Anda di halaman 1dari 8

Nama : Luh Putu Widia Utami Putri

NIM : 2012531073
Matkul : Keuangan Negara
Prodi : Administrasi Publik

UJUAN TENGAH SEMESTER KEUANGAN NEGARA


1. Jelaskan Proses penyusunan APBN di eksekutif dan legislative dalam perspektif
politik anggaran? (Nilai 15)
Jawaban:

Untuk menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN)


tentu tidak mudah karena banyak faktor yang setiap saat dapat berubah atau
paling tidak perubahan yang terjadi masih dalam kurun waktu satu tahun.
Penyusunan APBN tidak lepas dari sasaran kebijakan keuangan pemerintah
yang harus menunjang pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, kestabilan
moneter, perluasan kesempatan kerja, pelayanan umum dan lain-lainnya yang
menyangkut peningkatan kesejahteraan rakyat. Dengan demikian kebijakan
anggaran diartikan sebagai kebijakan pemerintah untuk mengatur APBN agar
sesuai dengan arah dan laju pertumbuhan ekonomi yang diharapkan dalam
Program Pembangunan Nasional.

Penyusunan APBN mulai tahun 2005 telah menerapkan format baru, yaitu
format anggaran terpadu berdasar undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang
Keuangan Negara. Format baru tersebut merupakan sistem penganggaran
terpadu yang melebur anggaran rutin dan pembangunan dalam satu format
anggaran dengan tujuan mengurangi tumpang tindih alokasi pengeluaran.
Selanjutnya proses penyusunan APBN berikut:

• Pemerintah Pusat menyampaikan pokok- pokok kebijakan fiskal dan


kerangka ekonomi makro tahun anggaran berikutnya kepada DPR
selambat-lambatnya pertengahan bulan Mei tahun berjalan.
• Pemerintah Pusat dan DPR membahas kerangka ekonomi makro dan
pokok-pokok kebijakan fiskal yang diajukan oleh Pemerintah Pusat
dalam pembicaraan pendahuluan rancangan APBN tahun anggaran
berikutnya.

• Berdasarkan kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan


fiskal, Pemerintah Pusat bersama DPR membahas kebijakan umum
dan prioritas anggaran untuk dijadikan acuan bagi setiap kementerian
negara/lembaga dalam penyusunan usulan anggaran.

• Dalam rangka penyusunan rancangan APBN, menteri/ pimpinan


lembaga selaku pengguna anggaran/pengguna barang menyusun
rencana kerja dan anggaran kementerian negara/lembaga tahun
berikutnya.

• Ketentuan lebih lanjut mengenai penyusunan rencana kerja dan


anggaran kementerian negara/lembaga diatur dengan Peraturan
Pemerintah.

• Rencana kerja dan anggaran disusun berdasarkan prestasi kerja yang


akan dicapai disertai dengan prakiraan belanja untuk tahun
berikutnya setelah tahun anggaran yang sedang disusun lalu
disampaikan kepada DPR untuk dibahas dalam pembicaraan
pendahuluan rancangan APBN.

• Hasil pembahasan rencana kerja dan anggaran disampaikan kepada


Menteri Keuangan sebagai bahan penyusunan rancangan undang-
undang tentang APBN tahun berikutnya. Pemerintah Pusat
mengajukan Rancangan UU tentang APBN, disertai nota keuangan
dan dokumen-dokumen pendukungnya kepada DPR pada bulan
Agustus tahun sebelumnya. Pembahasan Rancangan UU tentang
APBN dilakukan sesuai dengan UU yang mengatur susunan dan
kedudukan DPR.
• Pengambilan keputusan oleh DPR mengenai Rancangan UU tentang
APBN dilakukan selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sebelum tahun
anggaran yang bersangkutan dilaksanakan. Apabila DPR tidak
menyetujui Rancangan UU tersebut, Pemerintah Pusat dapat
melakukan pengeluaran setinggi-tingginya sebesar angka APBN
tahun anggaran sebelumnya

Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) didasarkan


pada ketentuan Pasal 23 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 yang telah diubah
menjadi Pasal 23 Ayat (1), (2) dan (3) Amandemen UUD 1945 yang berbunyi
“(1) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagai wujud dari pengelolaan
keuangan Negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan
dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat; (2) Rancangan undang-undang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama Dewan
Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan
Daerah; (3) Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui rancangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diusulkan oleh Presiden,
Pemerintah menjalankan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun yang
lalu”. APBN ditetapkan dengan Undang-Undang, berarti penyusunannya harus
dengan persetujuan DPR, sesuai dengan UUD 1945 Pasal 23.
2. Bagaimana uang publik didapatkan, dikelola, dan didistribusikan?Jelaskan!
(Nilai 20)
Jawaban:
Kondisi perekonomian merupakan indikator utama dalam mengukur tingkat
kesejahteraan suatu masyarakat. Sebuah negara akan dipandang sebagai negara
yang sejahtera manakala memiliki sistem ekonomi yang mapan dan memiliki
pendapatan yang mencukupi. Sebaliknya, kondisi perekonomian yang carut-
marut, banyak warga yang berada di bawah garis kemiskinan, jutaan rakyat
menganggur, maka negara tersebut tidak dapat dikatakan negara sejahtera.
Keuangan publik meliputi setiap sumber keuangan yang dikelola untuk
kepentingan masyarakat, baik yang dikelola secara individual, kolektif ataupun
oleh pemerintah. Abu Ubaid memandang kekayaan publik merupakan suatu
kekayaan khusus, dimana pemerintah berhak mengatur dan mengelolanya,
bahkan mendistribusikannya kepada masyarakat. Kebijakan pengelolaan
keuangan publik juga dikenal dengan kebijakan fiskal, yaitu suatu kebijakan
yang berkenaan dengan pemeliharaan, pembayaran dari sumber-sumber yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan publik dan pemerintahan. Kebijakan
fiskal meliputi kebijakan-kebijakan pemerintah dalam penerimaan, pengeluaran
dan utang.
3. Jelaskan tata kelola keuangan daerah sebelum dan sesudah UU no 23 tahun
2014! (Nilai 20)
Jawaban:
UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dikeluarkan untuk
menggantikan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah yang sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan,
ketatanegaraan. dan tuntuuan pernyelenggaraan pemerintahan daerah. UU
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah telah disempurnakan
sebanyak dua kali. Penyempurnaan yang pertama dengan dikeluarkannya
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah. Adapun perubahan kedua ialah dengan dikeluarkannya Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Serangkaian UU Nomor
23 Tahun 2014 beserta perubahan-perubahannya tersebut menyebutkan adanya
perubahan susunan dan kewenangan pemerintahan daerah. Seusunan
pemerintahan daerah menurut UU ini meliputi pemerintahan daerah provinsi,
pemerintahan daerah kebupaten, dan DPRD. Pemerintahan daerah terdiri atas
kepala daerah dan DPRD dibantu oleh perangkat daerah. Pemerintahan daerah
provinsi terdiri atas pemerintah daerah provinsi dan DPRD provinsi. Adapun
pemerintah daerah kabupaten/kota terdiri atas pemerintah daerah
kabupaten/kota dan DPRD kabupaten/kota.
Seiring berubahnya susunan pemerintahan daerah, kewenangan pemerintah
daerah pun mengalami beberapa perubahan. Berdasarkan UU Nomor 23 Tahun
2014, kewenangan pemerintahan daerah meliputi hal-hal sebagai berikut.
• Pemerintah daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan menurut
asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-
luasnya sesuai dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
• Pemerintah daerah melaksanakan urusan pemerintahan konkuren yang
diserahkan oleh pemerintah pusat menjadi dasar pelaksanaan otonomi
daerah dengan berdasar atas asas tugas pembantuan.
• Pemerintahan daerah dalam melaksanakan urusan pemerintahan
umum yang menjadi kewenangan presiden dan pelaksanaannya
dilimpahkan kepada gubernur dan bupati/wali kota, dibiayai oleh
APBN.

4. JAKARTA - Kementerian Keuangan mencatat, utang Indonesia hingga akhir


Januari 2022 mencapai Rp 6.919,15 triliun. Bahkan, mengalami penambahan
Rp10,28 triliun dibandingkan bulan sebelumnya atau Rp686,01 triliun
dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Meski begitu, Menteri
Keuangan Sri Mulyani Indrawati justru menanggapi kalau utang itu demi
masyarakat. "Kita berutang ini semata-mata demi menyelamatkan masyarakat,
baik dari segi ekonomi dan sosial, terutama melihat situasi yang kita hadapi,"
ujar Sri, di Jakarta, Selasa (22/3/2022).
https://economy.okezone.com/read/2022/03/22/320/2565933/pemerintah-
punya-utang-hampir-rp7-000-triliun-sri-mulyani-demi-rakyat
Berdasarkan berita diatas, maka bagaimana argumentasi dalam menilai
hutang dalam anggaran publik dan solusi atau rekomendasi anda dalam
mengurangi ketergantungan hutang?jelaskan (NILAI 25)
Jawaban:
Menurut saya pribadi didalam menilai suatu hutang didalam suatu anggaran
publik pada era sekarang ini yaitu harus sesuai dengan apa yang telah
diberikan kepada masyarakat,hal ini bukan hanya semata mata sebagai
penambah APBN di era pandemic saat ini. Perlu kita lihat dari beberapa
sumber yang ada dilapangan masih banyaknya masyarakat yang tidak dapat
menerima bantuan tersebut lalu, sebagaimana yang dimaksud oleh beliau,ni
berakibat pada para pejabat yang tidak mengalokasikan nya dengan baik
malah menjadikan utang bertambah banyak.Pertambahan hutang setiap bulan
akan mengakibatkan krisisnya pendapatan di negara sehngga bukan malah
memperbaiki malah memperburuk.
Menurut saya pribadi Adapun solusi yang dapat untuk diberikan jika
memang harus diwajibkan berutang untuk kepentingan masyarakat harus
adanya data yang failed dan bisa dipertanggungjawabkan secara teliti dalam
penyalaruannya harusnya dalam pengambilan hutang harus disertakan untuk
dan data disaurkannya dana tersebut. Untuk rekomendasi yang saya berikan
yaitu para pejabat mengurangi anggaran belanja yang tidak terlalu penting dan
sebaiknya dilakukan evaluasi setiap pemberi anggaran tersebut kepada
masyrakat.
5. Bagaimana memperkuat anggaran publik melalui konsep good
governace?jelaskan pendapat anda!(NILAI 20)
Jawaban:
Good Governance adalah suatu peyelegaraan manajemen pembangunan yang
solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar
yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi dan pencegahan korupsi
baik secara politik maupun secara administratif menjalankan disiplin anggaran
serta penciptaan legal dan politican framework bagi tumbuhnya aktifitas usaha.
Good governance pada dasarnya adalah suatu konsep yang mengacu kepada
proses pencapaian keputusan dan pelaksanaannya yang dapat
dipertanggungjawabkan secara bersama. Sebagai suatu konsensus yang dicapai
oleh pemerintah, warga negara, dan sektor swasta bagi penyelenggaraan
pemerintahaan dalam suatu negara. Good Governance diIndonesia sendiri mulai
benar – benar dirintis dan diterapkan sejak meletusnya era Reformasi yang
dimana pada era tersebut telah terjadi perombakan sistem pemerintahan yang
menuntut proses demokrasi yang bersih sehingga Good Governancemerupakan
salah satu alat Reformasi yang mutlak diterapkan dalam pemerintahan baru.
Akan tetapi, jika dilihat dari perkembangan Reformasi yang sudah berjalan
selama 15 tahun ini, penerapan Good Governance di Indonesia belum dapat
dikatakan berhasil sepenuhnya sesuai dengan cita – cita Reformasi sebelumnya.
Good Governance diIndonesia sendiri mulai benar – benar dirintis dan
diterapkan sejak meletusnya era Reformasi yang dimana pada era tersebut telah
terjadi perombakan sistem pemerintahan yang menuntut proses demokrasi yang
bersih sehingga Good Governance merupakan salah satu alat Reformasi yang
mutlak diterapkan dalam pemerintahan baru. Akan tetapi, jika dilihat dari
perkembangan Reformasi yang sudah berjalan selama 12 tahun ini, penerapan
Good Governance diIndonesia belum dapat dikatakan berhasil sepenuhnya
sesuai dengan cita – cita Reformasi sebelumnya. Masih banyak ditemukan
kecurangan dan kebocoran dalam pengelolaan anggaran dan akuntansi yang
merupakan dua produk utama Good Governance.
Akan tetapi, Hal tersebut tidak berarti gagal untuk diterapkan, banyak upaya
yang dilakukan pemerintah dalam menciptaka iklim Good Governance yang
baik, diantaranya ialah mulai diupayakannya transparansi informasi terhadap
publik mengenai APBN sehingga memudahkan masyarakat untuk ikut
berpartisipasi dalam menciptakan kebijakan dan dalam proses pengawasan
pengelolaan APBN dan BUMN. Oleh karena itu, hal tersebut dapat terus
menjadi acuan terhadap akuntabilitas manajerial dari sektor publik tersebut agar
kelak lebih baik dan kredibel kedepannya. Undang-undang, peraturan dan
lembaga – lembaga penunjang pelaksanaan Good governance pun banyak yang
dibentuk. Hal ini sangatlah berbeda jika dibandingkan dengan sektor publik
pada era Orde Lama yang banyak dipolitisir pengelolaannya dan juga pada era
Orde Baru dimana sektor publik di tempatkan sebagai agent of development
bukannya sebagai entitas bisnis sehingga masih kental dengan rezim yang
sangat menghambat terlahirnya pemerintahan berbasis Good Governance.
Diterapkannya Good Governance diIndonesia tidak hanya membawa dampak
positif dalam sistem pemerintahan saja akan tetapi hal tersebut mampu
membawa dampak positif terhadap badan usaha non-pemerintah yaitu dengan
lahirnya Good Corporate Governance. Dengan landasan yang kuat diharapkan
akan membawa bangsa Indonesia kedalam suatu pemerintahan yang bersih dan
amanah.

Anda mungkin juga menyukai