Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Keterampilan Berbahasa Indonesia
Dosen pengampu: Zulfadli, M. Pd
Oleh:
Bismillahirrahmanirrahim...
Assalamualaikum warahmatullahiwabarakatuh...
Kelompok 9
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 3
C. Tujuan................................................................................................... 3
D. Manfaat................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Evaluasi Pembelajaran Bahasa............................................... 5
B. Evaluasi Pembelajaran Menyimak....................................................... 10
C. Evaluasi Pembelajaran Berbicara......................................................... 13
D. Tujuan-tujuan evaluasi pembelajaran menyimak dan berbicara di SD....21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan di sekolah dasar (SD) merupakan bagian dari pendidikan
nasional yang memiliki peranan sangat penting dalam meningkatkan sumber
daya manusia. Pendidikan di SD dimaksudkan untuk memberikan bekal
kemampuan kepada anak didik berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang bermanfaat bagi dirinya sesuai dengan tingkat perkembangannya dan
mempersiapkannya melanjutkan ke jenjang pendidikan sekolah menengah.
Pendidikan tidak hanya terbatas pada transfer (alih) ilmu, nilai, budaya, dan
tradisi, tetapi juga transformasi, yakni semua hasil transfer tersebut dapat
menjadi karakter siswa, oleh karena itu, proses pendidikan pada hakikatnya
adalah membekali individu dengan pengetahuan, keterampilan, dan nilai.
Dalam sistem pembelajaran, evaluasi merupakan komponen yang
paling penting. Evaluasi merupakan tahap yang harus ditempuh oleh guru
untuk mengetahui keefektifan pembelajaran, melalui evaluasi dapat diketahui
apakah tujuan pembelajaran yang ditetapkan sudah tercapai atau belum.
Menurut Mutu Khumar (2015: 3) mengemukakan bahwa evaluasi adalah
istilah yang lebih luas yang mengacu pada semua metode yang digunakan apa
yang terjadi sebagai akibat dari suatu proses tertentu. Menurut Chairiawati
(2014: 21) menyatakan bahwa pembelajaran adalah suatu proses belajar
mengajar sebagai suatu aktivitas seorang pendidik yang disengaja untuk
mengorganisir berbagai komponen belajar mengajar yang diarahkan untuk
memperoleh tujuan yang diharapkan.
Evaluasi pembelajaran bahasa adalah proses yang digunakan untuk
menilai dan mengukur kemajuan siswa dalam mempelajari bahasa, baik itu
bahasa ibu maupun bahasa asing. Tujuan utama evaluasi ini adalah untuk
mengevaluasi pemahaman siswa terhadap keterampilan berbicara,
mendengarkan, membaca, dan menulis dalam bahasa yang dipelajari.
1
Evaluasi pembelajaran bahasa penting untuk mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahan siswa dalam pembelajaran bahasa, serta untuk
membantu guru dalam merencanakan pengajaran yang sesuai. Hasil evaluasi
dapat digunakan untuk menyusun program remedial, memonitor kemajuan
siswa, dan menginformasikan pengambilan keputusan dalam konteks
pendidikan bahasa.
Evaluasi menyimak dan berbicara adalah proses yang digunakan
untuk menilai dan mengukur kemampuan siswa dalam keterampilan
menyimak (listening) dan berbicara (speaking) dalam pembelajaran bahasa.
Tujuan utama evaluasi ini adalah untuk mengevaluasi pemahaman dan
ekspresi lisan siswa dalam bahasa yang dipelajari.
Evaluasi menyimak (listening) adalah proses penilaian kemampuan
siswa dalam memahami dan menginterpretasikan teks lisan dalam bahasa
yang dipelajari. Evaluasi ini melibatkan pengumpulan data tentang
kemampuan siswa dalam mengenali kata-kata, frase, dan informasi penting
dalam teks lisan, serta pemahaman terhadap inti pesan atau tujuan komunikasi
yang disampaikan melalui teks lisan tersebut.
Evaluasi berbicara (speaking) adalah proses penilaian kemampuan
siswa dalam berkomunikasi secara lisan dalam bahasa yang dipelajari.
Evaluasi ini melibatkan pengumpulan data tentang kemampuan siswa dalam
menyampaikan pesan dengan jelas, menggunakan kosakata yang tepat,
mengatur informasi secara terstruktur, dan berinteraksi dengan lancar dalam
konteks berbicara.
Evaluasi menyimak dan berbicara penting untuk mengukur
kemampuan siswa dalam berkomunikasi secara lisan dalam bahasa yang
dipelajari. Hasil evaluasi ini dapat digunakan untuk menyusun program
pembelajaran yang sesuai, memberikan umpan balik kepada siswa untuk
meningkatkan keterampilan berbicara dan menyimak, serta memonitor
kemajuan siswa dalam pembelajaran bahasa secara keseluruhan.
B. Rumusan Masalah
2
Dari uraian latar belakang di atas maka, didapat rumusan masalah dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Seperti apa definisi pembelajaran bahasa itu?
2. Seperti apa evaluasi pembelajaran menyimak itu
3. Seperti apa evaluasi pembelajaran berbicara itu?
C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka, tujuan
dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui definisi pembelajaran bahasa.
2. Untuk mengetahui apa itu evaluasi pembelajaran menyimak.
3. Untuk mengetahui apa itu evaluasi pembelajaran berbicara.
D. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini penulis berharap dapat
memberi manfaat:
1. Manfaat Teoretis
Semoga makalah ini dapat menjadi rujukan bagi para pembaca dan
penulis untuk menambah ilmu pengetahuan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Penulis menjadi tahu bagaimana cara menulis karya ilmiah dengan
baik dan benar sesuai kaidah-kaidah penulisan karya ilmiah.
b. Bagi Pembaca
Semoga dengan adanya makalah ini pembaca memahami akan
pentingnya memiliki keterampilan berbahasa seperti membaca,
sehingga dapat menjadi pembaca yang baik.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
komponen pokok penyelenggaraan pembelajaran, yaitu tujuan pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, dan evaluasi hasil kegiatan pembelajaran.
5
kegiatan pembelajaran yang berlangsung dalam kurun waktu yang
direncanakan sesuai dengan tingkat pencapaian yang dijadikan sasaran. Untuk
itu berbagai kegiatan direncanakan dan dilakukan dengan menggunakan
berbagai bahan ajar yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai,
diselenggarakan dan dikelola menurut suatu pendekatan, metode dan teknik
terkaji yang memungkinkan tercapainya tujuan.
Demikian pula halnya dengan berbagai latihan yang diselenggarakan
untuk menunjang pencapaian penguasaan kemampuan yang merupakan
tujuan penyelenggaraan seluruh kegiatan. Pada akhirnya untuk memastikan
ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah diupayakan melalui seluruh
kegiatan pembelajaran itu, perlu dilakukan evaluasi menjelang atau pada
akhir suatu jangka waktu tertentu. Dari kegiatan evaluasi itu dapat diperoleh
informasi dan umpan balik bagi komponen penyelenggaraan pembelajaran
yang mendahului, yaitu komponen kegiatan pembelajaran.
Dalam pelaksanaan pembelajaran sesungguhnya, pengaruh antar
komponen penyelenggaraan pembelajaran itu bahkan tidak sekadar bersifat
satu arah dari komponen sebelumnya ke arah komponen berikutnya.
Pengaruh itu tidak saja berasal dari komponen tujuan sebagai landasan yang
menentukan bagaimana komponen kegiatan pembelajaran diselenggarakan
atau sekadar berasal dari komponen kegiatan pembelajaran terhadap
komponen evaluasi yang bersifat serba satu arah. Pada kenyataannya
pengaruh itu dapat bersifat timbal balik. Pelaksanaan satu komponen
penyelenggaraan pembelajaran dapat berpengaruh terhadap komponen
terdahulu dalam alur penyelenggaraan pembelajaran.
Secara langsung hasil evaluasi yang kurang baik dapat
mengindikasikan kurang baiknya salah satu atau lebih komponen
penyelenggaraan pembelajarannya, seperti pemilihan bahan ajar yang kurang
sesuai, latihan yang kurang mencukupi, banyaknya waktu kegiatan belajar
mengajar yang ditiadakan karena berbagai alasan. Pengajar yang kurang
cakap mengajar, dan lain-lain. Itu semua dapat diduga merupakan bagian dari
penyebab kurang baiknya hasil evaluasi yang patut dijadikan dasar untuk
6
melakukan kajian dan tinjauan ulang terhadap berbagai bagian dari
penyelenggaraan pembelajaran, agar dapat dilakukan penyesuaian dan
perbaikan seperlunya.
7
interpretasi makna dan menanggapi pesan tersirat dalam wahana Bahasa
tersebut. Bahasa yang mudah dan sederhana menyimak berarti kemampuan
memahami pesan yang disampaikan melalui Bahasa lisan.
8
2. Bisikkan sebuah kalimat pada siswa yang berada paling ujung
depan.
3. Kalimat tersebut kemudian bisikkan secara lengkap pada peserta di
belakang atau sebelahnya.
4. Selanjutnya siswa tersebut membisikkan lagi kepada teman urutan
setelahnya, begitu seterusnya.
5. Sampai akhirnya kalimat sampai pada siswa yang berdiri paling
ujung berlawanan dengan siswa yang mendapatkan pesan pertama
kali.
6. Setiap siswa hanya boleh mengulang sekali jika teman yang
dibisiki belum mengerti.
7. Siswa yang terakhir mendapatkan pesan berupa kalimat,
menyebutkan kalimat yang diterimanya sembari didengar oleh
guru. Kemudian guru menilai benar atau salahnya kalimat yang
didengar oleh siswa.
8. Kemudian barisan digeser hingga habis sampai semua siswa sudah
mendapatkan penilaian.
1) Pemahaman isi
9
2) Kelogisan penafsiran
3) Ketepatan penangkapan isi
4) Ketahanan konsentrasi
5) Ketelitian menangkap dan kemampuan memahami.
2. Aspek non kebahasaan, meliputi:
1) Pelaksanaan dan sikap
2) Menghormati
3) Menghargai
4) Konsentrasi/kesungguhan mendengarkan
5) Kritis.
10
1) Tes Kemampuan Menyimak Tingkat ingatan
Tes kemampuan menyimak pada tingkat ingatan sekedar menuntut
siswa untuk mengingat fakta atau menyebutkan kembali fakta-fakta
yang terdapat di dalam wacana yang telah diperdengarkan
sebelumnya. Fakta itu mungkin berupa nama, peristiwa, angka,
tanggal, tahun, dan sebagainya. Kata-kata operasional yang dapat
digunakan untuk tes menyimak tingkat ingatan adalah:
mendefinisikan, menyebut, memilih, mengatakan mendeskripsikan,
meramalkan, mendaftar, dan menjodohkan Bentuk tes yang
dipergunakan bisa berbentuk tes bentuk objektif isian singkat, bentuk
pilihan ganda, dan urian.
2) Tes Keterampilan Menyimak Tingkat Pemahaman
Tes kemampuan menyimak pada tingkat pemahaman menuntut siswa
untuk dapat memahami wacana yang diperdengarkan. Kemampuan
pemahaman yang dimaksud mungkin terhadap isi wacana, hubungan
antar faktor, antar kejadian, hubungan sebab akibat, dan sebagainya.
Akan tetapi, kemampuan pemahaman pada tingkat pemahaman (C2)
ini belum kompleks benar, belum menuntut kerja kognitif tingkat
tinggi. Jadi, kemampuan pemahaman dalam tingkat yang sederhana.
Dengan kata lain, butir-butir tes tingkat ini belum sulit.
3) Tes Kemampuan Menyimak Tingkat Penerapan
Butir-butir tes kemampuan menyimak yang dapat dikategorikan tes
tingkat penerapan, adalah butir tes yang terdiri dari pernyataan
(diperdengarkan) dan gambar-gambar sebagai alternatif jawaban yang
terdapat di dalam lembar tugas, kepada siswa diperdengarkan sebuah
wacana (kalimat) satu kali, dan tugas siswa adalah memilih di antara
beberapa (tempat) gambar yang disediakan yang sesuai dengan
wacana.
4) Tes Keterampilan Menyimak Tingkat Analisis
Tes kemampuan menyimak pada tingkat analisis pada hakikatnya juga
merupakan tes untuk memahami informasi dalam wacana yang
11
diteskan. Akan tetapi, untuk dapat memahami informasi atau lebih
tepatnya memilih alternatif jawaban yang tepat itu, siswa dituntut
untuk melakukan analisis karena tanpa menganalisis wacana, jawaban
yang tepat secara pasti belum dapat ditentukan. Dengan demikian,
butir tes tingkat analisis lebih kompleks dan sulit daripada butir tes
pada tingkat pemahaman.
5) Tes Keterampilan Menyimak Tingkat Sintesis
Tes kemampuan mendengarkan pada tingkat sintesis menuntut siswa
untuk mampu menghubungkan dan atau menggeneralisasikan antara
hal-hal, konsep, masalah, atau pendapat yang terdapat dalam wacana
atau teks yang didengar.
6) Tes Keterampilan Menyimak Tingkat Evaluasi
Tes kemampuan mendengarkan pada tingkat evaluasi menuntut siswa
untuk memberikan penilaian yang berkaitan dengan wacana yang
didengar, baik yang menyangkut isi atau permasalahan yang
dikemukakan maupun cara penuturan wacana itu. Penilaian terhadap
isi wacana, misalnya: penilaian terhadap gagasan, konsep, cara
pemecahan masalah, dan bahkan menemukan dan menilai bagaimana
pemecahan masalah yang sebaiknya.
c. Penyusunan Alat Penilaian Tes Menyimak
Penyusunan alat penilaian tes menyimak mengikuti langkah-langkah
seperti berikut:
1) Penentuan Kompetensi dan Materi
12
reorganisasi pencarian/ penataan kembali ide pokok dan ide penjelas
yang mendukung tema pembicaraan). Kemampuan evaluatif (untuk
menilai keakuratan, kemanfaatan, kejelasan isi pembicaraan), dan
kemampuan apresiasi (kemampuan menghargai isi pembicaraan).
13
Setiap butir soal yang ditulis harus berdasarkan rumusan indikator
soal atau tujuan yang telah ditetapkan di dalam kisi-kisi dan bentuk
soal yang dipakai. Penggunaan bentuk soal yang tepat, sangat
tergantung pada perilaku yang akan diukur. Penulisan butir soal harus
dibarengi dengan pedoman penskorannya. Pedoman penskoran sangat
diperlukan, terutama untuk soal bentuk esai, agar Subjektivitas
korektor dapat diperkecil. Pedoman penskoran ini merupakan
petunjuk yang menjelaskan kriteria jawaban atau aspek yang dinilai
sesuai butir soal yang telah dirumuskan. Penskoran bentuk esai tentu
bervariasi sesuai tingkat kesulitan soal tersebut.
14
sawah, pemandangan atau lingkungan lain) baik secara alami maupun
melalui pemutaran suatu video tertentu. Dalah hal ini, siswa akan
bercerita berdasarkan apa yang mereka amati, dengan, lihat, dan
rasakan.
2) Wawancara
Kegiatan wawancara dilakukan oleh dua (beberapa) orang penguji
dalam praktik yang sering terjadi di sekolah hanya seorang penguji
terhadap siswa atau calon selama jangka waktu tertentu, misalnya
minimum sepuluh menit untuk seorang calon. Penilaian wawancara
adalah tekanan, tata bahasa, kelancaran, dan pemahaman.
3) Bercerita
Pemberian tugas untuk bercerita kepada siswa juga merupakan salah
satu cara untuk mengungkap kemampuan berbicara yang bersifat
pragmatis. Untuk dapat bercerita ada dua hal yang dituntut untuk
dikuasai siswa, yaitu unsur linguistik (bagaimana cara bercerita,
bagaimana memilih bahasa) dan unsur apa yang diceritakan,
ketepatan, kelancaran, dan kejelasan cerita akan menunjukkan
kemampuan berbicara siswa.
4) Pidato
Dalam kaitannya dengan pengajaran (dan tes) bahasa di sekolah, tugas
berpidato dapat berwujud permainan simulasi. Misalnya, siswa
bersimulasi sebagai kepala sekolah berpidato dalam upacara bendera,
menyambut tahun ajaran baru hari sumpah pemuda dan sebagainya.
5) Diskusi
Tugas berdiskusi baik dilakukan para siswa disekolah dan terlebih lagi
para mahasiswa. Tugas ini tidak saja baik untuk mengukur
kemampuan berbicara siswa (mahasiswa), melainkan juga sebagai
latihan beradu argumentasi. Penilaian berpidato, yaitu (a) keakuratan
informasi, (b) ketepatan bahasa (diksi, struktur, lafal), (c)
kesistematisan, (d) kelogisan, (e) gaya dan penampilan, dan (f)
penghayatan.
15
b. Tingkatan Tes Keterampilan Berbicara
Tingkatan tes keterampilan berbahasa, seperti dibicarakan dimulai,
menunjuk pada pengertian tes ranah kognitif yang terdiri dari enam
tingkatan tingkat ingatan (C1) sampai dengan tingkat penilaian (C6)
akan tetapi, untuk tugas berbicara, masalahnya agak berlainan. Sebab,
aktivitas berbicara tidak semata-mata berhubungan dengan
kemampuan kognitif, melainkan juga dengan aspek psikomotor,
keterampilan yang melibatkan aktivitas otot.
1) Tes Keterampilan Berbicara Tingkat Ingatan
Tes keterampilan berbicara pada tingkat ingatan umumnya lebih
bersifat teoretis, menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan tugas
berbicara, misalnya tentang pengertian, fakta, dan sebagainya. Soal-
soal tes tingkat ingatan ini misalnya saja berbunyi sebagai berikut: (a)
Apakah yang dimaksud dengan diskusi panel? (b) Apa tugas
moderator dalam diskusi panel? (c) Sebutkanlah tiga macam metode!
(d) Apakah yang dimaksud dengan kemampuan berkomunikasi?
2) Tes Keterampilan Berbicara Tingkat Pemahaman
Seperti halnya tes tingkat ingatan, tes keterampilan berbicara tingkat
pemahaman juga masih lebih bersifat teoretis, menanyakan masalah-
masalah yang berkaitan dengan berbagai tugas berbicara. Contoh soal-
soal tes untuk tingkat pemahaman, misalnya berbunyi sebagai berikut:
(a) Apakah perbedaan antara diskusi, seminar, dan simposium? (b)
Mengapa seorang yang berpidato harus memahami keadaan
pendengar? (c) Jelaskanlah langkah-langkah berlangsungnya kegiatan
diskusi panel?
3) Tes Keterampilan Berbicara Tingkat Penerapan
Tes keterampilan berbicara pada tingkat penerapan tidak lagi bersifat
teoretis, melainkan menghendaki siswa untuk praktik berbicara. Tes
tingkat ini menuntut siswa untuk mampu menerapkan keterampilan
berbahasanya untuk dapat berbicara dalam situasi (dan masalah)
16
tertentu untuk keperluan berkomunikasi. Contoh tes keterampilan
berbicara tingkat penerapan misalnya, kita menugasi siswa untuk
bersimulasi seperti. Pembicaraan pengurus OSIS tentang rencana
perpisahan siswa kelas III. Pembicaraan seorang guru wali kelas
dengan seorang siswa tentang pelaksanaan remedial.
4) Tes Keterampilan Berbicara Tingkat Analisis
Tes keterampilan berbicara tingkat analisis adalah menuntut siswa
mencermati atau menganalisis isi suatu pembicaraan lalu
mengemukakannya dalam bentuk lisan apa yang dimati tersebut.
5) Tes Keterampilan Berbicara Tingkat Sintesis
Tes keterampilan berbicara tingkat sistesis adalah menuntut siswa
untuk menghubungkan, menggeneralisasikan konsep yang satu
dengan yang lain apa yang diamatinya, baik lisan maupun tertulis.
6) Tes Keterampilan Berbicara Tingkat Evaluasi
Tes keterampilan berbicara tingkat evaluasi adalah menuntut siswa
memberi penilaian terhadap objek tertentu, baik yang didengar,
dilihat, dibaca lalu dikemukakan penilaiannya pada objek tersebut
secara lisan. Bahkan, siswa disuruh juga mengemukakan pemecahan
masalah atas objek itu sesuai pendapatnya.
7) Catatan tentang Tingkatan Tes Keterampilan Berbicara
Pelaksanaan praktik berbicara hendaknya dilakukan dengan
mempertimbangkan keadaan siswa, baik dari segi kemampuan
berbahasa maupun berpikirnya.
17
kosakata, (d) kefasihan (kemudahan dan ketepatan bicara), dan (e)
pemahaman. Kegiatan-kegiatan berbicara misalnya: (1) bercerita, (2)
menyampaikan informasi: buku, majalah, artikel, hasil penelitian,
program kegiatan, (3) berpidato, (4) seminar atau gelar wicara (talk
show), dan (5) berwawancara.
b. Penyusunan Indikator Soal
Penyusunan indikator soal diawali dengan menentukan kondisi.
Misalnya diperdengarkan suatu rekaman, disajikan sebuah kalimat
lengkap, teks, cerita, puisi, dialog, gambar, peristiwa. Atau diberikan
suatu isyarat tertentu, deskripsi situasi atau topik diskusi. Setelah itu
menentukan perilaku yang dapat diukur, misalnya: memberikan
komentar atau kritik atau pendapat atau tanggapan, mengucapkan,
menjelaskan, menceritakan, menyampaikan pesan atau informasi atau
laporan, mengajukan pertanyaan, bercerita atau mendongeng,
mengidentifikasi, mengemukakan, memerankan, mengucapkan, dan
menyimpulkan. Contoh penyusunan indikator soal disajikan sebuah
pernyataan agar siswa menceritakan pengalamannya, siswa dapat
menceritakan pengalamannya dengan pilihan kata dan ekspresi yang
sesuai dengan pilihan kata dan ekspresi yang sesuai.
c. Menyusun Kisi-kisi Soal, dan Penskoran
d. Soal-soal dan Rubrik Penilaian
1) Tingkat afektif
2) Tingkat kognitif
a) Tingkat pengetahuan (C1).
Apa tujuan pembuatan susunan acara dalam suatu
kegiatan tertentu? Jawab: tujuannya untuk
mengarahkan acara agar berlangsung dengan baik
dan lancar. Apa fungsi pembawa acara? Jawab:
pembawa acara sangat berperan membawakan
acara. Suatu acara dapat berjalan dengan lancar,
meriah, dan menarik sangat bergantung pada
18
pembawa acaranya. Oleh karena itu, pembawa acara
harus terampil menggunakan bahasa yang
komunikatif.
b) Pemahaman (C2).
(A) Hal-hal apa saja yang harus diketahui oleh
seorang pembawa acara? Jawab: (1) Acara yang
dibawakan (2) Orang yang hadir dalam acara
tersebut (3) Tempat dan waktu acara tersebut
dilaksanakan. (B) Apa perbedaan acara resmi dan
acara tidak resmi? Jawab: Pada acara resmi salah
satu pejabat diundang untuk membuka acara,
sedangkan pada acara tak resmi acara dibuka dan
ditutup langsung oleh pembawa acara.
c) Penerapan atau Aplikasi
Keluarga Nurdin mengadakan syukuran atas
keberhasilannya menjadi juara 1 pada KDI ke-4.
Mereka yang hadir dalam undangan tersebut adalah
pemerintah Kabupaten, tokoh masyarakat, dan para
remaja dan anak-anak. Buatlah konsep acara
tersebut! Jawab: Garis-garis besar acara syukuran
(a) Pembukaan (b) Pembacaan ayat suci Al-Quran
(c) Sepatah kata dari ketua panitia pelaksana (d)
Sambutan-sambutan (pemerintah daerah, tokoh
masyarakat.
19
1. Kemampuan Memahami dan Menyimak Informasi: Evaluasi ini
bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami dan
menyimak informasi yang disampaikan secara lisan. Hal ini meliputi
kemampuan mereka untuk mendengarkan dan memahami instruksi, cerita,
penjelasan, dan presentasi yang diberikan oleh guru atau teman sekelas.
20
6. Penggunaan Bahasa yang Tepat: Evaluasi ini bertujuan untuk
mengevaluasi penggunaan bahasa yang tepat dan sesuai dengan situasi atau
konteks yang diberikan. Hal ini meliputi penggunaan tata bahasa yang benar,
pengucapan yang jelas, intonasi yang tepat, dan penggunaan ekspresi bahasa
yang sesuai.
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Evaluasi pembelajaran bahasa adalah proses yang digunakan untuk
menilai dan mengukur kemajuan siswa dalam mempelajari bahasa, baik itu
bahasa ibu maupun bahasa asing. Tujuan utama evaluasi ini adalah untuk
mengevaluasi pemahaman siswa terhadap keterampilan berbicara,
mendengarkan, membaca, dan menulis dalam bahasa yang dipelajari.
Evaluasi menyimak dan berbicara adalah proses yang digunakan
untuk menilai dan mengukur kemampuan siswa dalam keterampilan
menyimak (listening) dan berbicara (speaking) dalam pembelajaran bahasa.
Tujuan utama evaluasi ini adalah untuk mengevaluasi pemahaman dan
ekspresi lisan siswa dalam bahasa yang dipelajari.
Evaluasi berbicara (speaking) adalah proses penilaian kemampuan
siswa dalam berkomunikasi secara lisan dalam bahasa yang dipelajari.
Evaluasi ini melibatkan pengumpulan data tentang kemampuan siswa dalam
menyampaikan pesan dengan jelas, menggunakan kosakata yang tepat,
mengatur informasi secara terstruktur, dan berinteraksi dengan lancar dalam
konteks berbicara.
B. Saran
22
Penulis berharap setelah membaca makalah ini, pembaca semakin
paham dengan apa itu ejaan, tulis tangan, dan tata bahasa. Sehingga makalah
ini dapat bermanfaat di dalam proses pembelajaran di kelas maupun di luar
kelas. Penulis juga berharap kepada pembaca agar dapat menambah wawasan
sehingga makalah ini dapat bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
23
Hermawan, Acep. 2014. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
24
25