Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

RELASI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Isalam Dan Lingkungan Hidup

Dosen Pengampu : Noventa Yudiar

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 3 :

DELA MEILIA PUTRI A (2251030031)


IKA ARIYANI (2251030057)
M. AMMAR FIRAS WAFIQ (2251030068)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kita. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang
kita nantikan syafaatnya di yaumul akhir nanti. Berkat pertolongan dan perlindungan-Nya
akhirnya penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan judul ”Relasi Manusia
Dengan Lingkungan".

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memenuhi
tugas mata kuliah Islam Dan Lingkungan Hidup. Makalah ini tidak akan terselesaikan dengan
baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, diantaranya Bapak Noventa Yudiar selaku dosen
pengampu mata kuliah Pengantar Bisnis dan manajemen yang telah banyak memberikan
pengarahan, serta teman-teman yang telah membantu proses penyelesaian makalah ini.

Penulis juga menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari segi materi, penyusunan, maupun penulisannya. Oleh karena itu penulis
bersedia menerima kritik dan saran yang bersifat membangun guna penyempurnaan makalah ini.
Terakhir penulis berharap agar makalah ini nantinya akan memberikan manfaat yang akan
berguna dalam proses pembelajaran mata kuliah Islam dan Lingkungan Hidup, sehingga akan
memperluas keilmuwan kita mengenai lingkungan usaha dan pemilihan letak usaha.

Bandar Lampung,11 April 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 2
C. Tujuan...................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 3

A. Pengertian Manusia................................................................................................. 3
B. Pengertian Lingkungan............................................................................................ 5
C. Pengertian Lingkungan Menurut Pandangan Islam................................................. 6
D. Relasi Manusia Dengan Lingkungan....................................................................... 14
E. Kewajiban Manusia Menjaga Dan Memanfaatkan Lingkungan............................. 17

BAB III PENUTUP........................................................................................................... 25

A. Kesimpulan.............................................................................................................. 25
B. Saran........................................................................................................................ 25

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 26

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Relasi manusia dengan lingkungan telah menjadi topik penting dalam pembicaraan
mengenai keberlanjutan dan konservasi lingkungan hidup, lingkungan hidup dianggap sebagai
amanah dari Allah SWT dan manusia diberikan tanggung jawab untuk menjaga memelihara dan
memanfaatkannya secara bijaksana, karena kehadiran manusia dan aktivitasnya sangat
mempengaruhi energi energi dan ekosistem yang ada di bumi hal ini terkait dengan konsep
kepemimpinan (khalifah) manusia atas bumi yang ditegaskan dalam surah Al-Quran (QS. Al-
Baqarah:30).

Seiring dengan meningkatkannya populasi dan kemajuan teknologi dampak manusia


terhadap lingkungan telah semakin meningkat, namun tindakan manusia yang tidak bertanggung
jawab dan serakah dalam memanfaatkan sumber daya alam telah mengakibatkan kerusakan
lingkungan dan perubahan iklim global, perlindungan terhadap lingkungan dianggap sebagai
tanggung jawab moral yang harus dipenuhi oleh setiap individu hal ini ditegaskan dalam
beberapa hadis seperti Hadis Rasulullah SAW yang menyatakan "tidak ada seorang muslim pun
yang menanam pohon atau menanam benih lalu burung manusia atau binatang memakannya
kecuali akan dicatat sebagai sedekah baginya"

Dalam rangka menciptakan relasi yang seimbang antara manusia dan lingkungan oleh
karena itu sangat penting bagi umat Islam untuk memperhatikan dan meningkatkan kesadaran
tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup Hal ini dapat dilalui melalui pendidikan dan
kampanye sosial umat Islam dapat memperbaiki relasinya dengan lingkungan dan memberikan
kontribusi positif untuk menciptakan lingkungan hidup yang lebih baik dan Lesta ri dan
mendukung penggunaan sumber daya secara berkelanjutan.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Hakikat dan Makna Lingkungan bagi Manusia?
2. Bagaimana Tugas dan Kewajiban Manusia dalam Menjaga Lingkungan?
3. Bagaimana Cara Manusia Memanfaatkan Lingkungan?

C. Tujuan
1. Menyelesaikan tugas mata kuliah Islam dan Lingkungan Hidup
2. Mengetahui hakikat dan makna lingkungan bagi manusia
3. Mengetahui tugas dan kewajiban manusia dalam menjaga lingkungan
4. Mengetahui cara manusia memanfaatkan lingkungan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manusia

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Manusia adalah Makhluk yang berakal
budi/insanul kamil artinya makhluk yang paling sempurna. Manusia sebagai makhluk yang
berpolitik (zon politicon), makhluk yang bermasyarakat, makhluk yang berbudaya, makhluk
yang berbahasa, makhluk yang berbicara Menurut Adz-Dzaky manusia adalah salah satu
makhluk Allah yang paling sempurna, baik dari aspek jasmaniyah lebih-lebih rohaniyahnya.
Manusia adalah mahluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah SWT.
Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas
mereka sebagai khalifah dimuka bumi ini Dari berbagai uraian di atas maka peneliti
menyimpulkanbahwa Manusia adalah mahluk yang paling sempurna yang pernah diciptakan
oleh Allah baik di lihat dari segi jasmani dan rohaninya karena manusia adalah makhluk yang
bermasyarakat dan makhluk yang berbudaya.

Dalam perspektif Islam Manusia adalah mahluk paling sempurna yang pernah diciptakan
oleh Allah SWT. Manusia diciptakan Allah SWT. Berasal dari saripati tanah, lalu menjadi
nutfah, alaqah, dan mudgah sehingga akhirnya menjadi makhluk yang paling sempurna yang
memiliki berbagai kemampuan. Oleh karena itu, manusia wajib bersyukur atas karunia yang
telah diberikan oleh Allah SWT Hal ini dapat diartikan bahwa jasad manusia diciptakan Allah
dari bermacam-macam unsur kimiawi yang terdapat dari tanah. Adapun tahapan-tahapan dalam
proses selanjutnya, Al-Quran tidak menjelaskan secara rinci. Walaupun manusia berasal dari
materi alam dan dari kehidupan yang terdapat di dalamnya, tetapi manusia berbeda dengan
makhluk lainnya dengan perbedaan yang sangat besar karena adanya karunia Allah yang
diberikan kepadanya yaitu akal dan pemahaman. Itulah sebab dari adanya penundukkan semua
yang ada di alam ini untuk manusia, sebagai rahmat dan karunia dari Allah SWT Menurut Saleh

Al-Qur’an,memberikan rahasia-rahasia tentang manusia, maka Al-Qur’an memberikan gambaran


tentang manusia sebagai berikut:
3
a. Menggunakan kata yang terdiri dari huruf alif, nun dan sinsemacam insan, ins, nas atau
unas. Kata insan terambil dari kata uns yang berarti jinak, harmonis, dan tampak. Kata
insan di gunakan Al-Qur’an untuk menunjukan kepada manusia dengan segala
totalitasnya, jiwa dan raga. Manusia yang berbeda antara seseorang dengan yang lain.
Akibat perbedaan fisik, mental, dan kecerdasan.
b. Menggunakan kata basyar. Kata basyar berasal dari akar kata yang pada awal mulanya
berarti “metampakan sesuatu dengan baik danindah”. Dari akar kata yang sama lahir kata
basyarah yang berarti kulit. Manusia di namai basyar karena memiliki kulit yang jelas,
dan berbeda dengan kulit binatang yang lain. Proses kejadian manusia sebagai basyar,
melalui tahap-tahap sehingga mencapai tahap kedewasaan. Sebagai mana di jelaskan
dalam QS. Ar-Rum:20
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

‫َو ِم ْن ٰا ٰي ِتٖۤه َاْن َخ َلَقُك ْم ِّم ْن ُتَر ا ٍب ُثَّم ِاَذ ۤا َاْنُتْم َبَشٌر َتْنَتِش ُرْو َن‬

Artinya:"Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah,
kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak."

c. Menggunakan kata bani Adam, dan dzuriyat Adam. Penggunaankata ini menunjukan
bahwa manusia yang terlahir sesudah ada pada dasarnya merupakan keturunan ada
sebagai manusia pertama dan menjadi keluarga alam.

Manusia dalam pandangan Islam tediri atas dua unsur, yaitu jasmani dan rohani. Jasmani
manusia bersifat materi yang berasal dari unsur-unsur sari pati tanah. Sedangkan roh manusia
merupakan substansi immateri, yang keberadaannya dia alam baqa nanti merupakan rahasia
Allah SWT. Proses kejadian manusia telah dijelaskan dalam Al Qur’anul Karim dan Hadits
Rasulullah SAW.Dari beberapa uraian di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa manusia
menurut pandangan islam adalah makhluk yang paling sempurna (insan kamil) yang pernah di
ciptakan olleh Allah SWTkarena manusia mempunyai hati, perasaan dan akal kata ini
menunjukan bahwa manusia yang terlahir sesudah ada pada dasarnya merupakan keturunan ada
sebagai manusia pertama dan menjadi keluarga alam.Manusia dalam pandangan Islam tediri atas

4
dua unsur, yaitu jasmani dan rohani. Jasmani manusia bersifat materi yang berasal dari unsur-
unsur sari pati tanah. Sedangkan roh manusia merupakan substansi immateri, yang
keberadaannya dia alam baqa nanti merupakan rahasia Allah SWT.1

B. Pengertian lingkungan

Lingkungan adalah suatu media di mana makhluk hidup tinggal, mencari, dan memiliki
karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait secara timbal balik dengan keberadaan
makhluk hidup yang menempatinya, terutama manusia yang memiliki peranan yang lebih
kompleks dan riil. Komponen lingkungan terdiri dari faktor abiotic (tanah, air, udara, cuaca,
suhu) dan faktor biotik (tumbuhan, hewan, dan manusia). Lingkungan bisa terdiri atas
lingkungan alam dan lingkungan buatan, sedangkanlingkungan alam adalah keadaan yang
diciptakan Tuhan untuk manusia. Lingkungan alam terbentuk karena kejadian alam. Jenis
lingkungan alam antara lain air, tanah, pohon, udara, sungai dll. Lingkungan buatan dibuat oleh
manusia. Misalnya jembatan, jalan, bangunan rumah, taman kota, dll.2

Lingkungan Hidup menyebutkan pengertian lingkungan adalah kesatuan ruang dengan


semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup. 3
Ada beberapa perumusan mengenai lingkungan hidup, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Prof. St. Munajat Danusaputra, SH Lingkungan adalah sumber benda dan kondisi dan
termasuk di dalamnya manusia dan tingkah perbuatannya, yang terdapat dalam ruang

1
https://repository.ump.ac.id/5451/3/BAB%20II_AMAM%20SOLIHUN_PAI%2712.pdf

2
A. Rusdina, 2015, Membumbikan Etika Lingkungan Bagi Upaya Membudayakan
Pengelolaan Lingkungan yang Bertanggungjawab, ISSN 1979-8911, Vol IX No 2, hlm. 247
3
Abdillah, M. 2005. Fikih Lingkungan: Panduan Spiritual Hidup Berwawasan
Lingkungan. Yogyakarta: UMP AMP YKPN.

5
dimana manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan
manusia dan jasad hidup lainnya.
2. Prof. Otto Soemarwoto Lingkungan adalah jumlah semua benda dan kondisi yang ada
dalam ruang yang kita tempati yang mempengaruhi kehidupan kita. Secara teoritis ruang
itu tidak terbatas jumlahnya, oleh karenanya misalnya matahari dan bintang termasuk di
dalamnya. Namun, secara praktis kita selalu memberi batas pada ruang lingkungan itu.
Menurut kebutuhan kita batas itu ditentukan oleh factor alam seperti jurang, sungai,atau
laut. Tingkah laku msnusia merupakan bagian lingkungan kita terhadap fisik dan biologi,
melainkan juga lingkungan ekonomi, sosial dan budaya.4

C. Pengertian Lingkungan Menurut Pandangan Islam

Sebelum memahami pandangan alQur’an tentang lingkungan hidup, terlebih dahulu akan
dijelaskan sekitar pengertian lingkungan hidup menurut pandangan pakar lingkungan.

Istilah “lingkungan hidup” didefinisikan sebagai hal-hal atau keadaan sekeliling


khususnya yang mempengaruhi eksistensi seseorang atau sesuatu. 5 Atau dapat juga disebut,
jumlah semua benda yang hidup (Biotik Community) dan tidak hidup (Abiotik Community) serta
kondisi yang ada dalam ruangan yang ditempati yang terdapat hubungan timbal balik dan saling
mempengaruhi.6

Menurut undangundang tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan


Hidup (UKPPLH) no. 4 tahun 1982, menyebutkan bahwa lingkungan hidup diartikan sebagai
satu kesatuan ruang dengan semua benda, daya dan keadaan makhluk hidup, termasuk di

4
Valentinus Darsono. 1992. Pengantar Ilmu Lingkungan, Yogyakarta: Universitas Atma
Jaya Jogjakarta, h. 5.
5
Library of Congres Cataloging in Publication Data, Websters Encyclopedia Unabridged
Dictionary of the English Lenguange, (New York: Pordland House, 1989), h. 477.
6
A. Tresna Sastrawijaya, Pancaran lingkungan (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1991), h. 6.

6
dalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi lingkungan prikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.7

Dari ketiga pengertian yang telah disebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
lingkungan hidup itu sendiri mencakup tiga unsur yang saling meng-ikat, yaitu:

a. Biotik Community, yaitu jasad-jasad hidup atau benda-benda hidup, misalnya; manusia,
tumbuh-tumbuhan dan hewan.
b. Abiotik Community, yaitu benda-benda mati, seperti udara, air, batu-batuan,gas dan
sebagainya.
c. Interaksi timbal balik yang saling mempengaruhi antara Biotik Community dengan
Abiotik Community. Dalam suatu kondisi hubungan timbal balik ini, kita kenal sebagai
Ekosistem.8

Beberapa ayat Al-Qur’an menyebutkan adanya aturan, koordinasi dan tujuan alam
sebagai bukti-bukti yang mengukuhkan eksistensi pencipta yang Maha Bijaksana dan Maha
Kuasa. Ayat-ayat ini dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok:9

a) Sebagian menjelaskan bahwa penciptaan langit dan bumi tidak lah sia-sia, tetapi dibalik
itu benar-benar memiliki tujuan, Q.S. 6:73, 21:16, 23:115, 38:27.

Q.S AL-An’am :73

Pengertian ini dikutip dari N.H.T. Siahaan, Ekologi Pembangunan dan Hukum Tata
7

Lingkungan (Jakarta: Erlangga, 1987), h. 3.


8
Emil Salim, LingkunganHidup dan Pembangunan, (Jakarta: PT. Mutiara Sumber
Widya, 1995), h. 83.
9
Mahdi Ghulsyam, The Holy Qur’an and The Scoience of Nature, diterjemahkan oleh
Agus Effendi “Filsafat Sains Menurut Al-Qur’an” (Bandung: Penerbit Mizan, 1994), h. 80 – 81.

7
 ۗ‫َو ُهَو اَّلِذْي َخ َلَق الَّسٰم ٰو ِت َو ا َاْل ْر َض ِبا ْلَح ـِّقۗ  َو َيْو َم َيُقْو ُل ُك ْن َفَيُك ْو ُن ۗ  َقْو ُلُه اْلَح ـُّقۗ  َو َلُه اْلُم ْلُك َيْو َم ُيْنَفُخ ِفى الُّص ْو ِر‬
‫ٰع ِلُم اْلَغْيِب َو الَّش َها َد ِةۗ  َو ُهَو اْلَح ِكْيُم اْلَخ ِبْيُر‬

Artinya:"Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan hak (benar), ketika Dia berkata,
"Jadilah!" Maka jadilah sesuatu itu. Firman-Nya adalah benar dan milik-Nyalah segala
kekuasaan pada waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang gaib dan yang nyata. Dialah
Yang Maha Bijaksana, Maha Mengetahui."

Sebagian ulama tafsir mengatakan, yang dimaksud dengan ayat ini ialah bentuk jamak
dari surah (bentuk), yakni pada hari ditiupkan roh padanya, lalu ia menjadi hidup. Ibnu Jarir
mengatakan bahwa pendapat ini berpandangan menyamakannya dengan contoh lain, yaitu surat
yang artinya tembok-tembok yang mengelilingi sebuah kota, ia merupakan bentuk jamak dari
lafaz surah. Tetapi pendapat yang benar ialah yang mengatakan bahwa makna sur dalam ayat ini
ialah sangkakala yang ditiup oleh Malaikat Israfil a.s.

Selanjutnya Ibnu Jarir menegaskan, "Pendapat yang benar menurut kami ialah yang
berlandaskan kepada sebuah hadis yang banyak diriwayatkan dari Rasulullah Saw." Rasulullah
Saw. pernah bersabda: ”Sesungguhnya Malaikat Israfil telah mengulum sangkakala dan
mengernyitkan dahinya siap menunggu perintah untuk meniupnya.”Hadis riwayat Imam Muslim
di dalam kitab Sahih-nya.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Isma'il, telah menceritakan
kepada kami Sulaiman At-Taimi, dari Aslam Al-Ajali, dari Bisyr ibnu Syagaf, dari Abdullah
ibnu Amr yang mengatakan bahwa ada seorang Arab Badui bertanya kepada Rasulullah Saw.,
"Wahai Rasulullah, apakah sur itu?" Rasulullah Saw. menjawab: Sangkakala yang siap untuk
ditiup.

Menurut Muhammad Quraish Shihab Hanya Dia yang menciptakan langit dan bumi atas
dasar kebenaran dan kebijaksanaan. Kapan saja kehendak-Nya tertuju kepada penciptaan
sesuatu, pasti akan terjadi dengan segera. Dia menciptakan segala sesuatu dengan mengatakan,
"Jadilah!" Tiap kata yang berasal dari-Nya adalah kebenaran dan kejujuran. Kepunyaan Dia
sendiri kewenangan untuk mengatur segala sesuatu secara mutlak di hari kiamat. Yaitu hari
8
ditiupnya sangkakala sebagai tanda akan datangnya pembangkitan. Dia yang sama pengetahuan-
Nya atas hal-hal yang kelihatan dan yang tidak kelihatan. Yang melakukan semua perbuatan-Nya
dengan bijaksana dan pengetahuan-Nya meliputi bagian dalam dan luar dari segala sesuatu.

Q.S Al-Anbiya: 16

‫َو َم ا َخ َلْقَنا الَّس َم ٓاَء َو ا َاْل ْر َض َو َم ا َبْيَنُهَم ا ٰل ِع ِبْيَن‬

Artinya:"Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan segala apa yang ada di antara
keduanya dengan main-main."

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah tidak menciptakan langit dan bumi serta semua yang
terdapat di antara keduanya, untuk maksud yang sia-sia atau main-main, melainkan dengan
tujuan yang benar, yang sesuai dengan hikmah dan sifat-sifat-Nya yang sempurna.

Pernyataan ini merupakan jawaban terhadap sikap dan perbuatan kaum kafir yang
mengingkari kenabian Muhammad saw, serta kemukjizatan Al-Qur'an. Karena tuduhan-tuduhan
yang dilemparkan kepadanya yaitu, bahwa Al-Qur'an adalah buatan Muhammad, bukan wahyu
dan mukjizat yang diturunkan Allah kepadanya. Sikap ini menunjukkan bahwa mereka tidak
mengakui ciptaan Allah, seakan-akan Allah menciptakan sesuatu hanya untuk main-main, tidak
mempunyai tujuan yang benar dan luhur. Padahal Allah menciptakan langit, bumi dan seisinya,
dan yang ada di antara keduanya, adalah agar manusia menyembah-Nya dan berusaha untuk
mengenal-Nya melalui ciptaan-Nya itu. Akan tetapi maksud tersebut baru dapat tercapai dengan
sempurna apabila penciptaan alam itu diikuti dengan penurunan Kitab yang berisi petunjuk dan
dengan mengutus para rasul untuk membimbing manusia. Al-Qur'an selain menjadi petunjuk
bagi manusia, juga berfungsi sebagai mukjizat terbesar bagi Muhammad saw, untuk
membuktikan kebenaran kerasulannya. Oleh sebab itu, orang-orang yang mengingkari kerasulan
Muhammad adalah juga orang-orang yang menganggap bahwa Allah menciptakan alam ini
dengan sia-sia, tanpa adanya tujuan dan hikmat yang luhur, tanpa ada manfaat dan kegunaannya.

Apabila manusia mau memperhatikan semua yang ada di bumi ini, baik yang tampak di
permukaannya, maupun yang tersimpan dalam perut bumi itu, niscaya ia akan menemukan

9
banyak keajaiban yang menunjukkan kekuasaan Allah. Jika ia yakin bahwa kesemuanya itu
diciptakan Allah untuk kemaslahatan dan kemajuan hidup manusia sendiri, maka ia akan merasa
bersyukur kepada Allah, dan meyakini bahwa semuanya itu diciptakan Allah berdasarkan tujuan
yang luhur karena semuanya memberikan faedah yang tidak terhitung banyaknya. Bila manusia
sampai kepada keyakinan semacam itu, sudah pasti ia tidak akan mengingkari Al-Qur'an dan
tidak akan menolak kerasulan Nabi Muhammad saw.

Q.S Al-Mu’minum: 115

‫َاَفَح ِس ْبُتْم َاَّنَم ا َخ َلْقٰن ُك ْم َع َبًثا َّو َاَّنُك ْم ِاَلْيَنا اَل ُتْر َج ُعْو َن‬

Artinya: "Maka apakah kamu mengira bahwa Kami menciptakan kamu main-main (tanpa ada
maksud) dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?"

(Dialah Yang Maha Tinggi derajat-Nya) maksudnya, Allah Maha Agung sifat-sifat-Nya,
atau Dialah Yang mengangkat derajat orang-orang yang beriman di surga (Yang mempunyai
Arasy) Yang menciptakannya (Yang menurunkan Ar-Ruuh) yakni wahyu (dari perintah-Nya)
atau firman-nya (kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya, supaya dia
memperingatkan) maksudnya, orang yang menerima wahyu itu diperintahkan untuk
menyampaikan wahyu-Nya kepada manusia (tentang hari pertemuan) dapat dibaca At-Talaaqi
atau At-Talaaqiy dengan memakai huruf Ya. Yakni hari kiamat, karena pada hari itu penduduk
langit dan penduduk bumi bertemu, dan bertemu pula antara Yang Disembah dan yang
menyembah, sebagaimana dipertemukan pula antara orang yang aniaya dan orang yang dianiaya.

Q.S Sad: 27

10
‫ٰذ‬
‫َو َم ا َخ َلْقَنا الَّس َم ٓاَء َو ا َاْل ْر َض َو َم ا َبْيَنُهَم ا َبا ِط اًل ۗ  ِلَك َظُّن اَّلِذ ْيَن َك َفُرْو اۚ  َفَو ْيٌل ِّلَّلِذ ْيَن َك َفُرْو ا ِم َن الَّنا ِر‬

Artinya: "Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya
dengan sia-sia. Itu anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang yang kafir itu
karena mereka akan masuk neraka."

Tafsir Ibnu Katsir: Allah memberitakan bahwa Dia tidak menciptakan makhluk-Nya dengan
sia-sia. Akan tetapi Dia menciptakan makhluk untuk beribadah kepada-Nya dan mengesakan-
Nya. kemudian Dia akan menghimpun mereka pada hari kiamat, dimana orang yang taat akan
diberikan pahala dan orang yang kafir akan disiksa.

b) Di dalam beberapa ayat disebutkan bahwa kejadian-kejadian mengikuti suatu jalur alami
untuk periode tertentu yang sebelumnya ditentukan, misalnya: Q.S. 30:8

Q.S Ar-Rum: 8

‫َاَو َلْم َيَتَفَّك ُرْو ا ِفْۤي َاْنُفِس ِهْم ۗ  َم ا َخ َلَق ُهّٰللا الَّسٰم ٰو ِت َو ا َاْل ْر َض َو َم ا َبْيَنُهَم ۤا ِااَّل ِبا ْلَح ِّق َو َا َج ٍل ُّم َس ًّمىۗ  َو ِاَّن َك ِثْيًر ا ِّم َن الَّنا‬
‫ِس ِبِلَقٓاِئ َر ِّبِهْم َلـٰك ِفُرْو َن‬

Artinya: "Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka? Allah
menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya melainkan dengan (tujuan)
yang benar dan dalam waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya banyak di antara manusia
benar-benar mengingkari pertemuan dengan Tuhannya."

Ayat ini ditujukan kepada orang musyrik Mekah, orang-orang kafir, dan orang-orang yang
mendustakan ayat-ayat Allah. Jika dilihat dari sikap mereka terhadap seruan Nabi saw, kelihatan
seakan-akan mereka tidak mau menggunakan akal pikiran untuk memikirkan segala sesuatu yang
mereka lihat, sehingga mereka percaya kepada apa yang disampaikan rasul.

11
Ayat ini menyuruh agar mereka memperhatikan diri mereka sendiri. Bagaimana mereka
dijadikan dari tanah, kemudian menjadi setetes mani, kemudian menjadi seorang laki-laki atau
seorang perempuan. Mereka lalu melangsungkan perkawinan dan berkembang biak.

c) Beberapa ayat yang menyebutkan kepada kita bahwa keseluruhan proses penciptaan dan
perjalanan kejadiankejadian di dalam alam, mengikuti suatu perhitungan, aturan dan
ukuran yang sesuai, misalnya: Q.S. 55:5

Q.S Ar-Rahman: 5

‫َالَّش ْم ُس َو ا ْلَقَم ُر ِبُح ْسَبا ٍن‬


Artinya: “Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan”

Maksudnya adalah bumi jika dilihat merupakan sebuah hamparan atau dataran yang luas.
Allah berfirman tentang apa yang dilihat oleh seseorang dihadapannya bahwa bumi merupakan
hamparan, sehingga mudah untuk didirikan bangunan, bercocok tanam, sesekali dihiasi dengan
gunung atau sungai. Jadi, secara umum bumi itu terhampar dan datar sehingga layak untuk
ditempati.

Terdapat perdebatan tentang bentuk bumi, apakah bulat atau datar. Berdasarkan pendapat
yang kuat oleh para ulama, mereka mengatakan bahwa bumi itu bulat. Karena diantara dalil yang
mereka sebutkan adalah sebuah perumpamaan apabila seseorang melihat pergerakan matahari
dari waktu terbit hingga terbenam, maka ukurannya konstan dan tidak banyak berubah. Berbeda
dengan orang-orang yang berpendapat bahwa bumi itu datar, mereka beralasan karena jarak
matahari itu dekat. Tidak seperti yang dibayangkan oleh Ahli fisika yang mengatakan bahwa
jarak antara bumi dengan matahari adalah 150 juta tahun.

Sejatinya alasan mereka tidak masuk akal. Karena, jika jarak antara matahari dengan bumi
dekat, tentu perubahan bentuk dan ukuran matahari ketika terbit dan tenggelam sangat siginfikan.
Artinya bentuk dan ukurannya akan berubah. Padahal, secara logika jika seseorang melihat
benda yang dekat dengannya, kemudian menjauh, maka benda tersebut akan terlihat mengecil.

12
d) Dalam kitab suci Al-Qur’an, menyebutkan beberapa ayat adanya kehidupan, makhluk
Tuhan saling terkait, agar tercipta keseimbangan dan keserasian. Misalnya: Q.S. 13:3 10

Q.S Ar-Ra’d: 3

‫َو ُهَو اَّلِذْي َم َّد اَاْل ْر َض َو َج َعَل ِفْيَها َر َو ا ِس َي َو َا ْنٰه ًر اۗ  َو ِم ْن ُك ِّل الَّثَم ٰر ِت َج َعَل ِفْيَها َز ْو َج ْيِن اْثَنْيِن ُيْغ ِش ى اَّلْيَل الَّنَها َر ۗ  ِاَّن ِفْي ٰذ ِلَك ٰاَل‬
‫ٰي ٍت ِّلـَقْو ٍم َّيَتَفَّك ُرْو َن‬

Artinya: "Dan Dia yang menghamparkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-
sungai di atasnya. Dan padanya Dia menjadikan semua buah-buahan berpasang-pasangan; Dia
menutupkan malam kepada siang. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda
(kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berpikir."

Pada ayat ini Allah menerangkan sisi lain dari tanda-tanda kekuasaan-Nya yang ada di bumi,
yaitu:Pertama, Dialah Allah yang membentangkan bumi menjadi luas dan lebar supaya mudah
dijadikan tempat kediaman makhluk-Nya. Semua binatang dapat hidup di atasnya dengan
leluasa.

Manusia dapat mengambil manfaat dari hasil buminya, hewan-hewannya, dan benda-benda
logam yang terpendam di dalam perutnya, serta dapat berkeliaran di muka bumi untuk mencari
rezeki dan segala kemanfaatannya. Karena sangat luas, bumi ini kelihatannya seperti lahan datar,
meskipun keadaan yang sebenarnya berbentuk bola sebagaimana diyakini oleh para ulama ahli
falak.

Kedua, Allah telah mengadakan gunung-gunung di atas permukaan bumi ini sebagai tonggak
dan pasak yang menjaga kestabilan bumi supaya tidak bergerak dan tidak bergeser.

Zaghlul Raghib Muhammad al-Najjar, “Isyarat-isyarat Al-Qur’an tentang Biologi”


10

dalam Iwan Kusuma Medan (ed.), Mukjizat Al-Qur’an dan al-Sunnah tentang IPTEK (Jakarta:
Gema Insani Press, 1995), h. 126 - 127.
13
Ketiga, Allah telah menciptakan sungai-sungai di bumi untuk kepentingan manusia dan
binatang-binatang. Manusia dapat mengairi dengan air sungai itu kebun-kebun dan sawah
ladangnya yang nantinya menghasil-kan bermacam-macam hasil bumi dan buah-buahan.

Keempat, Bunga dari pohon buah-buahan dijadikan Allah berpasang-pasangan dimana


terdapat unsur jantan dan unsur betina. Ilmu pengetahuan telah menetapkan bahwa sebuah pohon
itu tidak akan berbuah kecuali jika telah terjadi perkawinan antara unsur jantan (serbuk sari) dan
betina (putik bunga) yang biasanya berada pada sebagian besar dari jenis pohon.

Ada pohon yang hanya memiliki unsur jantan saja, sedangkan unsur betinanya ada pada
pohon yang lain sehingga perlu dikawinkan supaya dapat berbuah seperti pohon kurma. Ada pula
yang mempunyai unsur jantan dan betina dalam satu bunga seperti pohon kapas.

Kelima, Allah menutupkan malam kepada siang sehingga suasana alam yang terang berubah
menjadi gelap gulita seperti menutup sesuatu dengan kain hitam.

D. Relasi Manusia Dengan Lingkungan

Relasi Manusia dan Lingkungan Hidup dalam Keseimbangan dan Keharmonisan manusia
adalah makhluk ciptaan Tuhan YME yang memiliki kesempurnaan dan kelebihan dibandingkan
dengan makhluk hidup lain nya dimana manusia dilengkapi dengan akal, ilmu dan iman.
Manusia dengan kelebihan nya dapat membangun peradaban yang baik dengan damai, sejahtera
dan berkeadilan. Manusia di bumi diberikan tugas dan tanggung jawab yang berbeda dengan
makhluk hidup lainnya. Manusia diberi tugas sebagai khalifah di muka bumi ini, dengan
tugasnya memanfaatkan, mengelola, melestarikan lingkungan hidup melalui sebuah etika
lingkungan hidup bukan untuk merusak lingkungan hidup11. Dalam fungsinya sebagai khalifah
manusia berperan untuk manusia dan makhluk hidup lain nya, juga bagi kepentingan lingkungan
hidup dan alam secara keseluruhan. Sebagai khalifah, manusia menyadari bahwa semua bagian
alam baik hewan, tumbuhan, dan air beserta tanah merupakan titipan Tuhan YME dan harus

H.A. Kholiq Arif, Memberdayakan Lingkungan Hidup, PT.LKiS Pelangi Aksara,


11

Yogyakarta, 2007, hlm. 47.


14
dipertanggungjawabkan. Semua hal yang dilakukan pada bumi ini, akan menjadi saksi pada saat
kita tidak lagi diperbolehkan menghuninya.12

Amanah yang berkaitan dengan lingkungan hidup dipikul oleh manusia memang berat karena
manusia berkewajiban untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan memakmurkan nya. Oleh
karena itu, dalam mengelola dan memanfaatkan lingkungan hidup, manusia tidak boleh
melakukan perusakan dan pencemaran lingkungan hidup. Dikarenakan pada hakikatnya dalam
relasi manusia dengan lingkungan hidupnya, tentu nya manusia yang lebih membutuhkan dan
sangat bergantung pada lingkungan hidupnya, sedangkan lingkungan hidup membutuhkan
manusia hanya untuk menjaga keseimbangan dan keharmonisannya. Dari lingkungan hidup,
manusia berupaya untuk bertempat tinggal, berkembang biak, memenuhi hidup dan
kehidupannya.

Dalam konteks relasi manusia dengan lingkungan hidupnya tentu manusia dan lingkungan
hidup memiliki posisi yang sama dan sejajar. Manusia tidak berada dalam posisi yang lebih atas
dari lingkungan hidup. Dengan demikian, dalam pemanfaatan dan pengelolaannya nya manusia
perlu memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan hidup. Manusia perlu membangun relasi
yang baik dan harmonis tidak hanya dengan sesama manusia saja tetapi dengan lingkungan
hidupnya melalui konsep kasih sayang, memelihara dan adil. Manusia harus bersahabat dengan
lingkungan hidupnya agar lingkungan hidup pun memberikan kasih sayang nya kepada manusia
dalam bentuk produktivitas untuk pemenuhan kebutuhan manusia. Dalam memanfaatkan
lingkungan hidupnya, manusia tidak boleh semena-mena melakukan eksploitasi agar lingkungan
hidup tetap lestari dan kehidupan manusia pun selamat.

Mengacu pada teori relasi yang merupakan sebuah teori yang berusaha mencari titik temu
hubungan antara dua objek yang berbeda. Dalam konteks tulisan ini teori ini digunakan untuk
menghubungkan antara konsep manusia dengan konsep lingkungan hidup. Teori relasi ini, secara

12
Bahagia. 2013. Manusia, Lingkungan Alam, dan Pembangunan, Makna Agama Untuk
Menyelamatkan Alam. Yogyakarta: Suka Press, hlm. 39.

15
umum, dapat dibagi ke dalam tiga kategori. Relasi afirmatif, relasi negasi dan relasi campuran
antar keduanya. Pembahasan tentang hubungan manusia dan alam semesta nampaknya
mengindikasikan ke arah relasi yang afirmatif. Artinya, manusia dan alam harus bersinergi dan
berkolaborasi untuk menciptakan kemakmuran. Hanya saja yang paling banyak berperan dalam
hal ini adalah manusia, sebab di tangannya bergantung masa depan lingkungan hidup.13

Secara normatif telah diatur hak dan kewajiban manusia ketika berinteraksi dengan
lingkungan hidup nya. Dalam UUPPLH ditegaskan bahwa “setiap orang berkewajiban untuk
melestarikan lingkungan hidup dan setiap orang memiliki hak untuk mendapatkan lingkungan
hidup yang baik dan sehat.” Menjaga keselarasan dengan lingkungan hidup pada hakekatnya
adalah menjaga kehidupan itu sendiri demi keberlangsungan kehidupan generasi sekarang
maupun generasi yang akan datang. Menjaga lingkungan hidup hakikatnya merupakan bentuk
ketaatan manusia kepada sang pencipta dan bentuk rasa tanggung jawab dalam pelaksanaan
amanah sebagai khalifah di muka bumi. Keharmonisan dan keseimbangan perlu terus dijaga agar
lingkungan hidup terus dapat memberikan fungsi nya pada manusia dan kehidupan makhluk
hidup lainnya.

Berdasarkan uraian di atas, maka relasi yang harus dibangun antara manusia dengan
lingkungan hidupnya adalah keharmonisan dan keseimbangan. Harmonis adalah keselarasan
hubungan antara manusia dengan unsur lainnya yang melingkupi kehidupannya. Harmonisasi
dalam relasi manusia dan lingkungan hidup menjadi perlu dilakukan guna menjaga
keseimbangan daya dukung lingkungan dan daya tamping lingkungan. Agar harmonisasi dan
keseimbangan tersebut tetap terjaga.

Salah satu yang harus kita lakukan adalah adanya perubahan paradigma dalam berelasi
dengan lingkungan hidup yaitu dimana etika lingkungan hidup harus menjadi salah satu pijakan
manusia ketika berelasi dengan lingkungan hidup nya. Selain itu, kecerdasan ekologis yang

13
Rosowulan, Titis. 2019. “Konsep Manusia dan Alam serta Relasi Kedua nya dalam
Perspektif Al-Quran, Cakrawala.” Jurnal Studi Islam Vol. 14 No. 1, hlm. 26.

16
dimiliki oleh manusia pun penting dalam membangun relasi yang haromonis dan seimbang.
Kesadaran bahwa alam ini adalah milik dan hak semua makhluk hidup. Kesadaran bahwa
kehidupan ekologis tidak hanya dipandang sebagai proses mekanistik saja tetapi merupakan
proses ekologis dan sistemik, sehingga yang dibutuhkan dalam pemahaman akan konsep
ecoliteracy adalah adanya kebijaksanaan alam.14

E. Kewajiban Manusia Menjaga Lingkungan Dan Memanfaatkannya

1. Tugas dan kewajiban manusia terhadap menjaga lingkungan

Dalam kehidupan manusia, kebutuhan menjaga lingkungan hidup merupakan hal penting
sehingga tidak dapat di abaikan. Apabila lingkungan hidup tidak terjamin akan terjadi kekacauan
dan ketidak-tertiban di mana-mana. Memelihara Lingkungan, manusia adalah salah satu makhluk
hidup yang tinggal di suatu tempat yang disebut lingkungan. 15 Adapun Ayat Al- Qur’an tentang
menjaga kelestarian lingkungan hidup, yakni dalam Q.S AlBaqarah ayat 205:

‫َو ِا َذ ا َتَو ّٰل ى َس ٰع ى ِفى اَاْل ْر ِض ِلُيْفِس َد ِفْيَها َو ُيْهِلَك اْلَح ـْر َث َو ا لَّنْس َل ۗ  َو ا ُهّٰلل اَل ُيِحُّب اْلَفَس ا َد‬

Artinya:"Dan apabila dia berpaling (dari engkau), dia berusaha untuk berbuat kerusakan di bumi,
serta merusak tanam-tanaman dan ternak, sedang Allah tidak menyukai kerusakan."

Keberhasilan dan kelestarian lingkungan sangat berpengaruh pada tingkat kepedulian serta
perhatian masyarakat. Karena lingkungan merupakan tanggung jawab manusia dalam hal
menjaga dan mengembangkannya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ketidaksadaran
masyarakat terhadap lingkungan :

14
A. Sonny Keraf, Krisis dan Bencana Lingkungan Hidup Global, Kanisius, 2010, hlm.
114.
15
Jonaidi, Kewajiban Manusia Menjaga Kelestarian Lingkungan Hidup, h. 38

17
1) Faktor ketidaktahuan
2) Faktor kemiskinan
3) Faktor kemanusiaan
4) Faktor gaya hidup

Melakukan eksploitasi lingkungan yang berimbas pada terjadinya kerusakan lingkungan


hukumnya haram dan terlarang dalam Islam. Hukum ini selain berkonsep maqashid, juga bisa
dipahami langsung dari redaksi ayat yang melarang berbuat kerusakan dimuka bumi. Dalam Al-
Qur’an secara tegas Allah SWT menyatakan dalam Q.S. Al – Araf ayat 85 Allah berfirman :

‫َو ِا ٰل ى َم ْد َيَن َاَخ اُهْم ُش َعْيًباۗ  َقا َل ٰي َقْو ِم اْع ُبُدوا َهّٰللا َم ا َلـُك ْم ِّم ْن ِاٰل ٍه َغ ْيُرٗه ۗ  َقْد َج ٓاَء ْتُك ْم َبِّيَنٌة ِّم ْن َّرِّبُك ْم َفَا ْو ُفوا اْلَك ْيَل َو ا ْلِمْيَزا َن‬
‫َو اَل َتْبَخ ُس وا الَّنا َس َاْش َيٓاَء ُهْم َو اَل ُتْفِس ُد ْو ا ِفى اَاْل ْر ِض َبْعَد ِاْص اَل ِح َهاۗ  ٰذ ِلُك ْم َخ ْيٌر َّلـُك ْم ِاْن ُك ْنُتْم ُّم ْؤ ِمِنْيَن‬

Artinya : "Dan kepada penduduk Madyan, Kami (utus) Syu'aib, saudara mereka sendiri. Dia
berkata, "Wahai kaumku! Sembahlah Allah. Tidak ada Tuhan (sembahan) bagimu selain Dia.
Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Sempurnakanlah takaran
dan timbangan, dan jangan kamu merugikan orang sedikit pun. janganlah kamu membuat
kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. yang demikian itu lebih baik bagimu
jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman.”

Tafsiran dari ayat di atas adalah sesungguhnya kerusakan di bumi ini meliputi rusaknya
tatanan kesatuan hidup manusia yang diakibatkan oleh kezaliman dengan cara batil, kejahatan
dan permusuhan terhadap sesama, pertikaian-pertikaian, juga kebobrokan akhlak dan tatakrama
dengan dosa dan maksiat zahir maupun batin, rusaknya kemakmuran karena kebodohan serta
hilangnya supremasi hukum. Adapun memaslahatkan bumi adalah sesuatu yang dapat
memaslahatkan perkara – perkaranya, keadaan para penghuninya dengan akidah-akidah yang
benar yang bisa menghilangkan bahaya musyrik dan semacamnya. Juga dengan amal saleh yang
menyucikan jiwa dari penyakit-penyakit hati dan segala perbuatan dosa, serta dengan tindakan-
tindakan yang baik untuk meningkatkan kemakmuran dan kehidupan yang lebih baik.

Allah juga berfirman dalam permulaan surah ini:

18
‫َو َلَقْد َم َّك ـّٰن ُك ْم ِفى اَاْل ْر ِض َو َج َعْلَنا َلـُك ْم ِفْيَها َم َعاِيَش ۗ  َقِلْياًل َّم ا َتْش ُك ُرْو َن‬

Artinya: "Dan sungguh, Kami telah menempatkan kamu di bumi dan di sana Kami sediakan
(sumber) penghidupan untukmu. (Tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur."(QS. Al-A'raf 7: 10)

Allah telah menyatakan keadaan manusia dalam keadaan fitrah. Kesempurnaan penciptaan
menempatkan mereka sebagai pihak yang memaslahatkan bumi dengan pemberian Allah pada
mereka, yaitu kemampuan berpikir dan anggota tubuh lainnya serta dengan diutusnya para rasul
dari orang-orang yang memiliki kesucian sempurna. Merusak berarti menghilangkan kebaikan
atau kemaslahatan, termasuk merusak agama dan dunia, sebagaimana diketahui dalam ayat ini
dan sesudahnya. Sebaliknya, memaslahatkan atau berbuat baik adalah bekerja untuk kebaikan,
baik pelakunya adalah Sang pencipta Allah yang Maha Bijaksana maupun orang – orang yang
berbuat baik, seperti nabi, alim -ulama, para ahli hukum yang menyeru untuk berbuat adil, para
hakim yang menegakkan keadilan. Termasuk di dalamnya adalah mereka yang memberikan
kemanfaatan bagi orang lain dalam urusan agama dan dunia, seperti petani, karyawan, dan
pedagang yang amanah dan istiqamah. Pekerjaan-pekerjaan tersebut meliputi berbagai disiplin
ilmu dan hal itu adalah wajib sesuai dengan kaidah ushul fiqh: “Sesuatu yang tidak sempurna
kewajiban kecuali dengannya maka hal itu menjadi wajib”.16

Manusia diberi Amanah oleh Allah SAW untuk menjadi khalifah dimuka bumi untuk
menjaga kelestarian alam dan lingkungannya, namun sebagian manusia salah memahami makna
khalifah yang selama ini dijalankan untuk memenuhi kepentingan sendiri tanpa memperhatikan
yang ada disekelilingnya yang bisa merusak dirinya dan orang lain. Manusia kurang menyadari
akan pentingnya Kesehatan lingkungan bagi dirinya. Mereka seenaknya saja memperlakukan

16
Herman Khaeron, Islam Manusia dan Lingkungan Hidup, (Bandung : Nuansa
Cendekia, 2019) h.27

19
alam ini sesuka hatinya, Bahkan merusak lingkungan tanpa alasan yang jelas. Manusia juga tidak
menyadari bagaimana dampak yang ditimbulkan ketika lingkungan itu rusak dan tidak ada lagi
yang peduli terhadap kelestariannya.

Sejak 400 tahun sebelum masehi, manusia telah menduga adanya hubungan antara
lingkungan dan penyakit. Misalnya ilmuwan pada zaman itu telah berpendapat bahwa malaria
ialah penyakit yang berhubungan dengan udara dan cuaca buruk. Air kotor tidak baik bagi
kesehatan perut, serta banyak lagi dugaan-dugaan ataupun teori-teori yang berkembang yang
intinya mencoba menghubungkan gangguan kesehatan dengan lingkungan, meskipun ternyata
bahwa sebagian dugaan ini benar dan sebagian lagi keliru.17

Pesan-pesan al-Qur'an mengenai lingkungan sangat jelas dan prospektif. Ada beberapa
macam tentang lingkungandalam al-Qur'an, antara lain: lingkungan sebagai suatu
sistem,tanggung jawab manusia untuk memelihara lingkungan hidup, larangan merusak
lingkungan, sumber daya vital dan problematikanya, peringatan mengenai kerusakan lingkungan
hidup yang terjadi karena ulah tangan manusia dan pengelolaan yang mengabaikan petunjuk
Allah serta solusi pengelolaan lingkungan. Rasulullah saw pun mengajarkan manusia
untukmenjaga kelestarian lingkungan. Namun, kesadaran manusia terhadap lingkungan
mengandung makna bahwa manusia yang hidup di bumi ini harus disadarkan pemikiran, sikap,
dan perilaku terhadap alam itu sendiri. Manusia melakukan kegiatan atau memperlakukan alam
ini pada dasarnya untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.18

Masalah lingkungan yang terjadi saat ini sangat memprihatinkan diantaranya adalah
penebangan hutan secara liar, polusi air dari limbah industri dan pertambangan, polusi udara di
daerah perkotaan asap dan kabut dari kebakaran hutan, kebakaran hutan permanen/tidak dapat
dipadamkan, perburuan liar, perdagangan dan pembasmian hewan liar yang dilindungi,

17
Arif Sumantri, Kesehatan Lingkungan, Edisi Ketiga (Cet. III; Jakarta: Kencana, 2015),
h. 1.
18
Nyoman Wijana, Ilmu Lingkungan, Edisi Kedua (Cet. I; Yogyakarta: Graha Ilmu,
2014), h. 10.
20
penghancuran terumbu karang, pembuangan sampah tanpa pemisah, hujan asam yang merupakan
akibat dari polusi udara.19

Rusaknya kehidupan alam disebabkan oleh perilaku manusia yang tidak mau belajar dari
alam semesta yang indah ini. Misalnya, kasus penebangan hutan liar, mengakibatkan hutan
gundul, erosi, kebanjiran, bencana, kelaparan, dan kebiadaban diantara manusia.20

Alam semesta ini dapat dijadikan guru yang bijaksana, ombak di lautan yang dapat menjadi
energi bagi para peselancar, angin dimanfaatkan untuk terjun payung, air deras yang dibendung
untuk energi pembangkit listrik, dan banyak manfaat yang dengan mudah semakin meningkatkan
taraf hidup manusia. Belajar dari alam semesta adalah tujuan hidup manusia dan secara filosofis
kedudukan alam semesta bagaikan guru dengan muridnya, pendidik dengan anak didik, bahkan
alam semesta bagaikan literatur yang amat luas yang kaya dengan informasi yang aktual. Alam
mempertontonkan karyanya yang dinamis kepada manusia yang berniat belajar seumur hidup.

Berikut ini beberapa tugas dan kewajiban manusia yang dapat dilakukan untuk menjaga
lingkungan:

a. Mengurangi penggunaan bahan-bahan berbahaya dan merusak lingkungan seperti plastik,


bahan kimia, dan bahan beracun lainnya.
b. Menghemat energi dan air, dengan cara mematikan lampu dan peralatan elektronik yang
tidak digunakan, serta memperbaiki kerusakan pada sistem sanitasi dan pipa air.
c. Memperhatikan limbah dan sampah yang dihasilkan dan memastikan bahwa mereka
dibuang dengan benar. Misalnya, dengan memilah sampah organik dan non-organik serta
memanfaatkan sampah sebagai sumber energi terbarukan.
19
Daryanto, Agung Suprihatin, Pengantar Pendidikan Lingkungan Hidup, (Cet. I;
Yogyakarta: Gava Media, 2013), h. 32.

20
Hasan Basri, Filsafat Pendidikan Islam, (Cet. I; Bandung; Pustaka Setia, 2009), h. 22.
21
d. Memelihara keanekaragaman hayati, misalnya dengan mengurangi pembabatan hutan,
memperhatikan kebutuhan hewan liar, dan memanfaatkan sumber daya alam dengan
bijak.

2. Cara Manusia Memanfaatkan Lingkungan

Manusia menjadi objek sekaligus subjek dan lingkungan karena manusia hidup dan
berkembang di lingkungan masing-masing, mengolah sumber-sumber alam dan sosial yang ada
di lingkungan tersebut serta memanfaatkannya sesuai dengan kebutuhan hidupnya. Berbeda
dengan makhluk hidup lainnya, bukan dalam hal memenuhi kebutuhan hidupnya melainkan
perilaku manusia dalam memanfaatkan kebutuhan itulah yang berbeda dengan makhluk hidup
lainnya.21

Manusia memandang alam lingkungannya dengan bermacam-macam kebutuhan dan


keinginan. Manusia bisa memanfaatkan atau menggunakan sumber-sumber alam yang ada di
lingkungan. Berbagai cara telah dilakukan manusia dalam menggunakan sumber alam berupa
tanah, air, fauna, flora, bahan-bahan galian dan sebagainya. Adapun beberapa sumber-sumber
alam di lingkungan yang dapat manusia manfaatkan atau digunakan untuk pemenuhan kebutuhan
manusia.

a. Tanah

Tanah permukaan (top soil) mengandung kadar unsur-unsur bahan makanan yang begitu
tinggi dan siap digunakan oleh manusia untuk menanam. Dengan adanya kemajuan dalam
bidang pertanian, penggunaan tanah untuk pertanian dapat digunakan secara efisien untuk
meningkatkan hasil pertanian. Hasil pertanian tersebut dapat digunakan manusia sebagai sumber-
sumber kebutuhan pokok pangan, seperti; beras, sayur-sayuran, ubi-ubian dan sebagainya.

21
Dr. Rindyah Hanafi, M.M, Ekonomi Lingkungan, (Malang : Media Nusa Creative,
2018) h. 29

22
b. Hutan

Ditinjau dari segi peranan hutan, hutan dapat digolongkan ke dalam dua golongan yakni;
hutan pelindung, merupakan hutan yang sengaja diadakan untuk melindungi tanah dari erosi,
kehilangan humus, dan air tanah. Golongan kedua adalah hutan penghasil atau hutan produksi,
yaitu hutan yang disengaja ditanami jenis – jenis kayu yang dapat dipungut hasilnya, misalnya
hutan pinus, damar, dan sebagainya. Jadi manusia bisa memanfaatkan hutan golongan kedua ini
untuk mencari penghasilan mata pencariannya

c. Air

Air sebagai salah satu sumber alam yang terdapat di mana-mana di bumi, di sungai, di danau,
di lautan, di bawah tanah dan udara sebagai uap air yang kesemuanya meliputi 4/5 bagian
seluruh permukaan bumi. Manusia menggunakan air dengan baik dan berusaha mencegahnya
dari pencemaran-pencemaran yang mengganggu berjalannya fungsi vital air dalam kehidupan
air. Manusia memanfaatkan air ini untuk memasak, makan, dan minum. Untuk memenuhi
berbagai kebutuhan manusia, seperti mandi dan mencuci. Untuk mengairi sawah atau kegiatan
pertanian dan perkebunan. Untuk kegiatan transportasi, seperti kapal dan perahu

d. Api

Api adalah sumber atau energi panas yang bisa digunakan untuk memasak atau mengubah
makanan juga dipergunakan untuk membantu menghangatkan tubuh. Api membutuhkan bahan
bakar, oksigen, dan panas, jika salah satu faktor itu enggak ada atau hilang maka api akan
padam.22

22
Elly M. Setiadi, Log.cit., h.186-187

23
PENUTUP

A. Kesimpulan

Relasi manusia dengan lingkungan merupakan topik penting yang harus penting yang
mempengaruhi keberlanjutan hidup, manusia dan planet ini manusia diberikan tanggung jawab
sebagai khalifah di bumi untuk menjaga memelihara dan dan memanfaatkan sumber daya alam
dengan bijaksana, manusia memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga kelestarian
lingkungan hidup aktivitas manusia telah mempengaruhi lingkungan secara signifikan baik
secara positif maupun negatif, tindakan manusia yang tidak bertanggung jawab dan serakah
dalam memanfaatkan sumber daya alam telah mengakibatkan kerusakan lingkungan dan
perubahan iklim global. namun manusia juga telah berusaha untuk memperbaiki relasinya
dengan lingkungan melalui upaya-upaya konservasi dan pengurangan dampak negatif, Oleh
24
karena itu penting bagi umat manusia untuk memperhatikan dan meningkatkan kesadaran
tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup.

B. Saran

Sebagai makhluk individu yang menjadi satuan tekecil dalam suatu kelompok/organisasi
manusia harus memiliki kesadaran diri dalam menjaga alam semesta, sehingga genersi penerus
kita bisa menikmati apa yang pernah kita nikmati dan tidak pelu lagi mengadakan pembaharuan
untuk sumber daya alam.

DAFTAR PUSTAKA

https://repository.ump.ac.id/5451/3/BAB%20II_AMAM%20SOLIHUN_PAI%2712.pdf

Rusdina, 2015, Membumbikan Etika Lingkungan Bagi Upaya Membudayakan Pengelolaan


Lingkungan yang Bertanggungjawab, ISSN 1979-8911, Vol IX No 2,

Abdillah, M. 2005. Fikih Lingkungan: Panduan Spiritual Hidup Berwawasan Lingkungan.


Yogyakarta: UMP AMP.

Valentinus Darsono. 1992. Pengantar Ilmu Lingkungan, Yogyakarta: Universitas Atma Jaya
Jogjakarta, h. 5.

Library of Congres Cataloging in Publication Data, Websters Encyclopedia Unabridged


Dictionary of the English Lenguange, New York: Pordland House, 1989

Tresna Sastrawijaya,A. 1991 Pancaran lingkungan Jakarta: PT. Rineka Cipta

25
Siahaan,N.H.T. 1987 Ekologi Pembangunan dan Hukum Tata Lingkungan Jakarta: Erlangga

Salim Emil, 1995 LingkunganHidup dan Pembangunan, Jakarta: PT. Mutiara Sumber Widya

Ghulsyam Mahdi, 1994 The Holy Qur’an and The Scoience of Nature, diterjemahkan oleh Agus
Effendi “Filsafat Sains Menurut Al-Qur’an”Bandung: Penerbit Mizan.

Raghib Muhammad al-Najjar, Zaghlul 1995 “Isyarat-isyarat Al-Qur’an tentang Biologi” dalam
Iwan Kusuma Medan (ed.), Mukjizat Al-Qur’an dan al-Sunnah tentang IPTEK Jakarta:
Gema Insani Press.

Kholiq Arif, H.A 2007 Memberdayakan Lingkungan Hidup, PT.LKiS Pelangi Aksara,
Yogyakarta.

Titis Rosowulan. 2019. “Konsep Manusia dan Alam serta Relasi Kedua nya dalam Perspektif Al-
Quran, Cakrawala.” Jurnal Studi Islam

Sonny Keraf A, 2010 Krisis dan Bencana Lingkungan Hidup Global, Kanisius.

Jonaidi, “Kewajiban Manusia Menjaga Kelestarian Lingkungan Hidup”

Khaeron Herman, 2019 Islam Manusia dan Lingkungan Hidup, Bandung : Nuansa Cendekia.

Arif Sumantri, 2015 Kesehatan Lingkungan, Edisi Ketiga Cet. III; Jakarta: Kencana.

Wijana Nyoman, 2014 Ilmu Lingkungan, Edisi Kedua Cet. I; Yogyakarta: Graha Ilmu.

Agung Suprihatin Daryanto, 2013 Pengantar Pendidikan Lingkungan Hidup, Cet. I;


Yogyakarta: Gava Media.

Basri Hasan, 2009 Filsafat Pendidikan Islam, Cet. I; Bandung; Pustaka Setia.

Dr. Hanafi, Rindyah M.M, 2018 Ekonomi Lingkungan, Malang : Media Nusa Creative.

M. Setiadi Elly, 2012 “Ilmu Sosial dan Budaya Dasar” ,Jakarta, penerbit kencana.

26
Daftar Pertanyaan Diskusi Materi:

1. Zirdayana

Tolong jelaskan kenapa aktivitas manusia dapat mempengaruhi lingkungan ? dan apa saja sih
dampak baik buruknya aktivitas manusia itu buat lingkungan ?

Jawab : Aktivitas manusia dapat mempengaruhi lingkungan karena manusia-manusia


melakukan kegiatan sehari-hari atau aktivitasnya di dalam lingkungan tersebutManusia
membutuhkan lingkungan yang aman dan nyaman untuk dapat melangsungkan kehidupan
dengan baik dampak baiknya membangun sumber daya alam. Bagaimana sih cara
membangunnya ? Yaitu dengan cara membatasi pemekaran kota dengan gedung-gedung yang
berlebihan memelihara kehidupan flora dan fauna, dengan menanam kembali tumbuhan-
tumbuhan hijau di rumah atau di lahan kosong dan tidak melakukan eksploitasi atau pemburuan
liar terhadap hewan Dampak buruknya yaitu merusak alam sekitar dengan membuang sampah

27
sembarangan menebang pohon secara berlebihan dan penggunaan kendaraan umum yang
menyebabkan polusi.

2. Dea Salsabila

Apa faktor penyebab timbulnya permasalahan akibat faktor interaksi manusia dengan
lingkungan?

Jawab: Penyebab timbulnya adalah tidak adanya kesadaran dari dalam diri kita sendiri
kurangnya pemahaman kita untuk menjaga lingkungan tersebut, pohon-pohon yang ada di sekitar
lereng-lereng ditebangj jadi menimbulkan bencana tanah longsor karena tidak adanya
penyerapan air, mulai hilangnya tradisi warisan leluhur dikarenakan kecanggihan teknologi yang
semakin meningkat banyak masuknya turis asing dan budaya-budaya barat ke barat-baratan.

3. Nabila Aristiyanti

Mengapa manusia harus memiliki relasi baik dengan alam dan lingkungan bagaimana
dampak buruknya jika tidak memiliki relasi yang baik dengan alam?

Jawab: Karena alam dan manusia memiliki kesamaan yaitu makhluk ciptaan Allah dan
sebagai sesama makhluk Allah sudah semestinya harus saling menjaga keharmonisan dengan
baik agar tidak terjadi kekacauan ketidaktertiban di mana-mana dan juga sudah dijelaskan
dalam firman Allah Quran surat al-baqarah ayat 205 yang berbunyi:

“wa izaa tawallaa sa'aa fil-ardhi liyufsida fiihaa wa yuhlikal-harsa wan-nasl, wallohu laa
yuhibbul-fasaad”

Yang artinya dan apabila dia berpaling dari engkau dia berusaha untuk berbuat kerusakan di
bumi serta merusak tanaman-tanaman dan ternak sedangkan Allah tidak menyukai kerusakan

Tambahan :

Rahma wati

28

Anda mungkin juga menyukai