Anda di halaman 1dari 12

GEN DAN LINGKUNGAN

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Umum

Dosen Pengampu: Arizka Harisa, S.Psi.,M.Si.

Oleh:

MOCH FARISTRA INSASEMA


NIM: 221310235
MUHAMMAD KHALIQ
NIM: 221310246
NABILAH FITRIYAH
NIM: 221310249
SUAIBATUL ASLAMIYAH
NIM: 221310253

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS PERGURUAN TINGGI ILMU AL-QUR’AN JAKARTA
1444 H /2023 M
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT, Dzat Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,
sehingga kita dapat merasakan kasih dan sayang-Nya. Shalawat serta salam selalu terlimpah
kepada junjungan dan panutan kita Nabi Muhammad SAW. kemudian kepada sahabat dan semua
umatnya di akhir zaman.

Ucapan terimakasih kepada dosen kami, Arizka Harisa, S.Psi.,M.Si. yang telah memberi
tugas kepada kami sehingga ini menjadi wawasan tambahan untuk para mahasiswa Universitas
Perguruan Tinggi Ilmu Qur’an khususnya. Makalah dengan judul “Gen dan Lingkungan” ini
dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Umum serta memungkinkan menjadi
sumber ilmu dan referensi tambahan bagi yang lain jika diperlukan.

Akhirnya dengan izin Allah, semoga apa yang kita lakukan mendapat keridhoan dan
maghfirah-Nya. Semoga dengan penyusunan makalah ini mampu meningkatkan kualitas
kemampuan penyusunan makalah kepada para pembacanya khususnya para mahasiswa. Kritik
dan saran akan sangat berguna bagi kami dalam penyusunan makalah selanjutnya.

Jakarta, 28 Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
BAB I....................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN.................................................................................................... 1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan........................................................................................... 1
BAB II...................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN.......................................................................................................2
A. Genetika Manusia..........................................................................................2
B. Pengaruh Genetik Terhadap Perbedaan Tingkah Laku.................................5
C. Lingkungan Dari Masa Pranatal....................................................................6
D. Kematangan...................................................................................................6
E. Lingkungan Sebagai Pengalaman Sosial........................................................7
BAB III.....................................................................................................................9
PENUTUP................................................................................................................ 9
A. Kesimpulan....................................................................................................9
B. Saran..............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku dan proses mental manusia. Dalam sudut
pandang psikologi, manusia dipandang sebagai entitas yang kompleks, yang dipengaruhi oleh
berbagai faktor internal dan eksternal.
Psikologi membantu kita memahami bagaimana manusia berpikir, merasa, dan bertindak.
Melalui pemahaman yang lebih baik tentang manusia dari perspektif psikologi, kita dapat
mengaplikasikan pengetahuan ini untuk memecahkan masalah psikologis yang dihadapi manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Genetika Manusia ?
2. Apa itu Pengaruh Genetik Terhadap Perbedaan Tingkah Laku ?
3. Apa itu Lingkungan Dari Masa Pranatal?
4. Apa itu Kematangan?
5. Apa itu Lingkungan Sebagai Pengalaman Sosial ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui yang dimaksud dengan Genetika Manusia
2. Mengetahui yang dimaksud dengan Pengaruh Genetik Terhadap Perbedaan
Tingkah Laku
3. Mengetahui yang dimaksud dengan Lingkungan Dari Masa Pranatal
4. Mengetahui yang dimaksud dengan Kematangan
5. Mengetahui yang dimaksud dengan Lingkungan Sebagai Pengalaman
Sosial

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Genetik Manusia
Gen adalah suatu unit fungsional dasar hereditas yang merupakan titik focal dalam ilmu
genetika modern. Pada semua cabang-cabang ilmu genetik, gen merupakan benang merah yang
mempersatukan keberagaman dalam pelaksanaan percobaan.1,2 Para ahli ilmu genetik memiliki
perhatian yang sangat besar terhadap transmisi genetik dari generasi ke generasi, struktur fisik
genetik, variasi dalam genetik, dan terhadap cara bagaimana genetik menurunkan sifat-sifat dari
sebuah spesies. Konsep genetik pertama kali diperkenalkan pada tahun 1865 oleh Gregor Mendel.

Setelah itu, tidak banyak kemajuan dalam memahami hereditas yang telah dilakukan.
Gagasan yang sedang berlaku pada saat itu adalah sperma dan sel telur mengandung sebuah
sampling/cuplikan intisari dari berbagai bagian pada tubuh induk, sehingga pada proses
pembuahan, intisari ini bercampur entah bagaimana untuk membentuk sifat individu baru
yang dihasilkan. Ide ini yang disebut ”blending inheritance” (keturunan campuran) disusun
untuk menjelaskan fakta bahwa hasil keturunan biasanya menunjukkan beberapa sifat yang
sama dengan kedua induknya. Namun, ada beberapa masalah yang dihasilkan dari ide ini,
satu diantaranya adalah hasil keturunan tidak selalu merupakan campuran antara sifat kedua
induknya. Usaha untuk mengembangkan dan meningkatkan teori ini tidak mengarahkan pada
pengertian yang lebih tentang hereditas.

Kemudian sebagai hasil dari penelitiannya terhadap tanaman kacang polong, Mendel
mengajukan teori alternatif yaitu ”particulate inheritance” (inheritan partikulat). Menurut teori
Mendel, karakter-karakter ditentukan oleh unit-unit yang mempunyai ciri tersendiri yang
diturunkan secara utuh ke generasi berikutnya. Model ini dapat menjelaskan berbagai hasil
pengamatan yang tidak dapat dijelaskan oleh teori keturunana campuran. Teori Mendel juga dapat
digunakan dengan baik sebagai kerangka untuk pengertian tentang mekanisme hereditas lebih
lanjut dan terinci.

Pentingnya hasil pemikiran Mendel tersebut tidak dikenal sampai sekitar tahun 1900
(setelah kematiannya). Karya tulisnya kemudian ditemukan kembali oleh tiga saintis, setelah
masing-masing mendapatkan hasil yang serupa secara terpisah. Penelitian Mendel merupakan
bentuk dasar dari analisis genetika. Ia memberikan pendekatan secara eksperimental dan logis
untuk hereditas yang masih digunakan sampai sekarang ini.

2
3

B. Pengaruh Genetik Terhadap Perbedaan Tingkah Laku


Merupakan bidang studi ilmiah yang secara khusus menyelidiki
pengaruh genetik terhadap karakter individu khususnya perilaku dalam suatu lingkungan.
Korelasi genetika perilaku telah dipelajari sejak tahun 1920-an oleh seorang ilmuan
inggris bernama Francis Galton. Melalui sebuah studi awal dengan model penelitian kepada
sepasang anak kembar, ilmuwan tersebut kemudian menciptakan sebuah ungkapan baru
yaitu nature and nurture. Studi tersebut kemudian menjadi pionir pertama dari sebuah kemajuan
besar penelitian genetik molekuler yang membukakan penemuan ilmiah baru pada tahun-tahun
berikutnya. Penemuan ini pun menjadi dasar dari studi pemodelan perilaku yang memakai
penyilangan tertentu pada manusia dan makhluk hidup lain.
Hingga tahun 1980-an, genetika perilaku menjadi salah satu penemuan terpenting
yang mempengaruhi pemahaman modern tentang peran pengaruh genetik dan lingkungan
terhadap perilaku individu. Dari penelitian lain yang mempelajari anak kembar dengan anggota
keluarga lainnya, studi perilaku menunjukkan bahwa genetika memegangperanan yang
signifikan dalam pembentukan karakter individu.
Bukti ilmiah tersebut dihitung dari hasil penelitian yang setengahnya menunjukan terjadi
perbedaan pada perilaku saat dilakukan tes kepribadian. Bahkan yang lebih menarik lagi, adalah
dari hasil penelitian tes IQ menunjukan lebih banyak perubahan yang terjadi akibat genetika.
Sementara itu, studi anggota keluarga memperlihatkan bahwa pengaruh lingkungan yang
besar justru akan membentuk karakter setiap individu menjadi semakin berbeda beda.
Penelitian tersebut pada akhirnya telah berhasil memaparkan sebuah bukti ilmiah bahwa
lingkungan dan genetika memberikan pengaruh signifikan pada karakter
kepribadian, spikopatalogi maupun kemampuan kognitif seseorang secara signifikan.

Penelitian-penelitian lanjutan kemudian memberikan pemahaman bahwa selain faktor


lingkungan, genetika juga memiliki relasi dengan pembentukan sikap hidup seseorang. Korelasi
genetik dan pengalaman hidup tersebut lalu membentuk identitas diri dan mempengaruhi
perangai seseorang dalam suatu lingkungan.

Kedua hal ini dicerminkan melalui perilaku individu spesifik seperti cara bicara, respon
terhadap kegagalan serta cara menjalin sebuah hubungan interpersonal. Korelasi kemudian
semakin dikembangkan seiring dengan perkembangan zaman.

Salah satu pengembangan lain tersebut adalah memfokuskan penelitian genetika perilaku
4

pada identifikasi gen spesifik yang dinilai dapat mempengaruhi dimensi perilaku
individu. Beberapa contoh dimensi perilaku individu
yaitu kepribadian dan kecerdasan individu yang disertai beberapa jenis disorder lain
seperti autisme, hiperaktif, depresi dan skizofreni.

C. Lingkungan Dari Masa Pranatal


Lingkungan pranatal ialah lingkungan manusia sebelum lahir ataupun lingkungan
embrio / janin yang ada di dalam kandungan ibu. Hal ini penting untuk diutarakan di
dalam artikel ini dalam rangka pembinaan sumber daya manusia.
Berbagai alasan bagi pembahasan lingkungan pranatal adalah sebagai berikut :

1) Anak – anak yang akan dilahirkan merupakan generasi penerus bangsa, oleh
karenanya perlu ditingkatkan kualitasnya.

2) Kesehatan anak sangat dipengaruhi oleh kesehatan embrio / janin sewaktu masih di
dalam kandungan.

3) Kesehatan embrio / janin sangat dipengaruhi oleh kesehatan ibu serta lingkungan
ibunya.

4) Investasi yang ditaruh pada janin cukup besar, sehingga perlu dipelihara kesehatannya.
Bayi yang dilahirkan diharapkan dapat menjadi orang yang produktif sehingga
mampu mengembalikan investasi yang ditaruh padanya.

5) Kesehatan merupakan syarat utama bagi peningkatan produktivitas, dan produktivitas


merupakan prasyarat utama bagi tercapainya tujuan pembangunan.

 Lingkungan pranatal terdiri atas beberapa bagian sebagai berikut :

a) Lingkungan matro atau Lingkungan ibu atau Lingkungan postnatal

b) Lingkungan embrio / janin yang selanjutnya dibagi lagi menjadi dua bagian :

c) Lingkungan makro (tubuh ibu)

d) Lingkungan mikro (rahim ibu beserta isinya).

Secara alamiah embrio / janin mendapat perlindungan dari ibu dalam berbagai aspek, oleh
karenanya lingkungan prenatal relatif lebih baik daripada lingkungan postnatal, namun demikian
masih terdapat banyak faktor - faktor digenik yang perlu diperhatikan.
5

Lingkungan mikro terdiri atas otot - otot rahim, plasenta, cairan amnion, janin lain pada
kehamilan kemar, dan lain - lainnya. Lingkungan mikro ini melidungi embrio (0-2 bulan), dan
janin (3-9 bulan) dari berbagai faktor disgenik seperti tekanan mekanis, bakteri patogen, dan lain
- lainnya.

Plasenta berbentuk diskoid, berdiameter 15 - 20 cm, tebalnya antara 2 - 3 cm, dan


beratnya rata - rata adalah 500 gram. Plasenta mempunyai dua fungsi utama, yakni :

1. mebuat hormon - hormon sehingga lapisan endometrium rahim tetap baik


untuk perkembangan embrio / janin.

2. merupakan media transfer berbagai zat dari ibu ke anak dan sebaliknya.
Segala keperluan nutrisi anak diambil dari ibu dan disalurkan ke anak
melalui plasenta. Makanan yang didapat anak dari ibu adalah makanan
yang siap pakai, sehingga anak tidak perlu melakukan pencernaan, karena
pada fase ini saluran pencernaan anak belum berfungsi. Begitu pula
keperluan akan oksigen untuk pernapasan. Plasenta juga berfungsi untuk
menyalurkan berbagai jenis buangan anak, baik yang berbentuk cair
maupun gas. Plasenta juga berfungsi sebagai barrier terhadap berbagai zat
dan fungsi ini tergantung premeabilitasnya.

C. Kematangan

Setiap individu yang mencapai usia dewasa biasanya akan


berusaha mencapai tingkat kematangan, karena orang yang telah dewasa
memiliki pertumbuhan dan perkembangan sehingga memiliki ciri tertentu
dalam kematangan. Menurut Monks (1999 : 2) kematangan didefinisikan
sebagai kesiapan individu dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan
tertentu dan kemampuan untuk berfungsi dalam tingkat yang lebih tinggi
sebagai hasil pertumbuhan.
Sedangkan menurut Desmita (2008 : 7), kematangan merupakan
suatu potensi yang dibawa individu sejak lahir, timbul dan bersatu dengan
pembawaannya serta turut mengatur pola perkembangan tingkah laku
individu. Kematangan menurut Gunarsa hasil dari percobaan Gessel dan
6

Tompson (dalam Gunarsa : 36) adalah syarat mutlak dalam perkembangan-


perkembangan aktivitas dasar dan bukan hal belajar atau proses belajar.
Terdapat beberapa definisi tentang kematangan sosial yang diantaranya menyatakan
bahwa kematangan sosial merupakan puncak dari perkembangan sosial yang dialami
seseorang, adanya kematangan sosial menunjukkan bahwa individu sudah siap atau
mampu melakukan sesuatu atau menerima stimulus atau rangsangan tertentu dengan
tingkat kematangannya. Proses kematangan sosial tersebut ditandai oleh

kematangan potensi-potensi dari organism, baik secara fisik maupun psikis


untuk terus maju menuju perkembangan secara maksimal. Maka prestasi
dari penggunaan dan pengendalian ketrampilan atau fungsi itu tergantung
pada derajat kematangan tadi, sebab kematangan ini mempengaruhi kualitas
belajar anak.
Menurut Chaplin (1985 : 433), kematangan sosial merupakan
suatu perkembangan seseorang mengenai ketrampilan, adat kebiasaan yang
khas dari kelompok.
Hurlock (1990 : 6) menyatakan bahwa seseorang memperlihatkan
kematangan sosialnya dengan menerima orang lain, sebagaimana adanya
tidak mengecam atau mencoba mengubah mereka sesuai dengan konsep
dirinya sendiri. Kematangan sosialnya juga ditunjukkan dalam wawasan
sosialnya yang memungkinkan seseorang menilai dan menyesuaikan diri
dengan cepat terhadap orang yang berbeda dalam berbagai situasi sosial.
Menurut Doll (dalam Hartanti, 2010 : 14) menyatakan kematangan
seseorang itu terlihat dalam perilakunya. Perilaku-perilaku tersebut
menunjukkan kemampuan individu dalam mengurus dirinya sendiri dan
partisipasi dalam aktivitas-aktivitas yang akhirnya mengarah pada
kemandirian sebagaimana layaknya orang dewasa.
7

D. Lingkungan Sebagai Pengalaman Sosial

Lingkungan sosial atau masyarakat adalah untuk mencapai keberhasilan belajar


lingkungan sosial merupakan salah satu faktor penunjang. Tempat dan lingkungan belajar
yang nyaman dan memudahkan peserta didik untuk berkonsentrasi. Dengan
mempersiapkan lingkungan yaang tepat peserta didik akan mendapatkan hasil yang lebih
baik dan dapat menikmati proses belajarnya yang peserta didik lakukan. Lingkungan
belajar dapat di artikan sebagai segala sesuatu yang berada di luar diri anak. Lingkungan
adalah segala sesuatu yang ada di sekitar peserta didik, baik peristiwa yang terjadi
maupun kondisi masyarakat yang paling utama yang dapat memberi pengaruh kuat
kepada peserta didik yaitu lingkungan yang mana terjadi proses pendidikan berlangsung
dan lingkungan peserta didik bergaul sehari-hari.

Menurut Sartain dalam buku Dalyono, lingkungan sosial (social environment)


adalah semua orang atau manusia lain yang mempengaruhi kita. Pengaruh secara
langsung seperti dalam pergaulan sehari-hari dengan orang lain, dengan keluarga kita,
teman- teman kita, kawan sekolah, atau sepekerjaan. Sedangkan pengaruh yang tidak
langsung dapat melalui radio, dan televisi, dengan membaca buku-buku, majalah-majalah,
surat kabar, dan sebagainya dengan cara yang lain.Masing-masing dari kita, terutama
dalam hal kepribadian kita adalah hasil interaksi antar gen-gen dan lingkungan sosial kita,
karena interkasi ini maka tiap-tiap orang adalah unik, tiap orang memiliki kepribadian
sendiri sendiri yang berbeda-beda satu sama lain. Jika dalam hal individu yang memiliki
beberapa gen yang sama atau bersamaan lingkungan sosialnya, berinteraksi itu
menghasilkan variasi-variasi atau perbedaan-perbedaan yang luas dalam personality.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Gen adalah suatu unit fungsional dasar hereditas yang merupakan titik focal dalam
ilmu genetika modern. Pada semua cabang-cabang ilmu genetik, gen merupakan benang
merah yang mempersatukan keberagaman dalam pelaksanaan percobaan.1,2 Para ahli
ilmu genetik memiliki perhatian yang sangat besar terhadap transmisi genetik dari
generasi ke generasi, struktur fisik genetik, variasi dalam genetik, dan terhadap cara
bagaimana genetik menurunkan sifat-sifat dari sebuah spesies. Konsep genetik pertama
kali diperkenalkan pada tahun 1865 oleh Gregor Mendel.

Pentingnya hasil pemikiran Mendel tersebut tidak dikenal sampai sekitar tahun
1900 (setelah kematiannya). Karya tulisnya kemudian ditemukan kembali oleh tiga
saintis, setelah masing-masing mendapatkan hasil yang serupa secara terpisah. Penelitian
Mendel merupakan bentuk dasar dari analisis genetika. Ia memberikan pendekatan secara
eksperimental dan logis untuk hereditas yang masih digunakan sampai sekarang ini

Merupakan bidang studi ilmiah yang secara khusus menyelidiki pengaruh genetik
terhadap karakter individu khususnya perilaku dalam suatu lingkungan.

B. SARAN
Demikianlah hasil penelitian yang penulis lakukan, penulis merasa banyak
kekurangan, untuk itu, maka penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar kami bisa lebih baik dalam penyusunan makalah yang lain kedepannya.
Terima kasih.

8
DAFTAR PUSTAKA

. Fransisca Cahyono.Kombinatorial dalam hukum pewarisan Mendel Institut Teknologi


Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia Makalah Probabilitas dan Statistik
Tahun 2010

Paramita Cahyamingrum Mendellion genetics 2015 diakses


darihttp://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/paramita-
cahyaningrum-kuswandi-msc/2a- genetika-mendel.pdf (diakses tanggal 3 maret 2017).

Halwan, Amamy, Heriditary Disorder Bulletin of the World Health Organization,


1994,72 (1): 145-154

N.M. Laird, C. Lange Principles of Inheritance: Mendel’s Laws and Genetic Models

2010The Fundamentals of Modern Statistical Genetics Statistics for Biology and

Health Ahmad H asdie Genetika Diabetes Melitus Unit Pelayanan Ilmu Penyakit

Dalam FK GadjahMada/ RSUP Sardjito , Yogjakarta Jilid XXII 1990

Anda mungkin juga menyukai