Anda di halaman 1dari 12

IMPLIKASI TEORI NATIVISME

DALAM KURIKULUM MERDEKA

TEORI BELAJAR
BAHASA INDONESIA
Drs. Sahlan, M.Pd.

OLEH:
KELOMPOK 4
Muhsin Mahendra (A1M123016)
Nuniati (A1M123018)
Muhammad Fadlin (A1M123058)
Nur Siawati (A1M123064)
Pratiwi (A1M123065)

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat dan karunia-Nya kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini
dengan baik dan tepat waktu. Tidak lupa, tim penyusun atau kelompok 4 (empat)
ingin mengucapkan terimahkasih kepada Bapak Drs. Sahlan, M.Pd. selaku dosen
pengampu mata kuliah Teori Belajar Bahasa Indonesia. Makalah kami yang
berjudul “Implikasi Teori Nativisme dalam Kurikulum Merdeka” ini disusun
oleh kami guna memenuhi tugas Teori Belajar Bahasa Indonesia. Makalah ini
tentunya masih jauh dari kata sempurna karena keterbatasan pengalaman dan
pengetahuan kami. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
kami harapkan agar menjadikan makalah ini lebih baik lagi. Kami berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi diri kami dan juga pembaca.

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL.............................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................1
C. Tujuan Penulis................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................3
A. Pengertian Teori Nativisme............................................................................3
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Teori nativisme.......................................4
C. Kelebihan dan Kekurangan Teori Nativisme..................................................5
D. Implikasi Teori Nativisme dalam Kurikulum Merdeka.................................6
BAB III PENUTUP...........................................................................................8
A. Kesimpulan.....................................................................................................8
B. Saran...............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berbagai macam aliran atau teori dikemukakan dalam sangkut paut
pembelajaran atau suatu keberhasilan dalam pendidikan. Dari berbagai
permasalahan itu muncul beberapa teori yang sering dikenal dalam pensisikan
yaitu empirisme, nativisme, dan konvergensi. Ketiga teori ini mempunyai
pengertian dan saling berlatar belakangan. Namun dalam pembahasan makalah
ini, kita hanya akan membahas tentang teori nativisme. Teori nativisme itu sendiri
telah banyak diimplikasikan dalam kurikulum-kurikulum yang ada di Indonesia,
terkhusus yang akan kami bahas adalah “Implikasi Teori Nativisme dalam
Kurikulum Merdeka”. Saat ini, Indonesia telah menerapkan kurikulum merdeka
sebagai patokan atau acuan yang digunakan untuk rencana kegiatan belajar-
mengjajar siswa di sekolah. Oleh karena itu, kami akan membahas dan menggali
lebih dalam lagi mengenai peran teori nativise ketika diterapkan dalam kurikulum
merdeka. Harapan kami, semoga makalah ini dapat memperluas wawasan kita
terhadap teori nativisme sebagai satuan pendidikan.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Apa itu teori nativisme?
2. Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi teori nativisme?
3. Apa kelebihan dan kekurangan teori nativisme?
4. Bagaiman implikasi teori nativisme dalam kurikulum merdeka?

1
C. Tujuan Penulis
Dari pemaparan diatas, kita dapat mengetahui tujuan dari penulisan
makalah ini antara lain:
1. Menjelaskan tentang pengertian teori nativisme;
2. Menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi teori nativisme;
3. Memaparkan kelebihan dan kekurangan dari teori nativisme;
4. Menjelaskan implikasai teori nativisme dalam kurikulum merdeka.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Nativisme


Nativisme adalah teori yang beranggapan bahwa kepribadian terbentuk oleh
sifat bawaan dan keturunan sebagai penentu timbulnya tingkahlaku seseorang
(Lubis, 2020).

Istilah nativisme itu sendiri berasal dari kata “natus” yang berarti lahir, atau
“nativis” yang berarti pembawaan. Dengan demikian, secara etimologis nativisme
dapat diartikan sebagai memandang manusia sejak lahir telah membawa sesuatu
kekuatan yang disebut potensi (dasar).

Menurut Amanudin (2019, hlm. 67) nativisme adalah teori yang berpendapat
bahwa perkembangan manusia itu telah ditentukan oleh faktor-faktor yang
dibawah manusia sejak lahir, pembawaan yang telah terdapat pada waktu lahir
itulah yang menentukan hasil perkembangannya.

Pelopor aliran nativisme adalah Arthur Schopenhauer seorang filosof Jerman


yang hidup tahun 1788-1880. Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan
individu ditentukan oleh bawaan sejak ia dilahirkan. Bahwa setiap hasil
perkembangan manusia, akan ditentukan secara garis keturunan orang tuanya.
Atau dengan kata lain, potensi yang muncul tersebut ditentukan oleh pertumbuhan
dan perkembangan manusia itu sendiri. Adapun yang menjadi ciri khas dalam
teori ini adalah bahwa lingkungan tidak dianggap memberikan konstribusi apapun
terhadap pengetahuan manusia.

Seorang anak mirip dengan orang tuanya secara fisik dan akan mewarisi sifat
dan bakat orang tuanya. Prinsipnya, pandanga nativisme ini berpendapat bahwa
perkembangan manusia itu telah ditentukan oleh faktor yang dibawah manusia
sejak lahir, pembawaan yang terdapat pada waktu dilahirkan itulah yang

3
menentukan hasil perkembangannya. Menurut kaum nativisme itu, pendidikan
tidak dapat mengubah sifat-sifat pembawaan. Misalnya, seorang anak yang
memiliki bakat dalam seni musik, maka ia akan mewarisi bakat dari orang tuanya.

B. Faktor-faktor Teori Nativisme


Menurut teori nativisme ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan manusia yaitu:
a. Faktor Genetik
Orang tua sangat berperan penting dalam faktor genetik dengan
menyatunya gen dari ayah dan ibu akan mewariskan keturunan yang akan
memiliki bakat seperti orang tuanya. Banyak contoh yang kita jumpai
seperti orang tuanya seorang penyanyi dan anaknya juga memiliki bakat
seperti orang tuanya sebagai seorang penyanyi.

b. Faktor Kemampuan Anak


Dalam faktor ini anak dituntut untuk menemukan bakat yang dimilikinya,
dengan menemukannya anak dapat mengembangkan bakatnya tersebut
serta lebih menggali kemampuannya. Jika anak tidak dituntut untuk
menemukan bakatnya, maka anak tersebut akan sulit untuk
mengembangkan bakatnya dan tidak mengetahui apa sebenarnya bakat
yang dimilikinya.

c. Faktor Pertumbuhan Anak


Faktor tersebut tidak jauh berbeda dengan faktor kemampuan anak,
bedanya yaitu disetiap pertumbuhan dan perkembangannya anak selalu
didorong untuk mengetahui bakat dan minatnya. Dengan begitu anak akan
bersifat responsif atau bersikap positif terhadap kemampuannya.

4
C. Kelebihan dan Kekurangan Teori Nativisme
a) Kelebihan Teori Nativisme
1. Mampu memunculkan bakat yang dimiliki, dengan teori ini
diharapkan manusia bisa mengoptimalkan bakat yang dimiliki
dikarenakan telah mengetahui bakat yang bisa dikembangkannya.
Dengan hal ini, memudahkan manusia mengembangkan sesuatu
yang bisa berdampak besar terhadap kemajuan dirinya.
2. Mendorong manusia mewujudkan diri yang berkompetensi, jadi
dengan teori ini diharapkan setiap manusia harus lebih kreatif dan
inovatif dalam upaya pengembangan bakat dan minat agar menjadi
manusia yang berkompeten sehingga bisa bersaing dengan orang
lain dalam menghadapi tantangan zaman sekarang yang semakin
lama semakin dibutuhkan manusia yang mempunyai kompeten
lebih unggul daripada yang lain.
3. Mendorong manusia dalam menentukan pilihan, adanya teori ini
manusia bisa bersikap lebih bijaksana terhadap menentukan
pilihannya, dan apabila telah menentukan pillihannya manusia
tersebut akan berkomitmen dan berpegang teguh terhadap
pillihannya tersebut dan meyakini bahwa sesuatu yang dipilihnya
adalah yang terbaik untuk dirinya.
4. Mendorong manusia untuk mengembangkan potensi dalam diri
seseorang, teori ini dikemukakan untuk menjadikan manusia
berperan aktif dalam pengembangan potensi diri yang dimiliki agar
manusia itu bisa memiliki ciri khas atau ciri khusus sebagai jati diri
manusia.
5. Mendorong manusia mengenali bakat minat yang dimiliki, dengan
adanya teori ini, maka manusia mengenali bakat yang dimiliki,
dengan artian semakin diri manusia mengenali bakat yang dimiliki,
maka dengan hal itu manusia dapat lebih memaksimalkan bakatnya
sehingga bisa lebih optimal.

5
b) Kekurangan Teori Nativisme
1. Teori nativisme tidak mempertimbangkan faktor lingkungan,
menurut teori atau aliran nativisme perkembangan dan kemajuan
seseorang ditentukan oleh faktor bawaannya. Lingkungan atau
pendidikan tidak dapat memengaruhinya, artinya proses
pendidikan dan pembelajaran tidak ada manfaaat dan gunanya bagi
kemajuan seseorang.
2. Teori nativisme tidak mengakui peran pengalaman, artinya baik
dan buruknya pengalaman tersebut tidak akan berpengaruh pada
kemajuan maupun perkembangan seseorang.

D. Implikasi Teori Nativisme dalam Kurikulum Merdeka


Dalam kurikulum merdeka satuan pendidikan harus memerhatikan prinsi-
prinsip yang tertuang dalam Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset
dan Teknologi Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam
Rangka Pemulihan Pembelajaran. Adapun prinsip-prinsipnya antara lain:
1. Pembelajaran dirancang dengan memertimbangkan tahap perkembangan
dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai dengan kebutuhan
belajar, serta mencerminkan karakkteristik dan perkembangan peserta
didik yang beragam sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan
menyenangkan;
2. Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas
untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat;
3. Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter
peserta didik secara holistik;
4. Pembelajaran yang relevan itu pembelajaran yang dirancang sesuai
kontenks, lingkungan, dan budaya peserta didik, serta melibatkan orang
tua dan komunitas sebagai mitra; dan
5. Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.

6
Adapun implikasi dari teori nativisme dalam kurikulum merdeka sebagai
berikut:
1. Memberikan kebebasan kepada setiap peserta didik untuk memilih metode
belajarnya;
2. Peserta didik juga diberikan kebebasan memilih sumber belajarnya sendiri;
3. Menfasilitasi metode belajar setiap peserta didik sesuai fase belajarnya.
4. Melakukan pembelajaran yang sesuai dengan capaian hasil belajar masing-
masing peserta didik;
5. Mendorong siswa untuk mengenali bakat dan minat yang dimiliki,
diharapkan siswa akan lebih mudah mengenali bakat yang ia miliki dengan
arti, semakin awal ia mengenali bakat yang ia miliki, maka ia dapat lebih
memaksimalkan bakatnya sehingga lebih optimal;
6. Mendorong siswa untuk mengembangkan potensi dalam dirinya, hal ini
untuk menjadikan siswa berperan aktif dalam pengembangan potensi diri
yang dimilikinya agar siswa tersebut memiliki ciri khas sebagai jati diri
manusia;
7. Pembelajaran intrakurikuler yang dilakukan secara terdiferensiasi sehingga
peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan
menguatkan kompetensi. Hal ini juga memberikan keleluasaan bagi guru
untuk memilih perangkat ajar yang sesuai dengan kebutuhan dan
karakteristik peserta didiknya;
8. Pembelajaran ekstrakurikuler dilaksanakan sesuai dengan minat murid dan
sumber daya satua pendidik.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pandangan nativisme berpendapat bahwa perkembangan manusia itu telah
ditentukan oleh faktor yang dibawa manusia sejak lahir, pembawaan yang terdapat
pada waktu dilahirkan itulah yang menentukan hasil perkembangannya. Teori ini
merupakan satuan pendidikan yang telah diterapkan dalam dunia pendidikan
khususnya pada kurikulum merdeka.

B. Saran
Teori ini sangat memungkinkan kita untuk menemukan bakat terpendam
yang kita miliki, mengasah kompetensi diri sehingga menjadi ahli, serta
memotivasi tiap individu untuk menentukan sebuah pilihan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2023. “Mengenal Teori Nativisme beserta Kelebihan dan


Kekurangannya”, https://m.kumparan.com/sejarah-dan-sosial/mengenal-
teori-nativisme-beserta-kelebihan-dan-kekurangannya-205QCdqe4JZ/full,
diakses pada 7 Desember pukul 11.24.

Noorrizka Citra. Tanpa tahun. “Kelebihan dan Kekurangan Nativisme”,


https://id.scribd.com/document/413150129/KELEBIHAN-DAN-
KEKURANGAN-NATIVISME, diakses pada 7 Desember pukul 11.17.

Noor. M. 2019. “Mengenal Aliran-aliran Klasik dalam Dunia Pendidikan”,


https://kalsel.kemenag.go.id/opini/675/Mengenal-Aliran-Aliran-Klasik-
Dalam-Dunia-Pendidikan, diakses pada 8 Desember pukul 10.25.

Siahaan Rospinka. 2022. “Teori Belajar Nativisme”,


https://www.kompasiana.com/rospinka21074/63a325c3470fea067c501ab7
/teori-belajar-nativisme, diakses pada 7 Desember pukul 10.16.

Anda mungkin juga menyukai