Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TEORI BELAJAR BAHASA

MATERI: TEORI NATIVISME

KELOMPOK III :

•LUMINTU NINGTIYAS

•MADE ARIANTI

•ISNAWATI

•IMAN ANUGRAH

•KOMANG PUTRA WARDANA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAKIDENDE

UNAAHA 2021
A.PENGERTIAN TEORI NATIVISME

Nativisme berasal dari kata Nativus yang berarti kelahiran. Teori ini muncul dari filsafat nativisma
(terlahir) sebagai suatu bentuk dari filsafat idealisme dan menghasilkan suatu pandangan bahwa
perkembangan anak ditentukan oleh hereditas, pembawaan sejak lahir, dan faktor alam yang kodrati.

Teori nativisme terbentuk sebagai bantahan terhadap teori behavioris.Nativisme berpendapat bahwa
dalam proses pemerolehan bahasa pertama, anak perlahan menggunakan kemampuan lingualnya yang
telah terprogram secara genetis. Sehingga menurut para pakar teori ini, lingkungan tidak mempunyai
pengaruh dalam proses pemerolehan bahasa. Chomsky mengatakan bahwa bahasa terlalu kompleks
untuk dipelajari dalam waktu dekat melalui metode imitation. Sehingga ia menegaskan bahwa bahasa
hanya dapat dikuasai oleh manusia, karena:

1) Perilaku berbahasa adalah sesuatu yang diturunkan (genetik), pola perkembangan bahasa berlaku
universal, dan lingkungannya hanya memiliki peran kecil dalam proses pematangan bahasa.

2) Bahasa dapat dikuasai dalam waktu singkat, tidak bergantung pada lamanya latihan seperti pendapat
kaum behaviorisme.

B.SEJARAH TEORI NATIVISME

Dalam teori ini dinyatakan bahwa perkembangan dan kemampuan berbahasa merupakan pembawaan
sejak lahir/bakat. Teori ini muncul dari filsafat nativisme (terlahir) sebagai suatu bentuk dari filsafat
idealisme dan menghasilkan suatu pandangan bahwa perkembangan dan pemerolehan bahasa anak
ditentukan dan diperolah oleh hereditas, pembawaan sejak lahir, dan factor alam yang kodrati.

Teori ini dipelopori oleh filosof Jerman Arthur Schopenhauer (1788-1860) yang beranggapan bahwa
factor pembawaan yang bersifat kodrati tidak dapat diubah oleh alam sekitar atau pendidikan. Dengan
tegas Arthur Schaupenhaur menyatakan yang jahat akan menjadi jahat dan yang baik akan menjadi baik.
Teori ini sebagai lawan dari teori behavioristik yaitu .kemampuan berbahasa seorang anak diperoleh dari
lingkungan yang membentuk seorang anak tersebut. Teori ini memberikan dasar bahwa suatu
keberhasilan TIDAK ditentukan oleh factor pendidikan dan lingkungan yang ada pada anak tersebut
Kemampuan berbahasa ditentukan oleh anak itu sendiri. Lingkungan sekitar tidak ada, artinya sebab
lingkungan itu tidak akan berdaya dalam mempengaruhi perkembangan anak.

Kemampuan berbahasa seorang anak dapat dipengaruhi oleh beberapa fator intern diantaranya:

1. Faktor genetic

Adalah factor gen dari kedua orangtua yang mendorong adanya suatu bakat yang muncul dari diri
manusia. Contohnya adalah Jika kedua orangtua anak itu adalah seorang penyanyi maka anaknya
memiliki bakat pembawaan sebagai seorang penyanyi yang prosentasenya besar.

2. Faktor Kemampuan Anak


Adalah factor yang menjadikan seorang anak mengetahui potensi yang terdapat dalam dirinya. Faktor ini
lebih nyata karena anak dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Contohnya adalah
Ketika ada kegiatan ekstra kulikuler pidato anak tersebut tertarik untuk mengikuti guna
mengembangkan bakat yang ada pada dirinya.

3. Faktor pertumbuhan Anak

Adalah factor yang mendorong anak mengetahui bakat dan minatnya di setiap pertumbuhan dan
perkembangan secara alami sehingga jika pertumbuhan anak itu normal maka dia kan bersikap enerjik,
aktif, dan responsive terhadap kemampuan yang dimiliki. Sebaliknya, jika pertumbuhan anak tidak
normal maka anak tersebut tidak bisa mngenali bakat dan kemampuan yang dimiliki.

Dari ketiga faktor tersebut berpengaruh dalam perkembangan serta kematangan pendidikan anak.
Dengan faktor ini juga akan menimbulkan suatu pendapat bahwa dapat mencipatakan masyarakat yang
baik. Dengan ketiga faktor tersebut, memunculkan beberapa tujuan dalam teori nativisme, dimana
dengan faktor-faktor yang telah disampaikan dapat menjadikan seseorang yang mantap dan
mempunyai kematangan yang bagus.

C.KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TEORI NATUVISME

a. Kelebihan

1. Mampu memunculkan bakat yang dimiliki

Dengan teori ini diharapkan manusia bisa mengoptimalkann bakat yang dimiliki dikarenakan telah
mengetahui bakat yang bisa dikembangkannya. Dengan adanya hal ini, memudahkan manusia
mengembangkan sesuatu yang bisa berdampak besar terhadap kemajuan dirinya.

2.Mendorong manusia mewujudkan diri yang berkompetensi

Jadi dengan teori ini diharapkan setiap manusia harus lebih kreatif dan inovatif dalam upaya
pengembangan bakat dan minat agar menjadi manusia yang berkompeten sehingga bisa bersaing
dengan orang lain dalam menghadapi tantangan zaman sekarang yang semakin lama semakin
dibutuhkan manusia yang mempunyai kompeten lebih unggul daripada yang lain.

3.Mendorong manusia dalam menetukan pilihan

Adanya teori ini manusia bisa bersikap lebih bijaksana terhadap menentukan pilihannya, dan apabila
telah menentukan pilihannya manusia tersebut akan berkomitmen dan berpegang teguh terhadap
pilihannya tersebut dan meyakini bahwa sesuatu yang dipilihnya adalh yang terbaik untuk dirinya.

4. Mendorong manusia untuk mengembangkan potensi dari dalam diri seseorang.

Teori ini dikemukakan untuk menjadikan manusia berperan aktif dalam pengembangan potensi diri yang
dimilii agar manusia itu memiliki ciri khas atau ciri khusus sebagai jati diri manusia.

5. Mendorong manusia mengenali bakat minat yang dimiliki


Dengan adanya teori ini, maka manusia akan mudah mengenali bakat yang dimiliki, dengan artian
semakin dini manusia mengenali bakat yang dimiliki maka dengan hal itu manusia dapat lebih
memaksimalkan bakatnya sehingga bisa lebih optimal.

b. Kekurangan

Teori ini memiliki pandangan seolah-olah sifat-sifat manusia tidak bisa diubah karena telah ditentukan
oleh sifat-sifat turunannya. Bila dari keturunan baik maka akan baik dan bila dari keturunan jahat maka
akan menjadi jahat. Jadi sifat manusia bersifat permanen tidak bisa diubah. Teori ini memandang
pendidikan sebagai suatu yang pesimistis serta mendeskreditkan golongan manusia yang “kebetulan”
memiliki keturunan yang tidak baik.

D.CONTOH KONSEP TEORI NATIVISME

Contoh:bila sang ayah tidak pintar, maka kemungkinan besar anaknya juga tidak pintar. Bagi orang-
orang yang mempercayai aliran Nativisme, mereka meyakini bahwa seorang bayi itu lahir, mereka telah
membawa pembawaan baik dan pembawaan buruk.

E.BENTUK-BENTUK IMPLEMENTASI DALAM PEMBELAJARAN

Implikasi teori Nativisme terhadap pendidikan/pembelajaran yaitu kurang memberikan kemungkinan


bagi pendidik dalam upaya mengubah kepribadian peserta didik. Berdasarkan hal itu peranan
pendidikan atau sekolah sedikit sekali dapat dipertimbangkan untuk dapat mengubah perkembangan
peserta didik. Akan tetapi hal yang demikian justru bertentangan dengan kenyataan yang kita hadapi,
karena sudah ternyata sejak zaman dahulu hingga sekarang orang berusaha mendidik generasi muda,
karena pendidikan itu hal yang dapat, perlu, bahkan harus dilakukan. Jadi konsepsi Nativisme ini tidak
dapat dipertahankan dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Para penganut aliran nativisme berpandangan bahwa bayi itu lahir sudah dengan pembawaan baik dan
pembawaan buruk. Oleh karena itu, hasil akhir pendidikan ditentukan oleh pembawaan yang sudah
dibawa sejak lahir. Berdasarkan pandangan ini, maka keberhasilan pendidikan ditentukan oleh anak
didik itu sendiri. Ditekankan bahwa “yang jahat akan menjadi jahat, dan yang baik menjadi baik”.
Pendidikan yang tidak sesuai dengan bakat dan pembawaan anak didik tidak akan berguna untuk
perkembangan anak sendiri dalam proses belajarnya.

Bagi nativisme, lingkungan sekitar tidak ada artinya sebab lingkungan tidak akan berdaya dalam
mempengaruhi perkembangan anak. Penganut pandangan ini menyatakan bahwa jika anak memiliki
pembawaan jahat maka dia akan menjadi jahat, sebaliknya apabila mempunyai pembawaan baik, maka
dia menjadi orang yang baik. Pembawaan buruk dan pembawaan baik ini tidak dapat dirubah dari
kekuatan luar.

Anda mungkin juga menyukai