Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KETERAMPILAN BAHASA

DOSEN PEMBIMBING

ARFIN BAGEA, S.Pd., M.A., M.M.

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 3

HUSNUL KHATIMAH (236601420)

IRMA ANDINI (236601364)

I PUTU WINARTA (236601064)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ENAM-ENAM KENDARI

TAHUN AKADEMIK 2023/2024


KATA PENGANTAR

ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH

Tidak ada kata paling indah untuk diucapkan dan digoreskan kedalam tulisan ini
kecuali puji serta syukur kehadirat Allah SWT. Shalawat serta salam senantiasa
kita limpahkan kepada nabi Muhammad SAW. Serta dengan izin dan ridho Allah
SWT kami dapat menyelesaikan makalah ini pada waktunya. Makalah ini
berisikan tentang pengertian, pembahasan, dan berbagai macam keterampilan
berbahasa.

Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin. Pembuatan makalah
ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dan do’a dari beberapa pihak, oleh
karna itu, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak. Arfin Bagea selaku Dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia


2. Orang tua yang telah memberikan doa dan dukungan kepada penulis
3. Serta rekan-rekan dan pihak lain yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah kami ini
masih ada kekurangan baik dari susunan, kalimat, maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka, kami menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga penulisan makalah Keterampilan Berbahasa ini
dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Sekian dan Terimakasih.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.3 Tujuan.................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Manfaat Keterampilan


Bahasa...................................................3

2.2 Aspek Keterampilan Menyimak......................................................................4-


5

2.3 Aspek Keterampilan Berbicara........................................................................5-


8

2.4 Aspek Keterampilan Membaca......................................................................8-


10

2.5 Aspek Keterampilan Menulis......................................................................10-12

2.6 Keterkaitan Antaraspek Keterampilan Berbahasa.......................................12-


14

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan......................................................................................................15

3.2 Saran................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16
ii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berbahasa merupakan kegiatan yang selalu mengisi berbagai bidang. Dalam dunia
pendidikan, khususnya pendidikan bahasa, penggunan bahasa di kemas dalam
empat aspek keterampilan berbahasa (menyimak, membaca, berbicara, dan
menulis). Keempat aspek keterampilan berbahasa tersebut menjadi landasan
pembelajaran sejak SD hingga perguruan tinggi.

Setiap pelajar diberdayakan kompetensinya untuk menguasai keempat aspek


tersebut (meskipun sulit mencari orang yang menguasai keempatnya). Dikaitkan
dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, aspek keterampilan
berbahasa menjadi komponen menarik untuk dikaji. Bahkan, para pemakai bahasa
pun dapat memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kompetensi berbahasa,
baik secara reseptif maupun produktif.

Keterampilan berbahasa merupakan aspek kemampuan berbahasa yang menjadi


sadsaran utama dalam berkomunikasi. Dalam dunia pendidikan komunikasi
sangat penting, agar dapat menyampaikan informasi yang tepat. Oleh sebab itu
keterampilan berbahasa harus dimiliki oleh tenaga pendidik, untuk bisa menjadi
contoh pada anak didiknya. Dengan kata lain, pembelajaran bahasa di sekolah di
arahkan untuk keterampilan berbahasa. Meningkatkan keterampilan berbahasa
anak sangat diperlukan, karena pada zaman sekarang banyak anak-anak yang
melupakan keterampilan berbahasa yang baik dan benar.
1

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Keterampilan Bahasa ?


2. Apa Manfaat Keterampilan Bahasa ?
3. Apa yang dimaksud dengan Keterampilan Menyimak, Berbicara,
Membaca, dan Menulis ?
4. Apa Hubungan/Keterkaitan Antaraspek Keterampilan Berbahasa tersebut?

1.3 Tujuan

1. Untuk Mengetahui Pengertian Keterampilan Berbahasa.


2. Untuk Mengetahui Manfaat Keterampilan Berbahasa
3. Untuk Mengetahui Empat Aspek Dalam Keterampilan Berbahasa.
4. Untuk Mengetahui Hubungan Antar Keterampilan Berbahasa
5. Untuk Memenuhi Tugas Kelompok dari Dosen Bahasa Indonesia
2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Manfaat Keterampilan Bahasa

A. Pengertian Keterampilan Berbahasa

Menurut Taringan (2013:1) Keterampilan berbahasa merupakan patokan utama


siswa dalam memperlajari pembelajaran bahasa. Dalam pengertian luas, jelas
bahwa setiap cara yang digunakan untuk mengembangkan manusia, bermutu,
memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan sebagaimana disyaratkan.

Menurut Henry Guntur Tarigan (2008: 16) mengemukakan berbicara adalah


kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan
perasaan.
Menurut Suhendar (dalam Yeti Mulyati, 2008: 6.3) berbicara adalah proses
perubahan wujud pikiran/ perasaan menjadi wujud ujaran. Secara umum dapat
dikatakan bahwa berbicara adalah proses penuangan gagasan dalam bahasa lisan.
Keterampilan berbicara bisa jadi merupakan produk dari pembelajaran bahasa,
tetapi keterampilan ini juga sangat penting dalam proses mempelajari bahasa. Jadi
anggapan banyak orang selama ini bahwa berbicara tidak perlu dipelajari karena
sudah secara otomatis didapatkan melalui interaksi dengan orang lain kapan saja
dan di mana saja tidaklah benar. Mungkin untuk sekedar berbicara tidaklah sulit.
Tetapi untuk berbicara yang sistematis menggunakan bahasa Inodonesia yang
tepat sesuai dengan situasi dan tujuan dari pembicaraan tentu tidaklah mudah.
Perlu latihan yang terus menerus atau bahkan perlu pendidikan formal di bidang
bahasa untuk menguasainya
Ada 4 aspek keterampilan berbahasa indonesia, yaitu keterampilan menyimak
(mendengar), berbicara, membaca dan menulis. Mendengarkan dan berbicara
merupakan aspek keterampilan bahasa ragam lisan, sedangkan membaca dan
menulis merupakan keterampilan bahasa ragam tulis. Mendengar dan membaca
adalah keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif, sementara berbicara dan
menulis bersifat produktif.
B. Manfaat Keterampilan Berbahasa

Dapat menyampaikan atau mampu mengungkapkan pikirannya dengan baik dan


jelas. Dapat mengekspresikan perasaan. Mampu menyatakan kehendak. Bisa
melaporkan fakta-fakta yang diamati dengan baik dan jelas, serta mudah
dipahami.

3
2.2 Aspek Keterampilan Menyimak
Menyimak merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat aktif reseptif.
Artinya, dalam kegiatan menyimak seseorang harus mengaktifkan pikirannya
untuk dapat mengidentifikasi bunyi-bunyi bahasa, memahaminya, dan
menafsirkan maknanya sehingga tertangkap pesan yang disampaikan pembicara.
Pengertian Menyimak Menurut Para Ahli
 Anderson Menyimak adalah proses besar mendengarkan, mengenal, serta
menginterpretasikan lambang-lambang lisan. Menyimak dapat pula
bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta
apresiasi.
 Djago Tarigan Menyimak merupakan suatu proses kegiatan mendengarkan
lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta
interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta
memahami makna komunikasi yang disampaikan oleh pembicara melalui
ujaran atau bahasa lisan.
 Underwood Menyimak yaitu kegiatan mendengar atau memperhatikan
baik-baik apa yang diucapkan orang, menangkap, dan memahami makna
dari apa yang didengar.
 Baver Menyimak adalah kemampuan seseorang untuk menyimpulkan
makna suatu wacana lisan yang didengar tanpa harus menerjemahkan kata
demi kata.
 Kamidjan Menyimak merupakan suatu proses mendengarkan lambang-
lambang bahasa lisan dengan sungguh-sungguh penuh perhatian,
pemahaman apresiasif yang dapat disertai dengan pemahaman makna
komunikasi yang disampaikan secara nonverbal.

Sehingga dapat disimpulkan menyimak adalah proses komunikasi, mendengarkan


secara baik penuh perhatian disertai pemahaman, untuk memperoleh pesan /
informasi, memahami makna komunikasi, dan merespon apa yang diucapkan oleh
pembicara.

Pengertian Menyimak Menurut Akhadiah


Akhadiah (dalam Sutari, dkk. 1998:19) ialah suatu proses yang mencakup
kegiatan mendengarkan bunyi bahasa mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan
mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya.

Tujuan Menyimak
Menurut Logan (dalam Tarigan 1994:56) tujuan menyimak beraneka
ragam antara lain sebagai berikut :
4
1. untuk belajar, yaitu menyimak dengan tujuan utama agar dia dapat
memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara
2. untuk memperoleh keindahan audial, yaitu menyimak dengan penekanan
pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau yang
diperdengarkan atau dipagelarkan (terutama dalam bidang seni).
3. ntuk mengevaluasi, yaitu menyimak dengan maksud agar si penyimak
dapat menilai apa-apa yang disimak itu (baik-buruk, indah-jelek, tepat-
ngawur, logis-tak logis, dan lain-lain)
4. untuk mengapresiasi simakan, yaitu menyimak dengan maksud agar si
penyimak dapat menikmati serta menghargai apa-apa yang disimaknya itu
(pembacaan cerita, pembacaan puisi, musik dan lagu, dialog, diskusi
panel, perdebatan)
5. untuk mengkomunikasikan ide-idenya sendiri, yaitu menyimak dengan
maksud agar si penyimak dapat mengkomunikasikan ide-ide, gagasan-
gagasan, maupun perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan lancar
dan tepat.
6. untuk membedakan bunyi-bunyi, yaitu menyimak dengan maksud dan
tujuan agar si penyimak dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat
mana bunyi yang membedakan arti (distingtif) dan mana bunyi yang tidak
membedakan arti. Biasanya ini terlihat nyata pada seseorang yang sedang
belajar bahasa asing yang asyik mendengarkan ujaran pembicara asli
(native speaker)
7. untuk memecahkan masalah secara secara kreatif dan analisis, sebab dari
sang pembicara dia mungkin memperoleh banyak masukan berharga
8. untuk meyakinkan, yaitu menyimak untuk meyakinkan dirinya terhadap
suatu masalah atau pendapat yang selama ini diragukan oleh si penyimak
ragukan; dengan perkataan lain.

2.3 Aspek Keterampilan Berbicara


Keterampilan berbicara adalah sebuah kemampuan berbahasa dalam
mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk
mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan ide, pikiran, pendapat, gagasan,
dan perasaan kepada orang lain sebagai mitra pembicara didasari oleh
kepercayaan diri, jujur, benar, dan bertanggung jawab dengan menghilangkan
masalah psikologis seperti malu, rendah diri, ketegangan, berat lidah, dan lain-
lain.
Berbicara merupakan suatu proses penyampaian informasi, ide atau gagasan dari
pembicara kepada pendengar. Dalam penyampaian informasi, secara lisan seorang
pembicara harus mampu menyampaikannya dengan baik dan benar agar informasi
tersebut dapat diterima oleh pendengar. Untuk menjadi pembicara baik, pembicara
harus mampu menangkap informasi secara kritis dan efektif, hal ini berkaitan
dengan aktivitas menyimak. Apabila pembicara merupakan seorang penyimak
yang baik maka ia mampu menangkap informasi dengan baik.
5
Tujuan Keterampilan Berbicara

Tujuan berbicara secara umum adalah karena adanya dorongan keinginan untuk
menyampaikan pikiran atau gagasan kepada orang lain (yang diajak berbicara).
Sedangkan tujuan secara khusus ialah mendorong orang untuk lebih bersemangat,
mempengaruhi orang lain agar mengikuti atau menerima pendapat (gagasannya),
menyampaikan sesuatu informasi kepada lawan bicara, menyenangkan hati orang
lain, memberi kesempatan lawan bicara untuk berpikir dan menilai gagasannya.

Jenis-jenis Keterampilan Berbicara

Menurut Musaba (2012), keterampilan berbicara dapat dibagi menjadi beberapa


jenis, antara lain yaitu sebagai berikut:

a. Bercerita

Bercerita adalah menuturkan suatu cerita secara lisan (walaupun bahan cerita bisa
berwujud karangan tertulis). Kebiasaan bercerita ini banyak ditemukan di
berbagai daerah di Indonesia. Pada waktu dulu kegiatan bercerita jauh lebih
semarak, dibandingkan masa sekarang. Kegiatan bercerita di kalangan masyarakat
Jawa dan beberapa daerah lain juga mengenal kegiatan bercerita berupa
pertunjukan wayang yang dibawakan oleh dalang dengan perangkat alatnya.
Banyak daerah lain mengenal kegiatan bercerita tersebut dengan nama dan cara
yang berbeda-beda. Kegiatan bercerita yang disebutkan di sini lebih bersifat
tradisional, berlaku secara turun-temurun

b. Debat

Istilah debat tampaknya juga cukup dikenal di kalangan masyarakat. Terkadang


ada ungkapan untuk seseorang yang senang berdebat, maka disebut suka debat
atau jago debat. Debat sebenarnya mirip dengan dialog. Debat berarti bertukar
pikiran secara terbuka untuk membahas masalah yang masih merupakan pro dan
kontra dengan memperhatikan aturan dan tata tertib tertentu.
c. Diskusi

Diskusi diartikan sebagai pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai


suatu masalah. Diskusi kelompok biasanya ditandai dengan lebih terbatasnya
jumlah peserta, tingkat keformalannya kurang menonjol. Diskusi panel biasanya
menghadirkan beberapa pembicara kunci atau para penyaji materi, kemudian
diikuti audiens. Dalam diskusi panel yang banyak berperan adalah para panel
(para penyaji atau pembicara), audiens memang diberi kesempatan memberikan
pendapat atau tanggapan, tetapi jatahnya lebih sedikit.

d. Wawancara

Wawancara merupakan kegiatan tanya jawab dengan seseorang yang diperlukan


untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal untuk dimuat
dalam surat kabar, disiarkan melalui radio atau ditayangkan pada layar televisi.
Istilah wawancara sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat. Wawancara
mirip dengan dialog. Namun, wawancara cenderung lebih mengaktifkan orang
yang diwawancarai. Orang yang diwawancarai tentu amat beragam, bisa ia
merupakan seorang ahli atau nara sumber, juga bisa sebagai anggota masyarakat
biasa.

e. Pidato dan Ceramah

Pidato adalah sebuah kegiatan berbicara di depan umum atau berorasi untuk
menyatakan pendapatnya, atau memberikan gambaran tentang suatu hal.
Sedangkan ceramah merupakan suatu kegiatan berbicara di depan umum dalam
situasi tertentu untuk tujuan tertentu dan kepada pendengar tertentu.

f. Percakapan

Percakapan adalah dialog antara dua orang atau lebih. Membangun komunikasi
melalui bahasa lisan (melalui telepon, misalnya) dan tulisan (di chat room).
Percakapan ini bersifat interaktif yaitu komunikasi secara spontan antara dua atau
lebih orang.

Teknik Keterampilan Berbicara

Menurut Oetomo (2015), terdapat beberapa teknik berbicara yang harus dikuasai
untuk mendapatkan kemampuan atau keterampilan berbicara, yaitu sebagai
berikut:
a. Teknik berbicara yang Baik

Bicaralah ramah pada setiap orang. Perkataan/artikulasi pun harus jelas agar tidak
terjadi mis-communication. Perhatikan pula pemilihan kata. Meski bertujuan baik,
jika salah berkata-kata maka tujuan itu tidak akan tercapai. Lakukan kontak mata
pada lawan bicara. Saat bicara dengan atasan, usahakan fokus. Bicara seperlunya,
Jangan ngelantur sehingga intinya malah tidak jelas. Kalau atasan memancing kita
membicarakan masalah personal seorang rekan sekerja, sebagai bawahan yang
profesional sebaiknya kita berbicara diplomatis.

b. Teknik berbicara di depan umum

Berbicara di depan umum bukanlah soal bakat. Kemampuan tersebut bisa dilatih
dengan kepercayaan diri dan kuasai bahan pembicaraan. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam melatih teknik berbicara di depan umum antara lain adalah
sebagai berikut:

1. Tunjukkan antusias terhadap situasi dan pendengar.


2. Lakukan kontak mata 5-15 detik, dan tatapan kita pun harus berkeliling
bukan pada satu orang saja. Jadi, semua orang merasa diajak berbicara.
3. Perlihatkan senyuman agar lawan bicara fokus pada kita.
4. Sisipkanlah humor, karena humor akan menghilangkan kejenuhan, namun
hindari humor yang berbau porno.
5. Fokus pada pembicaraan. Tidak perlu memperlihatkan semua wawasan
yang kita punya, karena akan menunjukkan kita sok pintar.
6. Berikan pujian yang jujur pada orang lain, tanpa menyimpang dari
maksud.

c. Teknik Berbicara Profesional

Seorang profesional perlu mengenal teknik presentasi yang efektif. Terdapat tiga
faktor penting yang perlu diperhatikan dalam berbicara secara profesional, yaitu:

1. Faktor verbal 7 %, menyangkut pesan yang kita sampaikan termasuk kata-


kata yang kita ucapkan.
2. Faktor vokal, 38 %, seperti intonasi, penekanan, dan resonansi suara.
3. Faktor visual, 55 % yakni penampilan kita.

d. Teknik Membuka dan Menutup Pembicaraan

Untuk mengawali suatu pembicaraan, adakanlah small talk, seperti mengucapkan


selamat pagi, siang atau malam. Untuk memancing perhatian pendengar,
lemparkan joke ringan. Setelah itu baru ke topik utama. Akhiri pembicaraan
dengan ilustrasi dan summary hasil pembicaraan di dalamnya. Jadi, jangan bicara
dari A sampai Z, sebaiknya diringkas sehingga orang mengerti dan tidak
melupakan pesan atau inti sari pembicaraan. Berbicara atau berkomunikasi secara
profesional menuntut kesiapan tiga hal. Pertama wawasan atau materi yang
disampaikan, kedua cara penyampaian yang meliputi gerak, intonasi suara, dan
penekanannya, ketiga penampilan. Semua hal tersebut dapat dipelajari asalkan
siswa memiliki kemauan.

2.4 Aspek Keterampilan Membaca

Membaca merupakan proses interaksi antara pembaca dan materi dimana


semua pengetahuan pengetahuan skematis dimana semua pengetahuan
skematis berinteraksi dengan semua faktor sosial dan kontekstual pembaca.
8
Keterampilan membaca adalah adalah kemampuan seseorang membaca,
memahami dan menafsirkan kata-kata tertulis pada halaman artikel atau bahan
bacaan lainnya.

Ada 3 kegiatan dalam mengasah keterampilan membaca yaitu, Recording,


decoding, dan meaning. Recording merujuk pada kata-kata dan kalimat, kemudian
mengasosiasikannya dengan bunyi-bunyi yang sesuai dengan sistem tulisan yang
digunakan. Decoding yaitu merujuk pada proses penerjemahan rangkaian grafis
ke dalam kata-kata. Dan meaning merupakan proses memahami makna yang
berlangsung dari tingkat pemahaman, pemahaman interpretatif, kreatif, dan
evaluatif.

Adapun Tujuan membaca untuk memperoleh perincian-perincian dan fakta, untuk


mendapatkan ide dan referensi, membaca untuk menyimpulkan, menilai,
membandingkan data-data.

Teknik membaca dalam mengembangkan kecepatan efektif adalah sebagai


berikut:

1. Skimming merupakan teknik membaca dengan mengambil inti sari atau ide pokok
tentang suatu hal, keahlian untuk memahami konteks akan suatu paragraf secara
keseluruhan membutuhkan keterampilan khusus yang disebut skimming.

Langkah-langkah skimming antara lain baca judul, sub judul, dan subheading
untuk mencari tahu apa yang dibicarakan dalam teks tersebut, lalu perhatikan
ilustrasi agar mendapatkan informasi lebih jauh tentang topik tersebut.

Tujuan skimming untuk mengenali topik bacaan (sinopsis), untuk mengetahui


pendapat orang lain (kesimpulan), untuk mendapatkan bagian penting yang kita
perlukan untuk tanpa membaca secara keseluruhan, untuk mengetahui organisasi
penulisan, dan tinjau balik penyegaran materi yang pernah dibaca.
2. Scanning merupakan teknik membaca cepat dan teliti. Jenis teknik ini bertujuan
untuk memperoleh fakta atau informasi tertentu, tekniknya adalah membaca cepat
dengan meloncat-loncat pada bagian yang dirasa penting. selain itu pembaca harus
melibatkan daya imajinasi sehingga pembaca tetap dalam kondisi memahami isi
bacaan.

Langkah membaca scanning:

a. Menggerakkan mata seperti anak panah langsung meluncur ke bawah


menemukan informasi yang telah ditetapkan
b. Setelah ditemukan kecepatan diperlambat untuk menemukan
keterangan lengkap dari informasi yang dicari.
c. Pembaca dituntut memiliki pemahaman yang baik berkaitan dengan
karakteristik yang dibaca.
9

3. Selecting biasa disebut teknik baca-pilih, teknik membaca selecting cukup


terbilang sangat mengutamakan kebutuhan, artinya memilih teks dan bagiannya
yang dibaca berdasarkan pada kebutuhan. Teknik ini biasanya dilakukan sebelum
membaca, misalnya membaca judul berita di koran.

4. Skipping adalah teknik membaca yang mengabaikan atau melompati bagian yang
tidak diperlukan atau bagian yang sudah dimengerti, jika tulisan yang dibaca tidak
relevan dengan keinginan maka diabaikan.

Agar kemampuan membaca kita terus meningkat bisa dilakukan teknik-teknik


dalam mengasah keterampilan membaca kita seperti sudah dituliskan diatas.

2.5 Aspek Keterampilan Menulis


Menulis adalah suatu kemampuan dan keterampilan dalam mengungkapkan
gagasan, pendapat, pikiran, ide, keinginan, atau perasaan yang ada di dalam
pikiran kepada pihak lain melalui bahasa tulis atau karya tulis sehingga dapat
dibaca, dimengerti dan dipahami oleh orang lain. Menulis merupakan suatu
keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak
langsung atau tidak secara tatap muka dengan orang lain. Pesan disampaikan
dalam bentuk lambang-lambang atau simbol-simbol yang dapat dipahami orang
yang membacanya, sehingga pesan tersebut dapat ter-sampaikan.

Tujuan Menulis

Tujuan menulis adalah untuk menginformasikan, meyakinkan, mengekspresikan


diri, dan menghibur.
Fungsi Menulis

Menulis memiliki beberapa fungsi, antara lain memudahkan para pelajar berpikir,
juga dapat menolong kita berpikir secara kritis, dapat merasakan dan menikmati
hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi kita, memecahkan
masalah-masalah yang kita hadapi, serta menyusun urutan bagi pengalaman.
Tulisan juga dapat membantu kita menjelaskan pikiran-pikiran kita.

Jenis-jenis Menulis

a. Menulis Deskripsi

Deskripsi adalah pemaparan dengan kata-kata atas suatu, tempat, suasana /


keadaan.

10

Seorang penulis deskripsi melalui tulisannya mengharapkan pembaca dapat


melihat, mendengar, mencium bau, mencicipi dan merasakan hal yang sama
dengan penulis. Deskripsi pada dasarnya merupakan hasil dari pengamatan
melalui panca indera yang disampaikan dengan kata-kata

b. Menulis Narasi

Narasi pada dasarnya adalah karangan atau tulisan yang berbentuk cerita. Cerita
itu tentunya didasarkan pada urut-urutan suatu kejadian atau peristiwa. Di dalam
peristiwa itu ada tokoh, mungkin tokoh itu adalah penulis sendiri, teman penulis,
atau orang lain, dan tokoh itu mengalami masalah atau konflik. Bisa saja dalam
cerita itu menghadirkan satu konflik atau serangkaian konflik yang dihadapi oleh
tokoh dalam ceritamu itu. Jadi, dalam sebuah narasi terdapat tiga unsur pokok,
yaitu : peristiwa, tokoh, dan konflik. Ketiga unsur itu diramu menjadi satu dalam
sebuah jalinan yang disebut alur atau plot. Dengan demikian, narasi adalah cerita
berdasarkan alur. Sering juga narasi diartikan sebagai cerita yang didasarkan pada
kronologi waktu.

c. Menulis Eksposisi

Eksposisi/paparan merupakan tulisan hasil peninjauan terhadap suatu hal.


Penyampaian gagasan dilakukan secara analitis kronologis waktu maupun ruang.
Tulisan berjenis eksposisi biasanya merupakan bagian dari karangan ilmiah.
Penulisan eksposisi dilakukan dengan cara menyusun kerangka karangan yang
memuat kata-kata kunci yang didukung oleh penjelasan-penjelasan, contoh-
contoh, ilustrasi, maupun bukti.

d. Menulis ArgumentAsi
Argumentasi dibentuk dari kata argumen yang berarti alasan. Paragraf
argumentasi adalah paragraf yang bertujuan untuk menyatakan kebenaran dengan
didukung argumen atau alasan yang sesuai. Termasuk dalam bentuk ini adalah
tulisan yang bertujuan mengajak, membujuk, dan mempengaruhi orang lain.
Argumentasi sering pula dibedakan dengan persuasi yang lebih bertujuan
membujuk atau mempengaruhi orang lain, sementara argumentasi diartikan
sebagai tulisan yang isinya bersifat meyakinkan suatu hal kepada orang lain
terhadap suatu hal.

e. Menulis Persuasi

Persuasi adalah suatu seni verbal yang bertujuan untuk meyakinkan seseorang
agar melakukan sesuatu yang dikehendaki penulis pada waktu ini atau pada masa
yang akan datang. Oleh karena tujuan akhirnya agar pembaca atau pendengar
melakukan sesuatu, maka persuasi dapat dimasukkan pula dalam cara-cara untuk
mengambil keputusan.

11

Teknik-teknik Menulis

Menulis memiliki beberapa Teknik. Beberapa teknik menulis yang dapat


diajarkan di sekolah antara lain yaitu sebagai berikut:

1. Menyalin (Copying). Kegiatan menyalin tulisan tulisan merupakan


kegiatan menulis yang biasanya dilakukan pada kelas rendah yaitu kelas I
yang baru belajar menulis kalimat. Kegiatan ini dapat berupa kegitan siswa
menyalin langsung sebuah kalimat yang sudah disediakan oleh guru.
2. Menulis Terbimbing (Guided Writing). Teknik menulis secara terbimbing
dapat berupa wacana atau dialog pendek dengan beberapa kata yang
sengaja dihilangkan. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara
mendiktekan kalimat, menyajikan suatu gambar sebagai stimulus mereka
dalam mengembangkan ingatan, kemudian siswa diminta untuk
melengkapi kalimat dengan kata-kata mereka sendiri.
3. Menulis Kalimat (Subsititution Writing). Kegiatan keterampilan menulis
berupa menulis kalimat atau wacana kembali, tetapi ada beberapa bagian
yang diganti dengan hal-hal yang serupa dengan kehidupan nyata.
4. Menulis Bebas (Free Writing). Kegiatan ini merupakan kegiatan yang
memerlukan penguasaan kosakata dan tata bahasa yang cukup. Guru dapat
memberikan suatu model tulisan atau gambaran tentang topik yang
mungkin merupakan objek yang menarik bagi siswa.

Proses dan Tahapan Menulis

Menulis merupakan suatu proses yang kemampuan, pelaksanaan, dan hasilnya


diperoleh secara bertahap. Artinya, untuk menghasilkan tulisan yang baik,
umumnya orang melakukannya berkali-kali. Menulis juga merupakan serangkaian
aktivitas yang terjadi dan melibatkan beberapa fase, yaitu fase pra-penulisan,
penulisan, dan pasca-penulisan.

Cara Meningkatkan Keterampilan Menulis

Menulis adalah keterampilan yang paling kompleks, karena keterampilan menulis


merupakan suatu proses perkembangan yang menuntut pengalaman, waktu,
kesepakatan, latihan serta memerlukan cara berpikir yang teratur untuk
mengungkapkannya dalam bentuk bahasa tulis. Keterampilan menulis ini tidak
akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak
dan teratur.

2.6 Keterkaitan Antara Aspek Keterampilan Berbahasa

1. Hubungan menyimak dan berbicara


Menyimak dan berbicara merupakan kegiatan komunikasi 2 arah yang langsung.
12
Menyimak bersifat reseftif, sedangkan berbicara bersifat produktif. Misalnya
komunikasi yang terjadi antar teman, antar penjual dan pembeli, atau dalam
sebuah forum diskusi. Dalam hal ini A berbicara dan B mendengarkan. Setelah
itu giliran B yang berbicara dan A yang mendengarkan. Namun adapula dalam
suatu konteks bahwa komunikasi itu terjadi dalam situasi noninteraktif, yaitu
suatu pihak saja yang berbicara dan pihak lain hanya mendengarkan. Misalnya
khotbah di masjid, dimana penceramah menyampaikan ceramahnya, sedangkan
yang lain hanya mendengarkan. Keterampilan menyimak merupakan kegiatan
yang paling awal dilakukan oleh manusia bila dilihat dari pross pemerolehan
bahasa. Secara berturut- turut pemerolehan keterampilan berbahasa itu pada
umumnya dimulai dari menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Kegiatan
menyimak di awali dengan mendengarkan dan pada akhirnya memahami apa yang
disimak.
Kegiatan menyimak didahului oleh kegiatan berbicara. Kegiaatan berbicara dan
menyimak saling melengkapi dan berpadu menjadi komunikasi lisan, seperti
dalam bercakap-cakap, diskusi, telponan, tanya jawab dll. Tidak ada gunanya
orang berbicara bila tidak ada orang yang menyimak, tidak mungkin orang
menyimak bila tidak ada orang yang berbicara.

2. Hubungan Menyimak dengan Membaca


Menyimak dan membaca sama-sama merupakan keterampilan berbahasa yang
bersifat resesif. Menyimak berkaitan dengan penggunaan bahasa ragam lisan,
sedangkan membaca merupakan aktifitas berbahasa ragam tulis. Penyimak
maupun pembaca melakukan aktivitas pengidentifikasian terhadap unsur-unsur
bahasa yang berupa suara (menyimak), maupun berupa tulisan (membaca) yang
selanjutnya diikuti dengan proses decoding guna guna memperoleh pesan yang
berupa konsep, ide, atau informasih.

3.Hubungan menyimak dan menulis


Menulis dan menyimak merupakan aktifitas berbahasa, dimana keterampilan
menyimak bersifat reseptif, dan menulis adalah bersifat produktif. Antara
menyimak dan menulis memiliki hubungan yang erat dari menyimak sutu ujaran
atau informasih dapat menumbuhkan kratifitas untuk menulis hasil simakan yang
diperoleh. Dan dituangkan dalam suatu karya tulis, baik itu cerpen, puisi , prosa,
dll.

4.Hubungan membaca dan menulis


Membaca dan menulis merupakan aktifitas berbahasa ragam tulis. Menulis adalah
kegiatan berbahasa yang bersifat produktif.
13
sedangkan membaca adalah kegiatan yang bersifat reseptif. Seorang penulis
menyampaikan gagasan, perasaan, atau informasih dalm bentuk tulisan.
Sebaliknya seorang pembaca mecoba memahami gagasan, perasaan, atau
informasih yang disajikan dalam bentuk tulisan.

5.Hubungan menulis dan berbicara


Berbicara dan menulis merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat produktif.
Berbicara merupakan kegiatan ragam lisan, sedangkan menulis merupakan
kegiatan berbhasa ragam tulis. Menulis pada umumnya merupakan kegiatan
berbahasa tak langsung, sedangkan berbicara merupakan kegiatan bahasa yang
bersifat langsung. Berbicara pada hakikatnya merupakan suatu proses
berkomunikasi yang dalam proses itu terjadi pemindahan pesan dari suatu pihak
(komunikator) ke pihak lain (komunikan). Pesan yang akan disampaikan kepada
komunikan lebih dahulu diubah ke dalam simbol-simbol yang dipahami oleh
kedua belah pihak (Abd. Gafur, 6 :2009). Aspek-aspek yang dinilai pada kegiatan
berbicara terdiri atas aspek kebahasaan dan non kebahasaan.
Aspek kebahasaan terdiri atas: ucapan atau lafal, tekanan kata, nada, dan irama
persendian, kosa kata atau ungkapan dan variasi kalimat atau struktur kalimat.
Aspek nonkebahasaan terdiri atas: kelancaran, penguasaan materi, keberanian,
keramahan, ketertiban, semangat dan sifat.
14

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Memahami bahasa yang dituturkan oleh pihak lain adalah sebuah


proses decoding, yakni meresapkan kode-kode yang diterima ke dalam
pemahamannya, baik kode-kode tersebut melalui sarana bunyi maupun tulisan.
Kemampuan tersebut merupakan kemampuan aktif seseorang dalam berbahasa,
dan biasa disebut dengan kemampuan aktif reseptif.
Keterampilan menyimak dan keterampilan membaca merupakan keterampilan
berbahasa yang bersifat reseptif. Menyimak berkaitan dengan penggunaan bahasa
ragam lisan, sedangkan membaca merupakan aktivitas berbahasa ragam tulis.
Penyimak maupun pembaca malakukan aktivitas pengidentifikasian terhadap
unsur-unsur bahasa yang berupa suara (menyimak), maupun berupa tulisan
(membaca).
Kemampuan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting. Karena
dalam kehidupan sehari-hari kita tidak dapat dipisahkan dari yang namanya
berbahasa. Memahami pentingnya keterampilan berbahasa, maka mengasah
keterampilan berbahasa tak kalah pentingnya.

B. Saran

Manusia sebaiknya lebih memahami aspek-aspek dari Keterampilan Berbahasa


tersebut, agar memudahkan dalam memahami setiap keinginan manusia lainnya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mengharapkan agar pembaca berkenan
menyampaikan kekurangan-kekurangan yang ada di dalam makalah ini, serta
memberikan saran dan masukan yang mendukung atas kekurangan makalah ini.
Kritik dan saran yang pembaca ajukan akan dijadikan sebagai bahan perbaikan
untuk penyusunan makalah yang selanjutnya agar tidak ada
kesalahan yang terulang.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.studocu.com/id/document/universitas-muhammadiyah-tangerang/
pendidikan-guru-sekolah-dasar/makalah-keterampilan-berbahasa/45805264
https://www.coursehero.com/file/55466114/MAKALAH-panidocx/
http://ikha-giska.blogspot.co.id/2013/01/makalah-keterampilan-dalam-
berbahasa.html
https://iqin10.wordpress.com/2014/12/27/6/
http://rafitaranimarenti.blogspot.co.id/2012/01/makalah-keterampilan-
berbahasa.html
http://myucy.blogspot.com/2016/11/makalah-keterampilan-berbahasa.html
https://www.kompas.com/skola/read/2022/11/16/160000469/menyimak--
pengertian-para-ahli-dan-tujuannya
http://rommykurniawan.blogspot.com
http://septimartiana.blogspot.com/2014/01/keterkaitan-antar-aspek-
keterampilan.html
https://www.kajianpustaka.com/2022/11/keterampilan-menulis.html

Anda mungkin juga menyukai