Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK 1

PSIKOLOGI LINGKUNGAN

“Teori dalam Psikologi Lingkungan (Teori Ekologi Psikologi, Teori Beban


Lingkungan, dan Teori Adaptasi)”

Disusun Oleh :

Cahaya Rossa Indraswari 1931080044


Dewi Suryani 1931080052
Fivi Rahmawati 1931080081
Reza Mada Pahlevi 1931080367
Nursa’idah 1931080158
Kelas :

Psikologi Islam 7D

Dosen Pengampu :

Tommy Suganda, M. Kep

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah swt, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya berupa pengetahuan, kesehatan dan
petunjuk makalah dengan judul “Teori dalam Psikologi Lingkungan (Teori
Ekologi Psikologi, Teori Beban Lingkungan dan Teori Adaptasi” ini dapat
diselesaikan.

Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi
Muhammad SAW dan para sahabat yang telah memperjuangkan islam sehingga
dapat berkembang dengan baik hingga seperti sekarang. Dalam makalah ini kami
menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, dengan
segala kerendahan hati kami, memohon maaf jika terdapat kekurangan dari
makalah kami.

Akhirnya hanya kepada allah SWT, kami berserah diri. Semoga makalah
ini dapat menambah wawasan dan memberi manfaat bagi kita semua. Aamiin Ya
Rabbal ‗Alamin.

Bandar Lampung, 22 September 2022

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah ....................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Teori Ekologi Psikologi .......................................................................................... 2
B. Teori Beban Lingkungan ........................................................................................ 4
C. Teori Adaptasi ......................................................................................................... 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 8
B. Saran ....................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Psikologi Lingkungan merupakan ilmu perilaku yang berkaitan
dengan lingkungan fisik, merupakan salah satu cabang Psikologi yang
tergolong masih muda. Teori-teori Psikologi Lingkungan dipengaruhi,
baik oleh tradisi teori besar yang berkembang dalam disiplin Psikologi
maupun di luar Psikologi.
Grand theories yang sering diaplikasikan dalam Psikologi
Lingkungan seperti misalnya teori kognitif, behavioristik, dan teori medan.
Dikatakan oleh Veitch & Arkkelin (1995) bahwa belum ada grand theories
psikologi tersendiri dalam Psikologi Lingkungan. Yang ada sekarang ini
baru dalam tataran teori mini. Hal ini didasarkan pandangan, bahwa
beberapa teori memang dibangun atas dasar data empiris tetapi sebagian
yang lain kurang didukung oleh data empiris. Kedua, metode penelitian
yang digunakan belum konsisten. Oleh karenanya dalam kesempatan ini,
disajikan paparan meliputi ―Teori Ekologi Psikologi, Teori Beban
Lingkungan dan Teori Adaptasi‖.

B. Rumusan Masalah
a) Apa yang dimaksud dengan Teori Ekologi?
b) Apa yang dimaksud dengan Teori Beban Lingkungan
c) Apa yang dimaksud dengan Teori Adaptasi?

C. Tujuan Masalah
a) Dapat mengetahui tentang bagaimana Teori Ekologi
b) Dapat mengetahui tentang bagaimana Teori Beban Lingkungan
c) Dapat mengetahui tentang bagaimana Teori Adaptasi

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori Ekologi Psikologi


Teori Ekologi diperkenalkan oleh Uri Bronfenbrenner (1917-2005),
seseorang ahli psikologi dari Cornell University Amerika Serikat. Teori
Ekologi memandang bahwa perkembangan manusia dipengaruhi oleh
konteks lingkungan. Hubungan timbal balik antara individu dengan
lingkungan akan membentuk tingkah laku individu tersebut. Informasi
lingkungan tempat tinggal anak akan menggambarkan, mengorganisasi, dan
mengklarifikasi efek dari lingkungan yang bervariasi.1 Ernest Haecel (1869)
Ekologi berasal dari kata Yunani oikos, yang berarti rumah & logos yang
berarti ilmu/pengetahuan. Jadi ekologi mengkaji hubungan timbal-balik
organisme dengan lingkungannya.
Teori ekologi dikembangkan oleh Urie Bronfenbrenner yang fokus
utamanya adalah interaksi beberapa sistem lingkungan yang mempengaruhi
perkembangan manusia, sehingga dapat dipahami proses dan konteks
perkembangan manusia dengan menekankan pada faktor lingkungan. Teori
Ekologi Bronfenbrenner terdiri dari lima sistem lingkungan yang merentang
dari interaksi interpersonal sampai ke pengaruh kultur yang lebih luas
yakni2:
1. Mikrosistem dimana individu menghabiskan banyak waktu dan konteks
dalam sistem ini antara lain adalah keluarga, teman sebaya, sekolah, dan
tetangga. Didalam mikrosistem ini tejadi interaksi secara langsung dengan
orang—orang yang paling dekat individu tersebut. Keluarga terutama
orangtua dan lingkungan sekolah merupakan agen sosialisasi terdekat dalam
kehidupan setiap individu, sehingga keluarga mempunyai pengaruh besar
pada pembentukan karakter dan habit seseorang.
2. Mesosistem adalah kaitan antar-mikrosistem. Di mana masalah yang terjadi
dalam sebuah mikrosistem akan berpengaruh pada kondisi mikrosistem

1
Muh. Haris Zubaidillah, TEORI-TEORI EKOLOGI, PSIKOLOGI, DAN SOSIOLOGI UNTUK
MENCIPTAKAN LINGKUNGAN PENDIDIKAN ISLAM, Dosen STIQ Amuntai, Kalimantan Selatan, h.8.
2
Witrin Gamayanti, USAHA BUNUH DIRI BERDASARKAN TEORI EKOLOGI BRONFENBRENNER, ,
Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2014, Vol. 1, No.2, Hal 211-212.

2
yang lain. Contoh adalah hubungan antara pengalaman dalam keluarga
dengan pengalaman di sekolah, dan antara keluarga dan teman sebaya.
Sebagai contoh, ada tidaknya dukungan atau perhatian keluarga terhadap
kebutuhan literasi tentunya akan mempengaruhi kinerja peserta didik di
sekolah. Sebaliknya, dukungan sekolah dan keluarga akan mempengaruhi
seberapa jauh peserta didik akan menghargai pentingnya literasi.
3. Eksosistem merupakan sistem sosial yang lebih besar di mana individu tidak
terlibat interaksi secara langsung, akan tetapi dapat berpengaruh terhadap
perkembangan karakter individu. Sebagai contoh, jam kerja orangtua
bertambah yang menyebabkan individu tersebut kehilangan interaksi dengan
orangtuanya sehingga kurangnya keterlibatan orangtua dalam pola asuh
tersebut, sehingga mempengaruhi perkembangan anak. Subsistem dari
eksosistem lain yang secara tidak langsung menyentuh pribadi peserta didik
akan tetapi berpengaruh besar adalah koran, televisi, dokter, keluarga besar,
dan lain sebagainya.
4. Makrosistem adalah kultur yang lebih luas. Kultur adalah istilah luas yang
mencakup peran etnis dan faktor sosioekonomi dalam perkembangan
individu. Dapat mencakup semua pola budaya di mana individu hidup.
Budaya terdiri dari pola tingkah laku, keyakinan, nilai-nilai yang dominan,
kebiasaan, gaya hidup, ekonomi dan sistem sosial, atau semua hal dari
kelompok dan orang-orang sejak masa lalu dari generasi ke generasi yang
banyak mempengaruhi kehidupan seseorang saat ini. Sebaliknya, budaya
dibentuk oleh individu yang terus menerus berinteraksi dengan lingkungan.
Budaya yang dimaksud dalam subsistem ini adalah pola tingkah laku,
kepercayaan, dan semua produk dari sekelompok manusia yang diwariskan
dari generasi ke generasi. contohnya, jika kebudayaan masyarakat
menggariskan bahwa orangtua bertanggungjawab untuk membesarkan anak-
anaknya, maka hal tersebut akan mempengaruhi struktur di mana orangtua
akan menjalankan fungsi psikoedukasinya.
5. Kronosistem adalah kondisi sosiohistoris dari perkembangan individu.
Sehingga mencakup pengaruh lingkungan dari waktu ke waktu beserta
caranya mempengaruhi perkembangan dan perilaku. Contohnya seperti

3
perkembangan teknologi dengan produk-produk turunannya, seperti internet
dan gadget, membuat peserta didik mahir, nyaman, dan terbiasa
menggunakannya untuk pendidikan maupun hiburan. Demikian halnya
dengan maraknya fenomena wanita karir akibat industrialisasi, telah
mengubah kehidupan keluarga. Perhatian ibu terhadap anak menjadi
berkurang.3

B. Teori Beban Lingkungan


Dasar dari teori beban lingkungan diantaranya ialah manusia yang
mempunyai suatu kapasitas yang terbatas didalam melakukan pemprosesn
informasi. Menurut Cohen, ada empat asumsi dasar dari teori ini, yaitu:
a) Manusia memiliki kapasitas yang terbatas didalam melakukan
pemprosesan informasi.
b) Ketika stimulus dari lingkungan melebihi kapasitas pemrosesan
informasi, maka proses perhatian tidak akan dilakukan secara optimal.
c) Ketika suatu stimulus sedang berlangsung, maka dibutuhkan respon
yang adaptif. Yang artinya, secara signifikansi stimulus akan
mengevaluasi melalui poses pemantauan dan keputusan yang dibuat
atas dasar respon pengatasan masalah. Jika stimulus yang masuk
merupakan stimulus yang dapat diprediksi dan dapat dikontrol, maka
stimulus tersebut semakin mempunyai makna untuk diproses lebih
lanjut. Tetapi jika stimulus yang masuk merupakan stimulus yang tidak
dapat diprediksikan atau tidak dapat dikontrol, perhatian kecil atau
mungkin pengabaian perhatian akan dilakukan, akibatnya pemrosesan
informasi tidak akan berlangsung.
d) Jumlah perhatian yang diberikan seseorang tidak konstan sepanjang
waktu, tetapi sesuai dengan kebutuhan

Jika suatu informasi yang didapatkan melebihi kapasitas


pemrosesan maka informasi yang mempunyai makna tinggi akan
dilakukan perhatian yang mendalam. Tetapi juga jika stimulusnya

3
Muh. Haris Zubaidillah, TEORI-TEORI EKOLOGI, PSIKOLOGI, DAN SOSIOLOGI UNTUK
MENCIPTAKAN LINGKUNGAN PENDIDIKAN ISLAM, Dosen STIQ Amuntai, Kalimantan Selatan, h.10.

4
kurang bermakna, maka stimulus tersebut tidak diperhatikan atau
diabaikan.

Dan jika stimulus yang masuk terlalu sedikit maka stimulasi


informasi terlalu sedikit, dan orang yang mengalami deprivasi sensori
(ketiadaan stimulasi sensoris yang normal). Deprivasi sensori ini
menghambat perkembangan secara optimal. Hal ini tampak sekali pada
perkembangan anak, jika anak kurang mendapatkan stimulasi, maka
perkembangan psikologisnya akan terlambat.

C. Teori Adaptasi
a) Pengertian Adaptasi
Adaptasi menurut Soekanto (2010) mengemukakan tentang adaptasi
dalam beberapa batasan adaptasi sosial :
1. Proses mengatasi halangan-halangan dari lingkungan
2. Penyesuaian terhadap norma-norma untuk menyalurkan ketegangan
3. Proses perubahan- perubahan menyesuaikan dengan situasi yang
berubah
4. Mengubah agar sesuai dengan kondisi yang diciptakan
5. Memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk kepentingan
lingkungan dan system 4

Menurut Robbins (2003) adaptasi adalah suatu proses yang


menempatkan manusia yang berupaya mencapai tujuan-tujuan atau
kebutuhan untuk menghadapi lingkungan dan kondisi sosial yang
berubah-ubah agar tetap bertahan.

Bimo Walgito (2002) menyatakan bahwa, ― Adaptasi sosial adalah


individu dapat meleburkan diri dengan keadaan di sekitarnya atau
sebaliknya individu dapat mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan
dalam diri individu, sesuai dengan apa yang diinginkan oleh individu
yang bersangkutan‖.

4
Alvin Fadilla Helmi. ―Beberapa teori psikologi lingkungan‖. Jurnal Buletin Psikologi. Vol, 7 No,
2. (1999)

5
b) Macam-macam Adaptasi
Ada 3 macam Adaptasi :
1. Adaptasi fungsional, adalah adaptasi yang melibatkan perubahan
dalam fungsi system organ, morfologi, komposisi biokimia,
anatomi, dan komposisi tubuh manusia.
2. Adaptasi epigenetik, adalah adaptasi yang merujuk pada
karakteristik turunan tertentu yang mempunyai toleransi dan
survival baik secara individu maupun populasi.
3. Adaptasi budaya, adalah adaptasi nonbiologis dalam tingkah laku
sosial serta peralatan yang merupakan respon nonbiologis manusia
bertahan hidup.
c) Tujuan-tujuan Adaptasi
Menurut Aminuddin (2000: 38), adaptasi dilakukan dengan tujuan-
tujuan tertentu. Diantaranya :
1. Mengatasai halangan-halangan dari lingkungan.
2. Menyalurkan ketegangan sosial.
3. Mempertahankan kelanggengan kelompok atau unit sosial.
4. Bertahan hidup.

Di dalam adaptasi juga terdapat pola-pola dalam menyesuaikan diri


dengan lingkungan. Suryono (1985) menyatakan, ―Pola adalah suatu
rangkaian unsur-unsur yang sudah menetap mengenai suatu gejala dan
dapat dipakai sebagai contoh dalam hal menggambarkan atau
mendeskripsikan gejala itu sendiri‖. Selama adaptasi sosial berlangsung di
lingkungan baru, individu akan mengalami perubahan dalam kehidupan
sosialnya. Perubahan-perubahan yang terjadi dikarenakan dalam suatu
lingkungan baru tiap-tiap individu akan menemukan individu lain yang
memiliki latar belakang berbeda, mereka mulai melakukan interaksi dan
lambat laun perbedaan yang ada di antara mereka akan menciptakan
perubahan sosial baru dalam kehidupannya. Perubahan-perubahan itu
meliputi :

1. Perubahan sikap dan perilaku (perkembangan afektif)

6
2. Pemahaman terhadap orang lain
3. Toleransi

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari semua pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat 3 teori
dalam psikologi lingkungan diantaranya, teori ekologi, teori beban
lingkungan dan teori adaptasi. Teori Ekologi memandang bahwa
perkembangan manusia dipengaruhi oleh konteks lingkungan. Hubungan
timbal balik antara individu dengan lingkungan akan membentuk tingkah
laku individu tersebut. Teori ekologi dikembangkan oleh Urie
Bronfenbrenner yang fokus utamanya adalah interaksi beberapa sistem
lingkungan yang mempengaruhi perkembangan manusia, sehingga dapat
dipahami proses dan konteks perkembangan manusia dengan menekankan
pada faktor lingkungan. Teori beban lingkungan diantaranya ialah manusia
yang mempunyai suatu kapasitas yang terbatas didalam melakukan
pemprosesn informasi. Menurut Robbins (2003) adaptasi adalah suatu
proses yang menempatkan manusia yang berupaya mencapai tujuan-tujuan
atau kebutuhan untuk menghadapi lingkungan dan kondisi sosial yang
berubah-ubah agar tetap bertahan. Di dalam adaptasi juga terdapat pola-pola
dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan. Suryono (1985) menyatakan,
―Pola adalah suatu rangkaian unsur-unsur yang sudah menetap mengenai
suatu gejala dan dapat dipakai sebagai contoh dalam hal menggambarkan
atau mendeskripsikan gejala itu sendiri‖.

B. Saran
Kami sebagai penulis makalah ini sangat menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan saran
beserta kritik dari para pembaca untuk makalah kami agar makalah kami
berikutnya bisa lebih berkembang dengan baik.

8
DAFTAR PUSTAKA

Djuwita, R., & Ariyanto, A. (2018). Pengantar Psikologi Lingkungan. Penghantar


Psikologi Lingkungan, 1–28.
Gamayanti, W. (2016). Usaha Bunuh Diri Berdasarkan Teori Ekologi
Bronfenbrenner. Psympathic : Jurnal Ilmiah Psikologi, 1(2), 204–230.
https://doi.org/10.15575/psy.v1i2.478
Helmi, A. F. (2015). Beberapa Teori Psikologi Lingkungan. Buletin Psikologi,
7(2), 7–19.
https://www.journal.ugm.ac.id/buletinpsikologi/article/viewFile/7404/5758
Khotimah, C., Ellsadayna, T. N., Putri, D. I., & Fitroh, S. F. (2014). Profil
lingkungan kumuh terhadap perilaku penghuni dalam teori ekologi-
bronfenbrenner (studi kasus di pemukiman kumuh pacar keling surabaya).
Personifikasi, 5(2), 139–162.
https://journal.trunojoyo.ac.id/personifikasi/article/view/6577/4145#
Veitch, R. & Arkkelin, D., (1995). Environmental Psychology: An
Interdisciplinary Perspective. New Jersey: Prentices Hall.

Muh. Haris Zubaidillah, (2019). TEORI-TEORI EKOLOGI, PSIKOLOGI, DAN


SOSIOLOGI UNTUK MENCIPTAKAN LINGKUNGAN PENDIDIKAN
ISLAM, Jurnal Pendidikan Agama Islam, Kalimantan Selatan

Anda mungkin juga menyukai