Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN

ETIKA LINGKUNGAN

Dibuat oleh:
1. Muhammad Ali Rosyidin NIM. 18030174020
2. Putri Hidayah Yonicha Sari NIM. 18030174021
3. Aulidya Annisa Putrian NIM. 18030174035
4. Ratna Sukmaningrum NIM. 18030174035
5. Siti M. Khoiriyah NIM. 18030174046

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2018
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,
taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan dalam mengkaji materi Etika Lingkungan
dengan berdasarkan penelitian dan observasi yang sebenar-benarnya.

Laporan Penelitian ini telah disusun dengan maksimal. Untuk itu penyusun
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan laporan ini.

Terlepas dari semua itu, penyusun menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan, kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka penyusun menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penyusun
dapat memperbaiki laporan ini.

Akhir kata penyusun berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.

Surabaya, Februari 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Alam merupakan anugrah dari Tuhan yang sangat indah dan harus dijaga
kelestariannya. Banyak sekali tempat-tempat wisata alami yang banyak dikunjungi
oleh masyarakat. Lingkungan disekitar tempat wisata yang alami, nyaman dan bersih
menjadi daya tarik tersendiri.
Semua orang pasti akan merasa sangat nyaman apabila berada di lingkungan yang
bersih, nyaman, dan bebas dari sampah. Namun sebagian masyarakat disekitar kita
masih belum terlalu peduli dan mengerti akan kebersihan lingkungan. Padahal segala
bentuk kegiatan yang dilakukan manusia tidak bisa terlepas dari lingkungan.
Pada dasarnya dari seluruh kalangan masyarakat sudah diajarkan bagaimana
pentingnya menjaga lingkungan. Terkadang mereka hanya mengetahui teorinya saja
tetapi tidak ada praktik nyata yang berkaitan dengan kepedulian mereka terhadap
lingkungan disekitarnya. Tentunya kita semua merasa sangat prihatin melihat keadaan
yang seperti itu.
Bukan hanya diri kita yang harus kita jaga, tetapi lingkungan pun juga perlu kita
jaga dan kita lestarikan. Semakin banyaknya orang yang tidak peduli dengan
lingkungannya maka semakin rusak lingkungan yang kita miliki. Oleh karena itu etika
lingkungan harus dimiliki oleh semua orang supaya lingkungan yang kita miliki tetap
terjaga.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana perbandingan reponden yang beretika antroposentrisme, biosentrisme,
dan ekosentrisme ?
2. Apakah factor usia mempengaruhi tingkat kepedulian terhadap lingkungan sekitar
mereka?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui perbandingan responden yang beretika antroposentrisme, biosentrisme,
dan ekosentrisme
2. Mengetahui apakah usia menjadi faktor yang dapat mempengaruhi tingkat
kepeduliannya terhadap lingkungan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Etika Lingkungan


Etika merupakan pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran dan pandangan
moral. Etika lingkungan dipahami sebagai refleksi kritis atas norma-norma atau nilai
moral dalam komunitas manusia untuk diterapkan secara lebih luas dalam komunitas
biotic dan komunitas ekologi. Etika lingkungan merupakan petunjuk atau arah
perilaku praktis manusia dalam berusaha mewujudkan moral dan upaya untuk
mengendalikan alam agar tetap berada pada batas kelestarian. Etika lingkungan hidup
juga bicara mengenai relasi di antara semua kehidupan alam semesta, yaitu manusia
dengan manusia yang mempunyai dampak pada alam dan antara manusia dengan
makhluk lain atau dengan alam secara keseluruhan. Sejalan dengan perkembangan
kebutuhan manusia ,filsafat dan ilmu juga berkembang semakin kritis dalam melihat
dan mengkaji hubungan manusia dengan alam.
Menurut Sonny Keraf, etika merupakan sebuah refleksi kritis tentang norma dan
nilai, atau prinsip moral yang dikenal umum selama ini, dalam kaitan dengan
lingkungan, cara pandang manusia dengan manusia, hubungan antara manusia dengan
alam, serta perilaku yang bersumber dari cara pandang ini (Sonny Keraf, 2002).
Sedangkan etika lingkungan sendiri memiliki pengertian sebagai refleksi kritis
tentang norma dan nilai atau prinsip moral yang selama ini dikenal dalam komunitas
manusia untuk diterapkan secara lebih luas dalam komunitas biotis atau komunitas
ekologis.

2.2 Paradigma
Paradigma adalah suatu pandangan dasar yang dianut atau diikuti pada kurun waktu
tertentu ,diakui kebenarannya serta berpengaruh terhadap perkembangan ilmu dan
kehidupan. Perubahan hubungan manusia dengan alam tersebut mulai dari
antroposentrisme, biosentrisme, dan ekosentrisme.
2.1.1 Antroposentrisme
Antroposentrisme merupakan suatu etika yang memandang manusia sebagai
pusat dari system alam semesta. Di dalam antroposentrisme, etika, nilai dan
prinsip moral hanya berlaku bagi manusia, dan bahwa kepentingan manusia
mempunyai nilai paling tinggi dan paling penting diantara makhluk hidup
lainnya.
Pandangan ini menyatakan bahwa manusia sebagai pusat sistem alam semesta
dan hanya manusia yang mempunyai hak, kepentingan, dan nilai atas alam.
Kepentingan manusia menjadi yang paling utama, paling penting dan paling
tinggi. Segala sesuatu yang lain di alam hanya dinilai sebatas fungsinya untuk
menunjang dan memenuhi kebutuhan manusia. Diperkuat dengan paradigma
ilmu Cartesian yang bersifat mekanistik reduksionis,yaitu ada pemisahan yang
tegas antara manusia sebagai subyek dan alam sebagai obyek ilmu pengetahuan
yang bersifat otonom dan bebas nilai serta melahirkan sikap dan perilaku
manipulatif eksploitatif tanpa kepedulian sama sekali terhadap alam.
2.1.2 Biosentrisme
Biosentrisme merupakan suatu paradigma yang memandang bahwa setiap
kehidupan dan makhluk hidup mempunyai nilai dan berharga pada dirinya
sendiri, sehingga pantas mendapat pertimbangan dan kehidupan moral, pantas
dan perlu mendapatkan penghargaan dan kepedulian atas nilai dan harga dirinya
itu, terlepas apakah dia bernilai atau tidak bagi kehidupan manusia.. Maka etika
tidak dipahami secara terbatas dan sempit sebagai hanya berlaku pada komunitas
manusia. Tetapi juga berlaku bagi seluruh komunitas biotis termasuk komunitas
manusia dan komunitas makhluk hidup lainnya.
Teori ini menyatakan bahwa setiap bentuk kehidupan dan makhluk hidup
mempunyai nilai dan berharga bagi dirinya sendiri sehingga
2.1.3 Ekosentrisme
Ekosentrisme merupakan suatu paradigma yang lebih jauh jangkauan nya.
Pada ekosentrisme justru memusatkan etika pada seluruh komunitas ekologis,
baik yang hidup (biotic) maupun yang tak hidup (abiotik).
Secara ekologis, sistem alam semesta dibentuk dan disusun oleh sistem yang
hidup dan benda-benda abiotik yang saling berinteraksi satu sama lain. Saling
membutuhkan, saling melengkapi, saling mengisi seluruh entitas ekologis
mempunyai kewajiban dan tanggung jawab moral yang sama. Oleh karena itu
,kewajiban dan tanggung jawab moral tidak hanya dibatasi oleh makhluk hidup.
Deep Ecology muncul karena kesadaran lingkungan akibat adanya krisis
lingkungan yg disebabkan oleh polusi, over population, krisis bumi (krisis
lingkungan secara global), isu keberlanjutan bumi (keterkaitan dengan masalah
ekonomi, politik, sosial budaya, bahkan keamanan dunia).
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


 Tempat
Wisata Hutan Mangrove
 Waktu
Hari : Minggu
Tanggal : 17 Februari 2019
Pukul : 09.00 – 12.00 WIB

3.2 Metode Penelitian


 Observasi
 Pengisian angket
Pemberian angket diberikan langsung kepada responden dan diisi oleh responden.

3.3 Perbandingan Paradigma Etika Lingkungan


Untuk mengetahui perbandingan paradigma etika lingkungan, penyusun
menyebarkan kuisioner kepada responden yang berisi beberapa pertanyaan yang
berkaitan dengan penelitian tersebut. Penyusun menggolongkan responden berdasarkan
tingkat usia. Ada dua, yaitu responden dengan rentang waktu kurang dari 20 tahun dan
lebih dari 20 tahun.

A. Responden dengan umur > 20 Tahun


Untuk mengetahui tingkat perbandingan paradigma lingkungan penyusun
memberikan kuisioner kepada responden yang jumlah nya 13 orang dengan
memiliki rentang waktu lebih dari 20 tahun. Data yang telah didapatkan kemudian
dianalisis per-soal untuk mengetahui responden lebih condong ke antroposentris,
biosentris, atau ekosentris.
Kemudian di rata-rata sehingga muncul lah data setiap responden. Hasil tersebut di
buat presentase oleh penyusun sehingga lebih mudah membuat perbandingan antara
ketiga paradigma terebut.

DATA KUISIONER KEPEDULIAN LINGKUNGAN

WISATA HUTAN MANGROVE SURABAYA

Penganalisisan Soal

Responden Usia Paradigma Etika Lingkungan


NO
Lebih dari 20 Tahun
Antroposentrisme Biosentrisme Ekosentrisme
1 Responden 1 1 4 9
2 Responden 2 2 6 6
3 Responden 3 3 4 7
4 Responden 4 2 3 9
5 Responden 5 1 5 8
6 Responden 6 2 4 8
7 Responden 7 0 8 6
8 Responden 8 1 6 7
9 Responden 9 2 4 5
10 Responden 10 3 6 5
11 Responden 11 2 4 5
12 Responden 12 3 4 7
13 Responden 13 2 5 7
  Total 24 63 89

Hasil total akumulasi Analisis Soal

Responden Usia >20


  Tahun
Antroposentrisme 24
Biosentrisme 63
Ekosentrisme 89
Diagram Paradigma Etika Linkungan
Pada Responden >20 Tahun

Responden Usia >20 Tahun

Antroposentrism
e
14% Antroposentrisme
Ekosentrisme
51% Biosentrisme
Biosentrisme Ekosentrisme
36%

Presentase
Antroposentrisme 14%
Biosentrisme 36%
Ekosentrisme 50%
B. Responden dengan umur < 20 Tahun
Untuk mengetahui tingkat perbandingan paradigma lingkungan penyusun
memberikan kuisioner kepada responden yang jumlah nya 13 orang dengan
memiliki rentang waktu kurang dari 20 tahun. Data yang telah didapatkan
kemudian dianalisis per-soal untuk mengetahui responden lebih condong ke
antroposentris, biosentris, atau ekosentris.

DATA KUISIONER KEPEDULIAN LINGKUNGAN


WISATA HUTAN MANGROVE SURABAYA
Penganalisisan soal
Responden Usia Paradigma Etika Lingkungan
No Kurang dari 20
Tahun Antroposentrisme Biosentrisme Ekosentrisme
1 Responden 1 2 6 6
2 Responden 2 1 7 6
3 Responden 3 1 4 9
4 Responden 4 3 5 6
5 Responden 5 1 7 6
6 Responden 6 2 4 8
7 Responden 7 1 7 6
8 Responden 8 2 5 7
9 Responden 9 2 6 6
10 Responden 10 2 4 8
11 Responden 11 3 5 6
12 Responden 12 2 6 6
13 Responden 13 1 5 8
  Total 23 71 88

Hasil Total Akumulasi Nilai


Responden Usia
  <20 Tahun
Antroposentrisme 23
Biosentrisme 71
Ekosentrisme 88

Diagram Paradigma Etika Linkungan


Pada Responden <20 Tahun

Responden Usia <20 Tahun


Antroposentrisme
13%

Ekosentrisme
48%
Biosentrisme
39%

Antroposentrisme Biosentrisme Ekosentrisme

Presentase
Antropsentrisme 13%
Biosentrisme 39%
Ekosentrisme 48%

3.4 Pembahasan Analisis Data


Penyusun membagi
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
4.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai