KEBUTUHAN
Ada dua jenis cinta (dewasa) yakni Deficiency atau D-Love dan Being atau B-
love. Kebutuhan cinta karena kekurangan, itulah D-Love; orang yang mencintai
sesuatu yang tidak dimilikinya, seperti harga diri, seks, atau seseorang yang
membuat dirinya menjadi tidak sendirian. Misalnya : hubungan pacaran, hidup
bersama atau perkawinan yang membuat orang terpuaskan kenyamanan dan
keamanannya. D-love adalah cinta yang mementingkan diri sendiri, yang
memperoleh daripada memberi.
B-Love didasarkan pada penilaian mengenai orang lain apa adanya, tanpa
keinginan mengubah atau memanfaatkan orang itu. Cinta yang tidak berniat
memiliki, tidak mempengaruhi, dan terutama bertujuan memberi orang lain
gambaran positif, penerimaan diri dan perasaan dicintai, yang membuka
kesempatan orang itu untuk berkembang.
adalah teori pengharapan/expectancy theory dari Victor Vroom (Robbins, 1996). Ada tiga
konsep yang dijadikan building blocks dalam teori pengharapan yaitu: (1) performance-
outcome expectancy. Individu percaya bahwa jika mereka berperilaku tertentu, maka mereka
akan mendapatkan sesuatu yang tertentu pula; (2) valence. Setiap outcome memiliki sebuah
nilai/valence bagi individu tertentu. Outcome memiliki valence yang berbeda-beda bagi
sertiap orang; dan (3) effort-performance expectancy. Expectancy merepresentasikan persepsi
individu tentang seberapa keras usaha untuk mencapai suatu perilaku dan kemungkinan
Secara umum motivasi untuk berusaha berperilaku dalam cara tertentu akan paling
bahwa outcomes tersebut memiliki nilai positip bagi dirinya (valence); dan (c) individu
percaya bahwa mereka akan dapat mencapai performance pada tingkat yang diinginkan
memotivasi karyawan. Theory ini didasarkan pada sejumlah asumsi yang berkaitan dengan
c. Perbedaan orang-orang mempunyai perbedaan tipe dari kebutuhan, keinginan, dan tujuan.
d. Orang-orang membuat keputusan diantara rencana alternatif dari perilaku didasarkan pada
Oleh sebab itu motivasi tergantung pada situasi dimana mereka dan bagaimana
mereka mengkaitkan dengan kebutuhan. Adapun implikasi yang dapat dilakukan oleh
manager :
1) Tentukan jenis outcomes atau rewards yang memiliki valensi bagi pekerja
sistem rewards, design peran, tugas, dan pekerjaan, pentingnya struktur kelompok, peran
supervisor, pengukuran motivasi dan individualizing organizations.
2. Teori Hawthorn
Suatu hal yang sangat penting dan sangat berarti ditemukan bahwa untuk
meningkatkan prestasi kerja karyawan, perlu adanya faktor relations. Jadi karyawan
mendapat prhatian khusus secara peribadi terhadap dirinya dan juga kelompoknya, maka
produktivitasnya akan meningkat. Oleh karena itu, seorang wirausaha harus pandai
mendekati dan memperhatikan pekerjaan yang sedang dikerjakan karyawan.[6]
Sumber:
Anwar, Muhammad. 2013. Pengantar Kewirausahaan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Prenada
Media Group
Gitosudarmo, dkk. 2000. Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta: BPFE
Sinungan. 1995. Produktivitas, Apa dan Mengapa. Jakarta: Bumi Aksara