ETIKA LINGKUNGAN
Dibuat oleh:
1. Muhammad Ali Rosyidin NIM. 18030174020
2. Putri Hidayah Yonicha Sari NIM. 18030174021
3. Aulidya Annisa Putrian NIM. 18030174035
4. Ratna Sukmaningrum NIM. 18030174035
5. Siti M. Khoiriyah NIM. 18030174046
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,
taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan dalam mengkaji materi Etika Lingkungan
dengan berdasarkan penelitian dan observasi yang sebenar-benarnya.
Laporan Penelitian ini telah disusun dengan maksimal. Untuk itu penyusun
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan laporan ini.
Terlepas dari semua itu, penyusun menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan, kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka penyusun menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penyusun
dapat memperbaiki laporan ini.
Akhir kata penyusun berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
2.2 Paradigma
Paradigma adalah suatu pandangan dasar yang dianut atau diikuti pada kurun waktu
tertentu ,diakui kebenarannya serta berpengaruh terhadap perkembangan ilmu dan
kehidupan. Perubahan hubungan manusia dengan alam tersebut mulai dari
antroposentrisme, biosentrisme, dan ekosentrisme.
2.1.1 Antroposentrisme
Antroposentrisme merupakan suatu etika yang memandang manusia sebagai
pusat dari system alam semesta. Di dalam antroposentrisme, etika, nilai dan
prinsip moral hanya berlaku bagi manusia, dan bahwa kepentingan manusia
mempunyai nilai paling tinggi dan paling penting diantara makhluk hidup
lainnya.
Pandangan ini menyatakan bahwa manusia sebagai pusat sistem alam semesta
dan hanya manusia yang mempunyai hak, kepentingan, dan nilai atas alam.
Kepentingan manusia menjadi yang paling utama, paling penting dan paling
tinggi. Segala sesuatu yang lain di alam hanya dinilai sebatas fungsinya untuk
menunjang dan memenuhi kebutuhan manusia. Diperkuat dengan paradigma
ilmu Cartesian yang bersifat mekanistik reduksionis,yaitu ada pemisahan yang
tegas antara manusia sebagai subyek dan alam sebagai obyek ilmu pengetahuan
yang bersifat otonom dan bebas nilai serta melahirkan sikap dan perilaku
manipulatif eksploitatif tanpa kepedulian sama sekali terhadap alam.
2.1.2 Biosentrisme
Biosentrisme merupakan suatu paradigma yang memandang bahwa setiap
kehidupan dan makhluk hidup mempunyai nilai dan berharga pada dirinya
sendiri, sehingga pantas mendapat pertimbangan dan kehidupan moral, pantas
dan perlu mendapatkan penghargaan dan kepedulian atas nilai dan harga dirinya
itu, terlepas apakah dia bernilai atau tidak bagi kehidupan manusia.. Maka etika
tidak dipahami secara terbatas dan sempit sebagai hanya berlaku pada komunitas
manusia. Tetapi juga berlaku bagi seluruh komunitas biotis termasuk komunitas
manusia dan komunitas makhluk hidup lainnya.
Teori ini menyatakan bahwa setiap bentuk kehidupan dan makhluk hidup
mempunyai nilai dan berharga bagi dirinya sendiri sehingga
2.1.3 Ekosentrisme
Ekosentrisme merupakan suatu paradigma yang lebih jauh jangkauan nya.
Pada ekosentrisme justru memusatkan etika pada seluruh komunitas ekologis,
baik yang hidup (biotic) maupun yang tak hidup (abiotik).
Secara ekologis, sistem alam semesta dibentuk dan disusun oleh sistem yang
hidup dan benda-benda abiotik yang saling berinteraksi satu sama lain. Saling
membutuhkan, saling melengkapi, saling mengisi seluruh entitas ekologis
mempunyai kewajiban dan tanggung jawab moral yang sama. Oleh karena itu
,kewajiban dan tanggung jawab moral tidak hanya dibatasi oleh makhluk hidup.
Deep Ecology muncul karena kesadaran lingkungan akibat adanya krisis
lingkungan yg disebabkan oleh polusi, over population, krisis bumi (krisis
lingkungan secara global), isu keberlanjutan bumi (keterkaitan dengan masalah
ekonomi, politik, sosial budaya, bahkan keamanan dunia).
BAB III
PEMBAHASAN
Penganalisisan Soal
Antroposentrism
e
14% Antroposentrisme
Ekosentrisme
51% Biosentrisme
Biosentrisme Ekosentrisme
36%
Presentase
Antroposentrisme 14%
Biosentrisme 36%
Ekosentrisme 50%
B. Responden dengan umur < 20 Tahun
Untuk mengetahui tingkat perbandingan paradigma lingkungan penyusun
memberikan kuisioner kepada responden yang jumlah nya 13 orang dengan
memiliki rentang waktu kurang dari 20 tahun. Data yang telah didapatkan
kemudian dianalisis per-soal untuk mengetahui responden lebih condong ke
antroposentris, biosentris, atau ekosentris.
Ekosentrisme
48%
Biosentrisme
39%
Presentase
Antropsentrisme 13%
Biosentrisme 39%
Ekosentrisme 48%
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN