Anda di halaman 1dari 20

PENDIDIKAN LINGKUNGAN

ETIKA LINGKUNGAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Pendidikan Lingkungan


Dosen Pengampu : Asep Yusup Hamdani, M. Si

DISUSUN OLEH
Kelompok 3

Elsa Tia Ariski 1911050063


Nazwa Nuzul Nur Azmi 1911050143
Trilisa Alda 1911050419

PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan limpahan rahmatnyalah maka kami dapat menyelesaikan sebuah makalah dengan
tepat waktu.
Berikut ini kami mempersembahkan sebuah makalah dengan judul "Etika
Lingkungan", yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk
mempelajarinya.
Melalui kata pengantar ini kami lebih dahulu meminta maaf dan memohon memaklumi
bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat atau
menyinggu perasaan pembaca.
Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.

Bandar Lampung, 19 Maret 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii


DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ................................................................................................. 1
1.3 Tujuan ...................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Etika Lingkungan ................................................................................... 2
2.2 Teori Etika Lingkungan ........................................................................................... 3
2.3 Jenis-Jenis Etika Lingkungan .................................................................................. 7
2.4 Prinsip-Prinsip Etika Lingkungan ............................................................................ 8
2.5 Dasar-Dasar Etika Lingkungan .............................................................................. 12
2.6 Penerapan Etika Lingkungan ................................................................................. 14
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 16
3.2 Saran ...................................................................................................................... 16
DAFAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada umumnya manusia bergantung pada keadaan lingkungan disekitarnya yaitu
berupa sumber daya alam yang dapat menunjang kehidupan sehari-hari. Sumber daya alam
yang utama bagi manusia adalah tanah, air, dan udara.Tanah merupakan tempat manusia untuk
melakukan berbagai kegiatan. Air sangat diperlukan oleh manusia sebagai komponen terbesar
dari tubuh manusia. Untuk menjaga keseimbangan, air sangat dibutuhkan dengan jumlah yang
cukup banyak dan memiliki kualitas yang baik. Selainitu, udara merupakan sumber oksigen
yang alami bagi pernafasan manusia. Lingkungan yang sehatakan terwujud apabila manusia
dan lingkungannya dalam kondisi yang baik.
Berbagai kasus lingkungan hidup yang terjadi saat ini dari tingkatan lokal, nasional,
bahkan internasional sebagian besar bersumber dari perilaku manusia. Kasus-kasus
pencemaran dan kerusakan, seperti di laut, hutan, atmosfer, air dsb. Bersumber dari perilaku
manusia yang tidak bertanggung jawab, tidak peduli dan hanya mementingkan diri sendiri.
Krisis lingkungan hidup yang dihadapi manusia modern merupakan akibat langsung
dari pengelolaan lingkungan hidup yang “nir-etik”. Artinya, manusia melakukan pengelolaan
sumber-sumber alam hampir tanpa peduli pada peran etika. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa krisis ekologis yang dihadapi umat manusia berakar dalam krisis etika atau krisis moral.
Umat manusia kurang peduli pada norma-norma kehidupan atau mengganti norma-norma yang
seharusnya dengan norma-norma ciptaan dan kepentingannya sendiri. Manusia modern
menghadapi alam hampir tanpa menggunakan hati nurani. Alam begitu saja dieksploitasi dan
dicemari tanpa merasa bersalah. Akibatnya terjadi penurunan secara drastis kualitas sumber
daya alam seperti lenyapnya sebagian spesies dari mukabumi, yang diikuti pula penurunan
kualitas alam. Pencemaran dan kerusakanalam pun akhirnya mencuat sebagai masalah yang
mempengaruhi kehidupan sehari-hari manusia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian etika lingkungan?
2. Teori etika lingkungan?
3. Jenis-jenis etika lingkungan?
4. Prinsip-prinsip etika lingkungan?
5. Dasar-dasar pendekatan atau pemikiran etika lingkungan?
6. Penerapan etika lingkungan?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian etika lingkungan.
2. Untuk mengetahui teori etika lingkungan.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis etika lingkungan.
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip etika lingkungan.
5. Untuk mengetahui dasar-dasar pendekatan atau pemikiran etika lingkungan.
6. Untuk mengetahui penerapan etika lingkungan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika Lingkungan

Etika Lingkungan berasal dari dua kata, yaitu Etika dan Lingkungan. Etika berasal dari
bahasa yunani yaitu “Ethos” yang berarti adat istiadat atau kebiasaan. Ada tiga teori mengenai
pengertian etika, yaitu: etika Deontologi, etika Teologi, dan etika Keutamaan. Etika Deontologi
adalah suatu tindakan di nilai baik atau buruk berdasarkan apakah tindakan itu sesuai atau tidak
dengan kewajiban.Etika Teologi adalah baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan atau
akibat suatu tindakan.Sedangkan Etika keutamaan adalah mengutamakan pengembangan
karakter moral pada diri setiap orang.

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang mempengaruhi
kelangsungan kehidupan kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lain baik secara langsung
maupun secara tidak langsung.Jadi, etika lingkungan merupakan kebijaksanaan moral manusia
dalam bergaul dengan lingkungannya.etika lingkungan diperlukan agar setiap kegiatan yang
menyangkut lingkungan dipertimbangkan secara cermat sehingga keseimbangan lingkungan
tetap terjaga.

Etika lingkungan merupakan suatu konsep yang penting untuk dipahami, karena etika
lingkungan merupakan kajian baru yang membahas kaitan antara ilmu filsafat dan biologi,
khususnya lingkungan. Ilmu filsafat digunakan untuk berpikir secara mendalam terhadap
berbagai aspek yang menyangkut kehidupan manusia di alam, sedangkan ilmu lingkungan
digunakan untuk mengetahui dan memahami sistem kebumian dan kaitannya yang kompleks
antara lapisan kehidupan (biotik) dan lapisan non kehidupan (abiotik). Oleh karena manusia
merupakan salah satu komponen penting dalam lingkungan, maka perilaku manusia dalam
interaksinya dengan lingkungan yang dibuktikan dengan aktivitasnya dalam mengolah dan
memanfaatkan sumberdaya lingkungan harus memperhatikan etika lingkungan.

Etika yang kita pandang sebagai suatu landasan spiritual dan religiusitas dari sebuah
budaya sangat erat kaitannya dengan lingkungan dan sangat dibutuhkan dalam hubungannya
dengan integritas ekologi. Hal ini didasari, bahwa kaitan etika dengan alam dan kaitan manusia
sebagai individu, sebagai entitas kelompok, maupun negara akan menentukan tingkat
keberadaan manusia sebagai makhluk.

2
Oleh karena itu memaknai ekologi dan tanggung jawab terhadap kelangsungan ekologi
dalam kaitannya dengan semua komponen spesies dan ekosistem yang ada di dalamnya
merupakan tanggung jawab manusia, karena manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai
khalifah di muka bumi.

Jadi, etika lingkungan merupakan kebijaksanaan moral manusia dalam bergaul dengan
lingkungannya. Etika lingkungan diperlukan agar setiap kegiatan yang menyangkut lingkungan
dipertimbangkan secara cermat sehingga keseimbangan lingkungan tetap terjaga. Adapun hal-
hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan penerapan etika lingkungan sebagai berikut:

a. Manusia merupakan bagian dari lingkungan yang tidak terpisahkan sehngga perlu
menyayangi semua kehidupan dan lingkungannya selain dirinya sendiri.
b. Manusia sebagai bagian dari lingkungan, hendaknya selalu berupaya untuk emnjaga
terhadap pelestarian , keseimbangan dan keindahan alam.
c. Kebijaksanaan penggunaan sumber daya alam yang terbatas termasuk bahan energy.
d. Lingkungan disediakan bukan untuk manusia saja, melainkan juga untuk makhluk hidup
yang lain.

Di samping itu, etika Lingkungan tidak hanya berbicara mengenai perilaku manusia
terhadap alam, namun juga mengenai relasi di antara semua kehidupan alam semesta, yaitu
antara manusia dengan manusia yang mempunyai dampak pada alam dan antara manusia
dengan makhluk hidup lain atau dengan alam secara keseluruhan.1

2.2 Teori Etika Lingkungan

1. Teori Biosentrisme

Teori lingkungan ini memandang setiap kehidupan dan makhluk hidup mempunyai
nilai dan berharga pada dirinya sendiri. Tidak hanya manusia yang mempunyai nilai, alam juga
mempunyai nilai pada dirinya sendiri terlepas dari kepentingan manusia. Biosentrisme
menolak argumen antroposentrisme, karena yang menjadi pusat perhatian dan yang dibela oleh
teori ini adalah kehidupan, secara moral berlaku prinsip bahwa setiap kehidupan di muka bumi
ini mempunyai nilai moral yang sama sehingga harus dilindungi dan diselamatkan.

1
Atok Miftachul Hudha, dkk., Etika Lingkungan (Teori dan Praktik Pembelajarannya), (Malang: Penerbit
Universitas Muhammadiyah, 2019), hlm.63

3
2. Teori Ekosentrisme

Ekosentrime menempatkan komponen biotik dan abiotik dalam satu posisi yang
memiliki keterkaitan. Aspek moralitas yang menjadi tanggung jawab manusia tak terbatas pada
makhluk hidup semata. Ekosentrisme memberi titik tekan pada hubungan mutualisme semua
komponen penyusun ekosistem. Bumi dapat diibaratkan sebagai planet yang menjadi pabrik
integral, suatu keseluruhan organisme yang saling membutuhkan, saling menopang dan saling
memerlukan, sehingga proses hidup-mati harus terjadi dan menjadi bagian dalam tata
kehidupan ekosistem.

3. Teori Teosentrisme

Teori teosentrisme merupakan teori etika lingkungan yang lebih memperhatikan


lingkungan secara keseluruhan, yaitu hubungan antara manusia dengan lingkungan. Konsep
etika dibatasi oleh agama (teosentrisme) dalam mengatur hubungan manusia dengan
lingkungan. Bila melihat dari awal muncul dan perkembangannya, maka pandangan ini bisa
dibilang merupakan salah satu yang paling tua dan masih berlaku sampai saat ini. Hal ini
dikarenakan kuatnya system doctrin suatu agama dalam kebudayaan manusia yang
menganggap suatu hukum Tuhan merupakan hukum tertinggi yang ada di dunia. Pandangan
tersebut melihat alam semesta sebagai ciptaan dari kekuasaan yang lebih besar dan gaib, yaitu
Tuhan dan merupakan suatu kesatuan dari pengabdian seorang manusia sebagai salah satu
ciptaanNya untuk menjaga dan melestarikan alam.

4. Teori Zoosentrisme

Zoosentrisme adalah etika yang menekankan perjuangan hak-hak binatang, karenanya


etika ini juga disebut etika pembebasan binatang. Tokoh bidang etika ini adalah Charles Brich
(Rija, 2011). Manusia telah menggunakan hewan dalam waktu yang lama, awalnya untuk
makanan, transportasi, dan sebagai pendamping. Hewan juga digunakan sebagai objek dalam
penelitian eksperimental pengembangan obat, yang berawal di Yunani kuno pada masa
Aristoteles dan Hippocrat.2

2
Ibid., hlm.70-76

4
5. Teori Nikomakea

Teori Nikomakea (bahasa Inggris: ‘Nicomachean Ethics’), atau Ta Ethika, adalah karya
Aristoteles tentang kebajikan dan karakter moral yang memainkan peranan penting dalam
mendefinisikan etika Aristoteles. Teori Nikomakea memusatkan perhatian pada pentingnya
membiasakan berperilaku bajik dan mengembangkan watak yang bajik pula. Aristoteles
menekankan pentingnya konteks dalam perilaku etis, dan kemampuan dari orang yang bajik
untuk mengenali langkah terbaik yang perlu diambil. Aristoteles berpendapat bahwa
eudaimonia adalah tujuan hidup, dan bahwa ucaha mencapai eudaimonia, bila dipahami dengan
tepat, akan menghasilkan perilaku yang bajik.

6. Teori Antroposentrisme

Antroposentrisme adalah teori etika lingkungan yang memandang manusia sebagai


pusat dari sistem alam semesta. Manusia dan kepentingannya dianggap yang paling
menentukan dalam tatanan ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan
alam, baik secara langsung atau tidak langung. Nilai tertinggi adalah manusia dan
kepentingannya. Hanya manusia yang mempunyai nilai dan mendapat perhatian. Segala
sesuatu yang lain di alam semesta ini hanya akan mendapat nilai dan perhatian sejauh
menunjang dan demi kepentingan manusia. Oleh karenanya alam pun hanya dilihat sebagai
obyek, alat dan sarana bagi pemenuhan kebutuhan dan kepentingan manusia. Alam hanya alat
bagi pencapaian tujuan manusia. Alam tidak mempunyai nilai pada dirinya sendiri.

7. Teori Egosentris

Polluted river full of various garbage yaitu Etika yang mendasarkan diri pada berbagai
kepentingan individu (self). Egosentris didasarkan pada keharusan individu untuk
memfokuskan diri dengan tindakan apa yang dirasa baik untuk dirinya. Egosentris mengklaim
bahwa yang baik bagi individu adalah baik untuk masyarakat. Inti dari pandangan egosentris
ini, Sonny Keraf (1990:31) menjelaskan: Bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya
bertujuan untuk mengejar kepentingan pribadi dan memajukan diri sendiri Dengan demikian,
etika egosentris mendasarkan diri pada tindakan manusia sebagai pelaku rasional untuk
memperlakukan alam menurut insting “netral”. Hal ini didasarkan pada berbagai pandangan
“mekanisme” terhadap asumsi yang berkaitan dengan teori sosial liberal.

5
8. Etika Homosentris

Etika homosentris mendasarkan diri pada kepentingan sebagian masyarakat. Etika ini
mendasarkan diri pada berbagai model kepentingan sosial dan pendekatan antara pelaku
lingkungan yang melindungi sebagian besar masyarakat manusia. Etika homosentris sama
dengan etika utilitarianisme, jadi, jika etika egosentris mendasarkan penilaian baik dan buruk
suatu tindakan itu pada tujuan dan akibat tindakan itu bagi individu, maka etika utilitarianisme
ini menilai baik buruknya suatu tindakan itu berdasarkan pada tujuan dan akibat dari tindakan
itu bagi sebanyak mungkin orang.

9. Etika Ekosentris

Etika ekosentris mendasarkan diri pada kosmos. Menurut etika ekosentris ini,
lingkungan secara keseluruhan dinilai pada dirinya sendiri. Etika ini menurut aliran etis ekologi
tingkat tinggi yakni deep ecology, adalah yang paling mungkin sebagai alternatif untuk
memecahkan dilema etis ekologis. Menurut etika ini, bumi memperluas berbagai ikatan
komunitas yang mencakup “tanah, air, tumbuhan dan binatang atau secara kolektif, bumi”.
Bumi mengubah perah “homo sapiens” dari makhluk komunitas bumi, menjadi bagian susunan
warga dirinya. terdapat rasa hormat terhadap anggota yang lain dan juga terhadap komunitas
alam itu sendiri

10. Antroposentris

Antroposentris yang menekankan segi estetika dari alam dan etika antroposentris yang
mengutamakan kepentingan generasi penerus. Etika antroposentris yang mementingkan
kesejahteraan generasi penerus mendasarkan pada perlindungan atau konskervasi alam yang
ditujukan untuk generasi penerus manusia. Etika yang antroposentris ini memahami bahwa
alam merupakan sumber hidup manusia. Etika ini menekankan hal-hal berikut ini: Manusia
terpisah dari alam, Mengutamakan hak-hak manusia atas alam tetapi tidak menekankan
tanggung jawab manusia. Mengutamakan perasaan manusia sebagai pusat keprihatinannya
Kebijakan dan manajemen sunber daya alam untuk kepentingan manusia Norma utama adalah
untung rugi. Mengutamakan rencana jangka pendek. Pemecahan krisis ekologis melalui
pengaturan jumlah penduduk khususnya dinegara miskin Menerima secara positif
pertumbuhan ekonomi.3

3
Dinas Limgkungan Hidup, “Teori Etika Lingkungan”, https://dinlh.slemankab.go.id/teori-teori-lingkungan-
hidup/ (Diakses pada 14 maret 2021, pukul 09.32 WIB

6
2.3 Jenis-Jenis Etika Lingkungan

Etika Lingkungan disebut juga Etika Ekologi. Etika Ekologi selanjutnya dibedakan dan
menjadi dua yaitu etika ekologi dalam dan etika ekologi dangkal. Selain itu etika lingkungan
juga dibedakan lagi sebagai etika pelestarian dan etika pemeliharaan. Etika pelestarian adalah
etika yang menekankan pada mengusahakan pelestarian alam untuk kepentingan manusia,
sedangkan etika pemeliharaan dimaksudkan untuk mendukung usaha pemeliharaan lingkungan
untuk kepentingan semua makhluk.
1. Etika Ekologi Dangkal
Etika ekologi dangkal adalah pendekatan terhadap lingkungan yang menekankan
bahwa lingkungan sebagai sarana untuk kepentingan manusia, yang bersifat antroposentris.
Etika ekologi dangkal ini biasanya diterapkan pada filsafat rasionalisme dan humanisme serta
ilmu pengetahuan mekanistik yang kemudian diikuti dan dianut oleh banyak ahli lingkungan.
Kebanyakan para ahli lingkungan ini memiliki pandangan bahwa alam bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia. Etika ekologi dangkal ini menekankan hal-hal berikut:
a. Manusia terpisah dari alam.
b. Mengutamakan hak manusia atas alam tetapi tidak menekankan tanggung jawab manusia.
c. Mengutamakan perasaan manusia sebagai pusat keprihatinannya.
d. Kebijakan dan manajemen sunber daya alam untuk kepentingan manusia.
e. Norma utama adalah untung rugi.
f. Mengutamakan rencana jangka pendek.
g. Pemecahan krisis ekologis melalui pengaturan jumlah penduduk khususnya dinegara
miskin.
h. Menerima secara positif pertumbuhan ekonomi.
2. Etika Ekologi Dalam
Etika ekologi dalam adalah pendekatan terhadap lingkungan yang melihat pentingnya
memahami lingkungan sebagai keseluruhan kehidupan yang saling menopang, sehingga semua
unsur mempunyai arti dan makna yang sama. Etika Ekologi ini memiliki prinsip yaitu bahwa
semua bentuk kehidupan memiliki nilai bawaan dan karena itu memiliki hak untuk menuntut
penghargaan karena harga diri, hak untuk hidup dan hak untuk berkembang. Premisnya adalah
bahwa lingkungan moral harus melampaui spesies manusia dengan memasukkan komunitas
yang lebih luas. Komunitas yang lebih luas disini maksudnya adalah komunitas yang
menyertakan binatang dan tumbuhan serta alam.

7
Secara umum etika ekologi dalam ini menekankan hal-hal berikut :
a. Manusia adalah bagian dari alam.
b. Menekankan hak hidup mahluk lain, walaupun dapat dimanfaatkan oleh manusia, tidak
boleh diperlakukan sewenang-wenang.
c. Prihatin akan perasaan semua mahluk dan sedih kalau alam diperlakukan sewewenang.
d. Kebijakan manajemen lingkungan bagi semua mahluk.
e. Alam harus dilestarikan dan tidak dikuasai.
f. Pentingnya melindungi keanekaragaman hayati.
g. Menghargai dan memelihara tata alam.
h. Mengutamakan tujuan jangka panjang sesuai ekosistem.
i. Mengkritik sistem ekonomi dan politik dan menyodorkan sistem alternatif yaitu sistem
mengambil sambil memelihara.
Demikian pembagian etika lingkungan, Keduanya memiliki beberapa perbedaan-
perbedaan seperti diatas. Tetapi bukan berarti munculnya etika lingkungan ini memberi jawab
langsung atas pertanyaan mengapa terjadi kerusakan lingkungan. Namun paling tidak dengan
adanya gambaran etika lingkungan ini dapat sedikit menguraikan norma-norma mana yang
dipakai oleh manusia dalam melakukan pendekatan terhadap alam ini. Dengan demikian etika
lingkungan berusaha memberi sumbangan dengan beberapa norma yang ditawarkan untuk
mengungkap dan mencegah terjadinya kerusakan lingkungan.4

2.4 Prinsip-Prinsip Etika Lingkungan


1. Sikap Hormat terhadap Alam

Prinsip yang pertama dari etika lingkungan merupakan sikap menghormati terhadap
alam. Sikap menghormati terhadap alam ini merupakan sikap dasar yang harus dimiliki oleh
manusia dalam kaitannya memperlakukan alam atau lingkungan. Ketika manusia memiliki
sikap hormat terhadap alam maka manusia akan bisa berlaku bijaksana terhadap lingkungan.
Dengan menghormati lingkungan pula manusia tidak akan berbuat buruk dan yang bisa
menyebabkan keburukan terhadap lingkungan . Pada dasarnya semua teori etika lingkungan
mengakui bahwa alam semesta perlu untuk dihormati. Hormat terhadap alam merupakan suatu
prinsip dasar bagi manusia sebagai bagian dari alam semesta seluruhnya.

4
Ersafany, “Etika Lingkungan”, https://www.slideshare.net/Ersafany19/etika-lingkungan-186178340 (Diakses
pada 19 Maret 2021, pukul 19.27 WIB)

8
2. Sikap Tanggung Jawab

Prinsip selanjutnya adalah sikap tanggung jawab. Setiap bagian dan benda di alam
semesta ini diciptakan oleh Tuhan dengan tujuannya masing-masing, terlepas dari apakah
tujuan itu untuk kepentingan manusia atau tidak. Oleh karena itu, manusia sebagai bagian dari
alam semesta bertanggung jawab pula untuk menjaganya. Prinsip tanggung jawab kepada
lingkungan akan menyebabkan timbulnya sikap kehati- hatian dalam bertindak. Karena jika
seseorang mempunyai sikap tanggung jawab, maka dia akan selalu mempertimbangkan
tindakan-tindakan yang akan di lakukannya.

Tanggung jawab terhadap lingkungan ini seharusnya tidak hanya dimiliki oleh individu
saja, namun seharusnya juga dimiliki secara koleksi atau bersama-sama oleh masyarakat
umum. Apabila sikap tanggung jawab dimiliki oleh orang banyak, maka akan melahirkan
persatuan untuk mengambil prakarsa, usaha, kebijakan, dan tindakan bersama secara nyata
untuk menjaga alam semesta beserta seluruh isinya. Semua orang harus bisa bekerjasama bahu
membahu untuk menjaga dan melestarikan alam dan mencegah serta memulihkan kerusakan
alam, serta saling mengingatkan, melarang dan menghukum siapa saja yang merusak alam.

3. Sikap solidaritas

Sikap solidaritas merupakan sikap pengertian terhadap lingkungan. Prinsip solidaritas


ini merupakan prinsip yang membangkitkan rasa solider. Rasa solider akan bangkit berupa
sikap sepenanggungan dengan alam dan juga dengan makhluk hidup lainnya sehingga akan
mendorong manusia untuk menyelamatkan lingkungan. Prinsip ini bias mendorong manusia
untuk menyelamatkan lingkungan dan semua kehidupan di alam ini. Prinsip ini berfungsi
sebagai pengendali moral untuk mengharmonisasikan manusia dengan ekosistemnya dan
untuk mengontrol perilaku manusia dalam batas-batas keseimbangan kosmis. Solidaritas ini
juga mendorong manusia untuk mengutuk di memusnakan spesies tertentu.

4. Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulian (Caring for Nature)

Prinsip kasih sayang dan kepedulaian terhadap alam. Prisip kasih sayang dan
kepedulaian ini akan melahirkan sikap sukarela bertindak untuk menjaga alam. Sikap dan
pandangan satu arah, menuju yang lain dengan tanpa mengharapkan imbalan, serta tidak
didasarkan oleh kepentingan pribadi namun semata-mata hanya untuk alam saja. Dengan
semakin peduli terhadap alam, maka manusia menjadi semakin matang dengan identitas yang
kuat.

9
5. Prinsip “No Harm”

Prinsip “No Harm”. Prinsip ini merupakan tindakan yang tidak merugikan atau merusak
alam. Hal ini karena manusia mempunyai moral dan juga tanggung jawab terhadap keadaan
alam. Oleh karena itulah manusia harus bisa menjaga lingkungan agar bisa ditempati dengan
nyaman oleh semua makhluk hidup, baik manusia, binatang, maupun tumbuhan. Terdapat
kewajiban, sikap solider dan kepedulian, paling tidak dengan tidak melakukan tindakan yang
merugikan atau mengancam eksistensi makhluk hidup lain di alam semesta ini (no harm). Jadi
kewajiban dan tanggung jawab moral dapat dinyatakan dengan merawat, melindungi, menjaga
dan melestarikan alam, dan tidak melakukan tindakan seperti membakar hutan dan membuang
limbah sembarangan.

6. Prinsip Hidup Sederhana dan Selaras dengan Alam

Prinsip hidup sederhana dan selaras dengan alam. Dengan adanya prinsip ini maka pola
hidup manusia modern harus dibatasi. Prinsip ini muncul didasari karena selama ini alam hanya
sebagai objek eksploitasi saja dan sebagai alat pemuas kebutuhan saja. Prinsip ini menekankan
pada nilai, kualitas, cara hidup yang baik, bukan menekankan pada sikap rakus dan tamak. Ada
batas untuk hidup secara layak sebagai manusia, yang selaras dengan alam.

7. Prinsip Keadilan

Prinsip keadilanad alah berbicara terhadap akses yang sama bagi semua kelompok dan
anggota masyarakat dalam kaitannya menentukan kebijakan pengelolaan sumber daya alam
dan program pelestarian alam. Selain itu juga dalam menikmati secara lestari. Dalam prinsip
ini kita perlu memerhatikan kepentingan masyarakatadat secara lebih khusus, karena dalam
segi pemanfaatan sumber daya alam dibandingkan dengan masyarakat modern akan kalah dari
segi permodalan, teknologi, informasi dan sebagainya, sehingga kepentingan
masyarakat sangat rentan dan terancam.

8. Prinsip Demokrasi

Prinsip demokrasi merupakan suatu prinsip yang terbentuk karena adanya


keanekaragaman pendapat maupun prinsip-prinsip yang lainnya yang berhubungan dengan
kebijakan, atau baik-buruk untuk alam. Oleh karena adanya perbedaan pendapat tersebut, perlu
kiranya diambil pendapat yang disetujui orang yang lebih banyak. Prinsip ini sangat relevan
dengan pengambilan kebijakan di bidang lingkungan, dan memberikan garansi bagi kebijakan
yang pro lingkungan hidup. Dalam prinsip ini tercakup beberapa prinsip moral lainnya, yaitu:

10
a. Demokrasi menjamin adanya keanekaragaman dan pluralitas yangmemungkinkan nilai
lingkungan hidup mendapat tempat untuk diperjuangkan sebagai agenda politik dan
ekonomi yang sama pentingnya dengan agenda lain.
b. Demokrasi menjamin kebebasan dalam mengeluarkan pendapat dan memperjuangkan
nilai yang dianut oleh setiap orang dan kelompok masyarakat dalam bingkai kepentingan
bersama.
c. Demokrasi menjamin setiap orang dan kelompok masyarakat, berpartisipasi dalam
menentukan kebijakan publik dan memperoleh manfaatnya.
d. Demokrasi menjamin sifat transparansi.
e. Adanya akuntabilitas publik.
9. Prinsip Integritas Moral

Prinsi yang terakhir adalah prinsip integritas moral. Prinsip ini merupakan prinsip yang
menuntut pejabat publik agar mempunyai sikap dan juga perilaku moral terhormat serta
memegang teguh untuk bisa mengamankan kepentingan publik yang berkaitan dengan sumber
daya alam.

Sedangkan para penganut deep ecology menganut delapan prinsip, diantaranya yaitu:
1) Kesejahteraan dan keadaan baik dari kehidupan manusiawi ataupun bukan di bumi
mempunyai nilai intrinsik.
2) Kekayaan dan keanekaragaman bentuk-bentuk hidupmenyumbangkan kepada
terwujudnya nilai-nilai ini dan merupakan nilai-nilai sendiri.
3) Manusia tidak berhak mengurangi kekayaan dan keanekaragaman ini, kecuali untuk
memenuhi kebutuhan vitalnya.
4) Keadaan baik dari kehidupan dan kebudayaan manusia dapat dicocok-kan dengan
dikuranginya secara substansial jumlah penduduk.
5) Campur tangan manusia dengan dunia bukan manusia kini terlalu besar.
6) Kebijakan umum harus dirubah, yang menyangkut struktur-struktur dasar di bidang
ekonomis, teknologis, dan ideologis.
7) Perubahan ideologis terutama menghargai kualitas kehidupn dan bukan berpegang pada
standar hidup yang semakin tinggi.
8) Mereka yang menyetujui butir-butir sebelumnya berkewajiban secara langsung dan tidak
langsung untuk berusaha mengadakan perubahan-perubahan yang perlu.

11
Prinsip-prinsip etika lingkungan perlu diupayakan dan diimplementasikan dalam
kehidupan manusia karena krisis, persoalan ekologi dan bencana alam yang terjadi pada
dasamya diakibatkan oleh pemahaman yang salah. Yaitu bahwa alam adalah objek yang
boleh diberlakukan dan dieksploitasi sekehendak kita.Pola pembangunan yang berlangsung
saat ini perlu di ubah dan di implementasikan secara jelas. Aspek pembangunan tidak semata-
mata hanya pemenuhan kebutuhan aspek ekonomi namun juga perlu memberikan bobot
yang setara pada aspek-aspek sosial, budaya dan lingkungan. Kerusakan yang terjadi pada
masa sekarang, tidak hanya dirasakan oleh kita sekarang ini, namun juga akan dirasakan pula
oleh generasi yang akan datang.

Pembangunan yang dilakukan harus merupakan pembangunan membumi yang selalu


selaras dengan keseimbangan alam. Pembangunan membumi dapat dikatakan identik dengan
pembangunan yang berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.Dari beberapa pembahasan di
atas, bahwa kita di tuntut untuk menjaga lingkungan. Dalam menjaga lingkungan, manusia
harus memiliki ”etika”. Etika lingkungan ini adalah sikap kita dalam menjaga kelestarian alam
ini agar alam ini tidak rusak, baik ekosistem maupun habitatnya. Perlu kita sadari bahwa kita
ini juga nagian dari alam ini. Maka kita harus menjaga lingkungan ini dengan baik dengan
norma-norma etika lingkungan.5

2.5 Dasar-Dasar Etika Lingkungan

Empat tingkat kesadaran lingkungan mengiodentifikasi bahwa awalnya pemikiran etika


lingkungan itu muncul karena adanya krisis lingkungan yang sebab utamanya adalah gaya
hidup manusia dan perkembangan peradabannya. Pola hidup konsumtif, tanpa
memperhitungkan bagaimana ketersediaan/ daya dukung lingkungan serta didukung
pengangkatan-pengangkatan teknologi membuahkan perilaku eksploitasi. Namun, sering
berjalannya waktu, manusia mulai menghadapi masalah persaingan mendapatkan sumber daya
alam yang ironisnya justru semakin berkurang dan tingkat daya dukungnya pun mulai
menurun. Masalah ini lah yang memaksa manusia untuk melihat kembali bagaimana
kedudukan, fungsi dan interaksinya dengan alam semesta yang melahirkan gagasan kesadaran
dan etika lingkungan.

5
Redaksi Ilmugeografi, “Prinsip Etika Lingkungan”, https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/prinsip-etika-
lingkungan (Diakses pada 18 Maret 2021, pukul 22.00 WIB).

12
Dasar-dasar pemikiran/pendekatan etika lingkungan, yaitu:

1. Dasar pendekatan ekologis

Mengenalkan suatu pemahaman adanya keterkaitan yang luas atas kehidupan yang luas
atas kehidupan dimana tindakan manusia pada masa lalu, sekarang dan yang akan datang yang
akan memberi dampak yang tak dapat diperkirakan. Kita tidak bisa melakukan hanya satu hal
atas alam, kita tidak juga bisa sepenuhnya memahami bagaimana alam bekerja, pun kita tidak
akan pernah bisa mengelak bahwa apa yang kita lakukan pasti memberi dampak pada
organisme lain, sekarang atau akan datang.

2. Dasar pendekatan humanisme

Setara dengan pendekatan ekologis, dasar pendekatan ini menekankan pada pentingnya
tanggung jawab kita untuk hak dan kesejahteraan manusia lain atas sumber daya alam.

3. Dasar pendekatan teologis

Merupakan dasar dari kedua pendekatan sebelumnya, bersumber pada agama yang
nilai-nilai luhur dan mula ajarannya menunjukkan bagaiman alam sebenarnya diciptakan dan
bagaimana kedudukan dan fungsi manusia serta interaksi yang selayaknya terjalin antara alam
dan manusia.

Kesadaran-kesadaran lingkungan selayaknya ada bagi kepentingan keberlanjutan bumi


dan sumber daya alam, yaitu:

a. Manusia bukanlah sumber utama dari segala nilai


b. Keberadaan alam dan segala sumber dayanya bukanlah untuk manusia semata, tetapi untuk
seluruh spesies organisme yang ada didalamnya.
c. Tujuan kehidupan manusia dibumi bukan hanya memproduksidan mengonsumsi, tetapi
sekaligus mengkonservasi dan memperbarui sumber daya alam.
d. Meningkatkan kualitas hidup, sebagaimana dasar ketiga diatas, menjadi tujuan kehidupan.
e. Sumber daya alam itu sangat terbatas dan harus dihargai sertadiperbaharui.
f. Hubungan antara manusia dengan alam sebaiknya kesetaraan antara manusia dan alam,
sebuah hubungan dengan organisme hidup dalam kerja sama ekologik.
g. Kita harus memelihara stabilitas ekologik dengan mempertahankan dan meningkatkan
keanekaragaman biologis dan budaya.

13
h. Fungsi utama negara adalah mencanangkan dan pengawasan pemberdayaan sumber daya
alam, melindungi individu, kelompok masyarakat dari eksploitasi perusakan lingkungan.
i. Manusia hendaknya saling berbagi dan mengasihi, tidak individualis dan mendominasi.
j. Setiap manusia di pelanet bumi adalah unik, memilii hak berbagai atas sumber daya alam.
k. Tidak satu pun individu manusia, pihak industri atau negara berhak untuk meningkatkan
haknya atau sumber daya alam.6

2.6 Penerapan Etika Lingkungan

Sejumlah cara yang dapat dilakukan manusia yang berkaitan dengan etika lingkungan.

a. Konservasi: Menjaga atau membatasi sumber daya alam. Maksudnya, manusia harus
menghilangkan pandangan bahwa bumi merupakan SDA yang tidak terbatas sehingga
manusia dapat menggunakan seenaknya.
b. Meyakini bahwa manusia merupakan bagian dari alam, dengan cara:
a. Tidak mengeksploitasi SDA secara berlebihan
b. Tidak merusak alam sekitar
c. Memperbaiki kerusakan SDA akibat eksploitasi berlebihan dan menyadari bahwa
eksploitasi mengakibatkan penurunan daya dukung lingkungan
c. Mendukung dan menjamin bahwa lingkungan dapat meneruskan fungsinya untuk
kelangsungan hidup semua makhluk dengan menghormati alam.
d. Mengelola sistem lingkungan menggunakan ilmu dan tekhnologi yang ramah lingkungan.

Menurut UU Peran dan fungsi pemerintah dalam pengelolaan lingkungan hidup:


a. Bertanggung jawab saat mengambil keputusan dalam pengelolaan lingkungan hidup

b. Meningkatkan hak dan tanggung jawab masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup

c. Mengembankan kebijakan nasional pengelolaan lingkungan hidup

d. Menyebarluaskan informasi lingkungan hidup kepada masyarakat

e. Memberi penghargaan bagi orang yang berjasa dalam pengelolaan lingkungan hidup dan
memberi hukuman bagi yang merusaknya

6
Vinobay, Makalah Etika Lingkungan, http://elvinabarus1110.blogspot.com/2016/02/makalah-etika-lingkungan.
html?m=1 (Diakses pada 14 Maret 2021, pukul 08.04 WIB).

14
Peran Organisasi/Institusi dalam pengelolaan lingkungan:
a. Memberikan pendidikan lingkungan hidup kepada masyarakat.

b. Meneliti masalah lingkungan hidup dan hasilnya disebarluaskan kepada masyarakat.

c. Berperan aktif dan memberikan informasi mengenai lingkungan hidup kepada masyarakat.

d. Membantu menyelesaikan masalah lingkungan hidup dalam masyarakat

Peran Individu dalam pengelolaan lingkungan:

a. Mematuhi kebijakan pemerintah dalam pengelolaan lingkungan hidup.

b. Saling mengingatkan apabila ada yang melakukan kegiatan yang merusak lingkungan.

c. Menyayangi binatang dan tumbuhan sehingga terhindar dari kepunahan.

Peran Pengelolaan Lingkungan dalam keluarga:

a. Menanam dan memelihara tanaman di pekarangan rumah

b. Membiasakan diri membuang sampah pada tempatnya

c. Memberikan tanggungjawab tiap angggota keluarga untuk membersihkan rumah secara rutin

Peranan dalam Lingkungan Pendidikan /Sekolah/Universitas:

a. Pembahasan atau mengenai lingkungan hidup

b. Pengelolaan sampah

c. Penanaman pohon

Peranan di Lingkungan Masyarakat

a. Membuang sampah pada tempat pembuangan sampah akhir secara berkala

b. Memisahkan sampah organik dan anorganik

c. Melakukan gotong royong secara berkala

d. Mendaur ulang sampah yang dapat diperbaharui7

7
Iffah Sulistyawati, “Penerapan Etika Lingkungan”, https://www.slideshare.net/iffahsulistyawatihartana/
penerapan-etika-lingkungan (Diakses pada 19 Maret 2021, pukul 19.52 WIB)

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:

1. Etika lingkungan merupakan kebijaksanaan moral manusia dalam bergaul dengan


lingkungannya.
2. Etika ekologi dibedakan menjadi etika ekologi dangkal dan etika ekologi dalam. Etika
ekologi dangkal adalah pendekatan terhadap lingkungan yang menekankan bahwa
lingkungan sebagai sarana untuk kepentingan manusia, sedangkan etika ekologi dalam
adalah pendekatan terhadap lingkungan yang melihat pentingnya memahami lingkungan
sebagai keseluruhan kehidupan.
3. Teori lingkungan diantaranya adalah: Biosentrisme, Ekosentrisme, Teosentrisme,
Zoosentrisme, Nikomakea, Antroposentrisme, Egosentris, Etika Homosentris, Etika
Ekosentris, Antroposentris.
4. Prinsip-prinsip lingkungan adalah Sikap Hormat terhadap Alam, Sikap Tanggung
Jawab, Sikap solidaritas, Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulian (Caring for Nature),
Prinsip “No Harm”, Prinsip Hidup Sederhana dan Selaras dengan Alam, Prinsip Keadilan,
Prinsip Demokrasi, Prinsip Integritas Moral.
5. Dasar etika, dalam mewujudkan kesadaran masyarakat meliputi dasar pendekatan
ekologis, dasar pendekatan humanisme, dan dasar pendekatan teologis.
6. Penerapan etika lingkungan hidup bisa meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,
dan lingkungan masyarakat.

3.2 Saran

Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan
sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan
mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas.

16
DAFTAR PUSTAKA

Miftachul Atok, Hudha Husamah, Abdulkadir Rahardjanto. 2019. ETIKA LINGKUNGAN


(Teori dan Praktik Pembelajarannya). Malang. Universitas Muhammadiyah Malang

Etika Lingkungan (https://www.slideshare.net/Ersafany19/etika-lingkungan-186178340)


Diakses pada Jum’at, 19 Maret 2021 jam 19.27 WIB
Penerapan Etika Lingkungan (http://www.slideshare.net/iffahsulistyawatihartana/penerapan-
etika-lingkungan) Diakses pada Jum’at, 19 Maret 2021 jam 19.52 WIB
Prinsip etika lingkungan (https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/prinsip-etika-lingkungan)
Diakses pada Kamis 18 Maret 2021 jam 22.00 WIB.

Etika Lingkungan (http://elvinabarus1110.blogspot.com/2016/02/makalah-etika-lingkungan)


Diakses pada Minggu 14 Maret 2021 jam 08.04 WIB.
Teori-Teori Lingkungan Hidup (https://dinlh.slemankab.go.id/teori-teori-lingkungan-hidup)
Diakses pada Minggu 14 Maret 2021 jam 09.32 WIB.

Anda mungkin juga menyukai