Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Tentang
HEREDITAS DAN LINGKUNGAN DALAM PROSES BELAJAR

Disusun Oleh : Kelompok 2


Robin : 2214070163
Sulaiman : 2214070184
Muhammad Fauzi : 2214070185

Dosen Pengampu :
Marta Suhendra, M.Pd

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNVIERSITAS ISLAM NEGERI
IMAM BONJOL PADANG
1445H/2023M
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Rabb Semesta Alam, atas segala rahmat dan
karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hereditas
dan Lingkungan Dalam Proses belajar” untuk memenuhi tugas mata kuliah
Psikologi Pendidikan.

Kami mengucapakan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu


kami dalam menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa juga pemakalah mengucapkan
terimakasih kepada Bapak Marta Suhendra, M.Pd sebagai dosen pembimbing
mata kuliah Psikologi Pendidikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Padang, 04 September 2023

Pemakalah

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ ii

DAFATAR ISI....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 1
C. Tujuan....................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Hereditas................................................................................................... 3
B. Lingkungan .............................................................................................. 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..............................................................................................13
B. Saran........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia memiliki potensi yang sangat besar, dengan potensi yang dimiliki
manusia dapat berkembang dan mengalami banyak perubahan dalam hidupnya
baik secara fisik maupun psikologi. Manusia secara utuh adalah manusia
sebagai pribadi yang merupakan pengejawantahan manunggalnya berbagai ciri
atau karakter hakiki atau sifat kodrati manusia yang seimbang antar berbagai
segi yaitu antara segi individu dan social, jasmani dan rokhani, dunia dan
akhirat.
Objek psikologi adalah perkembangan manusia secara pribadi, setiap
manusia lahir ke dunia dengan membawa hereditas tertentu. Hal ini berarti
bahwa karakteristik individu diperoleh melalui pewarisan dari pihak orang
tuanya. Hereditas atau keturunan merupakan aspek individu yang bersifat
bawaan dan memiliki potensi untuk berkembang. Sedangkan lingkungan
merupakan sesuatu yang berada pada luar diri manusia yang meliputi fisik,
psikis, social dan religious. Maka hereditas dan lingkungan merupakan dua hal
yang tidak bisa dipisahkan dari manusia. Keduanya memiliki pengaruh yang
sama penting dalam pertumbuhan dan perkembangan pada diri setiap manusia.
Seberapa jauh perkembangan individu bergantung pada kualitas hereditas dan
lingkungan yang mempengaruhinya. Perbedaan inilah yang menyebabkan
individu unik, karena adanya perbedaan baik dalam ciri, dan sifat atau
karakteristik bawaan bahkan karena adanya pengaruh lingkungan di dalam
perkembangannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hereditas?
2. Apa pengaruh hereditas terhadap proses belajar?
3. Apa pengertian lingkungan?

1
4. Apa saja macam-macam lingkungan?
5. Apa pengaruh lingkungan terhadap proses belajar individu?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian hereditas.
2. Untuk mengetahui pengaruh hereditas terhadap proses belajar.
3. Untuk mengetahui pengertian lingkungan.
4. Untuk mengetahui macam-macam lingkungan.
5. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan terhadap proses belajar individu.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hereditas
1. Pengertian Hereditas
Setiap individu yang lahir ke dunia dengan suatu hereditas tertentu. Ini
berarti, bahwa karakteristik individu diperoleh melalui
pewarisan/pemindahan dari cairan-cairan "germinal" dari pihak orang
tuanya. Di samping itu, individu tumbuh dan berkembang tidak lepas dari
lingkungannya, baik lingkungan fisis, psikologis, maupun lingkungan sosial.
Setiap pertumbuhan dan perkembangan yang kompleks merupakan hasil
interaksi dari hereditas dan lingkungan.
Salah satu dasar perbedaan individual adalah latar-belakang hereditas
masing-masing individu. Hereditas dapat diartikan sebagai pewarisan atau
pemindahan biologis karakteristik individu dari pihak orang tuanya 1.
Pewarisan ini terjadi melalui proses genetis.
Masing-masing individu mulai hidup dengan satu sel di dalam indung
telur yang telah dibuahi oleh satu sperma. Sel ini berbagai menjadi dua,
masing-masing berbagai lagi menjadi dua, masing- masing sel bagian
berbagai lagi menjadi dua-dua dan seterusnya sehingga membentuk organ.
Semua sel dalam badan memiliki hereditas identik sebagai akibat dari
adanya proses individuasi dan diferensiasi. Setiap sel terdeferensiasi,
sebagian menjadi sel-sel mata, sebagian menjadi telinga, sebagian menjadi
tetek, sebagaian menjadi kulit, sebagian menjadi daging, sebagian menjadi
otot, tulang, dan sebagainya. Pembentukan atau deferensiasi ini sangat
tergantung kepada sifat dan interkasi lingkungan seluler.
Hereditas atau keturunan memiliki peranan dalam pertumbuhan dan
perkembangan anak. Ia lahir ke dunia ini membawa berbagai ragam
1
Wasty Soemarto, Psikologi Pendidikan, (Rineka Cipta: Jakarta, 2012), hal.82

3
hereditas yang berasal dari ibu bapaknya atau nenek dan kakeknya.
Hereditas tersebut yang terpenting antara lain: bentuk tubuh, raut muka,
warna kulit, inteligensi, bakat, sifat-sifat atau watak dan penyakit.
Berdasarkan uraian dikemukakan di atas, dapat dipahami bahwa
hereditas adalah pewarisan sifat-sifat fisik dan psikologi serta pola-pola
pertumbuhan lainnya yang secara biologis diwarisi oleh setiap anak dari
orang tuanya melalui genetis. Hereditas itu akan membentuk perkembangan
dengan memberikan potensi-potensi dan kemungkinan-kemungkinannya
yang akan diwujudkan melalui proses belajar dengan ditunjang oleh faktor-
faktor lingkungan.

2. Pengaruh Hereditas
a. Bentuk Tubuh dan Warna Kulit
Salah satu warisan yang dibawa oleh anak sejak lahir adalah mengenai
bentuk tubuh dan warna kulit. Misalnya anak-anak yang memiliki
bentuk tubuh gemuk sepert ibunya, wajah seperti ayahnya, rambut
keriting dan warna kulit putih seperti ibunya. Bila anak yang
berpembawaan gemuk seperti ini, bagaimanapun susah hidupnya nanti
dia sukar menjadi kurus, tetapi sebaliknya sedikit saja ia makan akan
mudah menjadi gemuk. Demikian pula dengan rambut keriting,
bagaimanapun berusaha untuk meluruskannya akhirnya akan kembali
menjadi keriting.
b. Sifat-sifat
Sifat-sifat yang dimiliki oleh seseorang adalah salah satu aspek yang
diwarisi dari ibu, ayah, atau nenek dan kakek. Bermacam-macam sifat
yang dimiliki manusia, misal nya: penyabar, pemarah, kikir, pemboros,
hemat, dan sebagainya.
Sifat-sifat tersebut dibawa manusia sejak lahir. Ada yang dapat dilihat
atau diketahui dimiliki anak selagi masih kecil dan ada pula yang
diketahui sesudah agak besar. Misalnya sifat keras (pelawan atau

4
bandel) sudah dapat dilihat sewaktu anak masih berumur kurang dari 1
tahun, sedangkan sifat peramah baru dapat diketahui setelah anak lancar
berbicara, yaitu sekitar 5 tahun.
Sifat atau tabiat berbeda dengan kebiasaan. Sifat sangat sukar
mengubahnya, sedangkan kebiasaan dapat diubah setiap saat bila
dikehendaki dengan sungguh-sungguh. Kebiasaan minum-minuman
keras, mabuk, main judi, mencuri, dan sebagainya. Semuanya itu bisa
diubah dan dibuang dari diri seseorang.
Demikian pula dengan kebiasaan merokok, lambat bangun pagi, tidur
siang, malas, dan sebagainya. Semuanya dapat diubah dan ditukar
dengan kebiasaan yang baik, seperti rajin, lincah, cepat bangun, jujur,
suka menolong, dan sebagainya.Para ahli psikolog telah membagi tipe-
tipe manusia berdasarkan sifat yang dimilikinya. Salah satu pembagian
yang dikemukakan Edward Sparanger adalah: memiliki sifat hemat,
rajin bekerja.2
Adapun cara mengetahui sifat anak di sekolah secara tepat dapat
dilakukan dengan melakukan tes kepribadian. Namun informasi yang
diperoleh dari orang tua tentang sifat- sifat anaknya merupakan bantuan
yang sangat baik bagi guru. Mengetahui sifat atau watak anak secara
mendalam, akan membantu guru untuk mendidiknya. Misalnya, anak
yang penakut perlu dibangkitkan semangatnya agar menjadi berani
mengemukakan pendapatnya. Demikian pula dengan anak yang rasa
mindernya kuat, perlu dibangkitkan rasa harga dirinya agar jiwanya
tidak semakin tertekan.
c. Inteligensi
Inteligensi adalah kemampuan yang bersifat umum untuk mengadakan
penyesuaian terhadap suatu situasi atau masalah. Kemampuan yang
bersifat umum tersebut meliputi berbagai jenis kemampuan psikis

2
M.Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Rineka Cipta: Jakarta, 2015), hal.122

5
seperti: abstrak, berpikir mekanis, matematis, memahami, mengingat,
berbahasa, dan sebagainya.
Kemampuan umum atau inteligensi seseorang dapat diketahui secara
lebih tepat dengan menggunakan tes inteligensi. Di sekolah yang tidak
memiliki tes inteligensi. nilai rata-rata raport murid dapat sebagai
penggantinya. Karena nilai raport adalah gambaran tentang kecerdasan
umum setiap anak. Melalui raport dapat diketahui tingkat kecerdasan
anak dibandingkan dengan teman-temannya sekelas, namun belum
merupakan gambaran inteligensi yang standar. Untuk mengetahui
tingkat inteligensi seseorang secara pasti harus menggunakan tes yang
standar.

3. Pengauh hereditas terhadap proses belajar


Perkembangan setiap manusia merupakan hasil interaksi dari hereditas
dan lingkungan. Pengaruh hereditas berasal dari kombinasi-kombinasi
“genes”. Genes adalah molekul-molekul protein submikrokopis yang
terdapat dalam sel-sel “germ”. Dengan cara tertentu, “genes” membentuk
kromosom-kromosom. Kombinasi dan perubahan-perubahan “genes” sangat
kompleks dan unik bagi masing-masing individu itulah yang menyebabkan
hereditas masing-masing individu.
Pengaruh hereditas dan lingkunagn sama pentingnya dalam proses
pertumbuhan dan juga perkembangan setiap individu. pabila anak-anak
yang berasal dari lingkungan yang sehat dengan suasana keluarga penuh
dengan kasih sayang dan dorongan bagi mereka, maka besar kemungkinan
bahwa anak-anak itu akan memiliki kesehatan mental dan emosi yang baik.
Hal ini merupakan perkembangan pribadi yang baik, orang-orang yang
hidup dalam lingkungan-lingkungan protektif dan membatasi tingkah laku
mereka, akan lebih cenderung mengidap penyakit mental dan emosional
daripada mereka yang hidup dalam lingkungan-lingkungan yang wajar.

6
B. Lingkungan
1. Pengertian Lingkungan
Lingkungan secara sempit adalah alam sekitar di luar dan terdiri dari
manusia/individu. Lingkungan secara luas itu sebenarnya mencakup segala
material dan stimulus di dalam dan di luar diri individu, baik yang bersifat
fisiologis, psikologis, maupun sosial-kultural3. Dengan demikian lingkungan
dapat diartikan secara fisiologis, secara psikologis, dan secara sosio-
kultural.
Secara fisiologis, lingkungan meliputi segala kondisi dan material
jasmaniah di dalam tubuh seperti gizi, vitamin, air, zat asam, suhu, sistem
saraf, peredaran darah, perna pasan, pencernaan makanan, kelenjar-kelenjar
indoktrin sel-sel pertumbuhan, dan kesehatan jasmani.
Secara psikologis, lingkungan mencakup segenap stimulasi yang
diterima oleh individu mulai sejak dalam konsesi, kelahiran sampai matinya.
Stimulasi itu misalnya berupa: sifat-sifat "genes", interaksi "genes", selera,
keinginan, perasaan, tujuan-tujuan, minat, kebutuhan, kemauan, emosi, dan
kapasitas intelektual.
Secara sosio-kultural, lingkungan mencakup segenap stimulasi,
interaksi, dan kondisi dalam hubungannya dengan perlakuan ataupun karya
orang lain. Pola hidup keluarga, pergaulan kelompok, pola hidup
masyarakat, latihan, belajar, pendidikan, pengajaran, bimbingan, dan
penyuluhan, adalah sermasuk sebagai lingkungan ini.
Sertain (seorang ahli psikologi Amerika) mengatakan, bahwa
lingkungan (environment) ialah meliputi semua kondisi-kondisi dalam dunia
ini yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita,
pertumbuhan, perkembangan atau life processes kita kecuali gen-gen, dan
bahkan gen-gen dapat pula dipandang sebagai menyiapkan lingkungan (to
provide environment) bagi gen yang lain4.

3
Op.cit., hal.83
4
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Remaja Rosdakarya: Bandung, 2010), hal.131

7
Lingkungan sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan
anak. Lingkungan adalah keluarga yang mengasuh dan membesarkan anak,
sekolah tempat mendidik, masyarakat tempat anak bergaul juga bermain
sehari-hari dan keadaan alam sekitar dengan iklimnya, flora dan faunanya.
Berikut ruang lingkup dari lingkungan:
a. Keluarga
Keluarga, dimana akan diasuh dan dibesarkan ber pengaruh besar
terhadap pertumbuhan dan perkem bangannya. Terutama keadaan
ekonomi rumah tangga, serta ungkat kemampuan orang tua merawat
juga sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan jasmani anak,
Sementara tingkat pendidikan orang tua besar pengaruhnya terhadap
perkembangan rohaniah anak terutama kepribadian dan kemajuan
pendidikannya. Anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga
berada umumnya akan menghasilkan anak yang sehat dan cepat
pertumbuhan badannya dibandingkan dengan anak dari keluarga
berpendidikan akan menghasilkan anak yang berpendidikan pula.
b. Sekolah
Sekolah merupakan satu faktor yang turut mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan anak terutama untuk kecerdasannya. Anak yang
tidak pernah sekolah akan ketinggalan dalam berbagai hal. Sekolah
sangat berperan dalam meningkatkan pola pikir anak, karena di sekolah
mereka dapat belajar ber macam-macam ilmu pengetahuan. Tinggi
rendahnya pen didikan dan jenis sekolahnya turut menentukan pola
pikir serta kepribadian anak.
c. Masyarakat
Masyarakat adalah lingkungan tempat tinggal anak. Mereka juga
termasuk teman-teman anak tapi di luar sekolah. Di samping itu,
kondisi orang-orang di desa atau kota tempat ia tinggal juga turut
mempengaruhi perkem bangan jiwanya. Anak-anak yang dibesarkan di
kota berbeda pola pikirnya dengan anak desa. Anak kota umumnya
lebih bersikap dinamis dan aktif bila dibandingkan dengan anak desa

8
yang bersikap statis dan lamban. Anak kota lebih berani
mengemukakan pendapatnya, ramah, dan luwes sikapnya dalam
pergaulan sehari-hari. Sementara anak desa umumnya kurang berani
mengeluarkan pendapat, agak penakut, pemalu dan kaku dalam
pergaulan.
d. Keadaan Alam Sekitar
Keadaan alam sekitar adalah lokasi di mana anak bertempat tinggal, di
desa atau di kota, tepi pantai atau pegunungan, desa terpencil atau dekat
ke kota. Sebagai contoh anak desa lebih suka terhadap keadaan yang
tenang atau agak sepi, sedangkan anak kota menginginkan keadaan
yang ramai.
Anak desa senang dengan lagu irama yang sedih, sementara anak kota
menyukai lagu berirama lincah dan gembira. Perbedaan pola kejiwaan
di atas adalah akibat pengaruh keadaan alam yang berbeda desa dengan
kota. Di desa keadaannya sepi. Sedang di kota situasinya penuh
kesibukan. Keadaan alam yang berbeda akan berpengaruh terhadap
perkembangan pola pikir atau kejiwaan anak.

2. Macam-macam Lingkungan
Menurut definisi yang luas ini, ternyata bahwa di dalam lingkungan kita
tidak hanya terdapat sejumlah besar faktor-faktor pada suatu saat, tetapi
terdapat pula faktor- faktor lain yang banyak sekali, yang secara potensial
sanggup mempengaruhi kita. Akan tetapi lingkungan kita yang aktual
hanyalah faktor-faktor dalam dunia sekeliling kita yang benar-benar
mempengaruhi kita.
Menurut Sertain lingkungan itu dapat dibagi menjadi bagian sebagai
berikut:
a. Lingkungan alam/luar (external or physical environme )
Lingkungan alam/luar iala segala sesuatu yang ada dalam dunia ini
seperti: rumah, tumbuh-tumbuhan, air, iklim, hewan, dan sebagainya.
manu

9
b. Lingkungan dalam (internal environment)
Lingkungan dalam ialah segala sesuatu yang termasuk lingkungan
luar/alam. Seperti makanan dan air yang telah berada di dalam
pembuluh pembuluh darah atau di dalam cairan limpa, mereka
mempengaruhi tiap-tiap sel di dalam tubuh, dan benar-benar termasuk
ke dalam internal environment/lingkungan dalam
c. Lingkungan sosial/masyarakat (social environmet).
Lingkungan sosial ialah semua orang/manusia lain yang mempengaruhi
kita. Pengaruh lingkungan sosial itu ada yang kita terima secara
langsung dan ada yang tidak langsung. Pengaruh secara langsung
seperti dalam pergaulan sehari-hari dengan orang lain, dengan keluarga
kita, teman-teman kita, kawan sekolah sepekerjaan, dan sebagainya.
Yang tidak langsung, melalui radio dan televisi, dengan membaca
buku-buku, majalah-majalah, surat-surat kabar, dan sebagainya, dan
dengan berbagai cara yang lain.

3. Pengaruh Lingkungan Terhadap Perkembangan Belajar Individu


Pengaruh lingkungan ini terbagi menjadi dua yaitu pengaruh
lingkungan sosial dan pengaruh lingkungan nonsosial:
a. Lingkungan sosial
Di sekolah seperti guru, staf administrasi, dan teman-teman sekelas,
dapat memengaruhi semangat belajar seseorang. Para guru yang selalu
menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan
teladan yang baik dan rajin, khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin
membaca dan berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi
kegiatan belajar siswa. Sementara itu, sikap para pekerja administrasi
yang menganggap para siswa sebagai pengemis membuat masalah bagi
aktivitas belajar mereka.
Termasuk lingkungan sosial yang memengaruhi belajar adalah
masyarakat dan tetangga serta teman-teman sepermainan di sekitar
perkampungan seorang siswa. Kondisi masyarakat di lingkungan

10
kumuh yang serba kekurangan dan anak-anak penganggur, misalnya,
sangat memengaruhi aktivitas belajar. Paling tidak, seorang siswa akan
menemukan kesulitan ketika memerlukan teman belajar atau berdiskusi
atau meminjam alat-alat belajar tertentu yang kebetulan belum
dimilikinya.
Lingkungan sosial yang lebih banyak memengaruhi kegiatan belajar
ialah orangtua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orangtua,
praktik pengelolaan keluarga, dan ketegangan keluarga, semuanya
dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar
dan hasil yang dicapai oleh seseorang.
b. lingkungan nonsosial
Seperti gedung sekolah dan letaknya, tempat tinggal seseorang, alat-alat
belajar keadaan cuaca, dan waktu belajar yang digunakan pelajar Faktor
faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar
seseorang. Sebuah penelitian terbaru menyebutkan bahwa ruangan kelas
yang diberi suara musik memengaruhi tingkat semangat dan gairah
belajar siswa. Kondisi rumah yang sempit, berantakan, serta berada di
perkampungan yang terlalu padat serta tidak memiliki sarana umum
untuk kegiatan remaja akan mendorong siswa untu berkeliaran ke
tempat-tempat yang sebenarnya tak dikunjungi. Kondisi rumah dan
perkampungan seperti itu jel berpengaruh buruk terhadap kegiatan
belajar siswa.
Waktu pagi dan sore memiliki penekanan khusus dalam memengaruhi
kegiatan belajar. Biggers menyataka bahwa belajar di pagi hari lebih
efektif daripada belajar di waktu lainnya 5. Namun, pandangan ini tidak
bisa dijadikan pegange secara pasti. Sebab, di antara siswa ada yang
siap belajar pada pagi hari, ada pula yang siap pada sore hari, bahkan
tengah malam.

5
Mahmud, Psikologi Pendidikan, (CV Pustaka Setia: Bandung, 2010), hal.131

11
Adapun contoh lain lingkungan sangat berpengaruh terhadap
perkembangan individu sebagai berikut:
a. Seorang mahasiswa yang belajar di negeri asing, Inggris umpamanya, ia
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan alamiah di sana: berpakaian
panas dan tebal, memembiasakan makan dan minum di sana,
melakukan tata cara dan adat-istiadat yang berlaku di sana, dan
sebagainya.
b. Misalnya orang-orang transmigrasi dari Jawa Tengah ke ke Sumatera
atau Kalimantan, meskipun tata-cara dan kehidupan masyarakat yang
didatangi itu berbeda, namun sesampainya mereka di tempat yang baru
itu mereka membuat dan mengatur rumahnya serta mengerjakan sawah
ladangnya menurut apa yang telah mereka lakukan di tempat asalnya,
Juga cara-cara hidup dan pergaulan serta adat istiadatnya. Bahkan
pengaruh dari para transmigran inilah yang kemudian banyak merobah
lingkungan dan masyarakat yang ditanganinya.
Pada umumnya, tiap-tiap individu itu menggunakan kedua cara
penyesuaian diri tersebut, dalam usaha mengembangkan dirinya dan dalam
interaksinya dengan lingkungannya.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar peserta didik adalah
faktor lingkungan dan faktor bawaan atau hereditas. Dari dua faktor tersebut
ternyata konsep Fitrah yaitu pandangan yang menyatakan bahwa
perkembangan pendidikan itu dipengaruhi oleh bawaannya, lingkungannya dan
dirinya sendiri.
Hereditas atau bawaan adalah kesanggupan manusia yang dapat
diwujudkan yang diperoleh dari orang tuanya maupun dari keinginan dirinya
sendiri. Sedangkan lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar kita
baik berupa benda mati maupun benda hidup. Hereditas dan lingkungan
memiliki peran yang sama pentingnya dalam proses belajar anak. Keduanya
memang mempunyai perbedaan. Namun, hereditas (pembawaan) dan
lingkungan bisa saling melengkapi, misalkan pembawaannya kurang baik,
dengan dorongan lingkungan maka seseorang akan dapat berkembang secara
maksimal.
Jadi antara hereditas dan lingkungan terjadi hubungan atau interaksi.
Setiap faktor hereditas beroperasi dengan cara yang berbeda beda menurut
kondisi-kondisi lingkungan yang berbeda-beda pula. Selain dengan interaksi,
hubungan antara hereditas dan lingkungan dapat pula digambarkan sebagai
"additive contribution". Menurut panjangan ini, hereditas dan lingkungan
sama-sama menyumbang bagi pertumbuhan dan perkembangan fisiologis dan
juga tingkah laku individu.

B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna
dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari

13
pembaca guna perbaikan dan kelengkapan penyusunan makalah ini. Harapan
kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

14
DAFTAR PUSTAKA

Dalyono, M. 2015. Psikologi Pendidika. Jakarta Rineka Cipta

Mahmud. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia

Purwanto, Ngalim. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Soemarto, Wasty. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai