Anda di halaman 1dari 15

Keterampilan Berbahasa

Disusun guna memenuhi Tugas Mata Kuliah Konsep Dasar Bahasa Indonesia

Dosen Pengampuh: ENI NURHAYATI, M.Pd.


Disusun Oleh:
1. Cindy Kusumawati (2086206022)
2. Salsabillah Agra R (2086206042)
3. Handika Darma Yudistira

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


STKIP PGRI SIDOARJO
2020

1
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
ucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat hidayah dan
inayahNya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Keterampilan
Berbahasa untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Ibu Eni Nurhayati, M.Pd. selaku
Dosen Pengampuh.
Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini, untuk itu kami
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah kami ini masih
ada kekurangan baik dari susunan, kalimat, maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka, kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Keterampilan Berbahasa ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Sidoarjo, 03 Oktober 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI
Cover ......................................................................................................... 1
Kata Pengantar .......................................................................................... 2
Daftar Isi ................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang ......................................................................................... 4
Rumusan Masalah .................................................................................... 4
Tujuan ...................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Keterampilan Bahasa ............................................................. 5
Jenis-jenis Keterampilan Bahasa .............................................................. 6
Aspek-aspek Keterampilan Bahasa ........................................................... 9
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ................................................................................................. 14
Saran ........................................................................................................... 14
Daftar Pustaka

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keterampilan berbahasa mencakup keterampilan menyimak, keterampilan
berbicara, keterampilan menulis, dan keterampilan membaca. Keterampilan
menyimak dan keterampilan membaca merupakan dua kemampuan berbahasa
yang bersifat aktif reseptif.
Dalam berkomunikasi kita menggunakan keterampilan berbahasa yang telah
kita miliki meskipun setiap orang memiliki tingkatan atau kualitas yang berbeda.
Orang yang memiliki keterampilan berbahasa secara optimal setiap tujuan
komunikasinya dapat dengan mudah tercapai. Sedangkan bagi orang yang
memiliki tingkatan keterampilan berbahasa yang sangat lemah sehingga bukan
tujauannya yang tercapai tetapi malah terjadi kesalahpahaman.
Kegiatan berbahasa yang pertama kali dilakukan adalah kegiatan menyimak
atau mendengar apa yang dituturkan orang lain melalui sarana lisan. Secara alami
bahasa bersifat lisan dan terwujud dalam kegiatan berbicara dan pemahaman
terhadap pembicaraan yang dilakukan. Hal itu akan lebih nyata terlihat pada
masyarakat bahasa yang belum mengenal sistem tulisan. Pada umumnya, dalam
masyarakat, proses bahasa secara lisan jauh lebih banyak daripada bahasa tulisan.
Oleh karena itu, keterampilan menyimak dan membaca perlu mendapat perhatian
yang memadai.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan keterampilan bahasa?
2. Apa saja jenis-jenis Keterampilan bahasa?
3. Apa saja aspek-aspek dalam keterampilan bahasa?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui dan memahami definisi dari keterampilan bahasa.
2. Mengetahui jenis-jenis keterampilan berbahasa.
3. Mengetahui aspek-aspek dalam keterampilan bahasa.

4
BAB II
PEMBAHASAN
3.1Pengertian Keterampilan Bahasa
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Keterampilan adalah kecakapan
untuk menyelesaikan tugas dan Bahasa adalah kecakapan seorang untuk memakai
Bahasa dalam menulis, membaca, menyimak atau berbicara. Keterampilan Berbahasa
merupakan hal yang penting bagi seorang pelajar khususnya, karena dengan
menguasai keterampilan berbahasa seseorang akan lebih mudah dalam
menangkap pelajaran dan memahami suatu maksud.
            Keterampilan berbahasa merupakan sesuatu yang penting untuk dikuasai
setiap orang. Dalam suatu masyarakat, setiap orang saling berhubungan dengan orang
lain dengan cara berkomunikasi. Tidak dapat dipungkiri bahwa keterampilan
berbahasa adalah salah satu unsur penting yang menentukan
kesuksesan mereka dalam berkomunikasi.
            Pengirim pesan aktif memilih pesan yang akan disampaikan,
memformulasikannya dalam wujud lambang-lambang berupa bunyi/tulisan. Proses
demikian disebut proses encoding. Kemudian, lambang-lambang berupa bunyi/tulisan
tersebut disampaikan kepada penerima. Selanjutnya, si penerima pesan aktif
menerjemahkan lambang-lambang berupa bunyi/tulisan tersebut menjadi makna
sehingga pesan tersebut dapat diterima secara utuh. Proses tersebut
disebut decoding. Jadi, kedua belah pihak yang terlibat dalam komunikasi tersebut
harus sama-sama memiliki keterampilan, yaitu si pengirim harus memiliki
keterampilan memilih lambang-lambang (bunyi/tulisan) guna menyampaikan pesan
dan si penerima harus terampil memberi makna terhadap
lambang (bunyi/tulisan) yang berisi pesan yang disampaikan..
            Ada empat aspek dalam Keterampilan berbahasa tersebut, yaitu :
a. Keterampilan Menyimak
b. Keterampilan Berbicara
c. Keterampilan Membaca
d. Keterampilan Menulis
            Setiap ketrampilan itu erat sekali hubungannya dengan ketrampilan lainnya

5
dengan cara yang beraneka ragam. Dalam memperoleh ketrampilan berbahasa,
biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang terakhir: mula-mula pada masa
kecil kita belajar menyimak bahasa kemudian berbicara; sesudah itu kita membaca
dan menulis. Menyimak dan berbicara kita pelajari sebelum memasuki sekolah,
sedangkan membaca dan menulis dipelajari disekolah. Keempat ketrampilan tersebut
pada dasarnya merupakan satu kesatuan yang disebut caturtunggal. Selanjutnya,
setiap ketrampilan itu erat pula hubungannya dengan proses berpikir yang mendasari
bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin trampil seseorang
berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Ketrampilan hanya dapat
diperoleh dan dikuasai denga jalan praktik dan banyak latihan. Melatih ketrampilan
berbahasa berarti pula melatih
ketrampilan berpikir (Dawson {et all}, 1963; Tarigan, 1985b:1).

3.2Jenis-jenis Keterampilan Bahasa


Sehubungan dengan penggunaan bahasa, terdapat empat keterampilan dasar bahasa,
yaitu mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca, dan menulis.
a.       Ketermpilan menyimak
Menyimak adalah keterampilan memahami bahasa lisan yang bersifat reseftif. Dengan
demikian  berarti bukan sekedar mendengarkan bunyi-bunyi bahasa melainkan
sekaligus memahaminya. Dalam bahasa pertama (bahasa ibu), kita memperoleh
keterampilan mendengarkan melalui proses yang tidak kita sadari sehingga kitapun
tidak menyadari begitu kompleksnya proses pemerolehan keterampilan mendengar
tersebut. Berikut ini secara singkat disajikan disekripsi mengenai aspek-aspek yang
terkait dalam upaya belajar memahami apa yang kita sajikan dalam bahasa kedua.
Ada dua jenis situasi dalam mendengarkan yaitu situasi mendengarkan secara
interaktif dan situasi mendengarkan secara non interaktif. Mendengarkan secara
interaktif terjadi dalam percakapan tatap muka dan percakapan di telepon atau yang
sejenis dengan itu. Dalam mendengarkan jenis ini kita secara bergantian melakukan
aktivitas mendengarkan dan memperoleh penjelasan, meminta lawan bicara
mengulang apa yang diucapkan olehnya atau mungkin memintanya berbicara agak
lebih lambat. Kemudian contoh situasi-situasi mendengarkan noninteraktif, yaitu
mendengarkan radio, TV, dan film, khotbah atau mendengarkan dalam acara-acara
seremonial. Dalam situasi mendengarkan noninteraktif tersebut, kita tidak dapat

6
meminta penjelasan dari pembicara, tidak bisa meminta pembicaraan diperlambat.
Berikut ini adalah keterampilan-keterampilan mikro yang terlibat ketika kita berupaya
untuk memahami apa yang kita dengar, yaitu pendengar harus;
      Menyimpan atau mengingat unsur bahasa yang didengar menggunakan daya ingat
jangka pendek (short term memory).
      Berupaya membedakan bunti-bunyi yang yang membedakan arti dalam bahasa
target.
      Menyadari adanya bentuk-bentuk tekanan dan nada, warna suara dan intinasi,
menyadari adanya reduksi bentuk-bentuk kata.
      Membedakan dan memahami arti dari kata-kata yang didengar.
      Mengenal bentuk-bentuk kata yang khusus (typical word-order patterns)

b. Ketermpilan berbicara
Kemudian sehubungan dengan keterampilan berbicara secara garis besar ada tiga jenis
situasi berbicara, yaitu interaktif, semiaktif, dan noninteraktif. Situasi-situasi berbicara
interaktif, misalnya percakapan secara tatap muka dan berbicara lewat telepon yang
memungkinkan adanya pergantuan anatara berbicara dan mendengarkan, dan juga
memungkinkan kita meminta klarifikasi, pengulangan atau kiat dapat memintal lawan
berbicara, memperlambat tempo bicara dari lawan bicara. Kemudian ada pula situasi
berbicara yang semiaktif, misalnya dalam berpidato di hadapan umum secara
langsung. Dalam situasi ini, audiens memang tidak dapat melakukan interupsi
terhadap pembicaraan, namun pembicara dapat melihat reaksi pendengar dari ekspresi
wajah dan bahasa tubuh mereka. Beberapa situasi berbicara dapat dikatakan bersifat
noninteraktif, misalnya berpidato melalui radio atau televisi.
Berikut ini beberapa keterampilan mikro yang harus dimiliki dalam berbicara, dimana
permbicara harus dapat;
           Mengucapkan bunyi-bu
nyi yang berbeda secara jelas sehingga pendengar dapat membedakannya.
           Menggunakan tekanan dan nada serta intonasu secara jelas dan tepat sehingga
pendengar daoat memahami apa yang diucapkan pembicara.
           Menggunakan bentuk-bentuk kata, urutan kata, serta pilihan kata yang tepat.
           Menggunakan register aau ragam bahasa yang sesuai terhadap situasi
komunikasi termasuk sesuai ditinjau dari hubungan antar pembicara dan pendengar.

7
           Berupaya agar kalimat-kalimat untama jelas bagi pendengar.

c. Keterampilan membaca
Membaca adalah keterampilan reseptif bahasa tulis. Keterampilan membaca dapat
dikembangkan secara tersendiri, terpisah dari keterampilan mendengar dan berbicara.
Tetapi, pada masyarakat yang memilki tradisi lireasi yang telah berkembang,
seringkali keterampilan membaca dikembangkan secara terintergrasi dengan
keterampilan menyimak dan berbicara. Keterampilan-keterampilan mikro yang terkait
dengan proses membaca yang harus dimiliki oleh pembicara adalah:
         Mengenal sistem tulisan yang digunakan.
         Mengenal kosakata.
         Menentukan kata-kata kunci yang mngindentifikasikan topik dan  gagasan utama.
         Menentukan makna kata-kata, termasuk kosakata split, dari   konteks tertulis.
         Mengenal kelas kata gramatikal, kata benda, kata sifat, dan sebagainya.

d. Keterampilan menulis
Menulis adalah keterampilan produktif dengan menggunakan tulisan. Menulis dapat
dikatakan suatu keterampilan berbahasa yang paling rumit di antara jenis-jenis
keterampilan berbahasa lainnya. Ini karena menulis bukanlah sekedar menyalin kata-
kata dan kalimat-kalimat, melainkan juga mengembangkan dan menuangkan pikiran-
pikiran dalam suatu struktur tulisan yang teratur. Berikut ini keterampilan-
keterampilan mikro yang diperlukan dalam menulis:
         Menggunakan ortografi dengan benar, termasuk di sini penggunaan ejaan.
         Memilih kata yang tepat.
         Menggunakan bentuk kata dengan benar.
         Mengurutkan kata-kata dengan benar.
         Menggunakan struktur kalimat yang tepat dan jelas bagi pembaca.
Keterampilan menulis adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam
bidang tulis menulis sehingga tenaga potensial dalam menulis. Keterampilan menulis
untuk saat sekarang telah menjadi rebutan dan setiap orang berusaha untuk dapat
berperan dalam dunia menulis. Banyak orang berusaha meningkatkan keterampilan
menulisnya dengan harapan dapat menjadi penulis handal.

8
Seperti diketahui, menulis itu adalah sebuah keterampilan sehingga dapat dilatih
sedemikia rupa meningkatkan kemampuan tersebut. Dalam dunia penulisan,
pengetian keterampilan menulis seringkali menjadi sesuatu yang biasa sehingga
banyak yang tidak memahami pengertian yang sesungguhnya. Hal ini banyak
dibuktikan dari kenyataan banyak yang menganggap bahwa menulis itu ditentukan
karena bakat.keterampilan menulis adalah kemampuan yang didapat dan dimiliki oleh
seseorang setelah melalui proses pelatihan secara itens, khusus dalam bidang menulis.
Dengan mengikuti pelatihan atau berlatih secara itens, maka seseorang dapat terampil
menulis.

3.3Aspek-aspek Keterampilan Bahasa


Sehubungan dengan penggunaan bahasa, terdapat empat keterampilan dasar
berbahasa yaitu, menyimak, berbicara, menulis, dan membaca. Keempat keterampilan
tersebut saling terkait antara yang satu dengan yang lain
a.       Hubungan Menyimak dengan Berbicara.
Menyimak dan berbicara merupakan kegiatan komunikasi dua arah yang langsung.
Menyimak bersifat reseptif, sedangkan berbicara bersifat produktif. Misalnya,
komunikasi yang terjadi antar teman, antara pembeli dan penjual atau dalam suatu
diskusi di kelas. Dalam hal ini A berbicara dan B mendengarkan. Setelah itu giliran B
yang berbicara dan A mendengarkan. Namun ada pula dalam suatu konteks bahwa
komunikasi itu terjadi dalam situasi noninteraktif, yaitu satu pihak saja yang berbicara
dan pihak lain hanya mendengarkan.
Sedangkan yang lainnya hanya mendengarkan. Terkait dengan kegiatan pembelajaran,
guru dituntut untuk mampu memodifikasi aktivitas pembelajaran agar siswa mampu
untuk melaksanakan kegiatan komunikasi baik satu arah, dua arah, maupun multi
arah. Aktivitas yang dapat dilakukan adalah dengan metode diskusi kelompok, Tanya
jawab, dan sebagainya.
b.      Hubungan Menyimak dan Membaca.
Menyimak dan membaca sama-sama merupakan keterampilan berbahasa yang
bersifat reseptif. Menyimak berkaitan dengan penggunaan bahasa ragm lisan,
sedangkan membaca merupakan aktivitas berbahasa ragam tulis. Penyimak maupun
pembaca malakukan aktivitas pengidentifikasian terhadap unsure-unsur bahasa yang
berupa suara (menyimak), maupun berupa tulisan (membaca) yang selanjutnya diikuti

9
diikuti dengan proses decoding guna memperoleh pesan yang berupa konsep, ide, atau
informasi. Keterampilan menyimak merupakan kegiatan yang paling awal dilakukan
oleh manusia bila dilihat dari proses pemerolehan bahasa. Secara berturut-turut
pemerolehan keterampilan berbahasa itu pada umumnya dimulai dari menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis. Kegiatan menyimak diawali dengan
mendengarkan, dan pada akhirnya memahami apa yang disimak. Untuk memahami isi
bahan simakan diperlukan suatu proses berikut; mendengarkan, mengidentifikasi,
menginterpretasi atau menafsirkan, memahami, menilai, dan yang terakhir
menanggapi apa yang disimak. Dalam hal ini menyimak memiliki tujuan yang
berbeda-beda yaitu untuk; mendapatkan fakta, manganalisa fakta, mengevaluasi fakta,
mendapat inspirasi, menghibur diri, dan meningkatkan kemampuan berbicara.
Menyimak memiliki jenis-jenis sebagai berikut:
1.      Menyimak kreatif: menyimak yang bertujuan untuk mengembangkan daya
imajinasi dan kreativitas pembelajar.
2.      Menyimak kritis: menyimak yang dilakukan dengan sungguh-sungguh untuk
memberikan penilaian secara objektif.
3.      Menyimak ekstrinsik: menyimak yang berhubungan dengan hal-hal yang tidak
umum dan lebih bebas.
4.      Menyimak selektif: menyimak yang dilakukan secara sungguh-sungguh, dan
memilih untuk mencari yang terbaik.
5.      Menyimak sosial: menyimak yang dilakukan dalam situasi-situasi sosial.
6.      Menyimak estetik: menyimak yang apresiatif, menikmati keindahan cerita, puisi,
dll.
7.      Menyimak konsentratif: menyimak yang merupakan sejenis telaah atau
menyimak untuk mengikuti petunjuk-petunjuk.

c.       Hubungan Membaca dan Menulis


Membaca dan menulis merupakan aktivitas berbahasa ragam tulis. Menulis adalah
kegiatan berbahasa yang bersifat produktif, sedangkan membaca adalah kegiatan yang
bersifat reseptif. Seorang penulis menyampaikan gagasan, perasaan, atau informasi
dalam bentuk tulisan. Sebaliknya seorang pembaca mencoba memahami gagsan,
perasaan atau informasi yang disajikan dalam bentuk tulisan tersebut. Membaca
adalah suatu proses kegiatan yang ditempuh oleh pembaca yang mengarah pada
tujuan melalui tahap-tahap tertentu (Burns, 1985). Proses tersebut berupa penyandian

10
kembali dan penafsiran sandi. Kegiatan dimulai dari mengenali huruf, kata, ungkapan,
frasa, kalimat, dan wacana, serta menghubungkannya dengan bunyi dan maknanya
(Anderson, 1986). Lebih dari itu, pembaca menghubungkannya dengan kemungkinan
maksud penulis berdasarkan pengalamannya (Ulit, 1995). Sejalan dengan hal tersebut,
Kridalaksana (1993) menyatakan bahwa membaca adalah keterampilan mengenal dan
memahami tulisan dalam bentuk urutan lambing-lambang grafis dan perubahannya
menjadi bicara bermakna dalam bentuk pemahaman diam-diam atau pengujaran
keras-keras. Kegiatan membaca dapat bersuara nyaring dan dapat pula tidak bersuara
(dalam hati). Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambing-lambang grafis
yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain
dapat membaca lambing-lambang grafis tersebut (Bryne, 1983). Lebih lanjut Bryne
menyatakan bahwa mengarang pada hakikatnya bukan sekedar menulis symbol-
simbol grafis sehingga berbentuk kata, dan kata-kata tersusun menjadi kalimat
menurut peraturan tertentu, akan tetapi mengarang adalah menuangkan buah pikiran
ke dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap,
dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa dalam kegiatan karang-mengarang, pengarang
menggunakan bahasa tulis untuk menyatakan isi hati dan buah pikirannya secara
menarik kepada pembaca. Oleh karena itu, di samping harus menguasai topik dan
permasalahannya yang akan ditulis, penulis dituntut menguasai komponen :
  Grafologi
  Struktur
  Kosakata
  kelancaran.
Aktivitas menulis mengikuti alur proses yang terdiri atas beberapa tahap. Mckey
mengemukakan tujuh tahap yaitu :
  pemilihan dan pembatasan masalah.
  pengumpulan bahan.
  penyusunan bahan.
  pembuatan kerangka karangan.
  penulisan naskah awal.
  Revisi.
  penulisan naskah akhir.

11
Secara padat, proses penulisan terdiri atas lima tahap yaitu;
1.      Pramenulis
Pramenulis merupakan tahap persiapan. Pada tahap ini seorang penulis melakukan
berbagai kegiatan, misalnya menemukan ide/gagasan, menentukan judul karangan,
menentukan tujuan, memilih bentuk atau jenis tulisan, membuat kerangka dan
mengumpulkan bahan-bahan. Ide tulisan dapat bersumber dari pengalaman, observasi,
bahan bacaan, dan imajinasi. Oleh karena itu, pada tahap pramenulis diperlukan
stimulus untuk merangsang munculnya respon yang berupa idea tau gagasan.
Kegiatan ini dapat dilakukan melalui berbagai aktivitas, misalnya membaca buku,
surat kabar, majalah, dan lain-lain.
Penentuan tujuan menulis erat kaitannya dengan pemilihan bentuk karangan.
Karangan yang bertujuan menjelaskan sesuatu dapat ditulis dalam bentuk karangan
eksposisi; karangan yang bertujuan membuktikan, meyakinkan, dan membujuk dapat
disusun dalam bentuk argumentasi dan persuasi. Karangan yang bertujuan melukiskan
sesuatu dapat ditulis dalam bentuk karangan deskripsi. Di samping seorang penulis
dapat memilih bentuk prosa, puisi, atau drama untuk mengkomunikasikan
gagasannya.
2.      Menulis.
Tahap menulis dimulai dari menjabarkan ide-ide ke dalam bentuk tulisan. Ide-ide
dituangkan dalam bentuk satu karangan yang utuh. Pada tahap ini diperlukan berbagai
pengetahuan kebahasaan dan teknik penulisan. Pengetahuan kebahasaan digunakan
untuk pemilihan kata, penentuan gaya bahasa, dan pembentukan kalimat.
Sedangkan teknik penulisan diterapkan dalam penyusunan paragraf sampai dengan
penyusunan karangan secara utuh
3.      Merevisi
Pada tahap merivisi dilakukan koreksi terhadap keseluruhan paragraf dalam tulisan.
Koreksi harus dilakukan terhadap berbagai aspek, misalnya struktur karangan dan
kebahasaan. Struktur karangan meliputi penataan ide pokok dan ide penjelas serta
sistematika penalarannya. Sementara itu aspek kebahasaan meliputi pemilihan kata,
struktur bahasa, ejaan dan tanda baca.
4.      Mengedit
Apabila karangan sudah dianggap sempurna, penulis tinggal melaksanakan tahap
pengeditan. Dalam pengeditan ini diperlukan format baku yang akan menjadi acuan,
misalnya ukuran kertas, bentuk tulisan, dan pengaturan spasi. Proses pengeditan dapat

12
diperluas dan disempurnakan dengan penyediaan gambar atau ilustrasi. Hal itu
dimaksudkan agar tulisan itu menarik dan lebih mudah dipahami.
5.      Mempublikasikan
Mempublikasikan mempunyai dua pengertian. Pengertian pertama, berarti
menyampaikan karangan kepada public dalam bentuk cetakan, sedangkan pengertian
yang kedua disampaikan dalam bentuk noncetakan. Penyampaian noncetakan dapat
dilakukan dengan pementasan, penceritaan, peragaan, dan sebagainya.

d.      Hubungan Menulis dengan Berbicara


Berbicara dan menulis merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat produktif.
Berbicara merupakan kegiatan ragam lisan, sedangkan menulis merupakan kegiatan
berbahasa ragam tulis. Menulis pada umumnya merupakan kegiatan berbahasa tak
langsung, sedangkan berbicara merupakan kegiatan

13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa Keterampilan Berbahasa
merupakan hal yang penting bagi seorang pelajar khususnya, karena dengan
menguasai keterampilan berbahasa seseorang akan lebih mudah dalam
menangkap pelajaran dan memahami suatu maksud. Keterampilan berbahasa
meliputi beberapa aspek, yaitu:
1. Keterampulan menyimak
2. Keterampilan berbicara
3. Keterampilan membaca
4. Keterampilan menulis

3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini penulis mengharapkan agar pembaca berkenan
menyampaikan kekurangan-kekurangan yang ada dalam makalah ini,serta
memberikan saran dan masukan atas kekurangan tersebut.Kritik dan saran
yang pembaca ajukan akan saya jadikan sebagai bahan perbaikan untuk
penyusunan makalah yang selanjutnya,agar tidak terjadi kesalahan yang sama
lagi.

14
Daftar Pustaka

Anonim. 2008. Keterampilan berbahasa. (online). (http://slideshare.co.id).


Diakses tanggal  08 November 2012.
Anonym. 2009. Keterampilan berbahasa. (online). (http://shoovang.com).
Diakses tanggal 08 November 2012.
Gofur, Abd. 2009. Modul Diklat Guru Bahasa Indonesia. Medan : Balai Diklat
Keagamaan Medan.
https://evienurjannah.blogspot.com/2012/12/makalah-keterampilan-
berbahasa.html
http://ourlz.blogspot.com/2013/05/makalah-keterampilan-berbahasa.html
http://myucy.blogspot.com/2016/11/makalah-keterampilan-berbahasa.html

15

Anda mungkin juga menyukai