Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PEMBELAJARAN MENYIMAK DALAM GAMITAN PENDIDIKAN


KARAKTER

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Tinggi
Dosen Pengampu :
Sigit Vebrianto Susilo, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :
Kelompok 5
Kelas 3A
PUTRI R WARDANI 21.22.1.0031
ALIFAH NURFATHIYYAH 21.22.1.0037
RISKA NURFAJRIAH 21.22.1.0045
RACHAEL REGIANA NURMAN 21.22.1.0099

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MAJALENGKA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang tulus memberikan do’a, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai
pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia Pendidikan.

Majalengka, 28 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………………………………1
C. Tujuan Penulisan Makalah ……………………………………………………………...2
D. Manfaat Penulisan ………………………………………………………………………2
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Pembelajaran Menyimak ………………………………………………..3
B. Arah dan Orientasi Pembelajaran Menyimak …………………………………………..5
C. Kondisi Pembelajaran Menyimak saat Ini ……………………………………………...6
D. Prinsip Pembelajaran Menyimak ……………………………………………………….7
E. Prosedur Pembelajaran Menyimak ……………………………………………………..8
F. Keterpaduan Prosedur Pembelajaran Menyimak dengan Pendidikan Karakter ………..13
G. Metode-Metode Pembelajaran Menyimak ……………………………………………..14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………………………………….19
B. Saran …………………………………………………………………………………...19
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………20

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum menyimak memiliki arti yaitu mendengarkan atau memperhatikan baik yang
diucapkan maupun dibaca oleh seseotrang. Namun terdapat perbedaan antara mendengarkan
dan menyimak yaitu jika mendengar seseorang hanya mendengarkan dan mengartikan
sedangkan menyimak merupakan sebuah kegiatan berupa medengar, memperhatikan, dan
mampu memahami apa yang diucapkan oleh orang lain, menyimak sendiri bersifat sengaja dan
memiliki tujuan tertentu, sedangkan mendengarkan bersifat bisa tidak sengaja dan hanya
mendengarkan begitu saja (Tarigan, 1987 : 27).
Pembelajran menyimak ini terdapat pada pelajaran keterampilan berbahasa, keterampilan
menyimak sangat dibutuhkan terutama untuk anak sekolah dasar karena dengan adanya proses
menyimak ini maka dapat juga melatih siswa untuk focus dalam belajar. Keterampilan
menyimak perlu mendapat perhatian serius. Hal ini karena dalam proses belajar mengajar di
sekolah, aktivitas menyimak memiliki identitas yang lebih banyak dilakukan siswa disbanding
kegiatan berbicara, membaca, dan menulis. Dari awal proses pembelajaran dimulai, siswa
melakukan aktivitas menyimak intruksi, perintah, penjelasan, atau pertanyaan dari guru. Saat
guru mengintruksikan siswa mengerjakan Latihan, siswa menyimak penjelasan tentang
Latihan yang akan mereka kerjakan. Saat diskusi, siswa menyimak diskusi.
Melihat kondisi menyimak pembelajaran saat ini perlu peninjauan Kembali karena
menyimak merupakan salah satu keterampilan yang menjadikan siswa lebih terampil. Dengan
demikian perlu melihat Kembali fungsi dan keterampilan pembelajaran menyimak dengan
pendidikan karakter. Dari pemaparan diatas mengenai permasalahan dan pengertian makalah
ini mencoba menyampaikan pembelajaran menyimak berbasis pendidikan karakter. Dengan
tulisan ini diharapkan mampu menjadi acuan maupun pengetahuan mengenai pembelajaran
menyimak berbasis karakter.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang dibahas di dalam makalah ini
adalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan konsep dasar pembelajaran menyimak ?

1
2. Apa saja arah dan orientasi pembelajaran menyimak ?
3. Bagaimana kondisi pembelajaran menyimak saat ini ?
4. Apa saja prinsip pembelajaran menyimak ?
5. Bagaimana prosedur pembelajaran menyimak ?
6. Bagaimana keterpaduan prosedur pembelajaran menyimak dengan pendidikan karakter ?
7. Apa saja metode-metode pembelajaran menyimak ?

C. Tujuan Penulisan Makalah


1. Untuk mengetahui konsep dasar pembelajaran menyimak.
2. Untuk mengetahui arah dan orientasi pembelajaran menyimak.
3. Untuk mengetahui kondisi pembelajaran menyimak saat ini.
4. Untuk mengetahui prinsip pembelajaran menyimak.
5. Untuk mengetahui prosedur pembelajaran menyimak.
6. Untuk mengetahui keterpaduan prosedur pembelajaran menyimak dengan pendidikan
karakter.
7. Untuk mengetahui metode-metode pembelajaran menyimak.

D. Manfaat Penulisan
Adapun yang menjadi manfaat dari penulisan makalah ini, Diantaranya:
1. Makalah ini dapat dijadikan sebuah sarana untuk bahan dan sumber referensi bagi para
pembaca untuk melakukan sebuah penelitian.
2. Untuk lebih meningkatkan wawasan dan ilmu pengetahuan bagi penulis dan pembaca.
3. Mengasah Kreativitas dan kemampuan penulis.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Pembelajaran Menyimak
Menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif dan
apresiatif. Reseptif berarti bahwa dalam menyimak pelibat harus mampu memahami apa yang
terkandung dalam bahan simakan. Bersifat apresiatif artinya bahwa menyimak menuntut
pelibat untuk tidak hanya mampu memahami apa yang terkandung dalam bahan simakan tetapi
lebih jauh memberikan respons atas bahan simak tersebut. Dari kedua sifat ini, menyimak
dapat diartikan sebagai kegiatan aktif yang dilakukan secara sungguh-sungguh untuk
memahami pesan yang terkandung dalam bahan simakan yang diperdengarkan secara lisan.
Logan dalam Musfiroh dan Rahayu (2004, hlm5-7) yang menyatakan menyimak mempunyai
hakikat sebagai berikut:
1. Menyimak sebagai Alat
Menyimak dikatakan sebagai alat karena dengan menyimak seseorang dapat mendengar
bunyi-bunyi yang dikenalnya dan melalui pengalamannya ia akan menduga-duga
maknanya dan secara terus-menerus akan menuntutnya untuk memperoleh dan
mempelajari makna (dan maksudnya) dan menjadikannya sebagai sumber untuk reaksi,
interpretasi, dan pengetahuan;
2. Menyimak sebagai Keterampilan Berkomunikasi
Menyimak sebagai keterampilan berkomunikasi melibatkan baik keterampilan aural
maupun oral yang disebut sebagai fenomena dua tahap. Mendengar dan menyimak tidaklah
identik. Mendengar dan menginterpretasi itu dalam proses menyeluruh dikatakan sebagai
asimilasi aural;
3. Menyimak sebagai Seni
Menyimak sebagai seni ialah ketika seseorang belajar bagaimana cara menyimak yang
baik, maka ia harus bekerja memproses bagaimana dia mempelajari seni-seni lain seperti
musik, lukis, arsitektur, atau akting. Seni dalam menyimak mensyaratkan juga unsur
kedisiplinan, konsentrasi, partisipasi aktif, komprehensi, evaluasi;
4. Menyimak sebagai Suatu Proses
Menyimak merupakan proses keterampilan yang rumit yang mesti dipelajari melalui suatu
metode yang hasil akhirnya menunjukkan sebagai sebuah keterampilan yang

3
membutuhkan kehati-hatian dan ketelitian (diskrit). Menyimak melibatkan empat proses,
yakni (1) mendengar, (2) memahami, (3) mengevaluasi, (4) merespon;
5. Menyimak sebagai Sebuah Respon
Respon merupakan faktor utama dalam menyimak. Tujuan utama seorang pembicara
adalah untuk memperoleh respon dari pendengar. Sebaliknya, bagi penyimak untuk dapat
memberikan respon secara efektif maka ia musti memiliki organ pancaindera yang baik,
interes atau minat disamping perhatian (yang paling mendasar), beberapa kemampuan
untuk menginterpretasikan pesan, dan juga kemauan dan kemampuan mengubah
hubungan; dan
6. Menyimak sebagai Pengalaman Kreatif
Menyimak sebagai pengalaman kreatif lebih tinggi daripada bentuk menyimak yang lain.
Menyimak semacam ini membutuhkan keterlibatan yang menyeluruh yang dijalani dengan
senang hati. Menyimak adalah proses yang kompleks, dan harus dianggap sebagai suatu
keterampilan tersendiri.

Berkenaan dengan menyimak sebagai kegiatan aktif, terdapat minimalnya tiga istilah yang
kadang dipertukarkan penggunaannya. Ketiga istilah tersebut adalah mendengar,
mendengarkan, dan menyimak. Mendengar adalah kegiatan menangkap bunyi bahasa yang
dilakukan tanpa sengaja. Mendengarkan adalah kegiatan yang dilakukan secara sengaja untuk
menangkap bunyi bahasa walaupun belum berorientasi pada pembentukan pemahaman atas
pesan yang terkandung dalam bunyi bahasa tersebut. Menyimak di sisi lain merupakan
kegiatan yang dilakukan secara sungguh-sungguh untuk beroleh pesan, pengetahuan, dan
informasi yang terkandung dalam bunyi bahasa yang didengarkan dengan serius dan penuh
perhatian.

Dengan demikian, pembelajaran menyimak merupakan serangkaian aktivitas yang


dilakukan siswa untuk beroleh dan memahami pesan, informasi, dan serangkaian gagasan yang
terkandung dalam bahan simakan melalui bimbingan, arahan, dan motivasi guru. Dalam
pengertian ini, pembelajaran menyimak harus dilakukan melalui pelibatan siswa secara aktif
melalui berbagai aktivitas yang mampu melatih mereka agar beroleh berbagai macam
keterampilan untuk menangkap dan memahami bahasa lisan. Pembelajaran menyimak bukan
sekadar agar anak mampu menjawab pertanyaan, melainkan harus mampu membina siswa agar

4
mampu menguasai berbagai jenis pengetahuan, baik pengetahuan informasional, konseptual,
prosedural, maupun metakogniti.

Bertemali dengan kondisi di atas, guru didorong untuk menguasai berbagai konsep tentang
pembelajaran menyimak agar mampu melaksanakan pembelajaran menyimak secara benar.
Tanpa kesadaran penuh bahwa pembelajaran menyimak merupakan serangkaian aktivitas yang
harus dirancang guru untuk dilakukan siswa, pembelajaran menyimak yang diampu guru tidak
akan mampu mencapai tujuan yang diharapkan.

B. Arah dan Orientasi Pembelajaran Menyimak


Pembelajaran menyimak dilaksanakan untuk mencapai berbagai tujuan. Secara esensial
minimalnya ada tiga tujuan penting pembelajaran menyimak di sekolah. Ketiga tujuan tersebut
adalah
1. Melatih daya konsentrasi siswa.
Hal ini berarti pembelajaran menyimak seyogianya diorientasikan agar siswa benar-benar
mampu memusatkan perhatiannya terhadap bahan simakan yang diperdengarkan. Strategi
konsentrasi bukanlah strategi yang menuntut siswa pasif selama menyimak, justru strategi
ini menuntut siswa beraktivitas secara aktif dengan menggunakan berbagai bentuk kegiatan
yang mampu membiasakan dirinya berkonsentrasi.
2. Melatih daya paham siswa
Hal ini berarti pembelajaran menyimak tidak sekadar melibatkan kemampuan auditif siswa
tetapi juga melibatkan kemampuan kognitifnya. Strategi dimaksud misalnya bertukar ide,
beradu argumen, menyusun respons terhadap isi bacaan, dan berbagai jenis kegiatan
lainnya.
3. Menyimak harus mampu melatih daya kreatif siswa.
Hal ini berarti pembelajaran menyimak harus pula diorientasikan agar siswa mampu
berkreasi atas dasar ide simakan yang diperolehnya. Pembelajaran menyimak tidaklah
lepas dari kegiatan berbahasa lain misalnya menulis dan berbicara. Justru keterampilan
kreatif ini menuntut siswa berkreasi melalui menulis dan berbicara atas dasar ide dan
gagasan yang diperolehnya dari bahan simakan.

Berdasarkan tiga tujuan dan orientasi pembelajaran menyimak di atas, jelaslah bahwa
pembelajaran menyimak tidak sekadar bertujuan agar siswa mampu menjawab pertanyaan atas

5
isi bahan simakan. Selain tujuan di atas pembelajaran menyimak pun seharusnya mampu
mengembangkan karakter siswa. Berkenaan dengan tujuan ini pembelajaran menyimak harus
dilakukan melalui penyediaan serangkaikan aktivitas yang menuntut siswa untuk
menunjukkan karakter dirinya selama pembelajaran.

C. Kondisi Pembelajaran Menyimak Saat Ini


Kondisi pembelajaran menyimak hingga saat ini masih cukup memprihatinkan.
pembelajaran menyimak masih dianggap sebagai pembelajaran yang kurang penting
dibandingkan dengan pembelajaran keterampilan berbahasa yang lainnya. Menurut Field
(2008) mengatakan bahwa pembelajaran menyimak belum dianggap pembelajaran penting dan
oleh karenanya banyak ditinggalkan para guru. Diperparah dengan kondisi bahwa kemampuan
dan kesulitan anak jarang dinilai. akhirnya pembelajaran menyimak tenggelam diantara
pembelajaran membaca dan menulis.
Berdasarkan penelusuran pada beberapa sekolah menemukan bahwa masih terdapat
sekurang tempatan pelaksanaan pembelajaran menyimak diantaranya (1) pembelajaran
menyimak hanya dilakukan untuk menjawab pertanyaan, (2) pembelajaran menyimak
dilakukan sebagaimana layaknya pembelajaran membaca, (3) pengukuran kemampuan
menyimak masih bersifat bias sebab guru menggunakan bahan simakan yang telah terlebih
dahulu dibaca siswa, dan (4) pembelajaran menyimak tidak diarahkan pada pengembangan
karakter siswa.
Hal tersebut terjadi karena guru hanya menggunakan bahan ajar yang berasal dari buku
teks. pembelajaran menyimak yang dilakukan secara monoton tidak mengaktifkan siswa dan
sangat bergantung pada buku teks bermuara pula pada kenyataan bahwa pembelajaran
menyimak tidak menuntut siswa untuk berkarakter. dengan kata lain pembelajaran menyimak
kurang diberdayakan untuk membangun karakter siswa. padahal banyak sekali aktivitas
menyimak yang dapat dilakukan siswa sehingga siswa secara tidak sadar mengembangkan
perilaku positif yang berujung pada pembentukan karakter dirinya yang baik dan sesuai dengan
budaya bangsa. Kondisi di atas terjadi karena beberapa faktor penyebab, salah satunya yaitu
guru kurang memahami perannya selama pembelajaran menyimak. Selama ini kelurahannya
beranggapan bahwa perannya selama pembelajaran menyimak hanya menyajikan bahan sil
makan dan menyuruh siswa menjawab pertanyaan simakan. faktor lain yang menyebabkan
pembelajaran menyimak tidak dilakukan secara tepat adalah bahwa masih adanya pandangan

6
guru yang negatif terhadap kemampuan siswa. banyak guru yang masih beranggapan bahwa
siswa memiliki kemampuan yang kurang baik sehingga pembelajaran menyimak hanya bisa
dilakukan saat ini tanpa menutup siswa bekerja keras guna memperoleh berbagai pengetahuan
yang penting bagi dirinya.
Faktor terakhir yaitu guru sering melakukan peran yang salah dalam pembelajaran
menyimak. Peran yang salah tersebut diantaranya adalah guru menceritakan terlebih dahulu
inti isi bahan simpangan secara utuh sebelum pembelajaran yang seharusnya Hal ini dilakukan
siswa setelah proses menyimak. Akibatnya siswa telah mengetahui isi seluruh basi makan
sehingga ia tidak termotivasi selama menyimak. guru seharusnya hanya menyajikan apresiasi
sebelum kegiatan inti pembelajaran bukan menceritakan ringkasan isi bahan simakan secara
lengkap karena hal ini adalah tugas menyimak yang akan dilakukan oleh siswa.

D. Prinsip Pembelajaran Menyimak


Brown (2001-258-260) menyatakan minimalnya ada 6 prinsip yang harus diperhatikan
dalam pembelajaran menyimak sebagai berikut
1. Pembelajaran menyimak hendaknya dilakukan secara terpadu dengan keterampilan
berbahasa yang lain dengan tepat memfokuskan diri pada pengembangan kemampuan
menyimak pemahaman.
2. Pembelajaran menyimak hendaknya dilakukan dengan menerapkan strategi pembelajaran
yang mampu memotivasi siswa secara intrinsik
3. Pembelajaran menyimak hendaknya dilakukan dengan menggunakan bahasa dan konteks
yang otentik bagi siswa.
4. Pembelajaran menyimak hendaknya dilakukan dengan menggunakan bentuk respons yang
tepat.
5. Strategi pembelajaran menyimak yang digunakan hendaknya secara nyata mampu
mendorong perkembangan kemampuan menyimak siswa
6. Gunakan secara tepat model bottom-up dan top-down selama pembelajaran menyimak

Pembelajaran menyimak harus dilakukan guru secara sungguh-sungguh sehingga


kemampuan siswa dalam hal menyimak akan mampu berkembang Pengembangan
kemampuan menyimak tidak bisa lepas dari penerapan model whole language selama
pembelajaran, yakni model pembelajaran yang menekankan bahwa pembelajaran bahasa harus

7
memadukan seluruh Keterampilan berbahasa. Pembelajaran menyimak pun harus dilakukan
dengan menerapkan strategi yang tepat sehingga siswa akan mampu terdorong melakukan
kegiatan menyimak secara intrinsik.

Selain prinsip pembelajaran menyimak seperti dikemukakan Brown dan Nation serta
Newton di atas, berikut dikemukakan pula beberapa prinsip pembelajaran menyimak yang
penting diperhatikan guru.

1. Pembelajaran menyimak hendaknya tidak dilakukan sebatas menguji kemampuan siswa


menyimak tetapi harus diarahkan pada pembentukan
2. Keterampilan menyimak Pembelajaran menyimak hendaknya dikemas oleh guru melalui
berbagai aktivitas aktif kreatif bagi siswa selama pembelajaran sehingga mampu
membentuk keterampilan menyimak dan mampu pula mengembangkan karakter siswa.
3. Pembelajaran menyimak harus dilakukan dengan berbasis proses menyimak disertai
dengan penilaian otentik di dalamnya.
4. Pembelajaran menyimak hendaknya dilakukan sesuai dengan kemampuan sewa dengan
berorientasi terhadap pembentukan perilaku menyimak yang baik.
5. Pembelajaran menyimak hendaknya dilakukan dengan menggunakan berbagai media
pembelajaran yang tepat.

E. Prosedur Pembelajaran Menyimak


Proses menyimak yang dimaksud adalah tahap prasimak yang berfungsi sebagai sarana
untuk membangkitkan skemata dan motivasi anak. Tahap menyimak yang melalui aktivitas
aktif, baik untuk menyimak intensif maupun ekstensif. Dan tahap pascasimak yang berfungsi
untuk mengetahui pemahaman anak terhadap materi simakan yang dipelajarinya.
1. Tahap Prasimak
Tahap prasimak merupakan tahapan yang dilakukan sebelum siswa menyimak. Tahapan
ini berisi sejumlah aktivitas yang dapat dilakukan siswa sebelum mereka menyimak bahan
bacaan. Tahapan parsimak memilii tujuan sebagai berikut.
a. Membangun hubungan baik antara siswa dan materi simakan
b. Membangun kebiasaan menyimak bertujuan
c. Membangkitkan motivasi siswa menyimak

8
d. Memusatkan perhatian siswa untuk menyimak
e. Memandu kegiatan menyimak yang harus dilakukan siswa selama pembelajaran
f. Memahami benar beebagai aktivitas yang harus dilakukan siswa selama pembelajaran
menyimak.

Adapun uraian berbagai aktivitas yang dapat siswa lalukan pada tahapan ini yaitu.

a. Menebak cerita
Aktivitas ini dilakukan siswa sebelum siswa menyimak utuh semua cerita yang akan
diperdengarkan. Aktivitas ini dapat digunakan dengan cara guru membacakan atau
memperdengarkan seperempat cerita atau sampai pada peristiwa yang memerlukan
penyelesaian dan selanjutnya siswa disuruh menebak kelanjutan cerita tersebut.
b. Menebak cerita
aktivitas ini dapat diterapkan dengan jalan guru menyiapkan dua buah gambar atau
ilustrasi yang berhubungan dengan cerita. Siswa diminta mengamati kedua ilustrasi
tersebut kemudian disuruh menebak ilustrasi mana yang berhubungan dengan cerita
yang akan diperdengarkan.
c. Curah pendapat
Aktivitas ini dapat dilakukan jika bahan simpani akan diperdengarkan bersifat
problematik atau mengandung unsur pemecahan masalah. Siswa diminta mencurahkan
gagasannya dalam hal memecahkan masalah tersebut.misalnya wacana yang akan
dibahas adalah menghemat listrik yang di dalamnya membicarakan pentingnya
menghemat listrik dan bagaimana cara menghemat listrik.
d. Observasi gambar dan ilustrasi
pada tahap ini siswa diminta mengobservasi gambar kemudian disuruh menuliskan
segala yang mereka ketahui tentang berbagai hal yang berhubungan dengan gambar
tersebut. Misalnya, guru menunjukkan gambar berbagai alat komunikasi,siswa
kemudian disuruh mengamati gambar tersebut untuk disuruh menuliskan atau
menyampaikan berbagai hal tentang gambar tersebut baik berupa jenis karakter,
maupun ciri-ciri alat komunikasi tersebut.
e. Arisan keinginan

9
aktivitas ini dilakukan melalui pertanyaan pancingan guru tentang hal apa yang belum
diketahui siswa tentang bahan si makanan sehingga mereka ingin mengetahuinya.
f. Pertanyaan pemandu
aktivitas ini dilakukan setelah siswa mengetahui tema apa yang akan mereka pelajari
selanjutnya guru meminta siswa menuliskan berbagai pertanyaan seputar isi bacaan.
g. Menyusun peta semantik
Bahan Simakan yang dipetakan secara semantik hendaknya berisi seperangkat opini
dan fakta sehingga siswa harus menyusun peta semantik tersebut menjadi dua kategori
yakni fakta dan opini.
h. Memerankan adegan tokoh
Siswa diminta guru membacakan dialog di depan kelas dengan siswa lain menyimak
dialog tersebut. Dialog yang disajikan hendaknya merupakan bagian awal cerita yang
akan diperdengarkan. Setelah siswa memerankan adegan siswa diminta melanjutkan
cerita tersebut berdasarkan versinya masing-masing.
i. Membongkar skemata
aktivitas ini dilakukan dengan cara siswa menuliskan segala sesuatu yang mereka telah
ketahui tentang tema simakan misalnya tentang candi Borobudur setelah mengetahui
tema tersebut selanjutnya siswa diminta menuliskan segala sesuatu yang mereka telah
ketahui tentang candi Borobudur tersebut.

2. Tahap Menyimak
Tahap menyimak merupakan tahapan yang dilakukan selama siswa menyimak atau selama
kegiatan inti pembelajaran menyimak. Tahapan menyimak ini memiliki tujuan yakni
sebagai berikut.
a. Melatih konsentrasi siswa selama proses menyimak.
b. Menjembatani kegiatan bertukar ide bagi para siswa.
c. Meningkatkan kinerja siswa selama dan setelah menyimak.
d. Memunculkan ide kreatif berdasarkan bahan makanan.
e. Membangun pemahaman para siswa secara komprehensif.

Adapun uraian berbagai aktivitas yang dapat dilakukan siswa pada tahapan menyimak
yaitu sebagai berikut.

10
a. Melatih konsentrasi siswa selama proses menyimak
b. Menjembatani kegiatan bertukar hidup bagi para siswa
c. Meningkatkan kinerja siswa selama dan setelah menyimak
d. Membangun pemahaman para siswa secara komprehensif
e. Memunculkan ide kreatif berdasarkan bahan simakan

Adapun uraian berbagai aktivitas yang dapat siswa lalukan pada tahapan ini yaitu.

a. Mengisi peta konsep


Aktivitas ini dilakukan selama siswa menyimak bahan simakan,tujuannya adalah agar
siswa benar-benar berkonsentrasi menyimak bahan simakan yang sedang
diperdengarkan.
b. Menangkap ide pokok
Kegiatan menangkap ide pokok dilakukan mirip dengan peta konsep hanya bentuknya
bebas dibuat oleh siswa. Jika diibaratkan dengan kegiatan sehari-hari kegiatan ini
dilakukan banyaknya wartawan mencatat pendapat yang diutarakan oleh sumber berita.
c. Menjawab pertanyaan pemandu
selama proses menyimak siswa senantiasa memantau pertanyaan pemandu yang
dibuatnya pada tahap prasimak. Ketika siswa memperoleh informasi yang berhubungan
dengan pertanyaannya siswa langsung mengisi pertanyaan pembantu tersebut dengan
gaya menulis cepat atau hanya mencantumkan ide pokok jawaban. aktivitas ini dapat
dilakukan setelah proses menyimak selesai dengan catatan siswa selama menyimak
menuliskan ide pokok seluruh bahan jawaban.
d. Diskusi ide pokok
proses diskusi sebaiknya dipandu dengan menggunakan lembar kerja proses yang
mampu mengukur kinerja kolektif bukan hanya kinerja individu tertentu yang berperan
sebagai ketua kelompok.
e. Membedakan fakta dan opini
siswa dituntut untuk mampu membedakan fakta dan opini sekaligus menanggapi fakta
dan opini tersebut berdasarkan cara pandang mereka sendiri, dalam prosesnya siswa
disarankan bekerja dalam kelompok kooperatif.
f. Membangun peta cerita

11
Aktivitas membangun peta cerita dilakukan setelah siswa selesai menyimak. dalam
praktiknya siswa harus mampu menyusun seluruh peristiwa dari bahan simakan yang
sedang diperdengarkan dan kemudian mengurutkannya menjadi sebuah peta cerita.
gaya dan isi pada cerita sangat bergantung pada kreativitas siswa yang penting harus
mampu menjadi pemandu bagi dirinya dalam menceritakan kembali isi bahan simakan.
g. Menyusun ide pokok menjadi kerangka karangan
Aktivitas ini merupakan kelanjutan dari aktivitas mencatat ide pokok. siswa harus
mampu menyusun ide pokok tersebut secara terstruktur sehingga membentuk kerangka
karangan. tahap selanjutnya siswa harus mengembangkan kerangka tersebut menjadi
sebuah ringkasan cerita dengan menggunakan bahasa mereka sendiri.
h. Menguji prediksi
Tahap ini dilakukan siswa untuk menguji prediksi yang dibuat pada tahap pra simak.
Berbagai prediksi yang telah dikemukakan tersebut selanjutnya dinilai ketepatannya.
Jika banyak prediksi yang salah siswa harus memperbaiki prediksi tersebut.
i. Membandingkan bahan dimakan dengan wacana lain
Dalam praktiknya kegiatan ini bisa dilakukan dengan cara siswa memperdengarkan
wacana lain atau dengan cara membaca simakan lain. hasil dari aktivitas ini adalah
pemahaman siswa tentang kesamaan isi, perbedaan isi, ataupun penilaian inti isi atas
bahan simpulkan yang diperbandingkan.

3. Tahap pasca simak


pas kasih Mbak merupakan tahapan yang dilakukan dengan tujuan utama menguji
kemampuan siswa menyimak. hal ini berarti tahapan ini berisi jumlah aktivitas yang dapat
dilakukan siswa setelah siswa menyimak dan membahas simakan. Tahapan pasca simak
memiliki tujuan yakni sebagai berikut
a. Menguji kemampuan menyimak
b. Menciptakan produk kreatif atas dasar bahan simakan
c. Meningkatkan pengetahuan umum yang bertemali dengan informasi yang terdapat
dalam bahan simakan

Adapun uraian berbagai aktivitas yang dapat siswa lalukan pada tahapan ini yaitu.

12
a. Menjawab pertanyaan
b. Meringkas atau menceritakan kembali isi bahan simakan
c. Membuat cerita versi sendiri berdasarkan bahan simakan
d. Membuat komik sederhana atas dasar bahan simakan
e. bermain peran yakni siswa mementaskan cerita yang didengarkannya pada saat ia
menyimak
f. mengubah atau mentransformasi genre isi simakan misalnya mengubah cerita menjadi
puisi atau mengubah berita menjadi bujukan dan lain-lain
g. membuat daftar istilah penting berdasarkan hasil kegiatan menyimak hingga terbentuk
semua kamus istilah.

F. Keterpaduan prosedur pembelajaran menyimak dengan pendidikan karakter


Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga
sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk
melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri,
agama, lingkungan, maupun kebangsaansehingga menjadi manusia insan kamil. Keterampilan
menyimak termasuk dalam salah satu keterampilan dasar berbahasa yang utama. Beberapa
pendapat menyatakan bahwa menyimak merupakan suatu proses berbahasa yang dimaknai
kedalam pikiran. Dengan kata lain mendengarkan atau menyimak adalah suatu jenis
keterampilan berbahasa yang memerlukan kesadaran. Menyimak memiliki kontribusi yang
besar terhadap keterampilan berbahasa lain yang dimiliki seseorang. Hasil menyimak akan
dapat meningkatkan keterampilan/kemampuan membaca, berbicara, dan menulis seseorang.
Dalam kaitanya dengan pendidikan karakter, prosedur pembelajaran menyimak ini merupakan
saluran pendidikan karakter. Pada masing-masing tahapan pembelajaran menyimak ini akan
terdapat sejumlah aktifitas yang harus dilakukan siswa. Melalui aktivitas-aktivitas inilah siswa
akan secara tidak sadar menunjukan karakter dirinya.
Pada tahap prasimak, siswa dapat melakukan serangkaikan aktivitas seperti curah pendapat
tentang hal umum mungkin terandung dalam materi simakan. Kegiatan ini akan menuntut
siswa mengungkapkan segala pengetahuan yang telah dimilikinya sehingga ia akan lebih
mudah memahami bahan simakan. Pada saat siswa menggali skemata yang dimilikinya ia
sebenarnya sedang membiasakan diri untuk jujur yakni mengatakan hal yang sudah ia ketahui

13
dan tidak mengatakan hal-hal yang belum diketahuinya. Selain jujur, nilai karakter yang
muncul dalam kegiatan ini adalah perhatian, keberanian, percaya diri, disiplin, kerja keras, rasa
ingin tahu, dan analitis. Pada kegiatan lain misalnya membuat prediksi atas isi simakan, siswa
dituntut mampu menumbuhkembangkan nilai karakter perhatian, komitmen, kreatifitas,
kepekaan dan kontrol diri.
Pada tahap menyimak, siswa dapat melakukan kegiatan menyimak melalui kegiatan
mengisi peta konsep, aktifitas ini pada dasarnya akan membentuk siswa yang diteliti, cermat,
beretos kerja tinggi dan disiplin. Aktivitas lain yang dapat dilakukan anak adalah mencatat ide
pokok yang berimplikasi pada pembentukan arakter dinamis, cermat dan produktif. Pada saat
anak menyimak intensif teks untuk membangun pemahamannya terhadap materi simakan akan
membentuk karakter pekerja keras, disiplin, dan ulet pada diri anak. Jika serangkaian kegiatan
tahap menyimak ini dilakukan secara berkelompok, akan terbentuk pula nilai gotong royong,
toleransi, demokratis dan tanggung jawab.
Pada tahap pascasimak akan terbentuk pula berbagai karakter misalnya jujur dalam
menjawab pertanyaan, kreatif mengubah isi materi menjadi wacana lain, dan berani dalam
mengemukakan hasil pemahamannya atas sebuah bahan simakan.

G. Metode-Metode Pembelajaran Menyimak


Metode menyimak yang dibuat guru bisa saja lebih efektif dibanding dengan metode yang
telah ada sebab gurulah yang paling mengetahui kondisi, kebutuhan, dan hal yang harus
dikembangkan pada diri siswa.
Ada beberapa metode pembelajaran menyimak sebagai hasil memadukan berbagai aktivitas
menyimak.
1. Metode Rangsang Visual Kontekstual
Metode rangsang visual kontekstual merupakan metode menyimak yang disusun atas dasar
rangsangan visual yang diberikan kepada siswa sebagai jalan mendayagunakan skemata
anak. Tujuan utama metode ini adalah memaksimalkan skemata bagi peningkatan
kemampuan menyimak pemahaman.
Langkah-langkah metode ini adalah sebagai berikut.
a. Tahap Prasimak

14
• Apersepsi. Pada tahap ini guru memperkenalkan materi makan kepada siswa
dengan cara menghubungkan materi simakan dengan kehidupan sehari-hari siswa.
• Observasi Gambar dan Ilustrasi. Pada tahap ini siswa diminta mengobservasi
gambar yang ada dalam kehidupan anak sehari-hari, selanjutnya ditugaskan untuk
menuliskan segala yang mereka ketahu tentang berbagai hal yang berhubungan
dengan gambar tersebut.
b. Tahap Menyimak
• Mengisi peta konsep. Pada tahap ini siswa menyimak bahan simakan sambil
mengisi peta konsep yang telah dibuat gurugur
• Menyusun ide pokok menjadi kerangka karangan. Setelah peta konsep terisi, siswa
harus mampu menyusun ide pokok dalam peta konsep kemudian dikembangkan
menjadi sebuah ringkasan cerita dengan menggunakan bahasa mereka sendiri.
c. Tahap Pascasimak
• Menceritakan kembali. Pada tahap ini siswa membacakan hasil karangnya di depan
kelas.
2. Metode Rangsang Imajinatif
Metode rangsang imajinatif adalah metode pembelajaran menyimak yang memaksimalkan
daya bayang siswa atas bahan simakan. Tujuan utama metode ini adalah mengembangkan
kemampuan menyimak ekstensif pada diri siswa. Langkah-langkah penerapan metode ini
adalah sebagai berikut.
a. Tahap Prasimak
• Apersepsi. Pada tahap ini guru memperkenalkan dua atau tiga cerita yang akan
dibahas, dengan menyiapkan dua buah gambar atau ilustrasi yang berhubungan
dengan cerita.
• Menebak cerita. Pada tahap ini siswa diminta mengamati kedua ilustrasi yang
disajikan kemudian disuruh menebak ilustrasi mana yang akan berhubungan
dengan cerita yang akan diperdengarkan Selanjutnya siswa diminta menebak
bagaimana kira-kira isi cerita dari kedua ilustrasi tersebut.
b. Tahap Menyimak
• Menangkap satuan peristiwa Selama siswa menyimak, tugaskan siswa untuk
mencatat setiap satuan peristiwa dan cerita yang diperdengarkan.

15
• Merespons karya. Pada tahap ini siswa diminta menanggapi cerita yang telah
disimaknya.
• Membandingkan cerita. Setelah siswa mengetahui isi cerita pertama, siswa diminta
mendengarkan cerita lain ataupun dengan cara membaca cerita kedua yang
disediakan guru
• Menguji cerita. Pada tahap ini siswa ditugaskan untuk menuliskan kesamaan
perbedaan, ataupun penilaian isi atas dua cerita yang telah diketahuinya
c. Tahap Pascasimak
• Membuat cerita versi sendiri. Pada tahap ini siswa ditugaskan untuk berkreativitas
melalui kegiatan menulis cerita berdasarkan bahan simakan.
3. Metode Rangsang Gagasan
Metode rangsang gagasan merupakan metode pembelajaran menyimak yang
dikembangkan berdasarkan kegiatan curah gagasan yang dilakukan siswa sebelum proses
menyimak Tujuan utama penerapan metode ini adalah meningkatkan kemampuan daya
simak siswa sekaligus membangun kemampuan penalaran siswa. Langkah-langkah metode
ini diuraikan sebagai berikut.
a. Tahap Prasimak
• Apersepsi. Pada tahap ini guru memperkenalkan tema wacana yang akan siswa
pelajari selama pembelajaran menyimak.
• Curah pendapat. Pada tahap ini siswa ditugaskan untuk mencurahkan gagasannya
dalam hal memecahkan masalah seputar tema materi simakan.
b. Tahap Menyimak
• Menangkap ide. Pada tahap ini siswa ditugaskan untuk mencatat semua ide penting.
• Membedakan fakta dan opini. Pada tahap ini siswa dituntut untuk mampu
membedakan fakta dan opini sekaligus menanggapi fakta dan opini tersebut
berdasarkan cara pandang mereka sendiri.
• Diskusi ide pokok. Pada tahap ini siswa secara kooperatif berusaha memecahkan
masalah yang disajikan.
c. Tahap Pascasimak
• Membuat intisari.
• Menjawab pertanyaan

16
4. Metode Rangsang Peran
Metode rangsang peran adalah metode pembelajaran menyimak yang dilakukan dengan
bermain peran sebagai rangsangan bagi para siswa untuk membangun kemampuannya
menyimak. Tujuan utama penerapan metode ini adalah membangkitkan kemampuan siswa
menyimak dan mengembangkan daya kreatif siswa pasca menyimak Langkah-langkah
metode ini adalah sebagai berikut.
a. Tahap Prasimak
• Pemilihan bahan dan pemain.
• Memerankan adegan tokoh. Pada tahap ini siswa memerankan adegan atau tokoh
cerita.
b. Tahap Menyimak
• Peran lanjutan.
• Diskusi struktur cerita. Pada tahap ini mulai berdiskusi tentang struktur naskah
yang telah didengarnya.
c. Tahap Pascasimak
• Membuat komik sederhana.
5. Metode Rangsang Tujuan
Metode rangsang tujuan merupakan metode pembelajaran menyimak yang diawali dengan
pelibatan siswa untuk mengemukakan berbagai keingintahuannya tentang bahan simakan.
Tujuan utama penerapan metode ini adalah untuk meningkatkan keterampilan siswa
menyimak sekaligus meningkatkan kemampuannya dalam mengemukakan gagasan
persuasif. Langkah langkah penerapan metode ini adalah sebagai berikut.
1. Tahap Prasimak
• Arisan keinginan. Guru memberikan pertanyaan pancingan tentang hal apa saja
yang belum siswa ketahui tentang bahan simakan sehingga mereka ingin
mengetahuinya.
• Pertanyaan pemandu. Berdasarkan arisan keinginan yang dibuat, siswa mengubah
keinginan tersebut menjadi pertanyaan yang harus mereka jawab selama proses
pembelajaran.
2. Tahap Menyimak
• Menjawab Pertanyaan Pemandu.

17
• Diskusi Persuasif.
3. Tahap Pascasimak
• Mengubah genre: Atas dasar ide yang dihasilkan pada tahap diskusi, siswa menulis
sebuah naskah pidato pendek atas dasar bahan simakan yang telah mereka pahami.

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kegiatan menyimak merupakan kegiatan yang cukup kompleks karena sangat bergantung
kepada berbagai unsur yang mendukung. Namun kondisi pembelajaran menyimak hingga saat
ini masih cukup memprihatinkan. Pembelajaran menyimak masih dianggap sebagai
pembelajaran yang kurang penting dibandingkan dengan pembelajaran keterampilan
berbahasa yang lainnya. Padahal menyimak memiliki kontribusi yang besar terhadap
keterampilan berbahasa lain yang dimiliki seseorang.
Tidak hanya keterampilan berbahasa, menyimak prosedur pembelajaran menyimak ini
merupakan saluran pendidikan karakter. Pada masing-masing tahapan pembelajaran
menyimak ini akan terdapat sejumlah aktivitas yang harus dilakukan siswa. Melalui aktivitas-
aktivitas inilah siswa akan secara tidak sadar menunjukkan karakter dirinya
Oleh karena itu, guru didorong untuk menguasai berbagai konsep tentang pembelajaran
menyimak agar mampu melaksanakan pembelajaran menyimak secara benar. Tanpa kesadaran
penuh bahwa pembelajaran menyimak merupakan serangkaikan aktivitas yang harus
dirancang guru untuk dilakukan siswa, pembelajaran menyimak yang diampu guru tidak akan
mampu mencapai tujuan yang diharapkan.

B. Saran
Karena memiliki peran yang sangat penting dan sangat penting dilakukan dalam kehidupan
sehari-hari, maka sangat penting juga bagi kita untuk mengetahui dan memahami dengan baik.
Agar mendapatkan pesan, informasi, gagasan atau hal-hal yang tidak keliru. Agar tidak terjadi
dan miskomuniksai dalam komunikasi.

19
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. (2012). Pembelajar Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama.

Konsep Dasar Menyimak. (27 Oktober 2022).

https://www.academia.edu/12810599/Konsep_Dasar_Menyimak.

Septya, J. & Widyaningsih, A. (2022). Pembelajaran Menyimak Berbasis Pendidikan Karakter.


Jurnal Multi Disiplin Dehasen(MUDE), 1(3), 365– 368.

Musfiroh, Tadkiroatun & Rahayu, Dwi Hanti. (2004). Menyimak Komprehensif dan Kritis.
Yogyakarta: UNY.

Brown, H. Douglas.(2001). Teaching by Principles an Interactive Approach to Language


Pedagogy Second Edition. New York: Pearson Education Company.

Field, J. (2008). Listening in the language classroom.New York: Cambridge University Press.

Yami Gusti, dkk. (2015). Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas Tinggi Sekolah Dasar. Jakata:
Lembaga Pengembangan Pendidikan UNJ.

Brown, H. Douglas.(2001). Teaching by Principles an Interactive Approach to Language


Pedagogy. San Francisco : Longman.

Purwadi dan Swandono. (2000).Menyimak Bahasa Indonesia. Surakarta: Universitas Sebelas


Maret Surakarta.

20
21

Anda mungkin juga menyukai