Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PEMAHAMAN PRIBADI SISWA DAN BIMBINGAN BELAJAR

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan

Oleh:

Kelompok: 5

1. Annisa Sucia Sari (1806101040019)


2. Qurrata Aini (1806101040039)
3. Asyraqul Ifdhal (1806101040050)
4. M. Fadjar Maulana (1606101040023)

Unit: A/01

Dosen Pembimbing: Drs. M. Husen, M.Pd

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

DARUSSALAM, BANDA ACEH

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
“Psikologi Pendidikan”. Shalawat beserta salam, kita sampaikan kepada nabi besar kita
Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Quran dan sunnah untuk
keselamatan umat di dunia.

Makalah ini merupkakan salah satu tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan. Selanjutnya,
kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. M. Husen, M.Pd,
selaku pembimbing mata kuliah Psikologi Pendidikan dan kepada segenap pihak yang telah
memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.

Akhirnya kami menyadari bahwa terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan


makalah ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para
pembaca dan kesempurnaan makalah ini.

Banda Aceh, 25 September 2019

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………
C. Tujuan.................................................................................................................

BAB II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemahaman Pribadi Siswa ……………………………………………


B. Tujuan Pemahaman Pribadi Siwa…………………………………………...……
C. Metode/Teknik Pemahaman Pribadi Siswa………………………………………

BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………………...
B. Saran……………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seorang guru ada adalah untuk menghasilkan siswa yang baik, baik dalam artian sikap
maupun kecerdasan otaknya. Untuk mencapai tujuan tersebut guru tidak hanya dituntut untuk
mengetahui perkembangan siswa namun diimbangi juga dengan pengetahuan pribadi siswa
dalam kegiatan belajar. Perlunya pemahaman akan pribadi siswa adalah untuk mengetahui
karakteristik seorang siswa dalam memahami pelajaran dalam proses belajar. Pemahaman antar
seorang siswa dengan siswa yang lain berbeda-beda baik secara kognitif, afektif dan pskomotor.
Maka pemahaman guru akan pribadi siswa adalah sangat penting untuk menjadi tolak ukur
seorang guru dapat mengajar dengan baik.

Di dalam kegiatan belajar mengajar guru biasanya dapat mengetahui karakteristik


seorang siswa dengan cara memahami peribadi siswa masing-masing melalui pengetahuan atau
penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan maupun melalui perilaku siswa secara
langsung. Namun tidak semua guru dapat melakukan hal tersebut, karena memahami pribadi
seorang siswa tidaklah mudah karena tingkat pemahaman seorang siswa itu berbeda-beda.
Sehingga guru dituntut untuk belajar memahami akan perkembangan pribadi seorang siswa.

Dengan demikian pemahaman guru terhadap pribadi siswa diharapkan mampu


membimbing dan mengarahkan siswa agar dapat memahami akan materi pelajaran yang
diberikan dengan baik. Baik menggunakan metode pengajaran tertentu maupun pendekatan guru
terhadap siswa sendiri. Sehingga peran guru untuk menghasilkan siswa yang baik berdasarkan
sikap maupun tingkat kecerdasan otak seorang siswa dapat tercapai.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian pemahaman pribadi siswa?
2. Apakah tujuan pemahaman pribadi siswa?
3. Apa saja metode/teknik pemahaman pribadi siswa?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian pemahaman pribadi siswa.


2. Untuk mengetahui tujuan pemahaman pribadi siswa.
3. Untuk megetahui metode/teknik pemehaman pribadi siswa.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemahaman Pribadi Siswa

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan dikatakan bahwa pemahaman adalah mengerti benar atau mengetahui benar.
Pemahaman yang diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Karena itu belajar berarti harus
mengerti secara mental makna dan filosofinya, maksudnya dan implikasi serta aplikasi-
aplikasinya sehingga menyebabkan siswa memahami suatu situasi.

Hal ini sangat penting bagi siswa yang belajar, memahami maksudnya menangkap
maknanya adalah tujuan akhir dari setiap mengajar. Pemahaman memiliki arti yang sangat
mendasar yang meletakkan bagian-bagian belajar pada proposinya. Tanpa itu, maka skill
pengetahuan dan sikap tidak akan bermakna.

Dalam belajar unsur komprehention/pemahaman itu tidak dapat dipisahkan dari unsur-unsur
psikologis yang lain. Dengan motifasi, konsentrasi dan reaksi, maka subjek belajar dapat
mengembangkan faktorfaktor ide/skill. Kemudian dengan unsur organisasi, maka subyek belajar
dapat menata hal-hal tersebut secara bertautan menjadi suatu pola yang logis. Karena
mempelajari sejumlah data sebagaimana adanya, secara bertingkat/berangsur subyek belajar
mulai memahami artinya dan implikasi dari persoalan secara keseluruhan.

Perlu diingat bahwa komprehention/pemahaman itu adalah bersifat dinamis. Dengan ini
diharapkan, pemahaman akan bersifat kreatif. Ia akan menghasilkan imajinasi dan fikiran yang
tenang, akan tetapi apabila subjek belajar atau siswa betul-betul memahami materi yang
disampaikan oleh gurunya, maka mereka akan siap memberikan jawaban-jawaban yang pasti
atas pertanyaan-pertanyaan atau berbagai masalah dalam belajar. Dengan demikian jelaslah,
bahwa comprehention atau pemahaman merupakan unsur psikologis yang sangat penting dalam
belajar
Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata “Paham” yang artinya
mengerti benar tentang sesuatu hal. Sedangkan pemahaman siswa adalah suatu bentuk upaya
pencitraan diri seorang siswa tentang bagaimana individu tersebut memahami akan kekurangan
dan kelebihan. Maka individu tersebut akan membentuk rasa percaya diri yang timbul dari
pemahaman dirinya.

B. Tujuan Pemahaman Pribadi Siswa

Tujuan Utama mempelajari psikologi adalahagar orang yang mempelajari bisa memahamidan
mempunyai pemahaman tentangindividu, baik individu dirinya maupun individuorang lain.
Sebagai makhluk sosial manusia selalu berinteraksi Dengan orang lain, baik disekolah dirumah,
bekerja, atau dimasyarakat.

Agar individu , dalam hal terutama pendidikdan pengajar dapat berinteraksi denganbaik
dengan individu lain, terutama denganpara pendidik dan siswanya, makadiperlukan suatu
pemahaman. Pemahamantentang dirinya sendiri (self understanding)dan juga pemahaman
tentang orang lain(understanding the other). Tanpapemahaman yang mendalam dan
meluastentang diri sendiri dan orang lain tidakmungkin individu, terutama pendidik
dapatberinteraksi dengan orang lain(siswa) dengan baik.

C. Metode/Teknik Pemahaman Pribadi Siswa

Secara gari besar dibedakan dua macam cara pemahaman atau teknik pengumpulan
data,yaitu teknik pengukuran atau tes dan bukan pengukuran atau nontes.

1. Teknik Tes

Teknik penukuran atau teknik tes merupakan pengumpulan data dengan menggunakan alat-
alat yang disebut test dan skala. Alat ini bersifat standart karena telah dibakukan atau
distandardisasikan. Maka alat ini bersifat mengukur dan hasilnya adalah hasil ukur, dinyatakan
dalam angka-angka (kualifikasi tetentu).
Ada beberapa persyaratanyang harus dipenuhi oleh suatu alat ukur baku, yaitu bahwa alat
tersebut harus memiliki validitas dan reliabilitas. Suatu alat ukur dikatakan valid apabila,
mengukur apa yang hendak diukur. Validitas alat ukur minimal dilihat dari tiga hal,yaitu:
Validitas konstruk, Validitas Konten, dan Validitas Empiris.

2. Teknil Nontes

Teknik nontes merupakan cara pengumpulan data tidak menggunakan alat-alat baku, dengan
demikian tidak bersifat mengukur, dan tidak diperoleh angka-angka sebagai hasil pengukuran.
Teknik ini bersifat mendeskripsikan,atau memberikan gambaran, hasilnya adalah suatu
gambaran. Terhadp gambaran yang diperoleh dapat dibuat interpretasikan,penyimpulan-
penyimpulan bahkan dengan kualifikasi tertentu.

Beberapa teknik nontes dalam yang biasa digunakan dalam pemahaman individu adalah
Observasi, wawancara, angket, studi dokomenter, sekala, sosiometri, otobiogrsfi, studi kasus dan
koferensi kasus.

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan cara
mengamati dan mencatat secara observasi langsung perilaku-perilaku siswa. Ada dua macam
observasi yang dapat dilakukan oleh guru disekolah, yaitu observasi partisipatif dan
nonpartisipatif. Observasi dapat dilakukan sambil mengajar , ia secara berencana, atau disebut
juga observasi bertujuan dengan memakai pedoman observasi, ,tetapi observasi dapat juga
dilakukan secara sepontan, tanpa rencana dan tanpa pedoman.observasi tanpa pedoman disebut
observasi sehari-hari atau daily observation. Hasil pencatatan dari observasi sehari-hari disebut
juga catatan anekdot atau annecdital record.

Ada beberapa bentuk format pedoman observasi yang dapat digunakan, yaitu daftar cek,
skala deskriptif dan sekala garis. Daftar cek, atau checklist merupakan suatu bentuk pedoman
observasi yang terdiri atas sejumlah pernyataan singkat, yang menggambarkan perilaku tertentu
yang ingin diketahui.

Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan secara tatap muka,
pertanyaan diberikan secara lisan dan jawabannya pun diterima secara lisan pula. Ada dua
macam wawancara yaitu wawancara langsung dan wawancara tidak langsung.
Angket pada dasarnya sama dengan wawancara, hanya perrbedaannya pada wawancara
pertanyaan dan jawaban diberikan secara lisan, sedang pada angket keduannya diberikan secara
tertulis. Angket ada yang bersifat langsung yaitu menanyakan diri responden dan angket yang tak
langsung menanyakan orang lain yang ada hubungannya dengan reponden. Untuk menghemat
tempat angket bisa dimodifikasi menjadi suatu daftar isian. Daftar isian adalah suatu daftar
pernyataan yang memuat kolom-kolom yang harus diisi oleh responden.

Kelebihan angket : dapat menghemat waktu, sebab dalam tempo yang singkat informasi dari
sejumlah besar responden dapat dikumpulkan. Kekurangna angket : apabila ada kesulitan dalam
menjawab, tidak bisa diketahui dan dibantu.

Studi documenter digunakan untuk memperoleh informasi-informasi yang bersifat dokumen,


dari dokumen-dokumen yang ada.

Sosiometri merupakan suatu alat atau teknik pengumpulan data untuk mengetahui hubungan
sosial didalam suatu kelompok dalam kegiatan tertentu. Dalam sosiogram dapat dilihat siswa
mana yang mendapatkan pilihan terbanyak, mana yang kedua dan seterusnya, sampai dengan
yang tidak mendapat pilihan sama sekali. Dalam sosiogram juga akan terlihat adanya siswa yang
saling memilih, antara dua orang tiga atau empat orang. Pilihan antara dua orang disebut dyad,
tiga orang triad atau klik, pilihan empat juga masih disebut klik. Orang yang paling banyak
mendapatkan pilihan disebut bintang atau star, sedangkan yang tidak ada yang memilih disebut
terisolasi atau isolated student.

Otobiografi adalah riwayat hidup seseorang yang ditulis sendiri oleh yang bersangkutan.
Kesulitan yang dihadapi dalam pemanfaatan teknik otobiografi ini adalah, tidak semua siswa
menulis otobiografinya. Bilamenulis pun seringkali ada hal-hal yang disembunyikan atau diganti
dengan yang lebih positif.

Studi kasus adalah semacam penelitian terhadap seorang atau beberapa siswa yang
mempunyai masalah,umpamanya prestasi belajarnya rendah atau tidak ada semangat belajar,
atau punya kebiasaan yang kurang baik. Konferensis kasus juga digunakan meneliti seseorang
atau beberapa siswa yang menjadi kasus atau punya masalah. Sumber data, seperti orangtua,
guru, pembimbing, kepala sekolah, dokter sekolah, psikolog(kalau ada) berkumpul
(berkonferensi)untuk membicarakan kasus.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dengan memahami pribadi siswa, seorang guru akan dapat memberikan harapan yang
realistis terhadap anak dan remaja. Ini adalah penting, karena jika terlalu banyak yang
diharapkan pada anak usia tertentu, anak mungkin akan mengembangkan perasaan tidak mampu
jika ia tidak mencapai standar yang ditetapkan orangtua dan guru. Sebaliknya, jika terlalu sedikit
yang diharapkan dari mereka, mereka akan kehilangan rangsangan untuk lebih mengembangkan
kemampuannya.Guru akan lebih mudah dalam memberikan respons yang tepat terhadap perilaku
tertentu seorang anak.

Dengan memahami pribadi siswa guru juga akan lebih mudah dalam mengenali kapan
perkembangan normal yang sesungguhnya dimulai, sehingga guru dapat mempersiapkan anak
menghadapi perubahan yang akan terjadi pada tubuh, perhatian dan perilakunya. Dan guru
sebagai pengajar akan lebih mudah dalam memberikan bimbingan belajar yang tepat pada
peserta didik.

B. SARAN

Sebagai guru hendaknya mengerti benar akan pemahaman pribadi siswa, baik secara langsung
maupun tidak lansung, karena guru juga berperan dalam perkembangan siswa sendiri. Guru juga
harus mampu memahami tingkatan kesulitan pemahaman siswa agar guru dapat memberikan
solusi bagi mereka.
DAFTAR PUSTAKA

Sukmadinata, Nana Syaodih.2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai