Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Dalam Mata Kuliah Perkembangan
Peserta Didik

Disusun Oleh Kelompok 3 :


Wira Elvia Susanti (2120225)
Jenysa Mulya Utami (2120233)
Annisa Salsabilla C (2120237)
Azizah Rahma Pinta (2120241)
Hamadi Apriko (2121288)

Dosen Pengampu:
Al-Furqon

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
M.SYEKH DJAMIL DJAMBEK BUKITTINGGI
TP. 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah senantiasa membuka
pikiran dan hati kita, atas rahmat yang telah diberikan sehingganya kami dapat menyelesaikan
makalah mata kuliah Ilmu Komunikasi ini dengan judul “ Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Perkembangan ”.
Shalawat serta salam tidak lupa kita panjatkan kepada Nabi besar Muhammad SAW
sebagai teladan kita. Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah ikut
memberikan dukungan terhadap makalah ini yang masih jauh dari kata sempurna. Namun kami
tetap berharap makalah ini bermanfaat bagi kita semua, atas perhatiannya kami ucapkan
terimakasih.

Bukittinggi, 29 September 2022

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah ....................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Faktor Genetika ....................................................................................................... 2


B. Faktor Lingkungan .................................................................................................. 4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 8
B. Saran ....................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perkembangan merupakan bagian dari suatu perubahan yang dimulai dari
masa konsepsi dan berlanjut sepanjang kehidupan. Perkembangan memiliki sifat yang
kompleks. Hal ini dikarenakan perkembanganmelibatkan banyak proses seperti biologis,
kognitif, serta sosio-emosinal. Menurut sudut pandang psikologi, perkembangan dapat
diartikan sebagai suatu proses perubahan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif
seorang individu yang terus terjadi secara kontinyu dalam rentang kehidupannya, yang
dimulai dari masa konsepsi, bayi, kanak-kanak, masa remaja, bahkan sampai dengan
dewasa.
Faktor utama yang berperan penting adalah faktor dan aspek yang
mempengaruhi perkembangan anak usia dini meliputi faktor genetik/hereditas, faktor
lingkungan, kondisi kehamilan, komplikasi kelahiran, pemenuhan nutrisi perawatan
kesehatan, kerentanan terhadap penyakit, dan perilaku pemberian stimulus. Sedangkan,
dalam aspek-aspek yang mempengaruhi perkembangan anak berisikan tentang
kepribadian, sosial moral, bahasa, dan kesadaran beragama.
B. Rumusn Masalah
1. Apa saja faktor genetika dari perkembangan?
2. Apa saja faktor lingkungan dari perkembangan?
C. TujuanMasalah
1. Untuk mengetahui faktor genetika dari perkembangan
2. Untuk mengetahui faktor lingkungan dari perkembangan

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Faktor Genetika (Hereditas)


Pada akhir abad ke17, Anton Van Lee Wenhock penemu mikroskop menemukan
bahwa cairan dari air mani yang dihasilkan oleh individu jantan terdapat hewan-hewan
kecil yang disebut dengan animalkulus yang kini dikenal dengan nama spermatozoa.
Dikatakan bahwa di dalam spermatozoa terdapat sifat-sifat genetik, sedangkan sel telur
yang dihasilkan oleh betina hanya merupakan tempat berkembangnya spermatozoa. Di
samping itu adapula pandangan yang menyatakan bahwa dalam sel telur (ovum)
sesungguhnya memiliki sifat-sifat genetik dan spermatozoa yang hanya mengarahkan
perkembangan sel telur.1
Periode anak dalam kandungan merupakan awal mula berperannya pendidikan dan
disitulah perilaku itu berpengaruh terhadap pembentukan ciri-ciri khas anak yang
kelahirannya ditunggu, pembentukan ini berlangsung dalam diri sang ibu. Seorang ibulah
yang dapat menentukan bagaimana keberhasilan anaknya kelak, karena potensi-potensi
yang akan dibawa saat anak dewasa berawal melalui proses bertemunya ovum dan sperma
sehingga anak dilahirkan.
Secara umum, faktor keturunan lebih kuat pengaruhnya pada tingkat bayi, yakni
sebelum terjalinnya hubungan sosial dan perkembangan pengalaman. Sebaliknya pengaruh
lingkungan lebih besar apabila anak mulai menginjak dewasa. Ketika itu hubungan dengan
lingkungan alam dan manusia serta ruang geraknya sudah semakin luas. Dengan demikian,
anak dan perkembangannya merupakan produk dari hereditas dan lingkungan. Hereditas
dan lingkungan sama-sama berperan penting bagi perkembangan kepribadian. Karena
perkembangan pribadi seseorang merupakan hasil interaksi antara hereditas dan
lingkungannya.
Menurut Wasti Sumanto, faktor keturunan (hereditas) merupakan faktor utama
yang mempengaruhi perkembangan manusia. Hereditas dalam hal ini dapat diartikan
sebagai totalitas karakteristik seseorang yang diwariskan oleh orang tua kepada anaknya

1
Zuyyina Candra Kirana, Pentingnya Gen dalam Membentuk Kepribadian Anak (Perspektif Pendidikan Islam, Jurnal
Dirasah, Volume 1, No 1, 2019, h. 45.

2
atau segala potensi baik potensi fisik maupun psikis yang dimiliki individu sejak masa
pembentukan (konsepsi) pertumbuhan ovum oleh sperma, sebagai warisan dari orang tua
melalui gen-gen. Dari definisi tersebut, yang perlu digaris bawahi adalah faktor ini
bersifat potensial, pewarisan/bawaan dan alamiah (nature).2 Menurut pendapat para ahli
setiap anak yang terlahir didunia membawa berbagai ragam warisan yang berasal
dari kedua orangtuanya, yaitu ibu dan bapaknya atau nenek dan kakeknya di antaranya,
seperti bentuk tubuh, warna kulit, inteligensi, bakat, sifat-sifat dan bahkan penyakit.3
Hereditas merupakan kecenderungan alami dari suatu cabang untuk menirukan
sumber semula dalam komposisi fisik dan psikologis. Dimana manusia itu berasal dari
sebuah sel tunggal kecil yang bernama gamate yang paling mengagumkan, penuh misteri,
dan kecil di jagad raya ini sebagai ke-Maha Kuasaan Allah. Penggabungan dua sel itu
menghasilkan nukleum (inti) seorang individu baru. Hanya pada saat itulah, ditentukan
apakah individu itu akan menjadi laki-laki atau perempuan, pendek atau tinggi, cerdas atau
bodoh, dan seterusnya. Semua gambaran tersebut ditentukan dalam sel tersebut yang tidak
dapat diubah.4
Hereditas sebagai transmisi genetik dari orang tua pada keturunannya merupakan
penyederhanaan yang berlebih karena sesungguhnya yang diwariskan oleh anak dari
orangtuanya adalah satu set alel dari masing-masing orang tua serta mitokondria yang
terletak di luar nukleus (inti sel), kode genetik inilah yang memproduksi protein kemudian
berinteraksi dengan lingkungan untuk membentuk karakter fenotif. Gen merupakan cetak
biru dari perkembangan yang tetap diturunkan dari generasi ke generasi. Fenotip
merupakan karakter individu yang terlihat secara langsung oleh mata sehari-hari yang
tercipta dari cetak biru tersebut. Gen orang tua diwariskan kepada anak melalui proses
pembuahan. Gen yang diterima anak dari orang tuanya pada saat pembuahan akan
mempengaruhi seluruh karakteristik dan penampilan anak kelak.

2
Umi, Latifa. Aspek Perkembangan Pada Anak Sekolah Dasar : Masalah Dan Perkembangannya. Journal of
Multidisciplinary Studies, 1.2, 2017, h. 185–96
3
Enung, Fatimah. Psikologi Perkembangan; Perkembangan Peserta Didik. (Bandung: Pustaka Setia, 2006)
4
Daimah dan Wafiqatun Ni’am, Landasan Filosofis Pembelajaran Agama Islam Perspektif Hereditas, Lingkungan,
Kebebasan Manusia dan Inayah Tuhan, Jurnal AtTarbiyah, Volume 2, No 2, 2019, h. 160-161.

3
Istilah hereditas tersebut akan mengenalkan terminologi Gen dan Alel sebagai
ekspresi alternatif yang terkait sifat. Setiap individu memiliki sepasang alel yang khas dan
terkait dengan tetuanya. Pasangan alel ini dinamakan genotif apabila individu memiliki
pasangan alel yang sama maka individu tersebut bergenotipe homozigot dan jika berbeda
maka disebut heterozigot. Jadi karakter atau sifat merupakan fenotif dan manusia
merupakan karakter yang komplek dari interaksi genotif yang unik dan lingkungan yang
khas.5
Hereditas atau keturunan merupakan aspek individu yang bersifat bawaan dan
memiliki potensi untuk berkembang. Seberapa jauh perkembangan individu itu terjadi dan
bagaimana kualitas perkembangannya, tergantung dari kualitas hereditas dan lingkungan
yang dapat memengaruhinya.
B. Faktor Lingkungan
Lingkungan sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan. Lingkungan
adalah keluarga yang mengasuh dan membesarkan anak, sekolah tempat mendidik,
masyarakat tempat anak bergaul juga bermain sehari-hari dan keadaan alam sekitar dengan
iklimnya, flora,dan sebagainya. Besar kecilnya pengaruh lingkungan terhadap
pertumbuhan dan perkembangan bergantung pada keadaan lingkungan anak itu sendiri
serta jasmani dan rohaninya.
1. Lingkungan Keluarga
Keluarga, adalah tempat anak diasuh dan dibesarkan, berpengaruh besar
terhadap pertumbuhan dan perkembangannya, terutama keadaan ekonomi rumah
tangga serta tingkat kemampuan orang tua dalam merawat yang sangat besar
pengaruhnya terhadap pertumbuhan jasmani anak. Sementara tingkat pendidikan
orang tua juga besar pengaruhnya terhadap perkembangan rohaniah anak, terutama
kepribadian dan kemajaun pendidikannya.
Peran Keluarga dapat membentuk pola sikap dan pribadi anak, juga dapat
menentukan proses pendidikan yang diperoleh anak, tidak hanya di sekolah akan
tetapi semua faktor bisa dijadikan sumber pendidikan. Lingkungan keluarga juga
dapat berperan menjadi sumber pengetahuan anak, juga dapat berpengaruh tehadap

5
Nur Amini dan Na’imah, Faktor Hereditas dalam Mempengaruhi Intelligensi Anak Usia Dini, Jurnal Buah Hati,
Volume 7, No 2, 2020, h. 110-111.

4
keberhasilan prestasi siswa.Anak dalam kandungan sampai usia lanjut atau liang
lahat akan mendapatkan pendidikan, baik dari lingkungan keluarga (pendidikan
informal), Lingkungan Sekolah (pendidikan formal) maupun Lingkungan
Masyarakat (nonformal). Para pakar umumnya berpandangan bahwa pendidikan
merupakan proses pengembangan potensi individu, pewarisan budaya dan interaksi
antar potensi individu, kelompok dengan lingkungan masyarakat luas.6
Sehingganya anak yang tumbuh dan berkembang dengan baik akan
menggambarkan situasi dan kondisi perilaku lingkungan keluarganya khususnya
kedua orang tuanya (Ayah dan Ibunya).
Lingkungan keluarga menjadi penanggung jawab utama terhadap
pertumbuhan jasmani dan rohani anaknya yakni melalui ilmu mendidik dan
membimbing putra-putrinya. Berhasil tidaknya pendidikan seorang anak dapat
dihubungkan dengan perkembangan sikap dan pribadi orangtuanya serta hubungan
komunikasi dan role model dalam keluarganya, lingkungan keluarga dapat
berperan penuh terhadap perkembangan keluarganya untuk memberikan sistem
pendidikan secara komprehensif, saling berkesinambungan, mulai dari anak
tumbuh dari masa perkembangan, sampai masuk kedewasaan dan masuk pada
pernikahan.
2. Lingkungan Sekolah
Montessori, sama halnya dengan Piaget, menganggap lingkungan sebagai
kunci utama pembelajaran spontan anak. Menurut Montessori, anak adalah an
active agent (agen aktif) dalam lingkungannya, sementara guru merupakan
fasilitator yang membantu pembelajaran dan perkembangan anak. Lingkungan,
menurut Montessori ini menyediakan milieu yang penting di mana manusia
berkembang. Pendidikan anak memerlukan sebuah lingkungan di mana ia dapat
mengembangkan kekuatan-kekuatan yang ia bawa sejak lahir. Pendidikan dengan
demikian adalah sebuah proses kolaborasi dengan watak sang anak dan tahap-tahap
perkembangannya.
Sekolah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak terutama untuk kecerdasannya. Anak yang tidak pernah

6
Hasan Langgulung, Pendidikan Islam dalam Abad ke 21, (Jakarta: PT Pustaka Al-Husna Baru, 2003), h. 272-273

5
sekolah akan tertinggal dalam berbagai hal. Sekolah sangat berperan dalam
meningkatkan pola pikir anak karena di sekolah mereka dapat belajar bermacam-
macam ilmu pengetahuan. Tinggi rendahnya pendidikan dan jenis sekolahnya turut
menentukan pola pikir serta kepribadian anak.
Lingkungan sekolah merupakan lingkungan pendidikan utama yang kedua.
Siswa-siswa, guru, administrator, konselor hidup bersama dan melaksanakan
pendidikan secara teratur dan terencana dengan baik. Menurut Dalyono,
lingkungan sekolah merupakan salah satu faktor yang turut mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak terutama untuk kecerdasannya. Lingkungan
sekolah sangat berperan dalam meningkatkan pola pikir anak, karena kelengkapan
sarana dan prasarana dalam belajar serta kondisi lingkungan yang baik sangat
penting guna mendukung terciptanya lingkungan belajar yang menyenangkan.
Lingkungan sekolah yaitu keadaan sekolah tempat belajar yang turut
mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar. Keadaan gedung sekolahnya dan
letaknya, serta alat-alat belajar yang juga ikut menentukan keberhasilan belajar
siswa. Lingkungan sekolah adalah sebagai tempat mengajar dan belajar. Sebagai
suatu lembaga yang menyelenggarakan pengajaran dan kesempatan belajar harus
memenuhi bermacam-macam persyaratan antara lain: murid, guru, program
pendidikan, asrama, sarana dan fasilitas. Segala sesuatu telah diatur dan disusun
menurut pola dan sistematika tertentu sehingga memungkinkan kegiatan belajar
dan mengajar berlangsung dan terarah pada pembentukan dan pengembangan
siswa.
3. Lingkungan Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang secara relatif mandiri, hidup
bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, mendiami suatu tertentu, memiliki
kebudayaan yang sama, dan melakukan sebagian besar kegiatannya dalam
kelompok tersebut.7 Masyarakat memiliki peran yang tidak kalah pentingnya dalam
upaya pembentukan karakter anak bangsa. Dalam hal ini yang dimaksud dengan
masyarakat disini adalah orang yang lebih tua yang “ tidak dekat “, “ tidak dikenal
“ “ tidak memiliki ikatan famili “ dengan anak tetapi saat itu ada di lingkungan sang

7
Horton, Paul .B dan Chester .L.Hunt. Sosiologi. Edisi keenam. Jakarta: Erlangga, 1999), h. 44

6
anak atau melihat tingkah laku si anak. Orang-orang inilah yang dapat memberikan
contoh, mengajak, atau melarang anak dalam melakukan suatu perbuatan.
Masyarakat turut mempengaruhi perkembangan jiwa seseorang. Mereka juga
termasuk teman-teman anak di luar sekolah.
Lingkungan masyarakat luas memiliki pengaruh besar terhadap
keberhasilan penanaman nilai-nilai estetika dan etika untuk pembentukan karakter.
Situasi kemasyarakatan dengan sistem nilai yang dianutnya, mempengaruhi sikap
dan cara pandang masyarakat secara keseluruhan. Jika sistem nilai dan pandangan
mereka terbatas pada “kini dan di sini”, maka upaya dan ambisinya terbatas pada
kini dan di sini pula. Peran serta Masyarakat dalam pendidikan memang sangat erat
sekali berkait dengan pengubahan cara pandang masyarakat terhadap pendidikan.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Ada 2 faktor mengenai perkembangan peserta didik sebelum terjalinnya hubungan
sosial dan perkembangan pengalaman. Yaitu pertama faktor keturunan (hereditas) yang
mana merupakan faktor utama yang mempengaruhi perkembangan manusia, kedua Faktor
Lingkungan yang terdiri dari: faktor keluarga yang berperan membentuk pola sikap dan
pribadi anak, juga dapat menentukan proses pendidikan yang diperoleh anak, tidak hanya
di sekolah akan tetapi semua faktor bisa dijadikan sumber Pendidikan, faktor sekolah yang
mana mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak terutama untuk
kecerdasannya, terkahir faktor masyarakat dimana memiliki pengaruh besar terhadap
keberhasilan penanaman nilai-nilai estetika dan etika untuk pembentukan karakter
seseorang.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dengan begitu
perlu koreksian yang membangun dengan dibutuhkan kritikan dan saran yang membangun
dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap agar makalah yang telah
dibuat ini dapat menambah ilmu pengetahuan bagi para pembaca khususnya pada
matakuliah perkembangan peserta didik. Penulis juga menyadari bahwa dalam pembuatan
makalah ini masih banyak terdapat kesalahan baik dari segi tulisan, penyusunan, maupun
isi. Maka dari itu kritik dan saran selalu kami nantikan agar dapat dijadikan bahan
perbaikan untuk pembuatan makalah selanjutnya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ajhuri, Kayyis Fithri. 2019. Psikologi Perkembangan: Pendekatan Sepanjang Rentang


Kehidupan. Yogyakarta: Penebar Media Pustaka.
Daimah dan Wafiqatun Ni’am, Landasan Filosofis Pembelajaran Agama Islam Perspektif
Hereditas, Lingkungan, Kebebasan Manusia dan Inayah Tuhan, Jurnal AtTarbiyah. 2 (2),
h. 160-161
Fatimah, Enung. 2006. Psikologi Perkembangan; Perkembangan Peserta Didik. Bandung:
Pustaka Setia.
Horton, Paul .B dan Chester .L.Hunt. 1999. Sosiologi. Edisi keenam. Jakarta: Erlangga.

Kirana, Zuyyina Candra. 2019. Pentingnya Gen dalam Membentuk Kepribadian Anak (Perspektif
Pendidikan Islam, Jurnal Dirasah, 1 (1), h. 45.

Langgulung, Hasan. 2003. Pendidikan Islam dalam Abad ke 21, Jakarta: PT Pustaka Al-Husna
Baru.

Latifa, Umi. 2017. Aspek Perkembangan Pada Anak Sekolah Dasar : Masalah Dan
Perkembangannya. Journal of Multidisciplinary Studies, 1 (2) h. 185–96
Mutmainnah. 2015. Lingkungan dan Perkembangan Anak Usia Dini Dilihat dari Perspektif
Psikologi. Gender Equality: Internasional Journal of Child and Gender Studies.1 (2). h. 15-
32.

Nur Amini dan Na’imah. 2020. Faktor Hereditas dalam Mempengaruhi Intelligensi Anak Usia
Dini, Jurnal Buah Hati, 7 (2), h. 110-111

Anda mungkin juga menyukai