Anda di halaman 1dari 7

Makalah

Model Pembelajaran Berbicara Dalam Kelas Rendah

Dosen pembimbing: Rikke Kurniawati, S.Pd., M.Pd.


Penulis:

1. Alfina Nuralliza (424190


08)
2. Nur Alifiyah Safrina (
3. Ayussaihdal Husnayaini
(424190
17)
4. Aslinda (4241909
9)
5. Jurrotul Azaziyah ( 424190
42)
6. Doa Gadis Kristina (4241910
0)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SIDOARJO TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa selesai pada waktunya. Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah
berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik
dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Sidoarjo, 21 Desember 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER........................................................................................................................ 0
KATA PENGANTAR................................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN
1. pengertian berbicara…………………………………………………… 5
2. strategi pembelajaran berbicara dalam kelas rendah………………….. 5
3. teknik pembelajaran berbicara dalam kelas rendah …………………… 6

2
BAB III PENUTUP..................................................................................................... 7
A. Kesimpulan................................................................................................ 7
B. Saran........................................................................................................... 7
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Kemahiran berbicara merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa yang
ingin dicapai dalam pengajaran bahasa modern termasuk bahasa inggris. Berbicara
merupakan sarana utama untuk membina saling pengertian, komunikasi timbal balik,
dengan menggunakan bahasa sebagai medianya.
Kegiatan berbicara didalam kelas bahasa mempunyai aspek komunikasi dua arah,
yakni antara pembicara dengan pendengarnya secara timbal balik. Dengan demikian
latihan berbicara harus terlebih dahulu didasari oleh :(1) kemampuan mendengarkan, (2)
kemampuan mengucapkan, dan (3) penguasaan (relatif) kosa kata dan ungkapan yang
memungkinkan siswa dapat mengkomunikasikan maksud atau fikirannya.

1.2. Rumusan Masalah


a. Apa pengertian berbicara?
b. Bagaimana strategi pembelajaran berbicara dalam kelas rendah?
c. Bagaimana tehnik pembelajaran berbicara dalam kelas rendah ?

1.3. Tujuan
a. Menjelaskan pengertian berbicara
b. Mengetahui bagaimana strategi pembelajaran berbicara dalam kelas rendah
c. Mengetahui bagaimana teknik pembelajaran berbicara dalam kelas rendah
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Berbicara


Banyak pakar memberikan batasan tentang berbicara, di antaranya Tarigan
(1981:15) mengatakan bahwa berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi
artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan
pikiran, gagasan dan perasaan. Sejalan dengan Tarigan , Anton M. Moeliono dkk.
(1988:114) mengatakan bahwa berbicara adalah berkata, bercakap, berbahasa, melahirkan
pendapat dengan perkataan. Demikian juga Djago Tarigan (1998:34) mengatakan bahwa

3
berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan. Dari tiga
pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa berbicara adalah kemampuan seseorang
menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan dengan menggunakan bahasa lisan.
Dipandang dari segi bahasa, menyimak dan berbicara dikategorikan sebagai
keterampilan berbahasa lisan. Dari segi komunikasi, menyimak dan berbicara
diklasifikasikan sebagai komunikasi lisan. Melalui berbicara orang menyampaikan
informasi melalui ujaran kepada orang lain. Melalui menyimak orang menerima
informasi dari orang lain. Kegiatan berbicara selalu diikuti kegiatan menyimak atau
kegiatan menyimak pasti ada di dalam kegiatan berbicara. Dua-duanya fungsional bagi
komunikasi lisan, dua-duanya tak terpisahkan.
2.2. Strategi Pembelajaran Berbicara
Penerapan Model Ellis dan Sinclair (Tarigan, 2009: 192) pada pembelajaran
berbicara, yaitu:
a. Personal Strategies yang digunakan adalah menemukan kesempatan praktik latihan
dan memimpin atau mengarahkan percakapan mental imajineri.
b. Risk Taking yang digunakan adalah penggunaan teknik – teknik keraguan untuk
menyediakan waktu berpikir dalam suatu percakapan, latihan, dan bertahan pada
kosakata sendiri.
c. Getting Organized yang dipakai adalah pengorganisasian sumber, materi dan waktu.
Sedangkan, strategi yang diajarkan bagi kegiatan berbicara adalah :
a. Subtitution : dalan strategi ini teknik yang digunakan adalah menggunakan sinonim,
parafrase, dan gerak – gerik mengkomunikasikan makna.
b. Cooperation : teknik dalam strategi ini adalah bekerja pasangan atau kelompok untuk
menyelesaikan tugas.
c. Self – Evaluation : tekniknya adalah mengecek kemampuan sendi komunikasi sukses.

2.3. Tehnik Pembelajaran Berbicara


Dalam upaya meningkatkan keterampilan berbicara, guru harus cermat dalam
memilih metode atau teknik dalam pengajaran berbicara. Metode atau teknik berbicara
yang baik harus memenuhi berbagai kriteria yang berkaitan dengan tujuan, bahan,
pembinaan keterampilan proses, dan pengalaman belajar.
Kriteria – kriteria itu antara lain:
a. Relevan dengan tujuan pengajaran dan jenjang pendidikan
b. Memudahkan siswa memahami materi pengajaran
c. Mengembangkan butir – butir keterampilan proses
d. Dapat merealisasikan pengalaman belajar
e. Merangsang siswa untuk belajar

4
f. Mengembangkan penampilan siswa
g. Menggunakan sarana yang mudah
h. Mudah dilaksanakan, serta
i. Menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan.
Selain teknik pengajaran, guru juga harus memenuhi syarat untuk menjadi guru
keterampilan bebicara. Dalam pengajaran keterampilan berbicara, syarat yang harus
dipenuhi oleh seorang guru adalah:
a. Penguasaan materi tentang keterampilan mengajar, serta mampu mengajarkannya
kepada siswa.
b. Memiliki banyak pengalaman yang beraneka ragam.
c. Mengetahui seluk – beluk tentang berbicara.
d. Mengetahui aneka teknik berbicara.
e. Mampu mempraktikkannya dalam pengajaran berbicara.
Pengetahuan guru keterampilan tentang teknik – teknik pengajaran berbicara yang
banyak serta pemilihan metode pengajaran yan tepat memberikan keuntungan –
keuntungan , antara lain:
a. Guru dapat membuat pengajaran yang lebih bervariasi.
b. Dengan metode pengajaran yang tepat, problematika belajar mengajar
dapat dipecahkan.
c. Dengan banyaknya pengetahuan teknik pengajaran berbicara yang bervariasi, seorang
guru akan menjadi lebih percaya diri, sehingga mampu mengajarkan keterampilan
berbicara.
d. Guru dapat menggalakkan CBSA, dengan memilih metode yang tepat dalam
pengajaran.

e. Dengan memilih dan menggunakan metode yang tepat akan menciptakan suasana
belajar yang kondusif, serta
f. Dapat mencapai tujuan belajar.
Berikut beberapa metode pengajaran berbicara untuk memudahkan mengenal,
memahami, menghayati, dan dapat dipraktikkan dalam pengajaran berbicara di sekolah,
yaitu:
a. Ulang ucap
b. Lihat ucap
c. Bertanya
d. Menjawab pertanyaan
e. Percakapan
f. Bercerita

5
g. Wawancara
h. Diskusi
i. Cerita berantai
Menurut Azies dan Alwasilah (1996) ada tiga jenis teknik dalam pembelajaran
berbicara, yaitu :
a. Diskusi dan debat
Diskusi dan debat merupakan kegiatan berbicara yang paling mudah
dilaksanakan, karena dalam diskusi siswa tidak dibatasi oleh topik – topik tertentu.
Semua topik yang bermanfaat untuk dipikirkan dapat dijadikan bahan atau materi
dalam kegiatan berbicara.
Kemampuan interaksi siswa akan berkembang secara alami, seperti kontak
mata, bahasa tubuh selain itu juga siswa mendapat pelajaran baru dalam kegiatan
diskusi, yaitu siswa dapat belajar bagaimana melakukan strategi giliran berbicara,
bagaimana menginterupsi, dan bagaimana mengungkapkan ketidaksetujuan atau
kekecewaan.
b. Drama (Role Playing)
Bermain peran ( role playing) merupakan teknik yang banyak dipakai dalam
program bahasa. Selain menyenangkan, bermain peran juga menawarkan pelarian
mentak dari ruang suasana kelas. Teknik ini dapat dilakukan secara terkontrol, seperti
mengikuti perkembangan logis suatu dialog dalam sebuah buku, atau bisa pula
dilakukan secara bebas dengan membebaskan imajinasi dan kreativitas.
c. Information Gap
Information gap merupakan salah satu teknik pengajaran berbicara. Istilah
information gap ini mengacu pada bagian tertentu yang tak terpisahkan dalam
komunikasi sehari – hari, yaitu pembicara mengatakan sesuatu yang belum diketahui
oleh pendengar. Dan pendengar secara aktif mendekode dan mereaksi apa yang ingin
dsampaikan oleh pembicara.

Dalam memilih metode pengajaran, guru tidak hanya melihatnya dari sisi
manfaat dan tujuan pengajaran saja. Tetapi, guru juga harus menyesuaikannya dengan
kapasitas kemampuan siswa. Siswa berpikir bahwa kemampuan berbicara bahasa adalah
produk dari belajar bahasa, tetapi berbicara juga merupakan bagian penting dari proses
belajar bahasa. Oleh karena itu, ada beberapa instruktur yang efektif yang dapat
digunakan dalam mengajar siswa, yaitu : a. Menggunakan Respon Minimal
Bahasa peserta didik yang kurang percaya diri dalam kemampuan mereka
untuk berpartisipasi dengan sukses dalam interaksi lisan sering mendengarkan dalam

6
keheningan sementara yang lain yang bicara. Salah satu cara untuk mendorong peserta
didik tersebut untuk mulai berpartisipasi adalah untuk membantu mereka membangun
suatu persediaan tanggapan minimal yang mereka dapat digunakan dalam berbagai
jenis pertukaran.
b. Mengenali Script
Script merupakan beberapa situasi komunikasi yang berhubungan dengan
seperangkat informasi yang diprediksi dan diucapkan. Dalam script, hubungan antara
giliran pembicara dan salah satu yang berikut sering dapat diantisipasi.
c. Menggunakan Bahasa Untuk Berbicara Tentang Bahasa (Metalingual)
Metalingual dapat digunakan siswa untuk membantu diri sendiri dalam
pengetahuan mereka tentang bahasa dan keyakinan mereka dalam menggunakannya.
Ini instruktur membantu siswa belajar untuk berbicara sehingga siswa dapat
menggunakan berbicara untuk belajar. Instruktur juga dapat memberikan strategi
siswa dan frase yang digunakan untuk klarifikasi dan cek pemahaman.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
a. berbicara adalah kemampuan seseorang menyampaikan pikiran, gagasan, dan
perasaan dengan menggunakan bahasa lisan.
b. Sedangkan, strategi yang diajarkan bagi kegiatan berbicara adalah : Subtitution,
Cooperation dan Self – Evaluation.
c. Dalam upaya meningkatkan keterampilan berbicara, guru harus cermat dalam memilih
metode atau teknik dalam pengajaran berbicara. Metode atau teknik berbicara yang
baik harus memenuhi berbagai kriteria yang berkaitan dengan tujuan, bahan,
pembinaan keterampilan proses, dan pengalaman belajar.

3.2. Saran
Dengan selesainya makalah ini kami ucapkan terimakasih pada semua pihak yang
ikut andil dalam penulisanya. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu saran dari pembaca sangat kami harapka..

Anda mungkin juga menyukai