Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

TEOLOGI LINGKUNGAN
(diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Islam dan Lingkungan Hidup)

Dosen Pengampu: Choirun Nisa, M.Pd

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5:


1. NURUL AYU RAHMAWATI NPM: 2251030281
2. NURSYIFA EKA PUTRI NPM: 2251030227
3. TRIA MAULIANA NPM: 2251030123

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARI’AH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh


Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah
ini dengan baik dan insyaallah benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah
ini kami akan membahas mengenai Teori Lingkungan.
Makalah ini dibuat dengan berbagai bahan referensi untuk membantu
menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh
karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dan menyusun makalah ini. Kami menyadari bahwa
masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami
mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun
kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan
Makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh

Bandar Lampung, 15 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman awal
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................... 5
BAB II .................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN .................................................................................................... 6
A. Pengertian Teologi Lingkungan .................................................................... 6
B. Aspek Yang Menjadi Pembahasan Teologi Lingkungan .............................. 6
C. Konsep Islam Terhadap Pengelolaan Lingkungan ........................................ 8
D. Hubungan Manusia Dengan Lingkungan ...................................................... 9
E. Pemanfaatan Sumber Alam ......................................................................... 10
F. Pencemaran Lingkungan yang Telah terjadi ............................................... 13
G. Peranan Manusia terhadap Pelestarian Lingkungan .................................... 16
BAB III ................................................................................................................. 18
PENUTUP ............................................................................................................ 18
A. Kesimpulan .................................................................................................. 18
B. Saran ............................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada umumnya manusia bergantung pada keadaan lingkungan disekitarnya


yaitu berupasumber daya alam yang dapat menunjang kehidupan sehari-hari.
Sumber daya alam yangutama bagi manusia adalah tanah, air, dan udara. Tanah
merupakan tempat manusia untuk melakukan berbagai kegiatan. Air sangat
diperlukan oleh manusia sebagai komponen terbesar dari tubuh manusia. Untuk
menjaga keseimbangan, air sanga tdibutuhkan dengan jumlah yang cukup banyak
dan memiliki kualitas yang baik. Selain itu, udara merupakan sumber oksigen yang
alami bagi pernafasan manusia. Lingkungan yang sehat akan terwujud apabila
manusia dan lingkungannya dalam kondisi yang baik. Lingkungan hidup di
Indonesia perlu ditangani dikarenakan adanya beberapa faktor
yangmempengaruhinya, salah satunya yaitu adanya masalah mengenal keadaan
lingkungan hidup seperti kemerosotan atau degradasi yang terjadi di berbagai
daerah. Secara garis besar komponen lingkungan dapat dibagi menjadi tiga
kelompok, yaitu kelompok biotik (flora darat dan air, fauna darat dan air),
kelompok abiotik (sawah, air dan udara) dankelompok kultur (ekonomi, sosial,
budaya serta kesehatan masyarakat).

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian teologi lingkungan?


2. Apa saja aspek yang menjadi pembahasan teologi lingkungan?
3. Bagaimana konsep Islam terhadap pengelolaan lingkungan?
4. Bagaimana hubungan manusia dengan lingkungan?
5. Bagaimana pemanfaatan sumber alam?
6. Bagaimana pencemaran lingkungan yang telah terjadi?
7. Bagaimana peranan manusia terhadap pelestarian lingkungan?

4
C. Tujuan Penulisan

1. Pengertian teologi lingkungan.


2. Aspek yang menjadi pembahasan teologi lingkungan.
3. Konsep Islam terhadap pengelolaan lingkungan.
4. Hubungan manusia dengan lingkungan.
5. Pemanfaatan sumber alam.
6. Pencemaran lingkungan yang telah terjadi.
7. Peranan manusia terhadap pelestarian lingkungan.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teologi Lingkungan

Teologi dimaknai sebagai nilai atau ajaran agama (Islam) yang berkaitan
dengan eksistensi atau keberadaan Tuhan. Sedangkan Lingkungan dalam istilah
Bahasa sering disebut "lingkungan hidup", diberi to if (pengertian) sebagai suatu
keadaan atau kondisi alam yang terdiri atas benda-benda (makhluk) hidup dan
benda-benda tak hidup yang berada di bumi atau bagian dari bumi secara alami dan
saling berhubungan antara satu dengan lainnya.

Pengertian teologi dalam konteks pembahasan ini adalah cara menghandirkan


dalam kegiatan manusia. Dalam bahasa lain, teologi dapat dimaknai sebagai konsep
berpikir dan bertindak yang dihubungkan dengan Allah yang menciptakan
sekaligus mengatur manusia dan alum. Jadi, terdapat tiga pusat perhatian bahasan
dalam teologi lingkungan ini yakni Tuhan, manusia, dan alami, yang ketiganya
mempunyai kesatuan hubungan fungsi dan kedudukan. Jadi, teologi lingkungan
adalah konsep berpikir dan bertindak tentang lingkungan hidup yang
mengintegrasikan aspek fisik (alam termasuk hewan dan tumbuhan), manusiai dan
Tuhan.

B. Aspek Yang Menjadi Pembahasan Teologi Lingkungan

Sesungguhnya Allah telah menciptakan alam semesta yang indah dan


menawan serta menakjubkan bagi setiap makhluk penghuninya. Ciptaan yang indah
dan menawan serta menakjubkan tersebut merupakan bukti keagungan
penciptaannya. Alam semesta ini sangat cocok bagi kehidupan manusia karena
semia itu diciptakan untuk kepentingan manusia semuanya diciptakan dengan
keteraturan, keserasian dan keseimbangan ekosistem yang terdiri dari unsur-unsur
alam yang saling berkaitan karena penciptaan dan pengaturannya ditetapkan dan
ditentukan oleh hukum-hukum Allah. Lingkungan itu perlu diolah dan
dimanfaatkan manusia sebaik-baiknya, supaya sesuai dengan maksud Allah
menyediakan itu semuanya. Dengan akal dan budi yang telah dianugerahkan Allah

6
kepada manusia, ia dapat mengolah bahan mentah yang telah tersedia di bumi, baik
dipermukaan bumi, diperut bumi, maupun didalam lautan dan didasarnya.
Kesejahteraan hidup besar ketergantungannnya pada pandainya manusia mengolah
alam lingkungan sesuai dengan tujuan Allah menciptakan itu semua.

Dalam memanfaatkan dan memakmurkan alam ini Allah melarang manusia


berbuat kerusakan, karena kerusakan alam itu mengakibatkan kerusakan pula bagi
manusia, Tetapi, karena kesalahan pemahaman atan cara pandang manusia terhadap
pengelolaan dan pemanfaatan alam akhirnya menimbulkan aktivitas produksi dan
perilaku konsumtif manusia yang berlebihan dan akibatkanya menimbulkan
kerusakan lingkungan. Diperparah lagi dengan paham-paham materialisme,
kapitalisme, pragmatisme yang Tindakan dan pola pemikiran mereka tidak
memperhatikan alam dan bahkan dengan kendaraan sains dan teknologi telah ikut
mempercepat dan memperburuk kerusakan lingkungan.

Sebenarnya upaya untuk penyelamatan lingkungan telah banyak dilakukan


baik melalui penyadaran kepada masyarakat dan pemangku kepentingan, upaya
pembuatan peraturan, kesepakatan nasional dan internasional, undang-undang
maupun melalui penegakan hukum. Penyelamatan melalui pemanfaatan sains dan
teknologi serta program-program teknis lainnya juga telah banyak dilakukan.
Bahkan asas. keseimbangan dan kesatuan ekosistem hingga saat ini masih banyak
digunakan oleh para ilmuan dan praktisi lingkungan dalam kegiatan pengelolaan
lingkungan. Akan tetapi, asas keseimbangan dan kesatuan tersebut masih terbatas
pada dimensi fisik dan duniawiah dan belum atau tidak dikaitkan dengan dimensi
supranatural dan spritual terutama dengan konsep (teologi) penciptaan alam. Jadi,
terdapat keterputusan hubungan antara alam sebagai suatu realitas dan realitas lain
yakni yang menciptakan alam. Dengan kata lain.

Nilai spiritual dari asas tersebut tidak terlihat." Setiap tindakan atau perilaku
manusia yang berhubungan dengan orang lain atau makhluk lain atau lingkungan
hidupnya harus dilandasi keyakinan tentang kecsuan dan kekuasaan Allah yang
mutlak. Hal ini menyitatkan bahwa pengesan Tuhan merupakan satu-satunya
sumber nilai dalam etika. Bagi seorang muslim, tauhid seharusnya musuk keseluruh
aspek kehidupan dan perilakunya. Dengan kata lain, tauhid merupakan sumber

7
etika pribadi dan kelompok, etika sosial, ekonomi dan politik, termasuk etika dalam
mengembangkan sains dan teknologi.

C. Konsep Islam Terhadap Pengelolaan Lingkungan

Islam merupakan agama (jalan hidup) yang sangat memerhatikan tentang


lingkungan dan keberlanjutan hidup di dunia. Banyak ayat al-Qur'an dan hadist
yang menjelaskan, menganjurkan bahkan mewajibkan setiap manusia untuk
menjaga keberlangsungan kehidupannya dan kehidupan makhluk lain di bumi.
Konsep yang berkaitan dengan penyelamatan dan konservasi lingkungan (alam)
menyatu tak terpisahkan dengan konsep keesaan Tuhan (tauhid), syariah dan
akhlak.

Konsep yang dikenal dalam ajaran Islam berkaitan dengan penciptaan


manusia dan alam semesta yakni konsep khilafah dan amanah. Konsep khalifah
menyatakan bahwa manusia telah dipilih oleh Allah di muka bumi ini (khalifatullah
fil'ardh). Sebagai wakil Allah, manusia wajib untuk dapat merepresentasikan
dirinya sesuai dengan sifat- sifat Allah. Salah satu sifat Allah tentang alam adalah
sebagai pemelihara atau penjaga alam (rabbul 'alamin). Jadi sebagai wakil
(khalifah) Allah di muka bumi, manusia harus aktif dan bertanggung jawab untuk
menjaga bumi. Artinya, menjaga keberlangsungan fungsi bumi sebagai tempat
kehidupan makhluk Allah termasuk manusia sekaligus menjaga keberlanjutan
kehidupannya.

Lingkungan alam ini juga oleh Islam kemudian dikontrol oleh dua konsep
(instrumen) yakni halal dan haram. Halal bermakna segala sesuatu yang baik,
menguntungkan, menentramkan hati, atau berakibat baik bagi seseorang,
masyarakat maupun Ingkungan Sebaliknya sesuatu yang jelek, membahayakan atau
merusak seseorang, masyarakat dan lingkungan adalah haram. Sehingga jika
konsep tauhid, khalifah, amanah, halal, dan haram ini kemudian digabungkan
dengan konsep keadilan. keseimbangan, keselarasan, dan kemaslahatan maka
terbangunlah suatu kerangka yang lengkap dan komprehensif tentang etika
lingkungan dalam perspektif Islam.

8
D. Hubungan Manusia Dengan Lingkungan

Lingkungan hidup selalu mempunyai hubungan antara manusia dengan


alam dan benda – benda sekitarnya. Ruang lingkup lingkungan hidup itu amatlah
luas, meliputi lingkungan alam hayati, lingkungan buatan dan lingkungan hidup
sosial yang mempengaruhi kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia dan
makhluk lainnya.

Manusia dalam rangka ini merupakan subjek penentu terhadap


lingkungannya, bila ditinjau dari kedudukan manusia sebagi penentu, baik
pemanfaatan maupun pelestarian lingkungannya, manusia tidaklah berdiri sendiri
atau terpisahkan dengan yang lainnya. Bahkan saling berhubungan dan saling
membutuhkan, baik sesama manusia, sesama makhluk hayati, maupun dengan alam
lainnya. Hubungan tatanan yang demikian itu merupakan kesatuan secara utuh,
menyeluruh antara segenap kehidupan manusia dan makhluk lainnya disebut
ekosistem. Jagat raya ini merupakan suatu ekosistem yang teratur sehingga
perubahan satu unsur saja dalam ekologi akan sangat berpengaruh terhadap unsur
lainnya. Maka agar kehidupan manusia tidak terganggu karenanya, setiap aktivitas
manusia semestinya minimal tidak menggangu keseimbangan dari ekosistem, dan
maksimal ikut membina ekosistem yang lebih stabil dan dinamis serta membina
ekosistem yang lebih beragam.

Sebagaimana dikemukakan diatas, manusia terhadap lingkungannya


sangatlah dominan selaku subjek penentu, karena manusia itu sendirilah yang dapat
menentukan apakah lingkungan itu akan bermanfaat atau tidak, yang akan
menentukan lingkungannya akan stabil dan seimbang atau lingkungan akan
tercemar dan rusak sehingga akan mengancam kehidupan manusia. Manusia
memiliki unsur lahir dan memiliki kebutuhan kesejahteraan lahir untuk
melangsungkan kehidupannya dan untuk menopang kehidupan batinnya itu
memaksa manusia untuk mampu bekerjasama dengan makhluk lain di luar dirinya.

Selaku subjek penentu keberlangsungan lingkungan ini Allah tidak serta


merta memberikan amanah sebagai khalifah di bumi kepada manusia tanpa adanya
bekal, manusia telah diberikan Allah kelebihan akal sehingga dengan akal itulah
manusia dapat berpikir yang mana yang baik dan yang mana yang buruk.

9
E. Pemanfaatan Sumber Alam

Lingkungan hidup berupa sumber alam merupakan kekayaan yang disediakan


untuk manusia, hendaknya manusia memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.
Namun mamusia tentunya tidak menginginkan kehidupannya terancam,
pemanfaatan alam sebesar-besarnya bagi kehidupan dan kesejahteraannya, haruslah
disertai upaya menjaga keseimbangan ekologi dan mempertahankan
kelestariannya.

1. Tanah
Perkembangan tanah untuk pertanian sejak cara yang paling sederhana hingga
penggunaan mekanisasi pertanian yang modern, berkat kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi pertanian Islam memberikan motivasi yang sangat
kuat agar manusia memanfaatkan tanah, selain sebagai tempat berdiam juga
untuk memetik hasil. Di dalam Al-Qur'an terdapat 200 lebih ayat Al-Qur'an yang
menerangkan masalah botani (ilmu tumbuh-tumbuhan) yang menunjukkan
pentingnya sektor tersebut. Botani sebagai ilmu yang berdiri sendiri berguna
dalam kehidupan manusia, karena dengan pengetahuan tersebut, manusia dapat
mengambil manfaat dari berbagai jenis tumbuhan. Kehadiran tumbuh-tumbuhan
ini mempunyai latar belakang teologi (ketuhanan). Kehadiran tumbuh-tumbuhan
itu sendiri merupakan bukti (ayat) adanya Allah.

QS. Al-Waqiah Ayat 63-65

َ َ‫ط ًما ف‬
َ‫ظ ْلت ُ ْم تَفَ َّك ُهون‬ َ َ‫لَ ْو ن‬. َ‫ َءأَنت ُ ْم ت َ ْز َرعُونَهُٓۥ أ َ ْم نَحْ نُ ٱل َّٰ َّز ِرعُون‬. َ‫أَفَ َر َء ْيت ُم َّما تَحْ ُرثُون‬
َ َّٰ ‫شا ٓ ُء لَ َجعَ ْل َّٰنَهُ ُح‬

Artinya: “Maka terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam. Kamukah


yang menumbuhkannya atau Kamikah yang menumbuhkannya?. Kalau Kami
kehendaki, benar-benar Kami jadikan dia hancur dan kering, maka jadilah
kamu heran dan tercengang.”

QS. Al-Baqarah Ayat 221

ِ ‫َو َل ت َ ْن ِك ُحوا ا ْل ُمش ِْر َّٰك‬


َ‫ت َحتّٰى يُ ْؤ ِمنَّ ۗ َو َلَ َمة ُّم ْؤ ِمنَة َخيْر ِم ْن ُّمش ِْركَة َّولَ ْو ا َ ْع َجبَتْكُ ْم ۚ َو َل ت ُ ْن ِك ُحوا ا ْل ُمش ِْر ِك ْين‬
َّٰٰۤ
‫ّللاُ يَ ْدع ُْٓوا اِلَى‬
ّٰ ‫ول ِٕىكَ يَ ْدع ُْونَ اِلَى النَّ ِار ۖ َو‬ ُ ‫َحتّٰى يُؤْ مِ نُ ْوا ۗ َولَعَبْد ُّمؤْ مِ ن َخيْر ِم ْن ُّمش ِْرك َّولَ ْو ا َ ْع َجبَكُ ْم ۗ ا‬

ِ َّ‫ࣖ ا ْل َجنَّ ِة َوا ْل َم ْغف َِر ِة ِب ِاذْن ِۚه َو ُي َب ِينُ َّٰا َّٰيتِه لِلن‬
َ‫اس لَ َعلَّ ُه ْم َيتَذَ َّك ُر ْون‬

10
Artinya: “Dan janganlah kamu nikahi perempuan musyrik, sebelum mereka
beriman. Sungguh, hamba sahaya perempuan yang beriman lebih baik daripada
perempuan musyrik meskipun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu
nikahkan orang (laki-laki) musyrik (dengan perempuan yang beriman) sebelum
mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya laki-laki yang beriman lebih baik
daripada laki-laki musyrik meskipun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke
neraka, sedangkan Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya.
(Allah) menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka mengambil
pelajaran.”

َ‫ت اِنَّ ف ِْي َّٰذ ِلكَ َ َّٰليَةً ِلقَ ْوم يَّتَفَ َّك ُر ْون‬
ِ ۗ ‫اب َو ِم ْن ك ُِل الث َّ َم َّٰر‬
َ َ‫ال ْعن‬
َ ْ ‫الز ْيت ُْونَ َوالنَّخِ ْي َل َو‬ َ ‫يُ ْۢ ْن ِبتُ لَكُ ْم ِب ِه ال َّز ْر‬
َّ ‫ع َو‬

Artinya: “Dengan (air hujan) itu Dia menumbuhkan untuk kamu tanam-
tanaman, zaitun, kurma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sungguh,
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi
orang yang berpikir.”

2. Air
Air merupakan kebutuhan pokok manusia, sejak penggunaan yang paling
kecil seperti minum, masak, mencuci, mandi, dan sebagainya sampai
pemanfaatan air untuk pertanian, pembangunan waduk untuk pengairan dan
pembangkit listrik.

Karena air merupakan kebutuhan esensial bagi manusia, maka Allah


menyediakan air di mana-mana, hampir -4/5 permukaan bumi terisi air. Tanpa
adanya air manusia dan makhluk hidup lainnya tidak dapat berlangsung.

Air laut yang asin dimanfaatkan oleh manusia untuk jalur transportasi antar
pulau dan benua. Selain itu, air laut dapat pula dibuat garam, tempat mencari
ikan dan di dalamnya terkandung kekayaan baik yang sudah ditemukan manusia
maupun yang masih terpendam sebagai harta karun.

3. Hutan
Hutan berperan sebagai pelindung banjir. longsor, dan penyimpanan
persediaan air di pegunungan. Kayu-kayu besar dan daun-daunnya yang rimbun
serta akar-akamya yang menjalar bersama semnak-semak di sekitarnya

11
menampung air hujan yang selalu turun di pegunungan. Air ini meresap ke dalam
tanah dan sela- sela rimba, kemudian muncul mata air yang tetap bening melalui
kali dan terhimpun disungai. Sungai yang bermuara di laut menguap dan menjadi
hujan kembali dan begitu seterusnya terjadi sirkulasi yang tidak putus-putus.
Demikianlah Allah menciptakan sirkulasi air yang berkaitan dengan fungsi
hutan dengan keseimbangan yang menakjubkan.

‫يزا َن‬ َ ‫س َما ٓ َء َرفَعَ َها َو َو‬


َ ‫ض َع ٱ ْل ِم‬ َّ ‫َوٱل‬

Artinya:

“Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca


(keseimbangan)” (Q.S. Ar-Rahma:7)

Akan tetapi, betapa buruknya dampak dari penebangan hutan yang semena-
mena tanpa adanya upaya untuk melestarikannya atau meremajakannya kembali.
Tanah longsor, air terus menerus keruh dan banjir besar sering tidak terkendali."
Sesungguhnya kekayaan hutan sangat besar hingga dapat diperoleh bermacam-
macam hasil untuk keperluan kehidupan manusia, seperti rotan untuk alat-alat
rumah tangga, kayu untuk bahan pembuat rumah, kursi, meja, bahan baku kertas,
dan sebagainya.

Surat Qaf Ayat 7-10

َ ‫تَب ِْص َرةً َو ِذك َْر َّٰى ِلك ُِل‬. ‫ِى َوأ َ ْۢنبَتْنَا فِيهَا ِمن ك ُِل َز ْوج بَ ِهيج‬ َّٰ
‫عبْد ُّمنِيب‬ َ ‫ َوٱ ْْل َ ْرضَ َم َد ْدنَهَا َوأ َ ْلقَ ْينَا فِيهَا َر َّٰ َوس‬.
َ ‫س َّٰقَت لَّهَا‬ َّٰ
‫ط ْلع نَّ ِضيد‬ َّ ‫س َما ٓءِ َما ٓ ًء ُّم َّٰبَ َركًا فَأ َ ْۢنبَتْنَا بِ ِهۦ َجنَّت َوح‬
ِ ‫َب ٱ ْلح‬
ِ ‫ َوٱلنَّ ْخ َل بَا‬. ‫َصي ِد‬ َّ ‫ َونَ َّز ْلنَا مِ نَ ٱل‬.

Artinya: “Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-
gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman
yang indah dipandang mata, Untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi
tiap-tiap hamba yang kembali (mengingat Allah). Dan Kami turunkan dari
langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-
pohon dan biji-biji tanaman yang diketam, Dan pohon kurma yang tinggi-
tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun-susun.” (QS. Al-Qaf: 7-10)

12
4. Pertambangan
ِ ‫علَى ٱ ْل َع ْر ِش ۚ يَ ْعلَ ُم َما يَ ِل ُج فِى ٱ ْْل َ ْر‬
ُ ‫ض َو َما يَ ْخ ُر‬
‫ج‬ َ ‫ست َ َو َّٰى‬ ِ ‫ت َوٱ ْْل َ ْرضَ فِى‬
ْ ‫ست َّ ِة أَيَّام ث ُ َّم ٱ‬ ِ ‫س َّٰ َم َّٰ َو‬ َ َ‫ه َُو ٱلَّذِى َخل‬
َّ ‫ق ٱل‬
‫ج فِيهَا ۖ َوه َُو َم َعكُ ْم أ َ ْينَ َما كُنت ُ ْم ۚ َوٱ َّّللُ ِب َما ت َ ْع َملُونَ َب ِصير‬ ُ ‫س َما ٓءِ َو َما َي ْع ُر‬َّ ‫نز ُل مِ نَ ٱل‬ ِ ‫مِ ْنهَا َو َما َي‬

Artinya: “Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa:
Kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke
dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit
dan apa yang naik kepada-Nya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu
berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”. (Q.S. Al-Hadid: 4)

F. Pencemaran Lingkungan yang Telah terjadi

Allah menciptakan semua makhluk saling berkait-kaitan. Dalam keterkaitan


itu, lahir keserasian dan keseimbangan dari yang terkecil hingga terbesar, dan
semua tunduk dalam pengaturan Allah. Bila terjadi gangguan pada
keharmonisan dan keseimbangan itu, maka kerusakan terjadi, tidak peduli kecil
atau besar pasti berdampak pada seluruh bagian alam, termasuk manusia
Kerusakan dan pencemaran adalah suatu keadaaan di mana kondisi suatu habitat
(tempat dimana makhluk hidup itu berada) tidak murni lagi, karena adanya
pengaruh yang terjadi terhadap habitat ini.

Dalam ajaran Islam, Allah telah memberikan lampu merah bahwa kerusakan
lingkungan, tidak lain adalah karena ulah manusia. Hal ini seperti yang tertera
dalam Al-Qur'an Surah Ar-Ruum Ayat 41:

َ‫ع ِملُوا لَعَلَّ ُه ْم يَ ْر ِجعُون‬


َ ‫ض ٱلَّذِى‬ ِ َّ‫سبَتْ أ َ ْيدِى ٱلن‬
َ ‫اس ِليُذِيقَ ُهم بَ ْع‬ َ ‫سا ُد فِى ٱ ْلبَ ِر َوٱ ْلبَ ْح ِر بِ َما َك‬
َ َ‫ظه ََر ٱ ْلف‬
َ

Artinya: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena


perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian
dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

Firman Allah Swt dalam surah Ar-Ruum ayat 41 menekankan agar manusia
berlaku ramah terhadap lingkungan (environment friendly) dan tidak berbuat
kerusakan di muka bumi ini. Seperti yang dijelaskan dalam surah diatas
kerusakan dan pencemaran lingkungan terutama dischabkan perbuatan dan

13
tingkah laku manusia yang tidak memperhatikan alam dan kelestariannnya."
Pencemaran lingkungan itu dapat berupa:

1. Pencemaran Tanah

Pencemaran tanah banyak diakibatkan oleh sampah-sampah rumah tangga.


pasar, industri, kegiatan pertanian, dan peternakan. Sampah dapat dihancurkan
oleh jasad-jasad renik menjadi mineral, gas, dan air, sehingga terbentuklah
humus, Sampah organik itu misalnya dedaunan, jaringan hewan, kertas, dan
kulit. Sampah- sampah tersebut tergolong sampah yang mudah terurai.
Sedangkan sampah anorganik seperti besi, alumunium, kaca, dan bahan sintetik
seperti plastik, sulit atau tidak dapat diuraikan. Bahan pencemar itu akan tetap
utuh hingga 300 tahun yang akan datang. Bungkus plastik yang kita buang ke
lingkungan akan tetap ada dan mungkin akan ditemukan oleh anak cucu kita
setelah ratusan tahun kemudian. Sebaiknya, sampah yang akan dibuang
dipisahkan menjadi dua wadah. Pertama adalah sampah yang terurai, dan dapat
dibuang ke tempat pembuangan sampah atau dapat dijadikan kompos. Jika
pembuatan kompos dipadukan dengan pemeliharaan cacing tanah, maka akan
dapat diperoleh hasil yang baik, cacing tanah dapat dijual untuk pakan ternak,
sedangkan tanah kompos dapat dijual untuk pupuk. Proses ini merupakan proses
pendaurulangan (recycle). Kedua adalah sampah yang tak terurai, dapat
dimanfaatkan ulang (penggunaulangan reve). Misalnya, kaleng bekas kue
digunakan lagi untuk wadah makanan, botol selai bekas digunakan untuk tempat
bumbu dan botol bekas sirup digunakan untuk menyimpan air minum.

2. Pencemaran Udara

Polusi udara berasal dari berbagai sumber, dengan hasil pembakaran bahan
bakar fosil merupakan sumber utama. Contoh sederhana adalah pembakaran
mesin diesel yang dapat menghasilkan partikulat (PM), nitrogen oksida, dan
precursor ozon yang semuanya merupakan polutan berbahaya. Sedangkan fine
PM (2.5 µm) dan ultrafine (0,1 m) berasal dari pembakaran bahan bakar fosil
dan dapat dengan mudah terdeposit dalam unit terkecil saluran napas (alveoli)
bahkan dapat masuk ke sirkulasi darah sistemik. Klasifikasi berdasar ukuran ini
juga terkait dengan akibat buruk partikel tersebut terhadap kesehatan sehingga

14
WHO dan juga US Environmental Protection Agency menetapkan standar PM
dan polutan lain untuk digunakan sebagai dasar referensi.

Efek yang ditimbulkan oleh polutan tergantung dari besarnya pajanan (terkait
dosis/kadarnya di udara dan lama/waktu pajanan) dan juga faktor kerentanan
host (individu) yang bersangkutan (misal: efek buruk lebih mudah terjadi pada
anak, individu pengidap penyakit jantung-pembuluh darah dan pernapasan, serta
penderita diabetes melitus Pajanan polutan udara dapat mengenai bagian tubuh
manapun, dan tidak terbatas pada inhalasi ke saluran pernapasan saja.

3. Pencemaran Air

Pencemaran air disebabkan oleh beberapa kasus. Yakni, pertama disebabkan


oleh pembuangan sampah sembarangan. Biasanya hal tersebut terjadi karena
kurangnya lahan untuk membuang sampah tersebut. Dan masyarakat mengambil
alternatif halwa solusi terbaik untuk membuang sampah adalah sungai secara
umum. Mereka berpikir bahwa aliran air sungai akan menyingkirkan sampah
dari pandangan mereka tanpa berpikir bahwa sampah tersebut akan membawa
bencana untuk sistem lingkungan. Biasanya efek yang ditimbukannya adalah
penyumbatan saluran air, sanitasi dari air tersebut menjadi buruk, merusak
pandangan apabila melirik sungai tersebut, dan yang lebih buruk adalah
gambaran tersebut akan memberikan contoh kepada orang awam sehingga
mereka akan mengikuti sikap buruk tersebut. Kasus yang kedua adalah
pembuangan limbah industri.

Langkah-langkah untuk menanggulangi hal tersebut adalah jangan


membuang sampah atau limbah apapun di sungai. Jika terdapat sampah yang
dapat didaur ulang. ambil dan optimalkan kembali fungsi dari sampah itu. Dan
jika terdapat sumpah yang kering dan lunak sebaiknya dibakar saja Agar
mengurangi penyumbatan saluran air sungai dan mengatasi meluapnya air ke
dataran.

4. Pencemaran Suara

Pencemaran suara adalah suatu kondisi lingkungan dimana suara yang


masuk ke sistem pendengaran manusia terlalu banyak sehingga mengganggu

15
kenyamanan hahkan dapat mengakibatkan rusaknya organ pendengaran. Dalam
kata lain. pencemaran suara adalah kondisi kebisingan yang intensitasnya telah
melebihi 8O Desibel. Bila seseorang terlampau sering berada dalam lingkungan
tersebut dapat mengganggu dan merusak pendengaran manusia.

Dibawah ini adalah jenis-jenis kebisingan sebagai sumber pencemaran suara, antara
lain:
• Kebisingan yang terus-menerus dengan jangkauan frekuensi yang sempit.
misalnya, mesin gergajii
• Kebisingan yang terputus-putus, misalnya, suara anus lalu lintas atau pesawat
Terbang.
• Kebisingan impulsif, misalnya, tembakan, bom, atau suara ledakan
• Kebisingan impulsif berulang, misalnya suam mesin tempa

G. Peranan Manusia terhadap Pelestarian Lingkungan

Menelaah uraian-uraian sebelumnya nyatalah bahwa lingkungan hidup


yang telah tersedia ini diciptakan untuk kepentingan hidup manusia. Salah satu
komponen biotik dalam lingkungannya, manusia. mempunyai kelebihan dari
makhluk lain, yaitu akal dan budi. Dengan inilah, manusia mempunyal
kedudukan istimewa dalam lingkungan. Dengan akal pikirannnya, manusia
banyak bertindak sehingga kebutuhan manusia lebih diutamakan dari
kepentingan yang lain. Setiap lingkungan hidup diatur dan dimanfaaatkan sesuai
dengan kebutuhannya.

Akan tetapi ironisnya, sering kali manusia dalam rangka memenuhi


kebutuhannya itu mengabaikan terjaminya keseimbangan lingkungan. Adanya
kerakusan dan ketamakan dalam mencapai kepuasan material, manusia tidak
segan-segan membuat kerusakan. pengurasan terhadap alam sekitarnya.

Sesungguhnya dalam rangka menggali manfaat dari lingkungan, tidak boleh


diabaikan pula upaya untuk melestarikan lingkungan itu sendiri. Artinya,
hendaklah dijaga keseimbangan ekologi dan dihindari pencemaran serta
diupayakan agar kekayaan alam itu dipergunakan sehemat mungkin. Bumi ini

16
dikatakan bukanlah warisan dari nenek moyang kita, melainkan pinjaman dari
anak cucu kita yang berasal dari Yang Maha Kuasa. Selaku peminjam kita harus
pandai dan adil. tidak ceroboh, supaya barang pinjaman itu dapat kita
kembalikan sebagaimana aslinya, atau mungkin lebih baik lagi.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Teologi lingkungan adalah konsep berpikir dan bertindak tentang lingkungan hidup
yang mengintegrasikan aspek fisik (alam termasuk hewan dan tumbuhan), manusia
dan Tuhan.
2. Kesalahan pemahaman atau cara pandang manusia terhadap pengelolaan dan
pemanfaatan alam menimbulkan aktivitas produksi dan perilaku konsumtif manusia
yang berlebihan dan akibatkanya menimbulkan kerusakan lingkungan. Diperparah
lagi dengan paham-paham materialisme, kapitalisme, pragmatisme yang tindakan
dan pola pemikiran mereka tidak memperhatikan alam dan bahkan dengan
kendaraan sains dan teknologi telah ikut mempercepat dan memperburuk kerusakan
lingkungan.kendaraan sains dan teknologi telah ikut mempercepat dan
memperburuk kerusakan lingkungan.
3. Konsep yang berkaitan dengan penyelamatan dan konservasi lingkungan (alam)
menyatu tak terpisahkan dengan konsep keesaan Tuhan (tauhid), syariah dan akhlak,
4. Lingkungan hidup selalu mempunyai hubungan antara manusia dengan alam dan
benda-benda sekitarnya, Ruang lingkup lingkungan hidup itu amatlah luas, meliputi
lingkungan alam hayati, lingkungan buatan dan lingkungan hidup sosial yang
mempengaruhi kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia dan makhluk
lainnya.
5. Lingkungan hidup berupa sumber alam merupakan kekayaan yang disediakan untuk
manusia, hendaknya manusia memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya Namun
manusia tentunya tidak menginginkan kehidupannya terancam, pemanfaatan alam
sebesar-besarnya bagi kehidupan dan kesejahteraannya, harudah disertai upaya
menjaga keseimbangan ekologi dan mempertahankan kelestariannya.
6. Kerusakan dan pencemaran adalah suatu keadaaan di mana kondisi suatu habitat
(tempat dimana makhluk hidup itu berada) tidak murni lagi, karena adanya pengaruh
yang terjadi terhadap habitat ini.
7. Manusia mempunyai pengaruh besar terhadap pelestarian lingkungan, dengan
bersikap menjadi pelaku aktif dalam mengolah lingkungan dan melestarikannya.
tidak berbuat kerusakan terhadap lingkungan dan selalu membiasakan diri bersikap
ramah terhadap lingkungan merupakan solusi paling tepat untuk mengatasi
kerusakan pada lingkungan.

18
B. Saran

Saran kami sebagai penulis, hidup manusia tidaklah terpisah dari


lingkungannya. Manusia adalah pengemban amanat Allah untuk menjaga dan
memelihara alam demi kepentingan kemanusiaan. Manusia bertanggung jawab
terhadap kelestarian lingkungan hidup dan keseimbangan ekosistem yang sudah
sedemikian rupa diciptakan oleh Allah. Dengan mempelajari teologi lingkungan ini
diharapkan nantinya bisa menuntun manusia. untuk merubah sikap dan perilaku
yang akan merusak lingkungan hidup tempat manusia tinggal dengan mengetahui
pentingnya menjaga lingkungan, karena tanpa kesadaran dan gerakkan bersama
dalam merubah sikap dan perilaku yang merusak bumi kita di khawatirkan akan
mengancam kehidupan di muka bumi ini, termasuk manusia Pada dasarnya apabila
lingkungan kita rusak maka dampaknya akan kembali ke manusia itu sendiri
sehingga penting bagi kita sebagai manusia untuk bersama-sama menjaga
lingkungan agar kelestariannya tetap terjaga dan kehancurannya dapat dihindari.

19
DAFTAR PUSTAKA

Asaad, Ilyas, Teologi Lingkungan: Etika Pengelolaan Lingkungan dalam Perspektif


Islam, cet. 2, Bandung: Deputi Komunikasi Lingkungan dan Pemberdayaan

Masyarakat Kementerian Lingkungan Hidup dan Majelis Lingkungan Hidup


Pimpinan Pusat Muhammmadiyah, 2011.

Ilyas dkk, Konsep Al-Qur'an tentang Lingkungan Hidup, Pekan Baru: Suska Press,
2008.

Khaclany, Islam Kependudukan dan Lingkungan Hidup, Jakarta: PT Rincka Cipta,


1996. Shihab, M. Quraish, Tafsir al-mishbah: Pesan, Kesan dan keserasian
Al-Qur'an Vol. 11,

Jakarta: Lentera Hati, 2002.

Soerjani, Lingkungan Sumberdaya Alam dan Kependudukan Dalam Pembangunan


Jakarta: Ul-Press, 1987.

Sumantri, Arif, Kesehatan Lingkungan dan Perspektif Islam, Jakarta: Kencana,


2010.

20

Anda mungkin juga menyukai