Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Disusun untuk Memenuhi
Tugas Mata Kuliah Perencanaan Pengajaran Bahasa dan Sastra
Dosen Pengampu : Sigit Arif Bowo, M. Pd.

Disusun oleh:

Kelompok 1

1. Miss Wilda Sueree (196151097)


2. Nihayatul Afzani (206151073)
3. Fifma Arifatun Aisyahna (206151080)
4. Nunung Uswatun Hasanah (206151085)
5. Kharisma Nur Aini (206151093)

TADRIS BAHASA INDONESIA


FAKULTAS ADAB DAN BAHASA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA
2022

1
KATA PENGANTAR

Assalaamualaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Alhamdulillah, Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena
dengan rahmat serta hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
materi Perencanaan Pengajaran Bahasa dan Sstra pada penjelasan mengenai
“PERENCANAAN PEMBELAJARAN“ yang merupakan salah satu tugas Tadris Bahasa
Indonesia pada semester Empat. Shalawat serta salam tidak lupa kami panjatkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW, semoga kelak kita mendapatkan syafa’atnya di
Yaumul qiyamah.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Perencanaan
Pengajaran Bahasa dan Sastra yang diampu oleh Bapak Sigit Arif Bowo, M. Pd. Selain itu
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Perencanaan Pengajaran
Bahasa dan Sastra bagi pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Sigit Arif Bowo, M. Pd. selaku
dosen mata kuliah Perencanaan Pengajaran Bahasa dan Sastra yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai bidang studi yang kami
pelajari ini.

Saya juga mengucapkan kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari, makalah
yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Kartasura, 14 Februari 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI
JUDUL.................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 4
C. Tujuan ......................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Perencanaan Pembelajaran........................................................
B. Tujuan Pembelajaran...................................................................................
C. Dimensi-Dimensi Perencanaan....................................................................
D. Hal Yang Terkandung Dalam Perencanaan Pembelajaran .........................
E. Manfaan Dan Fungsi Perencanaan Pembelajaran ......................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................................
B. Saran....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran pada dasarnya merupakan proses aktivitas yang dilakukan
secara tertata dan teratur, berjalan secara logis dan sistematis mengikuti aturan-aturan
yang telah disepakati sebelumnya. Setiap kegiatan pembelajaran bukan merupakan
proyeksi keinginan dari guru secara sebelah pihak, akan tetapi merupakan perwujudan
dari berbagai keinginan yang dikemas dalam suatu kurikulum.
Kurikulum sebagai program pendidikan, masih bersifat umum dan sangat
ideal. Untuk merealisasikan dalam bentuk kegiatan yang lebih operasional yaitu
dalam pembelajaran, terlebih dahulu guru harus memahami tuntutan kurikulum,
kemudian secara praktis dijabarkan kedalam bentuk perencanaan pembelajaran untuk
dijadikan pedoman operasional pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan perencanaan pembelajaran ?
2. Apa saja kah tujuan dari adanya pembelajaran ?
3. Bagaimana kah dimensi – dimensi pembelajaran ?
4. Hal apa saja yang terkandung dalam perencanaan pembelajaran ?
5. Manfaat dan fungsi apa saja yang didapat dari perencanaan pembelajaran ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari perencanaan pembelajaran
2. Menambah wawasan tentang tujuan dari pembelajaran
3. Memperluas pemikiran tentang dimensi – dimensi pembelajaran
4. Mengetahui hal – hal yang terkandung dalam perencanaan pembelajaran
5. Menjelaskan manfaat dan fungsi dari perencanaan pembelajaran

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN


Dilihat dari segi terminologinya, perencanaan pembelajaran terdiri dari dua
kata, yaitu kata perencanaan dan kata pembelajaran. Perencanaan berasal dari kata
rencana yaitu pengambilan keputusan tentang apa yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan. Dengan demikian, proses suatu perencanaan harus dimulai dari

4
penetapan tujuan yang akan dicapai melalui analisis kebutuhan serat dokumen yang
lengkap, kemudian menetapkan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan tersebut. Ely (1979), mengatakan bahwa perencanaan itu pada
dasarnya adalah suatu proses dan cara berfikir yang dapat membantu menciptakan
hasil yang diharapkan. Kaufman (1972) memandang bahwa perencanaan itu adalah
sebagai suatu proses untuk menetapkan “kemana harus pergi” dan bagaimana untuk
sampai ke “tempat” itu dengan cara yang paling efektif dan efisien. Terry (1993)
mengungkapkan bahwa perencaaan itu pada dasarnya adalah penetapan pekerjaan
yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
William H. Newman dalam bukunya Administrative Action Techniques of
Organization and Mangement: mengemukakan bahwa “perencanaan adalah
menentukan apa yang akan dilakukan. Perencanaan mengandung rangkaian-rangkaian
putusan yang luas dan penjelasan-penjelasan dari tujuan, penentuan kebijakan,
penentuan program, penentuan metode-metode dan prosedur tertentu dan penentuan
kegiatan berdasarkan jadwal sehari-hari.” Banghart dan Trull (1973), mengemukakan
bahwa perencanaan adalah awal dari semua proses yang rasional dan mengandung
sifat optimis yang didasarkan atas kepercayaan bahwa akan dapat mengatasi berbagai
macam permasalahan. Nana Sudjana (2000;61) mengatakan bahwa perencanaan
adalah proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang
akan dilakukan pada waktu yang akan datang.
Setiap perencanaan minimal harus memiliki empat unsur sebagai berikut :
1. Adanya tujuan yang harus dicapai.
2. Adanya strategi untuk mencapai tujuan.
3. Sumber daya yang dapat mendukung.
4. Implementasi setiap keputusan.

Pemebelajaran dapat diartikan sebagai proses kerja sama antar guru dan siswa
dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi yang
bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri seperti, minat, bakat dan kemampuan
dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada di luar diri siswa
seperti lingkungan, sarana dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan
belajar tertentu. Pembelajaran adalah terjemah dari “instruction”, yang banyak dipakai
dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Istilah ini banyak dipengaruhi oleh aliran
psikologi kognitif-holistik, yang menempatkan siswa sebagai sumber dari kegiatan.

5
Selain itu, istilah ini juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang
diasumsikan dapat mempermudah siswa mempelajari segalan sesuatu lewat bebagai
macam media seperti bahan-bahan cetak, program televise, gambar audio dan lain
sebagainya, sehingga semua itu mendorong terjadinya perubahan peranan guru
dalam mengelola proses belajar mengajar, dari guru sebagai sumber belajar menjadi
guru sebagai fasilitator dalam belajar mengajar.
Berikut ini definisi tentang perencanaan pembelajaran menurut para ahli :
1. Ritchy. Ilmu yang merancang detail spesifik untuk pengembangan, evaluasi
dan pemeliharaan situasi dengan fasilitas penegetahuan diantara satuan besar
dan kecil persoalan pokok.
2. Smith & Ragan. Proses sistematis dalam mengertikan prinsip belajar dan
pembelajaran ke dalam rancangan untuk bahan dan aktivitas pembelajaran.
Proses sistematis dan berfikir dalam mengartikan prinsip belajar dan
pemebelajaran ke dalam rancangan untuk bahan dan aktivitas pemebelajaran.
3. Zook. Proses berfikir sistematis untuk mebantu pelajar memahami (belajar).
4. Ibrahim. Kegiatan merumuskan tujuan apa yang akan dicapai oleh suatu
kegiatan pembelejaran, cara apa yang dipakai untuk menilai pencapaian tujuan
tersebut, materi apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikan,
serta alat atau media apa yang diperlukan.
Jadi, dari uraian di atas dapat dipahami bahwa pembelajaran merupakan suatu
interaksi kerja sama antara pendidik dan peserta didik dengan memanfaatkan segala
sesuaatu yang ada, baik dari dalam diri (intern) maupun dari luar diri (ekstern) dengan
maksud agar tujuan pembelajaran yang telah ditentukan dapat tercapai. Setelah
diketahui arti dari kedua kata antara perencanaan dan pembelajaran, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa perencanaan pembelajaran adalah suatu keputusan yang
ditetapkan untuk dilakukan di dalam sebuah pembelajaran agar tujuan yang telah
ditentukan dapat tercapai.
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Penyusunan tujuan pembelajaran sangatlah penting dalam rangkaian
pengembangan desain pembelajaran. Tahap ini akan menentukan tujuan pembelajaran
yang menjadi acuan untuk menentukan jenis materi pembelajaran, strategi
pembelajaran, metode pembelajaran, dan media pembelajaran yang akan digunakan
dalam proses pembelajaran. Tanpa tujuan yang jelas, pembelajaran akan menjadi
kegiatan tanpa arah, tanpa fokus, dan menjadi tidak efektif. Tujuan pembelajaran

6
(instructional objective) adalah perilaku hasil belajar yang diharapkan terjadi,
dimiliki, atau dikuasai oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran
tertentu. Hal ini didasarkan berbagai pendapat tentang makna tujuan pembelajaran
atau tujuan instruksional.
Pengertian tujuan pembelajaran menurut para ahli adalah sebagai berikut :
1. Robert F Mager, menyebutkan tujuan pembelajaran merupakan sikap yang
akan meraih suatu kompetensi yang telah dicanangkan. Sikap yang dimaksud
adalah fakta yang abstrak maupun konkret. Langkah berikutnya tujuan
pembelajaran diimplementasikan secara global di tahun 1971 termasuk di
Indonesia.
2. Menurut David E. Kapel dan Edward L. Dejnozka, tujuan pembelajaran
merupakan sebuah deklarasi yang detail yang dikemukakan dalam sikap dan
dimanifestasikan dalam bentuk tulisan agar bisa dicerna dengan baik dan bisa
menjadi hasil yang diinginkan.
3. Henry Ellington (1984) dan Fred Percival menyatakan bahwa tujuan
pembelajaran adalah suatu deklarasi yang jelas dan memperlihatkan
penampilan atau skill dari siswa yang bisa diraih dalam aktivitas pembelajaran.
4. Pengertian lain menyebutkan bahwa, tujuan pembelajaran adalah pernyataan
mengenai keterampilan atau konsep yang diharapkan dapat dikuasai oleh
peserta didik pada akhir periode pembelajaran (Slavin, 1994). Tujuan
pembelajaran merupakan arah yang hendak dituju dari rangkaian aktivitas
yang dilakukan dalam proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran dirumuskan
dalam bentuk perilaku kompetensi spesifik, aktual, dan terukur sesuai yang
diharapkan terjadi, dimiliki, atau dikuasai siswa setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran tertentu.

Tujuan pembelajaran biasanya diarahkan pada salah satu kawasan dari


taksonomi. Benyamin S. Bloon dan D. Krathwohl (1964) memilah taksonomi
pembelajaran dalam tiga kawasan, yakni sebagai berikut :
1. Kawasan Kognitif. Kawasan kognitif adalah kawasan yang membahas tujuan
pembelajaran dengan proses mental yang dimulai dari tingkat pengetahuan
sampai ke tingkat yang lebih tinggi yakni evaluasi.
2. Kawasan Afektif. Kawasan afektif adalah satu dominan yang berkaitan dengan
sikap, nilai-nilai minat, apresiasi dan penyesuaian perasaan sosial.

7
3. Kawasan Psikomotor. Domain psikomotor mencakup tujuan yang berkaitan
dengan keterampilan (skill) yang bersifat manual atau motorik.

Format untuk menulis tujuan pembelajaran. Untuk menuliskan tujuan


pembelajaran, tata bahasa merupakan hal yang perlu diperhatikan. Sebab dari tujuan
pembelajaran tersebut dapat dilihat konsep atau proses berpikir seseorang dalam
menuangkan ide-idenya. Sehubungan dengan penulisan tersebut, ada seorang
penganjur bahwa dalam menulis tujuan pembelajaran sebaiknya dinyatakan dengan
jelas, artinya tanpa penjelasan tambahan apa pun pembaca (guru atau siswa) dapat
menangkap maksudnya.

C. DIMENSI – DIMENSI PERENCANAAN


Dimensi dalam perencanaan pembelajaran pasti sangat dibutuhkan, berguna
untuk menyesuaikan diri dalam tindak belajar. Dimensi-dimensi dalam perencanaan
sangat beragam sesuai dengan apa yang akan ditindaki. Ada pun beberapa dimensi
perencanaan pembelajaran yang perlu dipahami sebagai berikut :
1. Signifikansi. Tingkat signifikasi ini tergantung pada tujuan,
signifikansinya dapat dilihat dari kriteria-kriteria.
2. Feasibilitas. Tidak boleh menggunakan penyelesaian Fisibilitas semaunya.
Maksudnya perencanaan harus disusun berdasarkan pertimbangan realisi
entah yang berkaitan dengan biaya atau pengimplementasiannya.
3. Relevansi. Relevansi ini berkaitan dengan jaminan bawa perencanaan
dapat penyelesaian persoalan secara spesifik di waktu yang tepat dan
mencapai tujuan secara optimal.
4. Kepastian. Konsep kepastian minimum diharapkan dapat mengurangi
kejadian-kejadian yang tidak terduga.
5. Ketelitian. Prinsip utama yang diperhatikan agar perencanaan ini tersusun
dengan baik, yaitu dengan menyusun perencanaan disusun dalam bentuk
sederhana, diperhatikan secara sensitif atau mendalam hal-hal yang
sekiranya mudah terjadi sebuah komponen.
6. Adaptabilitas. Perencanaan pembelajaran harus bersifat dinamis dengan
begitu harus senantiasa mencari umpan balik, berbagai proses
memungkinkan menggunakan perencanaan yang fleksibel atau adaptabel
yang dirancang guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

8
7. Waktu. Faktor atau hal yang berkaitan dengan semua hal yang
menggunakan waktu, seperti memprediksi masa depan atau bagaimana
kebutuhan pendidikan pada masa depan. Validasi dan rehabilitasi analisis
yang dipakai, siap sedia dalam menilai pendidikan masa kini yang terkait
dengan masa mendatang.
8. Monitoring. Monitoring ialah proses mengembangkan kriteria untuk
menjamin bahwa berbagai komponen bekerja secara efektif.
9. Isi atau perencanaan. Isi ini merujuk pada perencanaan yang akan
dilakukan ke depannya:
a. Tujuan apa yang diinginkan atau bagaimana cara mengorganisasi
aktivitas belajar dan layanan-layanan pendukungnya
b. Program dan layanan atau bagaimana cara mengorganisasi aktivitas
belajar dan layanan-layanan pendukungnya
c. Tenaga manusia. Yakni mencakup cara-cara mengembangkan prestasi,
spesialisasi, perilaku, kompetensi, maupun kepuasan mereka.
d. Keuangan. Meliputi rencana pengeluaran dan rencana penerimaan
Bangunan fisik mencakup tentang cara-cara penggunaan psikologis
pola distribusi dan kaitannya dengan pengembangan Struktur
organisasi, maksudnya bagaimana cara mengorganisasi dan
manajemen operasi dan pengawasan program dan aktivitas pendidikan
yang direncanakan. Konteks sosial atau elemen-elemen lainnya yang
perlu dipertimbangkan dalam perencanaan pengajaran.

D. HAL YANG TERKANDUNG DALAM PERENCANAAN PEMBELAJARAN


Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. KTSP adalah
kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan
pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur
dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata

9
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
Komponen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) terdiri dari 3 (tiga)
dokumen. Dokumen 1 yang disebut Buku I, dokumen 2 disebut Buku II, dan dokumen
3 disebut Buku III.. Buku I KTSP sekurang-kurangnya berisi Visi, Misi, Tujuan,
Pengaturan Beban Mengajar dan Kalender Pendidikan Satuan Pendidikan, Buku II
KTSP berisi Silabus yang idealnya dikembangkan oleh satuan pendidikan apabila
sudah mampu mengembangkan sendiri. Buku III KTSP berisi RPP (Rencana
Perangkat Pembelajaran) yang harus disusun oleh satuan pendidikan sesuai dengan
potensi peserta didik, minat dan bakat peserta didik dalam pembelajaran. Sesuai
dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014
halaman 3, bahwa Buku II KTSP sudah disusun oleh pemerintah. Adapun Buku I
merupakan tanggung jawab kepala madrasah/sekolah, dan Buku III tanggung jawab
masing-masing guru/tenaga pendidik.
Dalam menyusun KTSP acuan yang paling utama ialah bahwa sekolah harus
mengutamakan potensi peserta didik, perkembangan zaman, tantangan, kebutuhan
dan lingkungan peserta didik secara umum. Peserta didik harus dijadikan tujuan
utama atau pusat untuk mengembangkan potensinya agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, berakhlakul karimah, menjadi siswa yang
kreatif, inovatif, cakap, kreatif, mandiri, berwawasan global dan tentunya demokratis
dan tanggung jawab. Selanjutnya prinsip penyusunan KTSP harus memperhatikan
berbagai karakter peserta didik yang berasal dari lingkungan/daerah heterogen,
jenjang pendidikan dan jenis pendidikan, tidak ada diskriminatif terhadap agama,
suku dan ras. KTSP harus lebih relevan dengan kebutuhan kehidupan yang sedang
dan akan dihadapi oleh peserta didik.
Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya, yaitu
KTSP. Menurut Latifah, kurikulum 2013 menekankan pada peningkatan dan
keseimbangan soft skill dan hard skill yang meliputi aspek kompetensi sikap,
ketrampilan dan pengetahuan. Kedudukan kompetensi yang semula diturunkan dari
mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi.
Selain itu pembelajaran lebih integratif tematik dalam semua mata pelajaran.
E. MANFAAT DAN FUNGSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN

10
Manfaat dari perencanaan pembelajaran dapat dirasakan oleh guru, semua
pihak yang terlibat dalam pembelajaran, dan manfaat perencanaan pembelajaran
khususnya dalam proses belajar mengajar menurut Majid (2005:22). Berikut adalah
pemapahan manfaat pembelajaran tersebut :
1. Manfaat yang dapat dirasakan oleh guru
a) Melalui proses perencanaan yang matang maka akan terhindar dari
keberhasilan yang bersifat untung-untungan, artinya perencanaan yang
matang dan akurat maka akan mampu memprediksi seberapa besar
keberhasilan yang akan dapat dicapai. Sebab perencanaan disusun
untuk memperoleh keberhasilan, dengan demikian kemungkinan
kegagalan dapat diantisipasi oleh guru.
b) Sebagai alat untuk memecahkan masalah. Guru yang melakukan
perencanaan yang baik akan dapat memprediksi kesulitan apa yang
akan dihadapi oleh siswa dalam mempelajari materi pelajaran tertentu.
Dengan perencanaan yang matang guru akan dengan mudah
mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin timbul. Guru
hendaknya menyadari bahwa proses pembelajaran adalan proses yang
kompleks dan sangat situasional, berbagai kemungkinan dapat saja
terjadi. Melalui perencanaan yang matang maka guru dengan mudah
mengantisipasinya sebab berbagai kemungkinan sudah diantisipasi
sebelumnya.
c) Untuk memanfaatkan berbagai sumber belajar secara tepat. Seiring
dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
maka saat ini banyak sumber-sumber belajar yang mengandung
berbagai informasi. Dengan demikian siswa akan dihadapkan pada
kesulitan belajar memilih sumber belajar yang dianggap cocok dengan
tujuan pembelajaran. Dalam rangka inilah perencanaan yang matang
diperlukan. Melalui perencanaan, guru dapat menentukan sumber-
sumber mana saja yang dianggap tepat untuk mempelajari suatu bahan
pembelajaran.
d) Perencanaan akan dapat membuat pembelajaran berlangsung secara
sistematis artinya proses pembelajaran tidak akan berlangsung
seadanya, akan tetapi akan berlangsung secara terarah dan terorganisir.
Dengan demikian untuk dapat menggunakan waktu seefektif mungkin

11
untuk keberhasilan proses pembelajaran. Sebab melalui perencanaan
yang matang maka guru akan bekerja setahap demi tahap untuk
menuju perubahan yang diinginkan sesuai dengan tujuan (Sanjaya,
2013:33).
2. Manfaat yang dapat dirasakan oleh pihak yang terlibat dalam pembelajaran
a) Manfaat bagi pengelola program yaitu pihak yang memerlukan bukti
tentang proses belajar yang efektif dan efisien dalam batas biaya yang
wajar atau dapat diterima.
b) Manfaat bagi perancang pembelajaran yaitu membutuhkan bukti
bahwa program yang dirancangnya memuaskan. Dalam hal ini
indikator terbaik adalah pencapaian semua tujuan program oleh siswa
dalam batas waktu yang tepat.
c) Manfaat bagi guru untuk melihat siswanya memperoleh semua
kemampuan yang diharapkan dan juga ingin secara pribadi membina
hubungan positif dengan siswa.
d) Manfaat bagi siswa yang ingi berhasil dan juga ingin mendapatkan
pengalaman belajar yang menyenangkan dan memuaskan.
3. Manfaat perencanaan pembelajaran khususnya dalam proses belajar
mengajar menurut Majid (2005:22)
a) Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.
b) Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap
unsur yang terlibat dalam kegiatan.
c) Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun
unsur murid.
d) Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat
diketahui ketepatan dan kelambatan kerja.
e) Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja.
f) Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat dan biaya.
Sedangkan perencanaan pembelajaran memiliki beberapa fungsi diantaranya
sebagaimana dijelaskan Sanjaya (2013:35) sebagai berikut :
1) Fungsi kreatif. Pembelajaran dengan menggunakan perencanaan yang
matang, akan dapat memberikan umpan balik yang dapat menggambarkan
berbagai kelemahan yang terjadi. Melalui umpan balik itulah guru dapat

12
meningkatkan dan memperbaiki program. Secara kreatif, guru akan selalu
memperbaiki berbagai kelemahan dan menemukan hal-hal baru.
2) Fungsi inovatif. Perencanaan pembelajaran kesenjangan itu hanya
mungkin dapat ditangkap, manakala guru memahami proses yang
dilaksanakan secara sistematis. Proses pembelajaran yang sistematis itulah
yang direncanakan dan terprogram secara utuh. Dalam kaitan inilah
perencanaan memiliki fungsi inovasi.
3) Fungsi selektif. Adakalanya untuk mencapai suatu tujuan atau sasaran
pembelajaran guru dihadapkan berbagai pilihan strategi. Melalui proses
perencanaan maka guru dapat menyeleksi strategi mana yang dianggap
lebih efektif dan efisien untuk dikembangkan. Tanpa suatu perencanaan
tidak mungkin dapat menentukan pilihan yang tepat. Fungsi selektif ini
juga berkaitan dengan pemilihan materi pelajaran yang dianggap sesuai
dengan tujuan pembelajaran. Melalui proses perencanaan maka guru dapat
menentukan materi mana yang sesuai dan materi mana yang tidak sesuai.
4) Fungsi komunikatif. Suatu perencanaan yang memadi harus dapat
menjelaskan kepada setiap yang terlibat, baik kepada guru, siswa, kepala
sekolah bahkan kepada pihak eksternal seperti kepada orang tua dan
masyarakat. Dokumen perencanaan harus dapat mengkomunikasikan
kepada setiap orang baik tentang tujuan dan hasil yang ingin dicapai,
strategi atau rangkaian kegiatan yang dapat dilakukan. Oleh sebab itu
perencanaan memiliki fungsi komunikasi.
5) Fungsi prediktif. Perencanaan yang disusun secara benar dan akurat, dapat
menggambarkan apa yang akan terjadi setelah dilakukan suatu treatment
sesuai dengan program yang disusun. Melalui fungsi prediktifnya,
perencanaan dapat menggambarkan berbagai kesulitan yang akan terjadi.
Di samping itu, fungsi prediktif dapat menggambarkan hasil yang akan
diperoleh.
6) Fungsi akurasi. Sering terjadi, guru merasa kelebihan bahan pelajaran
sehingga merasa waktu yang tersedia tidak sesuai dengan banyaknya
bahan yang harus dipelajari siswa. Akibatnya proses pembelajaran tidak
normal lagi, sebab kriteria keberhasilan diukur dari sejumlah materi
pelajaran yang telah disampaikan kepada siswa tidak perduli apakah
materi itu dipahami atau tidak. Perencanaan yang matang dapat

13
menghindari hal seperti itu, sebab melalui proses perencanaan guru dapat
menakar setiap waktu yang diperlukan untuk menyampaikan bahan
pelajaran tertentu. Guru dapat menghitung jam pelajaran efektif, melalui
program perencanaan.
7) Fungsi pencapaian tujuan. Mengajar bukanlah sekedar menyampaikan
materi, akan tetapi membentuk manusia secara utuh. Manusia utuh bukan
hanya berkembang dalam aspek intelektual saja, akan tetapi juga dalam
sikap dan keterampilan. Dengan demikian pembelajaran memiliki dua sisi
yang sama pentingnya yaitu sisi hasil belajar dan sisi proses belajar.
Melalui perencanaan kedua sisi pembelajaran dapat dilakukan secara
berimbang.
8) Fungsi kontrol. Mengontrol keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam suatu proses
pembelajaran tertentu. Melalui perencanaan dapat ditentukan sejauhmana
materi pelajaran telah dapat diserapkan oleh siswa, materi mana yang
sudah dan belum dipahami oleh siswa. Dalam hal inilah perencanaan
berfungsi sebagai kontrol yang selanjutnya dapat memberikan balikan
kepada guru dalam mengembangkan program pembelajaran selanjutnya
(Sanjaya, 2013:35).

Selanjutnya menurut Nurdin dan Usman (2002:87) fungsi dari perencanaan


pembelajaran yang dipersiapkan guru antara lain adalah sebagai berikut :

1) Menentukan arah kegiatan pembelajaran


2) Memberi isi dan makna tujuan
3) Menentukan cara bagaimana mencapai tujuan yang diharapkan
4) Mengukur seberapa jauh tujuan itu telah tercapai dan tindakan apa
yang harus dilakukan apabila tujuan belum tercapai.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

14
Dari penjabaran berbagai macam topik pembahasan tadi, dapat kita tarik
kesimpulan bahwa yang pertama, perencanaan pembelajaran adalah suatu keputusan
yang ditetapkan untuk dilakukan di dalam sebuah pembelajaran agar tujuan yang telah
ditentukan dapat tercapai.
Yang kedua, dalam perencanaan pembelajaran ada beberapa tujuan menurut
ahli, diantaranya yaitu:Robert F Mager, yang mengatakan bahwa tujuan pembelajaran
ialah sikap yang akan meraih suatu kompetensi yang telah dicanangkan. Yang kedua
menurut David E. Kapel dan Edward L. Dejnozka, mengatakan bahwa tujuan
pembelajaran merupakan sebuah deklarasi yang detail yang dikemukakan dalam sikap
dan dimanifestasikan dalam bentuk tulisan agar bisa dicerna dengan baik dan bisa
menjadi hasil yang diinginkan. Yang ketiga menurut Henry Ellington dan Fred
Percival menyatakan tujuan pembelajaran adalah suatu deklarasi yang jelas dan
memperlihatkan penampilan atau skill dari siswa yang bisa diraih dalam aktivitas
pembelajaran. Ada pula pengertian lain menyebutkan bahwa, tujuan pembelajaran
adalah arah yang hendak dituju dari rangkaian aktivitas yang dilakukan dalam proses
pembelajaran.
Yang ketiga, dimensi dalam perencanaan pembelajaran pasti sangat
dibutuhkan, berguna untuk menyesuaikan diri dalam tindak belajar. Dimensi-dimensi
dalam perencanaan sangat beragam sesuai dengan apa yang akan ditindaki. Ada pun
beberapa dimensi perencanaan pembelajaran yang perlu dipahami sebagai antara lain,
signifikansi, feasibilitas, relevansi, kepastian, ketelitian, adaptabilitas, waktu,
monitoring, isi atau perencanaan.
Yang keempat, peserta didik secara umum. Peserta didik harus dijadikan
tujuan utama atau pusat untuk mengembangkan potensinya agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, berakhlakul karimah, menjadi siswa
yang kreatif, inovatif, cakap, kreatif, mandiri, berwawasan global dan tentunya
demokratis dan tanggung jawab. Kurikulum 2013 menekankan pada peningkatan dan
keseimbangan soft skill dan hard skill yang meliputi aspek kompetensi sikap,
ketrampilan dan pengetahuan.

Yang kelima, banyak sekali manfaat dari perencanaan pembelajaran yang


dapat diperoleh untuk guru maupun pihak yang bersangkutan dengan pembelajaran.
Dari setiap manfaat tersebut yang membuat pembelajaran semakin baik dan

15
berkembang. Selain manfaat, perencanaan pembelajaran juga memiliki berbagai
macam fungsi. Mulai dari fungsi kreatif, inovatif, selektif, komunikatif, prediktif,
akurasi, pencapaian tujuan, dan fungsi kontrol. Selain itu menurut Nurdin dan Usman
(2002:87) fungsi dari perencanaan pembelajaran yang dipersiapkan guru antara lain
adalah menentukan arah kegiatan pembelajaran, memberi isi dan makna tujuan,
menentukan cara bagaimana mencapai tujuan yang diharapkan, dan mengukur
seberapa jauh tujuan itu telah tercapai dan tindakan apa yang harus dilakukan apabila
tujuan belum tercapai.
B. Saran
Dalam makalah ini penulis tentunya masih banyak kekurangan, sumber yang
didapat pun masih sangat minim, namun penyusun masih bisa memberi saran bahwa
pembelajaran tentang “Perencanaan Pembelajaran” agar dapat diterapkan oleh semua
kalangan yang ingin mengetahui lebih dalam. Penulis juga memohon maaf atas segala
kekurangan dan kesalahan dalam pembuatan makalah. Penulis berharap semoga
dengan adanya penulisan makalah ini dapat memberikan keilmuan baru dalam
memahami terkait perencanaan pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

16
Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, M.Pd. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran.
Jakarta: Kencana, Maret 2011, cet II, hal. 24
Abdul Majid. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA,
2005, cet I, hal. 16
Ibid, Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, M.Pd. Perencanaan dan Desain Sistem
Pembelajaran. Jakarta: Kencana, Maret 2011 cet II, hal. 26-27
Djumingin, S. (2016). Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Lesson Study.
Universitas Negeri Makassar.
Ismawati. (2011). Perencanaan Pembelajaran Bahasa. Surakarta: Yuma Pustaka.
Dr. Rusydi Ananda, M.Pd. Perencanaan Pembelajaran. Medan : Lembaga Peduli
Pengembangan Pendidikan Indonesia, Pebruari 2019, hal 15
Nadzir (2013). Perencanaan Pengembangan Berbasis Karakter. Pendidikan Agama
Islam, 346-347.
Reza (2021, Februari 23). Dimensi Perencanaan Pengajaran. Mandandi.com, pp. 1-2.

17
18

Anda mungkin juga menyukai