ETIKA LINGKUNGAN
DISUSUN OLEH
Kelompok 3
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2020/2021
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan limpahan rahmatnyalah maka kami dapat menyelesaikan sebuah makalah dengan
tepat waktu.
Berikut ini kami mempersembahkan sebuah makalah dengan judul "Etika
Lingkungan", yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk
mempelajarinya.
Melalui kata pengantar ini kami lebih dahulu meminta maaf dan memohon memaklumi
bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat atau
menyinggu perasaan pembaca.
Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian etika lingkungan.
2. Untuk mengetahui teori etika lingkungan.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis etika lingkungan.
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip etika lingkungan.
5. Untuk mengetahui dasar-dasar pendekatan atau pemikiran etika lingkungan.
6. Untuk mengetahui penerapan etika lingkungan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Etika Lingkungan berasal dari dua kata, yaitu Etika dan Lingkungan. Etika berasal dari
bahasa yunani yaitu “Ethos” yang berarti adat istiadat atau kebiasaan. Ada tiga teori mengenai
pengertian etika, yaitu: etika Deontologi, etika Teologi, dan etika Keutamaan. Etika Deontologi
adalah suatu tindakan di nilai baik atau buruk berdasarkan apakah tindakan itu sesuai atau tidak
dengan kewajiban.Etika Teologi adalah baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan atau
akibat suatu tindakan.Sedangkan Etika keutamaan adalah mengutamakan pengembangan
karakter moral pada diri setiap orang.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang mempengaruhi
kelangsungan kehidupan kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lain baik secara langsung
maupun secara tidak langsung.Jadi, etika lingkungan merupakan kebijaksanaan moral manusia
dalam bergaul dengan lingkungannya.etika lingkungan diperlukan agar setiap kegiatan yang
menyangkut lingkungan dipertimbangkan secara cermat sehingga keseimbangan lingkungan
tetap terjaga.
Etika lingkungan merupakan suatu konsep yang penting untuk dipahami, karena etika
lingkungan merupakan kajian baru yang membahas kaitan antara ilmu filsafat dan biologi,
khususnya lingkungan. Ilmu filsafat digunakan untuk berpikir secara mendalam terhadap
berbagai aspek yang menyangkut kehidupan manusia di alam, sedangkan ilmu lingkungan
digunakan untuk mengetahui dan memahami sistem kebumian dan kaitannya yang kompleks
antara lapisan kehidupan (biotik) dan lapisan non kehidupan (abiotik). Oleh karena manusia
merupakan salah satu komponen penting dalam lingkungan, maka perilaku manusia dalam
interaksinya dengan lingkungan yang dibuktikan dengan aktivitasnya dalam mengolah dan
memanfaatkan sumberdaya lingkungan harus memperhatikan etika lingkungan.
Etika yang kita pandang sebagai suatu landasan spiritual dan religiusitas dari sebuah
budaya sangat erat kaitannya dengan lingkungan dan sangat dibutuhkan dalam hubungannya
dengan integritas ekologi. Hal ini didasari, bahwa kaitan etika dengan alam dan kaitan manusia
sebagai individu, sebagai entitas kelompok, maupun negara akan menentukan tingkat
keberadaan manusia sebagai makhluk.
2
Oleh karena itu memaknai ekologi dan tanggung jawab terhadap kelangsungan ekologi
dalam kaitannya dengan semua komponen spesies dan ekosistem yang ada di dalamnya
merupakan tanggung jawab manusia, karena manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai
khalifah di muka bumi.
Jadi, etika lingkungan merupakan kebijaksanaan moral manusia dalam bergaul dengan
lingkungannya. Etika lingkungan diperlukan agar setiap kegiatan yang menyangkut lingkungan
dipertimbangkan secara cermat sehingga keseimbangan lingkungan tetap terjaga. Adapun hal-
hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan penerapan etika lingkungan sebagai berikut:
a. Manusia merupakan bagian dari lingkungan yang tidak terpisahkan sehngga perlu
menyayangi semua kehidupan dan lingkungannya selain dirinya sendiri.
b. Manusia sebagai bagian dari lingkungan, hendaknya selalu berupaya untuk emnjaga
terhadap pelestarian , keseimbangan dan keindahan alam.
c. Kebijaksanaan penggunaan sumber daya alam yang terbatas termasuk bahan energy.
d. Lingkungan disediakan bukan untuk manusia saja, melainkan juga untuk makhluk hidup
yang lain.
Di samping itu, etika Lingkungan tidak hanya berbicara mengenai perilaku manusia
terhadap alam, namun juga mengenai relasi di antara semua kehidupan alam semesta, yaitu
antara manusia dengan manusia yang mempunyai dampak pada alam dan antara manusia
dengan makhluk hidup lain atau dengan alam secara keseluruhan.1
1. Teori Biosentrisme
Teori lingkungan ini memandang setiap kehidupan dan makhluk hidup mempunyai
nilai dan berharga pada dirinya sendiri. Tidak hanya manusia yang mempunyai nilai, alam juga
mempunyai nilai pada dirinya sendiri terlepas dari kepentingan manusia. Biosentrisme
menolak argumen antroposentrisme, karena yang menjadi pusat perhatian dan yang dibela oleh
teori ini adalah kehidupan, secara moral berlaku prinsip bahwa setiap kehidupan di muka bumi
ini mempunyai nilai moral yang sama sehingga harus dilindungi dan diselamatkan.
1
Atok Miftachul Hudha, dkk., Etika Lingkungan (Teori dan Praktik Pembelajarannya), (Malang: Penerbit
Universitas Muhammadiyah, 2019), hlm.63
3
2. Teori Ekosentrisme
Ekosentrime menempatkan komponen biotik dan abiotik dalam satu posisi yang
memiliki keterkaitan. Aspek moralitas yang menjadi tanggung jawab manusia tak terbatas pada
makhluk hidup semata. Ekosentrisme memberi titik tekan pada hubungan mutualisme semua
komponen penyusun ekosistem. Bumi dapat diibaratkan sebagai planet yang menjadi pabrik
integral, suatu keseluruhan organisme yang saling membutuhkan, saling menopang dan saling
memerlukan, sehingga proses hidup-mati harus terjadi dan menjadi bagian dalam tata
kehidupan ekosistem.
3. Teori Teosentrisme
4. Teori Zoosentrisme
2
Ibid., hlm.70-76
4
5. Teori Nikomakea
Teori Nikomakea (bahasa Inggris: ‘Nicomachean Ethics’), atau Ta Ethika, adalah karya
Aristoteles tentang kebajikan dan karakter moral yang memainkan peranan penting dalam
mendefinisikan etika Aristoteles. Teori Nikomakea memusatkan perhatian pada pentingnya
membiasakan berperilaku bajik dan mengembangkan watak yang bajik pula. Aristoteles
menekankan pentingnya konteks dalam perilaku etis, dan kemampuan dari orang yang bajik
untuk mengenali langkah terbaik yang perlu diambil. Aristoteles berpendapat bahwa
eudaimonia adalah tujuan hidup, dan bahwa ucaha mencapai eudaimonia, bila dipahami dengan
tepat, akan menghasilkan perilaku yang bajik.
6. Teori Antroposentrisme
7. Teori Egosentris
Polluted river full of various garbage yaitu Etika yang mendasarkan diri pada berbagai
kepentingan individu (self). Egosentris didasarkan pada keharusan individu untuk
memfokuskan diri dengan tindakan apa yang dirasa baik untuk dirinya. Egosentris mengklaim
bahwa yang baik bagi individu adalah baik untuk masyarakat. Inti dari pandangan egosentris
ini, Sonny Keraf (1990:31) menjelaskan: Bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya
bertujuan untuk mengejar kepentingan pribadi dan memajukan diri sendiri Dengan demikian,
etika egosentris mendasarkan diri pada tindakan manusia sebagai pelaku rasional untuk
memperlakukan alam menurut insting “netral”. Hal ini didasarkan pada berbagai pandangan
“mekanisme” terhadap asumsi yang berkaitan dengan teori sosial liberal.
5
8. Etika Homosentris
Etika homosentris mendasarkan diri pada kepentingan sebagian masyarakat. Etika ini
mendasarkan diri pada berbagai model kepentingan sosial dan pendekatan antara pelaku
lingkungan yang melindungi sebagian besar masyarakat manusia. Etika homosentris sama
dengan etika utilitarianisme, jadi, jika etika egosentris mendasarkan penilaian baik dan buruk
suatu tindakan itu pada tujuan dan akibat tindakan itu bagi individu, maka etika utilitarianisme
ini menilai baik buruknya suatu tindakan itu berdasarkan pada tujuan dan akibat dari tindakan
itu bagi sebanyak mungkin orang.
9. Etika Ekosentris
Etika ekosentris mendasarkan diri pada kosmos. Menurut etika ekosentris ini,
lingkungan secara keseluruhan dinilai pada dirinya sendiri. Etika ini menurut aliran etis ekologi
tingkat tinggi yakni deep ecology, adalah yang paling mungkin sebagai alternatif untuk
memecahkan dilema etis ekologis. Menurut etika ini, bumi memperluas berbagai ikatan
komunitas yang mencakup “tanah, air, tumbuhan dan binatang atau secara kolektif, bumi”.
Bumi mengubah perah “homo sapiens” dari makhluk komunitas bumi, menjadi bagian susunan
warga dirinya. terdapat rasa hormat terhadap anggota yang lain dan juga terhadap komunitas
alam itu sendiri
10. Antroposentris
Antroposentris yang menekankan segi estetika dari alam dan etika antroposentris yang
mengutamakan kepentingan generasi penerus. Etika antroposentris yang mementingkan
kesejahteraan generasi penerus mendasarkan pada perlindungan atau konskervasi alam yang
ditujukan untuk generasi penerus manusia. Etika yang antroposentris ini memahami bahwa
alam merupakan sumber hidup manusia. Etika ini menekankan hal-hal berikut ini: Manusia
terpisah dari alam, Mengutamakan hak-hak manusia atas alam tetapi tidak menekankan
tanggung jawab manusia. Mengutamakan perasaan manusia sebagai pusat keprihatinannya
Kebijakan dan manajemen sunber daya alam untuk kepentingan manusia Norma utama adalah
untung rugi. Mengutamakan rencana jangka pendek. Pemecahan krisis ekologis melalui
pengaturan jumlah penduduk khususnya dinegara miskin Menerima secara positif
pertumbuhan ekonomi.3
3
Dinas Limgkungan Hidup, “Teori Etika Lingkungan”, https://dinlh.slemankab.go.id/teori-teori-lingkungan-
hidup/ (Diakses pada 14 maret 2021, pukul 09.32 WIB
6
2.3 Jenis-Jenis Etika Lingkungan
Etika Lingkungan disebut juga Etika Ekologi. Etika Ekologi selanjutnya dibedakan dan
menjadi dua yaitu etika ekologi dalam dan etika ekologi dangkal. Selain itu etika lingkungan
juga dibedakan lagi sebagai etika pelestarian dan etika pemeliharaan. Etika pelestarian adalah
etika yang menekankan pada mengusahakan pelestarian alam untuk kepentingan manusia,
sedangkan etika pemeliharaan dimaksudkan untuk mendukung usaha pemeliharaan lingkungan
untuk kepentingan semua makhluk.
1. Etika Ekologi Dangkal
Etika ekologi dangkal adalah pendekatan terhadap lingkungan yang menekankan
bahwa lingkungan sebagai sarana untuk kepentingan manusia, yang bersifat antroposentris.
Etika ekologi dangkal ini biasanya diterapkan pada filsafat rasionalisme dan humanisme serta
ilmu pengetahuan mekanistik yang kemudian diikuti dan dianut oleh banyak ahli lingkungan.
Kebanyakan para ahli lingkungan ini memiliki pandangan bahwa alam bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia. Etika ekologi dangkal ini menekankan hal-hal berikut:
a. Manusia terpisah dari alam.
b. Mengutamakan hak manusia atas alam tetapi tidak menekankan tanggung jawab manusia.
c. Mengutamakan perasaan manusia sebagai pusat keprihatinannya.
d. Kebijakan dan manajemen sunber daya alam untuk kepentingan manusia.
e. Norma utama adalah untung rugi.
f. Mengutamakan rencana jangka pendek.
g. Pemecahan krisis ekologis melalui pengaturan jumlah penduduk khususnya dinegara
miskin.
h. Menerima secara positif pertumbuhan ekonomi.
2. Etika Ekologi Dalam
Etika ekologi dalam adalah pendekatan terhadap lingkungan yang melihat pentingnya
memahami lingkungan sebagai keseluruhan kehidupan yang saling menopang, sehingga semua
unsur mempunyai arti dan makna yang sama. Etika Ekologi ini memiliki prinsip yaitu bahwa
semua bentuk kehidupan memiliki nilai bawaan dan karena itu memiliki hak untuk menuntut
penghargaan karena harga diri, hak untuk hidup dan hak untuk berkembang. Premisnya adalah
bahwa lingkungan moral harus melampaui spesies manusia dengan memasukkan komunitas
yang lebih luas. Komunitas yang lebih luas disini maksudnya adalah komunitas yang
menyertakan binatang dan tumbuhan serta alam.
7
Secara umum etika ekologi dalam ini menekankan hal-hal berikut :
a. Manusia adalah bagian dari alam.
b. Menekankan hak hidup mahluk lain, walaupun dapat dimanfaatkan oleh manusia, tidak
boleh diperlakukan sewenang-wenang.
c. Prihatin akan perasaan semua mahluk dan sedih kalau alam diperlakukan sewewenang.
d. Kebijakan manajemen lingkungan bagi semua mahluk.
e. Alam harus dilestarikan dan tidak dikuasai.
f. Pentingnya melindungi keanekaragaman hayati.
g. Menghargai dan memelihara tata alam.
h. Mengutamakan tujuan jangka panjang sesuai ekosistem.
i. Mengkritik sistem ekonomi dan politik dan menyodorkan sistem alternatif yaitu sistem
mengambil sambil memelihara.
Demikian pembagian etika lingkungan, Keduanya memiliki beberapa perbedaan-
perbedaan seperti diatas. Tetapi bukan berarti munculnya etika lingkungan ini memberi jawab
langsung atas pertanyaan mengapa terjadi kerusakan lingkungan. Namun paling tidak dengan
adanya gambaran etika lingkungan ini dapat sedikit menguraikan norma-norma mana yang
dipakai oleh manusia dalam melakukan pendekatan terhadap alam ini. Dengan demikian etika
lingkungan berusaha memberi sumbangan dengan beberapa norma yang ditawarkan untuk
mengungkap dan mencegah terjadinya kerusakan lingkungan.4
Prinsip yang pertama dari etika lingkungan merupakan sikap menghormati terhadap
alam. Sikap menghormati terhadap alam ini merupakan sikap dasar yang harus dimiliki oleh
manusia dalam kaitannya memperlakukan alam atau lingkungan. Ketika manusia memiliki
sikap hormat terhadap alam maka manusia akan bisa berlaku bijaksana terhadap lingkungan.
Dengan menghormati lingkungan pula manusia tidak akan berbuat buruk dan yang bisa
menyebabkan keburukan terhadap lingkungan . Pada dasarnya semua teori etika lingkungan
mengakui bahwa alam semesta perlu untuk dihormati. Hormat terhadap alam merupakan suatu
prinsip dasar bagi manusia sebagai bagian dari alam semesta seluruhnya.
4
Ersafany, “Etika Lingkungan”, https://www.slideshare.net/Ersafany19/etika-lingkungan-186178340 (Diakses
pada 19 Maret 2021, pukul 19.27 WIB)
8
2. Sikap Tanggung Jawab
Prinsip selanjutnya adalah sikap tanggung jawab. Setiap bagian dan benda di alam
semesta ini diciptakan oleh Tuhan dengan tujuannya masing-masing, terlepas dari apakah
tujuan itu untuk kepentingan manusia atau tidak. Oleh karena itu, manusia sebagai bagian dari
alam semesta bertanggung jawab pula untuk menjaganya. Prinsip tanggung jawab kepada
lingkungan akan menyebabkan timbulnya sikap kehati- hatian dalam bertindak. Karena jika
seseorang mempunyai sikap tanggung jawab, maka dia akan selalu mempertimbangkan
tindakan-tindakan yang akan di lakukannya.
Tanggung jawab terhadap lingkungan ini seharusnya tidak hanya dimiliki oleh individu
saja, namun seharusnya juga dimiliki secara koleksi atau bersama-sama oleh masyarakat
umum. Apabila sikap tanggung jawab dimiliki oleh orang banyak, maka akan melahirkan
persatuan untuk mengambil prakarsa, usaha, kebijakan, dan tindakan bersama secara nyata
untuk menjaga alam semesta beserta seluruh isinya. Semua orang harus bisa bekerjasama bahu
membahu untuk menjaga dan melestarikan alam dan mencegah serta memulihkan kerusakan
alam, serta saling mengingatkan, melarang dan menghukum siapa saja yang merusak alam.
3. Sikap solidaritas
Prinsip kasih sayang dan kepedulaian terhadap alam. Prisip kasih sayang dan
kepedulaian ini akan melahirkan sikap sukarela bertindak untuk menjaga alam. Sikap dan
pandangan satu arah, menuju yang lain dengan tanpa mengharapkan imbalan, serta tidak
didasarkan oleh kepentingan pribadi namun semata-mata hanya untuk alam saja. Dengan
semakin peduli terhadap alam, maka manusia menjadi semakin matang dengan identitas yang
kuat.
9
5. Prinsip “No Harm”
Prinsip “No Harm”. Prinsip ini merupakan tindakan yang tidak merugikan atau merusak
alam. Hal ini karena manusia mempunyai moral dan juga tanggung jawab terhadap keadaan
alam. Oleh karena itulah manusia harus bisa menjaga lingkungan agar bisa ditempati dengan
nyaman oleh semua makhluk hidup, baik manusia, binatang, maupun tumbuhan. Terdapat
kewajiban, sikap solider dan kepedulian, paling tidak dengan tidak melakukan tindakan yang
merugikan atau mengancam eksistensi makhluk hidup lain di alam semesta ini (no harm). Jadi
kewajiban dan tanggung jawab moral dapat dinyatakan dengan merawat, melindungi, menjaga
dan melestarikan alam, dan tidak melakukan tindakan seperti membakar hutan dan membuang
limbah sembarangan.
Prinsip hidup sederhana dan selaras dengan alam. Dengan adanya prinsip ini maka pola
hidup manusia modern harus dibatasi. Prinsip ini muncul didasari karena selama ini alam hanya
sebagai objek eksploitasi saja dan sebagai alat pemuas kebutuhan saja. Prinsip ini menekankan
pada nilai, kualitas, cara hidup yang baik, bukan menekankan pada sikap rakus dan tamak. Ada
batas untuk hidup secara layak sebagai manusia, yang selaras dengan alam.
7. Prinsip Keadilan
Prinsip keadilanad alah berbicara terhadap akses yang sama bagi semua kelompok dan
anggota masyarakat dalam kaitannya menentukan kebijakan pengelolaan sumber daya alam
dan program pelestarian alam. Selain itu juga dalam menikmati secara lestari. Dalam prinsip
ini kita perlu memerhatikan kepentingan masyarakatadat secara lebih khusus, karena dalam
segi pemanfaatan sumber daya alam dibandingkan dengan masyarakat modern akan kalah dari
segi permodalan, teknologi, informasi dan sebagainya, sehingga kepentingan
masyarakat sangat rentan dan terancam.
8. Prinsip Demokrasi
10
a. Demokrasi menjamin adanya keanekaragaman dan pluralitas yangmemungkinkan nilai
lingkungan hidup mendapat tempat untuk diperjuangkan sebagai agenda politik dan
ekonomi yang sama pentingnya dengan agenda lain.
b. Demokrasi menjamin kebebasan dalam mengeluarkan pendapat dan memperjuangkan
nilai yang dianut oleh setiap orang dan kelompok masyarakat dalam bingkai kepentingan
bersama.
c. Demokrasi menjamin setiap orang dan kelompok masyarakat, berpartisipasi dalam
menentukan kebijakan publik dan memperoleh manfaatnya.
d. Demokrasi menjamin sifat transparansi.
e. Adanya akuntabilitas publik.
9. Prinsip Integritas Moral
Prinsi yang terakhir adalah prinsip integritas moral. Prinsip ini merupakan prinsip yang
menuntut pejabat publik agar mempunyai sikap dan juga perilaku moral terhormat serta
memegang teguh untuk bisa mengamankan kepentingan publik yang berkaitan dengan sumber
daya alam.
Sedangkan para penganut deep ecology menganut delapan prinsip, diantaranya yaitu:
1) Kesejahteraan dan keadaan baik dari kehidupan manusiawi ataupun bukan di bumi
mempunyai nilai intrinsik.
2) Kekayaan dan keanekaragaman bentuk-bentuk hidupmenyumbangkan kepada
terwujudnya nilai-nilai ini dan merupakan nilai-nilai sendiri.
3) Manusia tidak berhak mengurangi kekayaan dan keanekaragaman ini, kecuali untuk
memenuhi kebutuhan vitalnya.
4) Keadaan baik dari kehidupan dan kebudayaan manusia dapat dicocok-kan dengan
dikuranginya secara substansial jumlah penduduk.
5) Campur tangan manusia dengan dunia bukan manusia kini terlalu besar.
6) Kebijakan umum harus dirubah, yang menyangkut struktur-struktur dasar di bidang
ekonomis, teknologis, dan ideologis.
7) Perubahan ideologis terutama menghargai kualitas kehidupn dan bukan berpegang pada
standar hidup yang semakin tinggi.
8) Mereka yang menyetujui butir-butir sebelumnya berkewajiban secara langsung dan tidak
langsung untuk berusaha mengadakan perubahan-perubahan yang perlu.
11
Prinsip-prinsip etika lingkungan perlu diupayakan dan diimplementasikan dalam
kehidupan manusia karena krisis, persoalan ekologi dan bencana alam yang terjadi pada
dasamya diakibatkan oleh pemahaman yang salah. Yaitu bahwa alam adalah objek yang
boleh diberlakukan dan dieksploitasi sekehendak kita.Pola pembangunan yang berlangsung
saat ini perlu di ubah dan di implementasikan secara jelas. Aspek pembangunan tidak semata-
mata hanya pemenuhan kebutuhan aspek ekonomi namun juga perlu memberikan bobot
yang setara pada aspek-aspek sosial, budaya dan lingkungan. Kerusakan yang terjadi pada
masa sekarang, tidak hanya dirasakan oleh kita sekarang ini, namun juga akan dirasakan pula
oleh generasi yang akan datang.
5
Redaksi Ilmugeografi, “Prinsip Etika Lingkungan”, https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/prinsip-etika-
lingkungan (Diakses pada 18 Maret 2021, pukul 22.00 WIB).
12
Dasar-dasar pemikiran/pendekatan etika lingkungan, yaitu:
Mengenalkan suatu pemahaman adanya keterkaitan yang luas atas kehidupan yang luas
atas kehidupan dimana tindakan manusia pada masa lalu, sekarang dan yang akan datang yang
akan memberi dampak yang tak dapat diperkirakan. Kita tidak bisa melakukan hanya satu hal
atas alam, kita tidak juga bisa sepenuhnya memahami bagaimana alam bekerja, pun kita tidak
akan pernah bisa mengelak bahwa apa yang kita lakukan pasti memberi dampak pada
organisme lain, sekarang atau akan datang.
Setara dengan pendekatan ekologis, dasar pendekatan ini menekankan pada pentingnya
tanggung jawab kita untuk hak dan kesejahteraan manusia lain atas sumber daya alam.
Merupakan dasar dari kedua pendekatan sebelumnya, bersumber pada agama yang
nilai-nilai luhur dan mula ajarannya menunjukkan bagaiman alam sebenarnya diciptakan dan
bagaimana kedudukan dan fungsi manusia serta interaksi yang selayaknya terjalin antara alam
dan manusia.
13
h. Fungsi utama negara adalah mencanangkan dan pengawasan pemberdayaan sumber daya
alam, melindungi individu, kelompok masyarakat dari eksploitasi perusakan lingkungan.
i. Manusia hendaknya saling berbagi dan mengasihi, tidak individualis dan mendominasi.
j. Setiap manusia di pelanet bumi adalah unik, memilii hak berbagai atas sumber daya alam.
k. Tidak satu pun individu manusia, pihak industri atau negara berhak untuk meningkatkan
haknya atau sumber daya alam.6
Sejumlah cara yang dapat dilakukan manusia yang berkaitan dengan etika lingkungan.
a. Konservasi: Menjaga atau membatasi sumber daya alam. Maksudnya, manusia harus
menghilangkan pandangan bahwa bumi merupakan SDA yang tidak terbatas sehingga
manusia dapat menggunakan seenaknya.
b. Meyakini bahwa manusia merupakan bagian dari alam, dengan cara:
a. Tidak mengeksploitasi SDA secara berlebihan
b. Tidak merusak alam sekitar
c. Memperbaiki kerusakan SDA akibat eksploitasi berlebihan dan menyadari bahwa
eksploitasi mengakibatkan penurunan daya dukung lingkungan
c. Mendukung dan menjamin bahwa lingkungan dapat meneruskan fungsinya untuk
kelangsungan hidup semua makhluk dengan menghormati alam.
d. Mengelola sistem lingkungan menggunakan ilmu dan tekhnologi yang ramah lingkungan.
b. Meningkatkan hak dan tanggung jawab masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup
e. Memberi penghargaan bagi orang yang berjasa dalam pengelolaan lingkungan hidup dan
memberi hukuman bagi yang merusaknya
6
Vinobay, Makalah Etika Lingkungan, http://elvinabarus1110.blogspot.com/2016/02/makalah-etika-lingkungan.
html?m=1 (Diakses pada 14 Maret 2021, pukul 08.04 WIB).
14
Peran Organisasi/Institusi dalam pengelolaan lingkungan:
a. Memberikan pendidikan lingkungan hidup kepada masyarakat.
c. Berperan aktif dan memberikan informasi mengenai lingkungan hidup kepada masyarakat.
b. Saling mengingatkan apabila ada yang melakukan kegiatan yang merusak lingkungan.
c. Memberikan tanggungjawab tiap angggota keluarga untuk membersihkan rumah secara rutin
b. Pengelolaan sampah
c. Penanaman pohon
7
Iffah Sulistyawati, “Penerapan Etika Lingkungan”, https://www.slideshare.net/iffahsulistyawatihartana/
penerapan-etika-lingkungan (Diakses pada 19 Maret 2021, pukul 19.52 WIB)
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
3.2 Saran
Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan
sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan
mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas.
16
DAFTAR PUSTAKA