Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan
Oleh: Kelompok: 5
Unit: A/01
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
“Psikologi Pendidikan”. Shalawat beserta salam, kita sampaikan kepada nabi besar kita
Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Quran dan sunnah untuk
keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupkakan salah satu tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan. Selanjutnya,
kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. M. Husen, M.Pd,
selaku pembimbing mata kuliah Psikologi Pendidikan dan kepada segenap pihak yang telah
memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
Kelompok 5
DAFTAR IS
KATA
PENGANTAR……………………………………………………………………………………….
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………...
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………………………....
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………...
C. Tujuan.....................................................................................................................
A. Kesimpulan………………………………………………………………………...……......
B. Saran…………………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masing-masing individu lahir ke dunia dengan suatu hereditas tertentu. Ini berarti bahwa
karakteristik individu diperoleh melalui pewarisan atau pemindahan dari cairan-cairan “germinal”
(awal perkembangan) dari pihak orang tuanya. Karakteristik tersebut menyangkut fisik (seperti
struktur, warna kulit, dan bentuk rambut) dan psikis atau sifat mental (seperti emosi, kecerdasan,
bakat). Dalam setiap hereditas pasti terdapat ciri-ciri yang dibawanya dari orang tua mereka.
Perbedaan inilah yang membedakan antara manusia yang lainnya dengan manusia yang lainnya
(Yusuf: 2004).
Individu tumbuh dan berkembang tidak lepas dari lingkungannya, baik lingkungan psikis,
psikologi, maupun lingkungan sosial. Setiap pertumbuhan dan perkembangan yang kompleks
merupakan hasil interaksi dari hereditas dan lingkungan tersebut. Untuk dapat mengerti dan
mengontrol perkembangan tingkah laku manusia maka harus diketahui hakikat dan peranan dari
masing-masing komponen (hereditas dan lingkungan).
Hereditas merupakan aspek individu yang bersifat bawaan dan memiliki potensi untuk
berkembang. Seberapa jauh perkembangan individu terjadi dan bagaimana kualitas
perkembangannya, bergantung pada kualitas hereditas dan lingkungannya. Lingkungan itu
meliputi fisik, psikis, sosial, dan religius. Oleh karena itu, pada makalah ini akan membahas
bagaimana pengaruh hereditas dan lingkungan terhadap perkembangan individu, khususnya
peserta didik sebagai objek dalam pembelajaran. Artinya dalam sebuah sekolah sangat
memungkinkan adanya bermacam-macam perilaku yang timbul dari para peserta didik. Guru
dalam menjalankan perannya sebagai pembimbing, pendidik dan pelatih bagi para peserta
didiknya, dituntut memahami tentang berbagai aspek perilaku dirinya maupun perilaku orang-
orang yang terkait dengan tugasnya, terutama perilaku peserta didik dengan segala aspeknya,
sehingga dapat menjalankan tugas dan perannya secara efektif, yang pada gilirannya dapat
memberikan kontribusi nyata bagi pencapaian tujuan pendidikan di sekolah.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian hereditas?
2. Apakah pengertian lingkungan?
3. Bagaimana pengaruh hereditas dan lingkungan terhadap pertumbuhan dan perkembangan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian hereditas.
2. Untuk mengetahui pengertian lingkungan.
3. Untuk mengetahui pengaruh hereditas dan lingkungan terhadap pertumbuhan dan
perkembangan.
BAB I
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hereditas
Salah satu dasar perbedaan individual adalah latar belakang hereditas masing-masing
individu. Hereditas dapat diartikan sebagai pewarisan atau pemindahan biologis karakteristik
individu dari pihak orang tuanya. Pewarisan ini terjadi melalui proses genetis.
Proses genetis individu berawal dari pertemuan antara 24 kromoson pihak ayah dan 24
kromosom pihak ibu. Ke 48 kromosom itu bercampur dan berinteraksi membentuk pasangan-
pasangan baru. Akibat dari peristiwa ini terjadilah pertemuan “genes” pada setiap pasangan
kromosom dari ayah dan dari ibu yang memiliki sifat tertentu. Akibat dari pertemuan “genes” itu
maka terjadilah perubahan sifat hereditas. Jadi, dasar hereditas dari perbedaan individual adalah
adanya kombinasi-kombinasi “genes” yang mengakibatkan adanya perubahan-perubahan sifat
“genes”.
B. Pengertian Lingkungan
Pada uraian berikut akan dikemukakan beberapa pertemuan atau hasil penelitian oleh
beberapa penemuam atau hasil penelitian oleh beberapa ahli biologi yang dapat yang jelaskan
tentang pengaruh hereditas terhadap pertumbuhan individu manusia.
Seorang biarawan Austria bernama Gregor Mendel, pernah mengadakan penelitian terhadap
kacang-kacangan yang warna bunganya berbeda-beda. Mendel mengadakan perkawinan silang
antara kacang yang berwarna putih dengan kacang yang berbunga merah. Ketika Mendel
mengawinkan kacang yang berbunga putih dengan kacang yang berbunga merah ia menemukan
apa yang disebut sebagai “element” yang amat kecil sehingga tidak bisa diraba. Elemen-elemen
itulah yang dapat menghasilkan perubahan warna bunga pada kacang silang atau perkawinan.
Setiap hasil pengamatan oleh Mendel dianalisis dengan menghasilkan kesimpulan yang
terkenal dengan sebutan “Hukum Mendel”. Hukum Mendel ini dilaporkan dalam sebuah paper
pada tahun 1865 yang kemudian diterbitkan tahun 1866. Hukum Mendel terdiri atas tiga item,
masing-masing berbunyi sebagai berikut :
a. Sifat-sifat warisan/turunan dihasilkan oleh apa yang disebut Mendel “elements” atau
“factors” yang diteruskan dengan tidak berubah dari generasi yang satu ke generasi
berikutnya.
Pada tahun 1907, Prof. Thomas Hunt Morgan mengadakan eksperimen terhadap beratus
-ratus ekor lalat “Drosophila” yang dipeliharanya. Pada umur 12 hari, lalat-lalat siap bertelur. Dua
belas hari kemudian massing-masing lalat betinamenghasilkan tiga ratusan anak keturunan. Dari
permulaan, seeokr lalat dalam tempo 2 tahun telah menurunkan 60 generasi lalat. Berdasarkan
pengamatan Prof. Morgan terhadap pertumbuhan lalatnya, diperoleh bahwa kesan hukum Mendel
memang berlaku dalam kasuspertumbuhan lalat tersebut, akan tetapi mekanisme hereditas yang
terjadi tidaklah sesederhana apa yang telah dikemukakan oleh Mendel.
Lebih lanjut, dengan dibantu oleh para mahasiswanya, Morgan mengidentifikasi beratus-
ratus gene khusus pada lalat serta menggambar diagram yang menunjukkan posisi kromosom-
kromosom di mana “genes” lalat itu berada. Setelah itu, salah seorang mahasiswanya, Prof.
Muller, dengan mengunakan sinar X mengamati adanya banyak perubahan “genes” pada lalat itu.
perubahan-perubahan “genes” itulah yang menentukan sifat-sifat herediter pada keturunan
makhluk.
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari proses hereditas adalah sebagai berikut :
a. Sifat-sifat pribadi manusia pada umumnya tergantung pada pengaruh kombinasi-kombinasi
“genes”
b. Sel-sel benih dari masing-masing orang tua( ayah dan ibu berisikan bermacam-macam
kombinasi “genes” sebagai akibat dari adanya pembiakan sel-sel.
c. Sel-sel dari ayah dan dari ibu bertemu dan beriteraksi menghasilkan organisme baru yang
membentuk berbagai macam kombinasi “genes” pada anak keturunannya.
Dengan adanya kenyataan di atas, berarti tidak akan dapat kita jumpai kesamaan hereditas
pada manusia kakak beradik padahal mereka adalah saudara sekandung. Bahkan kita tidak dapat
menemukan kesamaan hereditas pada manusia bersaudara kembar sekalipun.
Ada dua macam anak kembar, masing-masing yaitu:
1) Fraternal twins, yaitu saudara kembar yang tumbuh dari sel-sel telur yang berbeda.
2) Indentical twins, yaitu saudara kembaryang tumbuh dari satu sel telur saja.
Klarifikasi tingkah laku manusia dapat diaadakan, terdiri atas empat, macam:
a. Insting (aktifitas yang hanya menuruti kodrat dan tidak melalui belajar)
b. Habits (kebiasaan yang dihasilkan dari latihan atau aktivitas yang berulang ulang)
c. Native behavior (tingkah laku pembawaan, mengikuti mekanisme hereditas)
d. Aqcuired behavior (tingkah laku yang didapat sebagai hasil belajar).
Antara hereditas dan lingkungan terjadi hubungan terjadi hubungan atau interaksi. Setiap
faktor hereditas beroperasi dengan cara yang berbeda-beda pula. Selain dengan interaksi,
hubungan antara hereditas dan lingkungan dapat pula digambarkan sebagai additivce
contributiron. Menurut panjangan ini hereditas dan lingkungan sama-sama menyumbang bagi
pertumbuhan dan perkembangan fisiologis dan bahkan juga tingkah laku individu secara jointly.
Agar kita memperoleh gambaran yang lebih luas mengenai hal ini, berikut ini dikemukakan
tenteng sumbangan-sumbangan interaktif dari hereditas dan lingkungan terhadap pertumbuhan
dan perkembangan individu.
1. Dalam bidang pertumbuhan dan perkembnagan fisik:
- Sumbangan hereditas: tinggi, bentuk, kerangka, dan struktur badan disebabkan
oleh pertumbuhan potensi-potensi atau sifat-sifat dalam “genes”, strukur dari
sistem saraf juga dibentuk oleh pertumbuhan genetis.
- Sumbangan lingkungan: segenap pengaruh hereditas itu dapat diganggu oleh
lingkungan yagn abnormal.
2. Dalam bidang pertumbuhan dan perkembangan mental:
- Sumbangan hereditas: bukti-bukti menunjukkan, bahwa ank-anak menunjukkan,
bahwa anak-anak yang lahir dengan berbagai kapasitas mental, dnegan berbagai
potensi musik, melukis, menyanyi, mneukang, berpidato, dan sebagainya.
- Sumbangan lingkungan: lingkungan-lingkungan yagn baik dibutuhkan untuk
mengembangkan kapasitas mental pada taraf aygn diharapkan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hereditas merupakan pewarisan atau pemindahan biologis karakteristik individu dari
pihak orang tuanya. Secara psikologis, lingkungan merupakan segala kondisi dan materil
jasmaniah di dalam tubuh seperti gizi, vitamin, air, zat asam, suhu, system saraf, peredaran
darah, pernafasan dan percernaan makanan, kelenjar-kelenjar indokrin, sel-sel pertumbuhan,
dan kesehatan jasmani.
Pengaruh hereditas dan lingkungan terhadap pertumbuhan dan perkembangan manusia
terdiri dari penemuan dari Abbot Gregor Mendel, penemuan dari Prof. Thomas Hunt Morgan,
proses hereditas dalam pertumbuhan, pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan, pewarisan
sifat jenius, penelitian tentang pertumbuhan mental pada kera dan anak dan penelitian tentang
penelitian tentang pertumbuhan anak kembar.
B. Saran
Mahasiswa Pendidikan Geografi sebagai calon guru SMP dan SMA seharusnya
memahami pengertian hereditas, lingkungan dan pengaruh hereditas dan lingkungan terhadap
pertumbuhan dan perkembangan manusia ini sebagai acuan dalam mengajarkan siswa.
Sehingga dengan memahaminya, guru akan sejalan dengan pemikiran para ahli untuk
mengatasi masalah psikologi pendidikan sejak dini. Pengajaran yang baik dalam kelas akan
memberikan makna yang kuat dalam diri siswa sehingga akan melekat terus sebagai pribadi
anggota masyarakat yang rasional.
DAFTAR PUSTAKA