Anda di halaman 1dari 20

Understanding by Design (UbD) dimaknai sebagai sebuah design untuk

sebuah pemahaman. Pemahaman dalam hal ini diartikan secara mendalam, dimana
siswa tidak hanya mengetahui sebuah topik dan pembahasannya tetapi segala hal
yang berkaitan dengan pemahaman tersebut. Sebagai contoh seorang guru
menjelaskan tentang anggota tubuh, jika menggunakan kerangka UbD siswa tidak
hanya mengetahui macam-macam anggota tubuh tetapi memahaminya secara
menyeluruh untuk apa anggota tubuh tersebut, bagaimana menggunakannya,
bagaimana jika tidak digunakan sebagaimana mestinya dan seterusnya. Pertanyaan-
pertanyaan tersebut juga berangkat dari pemikiran siswa sendiri sehingga akan
muncul banyak pertanyaan seputar anggota tubuh. Hal ini tentu berbeda dengan
pembelajaran yang selama ini dilakukan, dimana konten atau materi pembelajaran
menjadi hal utama yang dipelajari siswa.

Kurikulum UbD memiliki sebuah alur yang disebut dengan backward design
atau desain mundur. Mengapa disebut desain mundur? Karena dapat dianggap
sebagai analisis tugas yang bertujuan: Mengingat tugas yang harus diselesaikan,
bagaimana cara mencapainya? Atau bisa disebut pelatihan terencana: Apa jenis
banyak guru biasanya mengajar dengan buku teks, pelajaran yang disukai, dan
kegiatan yang menghabiskan waktu daripada menurunkannya dari tujuan atau standar
yang ditargetkan. Understanding by Design adalah sebaliknya: Satu dimulai dengan
hasil akhir yang diinginkan (sasaran atau standar) kemudian diturunkan berdasarkan
bukti pembelajaran (diperoleh melalui penilaian berdasarkan tujuan dan standar) dan
selanjutnya baru perencanaan pengalaman belajar dan pembelajaran (Wiggins &
McTighe, 2005). Adapun alurnya dapat dilihat pada bagan berikut :
Dapat menjelaskan
Dapat menjelaskan – siswa dapat menjelaskan dengan

1. Melalui generalisasi atau prinsip


2. Memberikan fenomena- fenomena, fakta, dan data yang dibenarkan dan
sistematis
3. Membuat koneksi yang mendalam dan memberikan contoh atau ilustrasi yang
menerangi.

Dapat menafsirkan
Dapat menafsirkan – siswa dapat menfsirkan melalui

1. Cerita-cerita yang bermakna;


2. Menawarkan terjemahan yang tepat;
3. Memberikan dimensi historis atau pribadi yang terbuka untuk ide dan peristiwa;
4) Buat objek memahami pribadi atau dapat diakses melalui gambar, anekdot,
analogi, dan model.
Dapat menerapkan
Dapat menerapkan – siswa dapat menerapkan secara efektif menggunakan dan
menyesuaikan apa yang diketahui dalam konteks yang beragam dan nyata.

Memiliki perspektif
Memiliki perspektif – siswa dapat memiliki perspektif apabila dapat

1. Melihat dan mendengar dari berbagai sudut pandang yang kritis;


2. Melihat gambaran umumnya.

Dapat berempati
Dapat berempati – siswa dapat memiliki empati apabila

1. Menemukan nilai dalam apa yang orang lain mungkin temukan aneh, dan tidak
masuk akal;
2. Persepsi secara sensitif berdasarkan pengalaman langsung sebelumnya.

Memiliki pengetahuan diri


Memiliki pengetahuan diri – Siswa memiliki pengetahuan diri apabila

1. Menunjukkan kesadaran metakognitif;


2. Memahami gaya pribadi, prasangka, proyeksi, dan kebiasaan pikiran yang
3. Membentuk dan menghambat pemahaman kita sendiri;
4. Menyadari apa yang tidak kita mengerti;
5. Renungkan artipembelajaran dan pengalaman.

Tahap 1. Identifikasi hasil yang diinginkan


Pada tahap ini mempertimbangkan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
oleh kurikulum nasional dan meninjau harapan kurikulum. Karena biasanya ada banyak
materi yang harus dibahas namun tidak sesuaikan dengan waktu yang tersedia dan
pada tahap ini guru membuat pilihan atau prioritas. Prioritas pembelajaran ditentukan
berdasarkan kinerja jangka panjang. Kinerja yang pada akhirnya siswa dapat
melakukan apa yang telah dipelajarinya. UbD menekankan aktifitas transfer, yaitu dari
apa yang dipahami ditransfer dalam kehidupannya. Siswa berprestasi bukan hanya
unggul dikelasnya namun dapat menggunakan pembelajaran seseorang dilingkungan
lain. Adapun contoh tujuan transfer (Wiggins & Mctighe, 2012) adalah sebagai
berikut :

Untuk membangun sikap responsif siswa untuk menggali pemahamannya seorang


guru harus mampu membuat pertanyaan-pertanyaan essensial, contoh :
Pertanyaan-pertanyaan ini memicu siswa untuk memikirkan bagaimana dan apa
yang harus dilakukan dalam mencapai tujuan.

Tahap 2. Tentukan Bukti Penilaian


Pada tahap ini untuk menunjukkan bukti bahwa siswa telah mencapai hasil
yang diinginkan dalam memenuhi standar. Bagaimana seorang guru menentukan
apakah siswa telah mencapai pemahaman yang diinginkan. Dalam pengumpulan
bukti pemahaman guru harus mempertimbangkan berbagai metode penilaian.
Metode tersebut adalah tugas proyek dan bukti lainnya. Tugas proyek meminta siswa
untuk menerapkan pembelajaran dalam situasi yang otentik untuk menilai
pemahaman dan kemampuan untuk mentransfernya. Sedangkan bukti lain seperti
quiz, tes, pengamatan atau portofolio digunakann untuk melengkapi penilaian guna
mengetahui pegetahuan siswa dan apa yang dapat dilakukan. Peer assesment sangat
direkomendasikan dalam langkah ini. Siswa diberi kesempatan untuk terlibat dalam
penilaian diri dan teman sejawat untuk membantu mereka mengetahui apakah
pekerjaannya telah sesuai dan memenuhi standar.

Tahap 3. Merencanakan pembelajaran


Jika selama ini merencanakan pembelajaran ada langkah awal dalam
mendesain pembelajaran maka dalam UbD merupakan langkah akhir. Untuk itulah
disebut dengan desain mundur. Adad beberapa pertanyaan kunci yang harus
dipertimbangkan pada desain mundur (Wiggins & McTighe, 2005) :

1. Pengetahuan yang memungkinkan (fakta, konsep, dan prinsip) dan


keterampilan (prosedur) apa yang dibutuhkan siswa untuk tampil secara efektif dan
mencapai hasil yang diinginkan?
2. Kegiatan apa yang akan membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang
dibutuhkan?
3. Apa yang perlu diajarkan dan dilatih, dan bagaimana sebaiknya diajarkan berdasarkan
tujuan kinerja?
4. Bahan dan sumber daya apa yang paling cocok untuk mencapai tujuan ini?
5. Apakah desain keseluruhan koheren dan efektif

Perencanaan pembelajaran berupa pilihan tentang metode pengajaran,


urutan pelajaran, dan bahan sumber untuk mencapai hasil yang diinginkan. Mengajar
adalah sarana untuk mencapai tujuan. Memiliki tujuan yang jelas membantu
untuk memfokuskan perencanaan guru dan memandu tindakan yang bertujuan
menuju hasil yang diinginkan.

Pengajaran untuk sebuah pemahaman mengharuskan siswa diberi


banyak kesempatan untuk menarik kesimpulan dan membuat generalisasi untuk diri
mereka sendiri dengan dukungan guru (Wiggins & McTighe, 2012). Pemahaman tidak
hanya ditunjukkan dengan penjelasan namun siswa harus lebih aktif membangun
sebuah makna. Sedangkan pembelajaran untuk transfer adalah dengan
menerapkan pembelajaran ke situasi dan lingkungan yang baru dan menerima umpan
balik dengan tepat waktu terhadap proyek siswa. Pada kerangka UbD ini guru bukan
menjadi satu-satunya sumber melainkan sebagai fasilitator pembuatan makna dan
pelatih yang memberikan feedback dan saran terhadap konten yang efektif.
template desain pertanyaan untuk Guru (Wiggins & McTighe, 2004, hlm 46 - 51)
yang dapat disesuaikan dengan bidang studi anda:

Tahap 1—Hasil yang Diinginkan


Tujuan yang Ditetapkan:

• Apa tujuan relevan (misalnya, standar isi, tujuan kursus atau program, hasil
pembelajaran) yang akan dibahas oleh desain ini?
Pemahaman: Pertanyaan Penting:

Siswa akan memahami itu. . . • Pertanyaan provokatif apa yang


akan mendorong inkuiri, pemahaman,
• Apa ide-ide besarnya?
dan transfer pembelajaran?

• Pemahaman spesifik apa tentang


mereka yang diinginkan?

• Kesalahpahaman apa yang dapat


diprediksi?
Siswa akan
tahu. . . Siswa
akan dapat. . .

• Pengetahuan dan keterampilan kunci apa yang akan diperoleh siswa sebagai
hasil dari unit ini?

• Apa yang akhirnya dapat mereka lakukan sebagai hasil dari pengetahuan dan
keterampilan tersebut?
Tahap 2—Menilaibukti sment
Tugas Kinerja: Bukti lainnya:

• Melalui tugas kinerja otentik apa siswa • Melalui bukti lain apa
akan mendemonstrasikan pemahaman yang (misalnya, kuis, tes, petunjuk
diinginkan? akademik, observasi, pekerjaan rumah,
jurnal) siswa akan menunjukkan
pencapaian hasil yang diinginkan?

• Bagaimana siswa merefleksikan


• Dengan kriteria apa kinerja
dan menilai sendiri pembelajaran
pemahaman akan dinilai?
mereka?
Tahap 3—Rencana Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran:

Pengalaman belajar dan instruksi apa yang memungkinkan siswa mencapai hasil
yang diinginkan? Bagaimana desainnya?

W = Bantu siswa mengetahui Where/dimana unit berjalan dan What/apa yang


diharapkan? Bantu guru mengetahui Where/dimana siswa berasal (pengetahuan
sebelumnya, minat)?

H = Hook/mengaitkan semua siswa dan Hold/memegang minat mereka?

E = Equip/melengkapi siswa, bantu mereka Experience/Mengalami ide-ide kunci


dan Explore/Mengeksplorasi isu-isu?

R = Memberikan kesempatan untuk Rethink/memikirkan


kembali dan Revise/merevisi pemahaman dan pekerjaan mereka?

E = Izinkan siswa untuk Evaluate/mengevaluasi pekerjaan mereka dan


implikasinya?

T = Be Tailored/Disesuaikan (dipersonalisasi) dengan kebutuhan, minat, dan


kemampuan peserta didik yang berbeda?
O = Be Organized/Terorganisasi untuk memaksimalkan keterlibatan awal dan
berkelanjutan serta pembelajaran yang efektif?

endekatan Understanding by Design UbD. UbD adalah sudut pandang pendekatan dalam
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang memandang pembelajaran sebagai
sebuah cara untuk membangun pemahaman siswa melalui backward design. Rancangan
pembelajaran yang digunakan dalam pendekatan UbD disusun dengan backward design ,
artinya disusun dari belakang, dimulai dari menentukan hasil akhir yang diinginkan, bukti
pembelajaran serta langkah pembelajaran. Hal yang sangat diutamakan dalam pendekatan
ini adalah Understanding atau pemahaman, rancangan ini dituntut untuk membuat siswa
dapat berpikir dengan tingkat yang lebih tinggi dalam proses pembelajaran dan evaluasi
pembelajaran. Selain itu peristiwa dan contoh yang digunakan selama proses pembelajaran
adalah peristiwa yang kontekstual dan realistis. Pembuatan rancangan pembelajaran
dengan pendekatan UbD ini diharapkan mampu meningkatkan mutu pendidikan serta
meningkatkan pemahaman siswa.

pengembangan kurikulum UbD dengan konsep backward design menentukan tujuan dari
pengembangan kurikulum terlebih dahulu yang dikenal dengan 3 tahapan utama yaitu:

1. Tentukan hasil yang ingin dicapai

Memulai perencanaan dengan hasil yang ingin dicapai, sehingga guru dapat mengatur kelas
lebih efektif. Tujuan pembelajaran, hasil dan langkah-langkah untuk penilaian, guru memiliki
struktur yang jelas saat guru merencanakan kegiatan pembelajaran. Siswa akan menemukan
makna dalam kegiatan kelas lebih mudah karena mereka menyadari, hasil tujuan dan
langkah-langkah untuk penilaian.

Ketika kita memulai perencanaan, identifikasilah satu atau dua tujuan atau hasil
pembelajaran – apa yang akan dapat diketahui oleh siswa sebagai hasil dari kegiatan
pembelajaran yang akan kita rancang.

2. Tentukan bukti-bukti

Bagaimana para guru akan mengetahui bahwa para siswa telah memenuhi tujuan-tujuan
ini? Ini adalah sebuah asesmen. Biasanya, dalam pembelajaran tradisional, asesmen ada di
akhir pelajaran. Dalam kelas yang berpusat pada siswa, asesmen dilakukan selama pelajaran
berlangsung. Bentuknya adalah formatif (selama pembelajaran berlangsung) dan sumatif (di
akhir pembelajaran). Ada beberapa tipe dari asesmen formatif—tanya jawab, observasi,
esai,
3. Tentukan proses belajar yang akan diterapkan

Setelah kita mengidentifikasi tujuan pembelajaran, teknik asesmen untuk mengukur tujuan
pembelajaran ini, kemudian langkah berikutnya yang harus dilakukan adalah merencanakan
proses belajar yang akan diterapkan.

· Kegiatan-kegiatan apakah yang akan membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran


dengan cara terbaik?

· Materi dan sumber belajar apakah yang akan dibutuhkan siswa?

· Berapa banyak waktu yang dibutuhkan?

· Bagaimana para siswa akan dikelompokkan?


UbD memiliki capaian pembelajaran berupa pemahaman (understanding). Namun
pemahaman pada UbD merupakan pemahaman yang menyeluruh, selain pebelajar
(siswa/mahasiswa) memahami konten pembelajaran, juga harus memahami apapun
akibat aktivitas belajar.

Makna Pemahaman Dalam UbD


Perjalanan dan Realita kehidupan sebenarnya bisa memaparkan cara pemahaman
seseorang dengan orang lain dapat berbeda beda, bahkan mungkin caranya bisa
tumpang tindih dengan orang lain. Oleh karena itu, Desainer kurikulum tidak dapat
mereduksi (mengurangi, menghilangkan) hasil desain dan pengembagan kurikulum
desainer lainnya dan, seharusnya, banyak cara membangun kurikulum
dalam pembelajaran, walaupun berbeda namun yang terpenting adalah mudah.

Pemahaman dalam UbD memiliki berbagai makna, dan penggunaan, sehingga


pemahaman bukan hanya diasesesmen/dievaluasi) dengan satu cara saja, tetapi
pencapaian pemahaman harus dapat diungkapkan melalui berbagai jenis bukti.
Eksplorasi Konsep kriteria Penilaian

Pada tahap Eksplorasi Konsep, UbD memiliki penilaian yang terbuka. Penilaian
pada UbD berupa unjuk kerja. Sehingga penilaian diperlukan perangkat untuk menilai
pemahaman tidak hanya satu model saja (sesuai dengan modul sebelumnya), Proses
evaluasi unjuk kerja peserta didik didasarkan pada penilaian melalui kriteria-kriteria
tertentu. Kriteria merupakan perangkat penilaian untuk menentukan apa yang dilihat
dalam unjuk kerja siswa. Kriteria digunakan untuk menentukan tingkat pemahaman
siswa. Kriteria merupakan basis penilaian yang konsisten dan adil. Pertanyaannya
adalah, bagaimana kita mendapatkan kriteria penilaian untuk unjuk kerja yang tepat?

Kriteria dalam kategori yang tepat adalah kriteria yang dapat menyoroti aspek-
aspek bukti dari untuk kerja (sesuai tujuan pembelajaran). Kriteria bukan hanya
bagian-bagian dari pekerjaan yang hanya mudah dilihat atau dicek, misalnya
kesalahan mengeja atau kesalahan melafalkan. Kriteria bisa saja mengenai imajinasi.
Kriteria dalam pembelajaran dapat mengukur keterlibatan peserta didik. Bahkan
kriteria bisa saja berupa kedalaman dan kredibilitas unjuk kerja peserta didik.

Banyak guru membuat kesalahan dengan mengandalkan kriteria yang hanya mudah
dilihat dan menganggap peserta didik sebagai lawan. Misalnya adalah guru hanya
berfokus pada melihat kesalahan-kesalahan peserta didik. Sebagai contoh guru
melihat makalah penelitian yang dilakukan peserta didik berdasarkan banyaknya
literasi. Sehingga peserta didik akan mendapatkan skor tinggi jika memiliki banyaknya
literasi (bukan penelitian yang didukung dengan baik). Contoh lain dengan
mengatakan bahwa pidato yang baik adalah pidato yang jenaka (bukan pidato yang
teliti), atau pameran yang dinilai efektif karena berwarna-warni dan kreatif (bukan
pameran yang memberikan informasi yang akurat).

Membuat Kriteria Menjadi Rubrik


Rubrik adalah panduan penilaian berbasis kriteria yang terdiri dari skala pengukuran
tetap (empat poin, lima poin, enam poin, atau apa pun yang sesuai). Rubrik
mendeskripsikan kriteria untuk setiap titik poin. Rubrik menggambarkan tingkat
kualitas, kemahiran, atau pemahaman peserta didik secara bertingkat. Jika respons
penilaian hanya membutuhkan penentuan ya/tidak atau benar/salah, daftar periksa
digunakan hanya ceklis.

Rubrik menjawab pertanyaan:

● Dengan kriteria apa unjuk kerja harus dinilai dan dibedakan setiap poin?

● Apa yang harus dicari untuk menilai kesuksesan Unjuk Kerja peserta didik?

● Bagaimana seharusnya tingkat kualitas, kemahiran, atau pemahaman


dijelaskan dan dibedakan dalam setiap poin penilaian?

Terdapat dua jenis rubrik umum yaitu rubrik holistik dan rubrik analitik. Dua jenis
rubrik tersebut banyak digunakan untuk menilai unjuk kerja peserta didik. Rubrik
holistik sangat tepat untuk menilai unjuk kerja peserta didik. Rubrik holistik
memberikan kesan keseluruhan dari pekerjaan siswa. Rubrik holistik menghasilkan
penilaian unjuk kerja siswa.

Contoh: Rubrik holistik untuk penilaian pidato/ceramah

● Pengembangan Ide (kriteria): Gagasan jelas dan fokus. Ini menarik


perhatian pembaca. Anekdot dan detail yang relevan memperkaya tema sentral
pidato. (Merupakan rubrik poin tertinggi, poin yang lebih rendah berikutnya dikurangi
atau diturunkan.)

Organisasi (kriteria): Organisasi meningkatkan dan menampilkan ide atau tema


sentral. Urutan, struktur, atau presentasi informasi menarik dan menggerakkan
pembaca melalui teks. (Merupakan rubrik poin tertinggi, poin yang lebih rendah
berikutnya dikurangi atau diturunkan.)

● Suara (kriteria): Penceramah berbicara langsung kepada pembaca dengan


cara yang bersifat individu, menarik, dan menarik. Penceramah membuat tulisan
dengan kesadaran dan rasa hormat kepada penonton sebagai tujuan penceramah.
(Merupakan rubrik poin tertinggi, poin yang lebih rendah berikutnya dikurangi atau
diturunkan.)

● Pilihan Kata (kriteria): Kata-kata dalam menyampaikan pesan yang dimaksud


adalah tepat, menarik, dan alami. Kata-katanya kuat dan menarik. (Merupakan rubrik
poin tertinggi, poin yang lebih rendah berikutnya dikurangi atau diturunkan.)

● Kalimat Kalimat (kriteria): Kalimat-kalimat penceramah memiliki aliran, ritme,


dan irama yang mudah. Kalimat dibangun dengan baik, dengan struktur yang kuat dan
beragam yang mengundang pembacaan lisan ekspresif. (Merupakan rubrik poin
tertinggi, poin yang lebih rendah berikutnya dikurangi atau diturunkan.)

● Konvensi (kriteria): Penceramah menunjukkan pemahaman yang baik


tentang konvensi bahasa populer dan menggunakan konvensi bahasa efektif untuk
meningkatkan pemahaman audiens. (Merupakan rubrik poin tertinggi, poin yang lebih
rendah berikutnya dikurangi atau diturunkan.)

● Presentasi (kriteria): Bentuk dan presentasi teks meningkatkan kemampuan


audiens untuk memahami dan terhubung dengan pesan. (Merupakan rubrik poin
tertinggi, poin yang lebih rendah berikutnya dikurangi atau diturunkan.)
Enam Penilaian Rubrik
Penget
Interp Perspe
Penjelasan Aplikasi Empati ahuan
retasi ktif
Diri
Akurat Berma Efektif Kredib Sensitif sadar
kna el diri (self-
aware)
Koheren Berbag Efisien Mengu Terbuka Metako
ai ngkap gnitif
wawasan
Dibenarkan ( Signifi fasih Wawas Reseptif Penyes
justified) kan an uaian diri
sendiri
Sistematis Ilustrat Adaptif Masuk Persepti Reflekti
if akal f f
Prediktif Memb Anggun (g Tidak Taktis (t Bijak
uat jelas raceful) biasa actful)

Pada tabel di atas, penilaian terbagi menjadi enam, yaitu penjelasan, interpretasi,
aplikasi, perspektif, empati, dan pengetahuan diri. Masing-masing penilaian terdapat
lima kriteria.

Kemampuan Menjelaskan
Kemampuan Menjelaskan

Akurat
…………………………………………………………………………………………

Koheren

…………………………………………………………………………………………

Dibenarkan (justified)

…………………………………………………………………………………………………

Sistematis

…………………………………………………………………………………………………

Prediktif

…………………………………………………………………………………………………

1. Akurat = cermat dan seksama atau informasi yang benar berdasarkan bukti bukti fakta yang
memadai, serta dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. 2. koheren adalah berhubungan
atau bersangkut paut. contohnya guru dan murid saling berhungan dalam proses pembelajaran
3. Dibenarkan (justified) adalah terkumpul dan berhasil. 4. Sistematis = Sistematis artinya adalah
segala usaha untuk mengurai kan dan merumuskan sesuatu dalam hubungan yang teratur dan
logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu, mampu
menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objek nya. 5. prediktif = studi mengenai data
historis dan terkini untuk membuat prediksi masa depan.

Kemampuan Interpretasi
Kemampuan Interpretasi

Bermakna

…………………………………………………………………………………………………

Berbagai wawasan
…………………………………………………………………………………………

Signifikan

…………………………………………………………………………………………

Ilustratif

…………………………………………………………………………………………

Membuat Jelas

………………………………………………………………………………………… 1. Bermakna =berarti,


mempunyai (mengandung) arti penting (dalam) kegiatan sehari-hari 2. Berbagai wawasan = cara

pandangan seseorang dalam mencapai tujuan. 3. Signifikan =merujuk pada sesuatu yang dirasa penting

karena mampu memberikan pengaruh atau dampak tertentu terhadap suatu persoalan. 4. Ilustratif =

Menerangkan dan menghias 5. Membuat Jelas= menguraikan secara jelas

Kemampuan Aplikasi
Kemampuan Aplikasi

Efektif

…………………………………………………………………………………………

Efisien

…………………………………………………………………………………………

Fasih

…………………………………………………………………………………………
Adaptif

…………………………………………………………………………………………

Anggun (graceful)

…………………………………………………………………………………………

1. Efektif =Tepat Sasaran 2. Efesien = tepat guna 3. Fasih = lancar, dan baik dalam penyampaian 4.

Adaptif =kematangan diri dan sosial seseorang dalam melakukan kegiatan umum sehari-hari

sesuai dengan usia. 5. Anggun (graceful) =memiliki dan menunjukkan keanggunan

Kemampuan Perspektif

Kredibel

…………………………………………………………………………………………

Mengungkap

…………………………………………………………………………………………

Wawasan

…………………………………………………………………………………………

Masuk Akal

…………………………………………………………………………………………

Tidak Biasa
…………………………………………………………………………………………

1. Kredibel = Dapat dipercaya 2. Mengungkap= menyanmpaikan dari hati, membuktikan dan

menerangkan dengan jelas 3. Wawasan = kemampuan untuk memahami cara-cara menyesuaikan diri

atau menempatkan diri dalam lingkungan atau cara pandang. 4. Masuk Akal = dapat diterima oleh akal;

tidak aneh; tidak mustahil; logis; (arti) 5. Tidak Biasa = aneh, langka, unik, dan jarang

Kemampuan Berempati

Sensitif

…………………………………………………………………………………………

Terbuka

…………………………………………………………………………………………

Reseptif

…………………………………………………………………………………………

Perseptif

…………………………………………………………………………………………

Taktis (tactful)

…………………………………………………………………………………………

1.Sensitif = cepat menerima rangsangan dan mudah membangkitkan emosi. 2. Terbuka= tidak tertutup,

suka memberi, dermawan, suka menolong, baik hati. 3. Reseptif = kemampuan untuk memahami

bahasa lisan yang didengar atau dibaca. Kemampuan ini bersifat sebagai input atau masukan.
4.Perseptif= mempunyai kesadaran yang tajam, cepat mengerti; cerdik, pendirian yang teguh. 5. Taktis

(tactful) = keputusan kita mengenai bagaimana untuk mengerjakan sesuatu dengan benar.

Kemampuan Pengetahuan Diri

Sadar diri

…………………………………………………………………………………………

Metakognitif

…………………………………………………………………………………………

Penyesuain diri sendiri

…………………………………………………………………………………………

Reflektif

…………………………………………………………………………………………

. Bijak

…………………………………………………………………………………………

emampuan Pengetahuan Diri


1. Sadar diri = keadaan dimana seseorang bisa memahami dirinya sendiri, memahami emosi dan mood
yang sedang dirasakan. 2. Metakognitif = Pengetahuan, kesadaran, dan kontrol seseorang terhadap
proses kognitif dirinya. 3. Penyesuain diri sendiri = interaksi yang berlangsung secara terus menerus
dengan diri kita sendiri, dengan orang lain, dan dengan lingkungan kita. 4. Reflektif =erpikir yang
bermakna, yang didasarkan pada alasan dan tujuan. 5. Bijak = suatu cerminan sikap dan perilaku
seseorang terhadap sesuatu yang ia lihat berdasarkan apa yang ada dipikirannya secara tepat dalam
situasi dan kondisi

Anda mungkin juga menyukai