Anda di halaman 1dari 18

PSIKOLOGI SEBAGAI LANDASAN PENDIDIKAN

Diajukan untuk memenuhi Tugas dari Mata Kuliah Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu :

M. Fauzi Hasibuan, S. Pd., M. Pd.

Disusun Oleh :

Kelompok 10

1. Nadia Wulandari 2102040002


2. Nova Amalia Br. S. Meliala 2102040011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT. yang telah senantisa memberikan rahmat dan
hidayahnya dalam menyelesaikan makalah ini, sehingga kami bisa menyelesaikan tepat pada
waktunya. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada manusia pilihan, semoga semua
sabda dan perilakunya menjadi ukhuwah bagi manusia, Rasulullah Muhammad SAW. beserta
keluarga dan para sahabatnya.

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi
salah satu tugas yang diberikan oleh Dosen Pengampu yaitu M. Fauzi Hasibuan, S. Pd., M.
Pd. pada mata kuliah Psikologi Pendidikan tentang Psidologi sebagai landasan Pendidikan.
Selaku pemakalah, Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, karena segala sesuatu yang salah datangnya hanya dari manusia dan seluruh hal
yang benar datangnya hanya dari Allah SWT. Oleh karena itu segala saran dan kritik yang
membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi perbaikan pada tugas selanjutnya.
Harapan kami semoga tugas ini bermanfaat khususnya bagi kami dan pembaca lain pada
umumnya.

Medan, 26 Desember 2022

Kelompok 10
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................................................................
1. Latar belakang...................................................................................................................................
2. Rumusan Masalah.............................................................................................................................
3. Manfaat masalah...............................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................
A. Hakikat Psikologi..............................................................................................................................
B. Landasan Psikologi...........................................................................................................................
1. Psikologi Perkembangan..............................................................................................................
2. Psikologi Belajar..........................................................................................................................
3. Psikologi Sosial...........................................................................................................................
C. Hakikat Pendidikan...........................................................................................................................
D. Landasan Pendidikan.........................................................................................................................
1. Landasan Filosofis.......................................................................................................................
2. Landasan Sosiologis....................................................................................................................
3. Landasan Hukum.......................................................................................................................
4. Landasan Kultural......................................................................................................................
5. Landasan Psikologis..................................................................................................................
6. Landasan Ilmiah dan Teknologi.................................................................................................
7. Landasan Ekonomi....................................................................................................................
8. Landasan Sejarah.......................................................................................................................
9. Landasan Religius......................................................................................................................
E. Relavansi Psikologi dengan Pendidikan..........................................................................................
BAB III PENUTUP.................................................................................................................................
A. Kesimpulan.....................................................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Tidak dapat dipungkir, bahwa sejak anak manusia yang pertama lahir ke dunia, telah
ada dilakukan usaha – usaha pendidikan; manusia telah berusaha mendidik anak –
anaknya, kendatipun dalam cara yang sangat sederhana. Demikian pula semenjak
manusia saling bergaul, telah ada usaha – usaha dari orang-orang yang telah mampu
dalam hal tertentu untuk mempengaruhi orang lain teman bergaul mereka, untuk
kepentingan kemajuan orang – orang bersangkutan itu.
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia,
karena di mana pun dan kapan pun di dunia terdapat pendidikan. Pendidikan pada
hakikatnya merupakan usaha manusia untuk memanusiakan manusia itu sendiri, yaitu
untuk membudayakan manusia atau untuk memuliakan manusia. Untuk terlaksananya
pendidikan dengan baik dan tepat, diperlukan suatu ilmu yang mengkaji secara mendalam
bagaimana harusnya pendidikan itu dilaksanakan. Ilmu yang menjadi dasar tersebut
haruslah yang telah teruji kebenaran dan keampuhannya. Ilmu tersebut adalah ilmu
pendidikan. Pendidikan tanpa ilmu pendidikan akan menimbulkan kecelakaan
pendidikan. Dalam konteks inilah, psikologi berperan sebagai ilmu pengetahuan yang
berusaha memahami sesama manusia, dengan tujuan untuk dapat memperlakukannya
dengan lebih tepat. Oleh
karena itu, pengetahuan psikologis mengenai anak didik dalam proses pendidikan adalah
hal yang perlu dan penting bagi setiap pendidik; sehingga seharusnya adalah kebutuhan
setiap pendidik untuk memiliki pengetahuan tentang psikologi pendidikan. Mengingat
setiap orang pada suatu saat tertentu melakukan perbuatan mendidik, maka pada
hakekatnya psikologi pendidikan itu dibutuhkan oleh setiap orang.

2. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang, maka dapat diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :
A. Bagaimana hakikat dari Psikologi?
B. Bagaimana landasan yang digunakan Psikologi?
C. Bagimana hakikat dari Pendidikan?

1
D. Bagaimana landasan yang digunakan Pendidikan?
E. Bagaimana Relavansi Psikologi dengan Pendidikan?

3. Manfaat masalah
Adapun tujuan dari masalah diatas yaitu :
A. Mengetahui hakikat dari Psikologi.
B. Mengetahui landasan yang digunakan oleh Psikologi.
C. Mengetahui hakikat dari Pendidikan.
D. Mengetahui landasan yang digunakan oleh Pendidikan
E. Mengetahui relavansi Psikologi dengan Pendidikan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Psikologi
Secara etimologi psikologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu “psyche” yang berarti
jiwa, soul, mind, spirit, ruh. Dan “logos” yang berarti ilmu, nalar, logika. Oleh karena itu
psikologi adalah satu kajian ilmu mengenai sesuatu yang memberi kesan kepada jiwa
seseorang. Berikut dikemukakan beberapa pengertian psikologi menurut para ahli :
1. Suryabrata (2012:1), psikologi adalah ilmu pengetahuan yang berusaha
memahamisesama manusia, dengan tujuan untuk dapat memperlakukannya dengan
lebih tepat.
2. Syah (2000:10), psikologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan membahas
tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia, baik selaku individu maupun
kelompok dalam hubungannya dengan lingkungan
3. Santrock (2004:4), psikologi adalah studi ilmiah tentang prilaku dan proses mental.
4. Edwin & Herbert (dalam Syah, 2000: 9), psikologi adalah studi tentang hakiat
manusia.
5. Bruno (1987), Pengertian Psikologi dibagi dalam tiga bagian, yaitu: Pertama,
psikologi adalah studi (penyelidikan) mengenai ruh. Kedua, psikologi adalah ilmu
pengetahuan mengenai kehidupan mental. Ketiga, psikologi adalah ilmu pengetahuan
mengenai tingkah laku organisme.
Berdasarkan definisi – definisi psikologi tersebut di atas, didapat kata kunci dari hakikat
psikologi, yaitu :
1. Scientific, yaitu sistem pengetahuan yang dibangun melalui kerja ilmiah (scientific
method).
2. Behavior, yaitu observable behavior (sesuatu yang dapat dilihat) seperti tersenyum,
menangis, berlari, berbicara dan lain-lain.
3. Mental processes, yaitu internal events (sesuatu dari dalam diri) seperti bahagia,
sedih, cemas, berpikir, mimpi, dan lain-lain.
Adapun tujuan mempelajari psikologi adalah
1. Decribing, yaitu mendeskripsikan secara objektif prilaku yang terjadi
2. Explaining, yaitu menjelaskan bagaimana dan mengapa prilaku itu terjadi

3
3. Predicting, yaitu memperkirakan kemungkinan yang akan terjadi dari suatu prilaku
dan
4. Controlling, mengontrol prilaku sesuai dengan yang diharapkan, membangun atau
menghilangkan prilaku.

B. Landasan Psikologi
Landasan pendidikan diperlukan dalam dunia pendidikan khususnya di negara kita
Indonesia, agar pendidikan yang sedang berlangsung di negara kita ini mempunyai
pondasi atau pijakan yang sangat kuat karena pendidikan di setiap negara tidak sama.
Psikologi merupakan salah satu landasan penting yang harus dipertimbangkan dalam
dunia pendidikan kita khususnya dalam kegiatan pengembangan kurikulum sekolah.
Pengembangan kurikulum harus memperhatikan tingkat perkembangan psikologi peserta
didik, hal ini perlu dilakukan agar materi dan tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan
kemampuan peserta didik. Jangan sampai pemberian materi kepada peserta didik tidak
sesuai dengan tingkat perkembangan psikologinya, misalnya materi yang semestinya
diberikan kepada peserta didik di SMA, ternyata diberikan di SD. Pendidikan memang
tidak bisa dilepaskan dari psikologi. Sumbangsih psikologi terhadap pendidikan sangatlah
besar. Kegiatan pendidikan, khususnya pada pendidikan formal, seperti pengembangan
kurikulum, proses belajar mengajar, sistem evaluasi, dan layanan bimbingan dan
konseling merupakan beberapa kegiatan utama dalam pendidikan yang di dalamnya tidak
bisa dilepaskan dari psikologi. Psikologi yang diterapkan dalam dunia pendidikan
dinamakan psikologi pendidikan dimana menurut Crow and Crow (1978) merupakan
suatu ilmu yang berusaha menjelaskanmasalah belajar yang dialami individu dari sejak
lahir sampai usia lanjut yang menyangkut keadaan fisik, sosial, mental, minat, sikap, sifat
kepribadian dan lain-lain. Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang di dalamnya
melibatkan banyak orang, diantaranya peserta didik, pendidik, administrator, masyarakat
dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu, agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara
efektif dan efisien, maka setiap orang yang terlibat dalam pendidikan tersebut dapat
memahami tentang perilaku individu sekaligus dapat menunjukkan perilakunya secara
efektif. Psikologi pendidikan secara umum yang meliputi psikologi perkembangan,
psikologi belajar dan psikologi sosial.

1. Psikologi Perkembangan

4
Psikologi perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku
individu berkenaan dengan perkembangannya. Dalam psikologi perkembangan dikaji
tentang hakikat perkembangan, pentahapan perkembangan, aspek – aspek
perkembangan, tugas – tugas perkembangan individu, serta hal – hal lainnya yang
berhubungan dengan perkembangan individu, yang semuanya dapat dijadikan
sebagai bahan pertimbangan dan mendasari pengembangan kurikulum. Setiap
individu dalam perjalanan hidupnya mengalami perkembangan yaitu proses
perubahan yang berlangsung terus menerus sejak terjadinya pembuahan (conception)
hingga meningal dunia. Sebagai individu anak memiliki peranan sentral dalam
pendidikan sebab pada dasarnya pendidikan dipersiapkan untuk kepentingan anak,
dalam hal ini adalah peserta didik dalam proses menuju kedewasaan dan
kematangannya. Pengetahuan tentang anak mutlak diperlukan karena dari situlah
akan diketahui minat dan kebutuhannya sesuai dengan tingkat perkembangan
jiwanya. Adapun prinsip perkembangan individu ada lima, yaitu:
1.1 Perkembangan individu berlangsung terus menerus sejak pembuahan hingga
meninggal dunia.
2.1 Kecepatan perkembangan setiap indvidu berbeda-beda, tetapi pada umumnya
mempunyai perkembangan yang normal.
3.1 Semua aspek perkembangan yang bersifat fisik, sosial, mental, dan emosional
satu sama lainnya saling berhubungan atau saling mempengaruhi.
4.1 Arah perkembangan individu dapat diramalkan.
5.1 Perkembangan berlangsung secara bertahap, setiap tahap mempunyai
karakteristik tertentu, tahapan perkembangan sesuai dengan tahapan usia.

2. Psikologi Belajar
Psikologi belajar merupakan ilmu yang mempelajaritentang perilaku individu
dalam konteks belajar. Psikologi belajar mengkaji tentang hakikat belajar dan teori-
teori belajar, serta berbagai aspek perilaku individu lainnya dalam belajar, yang
semuanya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan sekaligus mendasari
pengembangan kurikulum. Belajar merupakan key term yang paling vital dalam
setiap usaha pendidikan sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada
pendidikan. Sebagai suatu poses belajar hamper selalu mendapat tempat yang luas
dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya kependidikan, misalnya
psikologi pendidikan. Karena demikian pentingnya arti belajar maka bagian terbesar
5
upaya riset dan eksperimen psikologi pendidikan pun diarahkan paa tercapainya
pemahaman yang lebih luas dan mendalam mengena proses perubahan manusia itu.
Selanjutnya dalam perspektif agama Islam pun belajar merupakan kewajiban bagi
setiap muslim dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan sehingga derajat
kehidupannya meningkat. Hal ini dinyatakan dalam surat al – Mujadalah ayat 11
sebagai berikut :
“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang – lapanglah
dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan
untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah
akan meninggikan orang – orang yang beriman di antaramu dan orang – orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan.”
Belajar adalah perubahan perilaku yang relatif permanen sebagai hasil
pengalaman (bukan hasil perkembangan, pengaruh obat, atau kecelakaan) dan bisa
melaksanakannya pada pengetahuan lain serta mampu mengkomunikasikan kepada
orang lain. Ada sejumlah prinsip belajar menurut Gagne (1979) sebagai berikut :
1.2 Kontiguitas, memberikan situasi atau materi yang mirip dengan harapan
pendidik tentang respon anak yang diharapkan, beberapa kali secara berturut-
turut.
2.2 Pengulangan, situasi dan respon anak diulang – ulang atau dipraktekkan agar
belajar lebih sempurna dan lebih lama diingat.
3.2 Penguatan, respon yang benar misalnya diberi hadiah untuk mempertahankan
dan menguatkan respon itu.
4.2 Motivasi positif dan percaya diri dalam belajar.
5.2 Tersedia materi pelajaran yang lengkap untuk memancing aktivitas anak-anak.
6.2 Ada upaya membangkitkan keterampilan intelektual untuk belajar, seperti
apersepsi dalam mengajar.
7.2 Ada strategi yang tepat untuk mengaktifkan anak – anak dalam belajar.
8.2 Aspek-aspek jiwa anak harus dapat dipengaruhi oleh faktor – faktor dalam
pengajaran.
Terjadinya belajar diperlukan adanya kondisi belajar baik internal
maupun eksternal. Tiga butir pertama di atas disebut Gagne sebagai faktor –
faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar, sedangkan yang lainnya
adalah sebagai faktor internal. Faktor – faktor eksternal lebih banyak ditangani
6
oleh pendidik, sementara itu faktor internal dkembangkan sendiri oleh peserta
didik dibawah arahan dan strategi mengajar atau pendidik.

3. Psikologi Sosial
Psikologi sosial adalah psikologi yang mempelajari psikologi seseorang dimasyarakat
untuk mempelajari keterkaitan individu dan antar individu yang menekankan pada
faktor – faktor situasi sosial yang terjadi yang mengundang tanggapan umum yang
sama dari semua orang. Bidang ini mempunyai 3 ruang lingkup, yaitu :
1.3 Studi tentang pengaruh sosial terhadap proses individu, misalnya: studi tentang
persepsi, motivasi proses belajar, atribusi (sifat).
2.3 Studi tentang proses-proses individual bersama, seperti bahasa, sikap sosial,
perilaku meniru dan lain-lain.
3.3 Studi tentang interaksi kelompok, misalnya: kepemimpinan, komunikasi,
hubungan kekuasaan, kerjasama, dalam kelompok, persaingan, konflik.
Dalam ilmu sosial telah dijelaskan tentang interaksi social dimana individu
tidak bisa melepaskan diri dari orang lain yang akhirnya dapat membentuk sebuah
interaksi. Tiap – tiap individu memiliki hubungan timbal balik dan saling
mempengaruhi antara individu dan kelompoknya atau sebaliknya. Individu
memandang dirinya sendiri atau mempersepsi dirinya sendiri sama caranya dalam
menemukan atau melihat persepsi orang lain.
Persepsi diri sendiri berkenaan dengan sikap danperasaan. Sikap menurut Abu
Ahmadi (2007) adalah merupakan suatu kesadaran individu yang menentukan
perbuatan – perbuatan yang nyata ataupun yang mungkin akan terjadi di dalam
kegiatan – kegiatan social. Sikap dapat ditimbulkan dengan metode langsung dan
metode tidak langsung. Sikap dan perasaan keduanya bertalian dengan lingkungan
dan mempengaruhi konsep diri seseorang. Selain persepsi motivasi juga merupakan
salah satu aspek psikologi sosial. Dalam pembelajaran motivasi adalah sesuatu yang
menggerakkan atau mendorong peserta didik untuk belajar atau menguasai materi
pelajaran yang diikutinya. Dengan motivasi belajar yang tinggi peserta didik dapat
mencapai prestasi belajar yang tinggi pula. Secara garis besar ada dua jenis motivasi
dilihat dari sumber datangnya yaitu motivasi ekstrinsik dan motivasi instrinsik.
Motivasi instrinsik sangat diharapkan akan tetapi justru tidak selalu timbul dalam
diri peserta didik. Sedangkan motivasi ekstrinsik jika diberikan secara terus –
menerus akan menimbulkan motivasi dalam diri peserta didik.
7
Selain hal – hal di atas masih ada banyak aspek psikologi yang tidak dibahas
dalam makalah ini namun pada intinya pendidikan harus berlandaskan juga pada
aspek psikologi social terutama yang berhubungan dengan individu dan
kelompoknya untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan yaitu
pengembangan manusia seutuhnya mencakup unsur jasmani dan rohani.

C. Hakikat Pendidikan
Istilah pendidikan berasal dari Bahasa Yunani “Paedagogie” yang akar katanya adalah
“pais” yang berarti anak dan “again” yang berarti bimbingan. Jadi paedagogie berarti
bimbingan yang diberikan kepada anak. Sementara itu, dalam Bahasa Inggris, pendidikan
disebut dengan Education, yang berasal dari Bahasa Yunani “Educare” yang memiliki arti
membawa keluar yang tersimpan dalam jiwa anak, untuk dituntun agar tumbuh dan
berkembang (dalam Asfar, dkk., 2020). Berikut ini akan diuraikan beberapa pengertian
pendidikan menurut beberapa ahli atau teori yaitu :
1. MJ. Langeveld, menyatakan bahwa pendidikan adalah bimbingan/ pertolongan yang
diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang tumbuhuntuk mencapai
kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya
sehingga tidak perlu bimbingan lagi.
2. John Dewey, mendefiniskan pendidikan seabgai proses pembentukan kecakapan-
kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesame
manusia.
3. Ki Hadjar Dewantara, menyatakan bahwa pendidikan merupakan daya upaya untuk
memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek
dan tubuh anak).
4. Diryakarya, memberikan definisi pendidikan adalah kegiatan sadar untuk
memanusiakan manusia muda atau harmonisasi dan humanisasi.
5. Undang – undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No.20 Tahun 2003 Bab I,
pasal 1, mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
6. Menurut Anshory&Utami (2018) pendidikan dikatakan sebagai wahana
pembangunan
negara secara keseluruhan.
8
Dengan pendidikan akan dapat menyerdiakan tenaga kerja yang terampil sesuai
dengan bidangnya. Pendidikan akan memberikan pembaharuan – pembaharuan melalui
pengajaran kepada generasi baru mengenai tujuan yang ingin dicapai oleh masyarakat
secara menyeluruh serta alat-alat pemenuhan mereka. Ahmadi (2014) menjelaskan
bahwa tujuan pendidikan menurut beberapa tokoh pendidikan aliran perenialisme yaitu :
1. Plato, menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu membina pemimpin yang sadr
dengan asas normatif dan melaksanakannya dalam semua aspek kehidupan.
2. Aristoteles menyatakan bahwa tujuan pendidikan yaitu membentuk kebiasaan pada
tingkat pendidikan usia muda dalam menanamkan kesadaran menurut aturan moral.
3. Thomas Aquinas memaparkan bahwa pendidikan bertujuan menuntun kemampuan –
kemampuan yang masih pasif menjadi aktif tergantung pada kesadaran individu.
Tujuan pendidikan merupakan komponen pendidikan yang menduduki posisi sangat
penting. Hal ini dikarenakan seluruh komponen pendidikan dilakukan hanya untuk
mencapai tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan bersifat memaksa yang harus dipatuhi
oleh peserta didik. Meskipun sifatnya yang memaksa, pada kenyataanya tujuan
pendidikan dapat diterima oleh masyarakat dan tidak meyimpang dari perkembangan
peserta didik. Setiap praktisi pendidikan haruslah memahami tujuan pendidikan. Praktisi
pendidikan yang tidak memahami tujuan pendidikan akan berdampak pada kesalahan
dalam menyelenggarakan pendidikan, sehingga kebutuhan yang diinginkan oleh
masyarakat tidak terpenuhi melalui proses pendidikan ini.

D. Landasan Pendidikan
Landasan pendidikan secara singkat dapat dikatakan sebagai tempat bertumpu atau
dasar dalam melakukan analisis kritis terhadap kaidah – kaidah dan kenyataan tentang
kebijakan dan praktik pendidikan. Kajian analisis kritis terhadap kaidah dan kenyataan
tersebut dapat dijadikan titik tumpu atau dasar dalam upaya penemuan kebijakan dan
Pratik pendidikan yang tepat dan bernilai. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa
landasan pendidikan merupakan dasar bagi upaya pengembangan kependidikan dalam
segala aspeknya. Terdapat beberapa landasan yang dapat dijadikan sebagai titik tumpu
dalam melakukan analisis kritis terhadap kenyataan dalam rangka membuat kebijakan dan
Pratik pendidikan, sebagaimana akan dibahas berikut ini :
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna atau
hakikat pendidikan, yang berusaha menelaah masalah – masalah pokok dalam
9
pendidikan, seperti apakah pendidikan itu, mengapa pendidikan diperlukan, dan apa
yang seharusnya menjadi tujuan pendidikan. Sehubungan dengan itu, landasan
filosofis merupakan landasan yang berdasarkan atau bersifat filsafat. Sesuai dengan
sefatnya, maka landasan filsafat menelaah sesuatu secara radikal, menyeluruh dan
konseptual yang menghasilkan konsepsi-konsepsi mengenai kehidupan dan dunia.

2. Landasan Sosiologis
Pendidikan merupakan peristiwa sosial yang berlangsung dalam latar interaksi
sosial. Dikatakan demikian, karena pendidikan tidak dapat dilepaskan dari upaya dan
proses saling mempengaruhi antara individu yang terlibat di dalamnya. Dalam posisi
yang demikian, apa yang dinamakan pendidik dan peserta didik, menunjuk kepada
dua istilah yang dilihat dari kedudukannya dalam interaksi sosial. Artinya, siapa yang
bertanggungjawab atas perilaku dan siapa yang memilki peranan penting dalam
proses mengubahnya. Karena itu, proses pendidikan untuk menunjukkan siapa yang
menjadi pendidik dan siapa yang menjadi peserta didik secara permanen, karena
keduanya dapat saling berubah secara fungsi dan kedudukan.

3. Landasan Hukum
Pendidikan merupakan peristiwa multidimensi, bersangkut paut dengan
berbagai aspek kehidupan manusia dan masyarakat. Kebijakan, penyelenggaraan, dan
pengembangan pendidikan dalam masyarakat perlu disalurkan oleh titik tumpu
hukum yang jelas dan sah. Dengan berlandaskan hukum, kebijakan,
penyelenggaraan, dan pengembangan pendidikan dapat terhindar dari berbagai
benturan kebutuhan. Setidaknya dengan landasan hukun segala hak dan kewajiban
pendidik dapat terpelihara.

4. Landasan Kultural
Peristiwa pendidikan adalah bagian dari peristiwa budaya. Hal tersebut
dikarenakan pendidikan dan kebudayaan mempunyai hubuangan timbal balik.
Kebudayaan dapat dilestarikan dan dikembangkan dengan jalan mewariskannya dari
satu generasi ke genarasi berikutnya melalui pendidikan, baik pendidikan informal,
nonformal, maupun formal.

5. Landasan Psikologis
10
Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia. Oleh sebab itu,
landasan psikologis merupakan salah satu landasan yang penting dalam bidang
pendidikan. Landasan psikologis pendidikan terutama tertuju kepada pemahaman
manusia, khususnya berkenaan dengan proses belajar manusia. Pemahaman terhadap
peserta didik, terutama sekali yang berhubungan dengan aspek kejiwaan, merupakan
salah satu kunci keberhasilan dalam pendidikan. Oleh karena itu, hasil kajian dan
penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya, pengetahuan tentang aspek-
aspek pribadi, urutan, dan ciri – ciri pertumbuhan setiap aspek, dan konsep tentang
cara-cara yang paling tepat untuk pengembangan kepribadian.

6. Landasan Ilmiah dan Teknologi


Pendidikan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni mempunyai kaitan
yang sangat erat. Hal tersebut karena bagian utama dalam pendidikan, terutama
dalam bentuk pembelajaran. Oleh karena itu, pendidikan berperan sangat penting
dalam pewarisan dan pengetahuan, teknologi, dan seni. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa landasan ilmiah dan teknologi dijadikan sebagai landasan dalam
menentukan kebijakan dan praktik pendidikan.

7. Landasan Ekonomi
Manusia pada umumnya tidak lepas dari kebutuhan ekonomi. Sebab
kebutuhan dasar manusia membutuhkan ekonomi. Dunia sekarang ini tidak hanya
ditimbulkan oleh dunia politik, melainkan juga masalah dari ekonomi. Pertumbuhan
ekonomi menjadi tinggi, dan penghasilan negara bertambah walaupun utang luar
negeri cukup besar dan penghasilan rakyat kecil masih minim. Perkembangan
ekonomi pun menjadi pengaruh dalam bidang pendidikan.

8. Landasan Sejarah
Landasan sejarah memberikan peranan yang penting karena dari suatu
landasan sejarah itu bisa membuat arah pemikiran kepada masa kini. Bidang
pendidikan terlebih dahulu memeriksa sejarah tentang pendidikan baik yang bersifat
nasional maupun internasional. Dengan demikian, setiap bidang kegiatan yang ingin
dicapi manusia untuk maju, pada umumnya dikaitkan dengan bagaimana keadaan
bidang tersebut pada masa lampau. Demikian juga halnya dengan bidang pendidikan.

11
Sejarah pendidikan merupakan bahan pembanding untuk memajukan pendidikan
suatu bangsa.

9. Landasan Religius
Landasan religius merupakan landasan yang paling mendasari dari landasan –
landasan pendidikan, sebab landasan agama adalah landasan yang diciptakan oleh
Allah swt. Bahkan setiap pendidikan nasional mengharuskan setiap peserta didik
mengikuti pendidikan agama. Karena sistem pendidikan agama diharapkan sebagai
penyeru pikiran produktif dan berkolaborasi dengan kebutuhan zaman yang semakin
modern. Pendidikan agama adalah hak setiap peserta didik dan bukan negara atau
organisasi keagamaan.

E. Relavansi Psikologi dengan Pendidikan


Psikologi dan ilmu pendidikan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya,
karena antara psikologi dengan ilmu pendidikan mempunyai hubungan timbal balik. Ilmu
pendidikan sebagai suatu disiplin bertujuan memberikan bimbingan hidup manusia sejak
ia lahir sampai mati. Pendidikan tidak akan berhasil dengan baik jika tidak dibarengi
dengan psikologi. Demikian pula watak dan kepribadian seseorang ditunjukkan oleh
psikologi. Oleh karena begitu eratnya hubungan antara psikologi dengan ilmu pendidikan,
maka lahirlah yang namanya psikologi pendidikan. Dasar – dasar psikologis ini sangat
dibutuhkan para pendidik untuk mengetahui prilaku anak didiknya, apakah anak didiknya
dalam keadaan yang baik saat berlangsungnya kegiatan pembelajaran, atau dalam
keadaan yang tidak baik. Kalau demikian, pendidik sangat membutuhkan pengetahuan ini
untuk mengatasi anak didik yang seperti itu dan memotivasinya agar tetap dalam keadaan
yang semangat dalam belajar. Selain untuk mengetahui prilaku anak didiknya, dasar –
dasar psikologis ini juga dapat mengendalikan perilaku para pendidik dan memberikan
perilaku yang lebih bijaksana dalam menghadapi keanekaragaman karakteristik anak
didiknya. Seorang pendidik memang sangat membutuhkan pengetahuan seperti ini, agar
dalam proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan dan tentunya
dapat berhasil mencapai tujuan dengan cemerlang sesuai dengan lembaga pendidikan itu.
Dari penjelasan tersebut, maka jelas bahwa adanya keterkaitan antara psikologi dengan
ilmu pendidikan, yang mana fokus utama dari psikologi pendidikan ini adalah interaksi
pendidik dan peserta didik.

12
13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa salah satu landasan pendidikan adalah
psikologi. Pendidikan harus melihat kondisi psikologi individu dalam hal ini adalah
peserta didik, utamanya dalam menyusun dan melaksanakan kurikulum sehingga tujuan
pendidikan nantinya dapat tercapai secara optimal.

B. Saran
Pengetahuan tentang psikologi pendidikan perlu dimiliki oleh setiap pendidik, karena
seorang pendidik dalam menjalankan perannya sebagai pembimbing, pendidik dan pelatih
bagi para peserta didiknya, tentunya dituntut memahami tentang berbagai aspek perilaku
dirinya maupun perilaku orang – orang yang terkait dengan tugasnya, terutama perilaku
peserta didik dengan segala aspeknya, sehingga dapat menjalankan tugas dan perannya
secara efektif.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Abu Ahmadi (2007) Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.


2. Anshory, I., dan Utami, I. W. . (2018) Pengantar Pendidikan. Malang: Penerbit Universitas
Muhammadiyah Malang.
3. Budiman, R. (2006) Modul Landasan-Landasan Pendidikan di SD (Bandung: PPPG tertulis,
2006), 26. Bandung: PPPG tertulis,.
4. Burhanuddin, A. (2013) Landasan Pendidikan dan Penerapannya, wordpress. Tersedia pada:
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/11/08/landasan-pendidikan-dan-penerapannya/
(Diakses: 25 Desember 2022).
5. Crow, C. and (1978) “Educational Psikology,” in Barner and Noble Books. Amerika.
6. David O. Sears (1994) Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga.
7. Made Pidarta (206M) “Landasan Kependidikan,” in Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak
Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta, hal. 2007.
8. Masang, A. (2021) “Hakikat Pendidikan,” Al Urwatul Wutsqa: Kajian Pendidikan Islam, 1(1),
hal. 14–31. Tersedia pada: https://journal.unismuh.ac.id/index.php/alurwatul/article/view/5492.
9. Muhammad Habib Ridwan (2013) “LANDASAN PENDIDIKAN DI INDONESIA,” hal. 1–11.
10. Rulam Ahmadi (2014) Pengantar Pendidikan, Asas dan Filosofi Pendidikan. Diedit oleh A. ruz
Media. Yogyakarta.
11. Savira Nurmalita (tanpa tanggal) “HAKIKAT PENDIDIKAN DAN LANDASAN PENDIDIKAN
DALAM PROSES PEMBELAJARAN.” Tersedia pada: https://www.ptonline.com/articles/how-
to-get-better-mfi-results.
12. Sulkifly (2020) “Konsep Psikologi Pendidikan,” Manajemen Pendidikan FIP UNG. Tersedia
pada: https://dosen.ung.ac.id/Sulkifly/home/2020/10/12/konsep-psikologi-pendidikan.html.
13. Syah, M. (2000) Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Rosdakarya.
14. Syah, M. (2008) “Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,” in Rosdakarya, R. (ed.).
Bandung, hal. 101.
15. Ulwiyah, N. (2015) “LANDASAN PSIKOLOGI DAN AKTUALISASINYA DALAM
PENDIDIKAN ISLAM,” Jurnal Studi Islam, 6(April).
16. W, J. S. (tanpa tanggal) “Psikologi Pendidikan,” in. Jakarta: Kencana.
17. Yusri, L. D. dan Ritmi, T. (2013) “Journal Polingua,” Hakikat dan Konsep-Konsep Dasar
Psikologi Pendidikan, Belajar dan Pembelajaran Serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya,
2(2), hal. 7–11.

15

Anda mungkin juga menyukai