TUJUAN PEMBELAJARAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Prinsip Pengajaran dan Asesmen yang
Efektif
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Kelompok 1
ROMBEL 7
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Prinsip Understanding by
Design, Kompetensi dan Tujuan Pembelajaran" dengan tepat waktu. Makalah disusun
untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Prinsip Pengajaran dan Asesmen yang efektif. Selain
itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang prinsip Understanding by Design,
kompetensi dan tujuan pembelajaran bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ali Sunarso, M. Pd. selaku dosen
Mata Kuliah Prinsip Pengajaran dan Asesmen yang Efektif. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah in.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman judul
KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A. Latar Belakang .....................................................................................................1
C. Tujuan ...................................................................................................................3
B. SARAN ................................................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan proses yang berkesinambungan dan terus menerus untuk
menciptakan kualitas yang berkesinambungan, berakar pada nilai - nilai budaya
bangsa dan pancasila, ditujukan untuk terwujudnya manusia masa depan (Wayan,
2019). UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 menetapkan arah dan pelaksanaan
pendidikan nasional, termasuk tujuan dan fungsi pendidikan di Indonesia. (Riskey, &
Riantina, 2020). Tujuan pendidikan di Indonesia sebagaimana tertuang dalam sila
pertama adalah untuk mewujudkan bangsa yang cakap, bertaqwa, berilmu tinggi, dan
berwawasan kebangsaan yang luas. Salah satu tujuan tersebut dapat dicapai dengan
merancang kurikulum untuk pengembangan siswa. Kurikulum adalah seperangkat
rencana dan kesepakatan tentang tujuan, isi, bahan pelajaran, dan cara yang menjadi
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional (UU No. 20 Tahun 2003). Kurikulum telah berubah dari waktu ke waktu, hal
ini dilakukan untuk memperbaiki sistem pendidikan yang ada guna menemukan
kurikulum yang paling efektif untuk memenuhi tujuan pendidikan nasional (Friska,
2020). Penggunaan kurikulum dimaksudkan untuk membantu guru menggunakan
bahan dan metode yang disiapkan untuk mengajar secara lebih efektif dan sistematis.
Pengembangan kurikulum dapat terjadi karena dipengaruhi oleh mentalitas,
moralitas, agama, politik, budaya, masyarakat, proses pertumbuhan, kebutuhan siswa,
kebutuhan masyarakat, dan arah program pendidikan. Kurikulum pada mulanya
dipandang sebagai kumpulan mata pelajaran, namun kemudian maknanya berubah
menjadi kumpulan seluruh kegiatan atau seluruh pengalaman belajar yang ditawarkan
kepada peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikannya (Rosnaeni, 2022).
Hal ini membuktikan bahwa kurikulum telah dikembangkan lebih lanjut.
Pengembangan tersebut memberikan kesempatan belajar yang telah terbukti
menghasilkan hasil yang diinginkan. Pengembangan kurikulum ini perlu didukung
dengan desain dalam proses pembelajaran, termasuk pemahaman dengan pendekatan
1
desain dalam pembelajaran, salah satunya menggunakan pendekatan pembelajaran
Understanding by Design.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, ditemukan beberapa permasalahan
diantaranya:
1. Apa yang dimaksud dengan Understanding by Design (UbD)?
2. Bagaimana prinsip Understanding by Design (UbD)?
3. Bagaimana hasil pembelajaran peserta didik yang diharapkan dari
Understanding by Design (UbD)
4. Bagaimana peran guru dalam kerangka Understanding by Design (UbD)
5. Bagaimana mengimplementasikan Understanding by Design dalam
pembelajaran?
2
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, antara lain untuk:
1. Untuk mengetahui pengertian Understanding by Design (UbD)
2. Untuk mengetahui prinsip Understanding by Design (UbD)
3. Untuk mengetahui hasil pembelajaran peserta didik yang diharapkan dari
Understanding by Design (UbD)
4. Untuk mengetahui peran guru dalam kerangka Understanding by Design
(UbD)
5. Untuk mengetahui implementasi Understanding by Design dalam
pembelajaran
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
pembelajaran. Umumnya seorang guru akan berfokus untuk merencanakan langkah-
langkah kegiatan pembelajaran terlebih dahulu baru kemudian menentukan cara
untuk melakukan penilaian atau assessmen. Namun sebaliknya, pada prinsip
Understanding by Design rancangan pembelajaran akan berfokus pada tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai, kemudian menentukan alat untuk mengukur
ketercapaian pembelajaran, lalu menyusun langkah atau cara mengajarkannya. Oleh
karena itu prinsip ini disebut juga sebagai perancangan mundur atau backward design.
Berikut tahapan pada prinsip Understanding by Design:
5
jenjang pendidikan tertentu. Kemudian pada sekolah yang menerapkan
Kurikulum Merdeka dapat menyusun tujuan pembelajaran berdasarkan Capaian
Pembelajaran (CP). Capaian Pembelajaran merupakan kompetensi pembelajaran
yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase perkembangan. Capaian
Pembelajaran mencakup sekumpulan kompetensi dan lingkup materi, yang
disusun secara komprehensif dalam bentuk narasi. Terdapat 4 unsur pokok dalam
menyusun tujuan pembelajaran:
a) Audience, yaitu peserta didik yang akan mengikuti pembelajaran,
b) Behavior, yaitu perilaku yang diberikan oleh guru pada peserta didik untuk
mencapai tujuan,
c) Condition, yaitu kondisi peserta didik terkait dengan tujuan yang ingin
dicapai.
d) Degree, yaitu tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai dalam mencapai
tujuan
Adapun dalam penulisan tujuan pembelajaran sebaiknya memuat dua
komponen utama, yaitu:
1) Kompetensi. Kompetensi merupakan kemampuan yang perlu
didemonstrasikan oleh peserta didik untuk menunjukkan dirinya telah berhasil
mencapai tujuan pembelajaran. Dalam menentukan kompetensi, guru harus
mempertimbangkan karakteristik peserta didik
2) Lingkup materi. Lingkup materi merupakan konten dan konsep utama yang
perlu dipahami pada akhir satu unit pembelajaran.
2. Menentukan Asesmen
Guru dapat mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran dengan
menggunakan asesmen. Asesmen adalah proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengetahui kebutuhan belajar, perkembangan, dan pencapaian
hasil belajar peserta didik, yang hasilnya kemudian digunakan sebagai bahan
refleksi serta landasan untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Pembelajaran dan
asesmen merupakan dua aktivitas yang saling berkaitan. Agar pembelajaran dan
asesmen dapat memberikan dampak terhadap peningkatan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap peserta didik, maka pembelajaran dan asesmen perlu
6
direncanakan secara sistematis. Terdapat tiga pendekatan asesmen yang perlu
diterapkan oleh guru dalam mengukur hasil belajar peserta didik, diantaranya:
a. Assessment for learning (AfL).
AfL adalah sebuah asesmen yang dilakukan pada saat pembelajaran sedang
berlangsung dan asesmen ini dimaksudkan untuk memperbaiki kualitas proses
belajar dan mengajar. Dengan AfL, guru dapat memberikan umpan balik
terhadap proses belajar peserta didik, memantau kemajuan belajar dan
menentukan kemajuan belajar peserta didik. Contoh AfL adalah kuis,
presentasi, tugas, dan sebagainya.
b. Assessment as learning (AaL).
Pada dasarnya AaL memiliki fungsi yang sama dengan AfL karena keduanya
dilaksanakan pada saat proses pembelajaran. Perbedaannya, assessment as
learning melibatkan peserta didik secara aktif dalam kegiatan penilaian
tersebut. Contoh dari AaL ini adalan penilaian diri (self-assessment) dan
penilaian oleh teman sejawat (peer-assessment). Dalam AaL, peserta didik
terlibat dalam merumuskan prosedur penilaian, kriteria, maupun
rubrik/pedoman penilaian sehingga mereka mengetahui dengan pasti apa
yang harus dilakukan agar memperoleh capaian belajar yang maksimal. AfL
dan AaL merupakan bagian dari asesmen formatif yang dimaksudkan untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses belajar dan mengajar.
c. Assessment of learning (AoL).
AoL adalah asesmen yang dilaksanakan di akhir proses pembelajaran dan
dimaksudkan untuk mengukur capaian belajar atau hasil peserta didik setelah
mengikuti proses pembelajaran. Contoh AoL ini adalah ulangan harian,
penilaian tengah semester, penilaian akhir tahun dan sebagainya. AoL
merupakan bagian dari asesmen sumatif yang harus dilakukan oleh guru.
3. Menentukan Kegiatan Pembelajaran
Setelah menentukan asesmen, langkah selanjutnya yaitu menentukan
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan yang sesuai. Pendekatan
pembelajaran dapat diartikan sebagai sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran. Pendekatan pembelajaran sebaiknya dilakukan dengan berpusat
7
pada peserta didik, misalnya dengan menggunakan pendekatan Teaching at The
Right Level (TaRL) dan Culturally Responsive Teaching (CRT). Selain
menentukan pendekatan pembelajaran, memilih model, strategi, dan metode yang
akan digunakan juga sangat diperlukan. Selanjutnya guru juga perlu
mempersiapkan media pembelajaran. Media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk membantu guru dalam menyampaikan informasi
kepada peserta didik dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
kemauan belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Menurut
Arsyad (2015:10), media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyampaikan informasi dalam proses belajar mengajar
sehingga dapat merangsang perhatian dan minat siswa dalam belajar.
Pengelompokan jenis media pembelajaran menurut Leshin et al. (1992), adalah
sebagai berikut.
1) Media berbasis manusia (guru, instruktur, tutor, main-peran, kegiatan
kelompok, field-trip).
2) Media berbasis cetak (buku, penuntun, buku latihan, alat bantu kerja, dan
lembaran lepas).
3) Media berbasis visual (buku, chart, grafik, peta, gambar, transparansi, slide).
4) Media berbasis audio-visual (video, film, program slide tape, televisi).
5) Media berbasis komputer (pengajaran dengan berbantuan komputer, video
interaktif, hypertext).
a Bagaimana hasil pembelajaran peserta didik yang diharapkan dari
Understanding by Design (UbD)
b Bagaimana hasil pembelajaran peserta didik yang diharapkan dari
Understanding by Design (UbD)
c Bagaimana hasil pembelajaran peserta didik yang diharapkan dari
Understanding by Design (UbD)
d Bagaimana hasil pembelajaran peserta didik yang diharapkan dari
Understanding by Design (UbD)
e Bagaimana hasil pembelajaran peserta didik yang diharapkan dari
Understanding by Design (UbD)
8
C. Hasil pembelajaran peserta didik yang diharapkan dari Understanding by
Design (UbD)
Understanding by Design meliputi pembelajaran dan pemahaman menjadi
fokus yang dituju. Pemahaman jadi salah satu alasan keberhasilan peserta didik
harapan yang ingin dicapai dalam sebuah pembelajaran. Ada 6 aspek pemahaman
yang harus peserta didik kuasai, yaitu kemampuan menjelaskan, kemampuan
interpretasi atau menafsirkan, kemampuan aplikasi dan menerapkan, kemampuan
memiliki prespektif, kemampuan berempati, dan kemampuan memiliki
pengetahuan diri sendiri.
Asesmen formatif dapat digunakan untuk mengukur pemahaman siswa
tersebut. 3 komponen penilaian dalam asesmen formatif adalah umpan balik,
penilaian terhadap diri sendiri, penilaian antar sejawat, sehingga dalam asesmen
formatif dapat dinilai secara cocok untuk bisa digunakan karena mampu
mengutamakan penilaian dalam sebuah proses pembelajaran. Adapun umpan
balik mampu meningkatkan pemahaman terhadap sebuah materi yang dipelajari
, meningkatkan kesuksesan peserta didik dalam pembelajaran, meningkat sebuah
kecerdasan dalam pengerjaan soal yang diberikan, dan mengerti pencapaian yang
diperoleh.
D. Peran guru dalam kerangka Understanding by Design (UbD)
Seperti yang kita ketahui, bahwa dalam garis besar guru memiliki perann
sebagai pendidik, dalam kerangkan UbD ini pendidik memiliki tanggung jawab
untuk merancang akan hal yang diinginkan, pendidik memiliki rencana untuk
melakukan diagnostik kepada siswa untuk mengetahui kebutuhan peserta didik
dengan membuat rubrik asesmen. Hal ini dilakukan bertujuan untuk membantu
guru dalam proses belajar agar pembelajaran menjadi efektif. Guru juga memiliki
tugas untk merancang tujuan pembelajaran, dimana guru juga harus benar-benar
mencapai tujuan tersebut. Berkaitan dengan merancang pembelajaran UbD ini,
tugas guru juga harus menganalisis kompetensi dasar dan mementukan indicator
ketercapaiannya denagn memperhatikan karakteristik rumusan kompotensi dasar
yang ada pada permendikbud.
9
E. Implementasi Understanding by Design dalam pembelajaran
Apa langkah pertama yang dipilih untuk dilakukan ketika menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)? Menentukan strategi pembelajaran?
Mengumpulkan materi ajar? Atau memikirkan tujuan pembelajarannya terlebih
dahulu?. Tidak sedikit dari kita yang terbiasa menggunakan pola: membuat
strategi pembelajaran → menentukan materi ajar → menentukan asesmen → baru
terpikirkan kira-kira tujuan apa yang dapat tercapai dengan upaya tersebut.
Namun, pernahkah terbesit dalam benak Kawan Kreator bahwa setiap upaya
pembuatan rancangan kegiatan belajar-mengajar sepatutnya memikirkan
tujuannya terlebih dahulu?. Dalam bukunya yang berjudul “Understanding by
Design”, biasa disingkat dengan UbD, Jay McTighe dan Grant Wiggins
mengemukakan 4 tahapan dalam merancang pembelajaran:
Semua elemen (asesmen, materi ajar, dan strategi) harus bermuara pada
tujuan yang telah ditetapkan di awal perancangan. Setiap pendidik diajak untuk
mulai merancang pembelajaran dari apa yang diinginkan pada akhir pembelajaran
nanti. Tujuan akhir pembelajaran haruslah menjadi hal yang ditentukan di awal
perencanaan pembelajaran. Perlu diingat, bahwa UbD: bukan strategi mengajar,
bukan metode mengajan, bukan format RPP/modul ajar, UbD adalah pola berpikir
saat merancang pembelajaran.
Cara menentukan tujuan pembelajaran dapat dimulai dengan mengajukan
pertanyaan berikut ini: “Apa yang paling berharga dan paling penting untuk
pembelajaran murid di antara 1001 hal lain yang kita ingin ajarkan, di tengah
semua keterbatasan (waktu, tenaga, sumber daya, dan lain-lain)?”. Sebuah alat
bantu bernama Diagram Prioritas dapat menjadi panduan yang baik bagi Kawan:
10
Worth being familiar with: biasanya berupa fakta spesifik. Kebanyakan
dihasilkan oleh LOTS (Lower Order Thinking Skills) atau sesuatu yang bisa
dihafal, berupa fakta. Dapat menarik perhatian murid tapi tetap penting dan
bermanfaat untuk mereka. Important to know and do: berupa pengertian, konsep,
strategi, prosedur, pengetahuan yang fundamental untuk dikuasai. Enduring
understanding: berupa konsep/prinsip/pesan yang tersirat dan berbekas lama
setelah pembelajaran. Ini seringkali tidak bisa sekadar ‘diajarkan’, karena
biasanya bagian ini berupa ide besar, bukan fakta, dan bukan juga LOTS,
melainkan sebuah prinsip yang cukup universal. Contoh Penerapan Diagram
Prioritas yaitu Penerapan Diagram Prioritas untuk menentukan tujuan akhir dalam
sebuah proses pembelajaran murid tentu sangat fleksibel dan dapat disesuaikan
sesuai jenjang, konteks sekolah, serta mata pelajaran yang diampu. Berikut adalah
contoh penerapan Diagram Prioritas:
11
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Pendidikan merupakan proses yang berkesinambungan untuk
menciptakan kualitas yang berkesinambungan. Pengembangan kurikulum perlu
didukung dengan desain dalam proses pembelajaran, termasuk pemahaman
dengan pendekatan desain dalam pembelajaran, salah satunya menggunakan
pendekatan pembelajaran Understanding by Design. Understanding by Design
(UbD) merupakan pendekatan pembelajaran yang menitikberatkan pada tujuan
pembelajaran dan menitikberatkan pada pembelajaran dan pemahaman siswa
(Sinta, dkk, 2019).
Cara pandang dalam merencanakan dan melaksanakan proses belajar
mengajar dengan menggunakan Teknik backward design (Pertiwi, dkk 2019).
Desain pembelajaran Understanding by Design bertujuan untuk membentuk
pemahaman yang mencakup 6 dimensi yaitu penjelasan, interpretasi, aplikasi,
perspektif, empati dan peningkatan diri. Berkaitan dengan merancang
pembelajaran Understanding by Design ini, tugas guru harus menganalisis
kompetensi dasar dan menentukan indicator ketercapaiannya dengan
memperhatikan karakterisitik rumusan kompetensi dasar pada permendikbud.
B. SARAN
Sebagai calon guru yang professional sebaiknya sebelum melaksanakan
proses pembelajaran melakukan diagnostik kepada siswa untuk mengetahui
kebutuhan siswa dengan membuat rubrik asesmen dan merancang tujuan
pembelajaran, menganalisis kompetensi dasar dan indicator ketercapaiannya
denagn memperhatikan karakteristik rumusan kompotensi dasar pada
permendikbud.
12
DAFTAR PUSTAKA
Friska, Fitriani. (2020). Pendidikan Karakter Dalam Kurikulum 2013. Jurnal Pendidikan
Anak Usia Dini, 1, 2716- 2079.
Gloria, R. Y., & Sudarmin. (2018). Kontribusi Asesmen Formatif dalam Tahapan
Understanding by Design Terhadap Pemahaman Mahasiswa Calon Guru Biologi.
Jurnal Bioedukatika, 6, 67-73.
Pertiwi, S., Sudjito, D. N., & Rondonuwu, F. S. (2019). Perancangan Pembelajaran Fisika
tentang Rangkaian Seri dan Paralel untuk Resistor Menggunakan Understanding
by Design (UbD). Jurnal Sains dan Edukasi Sains, 2, 1-7.
Riskey, Oktavian & Riantina, Fitra. (2016). Pembelajaran dalam Perspektif Kreativitas
Guru Dalam Pemanfaatan Media Pembelajaran. Jurnal lantanida, 4,1.
Rosnaeni, Sukiman, Apriliyanti, Yani. (2022). ModelModel Pengembangan Kurikulum
di Sekolah. Jurnal Ilmu Pendidikan, 4, 467-473.
Sinta, Debora & Ferdy Semuel Rondonuwu. (2019). Perancangan Pembelajaran Fisika
tentang Rangkaian Seri dan Paralel untuk Resistor menggunakan Understanding
by Design.
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Wayan, Cong. (2019). Fungsi dan Tujuan Pendidikan Indonesia. Jurnal Pendidikan
Dasar, 4, 2547-5445.
Wiggin, & Mc, T. J. (2005). Understanding by Design. Extended 2nd Edition.
Alexandria. VA: ASCD.
Pendidik Balai Guru Penggerak (BGP) Sulawesi Utara bersama Paideia Educational
Solutions “Mencapai Profil Pelajar Pancasila dengan Backward by Design” pada
Selasa, 18 Oktober 2022.
13