Oleh:
Kelompok 4
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan kasihNya
yang telah dilimpahkanNya kepada kami dari kelompok 4 sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah kami ini yang berjudul “Pengembangan bahan ajar dan media pembelajaran bahasa dan
sastra dalam berbasis karakter” Walaupun ada banyak hambatan yang kami lalui dalam
menyusun makalah kami ini, namun kami dapat menyelesaikannya bersama-sama.
Kami sadar bahwa makalah kami ini tidaklah sempurna. Untuk itu saran, kritikan, dan
tanggapan tetap kami harapkan dari Bapak Dosen Pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia
Kelas Tinggi dan juga kepada teman-teman, demi memperbaiki agar dapat lebih baik ke
depannya.
Sekian yang dapat kami sampaikan, akhir kata kami ucapkan Terimakasih.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………………………………..
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………………………………………
1. SIMPULAN…………………………………….............................................................................................
2. Saran……………………………………………………………………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA……........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pembelajaran sastra harus lebih mengutamakan pada pembentukan karakter dengan
memilih karya sastra yang mengandung nilai-nilai positif yang dapat diinternalisasi dalam
kepribadian siswa. Beberapa definisi tersebut menggambarkan bahwa sastra merupakan
karya yang mengandung pesan moral sebagai sarana dalam pembentukan karakter siswa.
Berbagai kehidupan tokoh yang baik dan buruk digambarkan dalam karya sastra agar
pembaca bisa berkontemplasi terhadap nilai-nilai positif yang tercermin melalui karya sastra.
Bahasa sebagai alat komunikasi ialah salah satu sarana kita untuk merumuskan
maksud dan tujuan, ketika menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita sudah
memiliki tujuan tertentu. Selaku makhluk sosial yang memerlukan orang lain, manusia dapat
menggunakan beberapa cara untuk berkomunikasi yaitu melalui verbal dan non-verbal.
Melalui bahasa kita dapat mengetahui cerminan pribadi seseorang, sudut pandang, asal-usul
bahasa dan negara, pemahaman, pendidikan, dan karakter watak atau pribadi seseorang dapat
ditelaah dari ujaran bahasa yang diucapkan. Pendidikan karakter dengan proses pembelajaran
bahasa Indonesia memiliki korelasi satu dengan yang lain.
1.3Tujuan Masalah
1. Agar dapat mengetahui dan menjelaskan pengertian pengembangan bahan ajar dalam
berbasis karakter.
2. Agar dapat mengetahui dan menjelaskan hakikat pembelajaran bahasa dan sastra.
3. Agar dapat mengetahui dan menjalaskan prinsip pembelajaran bahasa dan sastra.
4. Untuk mengetahui bahan ajar/media pembelajaran bahasa dan sastra
BAB II
PEMBAHASAN
Tomlinson (1998:2) mengatakan, bahan ajar adalah sesuatu yang digunakan guru atau
siswa untuk memudahkan belajar bahasa, meningkatkan pengetahuan dan pengalaman
berbahasa. bahan ajar menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa
dalam kegiatan pembelajaran. Selanjutnya, bahan ajar merupakan 28 unsur penting dari
kurikulum. Jika silabus ditentukan arah dan tujuan suatu isi dan pengalaman belajar bahasa
sebagai kerangka, maka bahan ajar merupakan daging yang mengisi kerangka tersebut (Agus
Trianto, 2005:8).
Peran bahan ajar dalam pembelajar menurut Cunningsworth adalah penyajian bahan
belajar, sumber kegiatan bagi siswa untuk berlatih berkomunikasi secara interaktif, rujukan
informasi kebahasaan, sumber stimulant, gagasan suatu kegiatan kelas, silabus, dan bantuan
bagi guru yang kurang berpengalaman untuk menumbuhkan keparcayaan diri
(Cunningsworth, 1995:7). Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahan
ajar adalah seperangkat materi pelajaran yang dapat membantu tercapainya tujuan kurikulum
yang disusun secara sistematis dan utuh sehingga tercipta lingkungan belajar yang
menyenangkan, memudahkan siswa belajar, dan guru mengajar.
b) cara pelajaran didesain untuk mengajak siswa dalam menggunakan bahasa yang
fungsional, otentik, dan pragmatis untuk tujuan yang mempunyai makna tertentu. Bentuk-
bentuk bahasa yang teratur bukan menjadi penekanan utamanya, tetapi pada aspek-aspek
bahasa yang membuat siswa dapat mencapai tujuan-tujuan tersebut;
d) dalam kelas yang komunikatif, siswa pada hakikatnya harus menggunakan bahasa
secara produktif dan dapat diterima dalam konteks tanpa latihan atau persiapan.
Pelajaran bahasa dan sastra Indonesia menekankan pada aspek kinerja dan kemahiran
berbahasa Indonesia sesuai dengan hakikat dan fungsi bahasa, yaitu komunikatif yang
mencerminkan ciri khas pelajaran bahasa Indonesia. Dengan demikian, pelajaran tidak
bertitik tolak pada sistem bahasa, melainkan bertitik tolak pada bagaimana menggunakan
bahasa secara baik dan benar sesuai dengan sistem bahasa itu. Dengan kata lain pelajaran
bahasa Indonesia haruslah lebih menekankan pada fungsi bahasa Indonesia sebagai alat
komunikasi dari pada sistem bahasa Indonesia. Artinya sistem bahasa Indonesia
(kebahasaan) tidak dibahas secara terpisah, tetapi diajarkan secara terpadu dengan
kompetensi yang lainnya dalam pelajaran yang sedang berlangsung. Selanjutnya
pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia harus mencerminkan keterkaitan antaraspek
keterampilan berbahasa (mendengarkan, berbicara, mambaca, dan menulis) yang dipanyungi
dalam satu tema (Depdiknas, 2007:4).
Saat ini, bahasa Indonesia sudah menjadi bahasa pertama bagi sebagian besar siswa di
Indonesia. Artinya, ketika masuk sekolah, siswa mulai memasuki lingkungan berbahasa
Indonesia, karena guru dalam proses belajar mengajar menggunakan bahasa Indonesia. Tugas
guru adalah meningkatkan kemampuan itu melalui kegiatan berbahasa Indonesia nyata,
bukan mengajarkan ilmu tentang bahasa Indonesia. Hanya, yang terjadi kemudian adalah (1)
guru lebih banyak menerangkan tentang bahasa (form-focus), (2) tata bahasa sebagai bahan
yang diajarkan, (3) keterampilan berbahasa nyata kurang diperhatkan, (4) membaca dan
menulis sebagai sesuatu yang diajarkan, bukan sebagai media berkomunikasi dan
berekspresi.
(1) bahan cetak, yakni: buku, lembar kerja siswa, komik, koran, majalah, dan brosur,
(1) media dua dimensi (grafis), seperti: gambar, foto, grafik, bagan, poster kartun, dan komik.
(2) media tiga dimensi, seperti: model padat (solid model), model penempang, dan model
susun.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA