Anda di halaman 1dari 17

Tugas Terstruktur Dosen Pengampu

Ilmu Pendidikan Nur Tiara S.pd, M.Pd

Oleh:
Kelompok 9

Abdurrahman Azkiya (190101010058)


Muhammad Fitri (190101010088)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BANJARMASIN
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, puji
dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah menciptakan alam dan
seisinya, tidak lupa pula sholawat serta salam kami curahkan kejunjungan Nabi Besar
Baginda Muhammad SAW. Karena berkat Allah dan Rosulullah lah kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Kami sebagai penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini tidak lepas
dari bantuan dan jasa berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam
penyusunannya. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu
Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Ibu Nur Tiara, S.Pd, M.Pd. yang telah membimbing dan
memberikan masukan terhadap pembuatan makalah ini.
Kami harap makalah bermanfaat bagi masyarakat, terlebih bagi pembacanya dan
bagi kami sebagai penulis.

Banjarmasin, 6 Maret 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 2
A. Macam-macam Pembawaan dan Pengaruh Keturunan .......................................... 2
B. Pengertian Lingkungan Pendidikan........................................................................ 3
C. Fungsi Lingkungan Pendidikan .............................................................................. 4
D. Jenis - Jenis Lingkungan Pendidikan ..................................................................... 5
E. Ragam Bentuk Lingkungan Pendidikan ................................................................. 5
F. Bagaimana Individu Berhubungan Dengan Lingkungan ..................................... 10
BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 13
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 13
B. Saran .................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap individu yang lahir ke dunia ini pasti dengan satu pembawaan tertentu. Ini
berarti bahwa karakteristik setiap individu berbeda dan diperoleh dari pewarisan atau
pemindahan cairan “germinal” dari pihak orangtuanya. Di samping itu, individu
tumbuh dan berkembang tidak terlepas dari lingkungan baik lingkungan fisik
maupun lingkungan sosial. Setiap pertumbuhan dan perkembangan yang kompleks
merupakan hasil interaksi dari hereditas dan lingkungan. Agar kita dapat mengerti
dan mengontrol perkembangan individu baik dari tingkah lakunya, kita hendaknya
mengetahui peranan masing-masing (pembawaan, lingkungan, dan keturunan).
Sedangkan dari faktor keturunan itu sendiri mempunyai sifat-sifat atau ciri-ciri
yang diwariskan atau diturunkan dengan melalui sel-sel kelamin dari generasi yang
lain. Meskipun kita melihat suatu sifat atau ciri-ciri yang sama antara orang tua dan
anaknya, kita belum dapat mengambil kesimpulan bahwa sifat-sifat atau ciri-ciri
pada anak itu diterima melalui keturunan.
Dan inilah yang melatar belakangi kami dalam penulisan makalah ini. Agar kita
calon-calon guru dapat mengidentifikasi bagaimana sifat, tingkah laku, intelegensi
anak didik kita nanti. Dan kita dapat memahami faktor penyebab anak didik kita itu
bertingkah laku yang berbeda. Dapat kita lihat dari faktor pembawaan dan
lingkungannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja macam pembawaan dan pengaruh keturunan dalam Pendidikan ?
2. Apa Pengertian dan Macam-Macam Lingkungan ?
3. Bagaimana cara individu berhubungan dengan lingkungan ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui macam-macam pembawaan dan pengaruh keturunan dalam
Pendidikan.
2. Untuk mengetahui Pengertian dan Macam-Macam Lingkungan.
3. Untuk mengetahui cara individu berhubungan dengan lingkungan

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Macam-macam Pembawaan dan Pengaruh Keturunan
1. Pembawaan Jenis
Tiap-tiap manusia biasa di waktu lahirnya telah memiliki pembawaan jenis,
yaitu jenis manusia. Bentuk badannya, anggota-anggota tubuhnya,
inteligensinya, ingatannya, dan sebagainya, semua itu menunjukkan ciri-ciri
yang khas dan berbeda dengan jenis-jenis makhluk lain.1
2. Pembawaan ras
Dalam jenis manusia pada umumnya masih terdapat lagi bermacam-macam
perbedaan yang juga termasuk pembawaan keturunan, yaitu pembawaan
keturunan mengenai ras, misalnya ras Indo German, ras Negro. Stiap ras itu
dapat terlihat perbedaannya satu sama lain.
3. Pembawaan jenis kelamin
Setiap manusia yang normal sejak dilahirkan telah membawa pembawaaan
jenis kelaminnya masing-masing; laki-laki atau perempuan. Pada kedua jenis
kelamin itu terdapat pula perbedaan sikap dan sifatnya terhadap dunia luar.
Tetapi, dalam hal ini kita hendaklah berhati-hati dalam mencari perbedaan sifat
antara kedua jenis kelamin itu.
4. Pembawaan perseorangan
Selain pembawaan-pembawaan seperti tersebut di atas, tiap-tiap orang
sendiri-sendiri (individu) memiliki pembawaan yang bersifat individu meskipun
bersamaan ras atau jenis kelaminnya masing-masing mempunyai pembawaan,
watak, inteligensi, sifat-sifat, dan sebagainya yang berbeda-beda. Jadi, tiap-tiap
orang itu sendiri mempunyai pembawaan perseorangan yang berlain-lainan.2
Beberapa macam pembawaan tersebut diatas yang paling banyak ditentukan
oleh keturunan ialah pembawaan ras, pembawaan jenis, dan pembawaan
kelamin. Ketiga macam pembawaan tersebut dapat dikatakan sedikit sekali
dipengaruhi oleh lingkungan. Akan tetapi pada pembawaan perseorangan,
pengaruh lingkungan adalah penting. Banyak sifat-sifat pembawaan
peseorangan yang dalam pertumbuhannya lebih ditentukan oleh lingkungannya.

1
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1990). Cet. 5, h.18.
2
Ibid., h. 25

2
B. Pengertian Lingkungan Pendidikan
Menurut Sartain (seorang ahli psikologi Amerika) menjelaskan bahwa
lingkungan ialah meliputi semua kondisi-kondisi dalam dunia ini yang dalam cara-
cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau
life processes kita kecuali gen-gen dan bahkan gen-gen dapat pula dipandang
sebagai menyiapkan lingkungan bagi gen yang lain.
Menurut Mohammad Surya lingkungan adalah segala hal yang merangsang
individu, sehingga individu turut terlibat dan mempengaruhi perkembangannya.
Sedangkan menurut Zakiah Daradjat dalam arti yang luas lingkungan mencakup
iklim dan geografis, tempat tinggal, adat istiadat, pengetahuan, pendidikan dan
alam. Dengan kata lain, lingkungan adalah segala sesuatu yang tampak dan terdapat
dalam alam kehidupan yang senantiasa berkembang. Ia adalah seluruh yang ada,
baik manusia maupun benda buatan manusia, atau hal-hal yang mempunyai
hubungan dengan seseorang. Sejauh manakah seseorang berhubungan dengan
lingkungannya, sejauh itu pula terbuka peluang masuknya pengaruh pendidikan
kepadanya.
Pendidikan merupakan seluruh aktivitas atau upaya secara sadar yang dilakukan
oleh pendidik atau guru kepada peserta didik terhadap semua aspek perkembangan
kepribadian baik jasmani maupun rohani, secara formal informal maupun non-
formal yang berjalan terus-menerus untuk mencapai kebahagiaan dan nilai yang
tinggi, baik nilai insaniyah atau ilahiya.
Jadi, dari beberapa penjelasan tentang pengertian lingkungan dan pendidikan,
dapat simpulkan bahwa Lingkungan Pendidikan adalah segala sesuatu yang
mencakup iklim, geografis, adat istiadat, tempat tinggal atau istiadat dan lainnya
yang dapat memberikan penjelasan serta mempengaruhi tingkah laku,
pertumbuhan, perkembangan anak untuk menjadi manusia yang lebih baik yang
mempunyai nilai tinggi, baik nilai insaniyah dan ilahiyah. Sejauh manakah
seseorang berhubungan dengan lingkungan, sejauh itu pula terbuka peluang
masuknya pengaruh pendidikan kepadanya. Tetapi keadaan itu tidak selamanya
bernilai pendidikan, artinya mempunyai nilai positif bagi perkembangan seseorang
karena bisa saja merusak perkembangannya atau dengan kata lain lingkungan

3
pendidikan adalah tempat berlangsungnya proses pendidikan, baik itu pendidikan
formal, pendidikan non formal, maupun pendidikan informal. 3
C. Fungsi Lingkungan Pendidikan
Adapun yang menjadi fungsi masing lingkungan terhadap pendidikan, terlihat
dari apa yang dikemukakan Hasbullah yaitu:
1. Fungsi lingkungan keluarga terhadap pendidikan Fungsi sekolah keluarga dalam
pendidikan, yaitu:
a. Pengalaman pertama Masa kanak-kanak
b. Menjamin kehidupan emosional anak
c. Menanamkan dasar pendidikan moral
d. Memberikan dasar pendidikan sosial
e. Peletakkan dasar-dasar keagamaan.
2. Fungsi lingkungan sekolah terhadap pendidikan Lingkungan sekolah diadakan
sebagai kelanjutan dari lingkungan keluarga. sekolah berfungsi sebagi pembantu
keluarga dalam mendidik anak. Sekolah memberikan pendidikan dan
pengajaran kepada anak-anak mengenai apa yang tidak dapat atau tidak ada
kesempatan orang tua untuk memberikan pendidikan dan pengajaran di dalam
keluarga. Adapun fungsi lingkungan sekolah terhadap pendidikan adalah
sebagai berikut:
a. Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan
b. Spesialisasi, artinya sekolah mempunyai fungsi sebagai lembaga sosial yang
spesialisasinya dalam bidang pendidikan dan pengajaran
c. Efisiensi, karena sekolah sebagai lembaga sosial yang berspesialisasi di
bidang pendidikan dan pengajaran, maka pelaksanaan pendidikan dan
pengajaran dalam masyarakat menjadi lebih efisien
d. Sosialisasi, yaitu proses membantu perkembangan individu menjadi
makhluk sosial, makhluk yang yang dapat beradaptasi dengan baik di
masyarakat. Karena, bagaimanapun pada akhirnya dia berada di masyarakat
e. Konservasi dan transmisi kultural, yaitu memelihara warisan budaya yang
hidup dalam masyarakat dengan jalan menyampaikan warisan kebudayaan
tadisi kepada generasi muda.

3
Abdul Khalik M.Pd. dkk. Pengantar Ilmu Pendidikan, (Bogor: Unida Press, 2017). h. 90

4
f. Transisi dari rumah ke masyarakat, ketika berada di keluarga, kehidupan
anak serba menggantungkan diri pada orang tua, maka memasuki sekolah ia
akan mendapat kesempatan untuk melatih berdiri sendiri dan tanggung
jawab sebagai persiapan sebelum ke masyarakat.
3. Fungsi lingkungan masyarakat terhadap penddikan
Menurut Ari H Gunawan masyarakat berfungsi sebagai penerus budaya dari
generasi ke generasi selanjutnya secara dinamis, sesuai pengalaman kehidupan.
Hal ini merupakan fokus utama dari andragogi atau pendidikan orang dewasa.4
D. Jenis - Jenis Lingkungan Pendidikan
Pelaksanaan pendidikan di setiap lingkungan pendidikan dilakukan melalui tiga
kegiatan yaitu:
1. Membimbing, terutama berkaitan dengan pemantapan jati diri dan pribadi dari
segi-segi perilaku umum.
2. Mengajar, terutama berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan.
3. Melatih, terutama berkaitan dengan keterampilan dan kemahiran.5
E. Ragam Bentuk Lingkungan Pendidikan
Lingkungan (environment) ialah meliputi semua kondisi-kondisi dalam dunia ini
yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan,
perkembangan atau life process kita kecuali gen-gen. Menurut Sertain lingkungan
itu dapat dibagi menjadi 3 bagian sebagai berikut:
1) Lingkungan alam/luar (eksternal or physical environment)
2) Lingkungan dalam (internal environment), dan
3) Lingkungan sosial/masyarakat (social environment).6
Lingkungan pendidikan adalah tempat seseorang memperoleh pendidikan secara
langsung dan tidak langsung. Oleh karena itu, lingkungan pendidikan ada yang
bersifat sosial dan material. Lingkungan pendidikan secara garis besarnya oleh Ki
Hajar Dewantoro dibagi menjadi tiga yang disebut denga Tri Pusat Pendidikan,
yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.

4
Ibid., h. 92
5
Ibid., h. 94
6
Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Semarang: PT Rineka Cipta, 1997) cet. 1 h. 132

5
1. Lingkungan Keluarga
Manusia ketika dilahirkan di dunia dalam keadaan lemah. Tanpa pertolongan
orang lain, terutama orang tuanya, ia tidak bisa berbuat banyak. Di balik
keadaannya yang lemah itu ia memiliki potensi baik yang bersifat jasmani
maupun rohani.
Keluarga merupakan lingkungan pertama bagi anak, di lingkungan keluarga
pertama-tama anak mendapatkan pengaruh sadar. Karena itu keluaraga merupaka
kelompok primer yang terdiri dari sejumlah keluarga kecil karena hubungan
sedarah yang bersifat informal dan kodrati dan menjadi lembaga pendidikan
tertua. Keluarga bisa berbentuk keluarga inti (nucleus family : ayah, ibu, dan
anak), ataupun keluarga yang diperluas (di samping inti, ada orang lain seperti
kakek, nenek, ipar dan lain sebagainya).
Anak dalam menjalani pendidikan di lingkungan keluarga biasanya
menghadapi hambatan-hambatan. Hambatan-hambatan tersebut antara lain
sebagai berikut.
1) Anak kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orangtua.
2) Figur orangtua yang tidak mampu memberikan keteladanan pada anak.
3) Sosial ekonomi keluaraga yang kurang atau sebaliknya yang tidak bisa
menunjang belajar.
4) Kasih sayang orangtua yang berlebihan sehingga cenderung untuk
memanjakan anak.
5) Orangtua yang tidak bisa memberikan rasa aman kepada anak, tuntutan
orangtua yang terlalu tinggi.
6) Orangtua yang tidak bisa memberikan kepercayaan kepada anak.
7) Orangtua yang tidak bisa membangkitkan inisiatif dan kretifitas kepada anak.
Keluarga sebagai lingkungan pendidikan yang pertama sangat penting dalam
membentuk pola kepribadian anak. Karena di dalam keluarga, anak pertama kali
berkenalan dengan nilai dan norma. Keluarga didasarkan pada cinta kasih yang
sangat natural, sehingga suasana pendidikan yang berlangsung di dalamnya
berdasarkan kepada suasana yang tanpa memikirkan hak.

6
Pendidikan keluarga memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar, agama,
dan nilai moral, norma sosial dan pandangan hidup yang diperlukan peserta didik
untuk dapat berperan dalam keluarga dan dalam masyarakat.
Dasar-dasar tanggung jawab keluarga terhadap pendidikan anaknya, meliputi
hal-hal berikut.
1) Dorongan/motivasi cinta kasih yang menjiwai hubungan orang tua dengan
anak. Cinta kasih ini mendorong sikap dan tindakan rela menerima
tanggungjawab, dan mengabdikan dirinya untuk sang anak.
2) Dorongan/motifasi kewajiban moral, sebagai konsekuensi kedudukan
orangtua terhadap keturunannya. Tanggungjawab moral ini meliputi nilai-
nilai religius spiritual yang dijiwai ketuhanan Yang Maha Esa dan agama
masing-masing di samping didorong oleh kesadaran memelihara martabat dan
kehormatan keluarga.
3) Tanggungjawab sosial sebagai bagian dari keluarga, yang pada gilirannya
juga menjadi bagian dari masyarakat, bangsa dan negaranya, bahkan
kemanusiaan.
Di sisi lain tanggungjawab pendidikan yang menjadi beban orangtua
sekurang-kurangnya harus dilaksanakan dalam rangka hal-hal berikut.
1. Memelihara dan membesarkan anak.
2. Melindungi dan menjamin kesamaan baik jasmaniah maupun rohaniah
sesuai dengan falsafah hidup dan agama yang dianutnya.
3. Member pengajarandalam arti yang luas.
4. Membahagiakan anak baik di dunia dan akhirat.
Dasar-dasar pendidikan yang diberikan kepada anak dari orangtua meliputi
tujuh hal, yaitu dasar pendidikan budi pekerti, dasar pendidikan sosial, dasar
pendidikan intelek, dasar pembentukan kebiasaan pembinaan kepribadian yang
baik dan wajar, dasar pendidikan kekeluargaan, dasar pendidikan nasionalisme,
dan dasar pendidikan agama.
Lingkungan keluarga berpengaruh kepada anak dari sisi perlakuan, keluarga
terhadap anak, kedudukan anak dalam keluarga, keadaan ekonomi keluarga,
keadaan pendidikan keluarga, dan pekerjaan orangtua.

7
Dari lingkungan keluarga yang harmonis mampu memancarkan keteladanan
kepada anak-anaknya, karena dikatakan pendidikan pertama pada bayi atau anak
itu berkenalan dengan lingkungan serta mendapat pembinaan pada keluarga.
2. Lingkungan Sekolah
Sebagai akibat dari perkembangan ilmu dan teknologi dan terbatasnya
orangtua dalam kedua hal tersebut, orangtua sangat penting dalam menyiapkan
anak-anak untuk kehidupan mansyarakat. Sekolah memegang peranan penting
dalam pendidikan karena pengaruhnya besar sekali pada jiwa anak. Karena itu di
samping keluagra sebagai pusat untuk pendidikan, sekolah pun mempunyai
fungsi sebagai pusat pendidikan untuk pembentukan kepribadian anak.
Pendidikan di sekolah mencakup pendidikan umum dalam mempersiapkan
peserta didik menguasai kemampuan dasar untuk melanjutkan pendidikan atau
memasuki lapangan kerja. Pendidikan sekolah biasanya disebut sebagai
pendidikan formal karena ia adalah pendidikan yang mempunyai dasar, tujuan,
isi, metode, alat-alatnya yang disusun secara eksplisit, sistematis, dan
distandarisasikan. Penjabaran fungsi sekolah sebagai pusat pendidikan formal,
terlihat pada tujuan instruksional, yaitu tujuan kelembagaan pada masing-masing
jenis da tingkatan sekolah.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal menerima fungsi pendidikan
berdasarkan asas-asas tanggung jawab berikut ini.
1) Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan tujuan yang
ditetapkan menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku yaitu undang-undang
pendidikan.
2) Tanggungjawab keilmuan berdasarkan bentuk, isi, tujuan dan tingkat
pendidikan yang dipercayakan kepadanya oleh masyarakat dan negara.
3) Tanggungjawab fungsional ialah tanggungjawab profesional pengelola dan
pelaksana pendidikan.
Sekolah sebagai pendidikan formal dirancang sedemikian rupa agar lebih
efektif dan efisien, yaitu bersifat klasikal dan berjenjang. Sistem klasikal
memungkinkan sejumlah anak belajar bersama dan dipimpin oleh seorang atau
beberapa orang guru sebagai fasilitator. Sekolah memiliki ciri jenjang dapat
dijelaskan sebagi berikut.

8
a) Jenjang lembaga, sekolah dirancang dengan berbagai tingkatan, dari Taman
Kanak-Kanak (TK) sampai perguruan tinggi (PT). sebagian dikelola oleh
Departemen Pendidikan Nasional dan sebagian lainnya dikelola oleh
Departemen Agama.
b) Jenjang kelas, berjenjang menurut tingkatan kelas, murid hanya bisa mengikuti
pendidikan pada kelas yang lebih tinggi apabila ia telah mampu
menyelesaikan pendidikan di tingkat sebelumnya. Jenjang kelas ini bervariasi,
yaitu di tingkat SD/MI terdiri dari enam kelas, SMP/MTs terdiri dari tiga
kelas, SMA/MA/sederajat terdiri dari tiga kelas, sedangkan di Perguruaan
Tinggi tidak ditentukan dengan jenjang kelas.
Sekolah dianggap sebagai suatu lingkungan yang paling bertanggungjawab
terhadap pendidikan murid-muridnya, lebih-lebih bila dikaitkan dengan
pengabdian sumber daya manusia yang berkualitas untuk dapat bersaing secara
global. Maka pembangunan sekolah dianggap sebagai investasi yang prosfektif
demi menyongsong kemajuan bangsa.
3. Lingkungan Masyarakat
Pendidikan dalam lingkungan masyarakat tampaknya sudah lebih maju
dibandingankan dengan pendidikan dalam lingkungan keluarga dan lingkungan
sekolah. Karena masyarakat adalah salah satu lingkungan pendidikan yang besar
pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi seseorang. Pandangan hidup, cita-
cita bangsa, sosial budaya, dan perkembangan ilmu pengetahuan akan mewarnai
keadaan masyarakat tersebut.
Masyarakat turut serta memikul tanggungjawab pendidikan. Pendidikan
kemasyarakatan merupakan wahana yang amat besar artinya bagi perkembangan
individu dan masyarakat sebagai gerakan yang memperluas dan mempercepat
usaha mencerdaskan bangsa. Dalam menjalani pendidikan di lingkungan
masyarakat biasanya akan mengalami kesulitan-kesulitan, antara lain :
1. Lingkungan fisik dan nonfisik yang kurang menguntungkan. Lingkungan yang
demikian akan banyak menghambat anak dalam belajar.
2. Tugas yang diberikan lembaga terlalu berat/banyak, sehingga anak tidak dapat
menyelesaikan tugas tersebut dengan baik. Terlalu banyaknya kegiatan yang
diikuti dalam waktu yang terbatas, bisa menjadi penyebab kegiatan tersebut

9
tidak dilaksanakan dengan baik dan akan mengalami kesulitan, yang akhirnya
hasilnya akan kurang.
3. Apabila nilai dikembangkan oleh anak berbeda/bertentangan dengan nilai/adat
yang ada di masyarakat maka akan timbul konflik nilai. Kalau terjadi hal
demikian biasanya anak akan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan
dalam diri terhadap lingkungan tersebut. Keadaan yang demikian biasanya
akan berpengaruh terhadap upaya belajar anak.
Setiap masyarakat mempunyai mempunyai cita-cita, peraturan-peraturan dan
sistem kekuasaan tertentu. Pendidikan dalam Lingkungan kehidupan.
Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat meliputi
segala bidang, baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan pembentukan pengetahuan
sikap dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan. Pendidikan
dalam pergaulan masyarakat terutama banyak sekali lembaga-lembaga pendidikan
seperti masjid, surau atau langgar, musholla, madrasah, pondok pesantren,
pengajian, kursus, dan badan-badan pembinaan rohani
F. Bagaimana Individu Berhubungan Dengan Lingkungan
Kepribadian ( Individu ) adalah organisasi dinamis daripada sistem psikofisik
dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik (khas).
Dari definisi tersebut jelas bahwa kepribadian manusia tidak dapat dirumuskan
sebagai suatu keseluruhan atau kesatuan individu saja, tanpa sekaligus meletakkan
hubungannya dengan lingkungannya. 7
Menurut woodworth, cara-cara individu itu berhubungan dengan lingkungannya
dapat dibedakan menjadi 4 macam :8
1) Individu bertentangan dengan lingkungannya,
2) Individu menggunakan lingkungannya,
3) Individu berpartisipasi dengan lingkungannya, dan
4) Individu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Individu itu senantiasa berusaha untuk “ menyesuaikan diri “ (dalam arti luas)
dengan lingkungannya.

7
Wasti Sumanto, Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan. (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2006)Hal. 82
8
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, ( Jakarta : PT Remaja Rosdakarya, 1990 ), hlm.21

10
Dalam arti yang luas menyesuaikan diri itu berarti :
1) Mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan (penyesuaian autoplastis)
2) Mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan) diri penyesuaian diri
alloplastis.
Pada umumnya, tiap-tiap individu didalam kehidupannya menggunakan kedua
cara penyesuain diri tersebut dalam usaha mengembangkan dirinya dan dalam
interaksinya dengan lingkungannya.
Contoh: Seorang mahasiswa yang belajar di negeri asing, Inggris umpamanya, ia
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan amaliah disana : berpakaian panas dan
tebal, membiasakan makan dan minum disana, melakukan tata cara dan adat-istiadat
yang berlaku disana, dan sebagainya.
Contoh lain: Misalnya orang-orang transmigrasi dari Jawa Tengah ke Sumatera
atau Kalimantan, meskipun tata cara dan kehidupan masyarakat yang didatangi itu
berbeda, namun sesampainya mereka di tempat yang baru itu mereka membuat dan
mengatur rumahnya serta mengerjakan sawah ladangnya menurut apa yang telah
mereka lakukan ditempat asalnya. Juga cara-cara hidup dan pergaulan serta adat-
istiadatnya. Bahkan pengaruh dari para transmigran inilah yang kemudian banyak
merubah lingkungan dan masyarakat yang didatanginya.
Dalam proses perkembangan manusia, likungan ini merupakan faktor yang
penting setelah faktor pembawaan, artinya keduanya ini saling berkaitan atau saling
berhubungan. Tanpa adanya dukungan dalam mewujudkan potensi pembawaan
menjadi kemampuan nyata tidak akan terjadi. Oleh karena itu fungsi atau peranan
lingkungan ini dalam proses perkembangan dapat dikatakan sebagai faktor ajar,
yaitu faktor yang akan mempengaruhi perwujudan suatu potensi secara baik atau
tidak baik sebab pengaruh lingkungan dalam hal ini dapat bersifat positif yang
berarti pengaruhnya baik dan sangat menunjang perkembangan. Oleh karena itu
sudah menjadi tugas utama seorang pendidik untuk menciptakan atau menyediakan
lingkungan yang positif agar dapat menunjang perkembangan si anak dan berusaha
untuk mengawasi dan menghindarkan pengaruh faktor lingkungan yang negatif
yang dapat menghambat dan merusak perkembangan sang anak.9

9
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, ( Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996 ), hlm.38

11
Demikian jika kita hubungkan kembali antara pembawaan dan lingkungan
dalam hal pengaruhnya terhadap perkembangan manusia, dapatlah kita katakan
sebagai berikut: Sifat-sifat dan watak kita adalah hasil interaksi antara pembawaan
dan lingkungan kita. Dalam hal ini pengertian kita harus tekankan pada kata
interaksi. Interaksi antara keduanya antara pembawaan dan lingkungan itulah yang
menentukan bagaimana hasil perkembangan aspek-aspek tertentu dari manusia.10

10
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, ( Jakarta : PT Remaja Rosdakarya, 1990 ), hlm. 29

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Macam-macam Pembawaan dan Pengaruh Keturunan: Pembawaan Jenis,
Pembawaan ras, Pembawaan jenis kelamin, Pembawaan perseorangan
Lingkungan Pendidikan adalah segala sesuatu yang mencakup iklim, geografis,
adat istiadat, tempat tinggal atau istiadat dan lainnya yang dapat memberikan
penjelasan serta mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan, perkembangan anak
untuk menjadi manusia yang lebih baik yang mempunyai nilai tinggi, baik nilai
insaniyah dan ilahiyah. Fungsi Lingkungan Pendidikan: Fungsi lingkungan
keluarga, Fungsi lingkungan sekolah, Fungsi lingkungan masyarakat. Jenis - Jenis
Lingkungan Pendidikan: Membimbing, terutama berkaitan dengan pemantapan jati
diri dan pribadi dari segi-segi perilaku umum, Mengajar, terutama berkaitan dengan
penguasaan ilmu pengetahuan, Melatih, terutama berkaitan dengan keterampilan
dan kemahiran. Ragam Bentuk Lingkungan Pendidikan: Menurut Sertain
lingkungan itu dapat dibagi menjadi 3 bagian sebagai berikut: Lingkungan alam/luar
(eksternal or physical environment), Lingkungan dalam (internal environment), dan
Lingkungan sosial/masyarakat (social environment)
Menurut woodworth, cara-cara individu itu berhubungan dengan lingkungannya
dapat dibedakan menjadi 4 macam: Individu bertentangan dengan lingkungannya,
Individu menggunakan lingkungannya, Individu berpartisipasi dengan
lingkungannya, dan Individu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini, penyusun berharap berguna bagi banyak orang dan
semoga beberapa poin penting dalam makalah ini dapat diterapkan dalam
kehidupan. Mungkin ini yang bisa penyusun sampaikan pada penulisan tugas
makalah “Ilmu Pendidikan” ini. Meskipun penulisannya jauh dari sempurna,
minimal kita dapat mengambil manfaat ilmu dari tulisan ini. Penyusun juga
mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah memberikan tugas ini, kritik
dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi penyusunan makalah yang
lebih baik.

13
DAFTAR PUSTAKA

Dalyono. 1997. Psikologi Pendidikan, cet. 1. Semarang: PT Rineka Cipta.


Khalik, Abdul. dkk. 2017. Pengantar Ilmu Pendidikan, Bogor: Unida Press.
Purwanto, Ngalim. 1990. Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Remaja Rosdakarya.
Sabri, M. Alisuf. 1996. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.
Sumanto, Wasti. 2006. Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin
Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

14

Anda mungkin juga menyukai