Anda di halaman 1dari 20

PANDUAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENYIMAK

Dosen Pengampu : I Gede Arya Wiradnyana, M.Pd

Disusun Oleh :
Kadek Yunita Dwipratiwi
2111031077
1F

Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Dharma Acarya

STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja

2022

1
PRAKARTA

Om Swastyastu,

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkatNya, kami diberi kesempatan kemudahan dalam menyelesaikan makalah mengenai
Keterampilan Menyimak pada Siswa Sekolah Dasar guna memenuhi tugas mata kuliah
Bahasa Indonesia.

Adapun dalam penyusunan makalah ini, tidak mengalami hambatan apapun sehingga
makalah ini bisa terselesaikan. Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini, masih
memiliki banyak kekurangan, baik dalam hal penulisan, ataupun materi. Oleh karena itu,
kritik dan saran untuk kami sangat diharapkan untuk kesempurnaan makalah ini.

Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat dan digunakan sebagai penunjang mata
kuliah Bahasa Indonesia serta dapat menambah pengetahuan pembaca mengenai
Keterampilan Menyimak pada Siswa Sekolah Dasar.

Om Shanti Shanti Shanti Om.

Singaraja, 1 Januari 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

PRAKARTA..............................................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

BAB I.........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN......................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................5

1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................................5

1.4 Manfaat Penulisan............................................................................................................5

BAB II........................................................................................................................................6

PEMBAHASAN........................................................................................................................6

2.1 Konsep Dasar Keterampilan Menyimak..........................................................................6

2.2 Keterkaitan Keterampilan Menyimak dengan Keterampilan bahasa lainnya..................9

2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Keterampilan Menyimak pada Siswa


Sekolah Dasar.......................................................................................................................10

2.4 Upaya yang Efektif guna untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak pada Siswa
Sekolah Dasar.......................................................................................................................12

BAB III.....................................................................................................................................14

PENUTUP................................................................................................................................14

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................14

3.2 Saran...............................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.


Menurut KBBI Keterampilan Berbahasa adalah kecakapan seseorang untuk memakai
bahasa dalam menulis, membaca, menyimak, dan berbicara. Mengapa Keterampilan
bahasa itu penting? Karena dapat digunakan sebagai acuan alat untuk bisa berkomunikasi
dengan individu satu dan individu yang lainnya seehingga itu dapat menjadikan mindset
anak, bahwa komunikasi itu menyenangkan dan anakpun termotivasi untuk
mengembangkan kemampuan berbahasa baik menyimak, berbicara, membaca, ataupun
menulis.
Manusia adalah makhluk sosial. Artinya manusia tidak dapat hidup sendiri, akan
selalu membutuhkan orang lain. Kodratnya manusia itu hidup bersama, bukan individu.
Karena itu di dalam kehidupannya, manusia selalu berinteraksi dan berkomunikasi satu
dengan yang lainnya. Dalam berinteraksi dan berkomunikasi itu tentunya pada umumnya
melibatkan kegiatan berbicara dan mendengarkan. Namun masih seringkali terjadi
miskomunikasi dalam berinteraksi dan berkomunikasi.
Oleh karena itu, menyimak mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses
berinterkasi dan berkomunikasi di dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu juga lah
mengapa pembelajaran keterampilan berbahasa diajarkan untuk diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Terutama menyimak, yang memiliki persentase paling banyak
dalam berinteraksi dan berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pengetahuan kebahasaan kita mengenal istilah mendengar, mendengarkan dan
menyimak. Ketiga kata ini tentu mempunyai makna yang berbeda. Secara sekilas,
mendengar adalah proses kegiatan menerima bunyi-bunyian yang dilakukan tanpa
sengaja atau secara kebetulan saja.
Dari keempat keterampilan berbahasa (language skill) yang dikemukakan di atas
hanya keterampilan menyimak yang akan menjadi perhatian dalam makalah ini karena
pada umumnya pengetahuan diperoleh melalui keterampilan menyimak adapun pokok
pembahasannya yaitu mengenai Konsep dasar Keterapilan Menyimak, Keterkaitannya
dengan keterampilan bahasa lainnya, faktor yang mempengaruhi kemmapuan
keterampilan pada siswa sekolah dasar, dan upaya yang efektif guna untuk meningkatkan
keterampilan menyimak dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa sekolah dasar.

4
1.2 Rumusan Masalah.
Rumusan masalah makalah ini antara lain:
1. Bagaimana Konsep Dasar Keterampilan Menyimak?
2. Bagaimana Keterkaitan Keterampilan Menyimak dengan Keterampilan bahasa
lainnya?
3. Apakah Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Keterampilan Menyimak
pada Siswa Sekolah Dasar?
4. Bagaimana Upaya yang efektif guna untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak
pada Siswa Sekolah Dasar?

1.3 Tujuan Penulisan.


Berdasarkan Rumusan Masalah diatas, maka tujuan dari penulisa makalah ini adalah
untuk mengetahui:
1. Untuk Mengetahui dan Memahami Konsep Dasar dari Keterampilan Menulis.
2. Untuk Mengetahui dan Memahami Keterkaitan Keterampilan Menyimak dengan
Keterampilan bahasa lainnya.
3. Untuk Mengetahui dan Memahami Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan
Keterampilan Menyimak pada Siswa Sekolah Dasar .
4. Untuk Mengetahui dan Memahami Upaya yang efektif guna untuk Meningkatkan
Keterampilan Menyimak pada Siswa Sekolah Dasar.

1.4 Manfaat Penulisan.


Adapun manfaat dari penulisan makalah ini, yaitu:
1. Bagi Penulis
Makalah ini dapat bermanfaat untuk mendalami materi tentang keterampilan
Menyimak dan melatih penulis agar mampu menyusun makalah yang benar serta
untuk memperluas wawasan dan pengetahuan bagi penulis.
2. Bagi Pembaca
Manfaat penulisan makalah bagi pembaca yaitu menjadi sumber referensi dan
informasi bagi orang yang membaca makalah ini agar lebih mengetahui dan
mendalami bagaimana memahami keterampilan Menyimak.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Keterampilan Menyimak.


A. Definisi Keterampilan Menyimak.
Bebrapa pengertian Menyimak dari berbagai pendapat para ahli yaitu :
1. Akhadiah (dalam Sutari, dkk. 1998:19) ialah suatu proses yang mencakup
kegiatan mendengarkan bunyi bahasa mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan
mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya. Kemampuan menyimak
dapat diartikan pula sebagai koordinasi komponen–komponen kemampuan baik
kemampuan mempersepsi, menganalisis maupun menyintesis.
2. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Menyimak
(Mendengar,memperhatikan) mempunyai makna dapat menangkap bunyi dengan
telinga. Sadar atau tidak, kalau ada bunyi maka alat pendengaran kita akan
menangkap atau mendengar bunyi-bunyi tersebut. Kita mendengar suara itu,
tanpa unsur kesengajaan. Proses mendengar terjadi tanpa perencanaan tetapi
datang secara kebetulan. Bunyi-bunyi yang hadir di telinga itu mungkin menarik
perhatian, mungkin juga tidak. Mendengarkan atau menyimak merupakan proses
menangkap pesan atau gagasan yang disajikan melalui ujaran
3. Tarigan (1994:28) menyatakan bahwa Menyimak merupakan suatu proses
kegiatan mendengarkan lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman,
apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau
pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang
pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
4. Anderson (dalam Tarigan 1994:28) Menyimak adalah proses besar
mendegarkan, mengenal, serta menginterpretasikan lambang-lambang lisan.
Menyimak dapat pula bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan
perhatian serta apresiasi (Russell & Russell; Anderson dalam Tarigan 1994:28).
Dari pembahasan di atas Saya dapat simpulkan bahwa Definisi Keterampilan
Menyimak adalah suatu Kemampuan seseorang dalam mengaktifkan pikirannya untuk
dapat mengidentifikasi bunyi-bunyi bahasa, memahaminya, dan menafsirkan
maknanya sehingga tertangkap pesan yang disampaikan pembaca.

6
B. Tujuan Keterampilan Menyimak.
Menurut Umi Hijriyah (2016:15) mengemukakan beberapa tujuan dari Keterampilan
Menyimak yaitu:
1. Menyimak untuk belajar dimana orang tersebut bertujan agar ia dapat
memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara.
2. Menyimak untuk menikmati dimana orang yang menyimak dengan penekanan
pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau
diperdengarkan atau dipagelarkan (teruatama sekali dalam bidang seni)
3. Menyimak untuk mengevaluasi dimana orang menyimak dengan maksud agar ia
dapat menilai apa-apa yang dia simak (baik-buruk, indah-jelek, tepat-ngawur,
logis-tidak logis, dan lain-lain)
4. Menyimak untuk mengapresiasi dimana orang yang menyimak dapat menikmati
seta menghargai apa-apa yang disimaknya itu (misalnya: pembacaan berita, puisi,
musik dan lagu, dialog, diskusi panel, dan pendebatan)
5. Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-ide dimana orang yang menyimak
bermaksud agar ia dapat menkomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan, maupun
perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat.
Tarigan (dalam Sutari, dkk. 1997:117–118) mengemukakan beberapa alasan
yang menyebabkan pembelajaran menyimak belum terlaksana dengan baik,
yaitu:
- Pelajaran menyimak relatif baru dinyatakan dalam kurikulum sekolah.
- Teori, prinsip, dan generalisasi mengenai menyimak belum banyak
diungkapkan.
- Pemahaman terhadap apa dan bagaimana menyimak itu masih minim.
- Buku teks dan buku pegangan guru dalam pembelajaran menyimak
sangat langka.
- Guru-guru bahasa Indonesia kurang berpengalaman dalam melaksanakan
pengajaran menyimak.
- Bahan pengajaran menyimak sangat kurang.
- Guru-guru bahasa Indonesia belum terampil menyusun bahan pengajaran
menyimak.
- Jumlah murid per kelas terlalu besar.

7
C. Jenis Keterampilan Menyimak.
Secara garis besar, Tarigan (1983:22) membagi jenis menyimak itu menjadi dua
kategori, yaitu:
1. Menyimak Ekstensif Menyimak ekstensif ialah proses menyimak yang dilakukan
dalam kehidupan sehari-hari, seperti: mendengarkan siaran radio, televisi,
percakapan orang di pasar, khotbah di masjid, pengumuman di stasiun kereta api,
dan sebagainya. Ada beberapa jenis kegiatan menyimak ekstensif.
a) Menyimak Sosial Menyimak sosial dilakukan oleh masyarakat dalam
kehidupan sosial, seperti di pasar, terminal, stasiun, kantor pos, dan
sebagainya. Kegiatan menyimak ini lebih menekankan pada faktor status
sosial, unsur sopan santun. dan tingkatan dalam masyarakat. Misalnya:
Seorang anak jawa menyimak nasihat neneknya dengan sikap dan bahasa
yang santun. Dalam hal ini, nenek memiliki peran yang lebih utama,
sedang anak merupakan peran sasaran.
b) Menyimak Sekunder Menyimak sekunder terjadi secara kebetulan.
Misalnya, jika seorang pembelajar sedang membaca di kamar, ia juga
dapat mendengarkan percakapan orng lain, suara siaran radio, suara
televisi, dan sebagainya. Suara tersebut sempat terdengar oleh pembelajar
tersebut, namun ia tidak terganggu oleh suara tersebut.
c) Menyimak Estetika Menyimak estetika sering disebut menyimak
apresiatif. Menyimak estetika ialah kegiatan menyimak untuk menikmati
dan menghayati sesuatu. Misalnya, menyimak pembacaan puisi, rekaman
drama, cerita, syair lagu, dan sebagainya. Kegiatan menyimak itu lebih
menekankan aspek emosional penyimak seperti dalam menghayati dan
memahami sebuah pembacaan puisi. Dalam hal ini, emosi penyimak akan
tergugah, sehingga timbul rasa senang terhadap puisi tersebut. Demikian
pula pembacaan cerita pendek. Hal ini pernah dilakukan oleh seorang
pengarang terkenal Gunawan Mohammad yang sering membacakan
cerpen-cerpennya melalui radio. Banyak remaja mendengarkan
pembacaan tersebut. Para remaja tampaknya dapat menikmati dan
menghayati cerpen yang dibacakan tersebut.
d) Menyimak Pasif Menyimak pasif ialah menyimak suatu bahasan yang
dilakukan tanpa upaya sadar. Misalnya, dalam kehidupan sehari-hari,
seseorang mendengarkan bahasa daerah, setelah itu dalam masa dua atau
8
tiga tahun ia sudah mahir memahami pesan dalam bahasa daerah tersebut.
Kemudian, dia mahir pula menggunakan bahasa daerah tersebut.
Kemahiran menggunakan bahasa daerah tersebut dilakukan sebagai hasil
menyimak pasif. Namun, pada akhirnya, orang itu dapat menggunakan
bahasa daerah dengan baik. Kegiatan menyimak pasif banyak dilakukan
oleh masyarakat awam dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pendidikan di
sekolah tidak dikenal istilah menyimak pasif. Pada umumnya, menyimak
pasif terjadi karena kebetulan dan ketidaksengajaan.
2. Menyimak Intensif Menyimak intensif merupakan kegiatan menyimak yang
dilakukan dengan sungguh-sungguh dan dengan tingkat konsentrasi yang tinggi
untuk menangkap makna yang dikehendaki. Berikut ini adalah hal-hal yang
berkaitan dengan menyimak intensif yaitu :
 Menyimak intensif ialah menyimak pemahaman, Pemahaman ialah proses
memahami suatu objek.
 Menyimak intensif memerluhan konsentrasi tinggi. Konsentrasi ialah
memusatkan sermua gejala jiwa seperti pikiran, perasaan, ingatan,
perhatian, dan sebagainya kepada salah satu objek.
 Menyimak intensif ialah memahami bahasa formal.
Bahasa formal ialah bahasa yang digunakan dalam situasi formal. Yang
dimaksudkan dengan situasi formal ialah situasi komunikasi resmi.
Misalnya, ceramah, pidato, diskusi, berdebat, temu ilmiah dan lain
sebagainya.
 Menyimak intensif diakhiri dengan reproduksi bahan simakan Reproduksi
ialah kegiatan mengungkapkan kembali sesuatu yang telah dipahami.
Untuk membuat reproduksi dapat dilakukan secara lisan (berbicara) dan
tulis (menulis, mengarang).
Menyimak intensif merupakan salah satu kegiatan menyimak yang terdiri atas
beberapa jenis. Berikut ini dikemukakan jenis jenis menyimak intensif yaitu:
1. Menyimak Kritis Menyimak kritis ialah kegiatan menyimak yang dilakukan
dengan sungguhsungguh untuk memberikan penilain secara objektif,
menentukan keaslian, kebenaran.

9
2. Menyimak Konsentratif.
Menyimak konsentratif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan
penuh perhatian untuk memperoleh pemahaman yang baik terhadap informasi
yang disimak.
3. Menyimak Ekploratif Menyimak eksploratif ialah kegiatan menyimak yang
dilakukan dengan penuh perhatian untuk mendapatkan informasi baru.
4. Menyimak Kreatif Menyimak kreatif ialah kegiatan menyimak yang bertujuan
untuk mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas pembelajar.
5. Menyimak Interogatif Menyimak interogratif ialah kegiatan menyimak yang
bertujuan memperoleh informasi dengan cara mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang diarahkan kepada pemerolehan informasi tersebut.

2.2 Keterkaitan Keterampilan Menyimak dengan Keterampilan bahasa lainnya.


Menurut Lia Setiawati (halaman:1.9) Menyimak sebagai salah satu keterampilan
berbahasa tidak dapat berdiri sendiri.Artinya, menyimak memiliki kaitan yang erat
dengan keterampilan berbahasa yang lain. Kaitan tersebut dapat dilihat pada uraian
berikut ini.
1. Menyimak dan Berbicara
Menyimak dan berbicara memiliki kaitan yang sangat erat. Hal ini mungkin
disebabkan kedua keterampilan berbahasa ini memiliki banyak kesamaan. Kesamaan
ini dapat ditunjukkan pada proses komunikasi yang terjadi. Ketika seseorang
menyimak harus ada bahan yang disimak, yaitu pembicaraan. Sebaliknya jika
seseorang berbicara, dia sangat mengharapkan dan kemungkinan akan menuntut
harus ada orang yang akan menyimak pembicaraannya. Apabila tidak, dia tidak akan
mau melakukan kegiatan berbicara.
2. Menyimak dan Membaca
Menyimak dan membaca juga memiliki persamaan dalam hal sifat, yaitu sama-sama
bersifat aktif reseptif atau menerima secara aktif. Bedanya, menyimak bersumber
pada bahasa lisan, sedangkan membaca bersumber pada bahasa tulis. Kesamaan sifat
ini pun berlanjut pada kesamaan tujuan dari kegiatan keterampilan berbahasa ini,
yaitu sama-sama bertujuan memperoleh informasi atau pengetahuan. Menyimak dan
membaca juga memiliki persamaan dalam hal prosesnya, yaitu mengidentifikasi
bunyi-bunyi (fonem), memahami dan menafsirkan maknanya. Untuk dapat
memahami pembicaraan dan bacaan keduanya memerlukan persiapan yang sama,

10
yaitu penyimak dan pembicara memerlukan kemampuan linguistik yang
berhubungan dengan kebahasaan dan kemampuan nonlinguistik yang berhubungan
dengan pengalaman, wawasan, dan penalaran.
3. Menyimak dan Menulis
Menyimak dan menulis memang dua keterampilan berbahasa yang memiliki sifat
berbeda. Menyimak bersifat aktif reseptif, sedangkan menulis bersifat produktif.
Namun,keduanya tetap memiliki hubungan yang dapat dilihat pada kontribusi atau
dukungan yang diberikan keterampilan menyimak terhadap keterampilan menulis.
Artinya, hubungan antara menyimak dengan berbicara tidak seerat hubungan
menyimak dengan keterampilan berbahasa yang lain (berbicara dan membaca).
Hubungan antarkedua keterampilan berbahasa ini lebih pada manfaat hasil
menyimak terhadap kegiatan menulis

2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Keterampilan Menyimak pada


Siswa Sekolah Dasar.
Menurut Tarigan (1993: 48) bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi keefektifan
kemampuan menyimak antara lain:
1. Faktor keterbatasan sarana,
Keterbatasan sarana yang dimaksudkan di sini adalah belum tersedianya buku-buku
dan alat-alat lainnya yang memadai, kondisi ruangan belajar yang belum kondusif
turut pula mempengaruhi pengajaran menyimak dan jumlah murid yang terlalu
banyak di kelas serta masih kurangnya sekolah yang memiliki laboratorium bahasa.
2. Faktor kebahasaan,
Kendala utama di dalam pengajaran menyimak adalah faktor yang bersifat
kebahasaan yaitu mulai dari mengenal bunyi di tingkat fonologis, kata, kalimat, dan
ujaran wacana sampai kepada menangkap, menyimpan isi ujaran serta kemampuan
menyimpan hasil simakan. Di samping itu, masih ada faktor lain misalnya tanda baca
serta tanda-tanda suprasegmental antara lain; tekanan, aksen, jeda, dan intonasi yang
juga merupaka masalah bagi murid, terutama di dalam mempelajari bahasa asing.
3. Faktor biologis,
Murid yang pendengarannya kurang baik, karena mungkin ada organ-organ
pendengarannya tidak berfungsi dengan baik, sudah pasti akan mengalami kesulitan
dalam menyimak. Dengan demikian dalam pengelolaan kelas seorang guru harus jeli
memerhatikan keadaan muridnya. Murid yang kurang tajam pendengarannya,

11
sebaiknya didudukkan di bangku paling depan atau murid yang kurang baik
pendengarannya di sebelah kiri jangan di tempatkan paling kanan ruangan kelas,
demikian pula sebaliknya.
4. Faktor lingkungan,
Lingkungan yang dimaksud di sini adalah di mana sekolah itu berada. Kalau
lingkungan sekolah atau kelas itu penuh dengan suara kegaduhan, kebisingan,
kehiruh-pikukan bunyi kendaraan lalu lintas di sekelilingnya, maka sudah pasti
hasilnya tidak akan sebaik apabila pengajaran menyimak itu dilaksanakan di dalam
suasana kondusif atau lingkungan yang tenang
5. Faktor guru,
Guru yang penampilannya simpatik, terampil menyajikan materi pengajaran dan
menguasai bahan pengajaran akan lebih berhasil di dalam mengajar menyimak
daripada guru yang mempunyai sifat-sifat yang berlawanan dari sifat-sifat yang
dikemukakan di atas.
6. Faktor metodologi,
Guru yang kurang menguasai sesuatu metode yang digunakannya pasti kurang
berhasil di dalam mengajar, demikian pula guru yang hanya mengetahui dan
menggunakan hanya satu metode, sudah barang tentu hasilnya akan kurang
dibandingkan dengan guru yang menguasai dan menggunakan banyak metode
mengajar menyimak yang lebih baik.
7. Faktor kurikulum
Kurikulum yang disusun dengan baik dan jelas, akan sangat membantu guru-guru
dalam mengajar menyimak. Materi menyimak di dalam kurikulum yang tidak terlalu
padat atau berbelit-belit dan diorganisasikan dengan baik akan memudahkan guru
mengajar menyimak. Begitu pula tingkat kesulitan bahan pengajaran menyimak
dalam kurikulum hendaknya disesuaikan dengan perkembangan murid, baik
perkembangan kebahasaan maupun perkembangan kematangan psikologis.
8. Faktor-faktor tambahan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi variabelvariabel yang dapat berpengaruh
terhadap pemahaman dari hasil pendengaran (listening comprehension). faktor-faktor
tersebut (Sutari, 1998: 68) adalah sebagai berikut:
 Faktor kurang seringnya diadakan penelitianpenelitian yang terkontrol secara
ilmiah;

12
 Tak banyak mengenal validitas dan reliabilitas tes mendengar yang
diterapkan dalam penelitian;
 Karena sebagian besar penelitian belum terkoordinir dengan baik

Menurut Euis Intan Massitoh (2021:331) Faktor yang menjadi rendahnya keterampilan
menyimak adalah factor dalam dan luar Factor dalam adalah factor yang terjadi pada diri
siswa itu sendiri seperti :

Faktor dalam

1. Faktor psikologis.
- Prasangka dan kurangnya simpati terhadap pembicara
- Keegoisan dan kewajiban terhadap minat pribadi serta masalah pribadi.
- Kepicikan atau kurang luasnya pandangan.
- Kebosanan atau tidak ada perhatian pada subyek.
2. Faktor fisik.
Kondisi fisik seseorang menyimak merupakan faktor yang penting untuk
keberhasilan menyimak, penyimak sering kurang efektif disebabkan beberapa
faktor :
- Sangat Lelah
- Ukuran gizi rendah
- Ruangan terlalu panas, lembab atau terlalu dingin
- Suara bising dari jalan atau sekolah
- Seseorang dalam keadaan bingung
- Berada dalam keadaan tergesa-gesa
3. Faktor sikap.
- Pokok-pokok pembicaraan yang kita setujui cenderung akan kita simak
secara seksama dan penuh perhatian.
- Pembicara harus memilih topik yang disenangi oleh para penyimak.
- Pembicara harus memahami sikap penyimak karena merupakan modal
penting bagi pembicara untuk menarik minat atau perhatian penyimak.
- Penampilan pembicara yang mengasikkan dan mengagumkan sehingga
membentuk sikap positif para siswa.
4. Faktor jenis kelamin
- Pria : objektif, aktif, analisis, dan rasional

13
- Wanita : subjektif, pasif, sensitive, mudah terpengaruh

Faktor luar Lingkungan Fisik dan Sosial.

Pengalaman : Penguasaan kosa kata juga mempengaruhi kualitas menyimak. Bahasa


yang dipancarkan dari kosa kata bahasa asing cenderung mengurangi perhatian
menyimak. Penyimak tidak mendengar ide-ide yang berada diluar jangkauan pengertian
serta pemahaman mereka.

2.4 Upaya yang Efektif guna untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak dalam
Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Siswa Sekolah Dasar.
Untuk meningkatkan kemampuan menyimak pada murid sekolah sekolah dasar, ada
beberapa teknik yang perlu ditempuh (Tarigan, 1993: 61) yaitu:
a. Teknik loci (Loci System).
Salah satu teknik mengingat yang paling tradisional adalah teknik loci. Teknik
ini pada dasarnya memberikan cara mengingat pesan dengan
memvisualisasikan dalam benak kita materi yang harus diingat. Teknik ini
dilakukan dengan, mempelajari urutan informasi dengan informasi lain yang
serupa, dengan mempelajari lokasi-lokasi yang ada di sekitar kita dan
mencocokkan hal-hal yang akan diingat dengan lokasi-lokasi tersebut.
b. Teknik penggabungan.
Teknik yang ke dua adalah teknik penggabungan (link system), teknik ini
memberikan gagasan tentang cara mengingat, yaitu dengan menghubungkan
(menggabungkan) pesan pertama yang akan diingat dengan pesan ke dua, ke
tiga, dan seterusnya. Pesan berantai itu dihubungkan pula dengan imaji-imaji
tertentu yang perlu anda visualkan secara jelas dalam pikiran. Untuk
mencegah terjadinya kelupaan pada pesan pertama (pesan yang akan dimata-
rantaikan), anda pun perlu menghubungkan pesan pertama tersebut dengan
lokasi yang akan mengingatkan anda pada item tadi.
c. Teknik Fonetik.
Sistem lain yang lebih kompleks tetapi cukup efektif adalah teknik fonetik
atau phonetic system. Teknik ini melibatkan penggabungan angka-angka,
bunyi-bunyi fonetis, dan kata-kata yang mewakili bilangan-bilangan tadi serta
bunyi-bunyi, dengan pesan yang akan diingat. d. Teknik pengelompokan
kategorial Pengelompokan kategorial, yakni suatu teknik pengorganisasian

14
yang dapat digunakan secara sistemtis untuk memodifikasikan informasi baru
dengan cara memberikan struktur baru pada informasi-informasi tadi.
d. Teknik Pemenggalan.
Teknik ini memberikan cara mengingat pesan dengan cara memenggal pesan-
pesan yang panjang.contohnya, Apabilah mendengar orang menyebutkan
nomor telepon, misalnya 6651814, maka agar mudah mengingatnya kita
memenggal, kelompok angka itu menjadi 665-18-14, atau 66-51-814 dan
sebagainya.
e. Konsentrasi.
Berkonsentrasi pada pesan yang dikirimkan oleh pembicara merupakan
kesulitan utama yang dihadapi oleh pendengar. Karena seringnya
berkomonikasi dalam rentang waktu yang terlalu lama, sehingga keadaan
seperti ini menuntutnya untuk membagi-bagi energi untuk memperhatikan
antara berbagai ragam rangsang dan tidak merespon pada satu rangsang saja.
Menurut Syamsuddin (2021:52) mengatakan melalui penggunaan teknik
menyimak yang beragam menjadikan pembelajaran lebih menarik bagi murid Adapun
beberapa teknik menyimak yang dapat digunakan guru dalam proses mengajar di
Sekolah Dasar, di antaranya adalah :
1. Teknik Ulang – Ucap ( Menirukan ).
Teknik atau cara ini biasa digunakan guru pada murid yang belajar bahasa
permulaan, baik belajar bahasa ibu maupun bahasa asing. Teknik ini dugunakan
untuk memperkenalkan bunyi bahasa dengan pengucapan atau lafal yang tepat dan
jelas oleh guru.
2. Teknik Informasi Beranting.
Guru memberikan informasi kepada salah seorang murid kemudian informasi
tersebut disampaikan kepada muriddidekatnya; begitu seterusnya, informasi
disampaikan secara beranting. Murid yang menerima informasi terakhir,
mengucapakan keras – keras informasi tersebut di hadapan teman – temannya.
Dengan demikian, kita tahu apakah informasi itu tetap sama dengan sumber
pertama atau tidak. Jika tetap sama, berarti daya simakmurid sudah cukup baik,
akan tetapi, bila informasi pertama berubah setelah beranting, ini berarti daya
simak murid masih kurang.
Contoh: Informasi: Andi membeli Mie bersama Rani tadi pagi.
3. Teknik Satu Mulut Satu Kelas
15
Guru membacakan sebuah wacana yang dapat berupa artikel atau cerita di
hadapan , dan murid diminta menyimak baik –baik. Sebelum murid menyimak,
guru memberi penjelasan tentang apa – apa yang perlu disimak. Setelah guru
selesai membacakan, guru dapat meminta murid.
Contoh :
a) Menceritakan kembali isi materi yang disimaknya.
b) Menyebutkan urutan ide pokok dari apa yang disimak.
c) Menyebutkan tokoh atau pelaku cerita dari apa yang disimaknya.
d) Menemukan makna yang tersurat dari apa yang disimaknya.
e) Menemukan makna yang tersirat dari apa yang disimaknya.
f) Menemukan ciri – cirri atau gaya bahasa yang digunakan dalam wacana yang
dibacakan.
g) Menilai isi dari apa yang disimaknya.
4. Teknik Satu Rekaman Satu Kelas.Guru Terlebih dahulu menyiapkan rekaman
melalui kaset ( tape recorder ),CD, ataupun Laptop yang berisi ceramah,
pembacaan puisi, pidato, cerita / dongeng, drama, dan sebagainya. Kemudian guru
memberi petunjuk – petunjuk sebelum kaset diputar tentaang hal – hal yang perlu
disimak. Setelah itu guru memutar rekaman yang telah disiapkan sebelumnya
(dongeng, misalnya).
5. Teknik Group Cloze.
Dalam penggunaan teknik ini, guru membacakan sebuah wacana sekali,murid
diminta menyimak baik – baik. Kemudian, guru membacakan lagi wacana
tersebut dengan cara membaca paragraph awal penuh,sedangkan paragraph
berikutnya ada beberapa kata atau kelompok kata yang dihilangkan.Setelah itu,
tugas murid adalah memikirkan konteks wacana dan mengisi tempat yang kosong
dengan kata – kata atau peristilahan atau kelompok kata yang asli dari wacana
yang dibacakan sebelumnya.
6. Teknik Parafrase.
Dalam penggunaan teknik ini, guru terlebih dahulu menyiapkan sebuah puisi
untuk disimak oleh murid. Setelah itu, guru membacakan puisi yang telah
disiapkan dengan jelas. Kemudian setelah selesai menyimak, muridsecara
bergiliran disuruh menceritakan kembali isi puisi yang telah disimaknya dengan
kata – kata sendiri. Dalam menerapkan teknik ini, guru harus menyesuaikan

16
dengan perkembangan kebahasaan murid, agar dalam pelaksanaannya dapat
berjalan sesuai tujuan.

7. Teknik Simak Libat Cakap.


Sesuai dengan nama teknik ini, penyimak terlibat dalam pembicaraan. Dalam
pelaksanaan teknik ini guru dapat menugaskan murid mengdakan wawancara,
misalnya dengan guru wali. Sebelum mengadakan wawancara, murid diminta
menyiapkan apa yang perlu ditanyakan kepada orang yang diwawancarai. Tugas
selanjutnya murid menyusun hasil wawancara yang kemudian diserahkan kepada
guru untuk diteliti.
8. Teknik Simak Bebas Libat Cakap.
Teknik ini senada dengan teknik libat cakap yang memetingkan keterlibatan
penyimak dalam pembicaraan. Penyimak di sini hanya berlaku sebagai pemerhati
yang penuh minat, tekun menyimak apa yang disampaikan oleh pembicara
sehingga penyimak dapat memahami isi pembicaraan, tujuan pembicaraan,
menganalisis apa yang dibicarakan, serta akhirnya menilai isi pembicaraan.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan.
Berdasarkan pembahasan pada bab II diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Keterampilan Menyimak adalah Kemampuan seseorang dalam mengaktifkan
pikirannya untuk dapat mengidentifikasi bunyi-bunyi bahasa, memahaminya, dan
menafsirkan maknanya sehingga tertangkap pesan yang disampaikan pembaca.
Keterampilam Menyimak betujuan untuk mengkomunikasikan ide-ide dimana orang
yang menyimak bermaksud agar ia dapat menkomunikasikan ide-ide, gagasan-
gagasan, maupun perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat.
Jenis-jenis Keterampilan Menyimak ada 2 yaitu Menyimak Ekstensif dan Menyimak
Intensif.
2. Keterkaitan Keterampilan Menyimak dengan Keterampilan bahasa lainnya yaitu :
- Menyimak dan Berbicara.
Kedua keterampila ini memeiliki kesamaan yaitu pada proses komunikasi yang
terjadi.
- Menyimak dan Membaca.
Menyimak dan membaca juga memiliki persamaan dalam hal sifat, yaitu sama-
sama bersifat aktif reseptif atau menerima secara aktif. Bedanya, menyimak
bersumber pada bahasa lisan, sedangkan membaca bersumber pada bahasa tulis.
- Menyimak dan Menulis.
Menyimak dan menulis memang dua keterampilan berbahasa yang memiliki sifat
berbeda. Menyimak bersifat aktif reseptif, sedangkan menulis bersifat produktif.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Keterampilan Menyimak pada Siswa
Sekolah Dasar yaitu :
- Faktor keterbatasan sarana.
- Faktor keterbatasan kebahasaan.
- Faktor biologis

18
- Faktor lingkungan.
- Faktor guru.
- Faktor metodologi.
- Faktor kurikulum.
- Faktor tambahan.
4. Upaya yang Efektif guna untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak pada Siswa
Sekolah Dasar yaitu :
- Teknik ulang ucap (menirukan).
- Teknik informasi beranting.
- Teknik satu mulut satu kelas.
- Teknik teknik satu rekaman satu kelas.
- Teknik group cloze.
- Teknik paraphrase.
- Teknik simak libat cakap.
- Teknik simak bebas libat cakap.

3.2 Saran.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat menjelaskan pembaca mengapa kita perlu
belajar dan mengimplementasikan secara nyata Pendidikan Kewarganegaraan, yang bahkan
kita mulai dari sekolah hingga bangku perkuliahan. Penulis minta maaf apabila ada salah
dalam penulisan makalah ini dan saran sangat berguna bagi penulis untuk penulisan makalah
selanjutnya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Umi Hijriyah, M. (2016). MENYIMAK SRATEGI DAN IMPLEMENTASI DALAM KEMAHIRAN
BERBAHASA. Lampung : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat .

Syamsuddin, R. &. (2021). BUKU KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA . In R. &. SYAMSUDDIN,


KETERAMPILAN BAHASA INDONESIA PENDIDIKAN DASAR . Makassar .

Tarigan, D. (1998). Keterampilan menyimak. 5.Bandung

Dr. Umi Hijriyah, M. (2016). MENYIMAK SRATEGI DAN IMPLEMENTASI DALAM KEMAHIRAN
BERBAHASA. Lampung : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat .

Massitoh, E. I. (2021 ). System Thinking sklis dalam upaya tranformasi pembelajaran di era
socienty 5.0. ANALISI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA KETERAMPILAN MENYIMAK .

Santosa, Puji, dkk. 2010. Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

http://ezyzurriyati.blogspot.com/2014/03/hakikat-menyimak-pengertian-menyimak.html?m=1

20

Anda mungkin juga menyukai