Anda di halaman 1dari 66

MAKALAH

Kepribadian
Mata Kuliah Psikologi

Tingkat : 1.A
Dosen Pembimbing : Nilai Utami N, SKM, M.Kes

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN KEPERAWATAN
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana telah memberika kita
taufig dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini yang berjudul
“KEPRIBADIAN”. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah membimbing kita dari jalan
kegelapan menuju jalan yang terang benderang.

Didalam penyusunan makalah ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada ibu
Intan Imannawati selaku dosen pembimbing kami beserta semua pihak yang telah membantu
di dalam proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari didalam makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu dengan
rendah hati kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Dan kami mengharapkan
makalah ini dapat bermanfaat umumnya bagi para pembaca dan khususnya bagi penulis
sendiri.

                                                                        Palembang, September 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang...................................................................................................
B.     Rumusan Masalah..............................................................................................
C.     Tujuan................................................................................................................
D.    Manfaat..............................................................................................................
E.     Metode Penulisan..............................................................................................

BAB II LANDASAN TEORI


A.    Pengertian Kepribadian.....................................................................................
B.     Ciri-ciri Kepribadian..........................................................................................
C.     Teori Kepribadian dan Fungsinya.....................................................................
D.    Faktor yang mempengaruhi Teori Kepribadian................................................

BAB III TEORI KEPRIBADIAN


A.    Pengertian Teori Kepribadian...........................................................................
B.     Fungsi Teori Kepribadian.................................................................................
C.     Dimensi Teori Kepribadian...............................................................................
D.    Anggapan dasar tentang Manusia.....................................................................
E.   Klasifikasi Teori Kepribadian...........................................................................
F . Perkembangan Kepribadian..............................................................................

BAB VII PENUTUP


A.    Kesimpulan.......................................................................................................
B.     Saran.................................................................................................................

KATA PENUTUP............................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................
PENGERTIAN KEPRIBADIAN

A. Pengertian Kepribadian Secara Umum.

 Kepribadian adalah keseluruhan sikap, ekspresi, perasaan, temparmen, ciri khas dan
juga prilaku seseorang. Sikap perasaan ekspresi & tempramen tersebut akan terwujud
dalam tindakan seseorang kalau di hadapkan kepada situasi tertentu. Setiap orang
memiliki kecenderungan prilaku yang baku/berlaku terus menerus secara konsisten
dalam menghadapai situasi yang sedang di hadapi, sehingga jadi ciri khas pribadinya.

 Kepribadian merupakan sesuatu yang menggambarkan ciri khas (kaunikan) seseorang


yang membedakan orang tersebut dengan orang lain. Dengan mengetahui kepribadian
seseorang maka akan dapat meramalkan perilaku yang akan ditampilkan orang
tersebut dalam menghadapi suatu situasi tertentu

B. Pengertian Kepribadian Menurut Ahli

 Theodore R. Newcombe – Kepribadian adalah organisasi sikap-sikap yang dimiliki


seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.

 J. Milton Yinger – Kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu


dengan sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian instruksi.

 Cuber – Kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak dan
dapat dilihat oleh seseorang.

 M. A.W Bouwer – Kepribadian adalah corak tingkah laku sosial yang meliputi corak
kekuatan, dorongan, keinginan, opini & sikap-sikap seseorang.
 Koetjaraningrat – Kepribadian adalah beberapa ciri watak yang diperlihatkan
seseorang secara lahir, konsisten, dan konsekuen dalam bertingkah laku sehingga
individu memiliki identitas khusus yang berbeda dengan orang lain.

 Roucek dan Warren – Kepribadian adalah ogranisasi faktor-faktor biologis,


psikologis, dan sosiologis yang mendasari perilaku individu.

 Sutherland – Kepribadian sebagai abstraksi individu dan tingkah lakunya dalam


hubungannya dengan masyarakat dan kebudayaan.

 Gordon W. W. Allport – Kepribadian adalah organisasi dinamis dalam individu


sebagai sistem psikofisis yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan
diri terhadap lingkungan.

 Krech dan Crutchfield – Kepribadian adalah integrasi dari semua karakteristik


individu kedalam suatu kesatuan yang unik yang menentukan dan yang dimodifikasi
oleh usaha-usahanya dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang berubah
terus-menerus)

 Adolf Heuken S.J. – Kepribadian adalah pola menyeluruh semua kemampuan,


perbuatan serta kebiasaan-kebiasaan seseorang baik jasmani, mental, rohani,
emosional maupun yang sosial.
Faktor-faktor Penentu Kepribadian

1. Faktor Genetika (Pembawaan)


Pada masa konsepsi, seluruh bawaan hereditas individu dibentuk dari 23 kromosom
dari ibu, dan 23 kromosom dari ayah. Dalam 46 kromosom tersebut terdapat beribu-ribu gen
yang mengandung sifat fisik dan psikis individu atau yang menentukan potensi-potensi
hereditasnya. Dalam hal ini, tidak ada seorang pun yang mampu menambah atau mengurangi
potensi hereditas tersebut.
Pengaruh gen terhadap kepribadian, sebenarnya tidak secara langsung, karena yang
dipengaruhi gen secara tidak langsung adalah (1) kualitas sistem syaraf, (2) keseimbangan
biokoimia tubuh, dan (3) struktur tubuh. Faktor bawaan disebut juga faktor biologis (yang
berhubungan dengan jasmani / faktor fisiologis.
Unsur ini terdiri dari bawaan genetik yang menentukan diri fisik primer (warna, mata,
kulit selain itu juga kecenderungan-kecenderungan dasar misalnya kepekaan dan penyesuaian
diri.
Contoh : rambut ikal seorang anak karena salah satu orang tua ada yang berambut
ikal, bakat anak menurun dari orang tua, dan potensi diri anak.
Faktor biologis merupakan faktor yang berhubungan dengan keadaan jasmani  atau
seringkali pula disebut faktor fisiologis seperti keadaan genetik, pencernaan, pernafasan,
peredaran darah, kelenjar-kelenjar, saraf, tinggi badan, berat badan, dan sebagainya. Kita
mengetahui bahwa keadaan jasmani stiap orang itu berbeda-beda sejak dilahirkan.Ini
menunjukkan bahwa sifat-sifat jasmani yang ada pada setiap orangada yang berasal dari
keturunan dan ada pula yang merupakan pembawaan anak itu masing-masing.Keadaan fisik
tersebut memainkan peranan yang penting pada kepribadian seseorang.
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh hereditas terhadap kepribadian, telah banyak
para ahli yang melakukan penelitian dengan menggunakan metode-metode sebagai berikut:

a.         Metode Sejarah (Riwayat) Keluarga

Galton (1870) telah mencoba meneliti kegeniusan yang dikaitkan dengan sejarah
keluarga.Temuan penelitiannya manunjukkan bahwa kegeniusan itu berkaitan erat dengan
keluarga.Temuan ini bukti yang mendukung teori hereditas tentang kegeniusan individu.

b.       Metode Selektivitas Keturunan


Tryon (1940) menggunakan pendekatan ini dengan memilih tikus-tikus yang pintar,
cerdas “bright”, dengan yang bodoh “dull”.Ketika tikus-tikus dari kedua kelompok tersebut
dikawinkan, ternyata keturunannya mempunyai tingkat kecerdasan yang berdistribusi normal.

c.        Penelitian terhadap Anak Kembar

Newman, Freeman, dan Halzinger (1937) telah meneliti kontribusi hereditas yang
sama terhadap tinggi dan berat badan, kecerdasan dan kepribadian. Mereka menempatkan 19
pasangan kembar identik dalam pemeliharaan yang terpisah, 50 pasangan kembar identik
dalam pemeliharaan yang sama, dan 50 pasangan kembar “fraternal” dalam pemeliharaan
yang sama juga.
Hasilnya menunjukkan bahwa kembar identik yang dipelihara terpisah memiliki kesamaan
satu sama lainnya dalam tinggi dan berat badan, serta kecerdasannya. Demikian juga kembar
identik yang dipelihara bersama-sama, ternyata lebih mempunyai kesamaan dari pada kembar
“faternal”

d.       Keragaman Konstitusi (Postur) Tubuh

Hippocrates menyakini bahwa temperamen manusia dapat dijelaskan bardasarkan cairan-


cairan tubuhnya.Kretsvhmer telah mengklasifikasikan postur tubuh individu pada tiga tipe
utama, dan satu tipe campuran.Pengklasifikasian ini didasarkan pada penelitiannya terhadap
260 orang yang dirawatnya.Berikut ini adalah tipe pengklasifian tubuh menurut Kretschmer.
1)      Tipe Piknis (Stenis): pendek, gemuk, perut besar, dada dan bahunya bulat.
2)      Tipe Asthenis (Leptoshom): tinggi dan ramping, perut kecil, dan bahu sempit.
3)      Tipe Atletis: postur tubuhnya harmonis (tegap, bahu lebar, perut kuat, otot kuat).
4)      Tipe Displastis: tipe penyimpangan dari tiga bentuk di atas.
Tipe-tipe ini berkaitan dengan: (1) gangguan mental, seperti tipe piknis berhubungan dengan
manik depresif, dan asthenis. (2) karaktritis individu yang normal, seperti tipe piknis
mempunyai sifat-sifat bersahabat dan tenang, sedangkan asthenis bersifat serius, tenang dan
senang menyendiri.

2. Faktor Lingkungan (environment)


Faktor lingkungan yang mempengaruhi kepribadian diantaranya :

A.      Keluarga
Keluarga dipandang sebagai penentu utama dalam pembentukan kepribadian anak.
Baldwin dkk.(1945), telah melakukan penelitian tentang pengaruh pola asuh orang tua
terhadap kepribadian anak.Pola asuh orang tua itu ternyata ada yang demokratis dan juga
authoritarian. Anak yang dikembangkan dalam cara demokratis cenderung memiliki ciri-ciri
kepribadian: lebih aktif, lebih bersikap sosial, lebih memiliki harga diri, dan lebih konstruktif
dibandingkan dengan anakyang dikembangkan dalam iklim authoritarian.  Alasannya adalah
(1)   Keluarga merupakan kelompok sosial pertama yang menjadi pusat identifikasi anak.
(2)   Anak banyak menghabiskan waktunya di lingkungan keluarga.
(3)   Para anggota keluarga merupakan “significant people” bagi pembentukan kepribadian
anak.

B.      Lingkungan Fisik


Lingkungan fisik meliputi keadaan iklim, topografi, dan sumber daya alam.Ketiganya
dapat mempengaruhi perilaku masyarakat yang tinggal di dalamnya.Keadaan iklim dan
geografi suatu daerah mempengaruhi perilaku seseorang.Misalnya, tanah yang berada di
suatu daerah dapat mempengaruhi perilaku seseorang.Tanah yang subur mampu mendukung
kehidupan penduduk menjadi lebih baik.Kualitas hidup yang baik mempengaruhi perilaku
seseorang juga.Sementara itu, daerah yang tandus menyebabkan penduduknya
miskin.Perilaku orang miskin tentu berbeda dengan orang berkecukupan.Keadaan lingkungan
fisik juga berpengaruh terhadap karakter seseorang.

C.      Lingkungan Sosial 


Unsur-unsur pembentuk lingkungan sosial sebagai berikut: Kebudayaan, sekolah,
sejarah, pengalaman kelompok, pengalaman unik, dan pengetahuan. Faktor lingkungan sosial
bersifat dinamis yang artinya faktor tersebut tidak bersifat permanen dan akan terus
mengalami perubahan. Unsur-unsur tersebut memberi pengaruh terhadap individu yang
terlibat dalam lingkungan sosialnya.Hal seperti ini menyebabkan kepribadian yang muncul
pada setiap individu juga berbeda-beda. Di samping itu, juga dapat disebabkan oleh
perbedaan cara yang dilakukan oleh setiap individu dalam membentuk kepribadiannya
masing-masing.
Bentuk kebudayaan yang berkembang dalam suatu kelompok masyarakat sangat
berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian anggota-anggotanya. Suatu kebudayaan
tidak secara langsung mempengaruhi suatu masyarakat akan tetapi, melalui proses kebiasaan
yang secara terus menerus. Dengan proses kebiasaan tersebut, angota-anggota masyarakat
akan mengalami perkembangan ke arahbentuk yang baru secara alamiah. Pengaruh ini dapat
dilihat dengan jelas, apabila salah satu anggota masyarakat tersebut berada di luar kelompok
budayanya dan bertemu dengan kelompok lain.
Lalu, tanpa pengalaman kelompok kepribadian seseorang tidak berkembang.Sejak
dilahirkan, seorang anak hidup dalam kelompok sosial yaitu keluarga.Dari pengalaman
bergaul dengan anggota keluarganya secara bertahap anak menerima berbagai pengalaman
hidup.
Kemudian unsur pengalaman unik, walaupun anak-anak dibesarkan dalam satu
keluarga yang sama bukan berarti mereka selalu memperoleh perlakuan yang sama.

3. Faktor Kondisi Situasional

Faktor penentu kepribadian manusia yang ketiga adalah faktor kondisi situasional. Pada
kondisi situasional ini sebenarnya juga dapat mempengaruhi faktor keturunan dan juga faktor
lingkungan. Karena pada dasarnya walaupun seseorang mempunyai kepribadian yang bisa
dibilang cukup stabil tetapi jika sedang berada dalam situasi-situasi tertentu maka itu juga
dapat merubah kepribadian orang tersebut.
Karena memang tuntutan-tuntutan pada situasi tertentu dapat dengan mengubah sebuah
kepribadian seseorang untuk menyesuaikan ke dalam situasi tersebut, maka dari itu kita tidak
boleh hanya melihat kepribadian seseorang hanya dari faktor keturunan dan juga faktor
lingkungan karena kedua faktor itu bisa dipengaruhi oleh faktor kondisi situasional ini.

4. Kebudayaan
Kluckhohn berpendapat bahwa kebudayaan meregulasi (mengatur) kehidupan kita dari mulai
lahir sampai mati, baik disadari maupun tidak disadari. Kebudayaan mempengaruhi kita
untuk mengikuti pola-pola perilaku tertentu yang telah dibuat orang lain untuk kita.
Sehubungan dengan pentingnya kebudayaan sebagai faktor penentu kepribadian, muncul
pertanyaan: Bagaimana tipe dasar kepribadian masyarakat itu terjadi? Dalam hal ini Linton
(1945) mengemukakan tiga prinsip untuk menjawab pertanyaan tersebut.Tiga prinsip tersebut
adalah (1) pengalaman kehidupan dalam awal keluarga, (2) pola asuh orang tua terhadap
anak, dan (3) pengalaman awal kehidupan anak dalam masyarakat.

5.      Sekolah
Lingkungan sekolah dapat mempengaruhi kepribadian anak. Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi di antaranya sebagai berikut:
1)      Iklim emosional kelas.
2)      Sikap dan prilaku guru.
3)      Disiplin.
4)      Prestasi belajar.
5)      Penerimaan teman sebaya.

6.     Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri orang itu sendiri.Faktor
internal ini biasanya merupakan faktor genetis atau bawaan.Faktor genetis maksudnya adalah
faktor yang berupa bawaan sejak lahir dan merupakan pengaruh keturunan dari salah satu
sifat yang dimiliki oleh salah satu dari kedua orang tuanya atau bisa jadi gabungan eatau
kombinasi dari sifat kedua orang tuanya. Oleh karena itu, sering kita mendengar istilah “
buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya”. Misalnya, sifat mudah marah yang dimiliki oleh
sang ayah bukan tidak mungkin akan menurun pula pada anaknya.

7.      Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar orang tersebut. Faktor eksternal
ini biasanya merupakan pengaruh yang berasal dari lingkungan seseorang mulai dari
lingkungan terkecilnya, yakni keluarga, teman tetangga, sampai dengan pengaruh dari
barbagai madia audiovisual seperti TV, VCD dan internet, atau media cetak seperti koran,
majalah dan lain sebagainya.
Lingkungan keluarga, tempat seorang anak tumbuh dan berkembang akan sangat
berpengaruh terhadap kepribadian seorang anak. Terutama dari cara orang tua mendidik dan
membesarkan anaknya. Sejak lama peran sebagai orang tua sering kali tidak dibarengi oleh
pemahaman mendalam tentang kepribadian. Akibatnya, mayoritas orang tua hanya bisa
mencari kambing hitam –bahwa si anaklah yang tidak beres- ketika terjadi hal-hal negatif
mengenai prilaku keseharian anaknya.seorang anak yang memiliki prilaku demikian
sesungguhnya meniru cara berpikir dan perbuatan yang sengaja atau tidak sengaja yang
dilakukan oleh orang tua mereka. Contoh orang tua sering memerintahkan anaknya, “ tolong
nanti kalau ada telepon, bilang ayah dan ibu sedang tidak ada dirumah, karena ayah dan ibu
akan tidur “.Peristiwa ini adalah suatu pendidikan kepada anak bahwa berbohong boleh atau
halal dilakukan. Akibatnya anak juga melakukan prilaku bohong kepada orang lain termasuk
pada orang tua yang mencontohinya. Jika perbuatan bohong yang dilakukan anak
memperoleh kepuasan atau kenikmatan, minimal tidak memperoleh hukuman, maka
perbuatan bohong itu akan dikembangkan lebih lanjut oleh anak tersebut. Bahkan mungkin
saja daya bohong itu akan menjadi suatu kesenangan dan dapat juga menjadi suatu keahlian
yang lama-kelamaan menjadi kepribadiannya. Demikian juga prilaku positif dan negatif lain
yang terperaktikkan di lingkungan rumah.
Menurut Levine (2005) menjadi orang tua sesungguhnya merupakan proses yang
dinamis. Situasi keluarga acap kali berubah. Tidak ada yang bersifat mekanis dalam proses
tersebut. Akan tetapi, dengan memahami bahwa kepribadian mengaktifkan energy,
mengembangkan langkah demi langkah, serta menyadari semua implikasi setiap langkah
terhadap diri anak, para orang tua secara perlahan akan mampu menumpuk rasa percaya diri
pada diri anak.
Selanjutnya, Levine (2005) menegaskan bahwa kepribadian orang tua akan
berpengaruh terhadap caraorang tua tersebut dalam mendidik dan membesarkan anaknya
yang pada gilirannya juga berpengaruh pada kepribadian si anak tersebut. Ada Sembilan tipe
kepribadian orang tua dalam membesarkan anaknya yang juga dapat berpengaruh pada
kepribadian si anak, yaitu sebagai berikut :

a.       Penasihat moral, terlalu menekankan pada perincian, analisis dan moral.

b.      Penolong, terlalu mengutamakan kebutuhan anak dengan mengabaikan akibat dari
tindakan si anak.

c.       Pengatur, selalu ingin bekerja sama dengan si anak dan menciptakan tugas-tugas yang
akan membantu memperbaiki keaadan.

d.      Pemimipin, selalu berupaya untuk selalu berhubungan secara emosional dengan anak-
anak dalam setiap keadaan dan mencari solusi kreatif bersama-sama.
e.       Pengamat, selalu mencari sudut pandang yang menyeluruh, berupaya mengutamakan
objektifitas dan perspektif.

f.       Pencemas, selalu melakukan tanya jawab mental dan terus bertanya-tanya , ragu-ragu
dan memiliki gambaran terburuk bahkan meraka sampai yakin bahwa anak merka benar-
benar memahami situasi.

g.      Penghibur, selalu menerapakan gaya yang selalu santai.

h.      Pelindung, cenderung untuk mengambil alih tanggung jwab dan bersikap melindungi,
berteriak pada si anak akan tetapi kemudian melindunginnya dari ancaman yang datang.

i.        Pendamai, dipengaruhi kepribadian mereka yanag selalu menghindar dari konflik.

Berdasarkan Sembilan kepribadian orang tua dalam mendidik anakanya secara moralitas,
maka tampaknya tiga tipe yang sejalan dalam pembentukan kepribadian melalui peningkatan
pertimbangan moral, yaitu tipe pengatur, pengamat dan pencemas. Pembentukan kepribadian
melalui peningkatan pertimbangan moral menghendaki orang tua di lingkungan rumah tangga
bertindak sebagai teman yang dapat bakerja sama dengan anak-anak mereka dalam
menyelesaikan segala tugas guna memperbaiki keadaan sosial maupun fisik. Kepribadian
orang tua sebagai pengamat yang menggunakan sudut pandang menyeluruh dan objektif akan
membantu cara berpikir moral anak kearah yang luas, objektif, dan menyeluruh. Demikian
juga, kepribadian orang tua tipe pencemas yang selalu membawa anak untuk berdiskusi,
bertanya jawab, dan mengajak berpikir dalam menghadapi tantangandan konflik adalah
sejalan dengan teori perkembangan moral kognitif dalam peningkatan perkembangan moral
guna pembentukan kepribadian yang baik bagi anak-anak.1[3]

Dari beberapa uraian di atas muncul tiga aliran utama yang saling bertentangan mengenai
fenomena tentang faktor kepribadian2, yaitu :
1.      Aliran Nativisme
Aliran ini dipelopori oleh Schoupenhouer yang berpendapat bahwa faktor pembawaan itu
lebih kuat dari pada faktor yang datang dari luar. Aliran ini didukung oleh aliran Naturalisme
yang ditokohi oleh J.J. Rousseau yang berpendapat bahwa: segala yang suci dari tangan

2
tuhan, rusak di tangan manusia. Anak manusia itu sejak lahir, ada di dalam keadaan yang
suci, tetapi karena dididik oleh manusia, malah menjadi rusak.Ia bahkan kenal dengan segala
macam kejahatan, penyelewengan, korupsi, mencuri, dan sebagainya.
2.      Aliran Empirisme
Aliran ini dipelopori oleh jhon locke, dengan tabula rasanya. Aliran Empieisme
berpendapat bahwa anak sejak lahir, masih bersih seperti tabula rasa, dan baru akan berisi
bila ia menerima sesuatu dari luar, lewat alat inderanya. Karena itu pengaruh dari luarlah
yang lebih kuat daripada pembawaan manusia.
Aliran ini diperkuat oleh J.F. Herbart dengan teori psikologi asosiasinya, yang
berpendapat bahwa jiwa manusia sejak dilahirkan itu masih kosong. Baru akan berisi apabila
alat indranya telah dapat menangkap sesuatu, yaitu jiwa. Di dalam kesadaran ini, hasil
tangkapan itu tadi meninggalkan bekas.Bekas ini disebut tanggapan.Makin lama alat indera
yang dapat menangkap rangsangan dari luar ini makin banyak dan semuanya itu
meninggalkan tanggapan.Di dalam tanggapan ini saling tarik menarik dan tolak
menolak.Yang bertarik menarik adalah tanggapan yang sejenis, sedangakan tolak menolak
adalah tanggapan yang tidak sejenis.

3.      Aliran Convergensi


Aliran ini dipelopori oleh itu W. Stern, mengajukan teorinya, yang terkenal dengan teori
perpaduan, atau teori convergensi, yang berpendapat bahwa kekuatan itu sebenarnya berpadu
menjadi satu.Keduanya saling memberikan pengaruh. Bakat yang ada pada anak, ada
kemungkinan tidak akan berkembang kalau tidak dipengaruhi oleh segala sesuatu yang ada
disekitar lingkunganya. Demikian pula pengaruh dari lingkungan juga tidak akan berfaedah
apabila tidak ada yang menanggapi di dalam jiwa manusia.
 Tipe-tipe Kepribadian Menurut Para Ahli.

Kepribadian setiap orang tidaklah sama, dan masing masing memiliki tipe
kepribadian tersendiri. Ada banyak tipe kepribadian, seperti diungkapkan oleh para ahli, di
antaranya adalah Hiprocates, Gelanus, Eduard Spranger, C.G. Jung, Heymans dan lain-lain.
Masing masing ahli ini memandang dan memberikan pendapat tentang tipe kepribadian dari
sudut pandang yang berbeda.Tipe-tipe kepribadian tidak lepas dari perspektif ahli tentang
kepribadian tersebut.

1. Tipe-tipe Kepribadian Menurut Hiprocates dan Gelanus

Hiprocates dan Gelanus membagi tipe-tipe kepribadian berdasarkan zat cair yang ada
dalam tubuh seseorang. Dan mereka membagi tipe kepribadian ke dalam empat bagian, yaitu:

a. Melancholicus (Melankolis), yaitu tipe kepribadian seseorang yang memiliki banyak


empedu hitam di dalam tubuhnya. Sehingga orang ini memiliki sifat-sifat kepribadian
seperti; bersikap murung, pesimis dan selalu menaruh rasa curiga.
b. Sanguinicus (Sanguinisi), yaitu tipe yang dimiliki seseorang yang memiliki banyak
darah dalam tubuhnya. Orang yang memiliki sifat wajah yang berseri-seri, periang,
dan selalu bersikap optimistis.
c. Flagmaticus (Flegmatisi), yaitu tipe kepribadian yang dimiliki oleh orang orang yang
memiliki banyak lendir dalam tubuhnya. Orang yang memiliki tipe kpribadian ini
meiliki sifat sifat seperti lamban dan pemalas, wajahnya selalu pucat, pesimis,
pembawaannya tenang, dan memiliki pendirian yang teguh.
d. Cholericus (kolerisi). Tipe kepribadian yang dimiliki seseorang yang memiliki
banyak empedu kuning dalam tubuhnya. Sifat yang dimiliki oleh seseorang dengan
kepribadian ini adalah memiliki tubuh besar dan kuat, garang dan agresif.

Inilah beberapa tipe kepribadian menurut Hiprocates dan Gelanus yang menggolongkan
kepribadian seseorang berdasarkan zat cair yang ada dalam tubuh seseorang. Menurut
peneliti, pembagian tipe kepribadian ini adalah berdasarkan filsafat atau pemikiran semata,
bukan berdasarkan riset yang dapat dipertanggungjawabkan.

2. Tipe-tipe Kepribadian Menurut Alfred Adler.

Alfred Adler lahir di Wina pada Februari 1870 dan meninggal 1937.Ia adalah mahasiswa
kedokteran di University of Vienna. Adler mengembangkan tipologi kepribadian tidak
berdasarkan zat cair yang ada di dalam tubuh, tetapi berdasarkan stimulus yang ada dari
luar.Hal ini dapat dimaklumi karena Adler adalah penganut perspektif neo-analitis yang
mencoba mengkritik perspektif psikoanalisis. Tipologi kepribadian menurut Adler setelah ia
mengembangkan tipologi Yunani Kuno adalah:

a. Rulling Dominant; tipe ini bersifat agresif dan dominan.


b. Getting Learning; tipe ini lebih cenderung belajar kepada orang lain dan bersifat
pasif.
c. Avoiding; tipe ini lebih cenderung lari dari masalah untuk mengatasi masalah.
d. Socially useful; tipe ini cenderung mengahadapi masalah secara realistis;
kooperatif dan penyayang.

3. Tipe Kepribadian Menurut Big Five

Dimulai tahun 1960 dan semakin meningkat pada tahun 1980, 1990, dan 2000,
kebanyakan penelitian menyimpulkan bahwa pendekatan trait terhadap kepribadian dapat
dilihat melalui lima dimensi yang lebih dikenal dengan Big Five, yaitu: Openness,
Conscientiousness, Extroversion Agreeableness, Neuroticism. Tipologi kepribadian ini
adalah tipologi kepribadian mutakhir yang banyak dipergunakan untuk bidang keterampilan
atau kecakapan. Adapun karakter-karakter tipe-tipe kepribadian ini adalah sebagai berikut:

a. Extroversion (sering disebut juga surgensi); orang yang tinggi pada dimensi ini
cenderung semangat, antusias, dominan, ramah, dan komunikatif. Orang yang
sebaliknya akan cenderung pemalu, tidak percaya diri, submissif, dan pendiam.
b. Agreeableness; orang yang tinggi pada dimensi agreeableness cenderung ramah,
kooperatif, mudah percaya dan hangat. Orang yang rendah dalam dimensi ini
cenderung dingin, konfrontatif dan kejam.
c. Conscientiousness (disebut juga lack of impulsivity) orang yang tinggi dalam dimensi
conscientiousness umumnya berhati-hati, dapat diandalkan, teratur dan bertanggung
jawab. Orang yang rendah dalam dalam dimensi conscientiousness atau impulsivity
cenderung ceroboh, berantakan dan tidak dapat diandalkan. Penelitian kepribadian
awal menamakan dimensi ini will (kemauan)
d. Neuroticism (disebut juga emotional instability): orang yang tinggi dalam
Neuroticism cenderung gugup, sensitif, tegang, dan mudah cemas. Orang rendah
dalam dimensi ini cenderung tenang dan santai.
e. Openness (sering juga disebut culture atau intellect); orang yang tinggi dalam dimensi
ini umumnya terlihat imajinatif, menyenangkan, kreatif dan artistik. Orang yang
rendah dalam dimensi ini umumnya dangkal, membosankan atau sederhana.
4. Tipe-tipe Kepribadian Menurut C.G Jung.

Carl Gustav Jung lahir pada Juli 1875 di Keswill Swiss.Ia tumbuh dalam keluarga
religius. Ayahnya adalah Paul Jung seorang pendeta dan ibunya adalah Emilie yang
merupakan seorang anak pendeta.Pendekatan tipologis yang saat ini banyak digunakan
adalah tipologi ekstraversi-introversi yang mula-mula dikembangkan oleh Jung yang
dilanjutkan oleh Eysenck.Jung mengatakan bahwa kepribadian manusia dapat dibagi menjadi
dua kecenderungan ekstrim berdasarkan reaksi individu terhadap pengalamannya.Jung adalah
seorang ahli penyakit jiwa yang berasal dari negara Swis.Jung membagi kepribadian ke
dalam dua tipe, yaitu ekstraversi dan introversi.Orang yang memiliki kepribadian ekstraversi
adalah orang yang perhatiannya diarahkan ke luar dari dirinya. Ciri-ciri atau sifat yang
dimiliki oleh orang ekstraversi adalah ia lancar dalam berbicara, mudah bergaul, tidak malu
dan mudah menyesuaikan diri, ramah dan suka berteman. Jung menggolongkan dua tipe
manusia berdasarkan atas sikap jiwanya, yaitu :

a. Manusia-manusia yang bertipe ekstraversi. Orang yang ekstraversi terutama


dipengaruhi oleh dunia obyektif, yaitu dunia diluar dirinya. Orientasinya terutama
tertuju keluar : pikiran, perasaan, serta tindakan-tindakannya terutama ditentukan oleh
lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan non sosial. Orang yang
ekstraversi bersikap positif terhadap masyarakat, hatinya terbuka, mudah bergaul,
hubungan dengan orang lain lancar.
b. Manusia-manusia yang bertipe introversi. Orang yang introvert terutama dipengaruhi
oleh dunia subyektif, yaitu dunia di dalam dirinya sendiri. Orientasinya terutama
tertuju ke dalam pikiran, perasaan, serta tindakan-tindakannya terutama ditentukan
oleh faktorfaktor subyektif. Penyesuaiannya dengan dunia luar kurang baik, jiwanya
tertutup, sukar bergaul, sukar berhubungan dengan orang lain, kurang dapat menarik
hati orang lain.
5. Tipe-tipe kepribadian Menurut Eysenck.

Nama lengkapnya adalah Hans J. Eysenck lahir di Jerman pada tahun 1916 dan
kemudian hijrah ke Inggris karena tekanan dari Nazi.Ia mendapat pendidikan tentang
psikologi di Universitas London. Banyak para ilmuan yang mendasari teori kepribadiannya
berdasarkan konsep sifat.Di antara mereka adalah Eysenck, McCrae, dan Costa.Periset
kepribadian menganggap sifat merupakan unit utama dari kepribadian. Jelas kepribadian
bukan hanya sifat, akan tetapi sifat menjadi perhatian utama dalam sejarah psikologi
kepribadian. Umumnya, sifat kepribadian mengacu kepada pola konsisten dalam cara
individu berperilaku, merasa atau berfikir. Ketika dideskripsikan seorang bersifat baik, yang
dimaksud adalah individu tersebut cenderung bertindak baik dari waktu ke waktu (baik
minggu lalu maupun di minggu sekarang) dan dari situasi ke situasi lain (baik terhadap
tetangga yang lebih tua maupun kepada anjing yang pincang). Defenisi luas ini secara tidak
langsung menyatakan bahwa sifat mungkin mengemban fungsi utama yang digunakan untuk
merangkum, memprediksi, dan menjelaskan perilaku seseorang. Dengan demikian, salah satu
alasan kepopuleran konsep sifat adalah karena memberikan cara sederhana untuk bagaimana
seseorang berbeda dengan yang lain.Dengan demikian, dalam pandangan mereka kepribadian
adalah kumpulan dari beberapa respon terhadap stimulus yang terus-menerus berlaku pada
diri seseorang.

Asumsi umum menyatakan bahwa perilaku dan kepribadian manusia dapat


diorganisasi ke dalam hierarki.Ilustrasi pandangan hierarki ini bersumber dari karya Eysenck.
Eysenck berpendapat bahwa pada level paling sederhana, perilaku dapat dilihat dalam terms
respons tertentu. Akan tetapi, sebagian respons ini berhubungan satu dengan yang lain dan
membentuk perilaku yang lebih umum. Sekali lagi, biasanya ditemukan kelompok perilaku
tersebut cenderung terjadi bersama-sama untuk membentuk sifat. Misalnya, orang yang lebih
suka berkumpul dengan orang lain ketimbang membaca pada umumnya juga lebih nyaman
dalam pesta yang meriah. Ini mengindikasikan bahwa kedua sifat tersebut dapat
dikelompokkan bersama di bawah sifat sosiabilitas.Contoh lain, orang yang bertindak tanpa
berfikir terlebih dahulu juga sering memaki orang lain, dan ini mengindikasikan bahwa kedua
sifat ini dapat dikelompokkan bersama di bawah sifat impulsif. Bahkan pada level organisasi
yang lebih tinggi, berbagai sifat mungkin terhubung satu dengan yang lain untuk membentuk
apa yang yang disebut Eysenck sebagai faktor tingkat tinggi atau superfaktor sekunder.

Menurut Eyseck kepribadian tidak muncul secara spontan, tetapi mengikuti empat
level yang disebutnya dengan theory of personality structure. Pada tahap awal, seseorang
akan bertindak terhadap respon yang dialaminya terhadap dunia luar. Dia akan selalu
merespon setiap hal-hal stimulus yang datang kepadanya. Pada tahap ini oleh Eysenck
disebut dengan specific responses. Tahap selanjutnya adalah merupakan kebiasan apabila
merespon stimulus yang sama. Tahap ini disebut dengan habitual responses. Pada tahap
selanjutnya, apabila sudah menjadi kebiasaan, maka ia beranjak menjadi traits. Pada tahap
traits inilah indikator-indikator kepribadian berada.Pada tahap trait ini terdapat banyak
indikator. Selanjutnya traits ini akan membentuk sebuah tipe kepribadian secara umum, yang
oleh Eysenck disebut dengan general type, seperti; ekstroversi, introversi, neurotisme dan
psikotisme.

Eysenck menyebutkan orang-orang yang introversi memperlihatkan kecenderungan untuk


mengembangkan gejala-gejala ketakutan dan depresi, ditandai oleh
kecenderungankecenderungan obsesi mudah tersinggung, apatis, syaraf otonom mereka labil,
perasaan mudah terluka, mudah gagap.Menderita rasa rendah hati, mudah melamun, sukar
tidur.Dipandang dari habitusnya ukuran menegak dominan; sekresi salivaris mereka kurang
lancar.Intelegensi mereka relatif tinggi, perbendaharaan kata-kata baik, dan cenderung untuk
tetap pada pendirian (keras kepala).Umumnya mereka teliti tetapi lambat.Taraf aspirasi
mereka tinggi tetapi ada kecenderungan untuk menaksir rendah prestasi sendiri.Mereka agak
kaku (tegar) dan memperlihatkan “intrapersonal variability” yang kecil.Pilihan mereka
mengenai kesenian tertuju kepada gambar-gambar yang tenang dan model lama.Mereka
kurang suka pada lelucon, terlebih lelucon mengenai seks.Orang-orang yang ekstraversi
memperlihatkan kecenderungan untuk mengembangkan gejala-gejala histeris,
memperlihatkan sedikit energi, perhatian yang sempit, sejarah kerja yang kurang
baik.Menurut mereka sendiri mendapat kesukaran karena gagap, mudah terkena kecelakaan,
sering tidak masuk kerja karena sakit, tak puas, merasa sakit-sakit.Dipandang dari segi
habitusnya ukuran mendatar dominan, sekresi salivaris lancar.Intelegensi mereka relatif
rendah, perbendaharaan kata-kata kurang, dan mereka punya kecenderungan untuk tetap tidak
tetap pendirian.Umumnya mereka cepat tetapi tidak teliti.Taraf aspirasi mereka rendah sekali
tetapi mereka menilai prestasi sendiri berlebih-lebihan.Mereka tidak begitu kaku dan
meperlihatkan “intrapersonal variability” yang besar.Pilihan mereka mengenai kesenian
tertuju kepada gambar-gambar yang berwarna dan model baru.Mereka menyukai lelucon
terutama lelucon mengenai seks.

Manusia-manusia yang bertipe introversi terutama dipengaruhi oleh dunia subyektif, yaitu
dunia di dalam dirinya sendiri.Orientasinya terutama tertuju ke dalam pikiran, perasaan, serta
tindakan-tindakannya terutama ditentukan oleh faktor-faktor subyektif. Sedangkan Eysenck
menyebutkan orang-orang yang introversi memiliki intelegensi relatif tinggi, perbendaharaan
kata-kata baik, dan cenderung untuk tetap pada pendirian (keras kepala), selain itu umumnya
mereka teliti tetapi lambat, kecenderungan untuk mengembangkan gejala-gejala ketakutan
dan depresi, ditandai oleh kecenderungan-kecenderungan obsesi mudah tersinggung, apatis,
syaraf otonom mereka labil, perasaan mudah terluka, mudah gagap. Berdasarkan uraian di
atas maka dapat disimpulkan bahwa kepribadian introversi adalah manusia-manusia yang
dipengaruhi oleh dunia subyektif, yaitu dunia di dalam dirinya sendiri dan orientasinya
terutama tertuju ke dalam pikiran, perasaan, serta tindakan-tindakannya terutama ditentukan
oleh faktor-faktor subyektif.Sifat yang dimiliki oleh orang yang berkepribadian seperti ini
adalah cenderung diliputi kekhawatiran, mudah malu dan canggung, lebih senang bekerja
sendiri, sulit menyesuaikan diri dan jiwanya agak tertutup.

Ciri-ciri sifat ekstraversi adalah sebagai berikut:

1. Merasa tertarik keluar oleh permohonan dan kesempatan dari luar

2. Semangat karena orang lain dan pengalaman dari luar

3. Interupsi merupakan suatu kesempatan

4. Senang bersama orang lain

5. Kehidupan yang tidak dapat dinikmati tidak perlu diselidiki

6. Lakukan dulu, baru refleksi

7. Berusaha mencari aktivitas

8. Sering bersahabat, banyak bicara, mudah mengenalnya

9. Problema dapat diselesaikan dari luar

10. Berbicara dan asah otak kuat-kuat tanpa di edit dulu

11. Menghargai berbagai hubungan

12. Memberi nafas untuk hidup

13. Kelihatan dangkal untuk saya.

Ciri-ciri sifat introversi adalah:

1. Merasa didorong dari dalam oleh permintaan dari luar dan intrusi

2. Bersemangat yang berasal dari dalam serta dari pengalaman pribadi


3. Suatu interupsi adalah suatu gangguan / intrusi

4. Senang berangan-angan

5. Kehidupan yang tidak diselidiki lebih dahulu tidaklah layak dihidupi

6. Berpikir dulu, baru berbuat / bertindak

7. Mencari teman yang sunyi

8. Sering bersifat rahasia, berdiam diri, sukar untuk mengetahuinya

9. Menyimpan emosi untuk dirinya sendiri

10. Problema dapat diselesaikan sendiri

11. Harus dipikirkan matang-matang lebih dahulu, baru dibicarakan

12. Menghargai keadaan terpencil

13. Mempertimbangkan dengan dalam akan kehidupan

14. Lebih tertarik kepada dirinya sendiri..

STRUKTUR KEPRIBADIAN MENURUT PARA AHLI


A. Struktur kepribadian menurut teori Sigmund Freud

Freud mengatakan kepribadian manusia terdiri atas 3 elemen yang bekerja untuk
menciptakan perilaku manusia. Berikut 3 elemen kepribadian itu Id, Ego, dan Superego :

 Id : komponen yang hadir sejak lahir, aspek kepribadian sepenuhnya sadar dan
termasuk dari perilaku naruliah dan primitive. Id juga didorong oleh prinsip
kesenangan untuk kepuasan segera dari semua keinginan dan kebutuhan.

 Ego : Komponen kepribadian yang bertanggung jawab untuk menangani dengan


realitas. Ego terkembang dari id dan memastikan bahwa dorongan dari id dapat
dinyatakan dalam cara yang dapat diterima didunia nyata. Ego juga bekerja
berdasarkan prinsip relitas yang berusaha untuk memuaskan keinginan id dengan
cara yang realistis dan social yang sesuai.

 Superego : Untuk mengembangkan kepribadian, superego adalah aspek


kepribadian yang menampung semua standar internalisasi moral. Dan cita – cita
yang kita peroleh dari kedua orangtua dan masyarakat. Superego memberikan
pedoman untuk membuat penilaian.

Contoh, kalian pasti pernah merasakan lapar ketika sedang berada diruang kelas saat
menerima materi (id), superego bekerja dengan member pertimbangan untuk tidak makan,
dan ego yang bertindak dan memutuskan.

B. Menurut Carl Gustav Jung

Jung mengatakan, tingkah laku manusia dipicu struktur kepribadian, yang bukan
hanya dibentuk karena masa lalu tetapi juga oleh pandangan orang mengenai masa depan,
tujuan, dan aspirasinya. Kejadian masa lalu dan antisipasi masa depan dapat juga
mempengaruhi atau membentuk tingkah laku. Struktur kepribadian Jung menegaskan bahwa
keperibadian mencakup seluruh aspek pikiran, perasan, dan tingkah laku, kesadaran maupun
ketidaksadaran.Kepribadian tersebut membimbing orang untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan social dan lingkungan fisik. Struktur kepribadian dalam pandangan Carl Gustav
Jung disusun oleh sistem yang beroperasi dalam tiga tingkat kesadaran, yaitu;

 Ego yang beroperasi pada tingkat sadar, hasil pertama dari proses diferensiasi
kesadaran adalah ego. Ego berperan penting dalam menentukan persepsi, pikiran,
perasaan, dan ingatan yang bias masuk kesadaran. Tanpa seleksi ego, jiwa manusia
bias menjadi kacau karena terbanjiri oleh pengalaman yang semua bebas masuk ke
kesadaran. Ego berusaha memelihara keutuhan dalam kepribadian.

 Kompleks yang beroperasi pada tingkat tak sadar pribadi, pengalaman yang tidak
disetujui ego untuk muncul ke sadar tidak hilang tetapi disimpan dalam
ketidaksadaran personal yang berisi pengalaman yang ditekan, dilupakan, dan yang
gagal menimbulkan peran sadar. Di dalam tak sadar pribadi, sekelompok gagasan
yang berupa perasaan, pikiran, perspesi, ingatan mengorganisir menjadi satu yang
disebut sebagai kompleks.

C. Menurut Allport
Traits adalah kunci dalam mendefinisikan strukur kepribadian menurut Allport.
Allport berpendapat bahwa pengertian-pengertian kebiasaan, traits, sikap, diri (self) dan
kepribadian itu masing-masing bermanfaat dan berbeda satu sama lain. Allport menekankan
pada trait, di mana ia menyatakan bahwa intensi itu berbeda dari attitude. Teori-teori Allport
kemudian dinamakan “trait psychology”. Di sisi lain, tanggapan Allport mengenai
temperamen juga berbeda dan mendetail. Bagi Allport temperamen adalah konstitusi
kejiwaan atau bagian dari jiwa yang melalui darah dan memiliki hubungan dengan
jasmaniah / biologis dan bersifat hereditas, termasuk juga mudah tidaknya terkena
rangsangan emosi, kekuatan serta kecepatan bereaksi, kualitas kekuatan suasana hatinya,
segala cara daripada fluktuasi dan intensitat suasana hati; gejala ini tergantung kepada faktor
konstitusional.
Pada akhirnya, kontribusi terbesar Allport adalah teorinya mengenai Trait.Ia
mengklasifikasikan beberapa trait, dan merevisinya menurut perkembangan teorinya sendiri.
Dia berhasil membedakan antara trait sebagai hal yang dimiliki setiap induvidu sebagai
identitas dan attitude yang dimiliki setiap individu.Sumbangsih terbesar Allport adalah
pengembangan dan penarikan perhatian psikolog pada kepribadian terutama dari perspektif
bagaimana individu memandang dirinya sendiri.

1. Traits (Personality Traits)


Traits menurut teori Allport adalah sistem mental/neuropsikis yang digeneralisasikan
dan mampu mengarahakan stimulus yang akan menghasilkan perilaku yang adaptif atau
ekspresif. Tekanan terhadap individualitas dan kesimpulan bahwa kecenderungan itu tidak
hanya terikat pada sejumlah kecil stimulus atau reaksi, melainkan seluruh pribadi
manusia.Pernyataan “sistem neuropsikis” menunjukkan jawaban affirmatif yang diberikan
oleh Allport terhadap pertanyaan apakah “trait” itu benar-benar ada pada individu. Menurut
Allport ada beberapa karakteristik traits:
a) Sikap (attitude)
Sikap maupun sifat adalah konsep-konsep yang sangat penting dalam psikologi.Sikap
juga merupakan predisposisi yang mungkin juga bersifat khas yang bisa memulai atau
mengarahkan tingkah laku dan merupakan hasil dari faktor genetik dan belajar.Namun
terdapat perbedaan antara keduanya.Pertama, sikap berhubungan dengan suatu objek
sedangkan sifat tidak.Jadi, cakupan sifat lebih besar dari pada sikap. Namun makin
besar jumlah objek, maka sikap akan semakin mirip dengan sifat. Sikap dapat berbeda-
beda dari yang lebih khusus ke yang lebih umum, tetapi sifat selalu umum.Kedua, sikap
biasanya mengandung penilaian (menerima atau menolak) terhadap objek tujuannya,
sedangkan sifat tidak.

b) Type (tipe)
Allport membedakan antara sifat dan tipe berdasar sejauh mana keduanya dapat
dikenakan pada individu.Seseorang dapat memiliki sutau sifat tetapi tidak dapat
memiliki suatu tipe.Tipe adalah konstruksi ideal oleh seorang pengamat dan individu
dapat disesuaikan ke dalam tipe-tipe itu dengan konsekuensi diabaikannya sifat-sifat
individual.Sifat dapat mencerminkan sifat khas/keunikan pribadi, sedangkan tipe malah
menyembunyikannya. Jadi bagi Allport tipe menunjukkan perbedaan-perbedaan buatan
yang tidak begitu cocok dengan kenyataan, sedangkan sifat adalah refleksi
sebenarnya/cerminan sejati dari apa yang benar ada. Misalnya, siswa yang memiliki
tipe introvert, mempunyai trait: pasif-menolak mengikatkan diri dengan lingkungan
eksternal (kecenderungan umum), salah satu habitnya adalah duduk di tempat
terpisah/menyendiri (kebiasaan khusus di kelas), dan attitude tidak ramah, kurang bisa
bergaul (mengandung penilaian).

c) Kebebasan sifat-sifat
Allport berpendapat bahwa sifat dapat ditandai bukan oleh sifat bebasnya yang kaku
tapi terutama oleh kualitas memusatnya.Jadi sifat cenderung untuk mempunyai pusat
dan disekitar itu pengaruhnya berfungsi.Kebebasan sifat-sifat umum yang didefinisikan
secara sekehendak merupakan salah satu dari kelemahannya sebagai representasi yang
tepat daripada tingkah laku.
d) Konsistensi Sifat
Kesimpulan untuk menandai sifat adalah konsistensinya.Jadi sifat itu tidak dapat
kenal hanya keteraturan dan ketetapannya di dalam individu bertingkah laku. Banyak
sifat-sifat yang saling menutup satu sama lainyang serempak aktif menunjukan, bahwa
ketidaktetapan yang jelas di dalam tingkah laku individu relatif akan sering ditemukan.

e) Intensi
Penyelidikan mengenai intensi atau keinginan individu mengenai masa depan lebih
penting daripada kejadian di masa lalu (Allport). Istilah intensi menurut Allport
meliputi beberapa pengertian: harapan-harapan, keinginan-keinginan, ambisi, cita-cita
dan niat untuk melakukan sesuatu. Dalam hal inilah terlihat jelas perbedaan Allport
dengan lain-lain ahli teori kepribadian dewasa ini. Teori Allport menunjukkan, bahwa
apa yang akan dicoba dilakukan oleh seseorang merupakan kunci dan hal terpenting
bagi apa yang dikerjakannya sekarang. Jadi kalau dewasa ini, banyak ahli yang
mengutamakan masa lampau, maka pendapat Allport itu mirip sekali dengan pendapat
Adler dan Jung; walaupun tidak ada alasan untuk mengatakan adanya pengaruh dari
mereka ini.

f) Proparium
Proprium adalah istilah yang diciptakan Allport yang mengindikasikan semua fungsi
self atau ego. Hal ini juga disebut fungsi proprium (propriate function) daripada
kepribadian.Fungsi tersebut adalah kesadaran jasmani, self identity, self-esteem, self
extention, rational thinking, self image, propriate stiving, dan fungsi mengenal.Semua
itu bagian-bagian yang vital daripada kepribadian.Proprium tidak dibawa sejak lahir
tetapi berkembang didalam perkembangan individu.

D. Menurut Alfred Adler


Manusia dimotivasi oleh adanya dorongan utama, yaitu mengatasi perasaan inferior
dan menjadi superior.Inferioritas berarti merasa lemah dan tidak memiliki keterampilan untuk
menghadapi tugas atau keadaan yang harus diselesaikan. Hal itu tidak berarti rendah diri
terhadap orang lain dalam pengertian yang umum, meskipun ada unsur membandingkan
kemampuan diri dengan kemampuan orang lain yang lebih matang dan berpengalaman.
Misalnya manusia yang lebih lemah akan berjuang untuk menjadi lebih kuat.
Sedangkan superioritas bukan berarti lebih baik dibandingkan dengan orang lain,
melainkan mencoba untuk menjadi lebih baik, semakin dekat dengan tujuan ideal seseorang.
Adler meyakini bahwa motif utama setiap orang adalah untuk menjadi kuat, kompeten,
berprestasi dan kreatif.

E. Menurut Lewin
Menurut Lewin sebaiknya menggambarkan pribadi itu dengan menggunakan definisi
konsep-konsep struktural secara spasial. Dengan cara ini , Lewin berusaha
mematematisasikan konsep-konsepnya sejak dari permulaan. Matematika Lewin bersifat non-
motris dan menggambarkan hubungan-hubungan spasial dengan istilah-istilah yang
berbeda.Pada dasarnya matematika Lewin merupakan jenis matematika untuk
menggambarkan interkoneksi dan interkomunikasi antara bidang bidang spasial dengan tidak
memperhatikan ukuran dan bentuknya.
Pemisahan pribadi dari yang lain-lainnya di dunia dilakukan dengan menggambarkan
suatu figur yang tertutup.Batas dari figur menggambarkan batas batas dari entitas yang
dikenal sebagai pribadi. Segala sesuatu yang terdapat dalam batas itu adalah P (pribadi):
sedangkan segala sesuatu yang terdapat di luar batas itu adalah non-P.
Selanjutnya untuk melukiskan kenyataan psikologis ialah menggambar suatu figur
tertutup lain yang lebih besar dari pribadi dan yang melingkupnya. Bentuk dan ukuran figur
yang melingkupi ini tidak penting asalkan ia memenuhi dia syarat yakni lebih besar dari
pribadi dan melingkupimya. Figur yang baru ini tidak boleh memotong bagian dari batas
lingkaran yang menggambarkan pribadi.
Lingkaran dalam elips ini bukan sekedar suatu ilustrasi atau alat peraga, melainkan
sungguh-sungguh merupakan suatu penggambaran yang tepat tentang konsep-konsep
struktural yang paling umum dalam teori Lewin, yakni pribadi, lingkungan psikologis dan
ruang hidup.

a) Ruang Hidup
Ruang hidup mengandung semua kemungkinan fakta yang dapat menentukan tingkah
laku individu.Ruang hidup meliputi segala sesuatu yang harus diketahui untuk memahami
tingkah laku kongkret manusia individual dalam suatu lingkungan psikologis tertentu
pada saat tertentu.Tingkah laku adalah fungsi dari ruang hidup.
Secara matematis : TL = f( RH)
Fakta fakta non psikologis dapat dan sungguh sungguh mengubah fakta fakta
psikologis.Fakta fakta dalam lingkungan psikologis dapat juga menghasilkan perubahan
perubahan dalam dunia fisik.Ada komunikasi dua arah antara ruang hidup dan dunia luar
bersifat dapat ditembus (permeability), tetapi dunia fisik (luar) tidak dapat berhubungan
langsung dengan pribadi karena suatu fakta harus ada dalam lingkungan psikologis
sebelum mempengaruhi/dipengaruhi oleh pribadi.

b) Lingkungan Psikologis
Meskipun pribadi dikelilingi oleh lingkungan psikologisnya, namun ia bukanlah
bagian atau termasuk dalam lingkungan tersebut. Lingkungan Psikologis berhenti pada
batas pinggir elips, Tetapi batas antara pribadi dan lingkungan juga bersifat dapat
ditembus.Hal ini berarti fakta fakta lingkungan dapat mempengaruhi pribadi.
Secara matematis : P = f (LP)
Dan fakta fakta pribadi dapat mempengaruhi lingkungan.
Secara matematis : LP = f (LP)

c) Pribadi
Menurut Lewin, pribadi adalah heterogen, terbagi menjadi bagian bagian yang
terpisah meskipun saling berhubungan dan saling bergantung. Daerah dalam personal
dibagi menjadi sel sel. Sel sel yang berdekatan dengan daerah konseptual motor disebut
sel sel periferal ;p; sel sel dalam pusat lingkaran disebut sel sel sentral,s.
Sistem motor bertidak sebagai suatu kesatuan karena biasanya lahannya dapat
melakukan suatu tindakan pada satu saat. Begitu pula dengan sistem perseptual artinya
orang hanya dapat memperhatikan dan mempersepsikan satu hal pada satu saat.Bagian
bagian tersebut mengadakan komunikasi dan interdependen; tidak bisa berdiri sendiri.

F. Menurut albert bandura


Sistem Self (Self System)
Tidak seperti Skinner yang teorinya tidak memiliki konstruk self, Bandura yakin
bahwa pengaruh yang ditimbulkan oleh self sebagai salah satu determinan tingkah laku tidak
dapat dihilangkan tanpa membahayakan penjelasan & kekuatan peramalan. Dengan kata lain,
self diakui sebagai unsur struktur kepribadian. Saling determinis menempatkan semua hal
saling berinteraksi, di mana pusat atau pemulanya adalah sistem self.Sistem self itu bukan
unsur psikis yang mengontrol tingkah laku, tetapi mengacu ke struktur kognitif yang
memberi pedoman mekanisme dan seperangkat fungsi-fungsi persepsi, evaluasi, dan
pengaturan tingkah laku.Pengaruh self tidak otomatis atau mengatur tingkah laku secara
otonom, tetapi self menjadi bagian dari sistem interaksi resiprokal.
Struktur kepribadian menurut Harry Stack Sullivan
1. Dinamisme
Dinamisme adalah pola khas tingkahlaku yang menetap dan berulang terjadi yang
menjadi ciri khusus seseorang. Dia bisa diamati ataupun tersembunyi dalam fikiran/khayalan.
Dinamisme yang melayani kebutuhan kepuasan organisme melibatkan bagian tubuh.
Dinamisme bisa berupa Dengki, nafsu, atau dinamisme sistem self

2. Personifikasi
Personifikasi adalah suatu gambaran mengenai diri atau orang lain yang dibangun
berdasarkan pengalaman yang menimbulkan kepuasan atau kecemasan. Kecencrungan yang
memberi kepuasan membangkitkan "image-Positif", sebaliknya yang melibatkan kecemasan
membangkitkan "image-negatif". Gambaran itu cenderung menetap dan mempengaruhi sikap
orang itu kepada orang-orang lain pada masa yang akan datang.
Pada bayi, mampu memberikan personifikasi seperti saya baik (good-me), saya buruk
(bad-me), dan bukan saya (not-me).

3. Sistem Self
Sistem Self merupakan bagian dari dinamisme yang paling kompleks.
memperthankan keamanan interpersonal dengan menghindari atau mengecilkan kecemasan.
Setiap pengalaman yang bertentangan dengan sistem self berati mengancam
keamanan.Security Operations berfungsi sebagai pereduksi perasaan tidak aman atau
perasaan akibat dari ancaman terhadap sistem self.Secara umum, semakin berpengalaman
orang dengan kecemasan, semakin besar peran sistem diri dan semakin terlepas dari
kepribadian.

4. Proses kogitif
Sullivan menekankan pentingnya tinjauan masa depan dalam fungsi kognitif.
Tinjauan kemasa depan tergantung kepada ingatan kepada masa lampau dan interpretasinya
terhadap masa sekarang. tiga proses kognitif ialah:
a) Prototaksis
adalah rangkaian pengalaman yang terpisah pada masa bayi dimana arus kesadaran indra
mengalir kedalam jiwa tanpa pengertian.
b) Parataksis
tahun kedua bayi mulai mengenali persamaan dan perbedaan peristiwa. mengembangkan cara
berfikir dengan melihat hubungan sebab akibat.
c) Sintaksis
berfikir logik dan realistik menggunakan lambang yang ditertima bersama, khususnya bahasa
kata dan bilangan.

G. Menurut Maslow
Menurut Maslow, manusia memiliki struktur psikologis yang analog dengan struktur
fisik: mereka memiliki “kebutuhan, kemampuan, dan kecenderungan yang sifat dasarnya
genetik.” Kebutuhan, kemampuan, dan kecenderungan itu secara esensial sesuatu yang baik,
atau paling tidak netral. Dasar dari teori maslow ini yaitu humanistic, yang menitik beratkan
pada ranah kesadaran. Selain itu menyesuaikan dengan kapasitas bawaan dari individu yang
menjadikannya sebagai ciri unik individual.Orang yang dikaji oleh Maslow ini merupakan
orang yang sehat dan kreatif bukan seperti yang dikaji oleh psikoanalisa yaitu orang sakit
atau abnormal.
Struktur kepribadian Maslow ini berupa kebutuhan-kebutuhan individu yang dapat
dijelaskan dalam beberapa bagian.Kebutuhan ini merupakan dorongan bagi manusia untuk
berperilaku.
Kebutuhan dibagi menjadi 2 yaitu kebutuhan dasar (basic needs) dan kebutuhan meta
(meta-needs). Kebutuhan dasar merupakan kebutuhan karena kekurangan.Kebutuhan-
kebutuhan dasar meliputi lapar, kasih sayang, rasa aman, harga diri, dan
sebagainya.Sedangkan meta-kebutuhan adalah kebutuhan untuk
perkembangan.Metakebutuhan meliputi keadilan, kebaikan, keindahan, keteraturan, kesatuan,
dan sebagainya.Kebutuhan dasar lebih kuat daripada meta-kebutuhan, namun meta-
kebutuhan dapat disubtitusikan atau diganti.Kebutuhan dasar dan meta-kebutuhan itu
merupakan instingtif yang melekat pada manusia.
Abraham Maslow telah menyusun teori tentang motivasi manusia, dimana kebutuhan-
kebutuhan manusia tersebut digolongkan dan disusunnya ke dalam sebuah hirearki atau
tingkatan berjenjang yang berbentuk seperti piramida yang terdiri dari lima level. Setiap
kebutuhan dapat dipenuhi hanya jika kebutuhan jenjang sebelumnya telah (relative)
terpuaskan terlebih dahulu.Pada dasarnya, kebutuhan manusia yang lebih rendah mempunyai
kekuatan ataupun kecenderungan yang lebih besar untuk dipenuhi terlebih dahulu.

Struktur kepribadian Dollard dan Miller

Kebiasaan (habit) adalah satu-satunya elemen dalam teori Dollard dan Miller yang
memiliki sifat struktural.Habit adalah ikAtan atau asosiasi antara stimulus dengan respon,
yang relative stabil dan bertahan lama dalam kepribadian.Karena itu gambaran kebiasaan
seseorang tergantung pada event khas yang menjadi pengalamannya.Namun susunan
kebiasaan itu bersifat sementara.Maksudnya, kebiasaan hari ini mungkin berubah berkat
pengalaman baru keesokan harinya. Dollard dan Miller menyerahkan kepada ahli lain rincian
perangkat habit tertentu yang mungkin menjadi ciri seseorang, karena mereka lebih
memusatkan bahasannya mengenai proses belajar, bukan kepemilikan atau hasilnya. Namun
mereka menganggap penting kelompok habit dalam bentuk stimulus verbal dari orang itu
sendiri atau dari orang lain, dan responnya yang umum juga berbentuk verbal. Dollard dan
Miller juga mempertimbangkan dorongan sekunder (secondary drives), seperti rasa takut
sebagai bagian kepribadian yang relative stabil. Dorongan primer (primary drives) dan
hubungan stimulus-respon yang bersifat bawaan (innate) juga menyumbang struktur
kepribadian, walaupun kurang penting dibanding habit dan dorongan sekunder, karena
dorongan primer dan hubungan stimulus-respon bawaan ini menentukan taraf umum
seseorang, bukan membuat seseorang menjadi unik.

H. Menutut Erikson

Erikson (Alwisol, 2009:85-88) menyatakan bahwa struktur kepribadian manusia


dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1) Ego Kreatif
Ego kreatif adalah ego yang dapat menemukan pemecahan kreativitas atas masalah
baru pada setiap tahap kehidupan.Apabila menemukan hambatan atau konflik pada suatu
fase, ego tidak menyerah tetapi bereaksi dengan menggunakan kombinasi antara kesiapan
batin dan kesempatan yang disediakan lingkungan.Ego yg sempurna memiliki 3 dimensi,
yaitu faktualisasi, universalitas dan aktualitas.
a) Faktualisasi adalah kumpulan sumber data dan fakta serta metode yang dapat
dicocokkan atau diverifikasi dengan metode yang sedang digunakan pada suatu
peristiwa. Dalam hal ini, ego berisikan kumpulan hasil interaksi individu dengan
lingkungannya yang dikemas dalam bentuk data dan fakta.
b) Universalitas adalah dimensi yang mirip dengan prinsip realita yang dikemukakan
oleh Freud. Dimensi ini berkaitan dengan sens of reality yang menggabungkan
pandangan semesta/alam dengan sesuatu yang dianggap konkrit dan praktis.
c) Aktualitas adalah metode baru yang digunakan oleh individu untuk berhubungan
dengan orang lain demi mencapai tujuan bersama. Dalam hal ini, ego merupakan
realitas masa kini yang berusaha mengembangankan cara baru untuk dapat
memecahkan masalah yang dihadapi, menjadi lebih efektif, progresif, dan prospektif.

DAFTAR PUSTAKA

Referensi: Hall, Calvin S & Garner Lindzey. Teori-teori Psikodinamik (Klinis),


Kanisius.Yogyakarta 1993.

https://www.kompasiana.com/bilqislibrizky/551b2e91a33311e621b65d8a/struktur-
kepribadian-id-ego-dan-superego-menurut-teori-sigmund-freud

https://www.psychologymania.com/2010/03/kurt-lewin-teori-medan-field-theory.html?m=1

https://www.kompasiana.com/achmaddfauzi/5575f211a623bd2b4649d7b7/harry-stack-
sullivan-struktur-kepribadian-interpersonal

Alwisol.(2009). Psikologi Kepribadian (edisi revisi). Malang: UMM Press.Feist, J. & Feist,
G. (2008). Theories of Personality (Edisi keenam). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
KONSEP PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN PADA MANUSIA

A. Definisi Perkembangan Kepribadian Manusia

Kepribadian bahasa Inggrisnya “personality”, yang berasal dari bahasa Yunani “per” dan
“sonare” yang berarti topeng, tetapi juga berasal dari kata “personae” yang berarti pemain
sandiwara, yaitu pemain yang memakai topeng tersebut.

Sehubungan dengan kedua asal kata tersebut, Rose Stagner (1961), mengartikan kepribadian
dalam dua istilah.Pertama, kepribadian sebagai topeng (mask personality), yaitu kepribadian
yang berpura-pura, yang dibuat-buat, yang semu atau mengandung kepalsuan.Kedua,
kepribadian sejati (real personality), yaitu kepribadian yang sesungguhnya atau yang asli.

Memang sangat sulit bagi kita, apalagi pada pertemuan pertama untuk menentukan apakah
yang diperlihatkan oleh seseorang itu kepribadian sejati ataukah hanya sebatas kepribadian
semu.Kepribadian semu bisa berbeda dari suatu saat ke saat yang lain, dari suatu situasi ke
situasi yang lain, dan penampilan kepribadian seperti itu pasti ada maksudnya.Kepribadian
sejati bersifat menetap, menunjukkan ciri-ciri yang lebih permanen, tetapi karena kepribadian
juga bersifat dinamis sehingga perbedaan-perbedaan atau perubahan pasti ada yang
disesuaikan dengan situasi, tetapi perubahannya tidak mendasar. Begitu banyaknya definisi
mengenai kepribadian sehingga ada yang mendefinisikan kepribadian sebagai keterpaduan
antara aspek-aspek kepribadian, yaitu aspek psikis seperti aku (self), kecerdasan, bakat, sikap,
motif, minat, kemampuan, moral, dan aspek jasmaniah seperti postur tubuh, tinggi dan berat
badan, indra dll. Diantara aspek-aspek tersebut aku atau diri (self) seringkali ditempatkan
sebagai pusat atau inti kepribadian, seperti yang dapat dilihat dalam gambar berikut:

Gambaran Konsep Diri

Karena banyaknya teori dan alirandalam psikologi maka sebanyak itu pula rumusan atau
definisi tentang kepribadian.Sebagai bahan ilustrasi dan perbandingan dibawah ini
dikemukakan beberapa definisi kepribadian.

Dalam pengertian yang sangat lama, seperti menurut Morton Prince (1924), “Personality is
the sum total of all the biological innate disposition, impulses, tendencies, apetities and
instinct of the individual, and the acquired dispositions and tendecies”. Di sini Prince masih
melihat kepribadian sebagai penjumlahan dari aspek-aspek dan ciri-ciri kepribadian.

Floyd Allport (1924), melihat kepribadian sebagai suatu yang terjalin dalam hubungan sosial,
“Personality is the individual characteristic reactions to social stimuli and the quality of his
adaptation to the social features of his environment”. Yang lain yaitu May (1929)
mengemukakan rumusan yang sejalandengan Allport, bahwa “Personality is the social
stimulus value of his individuals”.
Hampir sejalan dengan kedua pendapat ahli di atas, tetapi lebih jauh Gutrie (1944)
menekankan sifat yang menetap pada kepribadian. Menurut dia “Personality is those habits
and habits system of social importance that are stble and resistance to change”.

Beberapa ahli yang kemudian, melihat unsur yang sangat penting dalam kepribadian, yaitu
keterpaduan. Menurut Mc Clelland (1951), kepribadian adalah “… the most adequate
conceptualization of a person’s behavior in all detail ”, sedang menurut Guilford (1959),
kepribadian adalah “… a person’s unique pattern of traits”.

Gordon Allport (1961), mengemukakan rumusan yang lebih menyeluruh dan tegas, bahwa
kepribadian adalah “… the dynamic organization within the individual of those
psychophysical systems that determine his unique adjustment with the environment”. Sejalan
dengan pendapat Gordon Allport adalah rumusan yang diberikan oleh Walter Mischel (1981),
bahwa “Personality usually refers to the distinctive pattern of behavior (including thoughts
and emotions) that characterize each individual’s adaptation to the situations of his or her life
”.

Rumusan mana yang paling sesuai dengan pendapat pembaca silahkan mengkajinya sendiri
karena barang kali Anda memiliki alasan-alasan tertentu terkait hal ini. Dengan tidak
bermaksud memaksakan pendapat, menurut Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata yang
merupakan seorang Psikolog Pendidikan dan Bimbingan Konseling Universitas Pendidikan
Indonesia, rumusan dari Gordon Allport yang lebih diperkuat oleh Walter Mischel,
mempunyai makna yang lebih luas, tegas dan realistis.

Marilah kita melihat beberapa makna dari rumusan kepribadian menurut Allport.

1. Kepribadian merupakan suatu organisasi.

Pengertian organisasi menunjuk kepada sesuatu kondisi atau keadaan yang kompleks,
mengandung banyak aspek, banyak hal yang harus diorganisasi. Organisasi juga punya
makna, bahwa sesuatu yang diorganisasi itu memiliki sesuatu cara atau sistem pengaturan,
yang menunjukkan sesuatu pola hubungan yang fungsional. Di dalam organisasi kepribadian
cara pengaturan atau pola hubungan tersebut adalah cara and pola tingkah laku. Keseluruhan
pola tingkah laku individu membentuk satu aturan atau sistem tertentu yang harmonis.

2. Kepribadian bersifat dinamis.

Kepribadian individu bukan sesuatu yang statis, menetap, tidak berubah, tetapi kepribadian
tersebut berkembang secara dinamis.Perkembangan manusia berbeda dengan binatang yang
statis, yang mengikuti lingkaran tertutup.Sedangkan, perkembangan manusia bersifat dinamis
yang membentuk suatu lingkaran terbuka atau spiral. Meskipun pola-pola umumnya sama
tetapi selalu terbuka kesempatan untuk pola-pola khusus yang baru. Dinamika kepribadian
individu ini, bukan saja dilatarbelakangi oleh potensi-potensi yang dimilikinya, tetapi sebagai
makhluk sosial, manusia berinteraksi dengan lingkungannya begitu juga dengan manusia
lainnya.Lingkaran manusia juga selalu berada dalam perubahan dan perkembangan.

3. Kepribadian meliputi aspek jasmaniah dan rohaniah.


Kepribadian adalah suatu sistem psikofisik, yaitu suatu kesatuan antara aspek-aspek
fisikdengan psikis.Kepribadian bukan hanya terdiri atas aspek fisik, juga bukan hanya terdiri
atas aspek psikis, tetapi keduanya membentuk suatu kesatuan. Kalau individu berjalan, maka
proses berjalannya bukan hanya dengan kakinya tetapi dengan seluruh aspek kepribadiannya.
Bukan kaki yang berjalan tetapi individu.Demikian juga kalau individu berbicara, berpikir,
melamun dsb, yang melakukan semua perbuatan itu adalah individu.

4. Kepribadian individu selalu dalam penyesuaian diri yang unik dengan lingkungannya.

Kepribadian individu bukan sesuatu yang berdiri sendiri, lepas dari lingkungannya, tetapi
selalu dalam interaksi dan penyesuaian diri dengan lingkungannya.Ia adalah bagian dari
lingkungannya dan berkembang bersama-sama dengan lingkungannya. Interaksi atau
penyesuaian diri individu dengan lingkungannya bersifat unik, atau khas, berbeda antara
seorang individu dengan individu lainnya.

Related

Tujuan Pembelajaran HOTS (High Order Thinking Skill)

Besaran Dana Program Indonesia Pintar (PIP)/KIP SD, SMP, SMA dan SMK Berdasarkan
Permendikbud Nomor 5 2018

Fungsi dan Prinsip Bimbingan dan Konseling

A.Tipologi Perkembangan Kepribadian Manusia

Kepribadian merupakan suatu kesatuan yang menyeluruh dan kompleks.Setiap orang


memiliki kepribadian tersendiri. Walaupun demikian para ahli tetap berusaha untuk
menyederhanakannya dengan cara melihat satu atau beberapa faktor determinan, atau cirri
utama, atau melihat beberapa kesamaan. Atas dasar itu maka sejak lama para ahli
mengadakan pengelompokan kepribadian atau tipologi keperibadian.

Tipologi kepribadian yang tertua adalah yang bersifat jasmaniah, yaitu berdasarkan cairan-
cairan badan (biochemical type).Hippocrates (400 SM), yang kemudian diperkuat oleh
Galenus (150 SM), mengembangkan suatu teori tipe tipologi kepribadian berdasarkan cairan
tubuh yang menentukan tempramen (kehidupan emosi) seseorang.Menurut kedua ahli
tersebut, ada empat cairan tubuh yang menentukan tempramen seseorang, yaitu empedu
hitam, empedu kuning, lender, dan darah. Berdasarkan dominasi atau kekuatan sesuatu cairan
pada seseorang, maka ada empat tipe kepribadian, yaitu:

1. Choleric (choler adalah empedu kuning). Yang dominan pada orang tersebut adalah
empedu kuning.Seseorang choleric memiliki tempramen yang cepat marah, mudah
tersinggung, tidak sabar dsb.
2. Melancholic (melas dan choler adalah empedu hitam). Yang dominan pada oaring yang
melancholic adalah empedu hitam, dia memiliki tempramen pemurung, penduka, mudah
sedih, pesimis dan mudah putus asa.

3. Phlegmatic (phlegm adalah lender). Seorang yang phlegmaticyang didominasi oleh lender
dalam tubuhnya, memiliki tempramen yang serba lamban, pasif, malas, dan apatis.

4. Sanguinic (sanguine adalah darah). Yang dominan pada orang ini adalah darah, ia
memiliki sifat- sifat periang, aktif, dinamis, cekatan.

Tipologi itu didasarkan atas teori yang lahir dari pemikiran filosofis, dan bukan penelitian
empiris.Meskipun bersifat kimiawi, tetapi cairan- cairan tersebut sukar untuk dibuktikan
secara kimiawi, apalagi pengaruhnya terhadap perilaku seseorang, namun adanya orang
bertempramen demikian tentu mudah kita dapatkan dalam kehidupan yang nyata ini.

Tipologi lain yang juga maasih bersifat jasmaniah adaalah dari Kretchmer. Berdasarkan hasil
penelitian empiris dengan sejumlah pasien yang mengalami gangguan psikis, Kretchmer pada
tahun 1925 menyimpulkan adanya empat tipe kepribadian individu yang digolongkan
berdasarkan bentuk tubuh.

1. Asthenicus atau Laptosome, yaitu orang- orang yang berperawakan tinggi kurus. Orang
yang berperawakan tinggi kurus, dada sempit, lengan kecil panjang, otot- otot kecil, dagu
sempit, perut kempis, muka cekung, kekurangan darah, memiliki sifat kritis, memiliki
kemampuan berpikir abstrak, suka melamun, sensitif.

2. Pycknicus, seseorang yang berperawakan tinggi gemuk, tubuh bulat, muka bulat, lengan
lembut bulat, dada kembung, perut gendut. Mereka memiliki sifat- sifat periang, suka humor,
popular, hubungan sosial luas, banyak kawan, suka makan.

3. Athleticus, seorang yang bertubuh tinggi besar, berbadan kukuh, otot- otot besar, dada
bidang, dagu tebal. Seseorang athleticus senang pada pekerjaan yang membutuhkan kekuatan
fisik, mereka adaalah pemberani, agresif, mudah menyesuaikan diri, berpendirian teguh.

Menurut Kretchmer, ketiga tipe tersebut adalah tipe yang ekstrim. Di samping itu ada orang
yang perkembangannya berada diantaranya.Kretchmer mengistilahkan sebagai tipe campuran
atau dysplastic type.Telah disebutkan di muka bahwa studi Kretchmer dilakukan kepada para
pasien yang mengalami gangguan psikis.Banyak ahli yang berpendapat bahwa tipologii
tersebut hanya berlaku bagi mereka yang mengalami gangguan psikis, tetapi menurut
Kretchmer tipologinya berlaku juga bagi orang yang sehat.Gangguan psikis yang diderita
seorang asthenicus adalah schizophrenia, sedangkan pycknicus adalah manic
depressive.Seorang asthenicusnormal memiliki kepribadian schizothyme.Sedang pycknicus
berpendirian cylothyme.

Hampir sejalan dengan tipologi Kretchmer adalah tipologi dari Sheldon (1940). Berdasarkan
penelitian empiris terhadap unsur-unsur jaringan tubuh daalam embrio, Sheldon
menyimpulkan adaanya tiga tipe khas manusia berdasarkan bentuk tubuh, yaitu:
1. Endomorphic, berbadan pendek gemuk dengan cirri- cirri kepribadian yang disebutnya
sebagai Viscetotonia, yaitu: senang makan, hidup mudah, tak banyak yang dipikirkan, rasa
kasih sayang, senang bergaul, toleran, rileks.

2. Mesomorphic¸ berbadan tinggi besar dengan cirri kepribadian Somatonia, yaitu senang
akan kekuatan jasmaniah, aktif, agresif, energik.

3. Ectomorphic, berbadan tinggi kurus dengan cirri kepribadian Cerebtonia, yaitu suka
berpikir, melamun, senang menyendiri, pesimis, mudah terharu.

Tipologi Sheldon mendekati mirip dengan tipologi dari Kretchmer, kelebihannya Sheldon
menambahkan cirri kepribadian utama dari masing- masing tipe, dengan sifat- sifat yang juga
tidak banyak berbeda dengan Kretchmer. Sesungguhnya setiap orang memiliki ketiga cirri
kepribadian yang dikemukakan oleh Sheldon, hanya padaa orang tertentu suatu cirri lebih
menonjol dibandingkan dengan yang lainnya.

Tipologi lain diberikan oleh Carl Gustav Jung, seorang psikiatris dari Swiss. Kalau ketiga
tipologi yang telah diuraikan di muka merupakan tipologi berdasarkan cirri- cirri jasmaniah,
maka tipologi Jung berdasarkan cirri- cirri psikis.

Berdasarkan kecenderungan hubungan sosialnya, maka Jung membedakan dua tipe manusia,
yaitu tipe Ekstrovert dan Introvert.Seseorang yang bertipe Ekstrovert, mempunyai ciri- ciri
keputusan dan reaksi- reaksinya ditentukan oleh hubungan objektif, bukan oleh hubungan
subjektif.Perhatiannya lebih banyak tertuju ke luar, yaitu kepadaa lingkungan, lebih
mendahulukan kepentingan lingkungannya daripada kepentingan dirinya, pribadinya terbuka,
bersikap objektif dan nyata.Seorang Introvert perhatiannya lebih tertuju ke dalam dirinya,
lebih banyak dikuasai oleh nilai- nilai subjektif. Apa yang dilakukannya banyak didasari oleh
cita- cita dan pemikirannya sendiri yang bersifat absolute dan disesuaikan dengan nilai- nilai
dirinya.

Selanjutnya Jung juga menambahkan bahwa ada empat fungsi dasar pada individu, yaitu
fungsi: berpikir, perasaan, penginderaan dan intuisi. Kalau dikombinasikan dengan kedua tipe
di atas, maka ada Ekstrovert pemikir, perasa, pengindra, dan intuisi; juga Introvert pemikir,
perasa, pengindra, dan intuisi.Orang yang benar-benar Ekstrovert atau Introvert jumlahnya
tidak banyak, kebanyakan bersifat diantaranya yaitu Ambivert.

Tipologi lain dikembangkan oleh Spranger, seorang filsuf Jerman. Spranger


mengelompokkan individu atas dasar kecenderungan akan nilai- nilai dalam kehidupan.
Menurut Spranger ada enam tipe kepribadian atas dasar kecenderungan akan nilai.

1. Theoritic atau manusia teoretis, mereka yang mendasarkan tindakan- tindakannya atas
dasar nilai-nilai teoretis atau ilmu pengetahuan. Tipe ini memiliki dorongan yang besar untuk
meneliti, mencari kebenaran, brasa ingin tahu, pandangan yang objektif tentang dirinya dan
dunia luar.
2. Economic, mendasarkan aktivitasnya atas dasar nilai- nilai ekonomi, yaitu prinsip untung
rugi. Perilakunya selalu diwarnaioleh dorongan- dorongan ekonomi, melihat sesuatu benda
bagi kehidupan, segala sesuatu dilihat dari manfaat atau kegunaannya terutama untuk dirinya.

3. Aesthetic, yaitu mereka yang menjadikan nilai- nilai keindahan (estetika) sebagai dasar
dari pola hidupnya. Sifat-sifat individu dari tipe ini adalah senang akan keindahan, bentuk-
bentuk simetris, harmonis, segala sesuatu dipandang dari sudut keindahan.

4. Sociatic, mereka yang lebih mengutamakan nilai- nilai sosial atau hubungan dengan orang
lain sebagai pola hidupnya. Beberapa sifat dari tipe ini, menyayangi orang lain, simpatik,
baik, meninjau persoalan dari hubungan antar sesama manusia.

5. Politic, yaitu mereka yang menjadikan nilai-nilai politic sebagai pola hidupnya. Ia
memiliki dorongan untuk menguasai orang lain, menjadi manusia terpenting dalam
kelompoknya.

6. Religious, mengutamakan nilai- nilai spiritual hubungan dengan Tuhan. Perilakunya


didasari oleh nilai-nilai keagamaan, keimanan yang teguh, penyerahan diri kepada Tuhan.

Erich Fromm membagi manusia atas dua tipe berdasarkan orientasi dirinya, yaitu yang
Berorientas Produktif (Productive Orientation) dan yang Berorientasi Tidak Produktif
(Unproductive Orientation).Individu yang memiliki Orientasi Produktif, adalah yang
memiliki pandangan realistis, mampu melihat segala sesuatu secara objektif dengan
kelebihan dan kekurangannya.Ia beranggapan bahwa dirinya mempunyai kekuatan,
kemampuan, tetapi juga kekurangan- kekurangan, demikian juga halo rang lain ada kelebihan
dan kekurangannya. Untuk mengatasi segala persoalan yang dihadapi dalam hidupnya
diperlukan suatu kerjasama. Setiap individu wajib mengembangkan kemampuan yang ada
pada dirinya, serta wajib berusaha untuk mencapai apa yang dicita-citakannya.

Individu yang memiliki Orientasi Tidak Produktif, ada beberapa bentuknya:

1. Receptive atau penerima, tipe ini mempunyai asumsi bahwa sumber kekuatan ada di luar
dirinya, dia tidak bisa apa- apa, yang bisa dia lakukan adalah menerima apa yang dibuat dan
dihasilkan oleh orang lain.

2. Exploitative atau pemeras. Tipe ini hampir sama dengan tipe pertama, ahwa sumber
kekuatan ada di luar dirinya, tetapi cara menguasainya bukan dengan cara menerima tetapi
harus merebutnya. Semboyan orang dari tipe ini adalah “mangga curian lebih enak dari yang
ditanam sendiri”.

3. Hoarding atau tertutup. Individu yang bertipe ini punya anggapan bahwa sumber kekuatan
ada pada dirinya. Karena dia merasa kuat dan mampu sendiri, maka ia tidak membutuhkan
saran, pendapat ataupun kerjasama dengan orang lain, dirinya tertutup untuk dunia luar.

4. Marketing Personality atau pribadi pasar. Tipe ini bertolak dari anggapan yang sama
dengan tipe tiga, bahwa sumber kekuatan ada dalam dirinya, tetapi caranya adalah menjual
atau memasarkan apa yang dimilikinya. Pribadi pasaran ini, seperti halnya pedagang
iaberusaha menjual apa yang laku di pasaran dengan harga tinggi. Jadi pribadinya berubah-
ubah sesuai dengan pasaran atau situasi kondisi yang memintanya.

Apa yang dikemukakan oleh Erick Fromm bukan sekedar tipe- tipe kepribadian, tetapi juga
pemisahan mana pribadi yang sehat dan mana yang tidak sehat. Orientasi diri yang produktif
menunjukkan pribadi yang sehat, sedangkan orientasi yang tidak produktif menunjukkan
pribadi yang tidak sehat.

C.Tahap-Tahap Perkembangan Kepribadian pada Manusia

Perkembangan pribadi manusia meliputi beberapa aspek perkembangan, antara lain


perkembangan fisiologis, perkembangan sosial, dan perkembangan didaktis/pedagogis.
Tahap-tahap perkembangan untuk tiap-tiap aspek tersebut tidaklah sama. Berikut ini
dikemukakan tahap-tahap perkembangan pada tiap-tiap aspek secara umum.

1) Tahap-Tahap Perkembangan Fisiologis

Perkembangan fisiologis merupakan perubahan kualitatif terhadap struktur dan fungsi-fungsi


fisiologis.Dengan adanya berbagai penelitian tentang pertumbuhan dan perkembangan
biologis manusia, akhirnya orang pun dapat menemukan pengetahuan tentang tahap-tahap
perkembangan fisiologis manusia secara agak mendetail.

Menurut Sigmund Freud seorang psikoanalis dengan pandangannya menekankan, bahwa


kehidupan pribadi manusia pada dasarnya adalah “libido seksualis” mengemukakan pendapat
bahwa pribadi manusia mengalami perkembangan dengan dinamika yang tidak stabil sejak
manusia dilahirkan sampai usia 20 tahun. Perkembangan dari lahir sampai usia 20 tahun ini
menurut Freud menentukan bagi perbentukan pribadi seseorang.

Freud mengemukakan adanya enam tahapan perkembangan fisiologis manusia yang meliputi:

a. Tahap Oral; (umur 0 sampai sekitar 1 tahun). Dalam tahap ini mulut bayi merupakan
daerah utama daripada aktivitas yang dinamis pada manusia.

b. Tahap Anal; (antara umur 1 sampai 3 tahun). Dalam tahap ini dorongan dan aktivitas
gerak individu lebih banyak terpusat pada fungsi pembuangan kotoran.

c. Tahap Falish; (antara umur 3 sampai sekitar 5 tahun). Dalam tahap ini, alat-alat kelamin
merupakan daerah perhatian yang penting, dan pendorong aktivitas.

d. Tahap Latent; (antara umur 5 sampai 12 dan 13 tahun). Dalam tahap ini, dorongan-
dorongan aktivitas dan pertumbuhan cenderung bertahan dan sepertinya istirahat dalam arti
tidak meningkatkan kecepatan pertumbuhan.

e. Tahap Pubertas; (antara umur 12/13 sampai 20 tahun). Dalam tahap ini, dorongan-
dorongan aktif kembali, kelenjar-kelenjar indoktrin tumbuh pesat dan berfungsi mempercepat
pertumbuhan ke arah kematangan.
f. Tahap Genital; (setelah umur 20 tahun dan seterusnya). Dalam tahap ini, pertumbuhan
genital merupakan dorongan penting bagi tingkah laku seseorang.

Pentahapan seperti yang dikemukakan oleh Freud di atas kurang begitu menjelaskan secara
menyeluruh mengenai pertumbuhan dan perkembangan fisiologis, hal ini barangkali
disebabkan karena titik tinjau Freud tentang perkembangan pribadi lebih terjurus pada sudut
pandang seksualitas. Berikut ini dikemukakan tahap-tahap perkembangan fisiologis yang
cukup terperinci sesuai dengan hasil penelitian Gesell dan Amatruda yang dilaporkan dalam
buku: “Developmental Diagnosis” New York Hoeber Medical Division, Harper & Row,
Publisher. Inc.

Gesell dan Amatruda mengemukakan tahap-tahap sikunsial daripada perkembangan fisiologis


manusia dari awal prenatal (konsepsi) sampai umur 5 tahun sebagai berikut:

a. Tahap Konsepsi; (dalam seminggu sesudah pembuahan). Dalam tahap ini sperma
memasuki ovum dan dalam proses pertumbuhannya terjadi pula pengorganisasian sel-sel
“germinal”.

b. Tahap Embrionik; (1minggu sesudah konsepsi sampai umur 8 minggu). Dalam tahap ini
setelah ovum dimasuki oleh saraf dari ibu, terjadilah pertumbuhan sistem saraf. Dalam proses
pertumbuhan sistem saraf ini terjadi pula pembentukan fungsi preneural.

c. Tahap Fetal; (umur 2 bulan sampai dengan 2,5 bulan). Dalam tahap ini terjadi
pembentukan fungsi informasi dan komunikasi dengan sensitivitas oral.

d. Tahap Perluasan Fetal; (umur 2,5 bulan sampai dengan 3,5 bulan). Dalam tahap ini terjadi
perluasan pembentukan fungsi fital dengan berkembangnya sistem saraf dan jaringan otak di
kepala.

e. Tahap Perkembangan Reflek-Reflek; (umur 3,5 bulan sampai dengan 4 bulan


kandungan). Dalam tahap ini fungsi reflek mulai berkembang.

f. Tahap Perkembangan Alat Pernafasan; (umur 4 bulan sampai dengan 4,5 bulan). Dalam
tahap ini terjadi perkembangan fungsi pernafasan pada bayi prenatal.

g. Tahap Perkembangan Fungsi Tangan; (umur 4,5 bulan sampai dengan 5 bulan). Dalam
tahap ini, tangan dan jari-jarinya mulai dapat bergerak-gerak.

h. Tahap Perkembangan Fungsi Leher; (umur 5 bulan sampai 6 bulan). Dalam tahap ini
terjadi percepatan gerakan dan reflek pada leher.

i. Tahap Perkembangan Fungsi Otonomik; (umur 6 bulan sampai lahir). Dengan semakin
lengkapnya pertumbuhan materil tubuh bayi, maka dalam tahap ini berkembanglah fungsi
sistem otonomik dengan pengendalian psikokimiawi.

FASE KELAHIRAN
j. Tahap Kelahiran; (umur 9 bulan sampai dengan 10 bulan). Dalam tahap ini terjadi
perkembangan pesat pada fungsi-fungsi vegetatif.

k. Tahap Perkembangan Fungsi Penglihatan; (umur 1 bulan dan berlangsung sampai umur 4
bulan). Bayi dapat melihat benda-benda di alam sekitarnya.

l. Tahap Keseimbangan Kepala; (umur 4 bulan sampai dengan 7 bulan). Dalam tahap ini
gerakan-gerakan kepala semakin seimbang.

m. Tahap Perkembangan Fungsi Tangan; (umur 7 bulan sampai dengan 10 bulan). Dalam
tahap ini gerakan-gerakan tangan anak semakin terarah dan semakin kuat, sehingga anak
cakap memegang dan menangkap sesuatu dengan tangannya.

n. Tahap Perkembangan Fungsi Otot dan Anggota Badan; (umur 10 bulan sampai dengan 1
tahun). Dalam tahap ini anak mengalami perkembangan berangsur-angsur dalam hal duduk,
merayap, merangkak dan merambat.

o. Tahap Perkembangan Fungsi Kaki; (umur 1 tahun sampai dengan 1,5 tahun). Dalam tahap
ini anak mulai dapat berdiri dan belajar berjalan.

p. Tahap Perkembangan Fungsi Verbal; (umur 1,5 tahun sampai 2 tahun). Dalam tahap ini
anak mulai dapat menirukan dan mengucapkan kata-kata, dan kemudian memunculkan
pertanyaan-pertanyaan singkat.

q. Tahap Perkembangan Toilet; (umur 2 tahun sampai 3 tahun). Dalam tahap ini anak
sudah mulai dapat belajar kencing dan buang air besar tanpa bantuan orang lain.

r. Tahap Perkembangan Fungsi Bicara; (umur 3 tahun sampai 4 tahun). Dalam tahap ini
anak mulai berbicara secara jelas dan berarti.Kalimat-kalimat yang diucapkan anak semakin
baik.

s. Tahap Belajar Matematik; (umur 4 tahun sampai 5 tahun).dalam tahap ini anak mulai
dapat belajar matematik sederhana misalnya menyebutkan bilangan, menghitung urutan
bilangan, dan penguasaan jumlah kecil dari benda-benda.

t. Tahap Sosialitas; (umur 5 sampai menjelang umur 7 tahun). Dalam tahap ini anak mulai
dapat belajar bergaul dengan teman-teman sebayanya.Dalam umur ini anak siap mengikuti
pendidikan kanak-kanak.

Perkembangan pribadi yang dikemukakan Gesell dan Amatruda di atas terbatas selama masa
sejak konsepsi sampai anak berumur 5 tahun. Untuk tahap-tahap perkembangan berikutnya,
dapatlah dikemukakan sebagai berikut:

u. Tahap Inteletual; (umur 7 tahun sampai 12 tahun). Dalam tahap ini fungsi-fungsi ingatan
imajinasi dan pikiran pada anak mulai berkembang.Anak mulai mampu mengenal sesuatu
secara objektif.Anak juga mulai mampu berpikir kritis.
v. Tahap Pubertas; (umur 12 sampai 17 tahun). Dalam tahap ini, pertumbuhan dan
perkembangan fungsi kelenjar indoktrin terjadi secara pesat.Perkembangan fungsi kelenjar-
kelenjar indoktrin terutama kelenjar sel-sel germinal sangat mempengaruhi perkembangan
tingkah laku manusia.

w. Tahap Pematangan Fisiologis; (17 tahun sampai 20 tahun). Dalam tahap ini, pertumbuhan
fisik anak menuju kea rah kematangan fisiologisnya.Semua fungsi jasmaniahnya berkembang
menjadi seimbang.Keseimbangan fungsi fsiologis memungkinkan pribadi manusia
berkembang secara positif sehingga manusia semakin mampu bertingkah laku sesuai dengan
tuntutan sosial, moral serta intelektual.

2) Tahap-Tahap Perkembangan Psikologis

Perkembangan psikologis pribadi manusia di muali sejak masa bayi hingga masa
dewasa.Seperti halnya pada perkembangan fisiologis, maka perkembangan psikologis melalui
pentahapan tertentu yang berbeda dengan pentahapan perkembangan fisiologis.Mengenai
perkembangan psikologis manusia ini sudah banyak dibahas oleh para ahli. Diantara mereka
telah ada usaha untuk menemukan tahap-tahap perkembangan jiwa, seperti menurut Jean
Jacques Rousseau (1712-1778), perkembangan fungsi dan kapasitas kejiwaan manusia
berlangsung dalam lima tahapan sebagai berikut:

a) Tahap Perkembangan Masa Bayi; (sejak lahir sampai umur 2 tahun). Dalam tahap ini,
perkembangan pribadi lebih didominasi oleh perasaan.Perasaan-perasaan senang ataupun
tidak senang menguasai diri anak bayi, sehingga setiap perkembangan fungsi pribadi dan
tingkah laku bayi sangat dipengaruhi oleh perasaannya.Perasaan itu sendiri tidak tumbuh
dengan sendirinya, melainkan berkembang sebagai akibat dari adanya reaksi-reaksi bayi
terhadap stimuli lingkungannya.

b) Tahap Perkembangan Masa Kanak-Kanak; (2 tahun sampai 12 tahun). Dalam tahap ini,
perkembangan pribadi anak di mulai dengan makin berkembangnya fungsi-fungsi indra anak
untuk mengadakan pengamatan. Perkembangan fungsi ini memperkuat perkembangan fungsi
pengamatan pada anak.Bahkan dapat dikatakan bahwa perkembangan setiap aspek kejiwaan
anak pada masa ini didominasi oleh pengamatannya.

c) Tahap Perkembangan pada masa Preadolesen; (12 tahun sampai 15 tahun).Dalam tahap
ini, perkembangan fungsi penalaran intelektual pada anak sangat dominan. Dengan adanya
pertumbuhan sistem saraf serta fungsi pikirannya, anak mulai kritis dalam menanggapi
sesuatu idea tau pengetahuan dari orang lain. Kekuatan intelektual kuat, energi fisik kuat,
sedangkan kemauan kurang keras.Dengan pikirannya yang berkembang, anak mulai belajar
menemukan tujuan-tujuan serta keinginan-keinginan yang dianggap sesuai baginya untuk
memperoleh kebahagiaan.

d) Perkembangan pada Masa Adolense; (15 tahun sampai 20 tahun). Dalam tahap
perkembangan ini, kualitas kehidupan manusia diwarnai oleh dorongan seksual yang kuat.
Keadaan ini membuat orang mulai tertarik kepada orang lain yang berlainan jenis kelamin. Di
samping itu, orang mulai mengembangkan pengertian tentang kenyataan hidup serta mulai
memikirkan pola tingkah laku yang bernila moral.Ia juga mulai belajar memikirkan
kepentingan sosial serta kepentingan pribadinya. Berhbung dengan berkembangnya
keinginan dan emosi yang dominan dalam pribadi orang dalam masa ini, maka orang dalam
masa ini sering mengalami kegoncangan serta ketegangan dalam jiwanya.

e) Masa Pematangan Diri; (setelah umur 20 tahun). Dalam tahap ini, perkembangan fungsi
kehendak mulai dominan.Orang mulai dapat membedakan adanya tiga macam tujuan hidup
pribadi, yaitu pemuasan keinginan pribadi, pemuasan keinginan kelompok, dan pemuasan
keinginan masyarakat. Semua ini akan direalisasikan oleh individu dengan belajar
mengandalkan daya kehendaknya. Dengan kemauannya, orang melatih diri untuk memilih
keinginan-keinginan yang akan direalisasikan dalam tindakan-tindakannya. Realisasi setiap
keinginan ini menggunakan fungsi penalaran, sehingga orang dalam masa perkembangan ini
mulai mampu melakukan “self direction” dan “self controle”.Dengan kemampuan “self
direction” dan “self controle” itu, maka manusia tumbuh dan berkembang menuju
kematangan untuk hidup berdiri sendiri dan bertanggung jawab.

3) Tahap-Tahap Perkembangan Secara Pedagogis

Tahap-tahap perkembangan pribadi manusia secara pedagogis dapat dikemukakan di sini


menurut dua sudut tinjauan, yaitu dari sudut tinjauan teknis umum penyelenggaraan
pendidikan dan dari sudut tinjauan teknis khusus perlakuan pendidikan.

Mengenai pentahapan perkembangan pribadi manusia dari sudut tinjauan teknis umum
penyelenggaraan pendidikan dapat dikemukakan berdasarkan pendapat John Amos Comenius
(1952), mengenai perkembangan pribadi manusia terdiri atas lima tahap, yaitu:

a. Tahap Enam Tahun Pertama; tahap perkembangan fungsi penginderaan yang


memungkinkan anak mulai mampu untuk mengenal lingkungannya.

b. Tahap Enam Tahun Kedua;tahap perkembangan fungsi ingatan dan imajinasi individu
yang memungkinkan anak mulai mampu menggunakan fungsi intelektualnya dalam usaha
mengenal dan menganalisis lingkungannya.

c. Tahap Enam Tahun Ketiga; tahap perkembangan fungsi inteletual yang memungkinkan
anak mulai mampu mengevaluasi sifat-sifat serta menemukan hubungan-hubungan antar
variabel di dalam lingkungannya.

d. Tahap Enam Tahun Keempat; tahap perkembangan fungsi kemampuan berdikari, “self-
direction” dan “self-controle”.

e. Tahap Kematangan Pribadi; tahap di mana intelektual memimpin perkembangan semua


aspek kepribadian menuju kematangan pribadi di mana manusia berkemampuan mengasihi
Allah dan sesame manusia.
Tipologi Kepribadian

Psikologi kepribadian adalah salah satu cabang-cabang psikologi. Sesuai dengan namanya
psikologi kepribadian mempelajari kepribadian individu dengan menggunakan berbagai cara
dan pendekatan.

A. Pengertian Kepribadian Berdasarkan Ahli

 Stern, kepribadian merupakan kehidupan dari individu secara keseluruhan. Kehidupan


tersebut dapat dilihat dari usaha mencapai tujuan, unik, kemampuan mendapatkan
pengalaman, kemampuan bertahan hidup serta membuka diri. (Baca juga: Psikologi
Keperawatan)
 Mandy dan Burt, kepribadian merupakan seperangkat kecenderungan yang stabil,
dimana menentukan perbedaan tingkah laku psikologis dari individu dalam jangka
panjang yang tidak dapat dipahami dengan sederhana. Kepribadian adalah hasil dari
tekanan biologis dan tekanan sosial pada saat itu. (Baca juga : tipe anak yang suka
berbohong )
 Lindzey dan Hall, teori kepribadian merupakan sekumpulan konsep yang membahas
terkait tingkah laku manusia dan saling berkaitan satu sama lain.
 Murray, kepribadian merupakan lembaga yang mengatur tubuh sejak individu lahir
hingga meninggal, dimana ia tidak pernah berhenti untuk terlibat dalam kegiatan
fungsional.
 Hilgard dan Marquis, kepribadian merupakan nilai yang dijadikan stimulus sosial,
serta kemampuan menampilkan diri dari seseorang secara mengesankan. (Baca juga :
tipe prasangka dalam psikologi sosial )
 Guilford, kepribadian merupakan suatu pola traik unik seseorang.
 Allport, kepribadian merupakan organisasi yang dinamis dalam sistem psikofisis
seseorang yang menentukan model penyesuaian unik dengan lingkungannya.
 Phares, kepribadian merupakan suatu pola yang khas dari perasaan, pikiran, tingkah
laku yang dapat membedakan individu dan cenderung tidak berubah dalam lintasan
situasi atau waktu.
 Pervin, kepribadian merupakan keseluruhan karakteristik individu atau sifat umum
dari banyak orang yang berakibat pada munculnya pola yang cenderung tetap dalam
merespon situasi.
Sumadi Suryabrata dalam bukunya menjelaskan berbagai pendekatan dalam membahas
psikologi kepribadian yang kurang lebih sebagai berikut :

B. Pendekatan Typological

Tipologi merupakan suatu keilmuan untuk menggolongkan manusia berdasar tipe


tertentu dengan melihat faktor tertentu seperti nilai budaya, karakter psikis atau karakter
fisik.

1) Tipologi Fisik

a) Tipologi Hypocrates-Galenus

Lebih dari 400 tahun sebelum Masehi Hippocrates, seorang tabib dan ahli filsafat yang
sangat pandai dari Yunani, mengemukakan suatu teori kepribadian yang mengatakan bahwa
pada dasarnya ada empat tipe temperamen. Sebenarnya, ada beberapa teori mengenai macam-
macam kepribadian.Teori yang paling popular dan terus dikembangkan adalah
teori Hippocrates Galenus.Yang merupakan pengembangan dari teori Empedokretus.
Berdasarkan pemikirannya, ia mengatakan bahwa keempat tipe temperamen dasar itu adalah
akibat dari empat macam cairan tubuh yang sangat penting di dalam tubuh manusia.

Kemudian teori Hippocrates disempurnakan kembali oleh Galenus yang mengatakan


bahwa keempat cairan tersebut ada dalam tubuh dalam proporsi tertentu, dimana jika salah
satu cairan lebih dominan dari cairan yang lain, maka cairan tersebut dapat membentuk
kepribadianseseorang.Berpuluh tahun lamanya tipologi yunani yang bersifat filosofis ini
berpengaruh luas sekali. Bahkan psikologi modern telah mengemukakan banyak saran baru
mengenai penggolongan temperamen, tetapi tidak ada yang dapat menemukan penggolongan
yang lebih bisa diterimaseperti yang dikemukakan oleh  Hippocrates dan Galenus. Untuk
memperoleh gambaranmengenai berbagai sifat temperamen yang melekat dalam setiap
cairan, berikut adalah gambaran dari penggolongan manusia berdasarkan keempat bentuk
cairan tersebut.

1. Sifat panas terdapat dalam Sanguis (darah)

Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan Sanguis (darah).Dimana orang


yang sanguinis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti hidup mudah
berganti haluan, ramah, mudah bergaul, lincah, periang, mudah senyum, dan tidak
mudah putus asa.

Selalu periang dan penuh pengharapan, menganggap segala sesuatu yang dihadapi amat
penting, tapi segera dapat melupakannya sama sekali sesaat kemudian. Ia ingin menepati
janji-janjinya tapi gagal melaksanakan keinginannya itu sebab ia tidak cukup berminat untuk
menolong orang lain. Ia adalah seorang penghutang yang jelek yang terus menerus minta
waktu untuk membayar. Ia amat luwes, pandai bergaul, periang.

Negatifnya, orang tipe sanguis umumnya berfikiran pendek, sulit berkonsentrasi dan
tidak teratur.mereka dapat stres jika terjebak dalam situasi yang mana hidupnya terasa tidak
menyenangkan karna orang sanguis takut untuk tidak popular

Contohnya:
a. Suka bicara

b. Secara fisik memegang pendengar, emosional dan demonstrative

c. Antusias dan ekspresif

d. Ceria dan penuh rasa ingin tahu

e. Susah untuk diam

2. Sifat dingin terdapat dalam Phlegmatis (lendir)

Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan Phlegma (lendir).Dimana orang


yang phlegmatis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti tidak suka
terburu-buru, tenang, tidak mudah dipengaruhi, setia, dingin, santai dan sabar.

Tidak adanya gairah, bukan kelemahan, mengatakan secara tidak langsung


kecondongan untuk tidak mudah dan tidak cepat kena pengaruh.Orang seperti ini lambat jadi
hangat tapi jika sudah hangat dapat bertahan hangat lebih lama.Ia bertindak atas dasar
keyakinan bukan atas dasar dorongan naluri. 

Temperamennya yang cerah dapat menggantikan ketidakhadiran kecerdikan dan


kebijakan di dalam dirinya.Ia bertindak layak dalam bergaul dengan orang lain dan biasanya
dapat maju karena kegigihannya dalam mencapai sasaran-sasaran yang dikehendakinya
sementara ia bergaya seakan-akan memberi jalan pada orang lain.
Contohnya:

a. Mudah bergaul, santai, tenang dan teguh

b. Sabar, seimbang, dan pendengar yang baik

c. Tidak banyak bicara, tetapi cenderung bijaksana.

d. Simpatik dan baik hati (sering menyembunyikan emosi)

e. Berbelaskasihan dan peduli

f. Mudah diajak rukun dan damai

3. Sifat kering terdapat dalam Choleris (empedu kuning)

Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan Choleris (empedu


kuning).Dimana orang yang choleris adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas
seperti hidup penuh semangat, keras, hatinya mudah terbakar, daya juang besar,
optimistis, garang, mudah marah, pengatur, penguasa, pendendam, dan serius.

Berkepala panas, mudah sekali dibangkitkan gairahnya, tapi mudah pula jadi tenang
jika lawan yang dihadapinya mengaku kalah.Ia orang yang sibuk tapi tidak menyukai berada
tepat di tengah-tengah kesibukan usaha sebab ia tidak tabah. Ia menyukai jika dipuji di depan
umum. Ia menyukai penampilan, kemegahan dan formalitas, ia penuh dengan kebanggaan
dan cinta diri sendiri

Sisi negatifnya, mereka orang yang tidak sabaran, segalanya harus cepat karna memang
sifat keproduktivitasnya yang tinggi.mereka juga gampang sekali marah, dan suka berprilaku
kasar. Mereka juga suka kontoversi dan pertengkaran, bertolak belakang dengan dengan
plegmatis yang cinta damai.sifat mereka juga kurang bersimpati dengan sesama, suka
memanipulasi orang lain, memperalat orang lain dan juga susah untuk meminta maaf
walaupun jika dia sendiri salah.

Contohnya:

a. Senang memimpin, membuat keputusan, dinamis dan aktif

b. Sangat memerlukan perubahan dan harus mengoreksi kesalahan

c. Berkemauan keras dan pasti untuk mencapai sasaran/ target

d. Bebas dan mandiri

4. Sifat basah terdapat dalam Melancholis (empedu hitam)


Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan Melancholis (empedu
hitam).Dimana orang yang melancholis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang
khas seperti mudah kecewa, daya juang kecil, muram, pesimistis, penakut, dan kaku.

Menganggap segala sesuatu amat penting.Di segala tempat mereka menemukan alasan
untuk merasa khawatir dan yang pertama-tama mereka perhatikan dari sesuatu keadaan ialah
kesulitan-kesulitannya. Ini dilakukannya tidak atas dasar pertimbangan keakhlakan,
melainkan karena pergaulan dengan orang lain membuat ia khawatir, berprasangka, dan sibuk
berpikir. Justru karena sebab inilah rasa bahagia menjauhinya.

Melankolis umumnya tertutup, suka memendam masalah, kalaupun dibagi, pastilah


dibagi dengan orang yang paling diapercaya entah keluarga ataupun teman.Mereka juga
kadang suka meremehkan diri mereka sendiri.

Contohnya :

a. Analitis, mendalam, dan penuh pikiran

b. Serius dan bertujuan, serta berorientasi jadwal

c. Artistik, musikal dan kreatif (filsafat & puitis)

d. Sensitif

e. Mudah merasa bersalah dan memiliki citra diri rendah

b) Tipologi Kretschmer

1. Tipe piknis:
Sifat-sifat khas tipe ini ialah :
- Badan agak pendek,
- Dada membulat, perut besar, bahu tidak lebar
- Leher pendek dan kuat
- Lengan dan kaki lemah
- Kepala agak “merosot” ke muka diantara keuda bahu, sehingga bagian atas dari
tulang punggung kelihatan sedikit melengkung
- Banyak lemak, sehingga urat-urat dan tulang-tulang tak kelihatan nyata
Tipe ini memperoleh bentuknya yang nyata setelah orang berumur 40 tahun

Tabel 1 : KEADAAN RATA-RATA ORANG YANG BERTIPE PIKNIS

Keadaan rata-rata Pria Wanita

Tinggi badan 168 cm 156 cm

Lebar bahu 37 cm 34 cm

Dada 94,5 cm 86 cm

Panggul 92 cm 94 cm

Panjang kaki 87 cm 80 cm

Berat badan 68 kg 56 kg

2. Tipe Leptosom
Orang yang bertipe leptosom ukuran-ukuran menegaknya lebih dari keadaan biasa,
sehingga orangnya kelihatan tinggi jangkung, sifat-sifat khas tipe ini ialah:
- badan langsing/kurus, jangkung
- perut kecil, bahu sempit
- lengan dan kaki lurus
- tengkorak agak kecil, tulang-tulang di bagian muka kelihatan jelas
- muka bulat telur
- berat relatif kurang

Tabel 2: KEADAAN RATA-RATA ORANG YANG BERTIPE LEPTOSOM

Keadaan rata-rata Pria Wanita

Tinggi badan 170 cm 154 cm

Lebar bahu 35,5 cm 33 cm

Dada 84 cm 78 cm

Panggul 85 cm 82 cm

Panjang kaki 90 cm 80 cm
Berat badan 50,5 kg 45 kg

3. Tipe Atletis

Pada orang yang bertipe atletis ukuran-ukuran tubuh yang menegak dan mendatar
dalam perbandingan yang seimbang, sehingga tubuh kelihatan selaras; tipe mini dapat
dipandang sebagai sintesis dari tipe piknis dan tipe leptoson. Sifat-sifat khas tipe ini
ialah:

- tulang-tulang serta otot dan kulit kuat


- badan kokoh dan tegap
- tinggi cukupan
- bahu lebar dan kuat
- perut kuat
- panggul dan kaki kuat, dalam perbandingan dengan bahu dan kelihatan agak kecil
- tengkorak cukup besar dan kuat, kepala dan leher tegak
- muka bulat telur, lebih pendek dari tipe lepsotom

TABEL 3: KEADAAN RATA-RATA ORANG YANG BERTIPE ATLETIS

Keadaan rata-rata Pria Wanita

Tinggi badan 170 cm 163 cm

Lebar bahu 39 cm 37,4 cm

Dada 91,7 cm 86 cm

Panggul 91 cm 96 cm

Panjang kaki 91 cm 85 cm

Berat badan 63 kg 62 kg

4. Tipe Displatis

Tipe ini merupakan penyimpangan dari ketiga tipe yang telah dikemukakan itu, tidak
dapat dimasukan ke dalam salah satu diantara ketiga tipe itu, karena tidak memiliki
ciri-ciri yang khas menurut tipe-tipe tersebut. Bermacam-macam bagian yang seolah-
olah bertentangan satu sama lain ada bersama-sama. Kretschmer sendiri menganggap
tipe displastis ini menyimpang dari kosntitusi normal. Perlu dicatat, bahwa :
(1)   Tipe-tipe itu lebih nyata pada pria dan kurang nyata pada wanita

(2)   Dalam prakteknya, yang menjadi penting adalah pertentangan antara piknis dan
leptosom

(3)   Tipe-tipe tersebut terdapat baik pada orang yang mengalami gangguan jiwa
maupun pada orang yang sehat

5. Tipologi konstitusi rohani-kejiwaan (temperamen)

Pendapat Kretschmer dalam lapangan ini sangat dipengaruhi oleh pendapat


Kraepelin dalam lapangan psikiatri. Kraepelin menggolong-golongkan penderita
psikosis menjadi dua golongan yaitu :

a. Dementia praecox yang kemudian disebut schizophrenia

Golongan ini masih hidup di antara orang-orang lain, tetapi seperti telah mengubur
dirinya sendiri, mereka tidak lagi suka menghiraukan apa-apa yang ada di sekitarnya,
mereka kehilangan kontak dengan dunia luar dan seolah-olah hidup untuk dan dengan
dirinya sendiri (autisme).

b. Manis-depresif

Golongan ini sifat jiwanya selalu berubah-ubah, merupakan siklus atau lingkaran
yaitu dari sifat manis (giat, lincah) ke sifat depresif (lemah, tak berdaya), kembali ke
sifat manis lagi lalu gampang berubah menjadi depresif dan seterusnya.

Dalam lapangan psikiatri, sebagaimana ahli-ahli lain Kretschmer menerima pendapat


ini. Selanjutnya ia menemukan bahwa gejala-gejala seperti yang terdapat pada para
penderita psikosis itu terdapat pula pada orang sehat, kendatipun sangat tidak jelas,
sehingga ia merumuskan bahwa kedua macam sifat-sifat kejiwaan yang terdapat pada
para penderita psikosis itu adalah temperamen normal yang menjadi sangat jelas. Jadi
perbedan antara penderita psikosis dan orang sehat hanyalah perbedaan
kuantitatif.Maka manusia berdasarkan termperamennya (manusia yang sehat)
menurut Kretschmer dapat dibedakan menjadi dua golongan atau tipe, yaitu :

1) Tipe schizothym

Orang yang bertemperamen schizothym sifat-sifat jiwanya bersesuaian dengan


penderita schizophrenia, hanya sangat tidak jelas.Golongan ini mempunyai sifat sukar
mengadakan kontak dengan dunia sekitarnya, suka mengasingkan diri, ada
kecenderungan ke arah uathisme dan menutup diri sendiri. Sebenarnya tipe ini dapat
pula disebut "supra-tipe" karena ke dalam tipe ini dimasukkan sejumlah golongan (tipe)
tertentu, yaitu :

1).    Die Vernehm Feinsinnigen                          3). Die Weltfremden Idealisten

2).    Die Kuhlen Herrensturen und Egoisten       4). Die Trockenen und Loahmen

2)  Tipe cyclthym

Orang yang bertemperamen cyclthym sifat-sifat jiwanya bersesuaian dengan


penderita manis-depresif, hanya sangat tidak jelas. Golongan ini mudah mengadakan
kontak dengan dunia sekitar, mudah bergaul, mudah menyesuaikan diri dengan orang
lain, mudah turut merasa akan suka dan duka, jiwanya terbuka. Tipe ini juga mencakup
sejumlah golongan (tipe) tertentu, yaitu :

1).    Die Geschwatzig Heitern                             4). Die Bequenen Genieazer

2).    Die Ruhigen Humoristen                             5). Die Tatkraftigen Praktiker

3).    Die Stillen Gemutsmenschen

c) Tipologi Mazhab Perancis :  Morfologi Konstitusional ; Sigaud

Pada waktu yang bersamaan dengan timbul dan berkembangnya madzhab Italia, di
Perancis terdapat pula kegiatan yang serupa, yaitu kegiatan dalam penyelidikan mengenai
variasi tubuh manusia, yang dilakukan oleh sekelompok ahli di bawah pimpinan Sigaud.
Para penyelidik Perancis ini menyelidiki variasi tubuh manusia itu dari segi yang agak
berbeda dengan apa yang dilakukan oleh madzhab Italia.

Dalam menggolongkan manusia yang beradasar pada jasmaniah kategori yang


digunakan sebagai dasar adalah dominasi sesuatu fungsi fisiologi di dalam pertumbuhan
organisme.Yaitu motorik, pernafasan, pencernaan dan susunan saraf sentral. Fungsi-
fungsi yang manakah yang terkuat pada seseorang, disitulah orang itu digolongkan,
karena itu Sigaud menggolongkan manusia atas empat golongan, yaitu :

1) Orang yang kuat fungsi motoriknya (berwujud keadaan alam), termasuk


tipe maskuler, dengan ciri-cirinya yaitu anggota badannya serba panjang, bersipir,
serba bersudut dan lain sebagainya.

2) Orang yang kuat pernafasannya (berwujud udara), termasuk tipe respiratoris,


dengan ciri-cirinya, yaitu bentuk dadanya membusung, wajahnya lebar dan lain
sebagainya.

3) Orang yang kuat percernakannya (berwujud makan-makanan), termasuk


tipe digestif, dengan ciri-cirinya, yaitu perutnya besar, pinggangnya lebar dan lain
sebagainya.

4) Orang yang kuat susunan saraf sentralnya (berwujud keadan sosial), termasuk
tipe serebral, dengan ciri-cirinya, yaitu langsing, tulang tengkoraknya bagian atas
besar sekali dan lain sebagainya.

Dengan dasar pikiran tersebut di atas dan pendapat penggolongan tersebut, maka untuk
lebih mudah memahaminya dalam uraian ini dapat diikhtisarkan dalam tabel berikut ini :

Tipologi Madzhab Perancis : Sigaud

Fungsi yang
Tipe Keadaan jasmani yang khas
dominan

Muka penuh (well-formed), anggota badan


Motorik Maskuler kokoh, otot-otot tumbuh dengan baik,
oragan-oragan berkembang secara selaras

Pernafasan Respiratoris Thorax dan leher lebih bersar dari pada yang
lain, muka lebar

Thorax pendek besar, pinggang besar,


Pencernaan Digestif
rahang besar, mata kecil, leher pendek

Dahi menonjol ke depan dengan rambut di


Susunan saraf sentral Serebral tengah, mata bersinar, daun telinga lebar,
tangan dan kaki kecil

d) Tipologi Mazhab Italia

1. Teori De-Giovani ; Hukum Deformasi

Pada tahun 1880 De-Giovani menerbitkan karyanya yang berjudul Morfologia del


Corpo Umamo. Dalam buku tersebut dia merumuskan hukum deformasi, yang
berisikan penggolongan variasi tubuh manusia. Secara singkat pendapat De-Giovani
tersebut adalah bahwa ada tiga macam variasi tubuh manusia, yaitu :

1). Orang dengan togok kecil cenderung untuk mempunyai bentuk tubuh yang
panjang, yang mempunyai hubungan dengan habitus phthisis.

2). Orang dengan togok besar cenderung untuk mempunyai bentuk tubuh pendek,
yang mempunyai hubungan dengan habitus apoplectis.

3). Orang-orang dengan togok normal cenderung untuk mempunyai proporsi


badan yang normal.

2. Tipologi Viola

Berdasarkan atas bahan-bahan penyelidikan serta teori De-Giovani tersebut, Viola


dalam penyelidikan-penyelidikan kemudian berhasil menemukan adanya tiga golongan
bentuk tubuh manusia, yaitu :

1). Microsplanchnis, yaitu bentuk tubuh yang ukuran-ukuran menegaknya lebih


dari pada dalam perbandingan biasa, sehingga tubuh kelihatan jangkung.
2). Macrosplanchnis, yaitu bentuk tubuh yang ukuran-ukuran mendatarnya lebih
dari pada dalam perbandingan biasa, sehingga tubuh kelihatan pendek.

3). Normosplanchnis, yaitu bentuk tubuh yang ukuran-ukuran menegak dan


mendatarnya selaras, sehingga tubuh kelihatan selaras.

Pendapat ini ternyata banyak sekali persamaannya dengan


pendapat Kretschmer yang akan dikemukakan beberapa waktu kemudian. Rava,
seorang pendukung madzhab Italia yang kemudian menemukan, bahwa :

a). Penderita-penderita neurasthenia dan psychasthenia kebanyakan terdapat pada


golongan microsplanchnis.

b). Penderita-penderita manis-depresif kebanyakan terdapat pada golongan


macrosplanchnis.

Selanjutnya perlu pula kiranya dikemukakan pendapat madzhab Italia mengenai


sebab musabab variasi tubuh manusia itu.Madzhab Italia berpendapat, bahwa variasi
atau bermacam-ragamnya keadaan jasmani manusia itu berakar pada keturunan, jadi
tergantung kepada dasar yang di bawa sejak lahir dan dengan demikian tak dapat
diubah oleh pengaruh dari luar.

e) Psikologi Konstitusional di Amerika Serikat : W. H. Sheldon

Sebagaimana halnya Sigaud dan Kretschmer, bahwa W. H. Sheldon juga


berpendapat tentang kepribadian seseorang dalam banyak hal berhubungan dengan
keadaan jasmani yang nampak.Struktur jasmani merupakan hal yang utama yang
berpengaruh pada pribadi seseorang.faktor-faktor genetis dan biologis memainkan
peranan yang penting dalam perkembangan kepribadian seseorang. maka untuk
memudahkan dalam memahami teori kepribadian Sheldon ini, dalam uraian ini
dibedakan menjadi dua bagian penting, yaitu :

1. Struktur Fisis
Berbeda dari kebanyakan ahli-ahli dalam lapangan psikologi kepribadian di Amerika
Serikat yang umumnya mengemukakan kompenen-komponen yang banyak sekali,
maka Sheldon menentukan sejumlah kecil variabel jasmaniah dan temperamen yang
tegas, yang dianggapnya merupakan hal yang terpenting dalam tingkah laku manusia
(kendatipun dia tidak menutup kemungkinan untuk penyelidikan-penyelidikan yang
lebih teliti).

Seperti seorang ahli-ahli konstitusional yang terdahulu Sheldon menentukan dan


memberikan ukuran-ukuran  dari pada komponen-komponen jasmaniah manusia.
Dalam pada itu perlu diinsafi bahwa Sheldon tidak hanya ingin mendapatkan apa yang
disebut biological identification tag. Sheldon berpendapat bahwa faktor-faktor genetis
dan biologis memainkan peranan yang menentukan dalam perkembangan individu.Dia
percaya juga, bahwa orang mukmin mendapatkan representasi dari pada faktor-faktor
tersebut dengan melalui sejumlah pengukuran yang didasarkan pada jasmani.Dalam
pandangan Sheldon ada suatu struktur biologis hipotesis, yaitu morphogenotipe yang
menjadi dasar jasmani yang nampak (phenotipe) dan yang memainkan peranan penting
tidak saja dalam menentukan perkembangan jasmani, tetapi juga dalam pembentukan
tingkah laku. Somatipe merupakan suatu usaha untuk mengukur morphogenotipe itu,
walaupun harus bekerja dengan cara tidak langsung dan terutama bersandar kepada
pengukuran jasmaniah (phenotipe).

Di sini akan dibicarakan cara pendekatan Sheldon untuk mengukur aspek jasmaniah
individu dan selanjutnya dikaji usahanya untuk menentukan komponen terpenting yang
menjadi dasar tingkah laku atau kerpibadian manusia. Dalam hal ini melalui dimensi-
dimensi jasmaniah dapat di bedakan menjadi dua komponen, yaitu

a. Komponen jasmani primer

Setelah lama menyelidiki dan menilai dengan teliti dari beberapa obyek
penelitiannya, Sheldon dengan pembantu-pembantunya mengambil kesimpulan, bahwa
ada tiga komponen atau dimensi jasmaniah itu. Ketiga dimensi itu merupakan inti dari
pada tehnik pengukuran struktur tubuh, di antaranya yaitu : Endomorphy,
Mesomorphy dan Ectomorphy.

Penggunaan ketiga istilah itu dihubungkan dengan ketiga lapisan pada


terbentuknya foetus manusia (endoderm, mesoderm dan ectoderm).Dominasi alat-alat
yang berasal dari lapisan tertentu menentukan dominasi dari pada komponen tertentu.
Dengan demikian maka menurut Sheldon ada tiga tipe pokok dari pada jasmani
manusia, yaitu

1).    Tipe Endomorph

Individu yang komponen endomorphynya tinggi sedangkan kedua komponen


lainnya rendah. Endomorph yang berasal dari endoderm, yaitu lapisan terdalam dari
embrio yang sesudah berkembang akan menjadi bagian penting dari sistem
pencernaan. Tubuh semacam ini cenderung mudah menjadi gemuk dengan tanda
utama halus dan bulat, tulang dan otot relatif kurang berkembang dan fisik secara
umum tidak cocok untuk kegiatan fisik berat.

2).    Tipe Mesomorph

Individu yang komponen mesomorphynya tinggi sedangkan kedua komponen


lainnya rendah.Mesomorph berasal dari mesoderm, yaitu lapisan tengah dari embrio
yang kemudian berkembang menjadi otot, persendian dan sistem sirkulasi.Tubuh
semacam ini cenderung ditandai dengan wujud ototnya bersegi-segi, kokoh dan tahan
sakit, sehingga cocok untuk kegiatan yang menggunakan kekuatan fisik.

3).    Tipe Ectomorph

Pada golongan ini relatif didominasi oleh kulit dan sistem saraf.Ectomorph berasal
dari ectoderm, yaitu lapisan terluar dari embrio yang berkembang menjadi kulit dan
sistem saraf.Tubuh yang ectomorph ditandai dengan bentuk tubuh yang tipis, tinggi
dan otot yang lemah, dada kecil dan pipih, otot-ototnya hampir tidak kelihatan. Tubuh
ini memiliki permukaan yang paling luas dibanding dengan dua tipe lainnya, dalam hal
proporsi ectomorph mempunyai otak dan sistem saraf yang paling besar, peka dengan
stimulasi dan memiliki perangkat peralatan yang buruk untuk diupakai kompetisi
dalam hal kekuatan fisik.

Selain itu tiga tipe yang telah diuraikan di atas, menurut Sheldon ada enam tipe
campuran, yaitu di antara tiap dua tipe ada dua tipe campuran, ialah sebagai beriktu :

1).    Endomorph yang Mesomorphis                4). Mesomorphis yang Ectonorphis

2).    Endomorph yang Ectonorphis                  5). Ectonorphis yang Endomorph


3).    Mesomorphis yang Endomorph                6). Ectonorphis yang Mesomorphis

b.      Komponen jasmani skunder

Di samping komponen-komponen jasmani primer sebagaimana disebutkan di atas,


Sheldon juga mengemukakan tiga komponen jasmani skunder, yaitu :

1).    Displasia

Dengan meminjam istilah dari Kretschmer, istilah itu dipakai oleh Sheldon untuk
menunjukkan setiap ketidaktepatan dan ketidaklengkapan campuran ketiga komponen
primer itu pada berbagai daerah dari pada tubuh.Dalam penyelidikan-penyelidikan yang
mula-mula Sheldon menemukan bahwa banyak displasia berhubungan dengan
ectomorphy, dan lebih banyak pada wanita dari pada laki-laki, penyelidikan yang lebih
kemudian membuktikan, bahwa lebih banyak displasia pada para penderita psikosis dari
pada pada mahasiswa.

2).    Gynandromorphy

Komponen ini menunjukkan sejauh manakah jasmani memiliki sifat-sifat yang


biasanya terdapat pada jenis kelamin lawannya.Komponen ini dinyatakan oleh Sheldon
dengan indeks huruf "g".Gynandromorphy adalah campuran sifat fisik antar seks laki-
laki dan perempuan, yang kalau campuran itu bersifat psikis biasa disebut
"androgini".Laki-laki yang mempunyai indeks "g" yang tinggi, memiliki tubuh yang
lembut, panggul lebar, bulu mata yang panjang dan sifat feminin lainnya.

3).    Texture

Komponen yang menggambarkan ukuran kehalusan dan kelembutan fisik yang


ditandai dengan komponen "t".komponen ini menilai keindahan dan kemenarikan yang
sukar dilakukan secara obyektif. Komponen ini berhubungan dengan persepsi estetik
dari penampilan fisik manusia. Adapun yang dimaksud dengan texture (tampang) oleh
Sheldon ialah bagaimana individu-individu itu tampak dari luar (dalam bahasa jawa
disebut dedeg-piyadeg).
f) Tipologi E. Meumann

Ernst Meumann (1862-1915) boleh dikatakan seorang sarjana yang ideal pada
zamannya. Ia belajar di Tubingen, Berlin, Halle, Bonn dalam ilmu-ilmu theology,
fisiologi, kedokteran, fisika, filsafat dan psikologi, kemudian menjadi guru besar di
Zurich, Konigsberg, Munster, Halle, Leipzig dan Hamburg.

Bukunya yang mengupas soal kepribadian berjudul intelligenz und wille. Seperti


gurunya yaitu Wundt, Meumann berpandangan Voluntaristis: watak diberinya batasan
sebagai disposisi kemauan.

Oleh karena itu watak (character) adalah disposisi kemauan yang manifest dalam
perbuatan, maka pembahasan tentang watak dapat dikerjakan dengan melalui pembahasan
kemauan. Menurutnya kemauan mengandung tiga aspek pokok, yaitu :

a.  Aspek yang mempunyai dasar kejasmanian

Dipandang dari segi ini Meumann dapat disebut bersifat fisiologis.Sifat-sifat kemauan
itu mempunyai dasar fisiologis dan pada pokoknya tergantung kepada sistem saraf.
Sehingga aspek ini mencakup :

1).    Intensitas atau kekuatan kemauan : ada orang yang mempunyai konstitusi saraf
yang kuat dan karenanya mempunyai kekuatan yang besar dan sebaliknya.

2).    Lama atau tidaknya orang melakukan tindakan kemauan : juga di sini dengan
mempergunakan hasil-hasil penyelidikan Mosso, Krapelin dan Stern ditunjukkan
bahwa perbedaan dalam hal ini berpangkal pada perbedaan dalam kekuatan saraf.

3).    Sebagai taraf perkembangan kemauan yang terjadi berbagai individu yang juga
punya dasar fisiologie, taraf-taraf tersebut adalah :

a).    Disposisi untuk bertindak secara instinktif atau impulsif, dan lawannya yaitu
bertindak hati-hati dan menjangkau ke depan (melihat lebih jauh).

b).    Disposisi untuk bersikap menaruh perhatian (attentive).

c).    Disposisi untuk menentukan persetujuan ; dalam hal ini yang segera


menentukan dan ada yang lama menimbang-nimbang.

d).   Disposisi untuk bertindak secara kebiasaan atau mekanis.


b.      Aspek afektif, yang menjelma dalam temperamen

Temperamen oleh Meumann diberinya batasan sebagai bentuk afektif aktifitas yang
tergantung kepada kerja sama antara disposisi-disposisi afektif dan volisional.
Bagaimanakah kita mempengaruhi disposisi-disposisi afektif itu?Meumann menjawab
soal ini dengan menunjuk kepada sifat-sifat fundamental perasaan.Jadi dengan demikian
analisis tentang temperamen lalu menjadi analisis tentang perasaan.Sifat-sifat
fundamental tersebut adanya pada manusia dalam conretonya boleh dikata tak terhingga
banyaknya variasinya, tetapi dalam abstractonya secara teori, dapat dilakukan
dikhotomosasi, yaitu penggolongan menjadi dua golongan.

Adapun sifat-sifat fundamental perasaan itu adalah sebagai berikut :

1).    Berdasarkan atas mudah dan tidaknya terpengaruh oleh perangsang, dapat


dibedakan menjadi dua macam, yaitu (a). mudah dan (b). sukar.

2).    Berdasarkan kualitasnya dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu (a). senang
dan (b). tak senang.

3).    Berdasarkan intensitas (kekuatan atau kejelasannya) dapat dibedakan menjadi


dua macam, yaitu (a). kuat / mendalam dan (b). tak kuat / tak mendalam.

4).    Berdasarkan atas lama berlangsungnya, yaitu lama atau tidaknya ada dalam
kesadaran, dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu (a). lama dan (b). tak
lama.

5).    Berdasarkan atas pengaruhnya (effect) setelah pernah tidak lagi disadari, dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu (a). lama, selalu kemabli kesadaran dan
(b). singakat.

6).    Berdasar atas genesisnya, dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu (a).
terutama ditimbulkan oleh perangsang dari luar atau dari dalam dan (b).
terutama ditimbulkan oleh isi-isi kesadaran.
7).    Berdasarkan atas hubungannya dengan lain-lain isi kesadaran, dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu (a). rapat / erat, ada penyatuan dan (b). tak rapat.

8).    Berdasarkan atas hubungannya dengan subyek, dapat dibedakan menjadi dua


macam, yaitu (a). diobyekkan, misalnya hari yang menggembirakan, pagi yang
riang dll. dan (b). disubyekkan, yaitu perasaan dipandang sebagai afeksi subyek
semata-mata.

Kemudian berdasarkan atas bahan-bahan yang baru saja dikemukakan itu, telah dapat
disusun suatu rangka teori temperamen, namun dalam hal ini Meumann masih mencari
segi-segi fisiologinya. Modus atau bentuk terlahirnya perasaan itu dapat bermacam-macam
dan tendens-tendens ekspresif ini mempengaruhi keadaan fisiologis tertentu yaitu :

a).    Susunan saraf pusat

b).    Alat-alat motoris

c).    Fungsi-fungsi vaso-motoris

Telah menjadi pengetahuan umum bahwa kegembiraan biasanya meningkatkan


kegiatan, mendorong ke arah aktif, sedangkan kesedihan biasanya menghilangkan atau
menurunkan kegiatan, menyebabkan pasif. Dalam pada itu harus diingat pula, orang akan
berlain-lainan reaksinya, misalnya saja orang malu dapat menjadi marah dapat pula menjadi
pucat.

c.       Aspek kecerdasan (intelligenz)

Aspek kecerdasan ini mencakup tiga macam kualitas, sebagai berikut :

1).    Yang berhubungan dengan sifat kerja mental, dalam hal ini dapat dibedakan
adanya tiga kualitas berfikir, yaitu :

         Berfikir produktif

         Berfikir reproduktif

         Berfikir tidak produktif

2).    Yang melingkupi taraf kebebasan intelektual, dalam hal ini dapat dibedakan
adanya :
         Yang tinggi taraf kebebasannya – bebas

         Yang rendah taraf kebebasannya – tak bebas

3).    Yang melingkupi perbedaan-perbedaan dalam cara berfikir, dalam hal ini ada
dua, yaitu :

         Berfikir analitis dan lawannya berfikir sentesis

         Berfikir intuitif dan lawannya berfikir diskurtif

g) Tipologi J. Bahnsen

Julius Bahnsen (1830-1881) dengan karyanya Beitrage zur Charaterologie (1867)


yang terdiri dari dua jilid.Rumke (1951) menyebut Julius Bahnsen sebagai orang yang
pertama dalam menggunakan istilah Charaterologie. Bahnsen berpendapat bahwa
kepribadian ditentukan oleh tiga macam kejiwaan, yaitu :[14]

a. Temperamen

Dalam hal ini temperamen ditentukan oleh empat faktor, yaitu :

1).    Spontanitas (spontaneity)

Spontanitas nampak jika orang menentukan sikap atau bertindak, terlepas dari
pengaruh orang lain, jadi sikap atau tindakan itu benar-benar berpangkal pada jiwa
sendiri. Sikap atau tindakan disebut spontan apabila diambil atau dilakukan tanpa
adanya paksaan dari luar (orang lain). Dalam congritnya variasi spontanitas ini boleh
dikata tak terhingga, akan tetapi secara teori dapat dilakukan dikhotomisasi, sehingga
ada dua macam spontanitas, yaitu (a). yang lemah dan (b). yang kuat.

2).    Reseptivitas (receptivity)
Yang dimaksud dengan reseptivitas ialah cara bagaimana orang menerima kesan,
apakah cepat atau lambat. Juga di sini secara teori terdapat dua macam reseptivitas,
yaitu (a).yang cepat dan (b). yang lambat.

3).    Impresionabilitas (impressionability)

Yang dimaksud dengan impresionabilitas ialah mendalam atau tidaknya pengaruh


sesuatu keadaan terhadap jiwa. Juga kualitas ini dalam congritnya tidak terhingga
variasinya, akan tetapi secara teori dapat dibedakan adanya dua macam
impresionabilitas, yaitu (a). yang mendalam dan (b). yang tidak mendalam.

4).    Reaktivitas (reactivity)

Adapun yang dimaksud dengan reaktivitas ialah lama atau tidaknya sesuatu kesan
mempengaruhinya.Secara teori kualitas ini juga dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu (a).yang lama dan (b). yang tidak lama.
DAFTAR PUSTAKA

Sumadi Suryabrata. Psikologi Kepribadian. (Jakarta : PT. Raja Grafindo. 2003), 10 - 11

Ibid., 12., Bandingkan dengan Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Badung: PT.


Remaja Rosda Karya, 1996), 147., lihat juga Agus Sujanto, et. al., Psikologi Kepribadian,
(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), 22

Dalam bahasa Jawa disebut gembung, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut trunk

Sumadi Suryabrata. Psikologi Kepribadian,16

Agus Sujanto, et. al., Psikologi Kepribadian, 23 – 24., lihat Sumadi Suryabrata. Psikologi


Kepribadian, 18

Sumadi Suryabrata. Psikologi Kepribadian, 18

Agus Sujanto, et. al., Psikologi Kepribadian,, 24 – 25., bandingkan dengan Sumadi


Suryabrata. Psikologi Kepribadian, 21 - 28

Sumadi Suryabrata. Psikologi Kepribadian, 34 – 35., bandingkan dengan Alwisol, Psikologi


Kepribadian, (Malang: UUM Press, 2007), 201., lihat juga Agus Sujanto, et. al., Psikologi
Kepribadian, 26 – 27

Sumadi Suryabrata. Psikologi Kepribadian, 38 – 43., bandingkan dengan Agus Sujanto, et.


al., Psikologi Kepribadian, 28 – 30., lihat juga Alwisol, Psikologi Kepribadian, 204-205

Sumadi Suryabrata. Psikologi Kepribadian, 52., bandingkan dengan Agus Sujanto, et.


al., Psikologi Kepribadian, 38 – 39

Ibid., 71 – 74., bandingkan dengan Agus Sujanto, et. al., Psikologi Kepribadian, 33 – 36

Ibid., 74 – 77., bandingkan dengan Agus Sujanto, et. al., Psikologi Kepribadian, 36 – 37

http://mnasichinalmuiz.blogspot.com/2012/06/tipologi-psikologi-kepribadian.html

http://blogpsikologi.blogspot.com/2015/08/tipologi-tipologi-dalam-psikologi.html

https://dosenpsikologi.com/jenis-tipologi-dalam-kepribadi
1. Seorang anak dibesarkan di lingkungan religius, ada kemungkinan besar ia akan religius
juga. Hal ini karena dibentuk oleh faktor ...
a. Teman kerja
b. Teman bermain
c. Lingkungan sosial
d. Lingkungan alam
e. Orang tua

2. Media massa berdampak positif dan negatif. Salah satu dampak positifnya adalah ...
a. Pengetahuan
b. Kekerasan
c. Sikap konservatif
d. Sikap pergaulan bebas
e. Bermain

3. Game stage adalah fase sosialisasi yang terjadi pada masa...
a. Orang tua
b. Kanak-kanak
c. Dewasa
d. Remaja
e.lansia

4. Suatu proses dalam sosialisasi dimana seseorang mengalami penerimaan identitas baru
dalam bermasyarakat di sebut proses ……
a. Desosialisasi
b. Inkulturasi
c. Internalisasi
d. Resosialisasi
e.imigrasi

5. Media primer yang berkewajiban mengenalkan nilai dan norma pada seorang anak
adalah ....
a. Teman sepermainan
b. Sekolah
c. Lingkungan kerja
d. Keluarga
e.tetangga
6. Seorang anak mulai berhubungan dengan lingkungan luar yang lebih luas seperti
sekolah, pasar, dsb. Hal ini terjadi pada proses sosialisasi ....

a. Primer
b. Tersier
c. Sekunder
d. Individu
e.celompoc
7. Kekuatan-kekuatan dari dalam individu yang menggerakan untuk sesuatu adalah
faktor ...
a. Sifat dasar
b. Motivasi
c. Perbedaan individu
d. Minat
e.peminatan
8. Proses seseorang mempelajari nilai dan norma guna berpartisipasi dalam kelompok
disebut ....
a. Sosialisasi kelompok
b. Sosialisasi bangsa
c. Sosialisasi golongan
d. Sosialisasi individu

e.sosialisasi umum

unci Jawaban:

1. c. Lingkungan sosial
2. a. Pengetahuan
3. b. Kanak-kanak
4. d. Resosialisasi
5. d. Keluarga
6. c. Sekunder
7. b. Motivasi
8. a. Sosialisasi kelompok

Anda mungkin juga menyukai