Anda di halaman 1dari 20

HEREDITAS DAN LINGKUNGAN

Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Psikologi Belajar PAI”

Dosen Pengampu:
Drs. H. Syaifuddin, M.Pd.I

Disusun Oleh:
Izzah Zulfia Nur (D91218134)
Rina Octavia (D91218155)
Rokhmatul Khoiro Amin Putri (D91218156)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2019
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Puji syukur kami panjatan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat taufik serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah berjudul “Hereditas dan Lingkungan” dengan tepat waktu.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah psikologi
belajar PAI. Untuk itu kami sangat berterima kasih kepada seluruh pihak yang
telah membantu terutama dosen pembimbing kami bapak Drs. H. Syaifuddin,
M.Pd.I yang telah memberikan masukan dan bimbingan sehingga makalah ini
tersusun dengan sistematis.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan demi kesempurnaan makalah selanjutnya. Terlepas dari itu, kami
berharap makalah ini dapar bermanfaat bagi kami pada khususnya dan pembaca
pada umunya.

Surabaya, 19 September 2019

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i


KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................04
B. Rumusan Masalah ...................................................................................05
C. Tujuan .....................................................................................................05
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Hereditas ..............................................................................06
B. Pengertian Lingkungan ..........................................................................07
C. Pengaruh Hereditas dan Lingkungan terhadap Perkembangan Manusia

................................................................................................................07
D. Konsep Aliran-aliran tentang Perkembangan ........................................07
E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Menurut Pandangan
Islam .......................................................................................................07
BAB III KESIMPULAN ...................................................................................09
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia memiliki potensi yang sangat besar, dengan potensi yang
dimiliki manusia dapat berkembang dan mengalami banyak perubahan
dalam hidupnya baik secara fisik maupun psikologi. Manusia secara utuh
adalah manusia sebagai pribadi yang merupakan pengejawantahan
manunggalnya berbagai ciri atau karakter hakiki atau sifat kodrati manusia
yang seimbang antar berbagai segi yaitu antara segi individu dan social,
jasmani dan rokhani, dunia dan akhirat.
Objek psikologi adalah perkembangan manusia secara pribadi,
setiap manusia lahir ke dunia dengan membawa hereditas tertentu. Hal ini
berarti bahwa karakteristik individu diperoleh melalui pewarisan dari
pihak orang tuanya. Hereditas atau keturunan merupakan aspek individu
yang bersifat bawaan dan memiliki potensi untuk berkembang. Sedangkan
lingkungan merupakan sesuatu yang berada pada luar diri manusia yang
meliputi fisik, psikis, social dan religious. Maka hereditas dan lingkungan
merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan dari manusia. Keduanya
memiliki pengaruh yang sama penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan pada diri setiap manusia. Seberapa jauh perkembangan
individu bergantung pada kualitas hereditas dan lingkungan yang
mempengaruhinya. Perbedaan inilah yang menyebabkan individu unik,
karena adanya perbedaan baik dalam ciri, dan sifat atau karakteristik
bawaan bahkan karena adanya pengaruh lingkungan di dalam
perkembangannya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dengan ini penulis merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian hereditas?
2. Apa pengertian lingkungan?
3. Bagaimana pengaruh hereditas dan lingkungan terhadap
perkembangan manusia?
4. Bagaimana konsep aliran-aliran tentang perkembangan?
5. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan menurut
pandangan Islam?

C. Tujuan
Dari rumusan masalah diatas, penulis membuat tujuan masalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian hereditas.
2. Untuk mengetahui pengertian lingkungan.
3. Untuk mengetahui pengaruh hereditas dan lingkungan terhadap
perkembangan manusia.
4. Untuk mengetahui konsep aliran-aliran tentang perkembangan.
5. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
menurut pandangan Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hereditas
Hereditas dapat diartikan sebagai pewarisan atau pemindahan
biologis karakteristik individu dari pihak orang tuanya.1Pewarisan ini
terjadi melalui pewarisan genetis. Menurut Witherington, hereditas adalah
suatu proses penurunan sifat-sifat atau benih dari generasi ke generasi lain,
melalui plasma benih, bukan dalam bentuk tingkah laku melainkan
struktur tubuh.2 Hereditas pada individu merupakan bawaan sejak lahir
“specific genen”. Bawaan/warisan atau hereditas tersebut berasal dari
kedua orang tuanya (Genes) dan tidak dapat direkayasa. Akibat dari
pertemuan “genes” itu maka terjadilah perubahan sifat hereditas. Jadi
dasar herediter daripada perbedaan individual adalah adanya kombinasi-
kombinasi “genes” yang mengakibatkan adanya perubahan-perubahan
sifat “genes”.3 Menurut Witherington, proses faktor keturunan ini bekerja
melalui prinsip-prinsip sabagai berikut :
1. Prinsip stabilitas
Hereditas itu berproses dengan perantara sel-sel benih, dan tidak
melalui sel-sel somatic atau sel-sel badan. Artinya bahwa ciri-ciri yang
dipelajari atau diperoleh oleh orang tua , tidak akan ditentukan kapada
anak.
2. Prinsip konformitas
Proses penurunan sifat akan mengikuti pola jenis (spesies) generasi
sebelumnya, misalnya manusia akan menurunkan sifat-sifat manusia
kepada anaknya.
3. Prinsip variasi
Karena jumlah gen-gen dalam setiap kromosom sangat banyak,
maka kombinasi gen-gen pada setiap pembuahan akan mempunyai
kemungkinan yang banyak pula. Dengan demikian, untuk setiap proses

1
Sujanto, Psikologi Kepribadian (Jakarta, Aksara Baru, 1984) hal. 24
2
Wasti sumanto, Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan.Jakarta(PT.Rineka
cipta :2006) hal 82.
3
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan , Cet. III (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1990), hlm. 78-80.
penurunan sifat akan terjadi penurunan yang beraneka (bervariasi)
antara kakak dan adik mungkin akan berlainan sifatnya.
4. Prinsip regresifilial
Penurunan sifat cenderung kearah rata-rata. Artinya, bahwa anak
orang tua yang sangat cerdas biasanya condong untuk menjadi anak
yang kurang cerdas dari pada orang yang tuanya, dan sebaliknya.
Proses terjadi karena adanya pertemuan antara kromosom-
kromoson dari dua jenis yang berbeda. Kromosom yang bertemu ada 24
kromosom dan bercampurlah kromosom-kromosom itu. Akibat dari
bertemunya kromosom itu maka akan terbentuk sifat genes yang dibawa
dari dua manusia berlainan jenis dan terbentuklah sifat genes yang baru
terhadap individu baru. Dapat diketahui bahwa perkembangan hasil-hasil
kebudayaan yang di peroleh dalam suatu generasi tidak dapat di turunkan
ke generasi berikutnya secara biologis karena antara sel-sel benih dengan
sel-sel somatis nampaknya ada semacam status quo. Sehingga perubahan-
perubahan yang terjadi pada sel-sel somatis tidak mempengaruhi keadaan
sel-sel benih.
Dari pengertian diatas maka dapat disebutkan faktor hereditas
individu meliputi: sifat-sifat kejasmanian, temperamen dan bakat.Jadi,
dapat dikatakan atau dapat kita simpulkan bahwa hereditas merupakan
pewarisan atau pemindahan biologis, karakteristik individu dari pihak
orang tua.

B. Lingkungan
Lingkungan adalah sesuatu yang berada diluar diri anak dan
mempengaruhi perkembangannya yang bersifat fisiologis, psikologis,
sosial dan kultural.4 Ada yang dilalui anak yaitu:
1. Lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama
sebagai pengembangan watak bagi anak dalam mengikuti
perkembangan pendidikan selanjutnya. Keluarga juga merupakan

4
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1998), 130.
lingkungan pertama untuk memperoleh pendidikan terutama masalah
akhlak yang akan membentuk pribadinya.
Dalam lingkungan ini masing-masing anggota keluarga memiliki
peran atau tanggung jawab masing-masing yang sangat penting.
Dorongan atau motivasi cinta kasih hubungan orang tua dengan anak
menjadi dasar tanggung jawab yang perlu diperhatikan.5
2. Lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat adalah lingkungan dimana terdapat
kumpulan dari beberapa keluarga yang antara satu dengan yang lain
terikat oleh aturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis.6 Dimana
lingkungan ini tempat mengaplikasikan pengetahuan, keterampilan,
serta pengalaman yang telah diperoleh dari pendidikan keluarga dan
sekolah.
Perbedaan tempat tinggal anak sangat mempengaruhi
perkembangan jiwanya. Seperti anak yang tinggal di desa dan kota
berbeda dalam pola pikir dan sikap.
3. Lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah adalah lingkungan dimana kita
mendapatkan ilmu pengetahuan. Dan juga merupakan faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan anak terutama kecerdasannya.7
Lingkungan keluarga kurang cukup bagi anak. Karena, anak sangat
perlu pengetahuan dan pengalaman yang lebih luas dengan berinteraksi
sesama teman.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang didirikan khusus
untuk tempat pendidikan. Menjadi lembaga kedua setelah keluarga.
Guru sebagai pendidiknya karena sangat berperan penting untuk
mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal.
Di sekolah anak menghabiskan banyak waktu sebagai anggota dari
masyarakat kecil yang sangat mempengaruhi perkembangan sosial dan

5
Abdul Kadir, Dasar-Dasar Pendidikan, (Jakarta: Kencana: 2012), 162.
6
Abuddinnata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2010), 301.
7
Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1998), 89-90.
emosional mereka. Konteks sekolah bervariasi sejak masa kanak-
kanak awal, sekolah dasar hingga remaja.
a. Pendidikan masa kanak-kanak awal
Setiap anak adalah individu yang unik dan semua anak
mempunyai kekuatan, kebutuhan, dan minat masing-masing.
Anak-anak merupakan pembelajar aktif dan harus didorong untuk
mengkontruksi atau memahami dunia disekitarnya.
b. Pendidikan sekolah dasar
Seorang anak menjalani sekolah dasar, mereka berinteraksi
dan mengembangkan hubungan dengan anak baru. Sekolah
memberikan mereka banyak sumber ide untuk membentuk
pemahaman tentang diri mereka.
Keprihatinan khusus tentang kelas sekolah dasar adalah bahwa
mereka tidak dilakukan terutama umpan balik negatif.
c. Pendidikan SMP atau SMA
Pada masa sekolah ini anak sudah mengalami banyak
perubahan. Mulai dari masa puber, perubahan hormonal dan
psikologisnya juga, yang mana anak lebih bersikap lebih tertutup
dari orang tuanya dan lebih banyak bersama teman-temannya.
Saat murid naik dari SD sampai ke SMA orang tua harus
memperhatikan atau tetap memantau perkembangan anak dan
mendukung mereka dalam mengambil keputusan, maka si anak
lebih baik menyesuaikan diri selama transisi ini.8
C. Pengaruh Hereditas dan Lingkungan terhadap Perkembangan
Manusia
Hereditas adalah proses penurunan sifat-sifat atau ciri-ciri dari satu
generasi ke generasi lain dengan perantara plasma benih. Pada umumnya
ini berarti bahwa strukturlah dan bukan bentuk-bentuk tingkah laku yang
diturunkan.9

8
John W. Santrok, Psikologi Pendidikan, Cet ke-2, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2008), 91-92.
9
H.C Witherington, Psikologi Pendidikan, Terjemhan M. Bukhori, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
1991), 203.
Tidak ada orang hidup semata-mata terpengaruh oleh hereditas
atau lingkungan semata. Tidak mungkin jiwa manusia berkembang bila
tidak ada kemampuan berkembang, maka untuk bisa berkembang harus
ada potensi untuk berkembang walaupun tidak memberi kemungkinan
berkembang, maka potensi itu tidak ada kenyataannya. Oleh karena itu,
dapat dikatakan bahwa manusia hidup tumbuh dan berkembang karean
pengaruh hereditas dan lingkungan.
Herditas atau bawaan merupakan segala ciri, sifat, potensi dan
kemampuan yang dimiliki individu karena kelahirannya. Ciri, sifat dan
kemampuan-kemampuan tersebut dibawa individu dari kelahirannya dan
diterima sebagai keturunan dari kedua orang tuanya.10
Individu memulai kehidupannya sejak masa konspesi, dan disitulah
berlangsungnya proses penutunan sifat masa antara pembuahan dan
pembelahaan sel merupakan saat berlangsungnya perpaduan dan
penurunan sifat-sifat.
Ada dua kategori ciri atau sifat yang dimiliki oleh individu yaitu
diri-ciri dan sifat-sifat yang menetap (permanent state) dan ciri atau sifat-
sifat yang dapat berubah (temporary state). Permanent state seperti
kecerdasan atau intelegensi dan bakat sedangkan temporary
state merupakan yang bisa berubah seperti besar badan, sikap tubuh,
kebiasaan, minat, ketekunan dan lain-lan.
Sifat kecakapan-kecakapan individu sebagian besar diperoleh
melalui hubungannya dengan lingkungan yang dapat mempengaruhi
perkembangan dan perilaku individu.11
Lingkungan yang mempengaruhi perkembangan dan perilaku
individu seperti lingkungan ekonomi, lingkungan politik, lingkungan
keamanan dan lain sebagainya sehingga manusia mengambil
pembelajaran dan pengalaman darinya sehingga perkembangan dan
perilaku akan sesuai dengan lingkungan keberadaannya.

10
Nana Syaodih Sukamdinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2004), 44.
11
Ibid., 47.
Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh
individu secara sadar untuk memperoleh perubahan perilaku seperti
dalam pengetahuan, kebiasaan, keterampilan, sikap, persepsi kebiasaan
dan tingkah laku afektif lainnya sebagai hasil dalam pengalaman. Belajar
dipengaruhi oleh faktor psikologis. Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor
yang tergolong kedalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar.
Faktor-faktor itu adalah: inteligensi, perhatian, minat, bakat, motivasi,
kematangan dan kelelahan.12
Sebagian dari ke-tujuh faktor psikologis dalam belajar diatas dapat
kita lihat bahwa semua aspek yang terdapat di dalamnya dipengaruhi
oleh hereditas dan lingkungan, misalnya saja pada kecakapan individu
seseorang. Sifat kecakapan-kecakapan individu sebagian besar diperoleh
melalui hubungannya dengan lingkungan yang dapat mempengaruhi
perkembangan dan perilaku individu.13
Terdapat juga dua faktor yang dipengaruhi oleh hereditas dan
lingkungan, faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal, yaitu
faktor yang ada dalam diri individu itu sendiri yang meliputi pembawaan
dan potensi psikologi yang turut mengembangkan dirinya sendiri.
Meliputi antara lain: bentuk tubuh, raut muka, sifat-sifat, bakat,
intelegensi dan penyakit. Lalu Faktor eksternal, yaitu hal-hal yang datang
atau ada di luar diri individu yang meliputi lingkungan (khususnya
pendidikan) dan pengalaman berinteraksi individu tersebut dengan
lingkungan. meliputi: lingkungan (dapat berupa pendidikan dan
pengalaman yang diberikan).
D. Konsep Aliran-Aliran tentang Perkembangan
1. Aliran Nativisme
Nativesme berasal dari kata nativis yang artinya pembawaan, aliran
ini berpendapat bahwa nativislah, pembawaanlah, jadi faktor-faktor
endogenlah yang menentukan perkembangan anak. Anak-anak yang

12
Hendra Mashuri Akbar, dalam http://ndrakbar.blogspot.com/2013/08/faktor-psikologi-
belajar.html, diakses pada tanggal 17 September 2019 pukul 10.32
13
Nana Syaodih Sukamdinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2004), 47.
pembawaannya inteligensinya tinggi akan menjadi orang cerdas.
Demikian pula sebaliknya, pembawaan inteligensi yang rendah akan
rendah pula intelegensi orang yang bersangkutan. Faktor-faktor
eksogen tidak akan kuasa mengubah Faktor-faktor endogen. Faktor-
faktor endogenlah yang akan paling berkuasa.14
Aliran “Nativisisme” berpendapat bahwa perkembangan induvidu
semata-mata ditentukan oleh unsure pembawaan. Jadi, perkembangan
induvidu semata-mata tergantung pada faktor pembawaan. Tokoh
utama aliran ini adalah Scopenhauer.15
Adapun faktor-faktor di dalam diri yang sangat berpengaruh
terhadap perkembangan induvidu menurut aliran ini adalah:
a. Bakat dan bawaan
Anak dilahirkan dengan membawa bakar-bakat tertentu.
Bakat ini dapat diumpamakan sebagai bibit kesanggupan atau
bibit kemungkinan yang terkandung dalam diri anak. Setiap
induvidu memiliki bermacam-macam bakat sebagai
pembawaanya, seperti bakat musik, seni, agama, akal yang tajam
dan sebagainya. Anak yang mempunyai bakat musik misalnya,
maka, minat dan perhatiaannya akan besar terhadap musik. Ia
akan mudah mempelajarinya, mudah mencapai kecakapan-
kecakapan yang berhubungan dengan music. Ia dapat mencapai
kemajuan dalam bidang music, bahkan mungkin mencapai
prestasi luar biasa, seperti ahli music, pencipta lagu, apabila di
dukung oleh pendidikan dan lingkungan yang memadai. Dengan
demikian jelaslah bahwa sifat-sifat keturunan ikut menentukan
perkembangan seseorang.
b. Sifat dan keturunan
Sifat-sifat keturuann yang induvidu di sukai dari orang tua
atau nenek moyang dapat berupa fisik dan mental. Mengenai
fisik misalnya bentuk muka (hidung), bentuk badan, suatu

14
Ki fudyartanta, Psikologi Pendidikan, (Yogjakarta: pustaka pelajar, 2012), 56
15
Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2012), 18
penyakit, sedangkan mengenai mental misalnya sifat pemalas,
sifat pemarah, pendiam dan sebagainya. Dengan demikian
jelaslah bahwa sifat-sifat keturuanan ikut menentukan
perkembangan seseorang.
c. Dorongan dan insting
Dorongan adalah kodrat hidup yang mendorong manusia
melaksankan sesuatu atau bertindak pada saatnya, sedangkan
insting atau naluri adalah kesanggupan atau ilmu tersembunyi
yang menyuruh atau membisikkan kepada manusia bagaimana
cara-cara melaksanakn dorongan batin, dengan kata lain, insting
adalah suatu sifat yang dapat menimbulkan perbuatan yang
menyampaikan pada tujuan tanpa di dahului dengan latihan,
kemapuan insting inipun merupakan pembawaan sejak lahir,
yang dalam psikologi kemampuan insting ini termasuk
kapabilitas, yaitu kemampuan berbuat sesuatu dengan tanpa
melalui belajar.16
2. Aliran Empirisme
Empirisme berasal dari emperia artinya pengalaman. Aliran ini
berpendapat, bahwa perkembangan manusia ditentukan oleh
pengalaman dari induvidu. Maka faktor eksogenlah yang menentukan
perkembangan anak, ahli dari aliran empiritisme ini ialah John Locke
(1632-1704) tekenal dengan teorinya tabularasa. jiwa Bayi yang baru
lahir diibaratkan sebagai meja lilin yang datar dan bersih
laksana kertas putih bersih. Akan menjadi tulisan apa saja nanti
tergantung penulisannya, misalnya pendidik. Disini berarti, pengaruh
dari luarlah yang paling berkuasa membentuk perkembangan anak.
Anak itu akan menjadi apa, tergantung pada pendidiknya. Sehingga
pembawaan tidak berkuasa, bahkan tidak diakui.17 Diantara Faktor-
Faktor luar yang mempengaruhi Individu menurut adalah:
a. Ekonomi

16
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), 27-
28
17
Ki fudyartanta, Psikologi Pendidikan, (Yogjakarta: pustaka pelajar, 2012), 58
Latar belakang ekonomi juga berpengaruh terhadap perkembangan
anak. Orang tua yang ekonominya lemah, yang tidak sanggup
memenuhi kebutuhan pokok anak-anaknya dengan baik, sering
kurang memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anaknya.
Mereka menderita kekurangan-kekurangan secara ekonomis,
sehingga menghambat pertumbuhan jasmani dan perkembangan
jiwa anak-anaknya. Bahkan tidak jarang tekanan ekonomi
mengakibatkan pada tekanan jiwa, yang pada giliranya
menimbulkan konflik pada ibu dan bapak, antara anak dan orang
tua, sehingga melahirkan rasa rendah diri pada anak.
b. Iklim
Iklim atau keadaan cuaca juga terpengaruh terhadap
perkembangan dan kehidupan anak. Sifat-sifat iklim, alam dan
udara mempenaruhi pula sifat-sifat individu dan jiwa bangsa yang
berada dalam iklim yang bersangkutan. Seseorang yang hidup
dalam iklilm tropis yang kaya raya misalnya, akan terlihat jiwanya
lebih tenang, ‘’lebih nerima”, dibandingkan seseorang yang hidup
dalam iklim dingin, karena iklim tropis keadaan alamnya tidak
“sekeras” di iklim dingin, sehingga perjuangan hidupnya pun
cenderung lebih santai.18
c. Posisi dalam keluarga
Kedudukan anak dalam keluarga dapat mempengaruhi
perkembangannya. Anak ke 2, ke 3, dan sebagainnya pada
umumnya memiliki perkembangan yang lebih cepat dari anak
pertama. Adapun perkembangan anak bungsu karena dimanja lebih
lambat, sedangkan anak tunggal memiliki `perkembangan
mentalitas yang cepat karena pengaruh pergaulan dengan orang-
orang dewasa lebih besar.
3. Aliran Konvergensi
Aliran yang menengahi ke 2 aliran yang extrim ini adalah aliran
“konvergensi” dengan tokohnya yang terkenal adalah Williyem stern,

18
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), 30.
menurut aliran “konvergensi”, perkembangan individu sebenarnya di
tentukan oleh ke 2 kekuatan. Faktor dasar, pembawaan atau faktor
lingkungan dalam pendidikan secara convergent akan menentukan atau
mewujudkan perkembangan seseorang individu. Sejalan dengan
pendapat ini, Kihajar Dewantoro, tokoh pendidikan naisonal juga
mengukakan adanya faktor yang mepengaruhi perkembangan individu,
yaitu faktor dasar adan pembawaan (faktor internal) dan faktor ajar
ataupun lingkungan (faktor external).
Elizabeth B. Hurlock berpandangan bahwa faktor kondisi internal
dan faktor kondisi external akan mempengaruhi tempo atau kecepatan
dan sifat atau kualitas perkembangan seseorang. Akan tetapi, pengaruh
ke 2 faktor tersebut sukar ditentukan, terlebih lagi untuk dibedakan
antara yang penting dan kurang penting.

E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Menurut


Pandangan Islam
Faktor heriditas boleh jadi menjadi salah satu faktor
perkembangan. Hal ini diisyaratkan dalam hadits Nabi bahwa pemilihan
jodoh itu harus dilihat dari empat segi, yaitu harta, keturunan, kecantikan
dan agama. Nabi kemudian menganjurkan memilih agamanya agar kelak
rumah tangganya menjadi bahagia dan selamat. Hadits ini menunjukkan
penting faktor hereditas dalam perkembangan anak, sehingga jauh-jauh
sebelumnya ia telah memilih garis keturunan yang baik, agar anaknya
nanti memiliki bawaan yang baik pula.
Di dalam Alquran banyak ditemukan sosok yang memiliki
perkembangan kehidupan yang sholeh di mana perkembangan itu
dipengaruhi oleh faktor keturunan orang tua. Islam menganjurkan kepada
umatnya agar setiap manusia memiliki keturunan yang berkepribadian
tangguh, baik dan ahli beribadah, bukan keturunan yang lemah,
sebagaimana firman Allah:
a. Ali Imran ayat 38

ً‫طيِبَة‬
َ ً‫ب هَبْ ِلي ِم ْن لَدُ ْن َك ذُ ِريَّة‬
ِ ‫ُهنَا ِل َك دَ َعا زَ َك ِريَّا َربَّهُ ۖ قَا َل َر‬
)٣٨(‫اء‬ َ ‫ۖ ِإنَّ َك‬
ِ ‫س ِمي ُع الد َع‬
Artinya:
“Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: "Ya
Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik.
Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa."

b. An-Nisa’ ayat 9

ِ ً‫ش الَّذِينَ لَ ْو ت َ َر ُكوا ِم ْن خ َْل ِف ِه ْم ذُ ِريَّة‬


‫ضعَافًا خَافُوا َعلَ ْي ِه ْم‬ َ ‫َو ْليَ ْخ‬
)٩(‫سدِيدًا‬ َ ‫َّللاَ َو ْل َيقُولُوا قَ ْو ًًل‬
َّ ‫فَ ْل َيتَّقُوا‬
Artinya:
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya
meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang
mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu
hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka
mengucapkan Perkataan yang benar.”
c. Ibramim ayat 40

‫ص ََل ِة َو ِم ْن ذُ ِريَّ ِتي ۖ َربَّنَا َوتَقَب َّْل‬ َ ‫اج َع ْل ِني ُم ِق‬


َّ ‫يم ال‬ ْ ‫ب‬ِ ‫َر‬
ِ ‫دُ َع‬
)٤٠(‫اء‬
Artinya:
“Ya Tuhanku, Jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang
tetap mendirikan shalat, Ya Tuhan Kami, perkenankanlah doaku.”
d. Al-Ahqaf ayat 15

ُ‫ضعَتْه‬ َ ‫سانًا ۖ َح َملَتْهُ أُمهُ ُك ْر ًها َو َو‬ ِ ْ ‫ص ْينَا‬


َ ‫اْل ْن‬
َ ‫سانَ بِ َوا ِلدَ ْي ِه إِ ْح‬ َّ ‫َو َو‬
ُ َ ‫ش ْه ًرا ۖ َحتَّى ِإذَا َبلَ َغ أ‬
ُ‫شدَّه‬ َ َ‫صالُهُ ث َ ََلثُون‬َ ‫ُك ْر ًها ۖ َو َح ْملُهُ َو ِف‬
‫ب أ َ ْو ِز ْعنِي أ َ ْن أ َ ْش ُك َر نِ ْع َمت َ َك الَّ ِتي‬ َ َ‫َو َبلَ َغ أ َ ْر َب ِعين‬
ِ ‫سنَةً قَا َل َر‬
ْ َ ‫ضاهُ َوأ‬
‫ص ِل ْح‬ َ ‫ي َوأ َ ْن أ َ ْع َم َل‬
َ ‫صا ِل ًحا ت َ ْر‬ َّ َ‫ي َو َعلَى َوا ِلد‬ َ ‫أ َ ْن َع ْم‬
َّ َ‫ت َعل‬
)١٥( َ‫ِلي فِي ذُ ِريَّتِي ۖ إِنِي ت ُ ْبتُ إِلَي َْك َوإِنِي ِمنَ ْال ُم ْس ِل ِمين‬
Artinya:
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua
orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan
melahirkannya dengan susah payah (pula). mengandungnya sampai
menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila Dia telah
dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya
Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah
Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku
dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan
kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku.
Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan Sesungguhnya aku
Termasuk orang-orang yang berserah diri.”
Jadi, keturunan orang tua bukan satu-satunya faktor yang
menentukan kepribadian individu. Baik buruknya kepribadian
individu sangat pada faktor-faktor yang kompleks, seperti faktor
lingkungan, potensi bawaan, keturunan, bahkan takdir Tuhan. Adanya
taqdir atau sunnah Allah, manusia tidak mengetahuinya, manusia tetap
disuruh berusaha dengan akal dan kemampuan yang telah diberikan
Allah. Berusaha untuk memperbaiki dan meningkatkan dirinya sendiri
maupun berusaha untuk memelihara dan membimbing anak/
keluarganya.
Dalam Islam mengakui pula adanya peran lingkungan dalam
penentuan perkembangan. Pengakuan ini bukan berarti mengabaikan
faktor keturunan dan perbedaan individu. Banyak ayat yang
menjelaskan peran lingkungan. Misalnya seruan amar ma’ruf dan nahi
mungkar, sebagaimana firman Allah QS. Ali Imran ayat 104:

ِ ‫َو ْلت َ ُك ْن ِم ْن ُك ْم أ ُ َّمةٌ يَ ْدعُونَ ِإلَى ْال َخي ِْر َويَأ ْ ُم ُرونَ ِب ْال َم ْع ُر‬
‫وف‬
)١٠٤( َ‫َويَ ْن َه ْونَ َع ِن ْال ُم ْن َك ِر َوأُولَئِ َك هُ ُم ْال ُم ْف ِل ُحون‬
Artinya:
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari
yang munkar merekalah, orang-orang yang beruntung.”
Faktor penentu perkembangan manusia yang sangat ditonjolkan
dalam Islam, yaitu faktor-faktor bawaan yang merupakan sunnah atau
taqdir Allah untuk manusia. Misalnya bawaan memikul amanat, firman
Allah QS. Ahzab ayat 72:

‫ض َو ْال ِجبَا ِل فَأَبَيْنَ أ َ ْن‬


ِ ‫ت َو ْاْل َ ْر‬ِ ‫س َم َاوا‬َّ ‫ضنَا ْاْل َ َمانَةَ َعلَى ال‬ ْ ‫ِإنَّا َع َر‬
‫ظلُو ًما‬
َ َ‫ان ۖ إِنَّهُ َكان‬ ُ ‫س‬ ِ ْ ‫يَ ْح ِم ْلنَ َها َوأ َ ْشفَ ْقنَ ِم ْن َها َو َح َملَ َها‬
َ ‫اْل ْن‬
ً ‫َج ُه‬
)٧٢(‫وًل‬
Artinya:
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit,
bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul
amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan
dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu Amat
zalim dan Amat bodoh”

BAB III
KESIMPULAN
Hereditas merupakan faktor yang diturunkan langsung oleh orang
tua. Faktor hereditas ini tidak bisa direkayasa, karena faktor hereditas ini
yang menjadi faktor utama dalam pertumbuhan dan perkembangan
individu. Selain hereditas, ada juga factor lingkungan yang juga
berpengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangan Individu.
Pengaruh hereditas dan lingkungan terhadap perkembangan
manusia adalah merupakan faktor yang mempengaruhi perkembangan
tersebut. Karena dari hereditas dan lingkunganlah manusia bisa
berkembang. Dan antara manusia yang satu dengan yang lain berbeda
perkembangannya karena berasal dari keturunan dan lingkungan yang
berbeda.
Terdapat beberapa aliran yang mempengaruhi perkembangan
manusia yaitu, aliran nativisme yang mana menganggap bahwa yang
mempengaruhi perkembangan manusia berasal dari dalam atau keturunan.
Aliran empirisme yang mengangap bahwa yang mempengaruhi
perkembangan adalah dari luar atau eksternal. Yang terakhir aliran
konvergensi yang menganggap bahwa yang mempengaruhi perkembangan
adalah dari keduanya.
Menurut pandangan Islam yang mempengaruhi perkembangan
dapat dilihat dari dalil-dalil yang ada. Ada yang dari keturunan ada yang
dari lingkungan. Yang mana semuanya sudah menjadi taqdir Allah yag
telah ditetapkannya.
DAFTAR PUSTAKA

Abuddinnata. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.

Dalyono. 1998. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Desmita. 2004. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Fudyatama, Ki. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogjakarta: pustaka pelajar.

Kadir, Abdul. 2012. Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Saefullah. 2012. Psikologi Perkembangan dan Pendidikan. Bandung: CV


Pustaka Setia.
Soemanto, Wasty. 1990. Psikologi Pendidikan. Cet III. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Soemanto, Wasty. 1998. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Soemanto, Wasty. 2006. Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin


Pendidikan. Jakarta: PT Rineka cipta.

Santrok, John, W. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada


Group.

Sujanto. 1984. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Aksara Baru.

Sukamdinata, Nana Syaodih. 2004. Landasan Psikologi Proses


Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Witherington, H.C. 1991. Psikologi Pendidikan. Terjemahan M. Bukhori.


Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Hendra Mashuri Akbar, dalam


http://ndrakbar.blogspot.com/2013/08/faktor-psikologi-belajar.html,
diakses pada tanggal 17 September 2019 pukul 10.32

Anda mungkin juga menyukai