OLEH:
KELOMPOK 5
1. NUR AINUN
2. FAUZIAH JALIL
4. MUHAMMAD NABIL
2021
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dan dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “ Perencanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia”
dengan sebaik-baiknya.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu nilai tugas kelompok yang di
tugaskan oleh Bapak Dr. Tarman A. Arif, M.Pd. selaku dosen matakuliah Perencanaan
Pembelajaran. Dalam penyusunan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu, sehingga makalah ini dapat tersusun, baik secara
materil maupun moril.
Penulis menyadari dengan penuh kerendahan hati, bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu penulis memohon maaf bila ada kata-kata yang kurang pantas
dalam penulisan makalah ini.
Penyusun
Kelompok 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
C. Tujuan Masalah........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.............................................................................................................
B. Saran.......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu
kegiatan untuk membelajarkan peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran merupakan
suatu upaya menciptakan kondisi agar terjadi proses belajar dalam diri peserta didik.
Pembelajaran merupakan suatu proses belajar mengajar yang bisa terjadi di mana saja tanpa
memiliki batasan umur dan identitas para pembelajar. Pembelajaran merupakan realisasi dari
komponen-komponen yang terdapat dalam perencanaan pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
PEMBAHASAN
Perencanaan adalah suatu proses dan cara berpikir yang dapat membantu menciptakan
hasil yang diharapkan. Perencanaan yang dibuat merupakan antisipasi dan perkiraan terhadap
proses yang akan dilakukan dalam pembelajaran, sehingga tercipta situasi yang
memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Menurut Ahmad dan Ahmadi (1995:64), “Desain pembelajaran adalah suatu pemikiran atau
persiapan untuk melaksanakan tugas mengajar/aktivitas pengajaran dengan menerapkan
prinsip-prinsip pengajaran serta melalui langkah-langkah pengajaran, perencanaan itu sendiri,
pelaksanaan, dan penilaian, dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan”.
Proses belajar mengajar adalah suatu aspek dari lingkungan sekolah yang
terorganisasi. Lingkungan ini diatur serta diawasi agar kegiatan belajar terarah sesuai dengan
tujuan pendidikan. Pengawasan itu bertujuan untuk menentukan lingkungan belajar yang
baik, lingkungan yang menantang dan merangsang siswa untuk belajar, memberikan rasa
nyaman dan keluasan serta mencapai tujuan yang diharapkan. Perencanaan proses belajar
mengajar merupakan faktor yang mendukung kondisi belajar di kelas yang berisi serangkaian
pengertian peristiwa belajar mengajar yang dilakukan oleh sekelompok siswa.
Penentuan alat atau media pelajaran untuk setiap pembelajaran bahan kajian tertentu
tidak dicantumkan dalam silabus bahasa Indonesia. Guru harus memperhatikan tujuan
pembelajaran atau komponen bahan kajian tertentu dalam silabus, pendekatan, metode, dan
sumber. Guru dapat menentukan alat pelajaran yang paling efektif sesuai dengan keadaan dan
kebutuhan seperti: buku paket, OHP, gambar, sketsa, dan sebagainya. Menurut Santoso
(dalam Subana dkk, 2001:287), media pendidikan ialah media yang penggunaannya
diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran dan dimaksudkan untuk mempertinggi mutu
mengajar dan belajar.
Dalam pembelajaran banyak media yang biasa digunakan baik audio maupun visual
yang memiliki kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu, seorang guru harus terampil dalam
memilih dan menggunakan media pembelajaran. Menurut Mulyasa (2006:212) rencana
pelaksanaan pembelajaran adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen
pelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang terdiri atas satu indikator
atau beberapa indikator untuk satu kali pertemuan atau lebih. Dalam KTSP, guru diberikan
wewenang secara leluasa untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan karakteristik dan
kondisi sekolah, serta kemampuan guru itu sendiri dalam menjabarkannya menjadi
pelaksanaan pembelajaran yang siap dijadikan pedoman pembentukan kompetensi peserta
didik.
Keempat persyaratan di atas merupakan faktor yang sangat penting dan harus dimiliki
seorang guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar dengan baik. Sardiman
(2004:166), mengemukakan bahwa sebagai seorang guru dalam menyampaikan materi
pelajaran di kelas perlu memperhatikan hal sebagai berikut.
a. Menyampaikan materi pelajaran dengan baik dan jelas.
b. Pertanyaan yang diajukan cukup merangsang untuk berpikir, mendididk dan mengenai
sasaran.
e. Guru selalu memperhatikan reaksi dan tanggapan yang berkembangan pada diri siswa baik
verbal maupun nonverbal.
f. Memberikan pujian dan penghargaan bagi jawaban yang tepat bagi siswa dan sebaliknya
mengarahkan jawaban yang kurang tepat.
a. Kegiatan Pendahuluan
a) Guru menyiapkan kondisi pembelajaran agar peserta didik terlibat baik secara psikis
maupun fisik sehingga siap mengikuti proses pembelajaran.
d) Guru menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
e) Guru mengajukan pertanyaan berkenaan dengan pengetahuan yang sudah dimiliki peserta
didik untuk mengaitkan dengan materi yang akan dipelajari.
b. Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai
kompetensi dasar yang dilakukan secara interaktif, insprinsif, menyenangkan dan lainnya.
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan
mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
Eksplorasi
2. Guru melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan mendalam tentang
topik/tema materi yang akan dipelajari dari berbagai sumber belajar dan memanfaatkan alam
dan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.
4. Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik
dengan pendidik, lingkungan, dan sumber belajar lainnya.
5. Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.
Elaborasi
1. Guru membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas
tertentu yang bermakna.
2. Guru memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk
memunculkan gagasan baru secara lisan maupun tulisan.
7. Guru memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan
maupun tulisan, secara individual maupun kelompok.
8. Guru memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun
kelompok.
Konfirmasi
1. Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat,
maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik.
2. Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui
berbagai sumber.
4. Guru memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar.
c. Kegiatan Penutup
b) Guru bersama peserta didik melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang
dilakukan.
f) Guru memotivasi peserta didik untuk mendalami materi pembelajaran melalui kegiatan
belajar mandiri.
g) Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Kegiatan mengajar harus merupakan suatu rangkaian utuh dari setiap tahapan
mengajar. Artinya tahap demi tahap harus tampak secara berkesinambungan dari awal sampai
akhir pelajaran. Secara umum menurut Sudjana (1989:68) ada tiga tahapan besar dalam
mengajar, yakni: ”Tahapan Pemula, Tahapan Pengajaran, dan Tahapan Penilaian atau Tidak
Lanjut”. Untuk lebih jelasnya langkah-langkah dari pendapat Sudjana dijelaskan sebagai
berikut:
Prainstruksional
Tahap pra instruksional adalah tahapan yang ditempuh guru saat ia masuk kelas untuk
mengajar (Sudjana, 1989:88). Adapun hal-hal yang dilakukan oleh guru sehubungan dengan
kegiatan belajar-mengajar yang akan berlangsung sebagai berikut:
1. Guru menanyakan kehadiran siswa dan mencatat siswa yang tidak hadir. Ini menyangkut
urusan absensi, termasuk tuntutan administrasi pengajaran.
2. Guru bertanya kepada siswa, pada pembahasan pelajaran sebelumnya. Hal ini bukan
karena guru sudah lupa, tetapi untuk mengecek atau menguji kembali ingatan siswa terhadap
bahan pelajaran yang telah dipelajari. Dengan demikian guru akan mengetahui ada tidaknya
kebiasaan belajar siswa di rumah sendiri.
3. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang bahan pelajaran yang sudah diberikan
sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tentang pemahaman materi yang telah
diberikan.
Dari penjelasan di atas sudah dapat dilihat bahwa sejak kegiatan pra instruksional saja
seorang guru sudah harus menerapkan metode, teknik, media, dan sumber belajar mengajar
bahasa Indonesia yang tepat.
Tahap Instruksional
Tahap kedua adalah tahap pengajaran atau tahap inti, yakni tahapan membahas bahan
yang telah disusun oleh guru sebelumnya, (Sudjana, 1989:89). Secara umum pada tahapan ini
dapat diidentifikasikan beberapa kegiatan sebagai berikut:
1. Guru menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa.
2. Guru menulis pokok-pokok materi yang akan dibahas hari itu sesuai dengan silabus dan
tujuan pembelajaran.
3. Guru membahas pokok-pokok materi yang dituliskanya tadi (untuk poin a, b, dan c
tentunya dalam hal ini diterapkan metode ceramah).
4. Pada setiap pokok materi yang dibahas sebaiknya harus diberikan contoh yang jelas.
Demikian pula siswa harus diberikan pertanyaan atau tugas untuk mengetahui tingkat
pemahaman setiap pokok materi yang telah dibahas. Dengan demikian penilaian tidak hanya
pada akhir pelajaran, tetapi juga pada saat mengajar berlangsung (untuk poin d dapat
diterapkan metode mengajar bahasa Indonesia yaitu metode demontrasi, bermain peran, tanya
jawab, dan penugasan).
5. Penggunaan alat bantu untuk memperjelas pembahasan setiap pokok materi yang sangat
diperlukan.
Alat peraga menurut Sudjana (1989:71) digunakan dalam empat fase kegiatan sebagai
berikut:
b. pada waktu guru menjawab pertanyaan siswa sehingga jawabanya lebih jelas;
c. pada waktu guru mengajukan pertanyaan kepada siswa atau pada waktu memberi tugas
kepada siswa;
d. dipergunakan oleh siswa pada waktu ia mengerjakan tugas yang diberikan guru dan pada
waktu siswa melakukan kegiatan belajar; dan
Tujuan tahapan ini ialah untuk mengetahui tingkat keberhasilan tahapan kedua. Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan pada tahap ini sebagai berikut:
1. Mengajukan pertanyaan kepada beberapa siswa mengenai semua pokok meteri yang telah
dibahas pada tahapan kedua. Pertanyaan dapat dilaksanakan dalam bentuk lisan dan dapat
pula dalam bentuk tulisan.
2. Untuk memperkaya pengetahuan siswa mengenai materi yang dibahas, guru dapat
memberikan tugas pekerjaan rumah yang ada hubunganya denga topik atau pokok bahasan
yang telah dibahas. Akhir pelajaran dengan memberitahukan pokok materi yang akan dibahas
pada hari berikutnya, ini perlu untuk dipelajari siswa di rumah.
2. keterampilan bertanya
3. keterampilan menjelaskan
Inilah tahapan yang harus dilaksanakan guru dalam proses belajar mengajar yang
ditunjang dengan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh guru sebagaimana di atas.
Keberhasilan proses pelaksanaan pembelajaran di kelas sangat bergantung pada guru dalam
menguasai kelas dan menerapkan kemampuan yang dimiliki sehingga kegiatan belajar
mengajar di kelas dapat berlangsung dengan baik.
Discovery Based Learning adalah teori belajar yang menempatkan peserta didik sebagai
pembelajar aktif dalam membangun pengetahuan yang diharapkan. Langkah-langkah
pembelajaran tersebut dalam Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Menciptakan stimulus
c. Mengumpulkan data/mencoba
d. Mengolah Data
e. Memverifikasi data
f. Menarik simpulan
Pembelajaran berbasis proyek atau Project Based Learning (PBL) merupakan metode belajar
yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara
nyata. Langkah-langkah operasionalnya adalah seperti berikut:
Menurut pendapat ahli modern belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau
perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru
berkat pengalaman dan latihan. Sedangkan, menurut pendapat tradisional, belajar adalah
menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan, di sini yang dipertimbangkan adalah
pendidikan intelektual. Oleh karenanya, pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan
segala aspek, bentuk dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik, khususnya
para guru. Cartledge dan Milburn menguraikan pula bahwa faktor-faktor yang memengaruhi
prestasi belajar yaitu:
1. Karakteristik yang meliputi tingkat perkembangan, jenis kelamin dan gangguan pada
kemampuan kognitif dan perilaku.
2. Kriteria sosial yang meliputi konteks sosial, situasi spesifik yang dihadapi, hubungan
seseorang dengan kelompok sosialnya, serta validitas sosial.
Faktor-faktor yang memengaruhi prestasi belajar dalam teori kognitif sosial (social
cognitive theory) dibangun dari dua faktor utama, yaitu:
Faktor internal, merupakan faktor yang berasal dari dalam, yang memengaruhi individu,
diantaranya berupa kondisi biologis, kondisi emosional, dan tingkat perkembangan yang
dimiliki, selain itu juga meliputi tingkat kecerdasan dan karakteristik individu atau ciri
kepribadian.
Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang datang dari diri siswa, antara lain minat belajar,
motivasi belajar, bakat, dan persepsi, baik persepsi siswa terhadapat mata pelajaran maupun
terhadap guru pengajar. Faktor internal sangat penting dalam menentukan hasil belajar
seseorang.
1. pengetahuan awal yang dimiliki peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dapat
menjadi faktor yang memengaruhi hasil belajar Bahasa Indonesia
2. kosakata siswa belum memadai untuk mempelajari materi dalam pembelajaran
3. keadaan siswa di rumah juga berpengaruh terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia
4. jarak rumah dengan sekolah yang cukup jauh
5. lingkungan sosial siswa di rumah yang kurang mendukung
6. fasilitas atau instrumen dalam pembelajaran di sekolah tidak memadai
7. kondisi geografis sekolah
8. kurangnya tenaga guru yang profesional
Strategi belajar dapat digambarkan sebagai sifat dan tingkah laku. Oxford
(Iskandarwassid,2008) mendifinisikan strategi belajar sebagai tigkah laku dan tindakan yang
dipakai oleh pembelajar bahasa agar pembelajaran bahasa lebih berhasil,terarah,dan
menyenangkan. Brown mengemukakan bahwa strategi belajar merupakan tingkah laku yang
tidak teramati dibedakan dengan strategi komunikas. Strategi belajar berkaitan dengan
pemrossan,penyimpanan,dan pengambilan masukan pemeeroleh bahasa,sedangkan strategi
komunikasi berkenaan dengan kekuaran pemerolehan bahasa.
Strategi kognitif digunakan untuk mengelola materi pembelajaran agar dapat diingat
untuk jangka waktu yang lama. Strategi metakognitif adalah langkah yang digunakan untuk
mempertiimbangkan proses kognitif,seperti monitoring diri sendiri dan penguatan diri
sendiri..
Strategi Mengulang
Strategi mengulang terbagi atas strategi mengulang sederhana dan strategi mengulang
kompleks.
Strategi Elaborasi
Strategi elaborasi dilakukan dengan membuat catatan,analogi, dan PQ4R. Strtegi ini dapat
dilakukan dengan menemba rincian sehingga informasi baru akan menjadi lebih bermakna.
Adapun analogi itu sendiri merupakan cara belajar dengan pembandingan yang dibuat untuk
menunjukkan persamaan anata ciri pokok benda atau ide. Adapun PQ4R merupakan strategi
belajar elaborasi yang efektif dalam membantu peserta didik menghafal informasi bacaan.
Strategi Organisasi
Strategi Metakognitif
Strategi metakognitif berhubungan dengan berpikir peserta didik tentang berpikir merek
sendiri dan kemampuan menggunakan strategi belajar dengan tepat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perencanaan adalah suatu proses dan cara berpikir yang dapat membantu menciptakan
hasil yang diharapkan. Perencanaan yang dibuat merupakan antisipasi dan perkiraan terhadap
proses yang akan dilakukan dalam pembelajaran, sehingga tercipta situasi yang
memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Strategi belajar dapat digambarkan sebagai sifat dan tingkah laku. Oxford
(Iskandarwassid,2008) mendifinisikan strategi belajar sebagai tigkah laku dan tindakan yang
dipakai oleh pembelajar bahasa agar pembelajaran bahasa lebih berhasil,terarah,dan
menyenangkan. Brown mengemukakan bahwa strategi belajar merupakan tingkah laku yang
tidak teramati dibedakan dengan strategi komunikas. Strategi belajar berkaitan dengan
pemrossan,penyimpanan,dan pengambilan masukan pemeeroleh bahasa,sedangkan strategi
komunikasi berkenaan dengan kekuaran pemerolehan bahasa.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsemi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakatra: Balai
pustaka.
Depdiknas. 2007. Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:
Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional (http: //www.Dikdasdki. go. Id/
download/ standar proses. dok, diakses 10 Oktober 2009 ).
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.