Anda di halaman 1dari 12

PENDEKATAN UNDERSTANDING BY DESIGN (UBD)

DISUSUN OLEH:

1. ANGGI PURNAMA SIADARI

2. DEVITHA GINTING

3. DINI DWI FAHIRA

4. ERIKA LESTARI SIPAYUNG

5. OLIVIA FEBRIOLA BR KARO

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis diberi kemudahan dalam menyelesaikan makalah
“Pendekatan Understanding by Design (Ubd) Terhadap Modul Pembelajaran”. Penulis
juga berterimakasih kepada Bapak Dr. Syamsul Arif, M.Pd. dan Ibu Dra. Inayah
Hanum, M. Pd. Selaku dosen pengampu Mata Kuliah Prinsip Pengajaran dan Assesmen
I yang telah memberi pengajaran serta arahan dalam penyusunan makalah ini.

Penulis tentu menyadari masih teradapat kekurangan dalam penyusunan makalah


ini. Untuk itu, penulis mengharapkan adanya umpan balik berupa kritik dan saran yang
membangun agar di kemudian hari penulis dapat menyempurnakannya. Akhirnya,
semoga makalah yang telah disusun bersama-sama ini, bisa bermanfaat khususnya bagi
penulis dan pembacanya.

Medan, 15 Desember 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

A. Latar Belakang .................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 3

A. Pengertian Understanding by Design ................................................................... 3


B. Prinsip-prinsip Dasar Understanding by Design .................................................. 5
C. Langkah-langkah Merancang Pembelajaran berbasis Understanding by
Design ................................................................................................................. 6
D. Analisis Implementasi Understanding by Design di Indonesia ............................. 6
E. Peran Guru Dalam Implementasi Understanding by Design ................................. 7

BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 8

A. Simpulan ............................................................................................................. 8
B. Saran ................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran sebagai proses penyampaian ilmu pengetahuan yang terjadi di dalamkelas.


Pembelajaran merupakan perubahan perilaku yang menyangkut aspek pengetahuan,sikap dan
keterampilan dari tidak mengetahui menjadi memahami (Firmansyah, 2017). Proses
pembelajaran sebagai interaksi pada lingkungan sebagai upaya untuk dapat menyesuaikan
diridengan perubahan yang dihapadi oleh peserta didik. Sebelum melakukan pembelajaran
guruharus menyusun perencanaan pembelajaran. Tugas pokok seorang guru adalah mengajar.

Mengajar adalah membuat belajar terlaksana (teaching as making learning possible). Hal ini
dapat diwujudkan jika ada usaha yang memanfaatkan berbagai strategi, metode, dan teknikguna
memungkinkan tercapainya kompetensi/hasil belajar tertentu, dalam arti ada perubahandari tidak
bisa menjadi bisa, dari tidak mampu menjadi mampu (Pertiwi dkk., 2019). Mengajar adalah
tanggung jawab utama seorang guru. Membuat pembelajaran layakadalah apa yang guru lakukan
ketika mereka mendidik (Munthe, 2014). Ini dimungkinkan jikainisiatif dibuat untuk
menggunakan berbagai taktik, metode, dan pendekatan untukmemungkinkan pencapaian
kompetensi/tujuan pembelajaran tertentu, yang akan menghasilkan pergeseran dari
ketidakmampuan menjadi kemampuan (Sari, 2016).

Tujuan instruksional menentukan keterampilan dan pengetahuan yang harus diperoleh siswa
(Prawiradilaga, 2015). Dengan membuat siswa merasa nyaman dan terinspirasi, seorang desainer
pembelajaran dapatmembantu mereka mencapai tujuan mereka. Ini merupakan bagian krusial
dari pekerjaanseorang guru (Pratiwi dkk., 2015). Namun sering dijumpai bahwa evaluasi
pembelajaran dankegiatan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tidak sesuai dengan
tujuan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai secara optimal. Dalam
beberapa kasus, bahkan ada guru yang tidak mengikuti RPP yang telah disiapkan dan malah
terkesan mengajar seadanya, tanpa persiapan.

1
Rencana untuk proses pembelajaran seringkali hanya dilihat sebagai tambahan administrasi.
Kegiatan pokok guru dalam mengajar adalah pekerjaan mengajar berdasarkan pemahaman yang
mendalam tentang materi pelajaran dan peran yang dipersiapkan secara profesional untuk
memediasi pembelajaran dalam menanggapi kebutuhan peserta didik diruang kelas. Guru
membuat persiapan dan perencanaan pembelajaran menjadi bagian pentinguntuk membangun
generasi yang berkualitas dan dapat meningkatkan kemampuan intelektual peserta didik. Fakta
bahwa menerapkan Understanding by Design (UbD) di lembaga pendidikan memungkinkan
pengajarnya menjadi anggota aktif pengembangan kurikulum disebutkan dalam banyak
penelitian.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Understanding by Design (UbD)

Understanding by Design (UbD) adalah suatu kerangka kerja untuk merancang


kurikulum dan proses pembelajaran yang dikembangkan oleh Grant Wiggins dan Jay
McTighe (2005). UbD bertujuan untuk membantu peserta didik mencapai pemahaman
yang lebih dalam tentang materi pelajaran dan mengembangkan keterampilan berpikir
tingkat tinggi. Dalam pendekatan ini, proses perencanaan dimulai dengan menetapkan
tujuan pembelajaran, kemudian menentukan bukti yang menunjukkan pemahaman, dan
terakhir merancang kegiatan pembelajaran yang mendukung pencapaian tujuan tersebut
(Wiggins & McTighe, 2005).

Understanding by Design (UbD) dimaknai sebagai sebuah desain untuk sebuah


pemahaman secara mendalam dengan alur yang disebut dengan backward design atau
desain mundur yang bertujuan untuk mengingat tugas yang harus diselesaikan agar guru
dapat merencanakan kegiatan untuk mencapainya atau bisa disebut pelatihan terencana.
Mulai dengan hasil akhir yang diinginkan (sasaran atau standar) kemudian diturunkan
berdasarkan bukti pembelajaran (diperoleh melalui penilaian berdasarkan tujuan dan
standar), dan selanjutnya baru perencanaan pengalaman belajar dan pembelajaran (Wiggins
& McTighe, 2005). Pendekatan pembelajaran ini memiliki pola pembelajaran terbalik dari
biasanya. Desain UbD ini berorientasi dari menentukan tujuan hasil belajar sehingga guru
dapat menyusun dan merencanakan bentuk penilaian serta strategi proses pembelajaran
sesuai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Understanding by Design (UbD) mendorong pemahaman yang lebih mendalam


pada siswa. Pendekatan ini menekankan pemahaman konsep inti dan prinsip daripada
sekadar menghafal fakta dan informasi. Ini membantu siswa mengembangkan pemahaman
yang lebih tajam tentang materi pelajaran. Keunikan dari UbD adalah pada pola
perencanaan yang terbalik, yaitu dimulai dari apa yang ingin dipahami oleh siswa dari

3
topik bahasan tertentu, berlanjut ke penyusunan penilaian yang mengukur bukti-bukti
pembelajarannya dan terakhir ke perencanaan pengajaran yang akan dilakukan.

Dalam pembelajarannya, Understanding by Design (UbD) menekankan


keterlibatan siswa sebagai partisipan dan pusat pembelajaran (Student center), karena
pemahaman menjadi hal yang sangat penting dan menjadi kunci utama keberhasilan. Hasil
yang diharapkan dalam kerangka Understanding by Design (UbD) adalah memfokuskan
pembelajaran pada pemahaman peserta didik. Untuk dapat meningkatkan keaktifan peserta
didik, guru dapat melakukannya dengan melibatkan peserta didik secara langsung baik
secara individual maupun kelompok. Desain pembelajaran ini berorientasi dari hasil
belajar atau cara berpikir tentang pembelajaran. Peran guru dalam implementasi
Understanding by Design (UbD) sangat penting, guru harus memahami strategi
perancangan yang akan digunakan. Dalam backward design guru harus menentukan ide,
tujuan yang akan dicapai, evaluasi yang akan diberikan dan langkah-langkah
pembelajarannya. Selain sebagai perancang, gurupun berperan sebagai fasilitator. Guru
memfasilitasi segala kebutuhan peserta didik sesuai dengan bakat, minat dan
kebutuhannya.

Menurut Wiggins dan McTighe dibagi menjadi tiga tahap, tahap pertama guru
harus mengidentifikasi kompetensi yang diinginkan dengan membuat tujuan pembelajaran
(Wiggins & McTighe, 2005). Untuk menentukan tujuan pembelajaran, guru harus
memeriksa materi mana yang harus dikuasai oleh peserta didik termasuk kompetensi yang
harus dimiliki berdasarkan standar kurikulum yang ada. Pada tahap 2, guru menentukan
bukti validasi capaian tujuan dengan membuat instrument evaluasi dalam bentuk tes
tertulis, kuis dan asesmen lainnya. Hal ini guru bertindak sebagai assessor sebelum
membuat desain pembelajaran. Pada tahap 3, guru merencanakan kegiatan pembelajaran
dengan strategi yang tepat. Berikut merupakan paparan tahapan pada Understanding by
Design:

1. Identifikasi hasil yang diinginkan

Tujuan pembelajaran menjadi acuan penting yang harus dibuat dan ditetapkan serta
dipertimbangkan dengan membuat prioritas pembelajaran berdasarkan kinerja jangka

4
panjang agar siswa dapat melakukan apa yang telah dipelajarinya. Menurut Pertiwi dan
Rundonuwo (2019), tujuan pembelajaran dapat dibuat dengan merumuskan poin-poin
penting materi yang ingin dipelajari dan menuliskannya menggunakan kata kerja Bloom
dalam sebuah kalimat.

2. Tentukan bukti penilaian

Pada tahap ini, guru mengumpulkan bukti terkait hasil atau pemahaman yang ingin
dicapai oleh siswa dengan menggunakan asesmen dan berbagai metode penilaian yang
diberikan seperti memberikan tugas kinerja berupa proyek, portofolio. Bukti lainnya
seperti memberikan quiz, tes, pengamatan. Selain itu, asesmen yang perlu diberikan yaitu
penilaian diri dan penilaian temansejawat.

3. Merencanakan Pembelajaran

Setelah mengumpulkan bukti penilaian, selanjutnya guru merencanakan


pembelajaran, yang mana tahap ini merupakan tahap terakhir dari metode Backward
Design yang bertujuan untuk membantu dan memandu tindakan guru untuk mencapai hasil
yang diinginkan dengan merencanakan pembelajaran berupa pemilihan metode pelajaran,
urutan pelajaran, dan bahan sumber terkait materi yang akan dipelajari.

Kelebihan menggunakan pendekatan UbD ini yaitu ketiga tahapannya dalam


pembelajaran saling terkait dan pendidik bisa memastikan saat proses belajar mengajar
bahwa tujuan pembelajarannya dapat tercapai melalui pembuktian pemahaman siswa
terkait kenapa materi tersebut perlu dipelajari dan dikuasai, yang kemudian siswa
mendapatkan hasil yang bagus (Pertiwi, Sudjito, & Rondonuwu, 2019). Secara garis besar,
rancangan pembelajaran dalam UbD menekankan pada hasil pembelajaran yang mau
dicapai dan didapat lebih awal (Wati, 2022).

B. Prinsip-prinsip Dasar Understanding by Design

1. Fokus pada tujuan pembelajaran yang penting: UbD menekankan pada identifikasi
hasil pembelajaran yang signifikan, yang mencakup pemahaman konseptual,
keterampilan, dan disposisi (Wiggins & McTighe, 2005).

5
2. Penilaian otentik: UbD menganjurkan penggunaan penilaian yang otentik dan
relevan, yang mengukur pemahaman yang mendalam dan penerapan keterampilan
berpikir tingkat tinggi (Wiggins, 1998).
3. Kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa: Dalam pendekatan UbD, kegiatan
pembelajaran dirancang untuk mengaktifkan dan mendukung proses pemahaman
yang mendalam oleh siswa (Wiggins & McTighe, 2005).

C. Langkah-langkah Merancang Pembelajaran Berbasis Understanding by Design

1. Identifikasi tujuan pembelajaran: Tentukan tujuan pembelajaran yang penting, seperti


pemahaman konseptual, keterampilan, dan disposisi (Wiggins & McTighe, 2005).
2. Tentukan bukti penilaian: Rancang instrumen penilaian yang otentik dan relevan
untuk mengukur pencapaian tujuan pembelajaran (Wiggins, 1998).
3. Rancang kegiatan pembelajaran: Kembangkan kegiatan pembelajaran yang berpusat
pada siswa dan mendukung proses pemahaman yang mendalam (Wiggins &
McTighe, 2005).

D. Analisis implementasi Understanding by Design di Indonesia.

Implementasi Understanding by Design (UbD) sangat diperlukan dalam proses


pembelajaran. Di Indonesia Understanding by Design sudah mulai diterapkan, yaitu dalam
kurikulum merdeka. Dalam kurikulum merdeka, guru harus membuat asesmen/evaluasi
mengenai kemampuan peserta didik sebelum merencanakan proses belajar mengajar, hal
ini menjadi acuan untuk merencanakan proses belajar mengajar, bahan ajar, bahan
evaluasi, maupun media pembelajaran yang akan digunakan oleh guru. Menggunakan
kerangka kerja UbD dapat membantu memastikan bahwa kurikulum, konten, dan penilaian
selaras dengan hasil spesifik dan keterampilan yang dapat ditransfer guru kepada peserta
didik, menentukan bukti penilaian, merencanakan pengalaman dan instruksi belajar. UbD
adalah contoh desain mundur, praktik melihat hasil untuk merancang unit kurikulum,
penilaian kinerja, dan pengajaran di kelas. UbD fokus mengajar untuk mencapai
pemahaman.

6
E. Peran guru dalam implementasi Understanding by Design

Guru memiliki peran yang sangat penting dalam implementasi Understanding by


Design (UbD). Berikut adalah beberapa peran guru dalam implementasi UbD:

1. Perencanaan: Guru harus merencanakan pembelajaran yang efektif dan esien dengan
menggunakan kerangka UbD. Mereka harus memahami tujuan pembelajaran dan
menentukanbagaimana konsep dan keterampilan akan diajarkan kepadapeserta didik.
2. Penilaian: Guru harus menentukan bagaimana hasil pembelajaran akan dinilai dan
menentukan bagaimana peserta didik akan diberikan umpan balik tentang kinerja
mereka.
3. Desain pembelajaran: Guru harus menentukan bagaimana konsep dan keterampilan
akan diajarkan kepada peserta didik dan membuat tugas dan aktivitas yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
4. Fasilitasi: Guru harus memfasilitasi pembelajaran dengan memastikan bahwa peserta
didik memahami konsep danketerampilan yang diajarkan. Guru harus membantu
pesertadidik untuk berpikir kritis dan mengaplikasikan konsep dan keterampilan
situasi nyata.
5. Memonitoring dan evaluasi: Guru harus melakukan monitoring dan evaluasi untuk
memastikan bahwa pembelajaran berlangsung efektif dan peserta didik memahami
konsep dan keterampilan yang diajarkan.

7
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Understanding by Design (UbD) adalah suatu kerangka kerja untuk merancang
kurikulum dan proses pembelajaran yang dikembangkan oleh Grant Wiggins dan Jay
McTighe (2005). UbD bertujuan untuk membantu peserta didik mencapai pemahaman
yang lebih dalam tentang materi pelajaran dan mengembangkan keterampilan berpikir
tingkat tinggi. Dalam pendekatan ini, proses perencanaan dimulai dengan menetapkan
tujuan pembelajaran, kemudian menentukan bukti yang menunjukkan pemahaman, dan
terakhir merancang kegiatan pembelajaran yang mendukung pencapaian tujuan tersebut
(Wiggins & McTighe, 2005). Pendekatan pembelajaran ini memiliki pola pembelajaran
terbalik dari biasanya. Desain UbD ini berorientasi dari menentukan tujuan hasil belajar
sehingga guru dapat menyusun dan merencanakan bentuk penilaian serta strategi proses
pembelajaran sesuai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

B. Saran
Penulis menyarankan pendekatan Understanding By Design (UbD) ini dapat
diimplementasikan sebagai kerangka kerja untuk merancang kurikulum dan proses
pembelajaran dalam membantu peserta didik mencapai pemahaman yang lebih mendalam
tentang materi pembelajaran dan mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi.

8
DAFTAR PUSTAKA

Putra, E. (2022). Implementasi Kurikulum Merdeka Untuk Pemulihan Pembelajaran (Kurikulum


Paradigma Baru di Sekolah Penggerak. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Kimia, 1 (1), 1-5
Ria Pusvita Sari. Mengenal Capaian Pembelajaran pada Kurikulum Merdeka. Diakses 13 Januari
2023. Dari https://sdmm.sch.id/mengenal-capaian-pembelajaran-pada-kurikulummerdeka/
Sumasrih, I, dkk. (2022). Analis Implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah Penggerak
Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 6 (5), 8249-8258
Wiggins, G. (1998). Educative Assessment: Designing Assessments to Inform and Improve
Student Performance. San Francisco: Jossey-Bass.
Wiggins, G., & McTighe, J. (2005). Understanding by Design, 2nd Edition. Alexandria, VA:
Association for Supervision and Curriculum Development.
Understanding by Design dan KTSP. Diakses 11 Januari 2023. Dari
https://laboratoriumpendidikan.wordpress.com/2009/12/11/understanding -bydesign-dan-ktsp/
Yunandra. 6 Prinsip Perancangan Kurikulum Merdeka. Diakses 13 Januari 2023. Dari
https://yunandra.com/6-prinsip-perancangan-kurikulum-merdeka/

Anda mungkin juga menyukai