Anda di halaman 1dari 19

i

MAKALAH
ALIRAN KLASIK DAN GERAKAN BARU DALAM PENDIDIKAN
DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
PENGANTAR PROFESI PENDIDIKAN

Dosen Pengampuh :
Ery Rahmawati, M.Pd

Disusu oleh kelompok 4 :


1. M. Satria Pamungkas ( 2086206035 )
2. Muchammad Nasirudin ( 2086206036 )
3. Erlina Fitriyanti ( 2086206027 )
4. Lalu M. Firmansyah

PROGAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


STKIP PGRI SIDOARJO 2020
ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat


dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW yang selalu kita nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Saya sebagai penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT, sehingga saya
mampu untuk menyelesaikan tugas pembuatan makalah dengan judul “Aliran Klasik dan
Gerakan Baru Dalam Pendidikan.

Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Sidoarjo, 24 September 2020

Penyusun
iii

DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................................I

KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................................1

C. Tujuan....................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................3

A. aliran aliran klasik dalam Pendidikan.....................................................................2

B. gerakan baru pendidikan dan pengaruhnya dalam pelaksaaan pendidikan ..........2

C. aliran pokok pendidikan di indonesia....................................................................4

BAB III PENUTUP..............................................................................................................7

A. Kesimpulan.............................................................................................................7

B. Saran.......................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................8
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aliran-aliran klasik yang meliputi aliran empirisme, nativisme, naturalism dan konvergensi
merupakan benang-benang  merah yang menghubungkan pemikiran-pemikiran pendidikan masa
lalu, kini dan mungkin yang akan datang. Aliran-aliran itu mewakili berbagai  variasi pendapat
tentang pendidikan, mulai dari yang paling pesimis sampai dengan yang paling optimis. Aliran
yang paling pesimis memandang bahwa pendidikan kurang bermanfaat, bahkan mungkin
merusak bakat yang telah dimiliki anak.  Sedang sebaliknya, aliran yang sangat optimis
memandang anak seakan-akan  tanah liat yang dapat dibentuk sesuka hati. Banyak pemikiran
yang berada di antara kedua kutub tersebut, yang dapat dipandang sebagai variasi gagasan dan
pemikiran dalam pendidikan.

Aliran-aliran klasik dalam pendidikan dan pengaruhnya terhadap pemikiran pendidikan di


Indonesia

Manusia merupakan makhluk yang  misterius, yang mampu menjelajah angkasa luar, tetapi
angkasa dalam nya masih belum cukup terungkap;  minimal para pakar dari ilmu-ilmu perilaku
cenderung berbeda pendapat tentang berbagai hal mengenai perilaku manusia itu. Dalam paparan
tentang landasan psikologi telah dikemukakan perbedaan, bahkan pertentangan psiko-edukatif,
utamanya teori kepribadian. Sehubunga dengan kajian tentang aliran-aliran pendidikan,
perbedaan pandangan itu berpangkal pada perbedaan pandangan tentang perkembangan manusia
itu. Terdapat perbedaan penekanan di dalam sesuatu teori kepribadian tertentu  tentang faktor
manakah yang paling berpengaruh dalam perkembangan kepribadian.

Perbedaan pandangan tentang  faktor dominan dalam perkembangan manusia tersebut di


atas yang menjadi dasar perbedaan pandangan tentang peran pendidikan terhadap manusia, mulai
dari yang paling pesimis sampai yang paling optimis itu. Aliran-aliran itu pada umumnya
mengemukakan satu faktor dominan tertentu saja, dan dengan demikian, mengajukan gagasan
untuk mengoptimalisasikan faktor tersebut untuk mengembangkan manusia.

B.     RUMUSAN MASALAH

1.   apa saja aliran aliran klasik pendidikan di indonesia?


2

2.   apa gerakan baru pendidikan dan pengaruhnya dalam pelaksaaan pendidikan?


3.   apa saja dua aliran pokok pendidikan di indonesia?

C.    TUJUAN

1.  Mengetahui saja aliran aliran klasik pendidikan di indonesia

2. Mengetahui gerakan baru pendidikan dan pengaruhnya dalam pelaksaaan pendidikan


3. Mengetahui dua aliran pokok pendidikan di indonesia
2

BAB II
PEMBAHASAN

A. ALIRAN-ALIRAN KLASIK DALAM PENDIDIKAN

1. Aliran empirisme

Tokoh perintis pandangan ini adalah seorang filsuf Inggris bernama John Locke (1632-1704)
yang mengembangkan teori Tabula rasa anak lahir di dunia  bagaikan meja lilin atau kertas
putih yang bersih. Pengalaman empiric yang dipoerleh dari lingkungan yang berpengaruh
besar dalam menentukan perkembangan anak. Menurut pandangan empirisme (biasa pula
disebut environtalisme) pendidik memegang peranan yang sangat penting sebab pendidikan
dapat menyediakan lingkungan pendidikan kepada anak dan akan diterima oleh anak sebagai
pengalaman-pengalaman. Pengalaman-pengalaman itu dapat membentuk perilaku yang
sesuai dengan tujuan pendidikan.

2. Aliran nativisme

Aliran nativisme bertolak dari Leibnitrian tradition yang menekankan kemampuan dalam diri
anak, sehingga faktor lingkungan, termasuk faktor pendidikan, kurang berpengaruh terhadap
perkembangan anak. Hasil perkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang sudah
diperoleh sejak kelahiran. Lingkungan kurang berpengaruh terhadap pendidikan dan
perkembangan anak, karena hasil pendidikan tergantung pada pembawaan. Schoompnheaur
(filsuf Jerman 1788-1860) berpendpat bahwa bayi itu lahir sudah dengan pembawaan baik
dan pembawaan buruk. Oleh karena itu, hasil akhir  pendidikan ditentukan oleh pembawaan
yang sudah dibawah sejak  lahir. Berdasarkan pandangan ini maka keberhasilan  pendidikan
ditentukan oleh anak akan menjadi jahat, dan  yang baik akan menjadi baik. Pendidikan yang
tidak sesuai dengan bakat dan pembawaan anak didik tidak akan berguna untuk
perkembangan anak sendiri. Istilah nativisme dari asal kata natives yang artinya adalah
terlahir. Bagi nativisme, lingkungan sekitar dalam mempengaruhi perkembangan anak.
Penganut pandangan ini menyatakan bahwa kalau anak mempunyai pembawaan jahat maka
dia akan menjadi jahat, sebaliknya, kalau anak mempunyai pembawaan baik maka dia akan
baik. Pembawaan buruk dan baik ini tidak dapat diubah kekuatan dari luar.
3

3. Aliran naturalism

Pandangan yang ada persamaan dengan nativisme adalah aliran naturalism  yang dipelopori
oleh seorang filsuf Prancis J.J. Rousseau (1712-1778). Berbeda dengan Schopenhauer,
Rosseau berpendapat bahwa semua anak yang baru dilahirkan  mempunyai pembawaan baik,
dan tidak satupun dengan pembawaan buruk. Namun pembawaan baik itu akan menjadi rusak
karena dipengaruhi oleh lingkungan. Rosseau juga berpendapat bahwa pendidikan  yang
diberikan  orang dewasa malahan dapat merusak pembawan anak yang baik itu. Aliran ini
juga disebut negativism, karena berpendapat bahwa pendidik wajib membiarkan
pertumbuhan anak didik dan diserahkan saja pada alam. Jadi dengan kata lain pendidikan
tidak diperlukan. Yang dilaksankan adalah menyerahkan anak didik ke alam, agar
pembawaan yang baik itutidak menjadi rusak oleh tangan manusia  melalui proses dan
kegiatan pendidikan itu. J.J. Rausseau ingin menjauhkan anak dari segala keburukan
masyarakat yang serba dibuat-buat sehingga kebaikan anak-anak yang diperoleh secara
alamiah sejak saat kelahirannya itu dapat berkembang secara spontan dan bebas. Ia
mengusulkan perlunya permainan bebas kepada anak didik untuk mengembangkan
pembawaanya, kemampuannya, dan kecenderungannya. Pendidikan harus dijauhkan dalam
perkembangan anak karena hal itu berarti dapat  menjauhkan anak dari segala hal yang
bersifat  berbuat-buat dan dapat membawa anak kembali kea lam  untuk mempertahankan
segala yang baik. Seperti diketahui, gagasan naturalism yang menolak campur tangan
pendidikan, sampai saat ini malahan terbukti sebaliknya  pendidikan  makin lama makin
diperlukan.

4. Aliran konvergensi

William Stern (1871-1939), seorang ahli pendidikan bangsa Jerman yang berpendapat bahwa
seorang anak dilahirkan di dunia sudah  disertai pembawaan baik maupun buruk. Penganut
aliran ini berpendapat bahwa ldama proses perkembangan anak, baik faktor pembawan
maupun faktor  lingkungan sama-sama mempunyai peranan yang sangat penting. Bakat yang
dibawa pada waktu lanir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan
lingkungan yang sesuai untuk perkembangan bakat itu. Sebaliknya lingkungan yang baik
tidak dapat menghasilkan perkembangan anak yang optimal kalau memang pada diri anak
tidak terdapat bakat yang diperlukan untuk pengembangan itu. Sebagai contoh pada
hakikatnya kemampuan anak manusia  berbahasa dengan kata-kata, adalah juga hasil
konvergensi. Pada anak manusia ada pembawana untuk berbicara dan melalui situasi
4

lingkungannya anak belajar berbicaradalam bahasa tertentu. Lingkungan pun mempengaruhi


anak didik dalam mengembangkan pembawaan bahasanya. Karena itu anak manusia mula-
mula menggunakan bahasa lingkungannya.

B. GERAKAN BARU PENDIDIKAN DAN PENGARUHNYA DALAM


PELAKSANAAN PENDIDIKAN DI INDONESIA

Gerakan-gerakan baru pendidikan memusatkan diri pada perbaikan dan peningkatan


kualitas kegiatan belajar mengajar pada sistem persekolahan. Namun dasar pemikirannya
menjangkau semua segi dari pendidikan, baik aspek konseptual maupun
operasional.Pendidikan sebagai suatu kegiatan kompleks menuntut penanganan untuk
meningkatkan kualitasnya, baik yang bersifat menyeluruh maupun pada berbagai komponen
tertentu saja. Gerakan baru dalam pendidikan pada umumnya termasuk yang kedua yakni
upaya peningkatan pendidikan hanya dalam satu atau beberapa komponen saja. Beberapa
gerakan baru tersebut memusatkan diri pada perbaikan peningkatan kualitas belajar mengajar
pada sistem persekolahan, seperti pengajarn alam sekitar, pengajaran pusat perhatian, sekolah
kerja dan pengajaran proyek, dan sebagainya. Tujuan penulisan artikel ini adalah secara
pribadi mengetahui gerakan baru pendidikan dan pengaruhnya terhadap pelaksanaan di
Indonesia. metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah kajian pustaka dengan
cara mencari informasi terkait melalui sember-sumber di internet. Kesimpulan dari penulisan
artikel ini adalah gerakan-gerakan baru pendidikan memudahkan pembelajaran di Indonesia
dengan berbagai metode pembelajaran untuk meningkatkan kualitas anak didik dalam
memahami pelajaran.

Kondisi perkembangan pendidikan pada abad ini menginginkan adanya perubahan


dalam konsep pembelajaran dan metode-metode pembelajaran yang memudahkan para
pelajar untuk lebih memahami materi pembelajaran. Pendidikan merupakan sistem dan cara
meningkatkan kualitas hidup manusia dalam segala aspek kehidupan manusia. Dalam sejarah
umat manusia, hampir tidak ada kelompok manusia yang tidak mengunakan pendidikan
sebagai alat pembudayaan dan meningkatkan kualitasnya,sekalipun dalam masyarakat yang
masih terbelakang.Pendidikan merupakan bagian terpenting dari kehidupan manusia yang
sekaligus membedakan manusia dengan hewan. Hewan juga ”belajar”, tetapi lebih ditentukan
oleh instink, sedangkan bagi manusia, belajar berarti rangkaian kegiatan menuju
pendewasaan guna menuju kehidupan yang lebih berarti. Oleh karena itu berbagai pandangan
5

yang menyatakan bahwa pendidikan itu merupakan proses budaya untuk mengangkat harkat
dan martabat manusia dan berlangsung sepanjang hayat. Apabila demikian, maka pendidikan
memegang peranan exixtensi dan perkembangan manusia, karena pendidikan merupakan
usaha melestarikan dan mengalihkan serta menstransformasikan nilai- nilai kebudayaan
dalam segala aspeknya dan jenisnya kepada generasi penerus, untuk mengangkat harkat dan
martabat manusia.Mengingat pendidikan merupakan kebutuhan penting bagi setiap manusia,
negara, maupun pemerintah, maka pendidikan harus selalu di tumbuh kembangkan secara
sistematis oleh para pengambil kebijaksanaan yang berwenang di republik ini. Berangkat dari
kerangka ini, maka upaya pendidikan disuatu bangsa selalu memiliki hubungan yang
signifikan dengan rekayasa bangsa tersebut di masa datang. Sebab pendidikan selalu
dihadapkan pada perubahan baik perubahan zaman maupun perubahan masyarakat. Oleh
karena itu, mau tidak mau pendidikan harus didesain mengikuti irama perubahan tersebut,
kalau tidak pendidikan akan ketinggalan zaman.

  Gagasan dan pelaksanaan pendidikan selalu dinamis(tidak tetap) sesuai dengan dinamika
manusia dan masyarakatnya. Sejak dulu, kini, maupun di masa depan pendidikan itu selalu
mengalami perkembangan seiring dengan perkambangan sosial-budaya dan perkembangan
IPTEK. Dikarenakan perkembangan tersebut,maka dibuatlah gerakan baru dalam dunia
pendidikan yang terdiri dari pengajaran alam sekitar,pengajaran pusat perhatian,sekolah kerja
dan pengajaran proyek dan sebagainya.

a.       Pengajaran alam sekitar.

Gerakan pendidikan yang mendekatkan anak dengan sekitarnya adalah gerakan pengajaran
alam sekitar. Perintis gerakan ini antara lain : Fr. A.Finger (1808-1888) Jerman dengan
heimatkunde (pengajaran alam sekitar), dan J. Ligthart (1859-1916) di Belanda dengan Het
Volle Leven (kehidupan senyatanya). Beberapa prinsip gerakan heimatkunde adalah:

1.      Dengan pengajaran alam sekitar itu guru dapat meragakan secara langsung materi yang
sedang di bahas. Betapa pentingnya pengajaran dengan meragakan atau mewujudkan itu
sesuai dengan sifat-sifat atau dasar-dasar orang pengajaran.

2.      Pengajaran alam sekitar memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya agar peserta


didik aktif atau tidak hanya duduk, dengar dan catat saja.

3.      Pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk memberikan pengajaran totalitas yaitu


suatu bentuk pengajaran dengan ciri-ciri dalam garis besarnya sebagai berikut:
6

a)      Suatu pengajaran yang tidak mengenai pembagian mata pelajaran dan mengarahkan
usahanya untuk mencapai tujuan.

b)      Suatu pengajaran yang menarik minat, karena segala sesuatu di pusatkan atas suatu
bahan pengajaran yang menarik perhatian anak dan diambilkan dari alam sekitarnya.

c)      Suatu pengajaran yang memungkinkan segala bahan pengajaran itu berhubung-


hubungan satu sama lain seerat-eratnya secara langsung.

4.      Pengajaran alam sekitar memberi anak bahan apersepsi intelektual yang kukuh dan
tidak verbalistis. Yang di maksud apersepsi intelektual ialah segala sesuatu yang baru dan
masuk di dalam intelek anak,harus dapat luluh menjadi satu dengan kekayaan pengetahuan
yang sudah di miliki anak. Harus terjadi proses asimilasi antara pengetahuan lama dengan
pengetahuan baru.

5.      Pengajaran alam sekitar memberikan apersepsi emosional, karena alam sekitar


mempunyai ikatan emosional dengan anak.Untuk anak ataupun orang dewasa alam sekitar
merupakan sebagian dari hidupnya sendiri, dalam duka maupun suka.

Demikianlah alam sekitar sebagai fundamen pendidikan dan pengajaran memberikan dasar
emosional.Sedangkan J. Lingthart mengemukakan pegangan dalam Het Voile leven sebagai
berikut :

1.      Anak harus mengetahui barangya terlebih dahulu sebelum mendengar namanya, tidak
kebalikanya sebab kata itu hanya suatu tanda dari pengertian tentang barang itu.

2.      Pengajaran sesungguhnya harus mendasarkan pada pengajaran selanjutnya atau mata


pengajaran yang lain harus dipusatkan atas pengajaran itu.

3.      Haruslah diadakan perjalanan memasuki hidup senyata agar murid paham akan
hubungan antara macam-macam lapangan dalam hidupnya (pengajaran alam sekitar).

Langkah-langkah pokok pengajaran alam sekitar:

1.      Menetapkan tujuan, yang harus diperhatikan ialah kemampuan dan tingkat


perkembangan anak.

2.      Persiapan perlu dilakukan, baik persiapan guru maupun persiapan murid

3.      Jika langkah pelaksanaan telah ditangani dengan baik, maka pelaksanaan pengamatan
dapat berjalan dengan lancar
7

4.      Langkah pengolahan tidak harus dilakukan di luar proses kegiatan pengamatan itu
sendiri.

Keuntungan Pengajaran Alam Sekitar:

1.      Objek alam dapat membangkitkan spontan anak-anak yang akan mendorongnya


melakukan kegiatan dengan sepenuh hati.

2.      Anak-anak selalu didorong untuk aktif dan kreatif.

3.      Anak-anak dijadikan subjek bagi alam sekitarnya.

Pengembangan pengajaran alam sekitar.

J.Lighart (1859-1916) seorang ahli pendidikan bangsa Belanda.Pengajaran alam sekitar


dinamakan “Pengajaran barang sesungguhnya”.Ia menekankan bahwa di dalam pelaksanaan
pengajan yang terpenting adalah suasananya, yaitu ketulus-iklasan, kasih sayang,
persaudaraan dan kepercayaan. Pokok-pokok pengajaran alam sekitar telah banyak di
lakukan di sekolah, baik dengan peragaan,penggunaan bahan lokal dalam pembelajaran.
Dengan memanfaatkan alam sekitar sebagai sumber belajar,anak akan lebih
menghargai,mencintai,dan melestarikan lingkungannya. Pelajaran alam sekitar merupakan
benih bagi perkembangannya pengajaran pusat perhatian,sekolah kerja dan pengajaran
proyek.

b. Pengajaran pusat perhatian.

Pengajaran pusat perhatian dirintis oleh Ovideminat Declory (1871-1932) dari Belgia dengan
pengajaran melalui pusat-pusat minat (centres d’nternet), disamping pendapatnya tentang
pengajaran global. Pendidikan menurut Declory berdasar pada semboyan ecole pour ia vie,
par la vie (sekolah untuk hidup dan oleh hidup). Anak harus dididik untuk dapat hidup dalam
masyarakat dan dipersiapkan dalam masyarakat, anak harus diarahkan.Oleh karena itu, anak
harus mempunyai pengetahuan terhadap diri sendiri (tentang hasrat dan cita-citanya) dan
pengetahuan tentang dunianya (lingkungannya, terdapat hidup di hari depannya).
Pengetahuan anak harus bersifat subjektif dan objektif. Dari penelitian secara tekun,Decroly
menyumbangkan dua pendapat yang sangat berguna bagi pendidikan dan pengajaran,yang
merupakan dua hal yang khas Decroly,yaitu:
8

a.       Metode global (keseluruhan). Dari hasil yang didapat dari observasi dan tes, dapatlah ia
menciptakan, bahwa anak-anak mengamati dan mengingat secara global (keseluruhan).
Mengingat keseluruhan lebih dulu daripada bagian-bagian. Jadi ini berdasar atas prinsip
psikologi Gestalt. Dalam mengajarkan membaca dan menulis, ternyata dengan mengajarkan
kalimat lebih mudah diajarkan daripada mengajarkan huruf-huruf secara tersendiri. Metode
ini bersifat video visual sebab arti sesuatu kata yang diajarkan itu selalu diasosiasikan dengan
tanda (tulisan) atau suatu gambar yang dapat dilihat.

b.      Centre d’internet (pusat-pusat minat). Dari penyelidikan psikologik, ia menetapkan


bahwa anak-anak mempunyai minat yang spontan (sewajarnya). Pengajaran harus
disesuaikan dengan minat-minat spontan tersebut. Sebab apabila tidak, yaitu misalnya minat
yang ditimbulkan oleh guru, maka pengajaran itu tidak tidak akan banyak hasilnya. Anak
mempunyai minat-minat spontan terhadap diri sendiri dan terhadap masyarakat(biososial).
Minat terhadap diri sendiri itu dapat kita bedakan menjadi:

a.       dorongan mempertahankan diri,

b.      dorongan mencari makan dan minum dan

c.       dorongan memelihara diri.

Sedangkan minat terhadap masyarakat ialah:

a.       dorongan sibuk bermain-main

b.      dorongan meniru orang lain

Dorongan-dorongan inilah yang digunakan sebagai pusat-pusat minat. Sedangkan pendidikan


dan pengajaran harus selalu dihubungkan dengan pusat-pusat minat tersebut.

Asas-asas Pengajaran Pusat Perhatian:

a.       Pengajaran ini didasarkan atas kebutuhan anak dalam hidup dan perkembangannya.

b.      Setiap beban pengajaran harus merupakan keseluruhan, tidak mementingkan bagian


tetapi mementingkan keberartian dari keseluruhan ikatan bagian itu.

c.       Anak didorong dan dirangsang untuk selalu aktif dan di didik untuk menjadi anggota
masyarakat yang dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab.

d.      Harus ada hubungan kerjasama yag erat antara rumah dan keluarga.
9

Gerakan pengajaran pusat perhatian telah mendorong berbagai upaya agar dalam kegiatan
belajar mengajar diadakan berbagai variasi(cara mengajar dan lain-lain) agar perhatian siswa
tetap terpusat pada bahan ajaran. Dengan kemajuan teknologi pengajaran,peluang
mengadakan variasi tersebut menjadi terbuka lebar,dan dengan demikian upaya menarik
minat menjadi lebih besar. Pemusatan perhatian dalam pengajaran biasanya dilakukan bukan
hanya pada pembukaan pengajaran,tetapi juga pada setiap kali akan membahas sub topik
yang baru.

c.       Sekolah kerja

Merupakan titik kulminasi dari pandangan yang mementingkan keterampilan dalam


pendidikan. J.A. Comenius (1592-1670) menekankan agar pendidikan mengembangkan
pikiran, ingatan, bahasa dan tangan (keterampilan kerja tangan). J.H.Pestalozzi(1746-1827)
mengajarkan bermacam-macam mata pelajaran pertukaran di sekolahnya. Namun yang
dipandang sebagai bapak sekolah kerja adalah G.Kereschensteiner (1854-1932) dengan
Arbeitschule (sekolah kerja) di Jerman. Sekolah kerja ini bertolak dari pandangan bahwa
pendidikan itu tidak hanya demi kepentingan individu tetapi juga demi kepentingan
masyarakat. Dengan kata lain, sekolah berkewajiban menyiapakan warga negara yang baik,
yakni:

1.      Tiap orang adalah pekerja dalam salah satu lapangan jabatan

2.      Tiap orang wajib menyumbangkan tenaganya untuk kepentingan negara

3.      Dalam menunaikan kedua tugas tersebut haruslah selalu diusahakan kesempurnaannya,


agar dengan jalan itu tiap warga negara ikut membantu mempertinggi dan menyempurnakan
kesusilaan dan keselamatan negara.

Berdasarkan hal itu menurut G.Kerschensteiner tujuan sekolah kerja adalah:

1.      Menambah pengetahuan anak, yaitu pengetahuan yang dididapat dari buku atau orang
lain, dan yang didapat dari pengalaman sendiri.

2.      Agar anak dapat memiliki kemampuan dan kemahiran tertentu.

3.      Agar anak dapat memiliki pekerjaan sebagai persiapan jabatan dalam mengabdi negara
10

Kereschenteiner berpendapat bahwa kewajiban utama sekolah adalah mempersiapkan anka-


anak untuk dapat bekerja. Karena banyaknya macam pekerjaan yang menjadi pusat pelajaran,
maka sekolah kerja  dibagi menjadi tiga golongan besar:

1.      Sekolah-sekolah perindustrian(tukang cukur ,tukang cetak,tukang kayu, tukang


daging,masinis,dan lain-lain.

2.      Sekolah – sekolah perdagangan (makanan,pakaian,bank,asuransi, pemegang


buku,porselin,pisau,gunting dari besi,dan lain-lain).

3.      Sekolah-sekolah rumah tangga, bertujuan mendidik para calon ibu yang diharapkan
akan menghasilkan warga negara yang baik.

Segala pekerjaan itu dilaksanakan di sekolah sehingga sekolah  mempunyai alat-alat lengkap


dan tempat (ruang) yang cukup; dapur, laboraturium, kebun sekolah, tempat bertukang, dan
sebagainya.Pengikut G.Kereschensteiner antara lain: Leo de Paeue, seorang dirjen pengajaran
normal di Belgia. Ia membuka lima sekolah kerja di negaranya,yaitu:

1.      Sekolah teknik kerajinan,

2.      Sekolah dagang,

3.      Sekolah pertanian bagi anak laki-laki,

4.      Sekolah rumah tangga kota,

5.      Sekolah rumah tangga desa. Kedua yang terakhir ini khusus untuk para gadis, dan dapat
berhasil baik. Sedangkan sekolah-sekolah yang lain bersifat intelektualistik.

Di Amerika Serikat,gema sekolah kerja dapat ditemukan dalam gagasan-gagasan J.Dewey


tentang pendidikan khususnya metode proyek. Di samping itu,gagasan sekolah kerja sangat
mendorong berkembangnya sekolah kejuruan di setiap negara,termasuk di indonesia. Peranan
sekolah kejuruan pada tingkat merupakan tulang punggung penyiapan tenaga terampil yang
diperlukan oleh negara negara sedang membangun seperti indonesia.disamping pengaruh
sekolah kerja di program pendidikan jalur sekolah, pengaruh terbesar gagasan ini  adalah
pada jalur pendidikan luar sekolh (kursus – kursus,balai latihan kerja dan sebagainya).

Dasar-dasar Sekolah kerja:

1.      Di dalam sekolah kerja anak aktif berbuat

2.      Pusat kegiatan pendidikan dan pengajran ialah anak


11

3.      Sekolah kerja mendidik anak menjadi pribadi yang berani berdiri sendiri dan
bertanggungjawab sebagai anggota masyarakat yang baik

4.      Bahan pelajaran disusun dalam suatu keseluruhan yang berpusat pada masalah
kehidupan

5.      Sekolah kerja tidak mementingkan pegetahuan yang bersifat hafalan atau hasil
peniruan, melainkan pengetahuan fungsional dan dapat dipergunakan untuk berprakarsa,
mencipta dan berbuat

6.      Pendidikan kecerdasan tidak dapat diberikan dengan memberitahukan atau


menceritakannya kepada anak melainkan anak itu sendiri yang harus menjalani proses
berfikir sesuai dengan tingkat perkembangan anak

7.      Sekolah kerja merupakan suatu bentuk masyarakat kecil yang didalamnya anak-anak
mendapatkan latihan dan pengalaman yang amat penting artinya bagi pendidikan moral dan
kecerdasan

d.      Pengajaran proyek

Dasar filosofis dan pedagogis dari pengajaran-pengajaran proyek diletakkan oleh John
Dewey (1859-1952) namun pelaksanaannya dilakukan oleh pengikut utamanya
W.H.kilpartrick. Dalam pengajaran proyek anak bebas menentukan pilihannya,merancang
serta memimpinya.Proyek yang ditentukan oleh anak mendorongnya mencari jalan
pemecahan bila dia menemui kesukaran. Anak dengan sendirinya giat dan aktif karena sesuai
dengan apa yang diinginkannya. Dalam pengajaran proyek,pekerjaan dikerjakan secara
berkelompok untuk menghidupkan rasa gotong-royong. Pengajaran proyek digunakan
sebagai salah satu metode mengajar di Indonesia, antara lain dengan nama pengajaran
proyek,pengajaran unit,dan sebagainya. Yang perlu ditekankan bahwa pengajaran proyek
akan menumbuhkan kemampuan untuk memandang dan memecahkan persoalan secara
komprehensif dengan kata lain, menumbuhkan kemampuan pemecahan masalah secara
multidisiplin.

Langkah-langkah pokok pengajaran proyek:

1.      Persiapan

2.      Kegiatan belajar

3.      Penilaian
12

e.       Pengaruh Gerakan Baru dalam Pendidikan Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan di


Indonesia.

Telah dikemukakan bahwa gerakan baru dalam pendidikan terutama berkaitan dengan
kegiatan belajar mengajar di sekolah, namun dasar – dasar pikirannya tentulah menjangkau
semua segi dari pendidikan, baik aspek konseptual maupun operasional. Sebab itu, mungkin
saja gerakan - gerakan itu tidak diadopsi seutuhnya di suatu masyarakat atau negara tertentu,
namun asas pokoknya menjiwai kebijakan – kebijakan pendidikan dalam masyarakat atau
negara itu. Sebagai contoh yang telah dikemukakan pada setiap paparan tentang gerakan
itu,untuk indonesia, seperti muatan lokal dalam kurikulum untuk mendekatkan peserta didik
dengan lingkungannya, berkembangnya sekolah kejuruan,pemupukan semangat kerja sama
multidisiplin dalam menghadapi masalah, dan sebagainya.

Akhirnya,perlu ditekankan lagi bahwa kajian tentang pemikiran – pemikiran pendidikan pada
masa lalu akan sangat bermanfaat untuk memperluaas pemahaman tentang seluk beluk
pendidikan, serta memupuk wawasan historis dari setiap tenaga kependidikan. Kedua hal itu
sangan penting karena setiap keputusan dan tindakan di bidang pendidikan,termasuk dibidang
pembelajaran,akan membawa dampak bukan hanya pada masa kini tetapi juga masa depan.
Oleh karena itu,setiap keputusan dan tindakan harus dapat dipertanggungjawabkan secara
profesional. Sebagai contoh, beberapa tahun terakhir ini telah terjadi polimik tentang peran
pokok pendidikan (utmanya jalur sekolah) yakni tentang masalah relevansi tentang duni kerja
(siap pakai); apakah tekanan pada pembudayaan manusia yang menyadari harkat dan
martabatnya,ataukah memberi bekal keterampilan untuk memasuki dunia kerja. Kedua hal itu
tentulah sama pentingnya dalam membangun sumber daya manusia di Indonesia yang
bermutu.

C. DUA ALIRAN POKOK PENDIDIKAN DI INDONESIA


1. Perguruan Kebangsaan Taman Siswa
didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara pada tanggal 3 Juli 1932 di Yogyakarta yakni dalam
bentuk Yayasan. Perguruan Taman Siswa ini mempunyai Tujuh Asas Perjuangan untuk
menghadapi kolonial Belanda sekaligus untuk mempertahankan kelangsungan hidup bersifat
nasional dan demokrasi. Pertama, bahwa setiap oerang berhak mengatur dirinya sendiri. Dari
asas ini jelas terlihat bahwa tujuan yang henda dicapai yaitu kehidupan yang tertib dan damai,
asas ini pula yang mendorong Taman Sisw mengganti sitem pendidikan berdasarkan pada
13

perkembangan kodrati yang kemudian lahirlah “Sistem Among” yaitu guru sebagai
“Pamong”. Disini guru merupakan pemimpin yang berdiri di belakang dengan semboyan “tut
wuri handayani” yang berarti tetap mempengaruhi dengan memberi kesempatan pada anak
didik untuk berjalan sendiri dan tidak terus-menerus dicampuri, diperintah ataupun dipaksa.
Kedua, bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah yang dalam arti
lahir dan batin dapat memerdekakan diri. Pada asas ini siswa hendaknya dibiasakan untuk
menemukan atau mencari sendiri berbagai nilai pengetahuan dan keterampilan dengan
menggunakan pikiran dan kemampuannya sendiri. Ketiga, bahwa pengajaran harus
berdasarkan pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri. Asas ini bermaksud agar dalam
pengajaranya dapat mencegah terjadinya pola hidup kebarat-baratan yang dapat melunturkan
kebudayaan bangsa Indonesia sendiri. Keempat, bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai
dapat menjangkau seluruh rakyat. Kelima, bahwa untuk mengajar kemerdekaan hidup
sepenuhnya diusahakan dengan kekuatan sendiri dan menolak bantuan apa pun yang
mengikat. Keenam, bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka mutlak
harus membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan. Dari asa ini tersirat keharusan untuk
hidup sederhana dan hemat. Ketujuh, bahwa dalam mendidik anak-anak perlu adanya
keikhlasan lahir dan batin untuk mengorbankan segala kepentingan pribadi demi keselamata
dan kebahagiaan anak-anak.
Dari asas-asas tersebutlah kemudian dapat dilihat tujuan dari Perguruan Taman Siswa
sendiri yang dapat dibagi menjadi dua jenis yakni tujuan yayasan atau keseluruhan dan tujuan
pendidikan. Tujuan yang pertama yaitu sebagai badan perjuangan kebudayaan dan
pembangunan masyarakat tertib dan damai. Sedangkan tujuan pendidiannya ialah
membangun anak didik menjadi manusia yang merdeka lahir batin, berbudi luhur, serta sehat
jasmaninya untuk menjadi masyarakat yang berguna dan bertanggungjawab atas keserasian
bangsa, tanah air, serta manusia pada umumnya.

2. Ruang Pendidik INS (Indonesia Nederlandsche School) 

Kayu Tanam, didirikan oleh Mohammad Sjafei pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayu
Tanam (Sumatera Barat). Pada awal didirikan Ruang Pendidik INS mempunyai beberapa asas
yaitu Berpikir logis dan rasional, keaktifan atau kegiatan, pendidikan masyarakat,
memperhatikan pembawaan anak, dan menentang intelektualisme. Setelah kemerdekaan
Indonesia, Moh. Sjafei kemudian mengembangkan asas-asas tersebut menjadi dasar-dasar
pendidikan Republik Indonesia. Dasar-dasar tersebut dikembangkan dengan
mengintegrasikan asas-asas Ruang Pendidik INS, sila-sila dari Pancasila, dan hasil analisis
alam dan masyarakat Indonesia serta pengalaman guru sekolah kartini. Ini mencakup
berbagai hal seperti syarat-syarat pendidikan yang efektif, tujuan yang ingin dicapai dan
sebagainya. Tujuan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam sendiri yaitu mendidik rakyat ke arah
kemerdekaan, memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, mendidik para
pemuda agar berguna untuk masyarakat, menenamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan
berani bertanggungjawab, serta mengusahakan mandiri dalam pembiayaan.
14

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pendidikan dengan berbagai model dan corak metode harus berupaya membangun
pendidikan yang relevan dan bermutu sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia,
menyelenggarakan pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat,
pendidikan yang demokratis dan profesional, berusaha mengurangi peran pemerintah dalam
implementasi pendidikan dan merampingkan birokrasi pendidikan sehingga lebih fleksibel
dalam pelaksanaan pendidikan.Konsep pendidikan senantiasa terus berkembang dan
menghendaki pembaruan yang disesuaikan dengan irama perkembangan dan kemajuan
peradapan serta persoalan-persoalan yang dihadapai umat manusia.
15

DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen Pengantar Pendidikan,2012,Pengantar Pendidikan , Universitas Khairun Ternate.


http://campus-study.blogspot.com/2012/01/gerakan-baru-pendidikan-dan-pengaruhnya.html
http://mariamasihidup.blogspot.com/2012/04/gerakan-baru-pendidikan-dan-
pengaruhnya.html
http://bksirat.blogspot.com/2011/12/pengaruh-gerakan-baru-dalam-pendidikan.html

Anda mungkin juga menyukai