Kepribadian
Mata Kuliah Psikologi
Tingkat : 1.A
Dosen Pembimbing : Nilai Utami N, SKM, M.Kes
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana telah memberika kita
taufig dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini yang berjudul
“KEPRIBADIAN”. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah membimbing kita dari jalan
kegelapan menuju jalan yang terang benderang.
Didalam penyusunan makalah ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada ibu
Intan Imannawati selaku dosen pembimbing kami beserta semua pihak yang telah membantu
di dalam proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari didalam makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu dengan
rendah hati kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Dan kami mengharapkan
makalah ini dapat bermanfaat umumnya bagi para pembaca dan khususnya bagi penulis
sendiri.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................................
C. Tujuan................................................................................................................
D. Manfaat..............................................................................................................
E. Metode Penulisan..............................................................................................
KATA PENUTUP............................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................
PENGERTIAN KEPRIBADIAN
Kepribadian adalah keseluruhan sikap, ekspresi, perasaan, temparmen, ciri khas dan
juga prilaku seseorang. Sikap perasaan ekspresi & tempramen tersebut akan terwujud
dalam tindakan seseorang kalau di hadapkan kepada situasi tertentu. Setiap orang
memiliki kecenderungan prilaku yang baku/berlaku terus menerus secara konsisten
dalam menghadapai situasi yang sedang di hadapi, sehingga jadi ciri khas pribadinya.
Cuber – Kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak dan
dapat dilihat oleh seseorang.
M. A.W Bouwer – Kepribadian adalah corak tingkah laku sosial yang meliputi corak
kekuatan, dorongan, keinginan, opini & sikap-sikap seseorang.
Koetjaraningrat – Kepribadian adalah beberapa ciri watak yang diperlihatkan
seseorang secara lahir, konsisten, dan konsekuen dalam bertingkah laku sehingga
individu memiliki identitas khusus yang berbeda dengan orang lain.
Galton (1870) telah mencoba meneliti kegeniusan yang dikaitkan dengan sejarah
keluarga.Temuan penelitiannya manunjukkan bahwa kegeniusan itu berkaitan erat dengan
keluarga.Temuan ini bukti yang mendukung teori hereditas tentang kegeniusan individu.
Newman, Freeman, dan Halzinger (1937) telah meneliti kontribusi hereditas yang
sama terhadap tinggi dan berat badan, kecerdasan dan kepribadian. Mereka menempatkan 19
pasangan kembar identik dalam pemeliharaan yang terpisah, 50 pasangan kembar identik
dalam pemeliharaan yang sama, dan 50 pasangan kembar “fraternal” dalam pemeliharaan
yang sama juga.
Hasilnya menunjukkan bahwa kembar identik yang dipelihara terpisah memiliki kesamaan
satu sama lainnya dalam tinggi dan berat badan, serta kecerdasannya. Demikian juga kembar
identik yang dipelihara bersama-sama, ternyata lebih mempunyai kesamaan dari pada kembar
“faternal”
A. Keluarga
Keluarga dipandang sebagai penentu utama dalam pembentukan kepribadian anak.
Baldwin dkk.(1945), telah melakukan penelitian tentang pengaruh pola asuh orang tua
terhadap kepribadian anak.Pola asuh orang tua itu ternyata ada yang demokratis dan juga
authoritarian. Anak yang dikembangkan dalam cara demokratis cenderung memiliki ciri-ciri
kepribadian: lebih aktif, lebih bersikap sosial, lebih memiliki harga diri, dan lebih konstruktif
dibandingkan dengan anakyang dikembangkan dalam iklim authoritarian. Alasannya adalah
(1) Keluarga merupakan kelompok sosial pertama yang menjadi pusat identifikasi anak.
(2) Anak banyak menghabiskan waktunya di lingkungan keluarga.
(3) Para anggota keluarga merupakan “significant people” bagi pembentukan kepribadian
anak.
Faktor penentu kepribadian manusia yang ketiga adalah faktor kondisi situasional. Pada
kondisi situasional ini sebenarnya juga dapat mempengaruhi faktor keturunan dan juga faktor
lingkungan. Karena pada dasarnya walaupun seseorang mempunyai kepribadian yang bisa
dibilang cukup stabil tetapi jika sedang berada dalam situasi-situasi tertentu maka itu juga
dapat merubah kepribadian orang tersebut.
Karena memang tuntutan-tuntutan pada situasi tertentu dapat dengan mengubah sebuah
kepribadian seseorang untuk menyesuaikan ke dalam situasi tersebut, maka dari itu kita tidak
boleh hanya melihat kepribadian seseorang hanya dari faktor keturunan dan juga faktor
lingkungan karena kedua faktor itu bisa dipengaruhi oleh faktor kondisi situasional ini.
4. Kebudayaan
Kluckhohn berpendapat bahwa kebudayaan meregulasi (mengatur) kehidupan kita dari mulai
lahir sampai mati, baik disadari maupun tidak disadari. Kebudayaan mempengaruhi kita
untuk mengikuti pola-pola perilaku tertentu yang telah dibuat orang lain untuk kita.
Sehubungan dengan pentingnya kebudayaan sebagai faktor penentu kepribadian, muncul
pertanyaan: Bagaimana tipe dasar kepribadian masyarakat itu terjadi? Dalam hal ini Linton
(1945) mengemukakan tiga prinsip untuk menjawab pertanyaan tersebut.Tiga prinsip tersebut
adalah (1) pengalaman kehidupan dalam awal keluarga, (2) pola asuh orang tua terhadap
anak, dan (3) pengalaman awal kehidupan anak dalam masyarakat.
5. Sekolah
Lingkungan sekolah dapat mempengaruhi kepribadian anak. Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi di antaranya sebagai berikut:
1) Iklim emosional kelas.
2) Sikap dan prilaku guru.
3) Disiplin.
4) Prestasi belajar.
5) Penerimaan teman sebaya.
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri orang itu sendiri.Faktor
internal ini biasanya merupakan faktor genetis atau bawaan.Faktor genetis maksudnya adalah
faktor yang berupa bawaan sejak lahir dan merupakan pengaruh keturunan dari salah satu
sifat yang dimiliki oleh salah satu dari kedua orang tuanya atau bisa jadi gabungan eatau
kombinasi dari sifat kedua orang tuanya. Oleh karena itu, sering kita mendengar istilah “
buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya”. Misalnya, sifat mudah marah yang dimiliki oleh
sang ayah bukan tidak mungkin akan menurun pula pada anaknya.
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar orang tersebut. Faktor eksternal
ini biasanya merupakan pengaruh yang berasal dari lingkungan seseorang mulai dari
lingkungan terkecilnya, yakni keluarga, teman tetangga, sampai dengan pengaruh dari
barbagai madia audiovisual seperti TV, VCD dan internet, atau media cetak seperti koran,
majalah dan lain sebagainya.
Lingkungan keluarga, tempat seorang anak tumbuh dan berkembang akan sangat
berpengaruh terhadap kepribadian seorang anak. Terutama dari cara orang tua mendidik dan
membesarkan anaknya. Sejak lama peran sebagai orang tua sering kali tidak dibarengi oleh
pemahaman mendalam tentang kepribadian. Akibatnya, mayoritas orang tua hanya bisa
mencari kambing hitam –bahwa si anaklah yang tidak beres- ketika terjadi hal-hal negatif
mengenai prilaku keseharian anaknya.seorang anak yang memiliki prilaku demikian
sesungguhnya meniru cara berpikir dan perbuatan yang sengaja atau tidak sengaja yang
dilakukan oleh orang tua mereka. Contoh orang tua sering memerintahkan anaknya, “ tolong
nanti kalau ada telepon, bilang ayah dan ibu sedang tidak ada dirumah, karena ayah dan ibu
akan tidur “.Peristiwa ini adalah suatu pendidikan kepada anak bahwa berbohong boleh atau
halal dilakukan. Akibatnya anak juga melakukan prilaku bohong kepada orang lain termasuk
pada orang tua yang mencontohinya. Jika perbuatan bohong yang dilakukan anak
memperoleh kepuasan atau kenikmatan, minimal tidak memperoleh hukuman, maka
perbuatan bohong itu akan dikembangkan lebih lanjut oleh anak tersebut. Bahkan mungkin
saja daya bohong itu akan menjadi suatu kesenangan dan dapat juga menjadi suatu keahlian
yang lama-kelamaan menjadi kepribadiannya. Demikian juga prilaku positif dan negatif lain
yang terperaktikkan di lingkungan rumah.
Menurut Levine (2005) menjadi orang tua sesungguhnya merupakan proses yang
dinamis. Situasi keluarga acap kali berubah. Tidak ada yang bersifat mekanis dalam proses
tersebut. Akan tetapi, dengan memahami bahwa kepribadian mengaktifkan energy,
mengembangkan langkah demi langkah, serta menyadari semua implikasi setiap langkah
terhadap diri anak, para orang tua secara perlahan akan mampu menumpuk rasa percaya diri
pada diri anak.
Selanjutnya, Levine (2005) menegaskan bahwa kepribadian orang tua akan
berpengaruh terhadap caraorang tua tersebut dalam mendidik dan membesarkan anaknya
yang pada gilirannya juga berpengaruh pada kepribadian si anak tersebut. Ada Sembilan tipe
kepribadian orang tua dalam membesarkan anaknya yang juga dapat berpengaruh pada
kepribadian si anak, yaitu sebagai berikut :
a. Penasihat moral, terlalu menekankan pada perincian, analisis dan moral.
b. Penolong, terlalu mengutamakan kebutuhan anak dengan mengabaikan akibat dari
tindakan si anak.
c. Pengatur, selalu ingin bekerja sama dengan si anak dan menciptakan tugas-tugas yang
akan membantu memperbaiki keaadan.
d. Pemimipin, selalu berupaya untuk selalu berhubungan secara emosional dengan anak-
anak dalam setiap keadaan dan mencari solusi kreatif bersama-sama.
e. Pengamat, selalu mencari sudut pandang yang menyeluruh, berupaya mengutamakan
objektifitas dan perspektif.
f. Pencemas, selalu melakukan tanya jawab mental dan terus bertanya-tanya , ragu-ragu
dan memiliki gambaran terburuk bahkan meraka sampai yakin bahwa anak merka benar-
benar memahami situasi.
h. Pelindung, cenderung untuk mengambil alih tanggung jwab dan bersikap melindungi,
berteriak pada si anak akan tetapi kemudian melindunginnya dari ancaman yang datang.
i. Pendamai, dipengaruhi kepribadian mereka yanag selalu menghindar dari konflik.
Berdasarkan Sembilan kepribadian orang tua dalam mendidik anakanya secara moralitas,
maka tampaknya tiga tipe yang sejalan dalam pembentukan kepribadian melalui peningkatan
pertimbangan moral, yaitu tipe pengatur, pengamat dan pencemas. Pembentukan kepribadian
melalui peningkatan pertimbangan moral menghendaki orang tua di lingkungan rumah tangga
bertindak sebagai teman yang dapat bakerja sama dengan anak-anak mereka dalam
menyelesaikan segala tugas guna memperbaiki keadaan sosial maupun fisik. Kepribadian
orang tua sebagai pengamat yang menggunakan sudut pandang menyeluruh dan objektif akan
membantu cara berpikir moral anak kearah yang luas, objektif, dan menyeluruh. Demikian
juga, kepribadian orang tua tipe pencemas yang selalu membawa anak untuk berdiskusi,
bertanya jawab, dan mengajak berpikir dalam menghadapi tantangandan konflik adalah
sejalan dengan teori perkembangan moral kognitif dalam peningkatan perkembangan moral
guna pembentukan kepribadian yang baik bagi anak-anak.1[3]
Dari beberapa uraian di atas muncul tiga aliran utama yang saling bertentangan mengenai
fenomena tentang faktor kepribadian2, yaitu :
1. Aliran Nativisme
Aliran ini dipelopori oleh Schoupenhouer yang berpendapat bahwa faktor pembawaan itu
lebih kuat dari pada faktor yang datang dari luar. Aliran ini didukung oleh aliran Naturalisme
yang ditokohi oleh J.J. Rousseau yang berpendapat bahwa: segala yang suci dari tangan
2
tuhan, rusak di tangan manusia. Anak manusia itu sejak lahir, ada di dalam keadaan yang
suci, tetapi karena dididik oleh manusia, malah menjadi rusak.Ia bahkan kenal dengan segala
macam kejahatan, penyelewengan, korupsi, mencuri, dan sebagainya.
2. Aliran Empirisme
Aliran ini dipelopori oleh jhon locke, dengan tabula rasanya. Aliran Empieisme
berpendapat bahwa anak sejak lahir, masih bersih seperti tabula rasa, dan baru akan berisi
bila ia menerima sesuatu dari luar, lewat alat inderanya. Karena itu pengaruh dari luarlah
yang lebih kuat daripada pembawaan manusia.
Aliran ini diperkuat oleh J.F. Herbart dengan teori psikologi asosiasinya, yang
berpendapat bahwa jiwa manusia sejak dilahirkan itu masih kosong. Baru akan berisi apabila
alat indranya telah dapat menangkap sesuatu, yaitu jiwa. Di dalam kesadaran ini, hasil
tangkapan itu tadi meninggalkan bekas.Bekas ini disebut tanggapan.Makin lama alat indera
yang dapat menangkap rangsangan dari luar ini makin banyak dan semuanya itu
meninggalkan tanggapan.Di dalam tanggapan ini saling tarik menarik dan tolak
menolak.Yang bertarik menarik adalah tanggapan yang sejenis, sedangakan tolak menolak
adalah tanggapan yang tidak sejenis.
Kepribadian setiap orang tidaklah sama, dan masing masing memiliki tipe
kepribadian tersendiri. Ada banyak tipe kepribadian, seperti diungkapkan oleh para ahli, di
antaranya adalah Hiprocates, Gelanus, Eduard Spranger, C.G. Jung, Heymans dan lain-lain.
Masing masing ahli ini memandang dan memberikan pendapat tentang tipe kepribadian dari
sudut pandang yang berbeda.Tipe-tipe kepribadian tidak lepas dari perspektif ahli tentang
kepribadian tersebut.
Hiprocates dan Gelanus membagi tipe-tipe kepribadian berdasarkan zat cair yang ada
dalam tubuh seseorang. Dan mereka membagi tipe kepribadian ke dalam empat bagian, yaitu:
Inilah beberapa tipe kepribadian menurut Hiprocates dan Gelanus yang menggolongkan
kepribadian seseorang berdasarkan zat cair yang ada dalam tubuh seseorang. Menurut
peneliti, pembagian tipe kepribadian ini adalah berdasarkan filsafat atau pemikiran semata,
bukan berdasarkan riset yang dapat dipertanggungjawabkan.
Alfred Adler lahir di Wina pada Februari 1870 dan meninggal 1937.Ia adalah mahasiswa
kedokteran di University of Vienna. Adler mengembangkan tipologi kepribadian tidak
berdasarkan zat cair yang ada di dalam tubuh, tetapi berdasarkan stimulus yang ada dari
luar.Hal ini dapat dimaklumi karena Adler adalah penganut perspektif neo-analitis yang
mencoba mengkritik perspektif psikoanalisis. Tipologi kepribadian menurut Adler setelah ia
mengembangkan tipologi Yunani Kuno adalah:
Dimulai tahun 1960 dan semakin meningkat pada tahun 1980, 1990, dan 2000,
kebanyakan penelitian menyimpulkan bahwa pendekatan trait terhadap kepribadian dapat
dilihat melalui lima dimensi yang lebih dikenal dengan Big Five, yaitu: Openness,
Conscientiousness, Extroversion Agreeableness, Neuroticism. Tipologi kepribadian ini
adalah tipologi kepribadian mutakhir yang banyak dipergunakan untuk bidang keterampilan
atau kecakapan. Adapun karakter-karakter tipe-tipe kepribadian ini adalah sebagai berikut:
a. Extroversion (sering disebut juga surgensi); orang yang tinggi pada dimensi ini
cenderung semangat, antusias, dominan, ramah, dan komunikatif. Orang yang
sebaliknya akan cenderung pemalu, tidak percaya diri, submissif, dan pendiam.
b. Agreeableness; orang yang tinggi pada dimensi agreeableness cenderung ramah,
kooperatif, mudah percaya dan hangat. Orang yang rendah dalam dimensi ini
cenderung dingin, konfrontatif dan kejam.
c. Conscientiousness (disebut juga lack of impulsivity) orang yang tinggi dalam dimensi
conscientiousness umumnya berhati-hati, dapat diandalkan, teratur dan bertanggung
jawab. Orang yang rendah dalam dalam dimensi conscientiousness atau impulsivity
cenderung ceroboh, berantakan dan tidak dapat diandalkan. Penelitian kepribadian
awal menamakan dimensi ini will (kemauan)
d. Neuroticism (disebut juga emotional instability): orang yang tinggi dalam
Neuroticism cenderung gugup, sensitif, tegang, dan mudah cemas. Orang rendah
dalam dimensi ini cenderung tenang dan santai.
e. Openness (sering juga disebut culture atau intellect); orang yang tinggi dalam dimensi
ini umumnya terlihat imajinatif, menyenangkan, kreatif dan artistik. Orang yang
rendah dalam dimensi ini umumnya dangkal, membosankan atau sederhana.
4. Tipe-tipe Kepribadian Menurut C.G Jung.
Carl Gustav Jung lahir pada Juli 1875 di Keswill Swiss.Ia tumbuh dalam keluarga
religius. Ayahnya adalah Paul Jung seorang pendeta dan ibunya adalah Emilie yang
merupakan seorang anak pendeta.Pendekatan tipologis yang saat ini banyak digunakan
adalah tipologi ekstraversi-introversi yang mula-mula dikembangkan oleh Jung yang
dilanjutkan oleh Eysenck.Jung mengatakan bahwa kepribadian manusia dapat dibagi menjadi
dua kecenderungan ekstrim berdasarkan reaksi individu terhadap pengalamannya.Jung adalah
seorang ahli penyakit jiwa yang berasal dari negara Swis.Jung membagi kepribadian ke
dalam dua tipe, yaitu ekstraversi dan introversi.Orang yang memiliki kepribadian ekstraversi
adalah orang yang perhatiannya diarahkan ke luar dari dirinya. Ciri-ciri atau sifat yang
dimiliki oleh orang ekstraversi adalah ia lancar dalam berbicara, mudah bergaul, tidak malu
dan mudah menyesuaikan diri, ramah dan suka berteman. Jung menggolongkan dua tipe
manusia berdasarkan atas sikap jiwanya, yaitu :
Nama lengkapnya adalah Hans J. Eysenck lahir di Jerman pada tahun 1916 dan
kemudian hijrah ke Inggris karena tekanan dari Nazi.Ia mendapat pendidikan tentang
psikologi di Universitas London. Banyak para ilmuan yang mendasari teori kepribadiannya
berdasarkan konsep sifat.Di antara mereka adalah Eysenck, McCrae, dan Costa.Periset
kepribadian menganggap sifat merupakan unit utama dari kepribadian. Jelas kepribadian
bukan hanya sifat, akan tetapi sifat menjadi perhatian utama dalam sejarah psikologi
kepribadian. Umumnya, sifat kepribadian mengacu kepada pola konsisten dalam cara
individu berperilaku, merasa atau berfikir. Ketika dideskripsikan seorang bersifat baik, yang
dimaksud adalah individu tersebut cenderung bertindak baik dari waktu ke waktu (baik
minggu lalu maupun di minggu sekarang) dan dari situasi ke situasi lain (baik terhadap
tetangga yang lebih tua maupun kepada anjing yang pincang). Defenisi luas ini secara tidak
langsung menyatakan bahwa sifat mungkin mengemban fungsi utama yang digunakan untuk
merangkum, memprediksi, dan menjelaskan perilaku seseorang. Dengan demikian, salah satu
alasan kepopuleran konsep sifat adalah karena memberikan cara sederhana untuk bagaimana
seseorang berbeda dengan yang lain.Dengan demikian, dalam pandangan mereka kepribadian
adalah kumpulan dari beberapa respon terhadap stimulus yang terus-menerus berlaku pada
diri seseorang.
Menurut Eyseck kepribadian tidak muncul secara spontan, tetapi mengikuti empat
level yang disebutnya dengan theory of personality structure. Pada tahap awal, seseorang
akan bertindak terhadap respon yang dialaminya terhadap dunia luar. Dia akan selalu
merespon setiap hal-hal stimulus yang datang kepadanya. Pada tahap ini oleh Eysenck
disebut dengan specific responses. Tahap selanjutnya adalah merupakan kebiasan apabila
merespon stimulus yang sama. Tahap ini disebut dengan habitual responses. Pada tahap
selanjutnya, apabila sudah menjadi kebiasaan, maka ia beranjak menjadi traits. Pada tahap
traits inilah indikator-indikator kepribadian berada.Pada tahap trait ini terdapat banyak
indikator. Selanjutnya traits ini akan membentuk sebuah tipe kepribadian secara umum, yang
oleh Eysenck disebut dengan general type, seperti; ekstroversi, introversi, neurotisme dan
psikotisme.
Manusia-manusia yang bertipe introversi terutama dipengaruhi oleh dunia subyektif, yaitu
dunia di dalam dirinya sendiri.Orientasinya terutama tertuju ke dalam pikiran, perasaan, serta
tindakan-tindakannya terutama ditentukan oleh faktor-faktor subyektif. Sedangkan Eysenck
menyebutkan orang-orang yang introversi memiliki intelegensi relatif tinggi, perbendaharaan
kata-kata baik, dan cenderung untuk tetap pada pendirian (keras kepala), selain itu umumnya
mereka teliti tetapi lambat, kecenderungan untuk mengembangkan gejala-gejala ketakutan
dan depresi, ditandai oleh kecenderungan-kecenderungan obsesi mudah tersinggung, apatis,
syaraf otonom mereka labil, perasaan mudah terluka, mudah gagap. Berdasarkan uraian di
atas maka dapat disimpulkan bahwa kepribadian introversi adalah manusia-manusia yang
dipengaruhi oleh dunia subyektif, yaitu dunia di dalam dirinya sendiri dan orientasinya
terutama tertuju ke dalam pikiran, perasaan, serta tindakan-tindakannya terutama ditentukan
oleh faktor-faktor subyektif.Sifat yang dimiliki oleh orang yang berkepribadian seperti ini
adalah cenderung diliputi kekhawatiran, mudah malu dan canggung, lebih senang bekerja
sendiri, sulit menyesuaikan diri dan jiwanya agak tertutup.
1. Merasa didorong dari dalam oleh permintaan dari luar dan intrusi
4. Senang berangan-angan
Freud mengatakan kepribadian manusia terdiri atas 3 elemen yang bekerja untuk
menciptakan perilaku manusia. Berikut 3 elemen kepribadian itu Id, Ego, dan Superego :
Id : komponen yang hadir sejak lahir, aspek kepribadian sepenuhnya sadar dan
termasuk dari perilaku naruliah dan primitive. Id juga didorong oleh prinsip
kesenangan untuk kepuasan segera dari semua keinginan dan kebutuhan.
Contoh, kalian pasti pernah merasakan lapar ketika sedang berada diruang kelas saat
menerima materi (id), superego bekerja dengan member pertimbangan untuk tidak makan,
dan ego yang bertindak dan memutuskan.
Jung mengatakan, tingkah laku manusia dipicu struktur kepribadian, yang bukan
hanya dibentuk karena masa lalu tetapi juga oleh pandangan orang mengenai masa depan,
tujuan, dan aspirasinya. Kejadian masa lalu dan antisipasi masa depan dapat juga
mempengaruhi atau membentuk tingkah laku. Struktur kepribadian Jung menegaskan bahwa
keperibadian mencakup seluruh aspek pikiran, perasan, dan tingkah laku, kesadaran maupun
ketidaksadaran.Kepribadian tersebut membimbing orang untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan social dan lingkungan fisik. Struktur kepribadian dalam pandangan Carl Gustav
Jung disusun oleh sistem yang beroperasi dalam tiga tingkat kesadaran, yaitu;
Ego yang beroperasi pada tingkat sadar, hasil pertama dari proses diferensiasi
kesadaran adalah ego. Ego berperan penting dalam menentukan persepsi, pikiran,
perasaan, dan ingatan yang bias masuk kesadaran. Tanpa seleksi ego, jiwa manusia
bias menjadi kacau karena terbanjiri oleh pengalaman yang semua bebas masuk ke
kesadaran. Ego berusaha memelihara keutuhan dalam kepribadian.
Kompleks yang beroperasi pada tingkat tak sadar pribadi, pengalaman yang tidak
disetujui ego untuk muncul ke sadar tidak hilang tetapi disimpan dalam
ketidaksadaran personal yang berisi pengalaman yang ditekan, dilupakan, dan yang
gagal menimbulkan peran sadar. Di dalam tak sadar pribadi, sekelompok gagasan
yang berupa perasaan, pikiran, perspesi, ingatan mengorganisir menjadi satu yang
disebut sebagai kompleks.
C. Menurut Allport
Traits adalah kunci dalam mendefinisikan strukur kepribadian menurut Allport.
Allport berpendapat bahwa pengertian-pengertian kebiasaan, traits, sikap, diri (self) dan
kepribadian itu masing-masing bermanfaat dan berbeda satu sama lain. Allport menekankan
pada trait, di mana ia menyatakan bahwa intensi itu berbeda dari attitude. Teori-teori Allport
kemudian dinamakan “trait psychology”. Di sisi lain, tanggapan Allport mengenai
temperamen juga berbeda dan mendetail. Bagi Allport temperamen adalah konstitusi
kejiwaan atau bagian dari jiwa yang melalui darah dan memiliki hubungan dengan
jasmaniah / biologis dan bersifat hereditas, termasuk juga mudah tidaknya terkena
rangsangan emosi, kekuatan serta kecepatan bereaksi, kualitas kekuatan suasana hatinya,
segala cara daripada fluktuasi dan intensitat suasana hati; gejala ini tergantung kepada faktor
konstitusional.
Pada akhirnya, kontribusi terbesar Allport adalah teorinya mengenai Trait.Ia
mengklasifikasikan beberapa trait, dan merevisinya menurut perkembangan teorinya sendiri.
Dia berhasil membedakan antara trait sebagai hal yang dimiliki setiap induvidu sebagai
identitas dan attitude yang dimiliki setiap individu.Sumbangsih terbesar Allport adalah
pengembangan dan penarikan perhatian psikolog pada kepribadian terutama dari perspektif
bagaimana individu memandang dirinya sendiri.
b) Type (tipe)
Allport membedakan antara sifat dan tipe berdasar sejauh mana keduanya dapat
dikenakan pada individu.Seseorang dapat memiliki sutau sifat tetapi tidak dapat
memiliki suatu tipe.Tipe adalah konstruksi ideal oleh seorang pengamat dan individu
dapat disesuaikan ke dalam tipe-tipe itu dengan konsekuensi diabaikannya sifat-sifat
individual.Sifat dapat mencerminkan sifat khas/keunikan pribadi, sedangkan tipe malah
menyembunyikannya. Jadi bagi Allport tipe menunjukkan perbedaan-perbedaan buatan
yang tidak begitu cocok dengan kenyataan, sedangkan sifat adalah refleksi
sebenarnya/cerminan sejati dari apa yang benar ada. Misalnya, siswa yang memiliki
tipe introvert, mempunyai trait: pasif-menolak mengikatkan diri dengan lingkungan
eksternal (kecenderungan umum), salah satu habitnya adalah duduk di tempat
terpisah/menyendiri (kebiasaan khusus di kelas), dan attitude tidak ramah, kurang bisa
bergaul (mengandung penilaian).
c) Kebebasan sifat-sifat
Allport berpendapat bahwa sifat dapat ditandai bukan oleh sifat bebasnya yang kaku
tapi terutama oleh kualitas memusatnya.Jadi sifat cenderung untuk mempunyai pusat
dan disekitar itu pengaruhnya berfungsi.Kebebasan sifat-sifat umum yang didefinisikan
secara sekehendak merupakan salah satu dari kelemahannya sebagai representasi yang
tepat daripada tingkah laku.
d) Konsistensi Sifat
Kesimpulan untuk menandai sifat adalah konsistensinya.Jadi sifat itu tidak dapat
kenal hanya keteraturan dan ketetapannya di dalam individu bertingkah laku. Banyak
sifat-sifat yang saling menutup satu sama lainyang serempak aktif menunjukan, bahwa
ketidaktetapan yang jelas di dalam tingkah laku individu relatif akan sering ditemukan.
e) Intensi
Penyelidikan mengenai intensi atau keinginan individu mengenai masa depan lebih
penting daripada kejadian di masa lalu (Allport). Istilah intensi menurut Allport
meliputi beberapa pengertian: harapan-harapan, keinginan-keinginan, ambisi, cita-cita
dan niat untuk melakukan sesuatu. Dalam hal inilah terlihat jelas perbedaan Allport
dengan lain-lain ahli teori kepribadian dewasa ini. Teori Allport menunjukkan, bahwa
apa yang akan dicoba dilakukan oleh seseorang merupakan kunci dan hal terpenting
bagi apa yang dikerjakannya sekarang. Jadi kalau dewasa ini, banyak ahli yang
mengutamakan masa lampau, maka pendapat Allport itu mirip sekali dengan pendapat
Adler dan Jung; walaupun tidak ada alasan untuk mengatakan adanya pengaruh dari
mereka ini.
f) Proparium
Proprium adalah istilah yang diciptakan Allport yang mengindikasikan semua fungsi
self atau ego. Hal ini juga disebut fungsi proprium (propriate function) daripada
kepribadian.Fungsi tersebut adalah kesadaran jasmani, self identity, self-esteem, self
extention, rational thinking, self image, propriate stiving, dan fungsi mengenal.Semua
itu bagian-bagian yang vital daripada kepribadian.Proprium tidak dibawa sejak lahir
tetapi berkembang didalam perkembangan individu.
E. Menurut Lewin
Menurut Lewin sebaiknya menggambarkan pribadi itu dengan menggunakan definisi
konsep-konsep struktural secara spasial. Dengan cara ini , Lewin berusaha
mematematisasikan konsep-konsepnya sejak dari permulaan. Matematika Lewin bersifat non-
motris dan menggambarkan hubungan-hubungan spasial dengan istilah-istilah yang
berbeda.Pada dasarnya matematika Lewin merupakan jenis matematika untuk
menggambarkan interkoneksi dan interkomunikasi antara bidang bidang spasial dengan tidak
memperhatikan ukuran dan bentuknya.
Pemisahan pribadi dari yang lain-lainnya di dunia dilakukan dengan menggambarkan
suatu figur yang tertutup.Batas dari figur menggambarkan batas batas dari entitas yang
dikenal sebagai pribadi. Segala sesuatu yang terdapat dalam batas itu adalah P (pribadi):
sedangkan segala sesuatu yang terdapat di luar batas itu adalah non-P.
Selanjutnya untuk melukiskan kenyataan psikologis ialah menggambar suatu figur
tertutup lain yang lebih besar dari pribadi dan yang melingkupnya. Bentuk dan ukuran figur
yang melingkupi ini tidak penting asalkan ia memenuhi dia syarat yakni lebih besar dari
pribadi dan melingkupimya. Figur yang baru ini tidak boleh memotong bagian dari batas
lingkaran yang menggambarkan pribadi.
Lingkaran dalam elips ini bukan sekedar suatu ilustrasi atau alat peraga, melainkan
sungguh-sungguh merupakan suatu penggambaran yang tepat tentang konsep-konsep
struktural yang paling umum dalam teori Lewin, yakni pribadi, lingkungan psikologis dan
ruang hidup.
a) Ruang Hidup
Ruang hidup mengandung semua kemungkinan fakta yang dapat menentukan tingkah
laku individu.Ruang hidup meliputi segala sesuatu yang harus diketahui untuk memahami
tingkah laku kongkret manusia individual dalam suatu lingkungan psikologis tertentu
pada saat tertentu.Tingkah laku adalah fungsi dari ruang hidup.
Secara matematis : TL = f( RH)
Fakta fakta non psikologis dapat dan sungguh sungguh mengubah fakta fakta
psikologis.Fakta fakta dalam lingkungan psikologis dapat juga menghasilkan perubahan
perubahan dalam dunia fisik.Ada komunikasi dua arah antara ruang hidup dan dunia luar
bersifat dapat ditembus (permeability), tetapi dunia fisik (luar) tidak dapat berhubungan
langsung dengan pribadi karena suatu fakta harus ada dalam lingkungan psikologis
sebelum mempengaruhi/dipengaruhi oleh pribadi.
b) Lingkungan Psikologis
Meskipun pribadi dikelilingi oleh lingkungan psikologisnya, namun ia bukanlah
bagian atau termasuk dalam lingkungan tersebut. Lingkungan Psikologis berhenti pada
batas pinggir elips, Tetapi batas antara pribadi dan lingkungan juga bersifat dapat
ditembus.Hal ini berarti fakta fakta lingkungan dapat mempengaruhi pribadi.
Secara matematis : P = f (LP)
Dan fakta fakta pribadi dapat mempengaruhi lingkungan.
Secara matematis : LP = f (LP)
c) Pribadi
Menurut Lewin, pribadi adalah heterogen, terbagi menjadi bagian bagian yang
terpisah meskipun saling berhubungan dan saling bergantung. Daerah dalam personal
dibagi menjadi sel sel. Sel sel yang berdekatan dengan daerah konseptual motor disebut
sel sel periferal ;p; sel sel dalam pusat lingkaran disebut sel sel sentral,s.
Sistem motor bertidak sebagai suatu kesatuan karena biasanya lahannya dapat
melakukan suatu tindakan pada satu saat. Begitu pula dengan sistem perseptual artinya
orang hanya dapat memperhatikan dan mempersepsikan satu hal pada satu saat.Bagian
bagian tersebut mengadakan komunikasi dan interdependen; tidak bisa berdiri sendiri.
2. Personifikasi
Personifikasi adalah suatu gambaran mengenai diri atau orang lain yang dibangun
berdasarkan pengalaman yang menimbulkan kepuasan atau kecemasan. Kecencrungan yang
memberi kepuasan membangkitkan "image-Positif", sebaliknya yang melibatkan kecemasan
membangkitkan "image-negatif". Gambaran itu cenderung menetap dan mempengaruhi sikap
orang itu kepada orang-orang lain pada masa yang akan datang.
Pada bayi, mampu memberikan personifikasi seperti saya baik (good-me), saya buruk
(bad-me), dan bukan saya (not-me).
3. Sistem Self
Sistem Self merupakan bagian dari dinamisme yang paling kompleks.
memperthankan keamanan interpersonal dengan menghindari atau mengecilkan kecemasan.
Setiap pengalaman yang bertentangan dengan sistem self berati mengancam
keamanan.Security Operations berfungsi sebagai pereduksi perasaan tidak aman atau
perasaan akibat dari ancaman terhadap sistem self.Secara umum, semakin berpengalaman
orang dengan kecemasan, semakin besar peran sistem diri dan semakin terlepas dari
kepribadian.
4. Proses kogitif
Sullivan menekankan pentingnya tinjauan masa depan dalam fungsi kognitif.
Tinjauan kemasa depan tergantung kepada ingatan kepada masa lampau dan interpretasinya
terhadap masa sekarang. tiga proses kognitif ialah:
a) Prototaksis
adalah rangkaian pengalaman yang terpisah pada masa bayi dimana arus kesadaran indra
mengalir kedalam jiwa tanpa pengertian.
b) Parataksis
tahun kedua bayi mulai mengenali persamaan dan perbedaan peristiwa. mengembangkan cara
berfikir dengan melihat hubungan sebab akibat.
c) Sintaksis
berfikir logik dan realistik menggunakan lambang yang ditertima bersama, khususnya bahasa
kata dan bilangan.
G. Menurut Maslow
Menurut Maslow, manusia memiliki struktur psikologis yang analog dengan struktur
fisik: mereka memiliki “kebutuhan, kemampuan, dan kecenderungan yang sifat dasarnya
genetik.” Kebutuhan, kemampuan, dan kecenderungan itu secara esensial sesuatu yang baik,
atau paling tidak netral. Dasar dari teori maslow ini yaitu humanistic, yang menitik beratkan
pada ranah kesadaran. Selain itu menyesuaikan dengan kapasitas bawaan dari individu yang
menjadikannya sebagai ciri unik individual.Orang yang dikaji oleh Maslow ini merupakan
orang yang sehat dan kreatif bukan seperti yang dikaji oleh psikoanalisa yaitu orang sakit
atau abnormal.
Struktur kepribadian Maslow ini berupa kebutuhan-kebutuhan individu yang dapat
dijelaskan dalam beberapa bagian.Kebutuhan ini merupakan dorongan bagi manusia untuk
berperilaku.
Kebutuhan dibagi menjadi 2 yaitu kebutuhan dasar (basic needs) dan kebutuhan meta
(meta-needs). Kebutuhan dasar merupakan kebutuhan karena kekurangan.Kebutuhan-
kebutuhan dasar meliputi lapar, kasih sayang, rasa aman, harga diri, dan
sebagainya.Sedangkan meta-kebutuhan adalah kebutuhan untuk
perkembangan.Metakebutuhan meliputi keadilan, kebaikan, keindahan, keteraturan, kesatuan,
dan sebagainya.Kebutuhan dasar lebih kuat daripada meta-kebutuhan, namun meta-
kebutuhan dapat disubtitusikan atau diganti.Kebutuhan dasar dan meta-kebutuhan itu
merupakan instingtif yang melekat pada manusia.
Abraham Maslow telah menyusun teori tentang motivasi manusia, dimana kebutuhan-
kebutuhan manusia tersebut digolongkan dan disusunnya ke dalam sebuah hirearki atau
tingkatan berjenjang yang berbentuk seperti piramida yang terdiri dari lima level. Setiap
kebutuhan dapat dipenuhi hanya jika kebutuhan jenjang sebelumnya telah (relative)
terpuaskan terlebih dahulu.Pada dasarnya, kebutuhan manusia yang lebih rendah mempunyai
kekuatan ataupun kecenderungan yang lebih besar untuk dipenuhi terlebih dahulu.
Kebiasaan (habit) adalah satu-satunya elemen dalam teori Dollard dan Miller yang
memiliki sifat struktural.Habit adalah ikAtan atau asosiasi antara stimulus dengan respon,
yang relative stabil dan bertahan lama dalam kepribadian.Karena itu gambaran kebiasaan
seseorang tergantung pada event khas yang menjadi pengalamannya.Namun susunan
kebiasaan itu bersifat sementara.Maksudnya, kebiasaan hari ini mungkin berubah berkat
pengalaman baru keesokan harinya. Dollard dan Miller menyerahkan kepada ahli lain rincian
perangkat habit tertentu yang mungkin menjadi ciri seseorang, karena mereka lebih
memusatkan bahasannya mengenai proses belajar, bukan kepemilikan atau hasilnya. Namun
mereka menganggap penting kelompok habit dalam bentuk stimulus verbal dari orang itu
sendiri atau dari orang lain, dan responnya yang umum juga berbentuk verbal. Dollard dan
Miller juga mempertimbangkan dorongan sekunder (secondary drives), seperti rasa takut
sebagai bagian kepribadian yang relative stabil. Dorongan primer (primary drives) dan
hubungan stimulus-respon yang bersifat bawaan (innate) juga menyumbang struktur
kepribadian, walaupun kurang penting dibanding habit dan dorongan sekunder, karena
dorongan primer dan hubungan stimulus-respon bawaan ini menentukan taraf umum
seseorang, bukan membuat seseorang menjadi unik.
H. Menutut Erikson
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com/bilqislibrizky/551b2e91a33311e621b65d8a/struktur-
kepribadian-id-ego-dan-superego-menurut-teori-sigmund-freud
https://www.psychologymania.com/2010/03/kurt-lewin-teori-medan-field-theory.html?m=1
https://www.kompasiana.com/achmaddfauzi/5575f211a623bd2b4649d7b7/harry-stack-
sullivan-struktur-kepribadian-interpersonal
Alwisol.(2009). Psikologi Kepribadian (edisi revisi). Malang: UMM Press.Feist, J. & Feist,
G. (2008). Theories of Personality (Edisi keenam). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
KONSEP PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN PADA MANUSIA
Kepribadian bahasa Inggrisnya “personality”, yang berasal dari bahasa Yunani “per” dan
“sonare” yang berarti topeng, tetapi juga berasal dari kata “personae” yang berarti pemain
sandiwara, yaitu pemain yang memakai topeng tersebut.
Sehubungan dengan kedua asal kata tersebut, Rose Stagner (1961), mengartikan kepribadian
dalam dua istilah.Pertama, kepribadian sebagai topeng (mask personality), yaitu kepribadian
yang berpura-pura, yang dibuat-buat, yang semu atau mengandung kepalsuan.Kedua,
kepribadian sejati (real personality), yaitu kepribadian yang sesungguhnya atau yang asli.
Memang sangat sulit bagi kita, apalagi pada pertemuan pertama untuk menentukan apakah
yang diperlihatkan oleh seseorang itu kepribadian sejati ataukah hanya sebatas kepribadian
semu.Kepribadian semu bisa berbeda dari suatu saat ke saat yang lain, dari suatu situasi ke
situasi yang lain, dan penampilan kepribadian seperti itu pasti ada maksudnya.Kepribadian
sejati bersifat menetap, menunjukkan ciri-ciri yang lebih permanen, tetapi karena kepribadian
juga bersifat dinamis sehingga perbedaan-perbedaan atau perubahan pasti ada yang
disesuaikan dengan situasi, tetapi perubahannya tidak mendasar. Begitu banyaknya definisi
mengenai kepribadian sehingga ada yang mendefinisikan kepribadian sebagai keterpaduan
antara aspek-aspek kepribadian, yaitu aspek psikis seperti aku (self), kecerdasan, bakat, sikap,
motif, minat, kemampuan, moral, dan aspek jasmaniah seperti postur tubuh, tinggi dan berat
badan, indra dll. Diantara aspek-aspek tersebut aku atau diri (self) seringkali ditempatkan
sebagai pusat atau inti kepribadian, seperti yang dapat dilihat dalam gambar berikut:
Karena banyaknya teori dan alirandalam psikologi maka sebanyak itu pula rumusan atau
definisi tentang kepribadian.Sebagai bahan ilustrasi dan perbandingan dibawah ini
dikemukakan beberapa definisi kepribadian.
Dalam pengertian yang sangat lama, seperti menurut Morton Prince (1924), “Personality is
the sum total of all the biological innate disposition, impulses, tendencies, apetities and
instinct of the individual, and the acquired dispositions and tendecies”. Di sini Prince masih
melihat kepribadian sebagai penjumlahan dari aspek-aspek dan ciri-ciri kepribadian.
Floyd Allport (1924), melihat kepribadian sebagai suatu yang terjalin dalam hubungan sosial,
“Personality is the individual characteristic reactions to social stimuli and the quality of his
adaptation to the social features of his environment”. Yang lain yaitu May (1929)
mengemukakan rumusan yang sejalandengan Allport, bahwa “Personality is the social
stimulus value of his individuals”.
Hampir sejalan dengan kedua pendapat ahli di atas, tetapi lebih jauh Gutrie (1944)
menekankan sifat yang menetap pada kepribadian. Menurut dia “Personality is those habits
and habits system of social importance that are stble and resistance to change”.
Beberapa ahli yang kemudian, melihat unsur yang sangat penting dalam kepribadian, yaitu
keterpaduan. Menurut Mc Clelland (1951), kepribadian adalah “… the most adequate
conceptualization of a person’s behavior in all detail ”, sedang menurut Guilford (1959),
kepribadian adalah “… a person’s unique pattern of traits”.
Gordon Allport (1961), mengemukakan rumusan yang lebih menyeluruh dan tegas, bahwa
kepribadian adalah “… the dynamic organization within the individual of those
psychophysical systems that determine his unique adjustment with the environment”. Sejalan
dengan pendapat Gordon Allport adalah rumusan yang diberikan oleh Walter Mischel (1981),
bahwa “Personality usually refers to the distinctive pattern of behavior (including thoughts
and emotions) that characterize each individual’s adaptation to the situations of his or her life
”.
Rumusan mana yang paling sesuai dengan pendapat pembaca silahkan mengkajinya sendiri
karena barang kali Anda memiliki alasan-alasan tertentu terkait hal ini. Dengan tidak
bermaksud memaksakan pendapat, menurut Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata yang
merupakan seorang Psikolog Pendidikan dan Bimbingan Konseling Universitas Pendidikan
Indonesia, rumusan dari Gordon Allport yang lebih diperkuat oleh Walter Mischel,
mempunyai makna yang lebih luas, tegas dan realistis.
Marilah kita melihat beberapa makna dari rumusan kepribadian menurut Allport.
Pengertian organisasi menunjuk kepada sesuatu kondisi atau keadaan yang kompleks,
mengandung banyak aspek, banyak hal yang harus diorganisasi. Organisasi juga punya
makna, bahwa sesuatu yang diorganisasi itu memiliki sesuatu cara atau sistem pengaturan,
yang menunjukkan sesuatu pola hubungan yang fungsional. Di dalam organisasi kepribadian
cara pengaturan atau pola hubungan tersebut adalah cara and pola tingkah laku. Keseluruhan
pola tingkah laku individu membentuk satu aturan atau sistem tertentu yang harmonis.
Kepribadian individu bukan sesuatu yang statis, menetap, tidak berubah, tetapi kepribadian
tersebut berkembang secara dinamis.Perkembangan manusia berbeda dengan binatang yang
statis, yang mengikuti lingkaran tertutup.Sedangkan, perkembangan manusia bersifat dinamis
yang membentuk suatu lingkaran terbuka atau spiral. Meskipun pola-pola umumnya sama
tetapi selalu terbuka kesempatan untuk pola-pola khusus yang baru. Dinamika kepribadian
individu ini, bukan saja dilatarbelakangi oleh potensi-potensi yang dimilikinya, tetapi sebagai
makhluk sosial, manusia berinteraksi dengan lingkungannya begitu juga dengan manusia
lainnya.Lingkaran manusia juga selalu berada dalam perubahan dan perkembangan.
4. Kepribadian individu selalu dalam penyesuaian diri yang unik dengan lingkungannya.
Kepribadian individu bukan sesuatu yang berdiri sendiri, lepas dari lingkungannya, tetapi
selalu dalam interaksi dan penyesuaian diri dengan lingkungannya.Ia adalah bagian dari
lingkungannya dan berkembang bersama-sama dengan lingkungannya. Interaksi atau
penyesuaian diri individu dengan lingkungannya bersifat unik, atau khas, berbeda antara
seorang individu dengan individu lainnya.
Related
Besaran Dana Program Indonesia Pintar (PIP)/KIP SD, SMP, SMA dan SMK Berdasarkan
Permendikbud Nomor 5 2018
Tipologi kepribadian yang tertua adalah yang bersifat jasmaniah, yaitu berdasarkan cairan-
cairan badan (biochemical type).Hippocrates (400 SM), yang kemudian diperkuat oleh
Galenus (150 SM), mengembangkan suatu teori tipe tipologi kepribadian berdasarkan cairan
tubuh yang menentukan tempramen (kehidupan emosi) seseorang.Menurut kedua ahli
tersebut, ada empat cairan tubuh yang menentukan tempramen seseorang, yaitu empedu
hitam, empedu kuning, lender, dan darah. Berdasarkan dominasi atau kekuatan sesuatu cairan
pada seseorang, maka ada empat tipe kepribadian, yaitu:
1. Choleric (choler adalah empedu kuning). Yang dominan pada orang tersebut adalah
empedu kuning.Seseorang choleric memiliki tempramen yang cepat marah, mudah
tersinggung, tidak sabar dsb.
2. Melancholic (melas dan choler adalah empedu hitam). Yang dominan pada oaring yang
melancholic adalah empedu hitam, dia memiliki tempramen pemurung, penduka, mudah
sedih, pesimis dan mudah putus asa.
3. Phlegmatic (phlegm adalah lender). Seorang yang phlegmaticyang didominasi oleh lender
dalam tubuhnya, memiliki tempramen yang serba lamban, pasif, malas, dan apatis.
4. Sanguinic (sanguine adalah darah). Yang dominan pada orang ini adalah darah, ia
memiliki sifat- sifat periang, aktif, dinamis, cekatan.
Tipologi itu didasarkan atas teori yang lahir dari pemikiran filosofis, dan bukan penelitian
empiris.Meskipun bersifat kimiawi, tetapi cairan- cairan tersebut sukar untuk dibuktikan
secara kimiawi, apalagi pengaruhnya terhadap perilaku seseorang, namun adanya orang
bertempramen demikian tentu mudah kita dapatkan dalam kehidupan yang nyata ini.
Tipologi lain yang juga maasih bersifat jasmaniah adaalah dari Kretchmer. Berdasarkan hasil
penelitian empiris dengan sejumlah pasien yang mengalami gangguan psikis, Kretchmer pada
tahun 1925 menyimpulkan adanya empat tipe kepribadian individu yang digolongkan
berdasarkan bentuk tubuh.
1. Asthenicus atau Laptosome, yaitu orang- orang yang berperawakan tinggi kurus. Orang
yang berperawakan tinggi kurus, dada sempit, lengan kecil panjang, otot- otot kecil, dagu
sempit, perut kempis, muka cekung, kekurangan darah, memiliki sifat kritis, memiliki
kemampuan berpikir abstrak, suka melamun, sensitif.
2. Pycknicus, seseorang yang berperawakan tinggi gemuk, tubuh bulat, muka bulat, lengan
lembut bulat, dada kembung, perut gendut. Mereka memiliki sifat- sifat periang, suka humor,
popular, hubungan sosial luas, banyak kawan, suka makan.
3. Athleticus, seorang yang bertubuh tinggi besar, berbadan kukuh, otot- otot besar, dada
bidang, dagu tebal. Seseorang athleticus senang pada pekerjaan yang membutuhkan kekuatan
fisik, mereka adaalah pemberani, agresif, mudah menyesuaikan diri, berpendirian teguh.
Menurut Kretchmer, ketiga tipe tersebut adalah tipe yang ekstrim. Di samping itu ada orang
yang perkembangannya berada diantaranya.Kretchmer mengistilahkan sebagai tipe campuran
atau dysplastic type.Telah disebutkan di muka bahwa studi Kretchmer dilakukan kepada para
pasien yang mengalami gangguan psikis.Banyak ahli yang berpendapat bahwa tipologii
tersebut hanya berlaku bagi mereka yang mengalami gangguan psikis, tetapi menurut
Kretchmer tipologinya berlaku juga bagi orang yang sehat.Gangguan psikis yang diderita
seorang asthenicus adalah schizophrenia, sedangkan pycknicus adalah manic
depressive.Seorang asthenicusnormal memiliki kepribadian schizothyme.Sedang pycknicus
berpendirian cylothyme.
Hampir sejalan dengan tipologi Kretchmer adalah tipologi dari Sheldon (1940). Berdasarkan
penelitian empiris terhadap unsur-unsur jaringan tubuh daalam embrio, Sheldon
menyimpulkan adaanya tiga tipe khas manusia berdasarkan bentuk tubuh, yaitu:
1. Endomorphic, berbadan pendek gemuk dengan cirri- cirri kepribadian yang disebutnya
sebagai Viscetotonia, yaitu: senang makan, hidup mudah, tak banyak yang dipikirkan, rasa
kasih sayang, senang bergaul, toleran, rileks.
2. Mesomorphic¸ berbadan tinggi besar dengan cirri kepribadian Somatonia, yaitu senang
akan kekuatan jasmaniah, aktif, agresif, energik.
3. Ectomorphic, berbadan tinggi kurus dengan cirri kepribadian Cerebtonia, yaitu suka
berpikir, melamun, senang menyendiri, pesimis, mudah terharu.
Tipologi Sheldon mendekati mirip dengan tipologi dari Kretchmer, kelebihannya Sheldon
menambahkan cirri kepribadian utama dari masing- masing tipe, dengan sifat- sifat yang juga
tidak banyak berbeda dengan Kretchmer. Sesungguhnya setiap orang memiliki ketiga cirri
kepribadian yang dikemukakan oleh Sheldon, hanya padaa orang tertentu suatu cirri lebih
menonjol dibandingkan dengan yang lainnya.
Tipologi lain diberikan oleh Carl Gustav Jung, seorang psikiatris dari Swiss. Kalau ketiga
tipologi yang telah diuraikan di muka merupakan tipologi berdasarkan cirri- cirri jasmaniah,
maka tipologi Jung berdasarkan cirri- cirri psikis.
Berdasarkan kecenderungan hubungan sosialnya, maka Jung membedakan dua tipe manusia,
yaitu tipe Ekstrovert dan Introvert.Seseorang yang bertipe Ekstrovert, mempunyai ciri- ciri
keputusan dan reaksi- reaksinya ditentukan oleh hubungan objektif, bukan oleh hubungan
subjektif.Perhatiannya lebih banyak tertuju ke luar, yaitu kepadaa lingkungan, lebih
mendahulukan kepentingan lingkungannya daripada kepentingan dirinya, pribadinya terbuka,
bersikap objektif dan nyata.Seorang Introvert perhatiannya lebih tertuju ke dalam dirinya,
lebih banyak dikuasai oleh nilai- nilai subjektif. Apa yang dilakukannya banyak didasari oleh
cita- cita dan pemikirannya sendiri yang bersifat absolute dan disesuaikan dengan nilai- nilai
dirinya.
Selanjutnya Jung juga menambahkan bahwa ada empat fungsi dasar pada individu, yaitu
fungsi: berpikir, perasaan, penginderaan dan intuisi. Kalau dikombinasikan dengan kedua tipe
di atas, maka ada Ekstrovert pemikir, perasa, pengindra, dan intuisi; juga Introvert pemikir,
perasa, pengindra, dan intuisi.Orang yang benar-benar Ekstrovert atau Introvert jumlahnya
tidak banyak, kebanyakan bersifat diantaranya yaitu Ambivert.
1. Theoritic atau manusia teoretis, mereka yang mendasarkan tindakan- tindakannya atas
dasar nilai-nilai teoretis atau ilmu pengetahuan. Tipe ini memiliki dorongan yang besar untuk
meneliti, mencari kebenaran, brasa ingin tahu, pandangan yang objektif tentang dirinya dan
dunia luar.
2. Economic, mendasarkan aktivitasnya atas dasar nilai- nilai ekonomi, yaitu prinsip untung
rugi. Perilakunya selalu diwarnaioleh dorongan- dorongan ekonomi, melihat sesuatu benda
bagi kehidupan, segala sesuatu dilihat dari manfaat atau kegunaannya terutama untuk dirinya.
3. Aesthetic, yaitu mereka yang menjadikan nilai- nilai keindahan (estetika) sebagai dasar
dari pola hidupnya. Sifat-sifat individu dari tipe ini adalah senang akan keindahan, bentuk-
bentuk simetris, harmonis, segala sesuatu dipandang dari sudut keindahan.
4. Sociatic, mereka yang lebih mengutamakan nilai- nilai sosial atau hubungan dengan orang
lain sebagai pola hidupnya. Beberapa sifat dari tipe ini, menyayangi orang lain, simpatik,
baik, meninjau persoalan dari hubungan antar sesama manusia.
5. Politic, yaitu mereka yang menjadikan nilai-nilai politic sebagai pola hidupnya. Ia
memiliki dorongan untuk menguasai orang lain, menjadi manusia terpenting dalam
kelompoknya.
Erich Fromm membagi manusia atas dua tipe berdasarkan orientasi dirinya, yaitu yang
Berorientas Produktif (Productive Orientation) dan yang Berorientasi Tidak Produktif
(Unproductive Orientation).Individu yang memiliki Orientasi Produktif, adalah yang
memiliki pandangan realistis, mampu melihat segala sesuatu secara objektif dengan
kelebihan dan kekurangannya.Ia beranggapan bahwa dirinya mempunyai kekuatan,
kemampuan, tetapi juga kekurangan- kekurangan, demikian juga halo rang lain ada kelebihan
dan kekurangannya. Untuk mengatasi segala persoalan yang dihadapi dalam hidupnya
diperlukan suatu kerjasama. Setiap individu wajib mengembangkan kemampuan yang ada
pada dirinya, serta wajib berusaha untuk mencapai apa yang dicita-citakannya.
1. Receptive atau penerima, tipe ini mempunyai asumsi bahwa sumber kekuatan ada di luar
dirinya, dia tidak bisa apa- apa, yang bisa dia lakukan adalah menerima apa yang dibuat dan
dihasilkan oleh orang lain.
2. Exploitative atau pemeras. Tipe ini hampir sama dengan tipe pertama, ahwa sumber
kekuatan ada di luar dirinya, tetapi cara menguasainya bukan dengan cara menerima tetapi
harus merebutnya. Semboyan orang dari tipe ini adalah “mangga curian lebih enak dari yang
ditanam sendiri”.
3. Hoarding atau tertutup. Individu yang bertipe ini punya anggapan bahwa sumber kekuatan
ada pada dirinya. Karena dia merasa kuat dan mampu sendiri, maka ia tidak membutuhkan
saran, pendapat ataupun kerjasama dengan orang lain, dirinya tertutup untuk dunia luar.
4. Marketing Personality atau pribadi pasar. Tipe ini bertolak dari anggapan yang sama
dengan tipe tiga, bahwa sumber kekuatan ada dalam dirinya, tetapi caranya adalah menjual
atau memasarkan apa yang dimilikinya. Pribadi pasaran ini, seperti halnya pedagang
iaberusaha menjual apa yang laku di pasaran dengan harga tinggi. Jadi pribadinya berubah-
ubah sesuai dengan pasaran atau situasi kondisi yang memintanya.
Apa yang dikemukakan oleh Erick Fromm bukan sekedar tipe- tipe kepribadian, tetapi juga
pemisahan mana pribadi yang sehat dan mana yang tidak sehat. Orientasi diri yang produktif
menunjukkan pribadi yang sehat, sedangkan orientasi yang tidak produktif menunjukkan
pribadi yang tidak sehat.
Freud mengemukakan adanya enam tahapan perkembangan fisiologis manusia yang meliputi:
a. Tahap Oral; (umur 0 sampai sekitar 1 tahun). Dalam tahap ini mulut bayi merupakan
daerah utama daripada aktivitas yang dinamis pada manusia.
b. Tahap Anal; (antara umur 1 sampai 3 tahun). Dalam tahap ini dorongan dan aktivitas
gerak individu lebih banyak terpusat pada fungsi pembuangan kotoran.
c. Tahap Falish; (antara umur 3 sampai sekitar 5 tahun). Dalam tahap ini, alat-alat kelamin
merupakan daerah perhatian yang penting, dan pendorong aktivitas.
d. Tahap Latent; (antara umur 5 sampai 12 dan 13 tahun). Dalam tahap ini, dorongan-
dorongan aktivitas dan pertumbuhan cenderung bertahan dan sepertinya istirahat dalam arti
tidak meningkatkan kecepatan pertumbuhan.
e. Tahap Pubertas; (antara umur 12/13 sampai 20 tahun). Dalam tahap ini, dorongan-
dorongan aktif kembali, kelenjar-kelenjar indoktrin tumbuh pesat dan berfungsi mempercepat
pertumbuhan ke arah kematangan.
f. Tahap Genital; (setelah umur 20 tahun dan seterusnya). Dalam tahap ini, pertumbuhan
genital merupakan dorongan penting bagi tingkah laku seseorang.
Pentahapan seperti yang dikemukakan oleh Freud di atas kurang begitu menjelaskan secara
menyeluruh mengenai pertumbuhan dan perkembangan fisiologis, hal ini barangkali
disebabkan karena titik tinjau Freud tentang perkembangan pribadi lebih terjurus pada sudut
pandang seksualitas. Berikut ini dikemukakan tahap-tahap perkembangan fisiologis yang
cukup terperinci sesuai dengan hasil penelitian Gesell dan Amatruda yang dilaporkan dalam
buku: “Developmental Diagnosis” New York Hoeber Medical Division, Harper & Row,
Publisher. Inc.
a. Tahap Konsepsi; (dalam seminggu sesudah pembuahan). Dalam tahap ini sperma
memasuki ovum dan dalam proses pertumbuhannya terjadi pula pengorganisasian sel-sel
“germinal”.
b. Tahap Embrionik; (1minggu sesudah konsepsi sampai umur 8 minggu). Dalam tahap ini
setelah ovum dimasuki oleh saraf dari ibu, terjadilah pertumbuhan sistem saraf. Dalam proses
pertumbuhan sistem saraf ini terjadi pula pembentukan fungsi preneural.
c. Tahap Fetal; (umur 2 bulan sampai dengan 2,5 bulan). Dalam tahap ini terjadi
pembentukan fungsi informasi dan komunikasi dengan sensitivitas oral.
d. Tahap Perluasan Fetal; (umur 2,5 bulan sampai dengan 3,5 bulan). Dalam tahap ini terjadi
perluasan pembentukan fungsi fital dengan berkembangnya sistem saraf dan jaringan otak di
kepala.
f. Tahap Perkembangan Alat Pernafasan; (umur 4 bulan sampai dengan 4,5 bulan). Dalam
tahap ini terjadi perkembangan fungsi pernafasan pada bayi prenatal.
g. Tahap Perkembangan Fungsi Tangan; (umur 4,5 bulan sampai dengan 5 bulan). Dalam
tahap ini, tangan dan jari-jarinya mulai dapat bergerak-gerak.
h. Tahap Perkembangan Fungsi Leher; (umur 5 bulan sampai 6 bulan). Dalam tahap ini
terjadi percepatan gerakan dan reflek pada leher.
i. Tahap Perkembangan Fungsi Otonomik; (umur 6 bulan sampai lahir). Dengan semakin
lengkapnya pertumbuhan materil tubuh bayi, maka dalam tahap ini berkembanglah fungsi
sistem otonomik dengan pengendalian psikokimiawi.
FASE KELAHIRAN
j. Tahap Kelahiran; (umur 9 bulan sampai dengan 10 bulan). Dalam tahap ini terjadi
perkembangan pesat pada fungsi-fungsi vegetatif.
k. Tahap Perkembangan Fungsi Penglihatan; (umur 1 bulan dan berlangsung sampai umur 4
bulan). Bayi dapat melihat benda-benda di alam sekitarnya.
l. Tahap Keseimbangan Kepala; (umur 4 bulan sampai dengan 7 bulan). Dalam tahap ini
gerakan-gerakan kepala semakin seimbang.
m. Tahap Perkembangan Fungsi Tangan; (umur 7 bulan sampai dengan 10 bulan). Dalam
tahap ini gerakan-gerakan tangan anak semakin terarah dan semakin kuat, sehingga anak
cakap memegang dan menangkap sesuatu dengan tangannya.
n. Tahap Perkembangan Fungsi Otot dan Anggota Badan; (umur 10 bulan sampai dengan 1
tahun). Dalam tahap ini anak mengalami perkembangan berangsur-angsur dalam hal duduk,
merayap, merangkak dan merambat.
o. Tahap Perkembangan Fungsi Kaki; (umur 1 tahun sampai dengan 1,5 tahun). Dalam tahap
ini anak mulai dapat berdiri dan belajar berjalan.
p. Tahap Perkembangan Fungsi Verbal; (umur 1,5 tahun sampai 2 tahun). Dalam tahap ini
anak mulai dapat menirukan dan mengucapkan kata-kata, dan kemudian memunculkan
pertanyaan-pertanyaan singkat.
q. Tahap Perkembangan Toilet; (umur 2 tahun sampai 3 tahun). Dalam tahap ini anak
sudah mulai dapat belajar kencing dan buang air besar tanpa bantuan orang lain.
r. Tahap Perkembangan Fungsi Bicara; (umur 3 tahun sampai 4 tahun). Dalam tahap ini
anak mulai berbicara secara jelas dan berarti.Kalimat-kalimat yang diucapkan anak semakin
baik.
s. Tahap Belajar Matematik; (umur 4 tahun sampai 5 tahun).dalam tahap ini anak mulai
dapat belajar matematik sederhana misalnya menyebutkan bilangan, menghitung urutan
bilangan, dan penguasaan jumlah kecil dari benda-benda.
t. Tahap Sosialitas; (umur 5 sampai menjelang umur 7 tahun). Dalam tahap ini anak mulai
dapat belajar bergaul dengan teman-teman sebayanya.Dalam umur ini anak siap mengikuti
pendidikan kanak-kanak.
Perkembangan pribadi yang dikemukakan Gesell dan Amatruda di atas terbatas selama masa
sejak konsepsi sampai anak berumur 5 tahun. Untuk tahap-tahap perkembangan berikutnya,
dapatlah dikemukakan sebagai berikut:
u. Tahap Inteletual; (umur 7 tahun sampai 12 tahun). Dalam tahap ini fungsi-fungsi ingatan
imajinasi dan pikiran pada anak mulai berkembang.Anak mulai mampu mengenal sesuatu
secara objektif.Anak juga mulai mampu berpikir kritis.
v. Tahap Pubertas; (umur 12 sampai 17 tahun). Dalam tahap ini, pertumbuhan dan
perkembangan fungsi kelenjar indoktrin terjadi secara pesat.Perkembangan fungsi kelenjar-
kelenjar indoktrin terutama kelenjar sel-sel germinal sangat mempengaruhi perkembangan
tingkah laku manusia.
w. Tahap Pematangan Fisiologis; (17 tahun sampai 20 tahun). Dalam tahap ini, pertumbuhan
fisik anak menuju kea rah kematangan fisiologisnya.Semua fungsi jasmaniahnya berkembang
menjadi seimbang.Keseimbangan fungsi fsiologis memungkinkan pribadi manusia
berkembang secara positif sehingga manusia semakin mampu bertingkah laku sesuai dengan
tuntutan sosial, moral serta intelektual.
Perkembangan psikologis pribadi manusia di muali sejak masa bayi hingga masa
dewasa.Seperti halnya pada perkembangan fisiologis, maka perkembangan psikologis melalui
pentahapan tertentu yang berbeda dengan pentahapan perkembangan fisiologis.Mengenai
perkembangan psikologis manusia ini sudah banyak dibahas oleh para ahli. Diantara mereka
telah ada usaha untuk menemukan tahap-tahap perkembangan jiwa, seperti menurut Jean
Jacques Rousseau (1712-1778), perkembangan fungsi dan kapasitas kejiwaan manusia
berlangsung dalam lima tahapan sebagai berikut:
a) Tahap Perkembangan Masa Bayi; (sejak lahir sampai umur 2 tahun). Dalam tahap ini,
perkembangan pribadi lebih didominasi oleh perasaan.Perasaan-perasaan senang ataupun
tidak senang menguasai diri anak bayi, sehingga setiap perkembangan fungsi pribadi dan
tingkah laku bayi sangat dipengaruhi oleh perasaannya.Perasaan itu sendiri tidak tumbuh
dengan sendirinya, melainkan berkembang sebagai akibat dari adanya reaksi-reaksi bayi
terhadap stimuli lingkungannya.
b) Tahap Perkembangan Masa Kanak-Kanak; (2 tahun sampai 12 tahun). Dalam tahap ini,
perkembangan pribadi anak di mulai dengan makin berkembangnya fungsi-fungsi indra anak
untuk mengadakan pengamatan. Perkembangan fungsi ini memperkuat perkembangan fungsi
pengamatan pada anak.Bahkan dapat dikatakan bahwa perkembangan setiap aspek kejiwaan
anak pada masa ini didominasi oleh pengamatannya.
c) Tahap Perkembangan pada masa Preadolesen; (12 tahun sampai 15 tahun).Dalam tahap
ini, perkembangan fungsi penalaran intelektual pada anak sangat dominan. Dengan adanya
pertumbuhan sistem saraf serta fungsi pikirannya, anak mulai kritis dalam menanggapi
sesuatu idea tau pengetahuan dari orang lain. Kekuatan intelektual kuat, energi fisik kuat,
sedangkan kemauan kurang keras.Dengan pikirannya yang berkembang, anak mulai belajar
menemukan tujuan-tujuan serta keinginan-keinginan yang dianggap sesuai baginya untuk
memperoleh kebahagiaan.
d) Perkembangan pada Masa Adolense; (15 tahun sampai 20 tahun). Dalam tahap
perkembangan ini, kualitas kehidupan manusia diwarnai oleh dorongan seksual yang kuat.
Keadaan ini membuat orang mulai tertarik kepada orang lain yang berlainan jenis kelamin. Di
samping itu, orang mulai mengembangkan pengertian tentang kenyataan hidup serta mulai
memikirkan pola tingkah laku yang bernila moral.Ia juga mulai belajar memikirkan
kepentingan sosial serta kepentingan pribadinya. Berhbung dengan berkembangnya
keinginan dan emosi yang dominan dalam pribadi orang dalam masa ini, maka orang dalam
masa ini sering mengalami kegoncangan serta ketegangan dalam jiwanya.
e) Masa Pematangan Diri; (setelah umur 20 tahun). Dalam tahap ini, perkembangan fungsi
kehendak mulai dominan.Orang mulai dapat membedakan adanya tiga macam tujuan hidup
pribadi, yaitu pemuasan keinginan pribadi, pemuasan keinginan kelompok, dan pemuasan
keinginan masyarakat. Semua ini akan direalisasikan oleh individu dengan belajar
mengandalkan daya kehendaknya. Dengan kemauannya, orang melatih diri untuk memilih
keinginan-keinginan yang akan direalisasikan dalam tindakan-tindakannya. Realisasi setiap
keinginan ini menggunakan fungsi penalaran, sehingga orang dalam masa perkembangan ini
mulai mampu melakukan “self direction” dan “self controle”.Dengan kemampuan “self
direction” dan “self controle” itu, maka manusia tumbuh dan berkembang menuju
kematangan untuk hidup berdiri sendiri dan bertanggung jawab.
Mengenai pentahapan perkembangan pribadi manusia dari sudut tinjauan teknis umum
penyelenggaraan pendidikan dapat dikemukakan berdasarkan pendapat John Amos Comenius
(1952), mengenai perkembangan pribadi manusia terdiri atas lima tahap, yaitu:
b. Tahap Enam Tahun Kedua;tahap perkembangan fungsi ingatan dan imajinasi individu
yang memungkinkan anak mulai mampu menggunakan fungsi intelektualnya dalam usaha
mengenal dan menganalisis lingkungannya.
c. Tahap Enam Tahun Ketiga; tahap perkembangan fungsi inteletual yang memungkinkan
anak mulai mampu mengevaluasi sifat-sifat serta menemukan hubungan-hubungan antar
variabel di dalam lingkungannya.
d. Tahap Enam Tahun Keempat; tahap perkembangan fungsi kemampuan berdikari, “self-
direction” dan “self-controle”.
Psikologi kepribadian adalah salah satu cabang-cabang psikologi. Sesuai dengan namanya
psikologi kepribadian mempelajari kepribadian individu dengan menggunakan berbagai cara
dan pendekatan.
B. Pendekatan Typological
1) Tipologi Fisik
a) Tipologi Hypocrates-Galenus
Lebih dari 400 tahun sebelum Masehi Hippocrates, seorang tabib dan ahli filsafat yang
sangat pandai dari Yunani, mengemukakan suatu teori kepribadian yang mengatakan bahwa
pada dasarnya ada empat tipe temperamen. Sebenarnya, ada beberapa teori mengenai macam-
macam kepribadian.Teori yang paling popular dan terus dikembangkan adalah
teori Hippocrates Galenus.Yang merupakan pengembangan dari teori Empedokretus.
Berdasarkan pemikirannya, ia mengatakan bahwa keempat tipe temperamen dasar itu adalah
akibat dari empat macam cairan tubuh yang sangat penting di dalam tubuh manusia.
Selalu periang dan penuh pengharapan, menganggap segala sesuatu yang dihadapi amat
penting, tapi segera dapat melupakannya sama sekali sesaat kemudian. Ia ingin menepati
janji-janjinya tapi gagal melaksanakan keinginannya itu sebab ia tidak cukup berminat untuk
menolong orang lain. Ia adalah seorang penghutang yang jelek yang terus menerus minta
waktu untuk membayar. Ia amat luwes, pandai bergaul, periang.
Negatifnya, orang tipe sanguis umumnya berfikiran pendek, sulit berkonsentrasi dan
tidak teratur.mereka dapat stres jika terjebak dalam situasi yang mana hidupnya terasa tidak
menyenangkan karna orang sanguis takut untuk tidak popular
Contohnya:
a. Suka bicara
Berkepala panas, mudah sekali dibangkitkan gairahnya, tapi mudah pula jadi tenang
jika lawan yang dihadapinya mengaku kalah.Ia orang yang sibuk tapi tidak menyukai berada
tepat di tengah-tengah kesibukan usaha sebab ia tidak tabah. Ia menyukai jika dipuji di depan
umum. Ia menyukai penampilan, kemegahan dan formalitas, ia penuh dengan kebanggaan
dan cinta diri sendiri
Sisi negatifnya, mereka orang yang tidak sabaran, segalanya harus cepat karna memang
sifat keproduktivitasnya yang tinggi.mereka juga gampang sekali marah, dan suka berprilaku
kasar. Mereka juga suka kontoversi dan pertengkaran, bertolak belakang dengan dengan
plegmatis yang cinta damai.sifat mereka juga kurang bersimpati dengan sesama, suka
memanipulasi orang lain, memperalat orang lain dan juga susah untuk meminta maaf
walaupun jika dia sendiri salah.
Contohnya:
Menganggap segala sesuatu amat penting.Di segala tempat mereka menemukan alasan
untuk merasa khawatir dan yang pertama-tama mereka perhatikan dari sesuatu keadaan ialah
kesulitan-kesulitannya. Ini dilakukannya tidak atas dasar pertimbangan keakhlakan,
melainkan karena pergaulan dengan orang lain membuat ia khawatir, berprasangka, dan sibuk
berpikir. Justru karena sebab inilah rasa bahagia menjauhinya.
Contohnya :
d. Sensitif
b) Tipologi Kretschmer
1. Tipe piknis:
Sifat-sifat khas tipe ini ialah :
- Badan agak pendek,
- Dada membulat, perut besar, bahu tidak lebar
- Leher pendek dan kuat
- Lengan dan kaki lemah
- Kepala agak “merosot” ke muka diantara keuda bahu, sehingga bagian atas dari
tulang punggung kelihatan sedikit melengkung
- Banyak lemak, sehingga urat-urat dan tulang-tulang tak kelihatan nyata
Tipe ini memperoleh bentuknya yang nyata setelah orang berumur 40 tahun
Lebar bahu 37 cm 34 cm
Dada 94,5 cm 86 cm
Panggul 92 cm 94 cm
Panjang kaki 87 cm 80 cm
Berat badan 68 kg 56 kg
2. Tipe Leptosom
Orang yang bertipe leptosom ukuran-ukuran menegaknya lebih dari keadaan biasa,
sehingga orangnya kelihatan tinggi jangkung, sifat-sifat khas tipe ini ialah:
- badan langsing/kurus, jangkung
- perut kecil, bahu sempit
- lengan dan kaki lurus
- tengkorak agak kecil, tulang-tulang di bagian muka kelihatan jelas
- muka bulat telur
- berat relatif kurang
Dada 84 cm 78 cm
Panggul 85 cm 82 cm
Panjang kaki 90 cm 80 cm
Berat badan 50,5 kg 45 kg
3. Tipe Atletis
Pada orang yang bertipe atletis ukuran-ukuran tubuh yang menegak dan mendatar
dalam perbandingan yang seimbang, sehingga tubuh kelihatan selaras; tipe mini dapat
dipandang sebagai sintesis dari tipe piknis dan tipe leptoson. Sifat-sifat khas tipe ini
ialah:
Dada 91,7 cm 86 cm
Panggul 91 cm 96 cm
Panjang kaki 91 cm 85 cm
Berat badan 63 kg 62 kg
4. Tipe Displatis
Tipe ini merupakan penyimpangan dari ketiga tipe yang telah dikemukakan itu, tidak
dapat dimasukan ke dalam salah satu diantara ketiga tipe itu, karena tidak memiliki
ciri-ciri yang khas menurut tipe-tipe tersebut. Bermacam-macam bagian yang seolah-
olah bertentangan satu sama lain ada bersama-sama. Kretschmer sendiri menganggap
tipe displastis ini menyimpang dari kosntitusi normal. Perlu dicatat, bahwa :
(1) Tipe-tipe itu lebih nyata pada pria dan kurang nyata pada wanita
(2) Dalam prakteknya, yang menjadi penting adalah pertentangan antara piknis dan
leptosom
(3) Tipe-tipe tersebut terdapat baik pada orang yang mengalami gangguan jiwa
maupun pada orang yang sehat
Golongan ini masih hidup di antara orang-orang lain, tetapi seperti telah mengubur
dirinya sendiri, mereka tidak lagi suka menghiraukan apa-apa yang ada di sekitarnya,
mereka kehilangan kontak dengan dunia luar dan seolah-olah hidup untuk dan dengan
dirinya sendiri (autisme).
b. Manis-depresif
Golongan ini sifat jiwanya selalu berubah-ubah, merupakan siklus atau lingkaran
yaitu dari sifat manis (giat, lincah) ke sifat depresif (lemah, tak berdaya), kembali ke
sifat manis lagi lalu gampang berubah menjadi depresif dan seterusnya.
1) Tipe schizothym
2). Die Kuhlen Herrensturen und Egoisten 4). Die Trockenen und Loahmen
2) Tipe cyclthym
Pada waktu yang bersamaan dengan timbul dan berkembangnya madzhab Italia, di
Perancis terdapat pula kegiatan yang serupa, yaitu kegiatan dalam penyelidikan mengenai
variasi tubuh manusia, yang dilakukan oleh sekelompok ahli di bawah pimpinan Sigaud.
Para penyelidik Perancis ini menyelidiki variasi tubuh manusia itu dari segi yang agak
berbeda dengan apa yang dilakukan oleh madzhab Italia.
4) Orang yang kuat susunan saraf sentralnya (berwujud keadan sosial), termasuk
tipe serebral, dengan ciri-cirinya, yaitu langsing, tulang tengkoraknya bagian atas
besar sekali dan lain sebagainya.
Dengan dasar pikiran tersebut di atas dan pendapat penggolongan tersebut, maka untuk
lebih mudah memahaminya dalam uraian ini dapat diikhtisarkan dalam tabel berikut ini :
Fungsi yang
Tipe Keadaan jasmani yang khas
dominan
Pernafasan Respiratoris Thorax dan leher lebih bersar dari pada yang
lain, muka lebar
1). Orang dengan togok kecil cenderung untuk mempunyai bentuk tubuh yang
panjang, yang mempunyai hubungan dengan habitus phthisis.
2). Orang dengan togok besar cenderung untuk mempunyai bentuk tubuh pendek,
yang mempunyai hubungan dengan habitus apoplectis.
2. Tipologi Viola
1. Struktur Fisis
Berbeda dari kebanyakan ahli-ahli dalam lapangan psikologi kepribadian di Amerika
Serikat yang umumnya mengemukakan kompenen-komponen yang banyak sekali,
maka Sheldon menentukan sejumlah kecil variabel jasmaniah dan temperamen yang
tegas, yang dianggapnya merupakan hal yang terpenting dalam tingkah laku manusia
(kendatipun dia tidak menutup kemungkinan untuk penyelidikan-penyelidikan yang
lebih teliti).
Di sini akan dibicarakan cara pendekatan Sheldon untuk mengukur aspek jasmaniah
individu dan selanjutnya dikaji usahanya untuk menentukan komponen terpenting yang
menjadi dasar tingkah laku atau kerpibadian manusia. Dalam hal ini melalui dimensi-
dimensi jasmaniah dapat di bedakan menjadi dua komponen, yaitu
Setelah lama menyelidiki dan menilai dengan teliti dari beberapa obyek
penelitiannya, Sheldon dengan pembantu-pembantunya mengambil kesimpulan, bahwa
ada tiga komponen atau dimensi jasmaniah itu. Ketiga dimensi itu merupakan inti dari
pada tehnik pengukuran struktur tubuh, di antaranya yaitu : Endomorphy,
Mesomorphy dan Ectomorphy.
1). Tipe Endomorph
2). Tipe Mesomorph
3). Tipe Ectomorph
Pada golongan ini relatif didominasi oleh kulit dan sistem saraf.Ectomorph berasal
dari ectoderm, yaitu lapisan terluar dari embrio yang berkembang menjadi kulit dan
sistem saraf.Tubuh yang ectomorph ditandai dengan bentuk tubuh yang tipis, tinggi
dan otot yang lemah, dada kecil dan pipih, otot-ototnya hampir tidak kelihatan. Tubuh
ini memiliki permukaan yang paling luas dibanding dengan dua tipe lainnya, dalam hal
proporsi ectomorph mempunyai otak dan sistem saraf yang paling besar, peka dengan
stimulasi dan memiliki perangkat peralatan yang buruk untuk diupakai kompetisi
dalam hal kekuatan fisik.
Selain itu tiga tipe yang telah diuraikan di atas, menurut Sheldon ada enam tipe
campuran, yaitu di antara tiap dua tipe ada dua tipe campuran, ialah sebagai beriktu :
1). Displasia
Dengan meminjam istilah dari Kretschmer, istilah itu dipakai oleh Sheldon untuk
menunjukkan setiap ketidaktepatan dan ketidaklengkapan campuran ketiga komponen
primer itu pada berbagai daerah dari pada tubuh.Dalam penyelidikan-penyelidikan yang
mula-mula Sheldon menemukan bahwa banyak displasia berhubungan dengan
ectomorphy, dan lebih banyak pada wanita dari pada laki-laki, penyelidikan yang lebih
kemudian membuktikan, bahwa lebih banyak displasia pada para penderita psikosis dari
pada pada mahasiswa.
2). Gynandromorphy
3). Texture
Ernst Meumann (1862-1915) boleh dikatakan seorang sarjana yang ideal pada
zamannya. Ia belajar di Tubingen, Berlin, Halle, Bonn dalam ilmu-ilmu theology,
fisiologi, kedokteran, fisika, filsafat dan psikologi, kemudian menjadi guru besar di
Zurich, Konigsberg, Munster, Halle, Leipzig dan Hamburg.
Oleh karena itu watak (character) adalah disposisi kemauan yang manifest dalam
perbuatan, maka pembahasan tentang watak dapat dikerjakan dengan melalui pembahasan
kemauan. Menurutnya kemauan mengandung tiga aspek pokok, yaitu :
Dipandang dari segi ini Meumann dapat disebut bersifat fisiologis.Sifat-sifat kemauan
itu mempunyai dasar fisiologis dan pada pokoknya tergantung kepada sistem saraf.
Sehingga aspek ini mencakup :
1). Intensitas atau kekuatan kemauan : ada orang yang mempunyai konstitusi saraf
yang kuat dan karenanya mempunyai kekuatan yang besar dan sebaliknya.
2). Lama atau tidaknya orang melakukan tindakan kemauan : juga di sini dengan
mempergunakan hasil-hasil penyelidikan Mosso, Krapelin dan Stern ditunjukkan
bahwa perbedaan dalam hal ini berpangkal pada perbedaan dalam kekuatan saraf.
3). Sebagai taraf perkembangan kemauan yang terjadi berbagai individu yang juga
punya dasar fisiologie, taraf-taraf tersebut adalah :
a). Disposisi untuk bertindak secara instinktif atau impulsif, dan lawannya yaitu
bertindak hati-hati dan menjangkau ke depan (melihat lebih jauh).
Temperamen oleh Meumann diberinya batasan sebagai bentuk afektif aktifitas yang
tergantung kepada kerja sama antara disposisi-disposisi afektif dan volisional.
Bagaimanakah kita mempengaruhi disposisi-disposisi afektif itu?Meumann menjawab
soal ini dengan menunjuk kepada sifat-sifat fundamental perasaan.Jadi dengan demikian
analisis tentang temperamen lalu menjadi analisis tentang perasaan.Sifat-sifat
fundamental tersebut adanya pada manusia dalam conretonya boleh dikata tak terhingga
banyaknya variasinya, tetapi dalam abstractonya secara teori, dapat dilakukan
dikhotomosasi, yaitu penggolongan menjadi dua golongan.
2). Berdasarkan kualitasnya dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu (a). senang
dan (b). tak senang.
4). Berdasarkan atas lama berlangsungnya, yaitu lama atau tidaknya ada dalam
kesadaran, dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu (a). lama dan (b). tak
lama.
5). Berdasarkan atas pengaruhnya (effect) setelah pernah tidak lagi disadari, dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu (a). lama, selalu kemabli kesadaran dan
(b). singakat.
6). Berdasar atas genesisnya, dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu (a).
terutama ditimbulkan oleh perangsang dari luar atau dari dalam dan (b).
terutama ditimbulkan oleh isi-isi kesadaran.
7). Berdasarkan atas hubungannya dengan lain-lain isi kesadaran, dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu (a). rapat / erat, ada penyatuan dan (b). tak rapat.
Kemudian berdasarkan atas bahan-bahan yang baru saja dikemukakan itu, telah dapat
disusun suatu rangka teori temperamen, namun dalam hal ini Meumann masih mencari
segi-segi fisiologinya. Modus atau bentuk terlahirnya perasaan itu dapat bermacam-macam
dan tendens-tendens ekspresif ini mempengaruhi keadaan fisiologis tertentu yaitu :
b). Alat-alat motoris
c). Fungsi-fungsi vaso-motoris
1). Yang berhubungan dengan sifat kerja mental, dalam hal ini dapat dibedakan
adanya tiga kualitas berfikir, yaitu :
Berfikir produktif
Berfikir reproduktif
2). Yang melingkupi taraf kebebasan intelektual, dalam hal ini dapat dibedakan
adanya :
Yang tinggi taraf kebebasannya – bebas
3). Yang melingkupi perbedaan-perbedaan dalam cara berfikir, dalam hal ini ada
dua, yaitu :
g) Tipologi J. Bahnsen
a. Temperamen
1). Spontanitas (spontaneity)
Spontanitas nampak jika orang menentukan sikap atau bertindak, terlepas dari
pengaruh orang lain, jadi sikap atau tindakan itu benar-benar berpangkal pada jiwa
sendiri. Sikap atau tindakan disebut spontan apabila diambil atau dilakukan tanpa
adanya paksaan dari luar (orang lain). Dalam congritnya variasi spontanitas ini boleh
dikata tak terhingga, akan tetapi secara teori dapat dilakukan dikhotomisasi, sehingga
ada dua macam spontanitas, yaitu (a). yang lemah dan (b). yang kuat.
2). Reseptivitas (receptivity)
Yang dimaksud dengan reseptivitas ialah cara bagaimana orang menerima kesan,
apakah cepat atau lambat. Juga di sini secara teori terdapat dua macam reseptivitas,
yaitu (a).yang cepat dan (b). yang lambat.
3). Impresionabilitas (impressionability)
4). Reaktivitas (reactivity)
Adapun yang dimaksud dengan reaktivitas ialah lama atau tidaknya sesuatu kesan
mempengaruhinya.Secara teori kualitas ini juga dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu (a).yang lama dan (b). yang tidak lama.
DAFTAR PUSTAKA
Dalam bahasa Jawa disebut gembung, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut trunk
http://mnasichinalmuiz.blogspot.com/2012/06/tipologi-psikologi-kepribadian.html
http://blogpsikologi.blogspot.com/2015/08/tipologi-tipologi-dalam-psikologi.html
https://dosenpsikologi.com/jenis-tipologi-dalam-kepribadi
1. Seorang anak dibesarkan di lingkungan religius, ada kemungkinan besar ia akan religius
juga. Hal ini karena dibentuk oleh faktor ...
a. Teman kerja
b. Teman bermain
c. Lingkungan sosial
d. Lingkungan alam
e. Orang tua
2. Media massa berdampak positif dan negatif. Salah satu dampak positifnya adalah ...
a. Pengetahuan
b. Kekerasan
c. Sikap konservatif
d. Sikap pergaulan bebas
e. Bermain
3. Game stage adalah fase sosialisasi yang terjadi pada masa...
a. Orang tua
b. Kanak-kanak
c. Dewasa
d. Remaja
e.lansia
4. Suatu proses dalam sosialisasi dimana seseorang mengalami penerimaan identitas baru
dalam bermasyarakat di sebut proses ……
a. Desosialisasi
b. Inkulturasi
c. Internalisasi
d. Resosialisasi
e.imigrasi
5. Media primer yang berkewajiban mengenalkan nilai dan norma pada seorang anak
adalah ....
a. Teman sepermainan
b. Sekolah
c. Lingkungan kerja
d. Keluarga
e.tetangga
6. Seorang anak mulai berhubungan dengan lingkungan luar yang lebih luas seperti
sekolah, pasar, dsb. Hal ini terjadi pada proses sosialisasi ....
a. Primer
b. Tersier
c. Sekunder
d. Individu
e.celompoc
7. Kekuatan-kekuatan dari dalam individu yang menggerakan untuk sesuatu adalah
faktor ...
a. Sifat dasar
b. Motivasi
c. Perbedaan individu
d. Minat
e.peminatan
8. Proses seseorang mempelajari nilai dan norma guna berpartisipasi dalam kelompok
disebut ....
a. Sosialisasi kelompok
b. Sosialisasi bangsa
c. Sosialisasi golongan
d. Sosialisasi individu
e.sosialisasi umum
unci Jawaban:
1. c. Lingkungan sosial
2. a. Pengetahuan
3. b. Kanak-kanak
4. d. Resosialisasi
5. d. Keluarga
6. c. Sekunder
7. b. Motivasi
8. a. Sosialisasi kelompok