 22

KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA

TUGAS BAHASA INDONESIA

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3

1. MADE RANDY VIRYAWAN (6A / 15 / 1715124065)


2. DEWA AYU INDAH LESTARI (6A / 16 / 1715124069)
3. NI KADEK DIAH YULIANINGSIH (6A / 17 / 1715124077)
4. NGAKAN GDE INDRA BASKARA AGUNG (6A / 18 / 1715124081)
5. I PUTU ADITYA PRASETYA (6A / 19 /1715124085)

PROGRAM STUDI D4 MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BALI
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, kerena dengan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Tugas Makalah Bahasa Indonesia yang berjudul
“KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA” yang telah kami kerjakan dengan baik.
Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen pengampu mata kuliah Bahasa
Indonesia pada semester 6.

Tugas ini diberikan sebagai salah satu implementasi dari pelajaran teori dari mata
kuliah Bahasa Indonesia yang telah diberikan yang kemudian diaplikasikan dalam kenyataan,
yang memiliki tujuan sebagai bekal dalam menyusun laporan dan skripsi nantinya.

Tugas ini tidak terlepas dari bantuan serta dorongan dari semua pihak secara moral
maupun material, oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Bapak I Made Darma Sucipta, Spd.MPd sebagai Dosen Pengampu mata kuliah
Bahasa Indonesia.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun bagi yang membacanya,
semoga Tugas ini bermanfaat di kemudian hari.

Jimbaran, 11 April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I

PENDAHULUAN.....................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................................2

BAB II

PEMBAHASAN.......................................................................................................................3

2.1 Klausa Dan Kalimat.........................................................................................................3

2.2 Pengertian Kalimat...........................................................................................................3

2.3 Ciri – Ciri Kalimat............................................................................................................4

2.4 Struktur Kalimat Dasar.....................................................................................................4

2.4.1 Subjek........................................................................................................................6

2.4.2 Predikat......................................................................................................................7

2.4.3 Objek..........................................................................................................................7

2.4.4 Pelengkap...................................................................................................................8

2.4.5 Keterangan.................................................................................................................8

2.5 Analisis Kategori, Fungsi, Dan Peran..............................................................................9

2.6 Jenis Kalimat....................................................................................................................9

2.6.1 Jenis Kalimat Berdasarkan Pengucapan....................................................................9

2.6.2 Jenis Kalimat Berdasarkan Jumlah Frasanya...........................................................10

2.6.3 Jenis Kalimat Berdasarkan Isi Atau Fungsinya.......................................................11

2.6.4 Jenis Kalimat Berdasarkan Unsur Kalimat..............................................................12

ii
2.6.5 Jenis Kalimat Berdasarkan Gaya Penyajiannya.......................................................13

2.6.6 Jenis Kalimat Berdasarkan Subjeknya.....................................................................14

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................................16

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................16

3.2 Saran...............................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................17

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Penggunaan kalimat dalam Bahasa Indonesia merupakan salah satu unsur penting dalam
penerapan Bahasa Indonesia. Baik untuk kepentingan penulisan maupun komunikasi. Tanpa
kita sadari, menggunakan kalimat sudah menjadi bagian dalam kehidupan kita sehari-hari.
Mahasiswa yang membuat laporan praktikum , dosen yang menyusun materi untuk kegiatan
mengajar bahkan para pedagang yang berinteraksi dengan pembeli pun menggunakan
kalimat. Dewasa ini sering sekali kita tidak menyadari bahwa penggunaan kalimat dalam
kehidupan sehari-hari secara lisan maupun tidak lisan memiliki aturan-aturan sebagai
pedoman dalam penggunaan tata Bahasa yang baik dan benar. Kemampuan tata Bahasa yang
baik dan benar akan lebih diutamakan dalam kegiatan yang bersifat formal. Biasanya dalam
kegaiatan formal membutuhkan Ragam Bahasa Indonesia Baku agar informasi yang ingin
disampaikan nantinya akan mampu diterima dengan cepat, rapi, jelas dan tidak ambigu.
Contoh kegiatan ini bisa kita ambil pada saat pembuatan laporan seperti laporan pelaksanaan
proyek, buku pelajaran yang berada di sekolah, jurnal ilmu pengetahuan, karya ilmiah, dll.
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, penggunaan Bahasa lisan atau Bahasa sehari-
hari yang biasa digunakan berarti salah. Penggunaan Bahasa lisan serta Bahasa sehari-hari
tetap diperlukan untuk berkomunikasi beberapa orang yang biasanya dibantu dengan intonasi
suara, ekspresi wajah serta gerakan tangan pada saat berkomunikasi. Hal ini akan mengurangi
kekakuan saat berkomunikasi serta membuat lawan bicara tertarik sehingga mendengarkan
dengan penuh informasi yang diberikan. Tetapi, penggunaan Bahasa lisan maupun sehari-hari
ada baiknya untuk tetap memperhatikan pola tata Bahasa secara umum agar penyampaian
informasi kepada lawan bicara akan diterima lebih jelas. Bisa dibayangkan jika kita dalam
berbahasa lisan terlampau jauh dari Tata Bahasa, maka ada kala nya lawan bicara kita
nantinya akan tidak memahami apa yang kita sampaikan sehingga kita harus mengulangi atau
mencari cara lain agar lawan bicara memahami apa yang ingin kita sampaikan.
Pembuatan makalah “KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA) diharapkan agar
para mahasiswa nantinya lebih memahami mengenai salah satu unsur Tata Bahasa yaitu
penggunaan kalimat yang baik dan benar sehingga dapat menerapkannya dalam pembuatan
tugas-tugas kuliah seperti, laporak praktikum, proposal, skripsi bahkan diharapkan nantinya
mahasiswa bisa mengaplikasikan pada saat bekerja nanti.

1
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang disampaikan, maka Rumusan masalah yang didapat adalah
sebagai berikut :
1. Mengapa mempelajari Tata Bahasa itu penting?
2. Apa yang dimaksud penggunaan kalimat yang baik dan benar?
3. Bagaimana cara menyusun kalimat yang baik dan benar?

1.3. Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan dari makalah yang berjudul “Kalimat dalam Bahasa Indonesia”
ini adalah
1. Mahasiswa dapat memahami tujuan mempelajari Tata Bahasa.
2. Mahasiswa dapat memahami contoh penggunaan kalimat yang baik dan benar.
3. Mahasiswa dapat menyusun kalimat yang baik dan benar.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Klausa Dan Kalimat


Menurut buku seri penyuluhan Bahasa Indonesia “Kalimat” Klausa merupakan satuan
gramatikal yang berupa kelompok kata, yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan
predikat, dan yang berpotensi menjadi kalimat. Sementara itu, kalimat adalah satuan bahasa
terkecil yang dapat mengungkapkan pikiran yang utuh atau setiap tuturan yang dapat
mengungkapkan suatu informasi secara lengkap. Jika 16 terdapat sebuah tuturan yang
menginformasikan sesuatu, tetapi belum lengkap atau belum utuh, tuturan itu belum dapat
disebut kalimat, mungkin hanya berupa kata atau mungkin hanya berupa kelompok kata atau
frasa. Ciri lain tuturan disebut kalimat adalah adanya predikat di dalam tuturan tersebut. Agar
mudah memahami perbedaan klausa dan kalimat, perhatikan contoh berikut.
A. sejak ayahnya meninggal (klausa)
B. ia menjadi pendiam (klausa)
C. Sejak ayahnya meninggal, ia menjadi pendiam. (kalimat {terdiri atas dua klausa})

2.2 Pengertian Kalimat


Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri
dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang
mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud
lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri
dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.) untuk menyatakan kalimat berita atau yang
bersifat informatif, tanda tanya (?) untuk menyatakan pertanyaan dan tanda seru (!) untuk
menyatakan kalimat perintah.
Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus
memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Bila tidak memiliki kedua unsur
tersebut, pernyataan itu bukan kalimat, melainkan hanya sebuah frasa. Di sini, kalimat dibagi
menjadi dua, yakni kalimat tunggal dan kalimat majemuk.

3
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kalimat / Ka-li-mat/ adalah :

1. Kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan.

2. Perkataan; linguistic

3. Satuan Bahasa yang secara relative berdiri sendiri, mempunyao pola inttonasi final dan
secara actual maupun potensial terdiri atas klausa.

2.3 Ciri – Ciri Kalimat


Kalimat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Merupakan satu kesatuan bahasa yang memiliki fonem dan morfem. Fonem adalah bunyi
pada sebuah bahasa yang membedakan makna dalam sebuah kata, sedangkan morfem
adalah bentuk bahasa yang mengandung arti pada sebuah kata.
2. Dapat berdiri sendiri meskipun tidak ditambah dengan kalimat lengkap.
3. Mempunyai pola intonasi akhir.
4. Adanya huruf kapital dan tanda baca dalam sebuah kalimat.

2.4 Struktur Kalimat Dasar


Stuktur inti kalimat Bahasa Indonesia ragam tulis sebenarnya sangat sederhana, yaitu
hanya berupa subjek dan predikat (S-P). Struktur inti tersebut dapat diperluas menjadi
beberapa tipe kalimat dasar. Struktur kalimat dasar bahasa Indonesia dapat dikelompokkan ke
dalam beberapa tipe berikut.
1. Subjek-predikat (S-P)

2. Subjek-predikat-objek (S-P-O)

3. Subjek-predikat-pelengkap (S-P-Pel)

4. Subjek-predikat-objek-pelengkap (S-P-O-Pel)

5. Subjek-predikat-objek-keterangan (S-P-O-K)

6. Subjek-predikat-keterangan (S-P-K)
A. Kalimat Dasar Berpola S P
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat kalimat untuk tipe ini
dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan. Misalnya:
- Mereka / sedang berenang. = S / P (Kata Kerja)
- Ayahnya / guru SMA. = S / P (Kata Benda)

4
B. Kalimat Dasar Berpola S P O
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. subjek berupa nomina
atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif, dan objek berupa nomina atau frasa
nominal. Misalnya:
- Mereka / sedang menyusun / karangan ilmiah. = S / P / O
C. Kalimat Dasar Berpola S P Pel
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Subjek berupa
nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, dan pelengkap
berupa nomina atau adjektiva. Misalnya:
- Anaknya / beternak / ayam. = S / P / Pel.
D. Kalimat Dasar Berpola S P O Pel
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap. subjek
berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif, objek berupa nomina atau
frasa nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:
- Dia / mengirimi / saya / surat. = S / P / O / Pel.
E. Kalimat Dasar Berpola S P K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur
keterangan karena diperlukan oleh predikat. Subjek berupa nomina atau frasa nominal,
predikat berupa verba intransitif, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
- Mereka / berasal / dari Surabaya. = S / P / K
F. Kalimat Dasar Berpola S P O K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan. subjek
berupa nomina atau frasa nomina, predikat berupa verba transitif, objek berupa nomina atau
frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
- Kami / memasukkan / pakaian / ke dalam lemari. = S / P / O / K
G. Kalimat Dasar Berpola S P Pel. K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, pelengkap, dan keterangan.
Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitive atau kata sifat,
pelengkap berupa nomina atau adjektiva, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
- Ungu / bermain / musik / di atas panggung. = S / P / Pel. / K
H. Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. K

5
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan.
subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa
nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan
berupa frasa berpreposisi.
Misalnya:
- Dia / mengirimi / ibunya / uang / setiap bulan. = S / P / O / Pel. / K

2.4.1 Subjek
Subjek (S) merupakan salah satu fungsi dalam kalimat yang merupakan bagian klausa yang
menjadi pokok kalimat. Subjek dapat berupa kata benda (nomina), kelompok kata benda
(frasa nominal), atau klausa. Selain itu, subjek dapat pula disertai kata itu. Subjek dapat dicari
dengan menggunakan kata tanya siapa atau apa. Kata tanya siapa digunakan untuk mencari
subjek yang berupa orang atau sesuatu yang bernyawa, sedangkan kata tanya apa digunakan
untuk mencari subjek yang bukan berupa orang atau sesuatu yang tidak bernyawa. Subjek
dalam bahasa Indonesia biasanya berupa nomina atau frasa nominal. Contoh subjek dalam
suatu kalimat ditandai dengan kata yang dicetak tebal:
- Gina adalah teman kami.
- Ayah kami sedang lomba memancing.
Subjek memiliki delapan ciri sebagai berikut.
1. Kata atau frase biasanya berkelas kata benda (nomina), contohnya pada kalimat
berikut, “Ilmu kehutanan akan tetap dibutuhkan selama manusia hidup di bumi”.
2. Nomina tidak pernah diawali oleh kata tugas (kata depan atau kata sambung) karena kata
tugas mengubah fungsi nomina menjadi keterangan. Kalimat berikut menunjukan bahwa
kata benda yang diawali kata tugas akan menjadi keterangan. “Tentang ilmu
kehutanan membahas mengenai kelestarian pepohonan di hutan.”
3. Ada kata petunjuk (artikel) ini atau itu. Contohnya adalah “Suara ini dikenal sebagai suara
burung yang paling terancam punah di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.”
4. Subjek bukan kata ganti tanya.
5. Adakalanya subjek bukan sebagai kata benda (nomina), namun pada umumnya diikuti
artikel ini atau itu. Sebagai contoh pada kalimat berikut, “Berenang (itu)”
6. Subjek dapat dicari dengan menggunakan kata tanya siapa dan apa.
7. Subjek dapat ditambahkan akhiran -nya. Sebagai contoh, “Masalahnya ialah tersangka
tidak bisa digiring ke Polres untuk dimintai keterangan.”
8. Pada struktur bahasa Indonesia, subjek pada umumnya berada pada awal kalimat.

6
2.4.2 Predikat
Predikat (P) merupakan salah satu fungsi di dalam kalimat yang merupakan bagian
klausa yang menjadi unsur 27 utama di dalam kalimat. Predikat dalam bahasa Indonesia
dapat berupa kata kerja (verba) atau kelompok kata kerja (frasa verbal), kata sifat (adjektiva)
atau kelompok kata sifat (frasa adjektival), atau kata benda (nomina) atau kelompok kata
benda (frasa nominal). Letak predikat lazimnya berada di sebelah kanan subjek. Contoh
dalam kalimat adalah kata-kata yang dicetak tebal.
- Merokok membahayakan kesehatan.
- Keladi itu tumbuhan.
Ciri-ciri predikat dalam sebuah kalimat adalah sebagai berikut:
1. Pada umumnya predikat berada di sebelah kanan subjek.
2. Predikat menjelaskan subjek sehingga kalimat menjadi bermakna, sebagai contoh “Sektor
kehutanan berkembang secara fluktuatif.”
3. Predikat dapat berkategori kata kerja (verba), kata benda (nomina), kata depan (preposisi),
atau kata sifat (adjektiva) sehingga predikat menyebabkan beberapa jenis kalimat tunggal.
4. Predikat mengisyaratkan perlu tidaknya kata lain di sebelah kanannya agar kalimat
menjadi lebih lengkap.
5. Pada umumnya, predikat dapat dicari dengan menggunakan kata tanya bagaimana.
6. Predikat dapat diikuti partikel -lah, contohnya adalah sebagai berikut “Tertawalah ia pada
saat malam itu.”

2.4.3 Objek
Objek (O) merupakan salah satu fungsi di dalam kalimat yang kehadirannya bergantung pada
jenis predikatnya. Objek biasanya berupa nomina, frasa nominal, atau klausa yang selalu
muncul di sebelah kanan predikat yang berupa kata kerja transitif (verba transitif). Jika
predikat bukan berupa verba transitif, objek tidak hadir (tidak muncul) di dalam kalimat
tersebut. Ciri-ciri objek adalah :
1. Objek berada di samping kanan predikat tanpa disisipi kata, kecuali pada kalimat pasif.
Contoh kalimatnya adalah sebagai berikut, “ITB mengadakan langkah-langkah pelestarian
alam di sekitar kampus.”
2. Kata atau frasa yang bisa menjadi objek berkelas kata benda, contohnya “Tingkat
pendidikan petani yang rendah menyebabkan penguasaan teknologi”

7
3. Objek dapat berpindah posisi menjadi subjek bila predikatnya diubah menjadi pasif,
contohnya “Pemerintah dapat menciptakan kondisi yang kondusif” menjadi “Kondisi yang
kondusif dapat diciptakan oleh pemerintah.”
4. Objek dapat tersurat atau tersirat. Contoh objek tersirat terdapat pada kalimat berikut
“Kecurangan dalam pemilu dilaporkan ke Mahkamah Konstitusi”, sedangkan contoh
kalimat objek tersurat adalah sebagai berikut “Kecurangan dalam pemilu dilaporkan oleh
Panwaslu ke Mahkamah Konstitusi.”
5. Objek dapat diganti dengan akhiran -nya.

2.4.4 Pelengkap
Pelengkap (Pel)—seperti halnya objek—adalah unsur kalimat yang kehadirannya juga
bergantung pada predikat. Pelengkap dapat berupa nomina atau frasa nominal, verba atau
frasa verbal, dan adjektiva atau frasa adjektival. Ciri-ciri pelengkap adalah :
1. Pelengkap berkategori kata atau frasa nominal, verbal, atau adjektival.
2. Pelengkap berada setelah verba semitransitif dan dwitransitif. Contoh pada kalimat yang
mengandung verba semitransitif adalah “Hal itu merupakan masalah besar.” Contoh pada
kalimat yang mengandung verba dwitransitif adalah “Pak Wirya menugasi
mahasiswa membuat desain.”
3. Pelengkap dapat didahului oleh preposisi.
4. Pelengkap tidak dapat dipasifkan (jika dapat dipasifkan tidak dapat menjadi subjek).
Posisi pelengkap dapat terletak di sebelah kanan (setelah atau di belakang) objek atau
terletak langsung di sebelah kanan predikat. Jika predikat berupa kata kerja transitif,
pelengkap terletak di sebelah kanan objek. Namun, jika predikat bukan berupa kata kerja
transitif, mungkin berupa kata kerja intransitif atau berupa kata kerja pasif, pelengkap terletak
langsung di sebelah kanan predikat.

2.4.5 Keterangan
Keterangan (K) adalah unsur kalimat yang kehadirannya bersifat tidak wajib (opsional).
Keterangan dapat berupa nomina (frasa nominal), frasa numeral, berupa frasa preposisional,
atau berupa adverbia. Nomina atau frasa nominal yang dapat menduduki fungsi keterangan
biasanya berupa nomina temporal atau nomina yang menyatakan waktu. Selain itu,
keterangan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu keterangan wajib (wajib hadir/wajib muncul
dalam kalimat) dan keterangan manasuka. Keterangan wajib merupakan bagian dari predikat,

8
sedangkan keterangan manasuka bukan bagian dari predikat. Keterangan manasuka
merupakan keterangan yang sejajar dengan subjek dan predikat.
Ciri-ciri unsur kalimat keterangan adalah
1. Letaknya bisa berpindah-pindah. Misalnya “Hari ini kami akan praktik lapangan ke hutan”
menjadi “Kami akan praktik lapangan hari ini ke hutan.”
2. Keterangan dapat dihilangkan dalam sebuah kalimat.
3. Biasanya, kata atau kelompok kata didahului kata depan.

2.5 Analisis Kategori, Fungsi, Dan Peran


Kalimat dapat diuraikan berdasarkan kategori, fungsi, dan peran. Analisis kategori
menguraikan kalimat berdasarkan kelas kata yang mengisi konstituen di dalam kalimat.
Analisis fungsi menguraikan kalimat berdasarkan subjek, predikat, objek, pelengkap,
dan/atau keterangan. Analisis peran menguraikan kalimat berdasarkan makna unsur-unsur
pembentuknya.
1. Snowee menggigit tulang dengan gigi
Frasa Nominal Verba Nomina Frase Preposisional
Subjek Predikat Objek Keterangan
Pelaku Transitif Sasaran Alat

2.6 Jenis Kalimat


Kalimat bahasa Indonesia dapat dibedakan berdasarkan pengucapanya, jumlah frasanya,
isi atau fungsinya, unsur kalimat, gaya penyajiannya dan berdasarkan subjeknya.

2.6.1 Jenis Kalimat Berdasarkan Pengucapan


A. Kalimat Langsung
Kalimat langsung merupakan kalimat hasil kutipan dari ucapan seseorang tanpa melalui
perantara dan tanpa merubah sedikitpun apa yang ia utarakan. Kalimat ini ditandai dengan
penggunaan tanda petik untuk membedakan kalimat kutipan dengan kalimat penjelas.
Contoh :
“Yuli akan pulang nanti malam,” Nia memberi kabar.
Tika berkata, “Aku mungkin tidak akan pulang malam ini. Besok aku beri kabar lagi.”
B. Kalimat Tidak Langsung
Kalimat tidak langsung merupakan kalimat yang menceritakan kembali isi atau pokok
ucapan yang pernah disampaikan seseorang tanpa perlu mengutip keseluruhan kalimatnya.
Contoh :

9
- Aku pernah mendengar Aisya bercerita bahwa sebenarnya ia tidak terlalu senang dengan
kabar perjodohan yang diatur oleh orang tuanya.

2.6.2 Jenis Kalimat Berdasarkan Jumlah Frasanya


A. Kalimat Simpleks / Tunggal
Kalimat simpleks yang lazim disebut dengan kalimat tunggal merupakan kalimat yang
hanya terdiri atas satu klausa atau satu struktur predikat. Kalimat simpleks adalah kalimat
yang hanya mempunyai satu pola kalimat, yaitu hanya memiliki satu subjek dan satu
predikat, serta satu keterangan (jika perlu). Contoh :
- Mereka / sedang berdiskusi. (S/P)
- Mereka / sedang berdiskusi / di aula pertemuan. (S/P/K)
B. Kalimat Kompleks
Kalimat kompleks yang lazim disebut kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang
terdiri atas klausa utama dan klausa subordinatif. Klausa utama lazim disebut induk kalimat,
sedangkan klausa subordinatif lazim disebut anak kalimat. Klausa utama dapat berdiri sendiri
sebagai kalimat yang lepas yang tidak bergantung pada klausa yang lain, sedangkan klausa
subordinatif selalu bergantung pada klausa utama. Tanpa kehadiran klausa utama, klausa
subordinatif tidak dapat mengungkapkan apa-apa karena informasinya belum jelas. Selain itu,
klausa subordinatif merupakan pengembangan dari salah satu fungsi kalimat sehingga klausa
ini hanya menduduki salah satu fungsi yang ada di dalam kalaimat. Oleh karena itu,
hubungan antar kedua klausa dalam kalimat kompleks ini tidak sederajat atau tidak sejajar.
Atau secara singkat Kalimat majemuk bertingkat adalah penggabungan dua atau lebih
kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat
unsur induk kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola yang
terdapat pada induk kalimat.
Contoh :
a. Kemarin ayah mencuci motor. (induk kalimat)
b. Ketika matahari berada di ufuk timur. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)
Menjadi : Ketika matahari berada di ufuk timur, ayah mencuci motor.
C. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa utama atau lebih yang dapat
berdiri sendiri sebagai kalimat yang lepas. Klausa yang satu dalam kalimat majemuk bukan
merupakan bagian dari klausa yang lain atau klausa yang satu bukan merupakan

10
pengembangan dari salah satu fungsi yang ada dalam klausa itu. Hubungan antara klausa
yang satu dan yang lain dalam kalimat ini menyatakan hubungan koordinatif.
Contoh :
a. Yanto membaca stilistika. ( Kalimat tunggal 1)
b. Istrinya membuatkan susu jahe. ( Kalimat tunggal 2)
Menjadi : Yanto membaca stilistika dan istrinya membuatkan susu jahe.
D. Kalimat Majemuk Kompleks
Kalimat majemuk kompleks adalah kalimat yang terdiri atas tiga klausa atau lebih. Dua
di antara klausa dalam kalimat majemuk ini merupakan klausa utama, sedangkan klausa yang
lain merupakan klausa subordinatif yang berfungsi sebagai pemerluas salah satu atau kedua
fungsi dalam klausa utama. Kekompleksan dalam kalimat majemuk ini ditandai dengan
perluasan salah satu atau lebih unsur (fungsi) dalam kalimat.
Contoh :
a. Toni bermain dengan Kevin. (kalimat tunggal 1)
b. Rina membaca buku di kamar kemarin. (kalimat tunggal 2, induk kalimat)
c. Ketika aku datang ke rumahnya. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)
Menjadi : Toni bermain dengan Kevin dan Rina membaca buku di kamar, ketika aku datang
ke rumahnya kemarin.

2.6.3 Jenis Kalimat Berdasarkan Isi Atau Fungsinya


A. Kalimat Berita Atau Pernyataan (Deklaratif)
Merupakan kalimat yang bertujuan untuk menyampaian suatu informasi. Kalimat ini
dalam penulisannya  di akhiri dengan tanda baca titik (.).Dalam pembacaannya, pada akhir
kalimat biasanya memiliki intonasi yang menurun.
Contoh :
- Tika tengah berlari ke lapangan. (memberitahu kepastian)
- Lanang menolak hadir dalam pertandingan tersebut. (memberitahu pengingkaran)
- Anak baru itu sepertinya tidak perlu diragukan lagi (memberitahu kesangsian)
B. Kalimat Tanya (Interogatif)
Merupakan kalimat digunakan untuk mencari tahu suatu informasi atau jawaban atau
respon dari lawan bicara. Kalimat ini dalam penulisannya di akhiri dengan tanda baca tanya
(?).
Contoh :
- Bagaimana keadaanmu hari ini?
11
- Apakah kamu sudah bertemu langsung dengan dia?
- Dimana apartemen barumu?
C. Kalimat Perintah (Imperatif)
Kalimat perintah merupakan kalimat yang bertujuan untuk memberikan perintah kepada
seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam penulisannya, kalimat perintah akan diakhiri
dengan tanda baca seru (!). Serta dalam pembacaannya, pada akhir kalimat biasanya
digunakan intonasi yang meninggi.
Contoh :
- Tolong ambilkan kertas di meja itu! (permohonan)
- Jangan mendekat! (larangan)
D. Kalimat Seruan
Kalimat seruan digunakan untuk mengungkapkan perasaan. Sama seperti kalimat
perintah, dalam pelafalannya pada akhir kalimat biasanya ditandai dengan intonasi yang
tinggi. Dalam penulisannya, kalimat seruan juga diakhiri dengan tanda seru (!).
Contoh :
- Wah, indah sekali pantai ini !
- Hore, aku menang!
E. Kalimat Pengandaian
Kalimat pengandaian bertujuan untuk menggambarkan keinginan atau tujuan dari penulis
atau pembicara yang belum atau tidak terwujud. Kalimat pengandaian dalam penulisannya
diakhiri dengan tanda baca titik (.).
Contoh:
- Andai saja aku bisa mengulang waktu kembali
- Seandainya aku menjadi dokter nantinya, aku hanya akan pergi ke daerah terpencil dan
memberikan pengobatan bagi yang membutuhkan di sana.

2.6.4 Jenis Kalimat Berdasarkan Unsur Kalimat


A. Kalimat Lengkap
Kalimat lengkap merupakan kalimat yang sekurang – kurangnya terdiri atas sebuah subjek
dan sebuah predikat. Kalimat majas dapat dikategorikan sebagai kalimat lengkap.
Contoh:
- Anak – anak   bermain   di lapangan
S                 P                   K
- Ayah   membeli   mobil baru
12
S           P                 O
B. Kalimat Tidak Lengkap
Kalimat tidak lengkap merupakan kalimat yang tidak sempurna. Kalimat dengan bentuk
tidak sempurna kadang hanya memiliki sebuah subjek saja, sebuah predikat, atau bahkan
hanya terdiri atas objek dan keterangan. Kalimat ini biasanya digunakan untuk kalimat
semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan, dan
kekaguman.
Contoh:
- Terima Kasih
- Rajin pangkal pandai.

2.6.5 Jenis Kalimat Berdasarkan Gaya Penyajiannya


A. Kalimat Yang Melepas
Kalimat ini merupakan kalimat yang ditulis maupun diucapkan menggunakan dengan
gaya penyajian melepas. Gaya penulisan melepas ditandai dengan kalimat  majemuk di awali
dengan induk kalimat atau kalimat utama serta diikuti oleh anak kalimatnya.
Contoh :
Putri tidak akan tertinggal kereta jika di jalan tadi tidak terjadi kecelekaan yang menyebabkan
kemacetan panjang.
(“Putri tidak akan tertinggal kereta” merupakan kalimat induk, “kereta jika di jalan tadi tidak
terjadi kecelekaan yang menyebabkan kemacetan panjang” merupakan anak kalimat.)
B. Kalimat Yang Klimaks
Kalimat ini terbentuk ketika suatu kalimat majemuk disajikan dengan cara menempatkan
anak kalimat di depan kalimat induknya. Kalimat ini biasanya ditandai dengan penggunaan
tanda baca koma (,).
Contoh :
Jika dia dibawa ke rumah sakit lebih cepat, mungkin nyawanya masih bisa tertolong
(“Jika dia dibawa ke rumah sakit lebih cepat” merupakan anak kalimat, “mungkin nyawanya
masih bisa tertolong” merupakan kalimat utama)
C. Kalimat Yang Berimbang
Kalimat yang berimbang biasanya tersusun dalam bentuk kalimat majemuk setara atau
kalimat majemuk campuran. Gaya penyajian berimbang bertujuan untuk menunjukan
kesejajaran bentuk dan informasinya.
Contoh :
13
Harga daging babi menjelang Hari Raya Galungan melonjak, pedagang dan konsumen
mengeluhkan tingginya kenaikan.
2.6.6 Jenis Kalimat Berdasarkan Subjeknya
A. Kalimat Aktif
Kalimat aktif merupakan kalimat di mana unsur subjek di dalamnya melakukan
suatu tindakan (pekerjaan). Kalimat jenis ini akan menggunakan predikat dengan
awalan “me-” dan “ber-” serta predikat yang berupa kata kerja yang tidak dapat
diberikan awalan “me-”, seperti mandi, pergi, tidur, dan lain sebagainya.
Contoh :
- Ani pergi ke pasar
- Surya merangkak di kegelapan agar tidak terlihat musuh.
B. Kalimat Aktif Transitif
Kalimat aktif ini dapat disisipi unsur objek di dalamnya. Kalimat aktif ini biasanya memiliki
predikat yang berawalan “me-” dan dapat dirubah ke dalam bentuk pasif.
Contoh :
- Mereka membuat peta dengan skala 1 : 1.000.000. (bentuk aktif
- Peta dengan skala 1 : 1.000.000 dibuat oleh mereka. (bentuk pasif)
C. Kalimat Aktif Intransitif
Kalimat aktif ini tidak memungkinkan diikuti oleh objek di dalamnya. Kalimat aktif ini
biasanya menggunakan predikat yang berawalan “ber-” dan tidak dapat di rumah menjadi
kalimat pasif.
Contoh :
- Polisi berjaga di sekitar tempat pengeboman
- Kucingku beranak tiga.
D. Kalimat Semi Transitif
Kalimat ini merupakan kalimat aktif yang tidak dapat dirubah menjadi bentuk pasif
karena kalimat ini diikuti oleh unsur pelengkap bukan objek.
Contoh :
Susilo Bambang Yudhoyono   menjadi   Presiden keenam Indonesia
S          P                            Pel
Keputusan ini   berdasarkan   hasil musyawarah
S                   P                    Pel

14
E. Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan atau tindakan. Kalimat
pasif biasanya memiliki predikat berupa kata kerja berawalan “di-” dan “ter-” serta diikuti
kata depan “oleh”
Contoh :
- Bola ditendang Adnan.
- Kertas itu tertiup angin.
- Akan aku tunjukan kemampuanku disini.
- Akan saya sampaikan pesanmu padanya.

15
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Jadi kesimpulan yang didapat dari rumusan masalah diatas adalah pentingnya
mempelajari tata Bahasa adalah agar dalam berbahasa Indonesia baik itu digunakan dalam
berkomunikasi langsung ataupun tidak langsung, lebih mudah dimengerti dan juga tidak
menghilangkan rasa hormat kepada orang-orang yang memiliki jabatan penting. Karena
dalam pengucapan ataupun penggunaan kata sangatlah berbeda, tergantung dengan siapa kita
sedang berkomunikasi.
Kalimat yang baik dan benar adalah kalimat yang didalamnya memiliki minimal subjek
dan predikat serta diawali huruf capital dan diakhiri tanda Tanya,tanda titik, ataupun tanda
seru. Kalimat yang baik dan benar juga yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya
secara tepat dan dapat dipahami secara tepat pula,karena apa yang dipikirkan atau dirasakan
oleh pembaca (penulis dalam bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami oleh pendengar
(pembaca dalam bahasa tulis) sama benar dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh
penuturatau penulis. Serta sebuah kalimat dapat dikatakan baik dan benar apabila mencapai
sasaran dengan baik sebagai alat komunikasi.

3.2 Saran
Menurut pendapat kami, dalam mempelajari Bahasa Indonesia sangatlah penting
mempelajari Tata Bahasa dalam pelajaran Bahasa Indonesia, karena itu merupakan dasar
dalam berkomunikasi baik dan benar, dalam berkomunikasi yang baik dan benar juga harus
mengetahui kalimat yang baik dan benar serta cara menyusun kalimat yang baik dan benar ,
kami berharap makalah ini dapat berguna dalam penyusunan kalimat yang baik dan benar.
Kami juga mengharapkan kritik dan saran dalam penulisan makalah di kemudian hari.

16
DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia. Kalimat . https://id.wikipedia.org/wiki/Kalimat. Diakses pada 7 April 2020


Wuryanti , Siti Kusuma. 2019. Kalimat : Pengertian, Ciri – ciri, Unsur dan Jenis – jenis
Kalimat. https://bahasa.foresteract.com/kalimat/. Diakses pada 7 April 2020.
Sasangka, Sry Satriya Tjatur Wisnu. 2015. Seri Penyuluhan Bahsa Indonesia Kalimat .
Jakarta. Pusat Pembinaan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaa Jakarta.
Widyaningsih, Nina. Kalimat Dalam Bahasa Indonesia .
Ratna Sumarni, S.Pd . 2016 . 87 Jenis – Jenis Kalimat dan Contohnya .
https://dosenbahasa.com/jenis-jenis-kalimat . Diakses pada 11 April 2020.

17

Anda mungkin juga menyukai